27
V. ULASAN KARYA PERANCANGAN
A. Konsep Perancangan
Dalam proses perancangan desain furnitur dengan tujuan memberikan nilai estetis dengan menggunakan material dasar kayu, maka sebuah konsep sangat dibutuhkan untuk kekuatan identitas furnitur rak buku ini. Konsep pembuatan bentuk furnitur dengan pendekatan estetis merupakan gagasan utama dalam perancangan ini. Untuk mendapatkan nilai estetis pada produk ini, ekplorasi bentuk merupakan jalan dalam perwujudannya, namun hal tersebut tidak terlepas pada pada fungsi utama dari rak buku. Untuk mendapatkan sebuah rak yang memiliki nilai estetis maka tidak terlepas pula pada aturan-aturan yang menentukan proporsi, keseimbangan, penekanan, dan kesatuan.
Dalam proses perancangan desain furnitur dengan gaya pop art ini memiliki tujuan untuk pemberian nilai baru agar tercipta suatu karya atau produk yang diluar dari kebiasaan produk furnitur ruang kerja pada umumnya, maka sebuah konsep sangatlah dibutuhkan untuk kekuatan identitas furnitur rak buku ruang kerja ini. Konsep pembuatan bentuk furnitur dengan pendekatan estetis melalui ekplorasi stilasi suatu objek popular merupakan gagasan utama dari perancangan ini.
Terlahir dari proses brain storming dalam menentukan konsep perancangan rak buku, memberikan sentuhan pop art pada produk furnitur menjadi acuan dalam perancangan dan sebuah permainan tetris menjadi ide dalam proses pembuatan desain sebuah rak buku yang keluar dari bentuk pada umumnya. Eksistensi permainan tetris sangat kuat pada kehidupan manusia di dunia, hampir setiap orang pernah memainkannya, oleh karena itu permainan tetris mengilhami desainer untuk merancang sebuah furnitur rak buku sebagai ide perancangan dengan upaya menimbulkan distorsi pada ruang kerja dengan tujuan merubah nilai kekakuan ruangan menjadi lebih berani dalam mengeksplorasi tata ruang kerja.
B. Proses dan Strategi perancangan
Proses perancangan difokuskan pada eksplorasi stilasi bentuk benda popular untuk mendapatkan inovasi bentuk yang mampu memberikan kesan pop art didalamnya serta mampu mengangkat citra dan nilai jual produk furnitur rak buku. Konsep desain yang dikembangkan ini dibuat dengan mempertimbnagkan batasan-batasan desain.
Untuk tercapainya tujuan tersebut maka dilakukan beberapa metode penelitian, yakni: studi literatur terkait dan survey lapangan serta wawancara para pelaku industri. Dengan melakukan metode tersebut maka dilakukan analisis pada data-data yang dihasilkan untuk mendapatkan peluang pengembangan desain sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
28 Diagram 5.1. Proses dan Strategi Perancangan
Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
1. Brainstorming
Pada proses brainstorming mendorong semua anggota kelompok untuk berpartisipasi, mengeluarkan ide-ide, mengumpulkan sebanyak mungkin referensi furnitur rak buku yang memiliki sentuhan seni dan grafis maupun alternatif pada sesi pengumpulan ide. Berikut hasil yang diperoleh dari proses brainstorming :
Menentukan dan menyepakati tujuan sesi brainstorming
Menentukan batas waktu yang disetujui dalam melakukan brainstorm ide dan saran
Mengelompokkan, memadatkan, menggabungkan dan memperbaiki semua alternatif
Menilai / menganalisa efek atau hasil
Menyetujui tindakan yang akan dilakukan dan waktu yang dibutuhkan
Mengontrol dan memantau tindak lanjut dari keputusan hasil yang diambil.
Dengan melalui proses brainstorming yang baik akan memberikan hasil yang sangat baik dalam meningkatkan kinerja, mengembangkan tim dan efektifitas maupun efesiensi proses yang akan ditindak lanjuti.
Konstruksi perakitan
Melibatkan pelaku Industri
Popular dan Estetis Pemilihan Material
29 Gambar 5.2. Proses Brainstorming
Sumber : Achmad Wahyuddin Hamim, 2014
2. Sketsa Desain
Gambar 5.3. Sketsa Desain 1 Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
30 Gambar 5.4. Sketsa Desain 2
Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
3. Desain Alternatif
Gambar 5.5. Desain Alternatif Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
31 4. Gambar Kerja
Pada tahap ini gambar kerja berfungsi sebagai gambar acuan yang digunakan untuk merealisasikan antara ide ke dalam wujud fisik. Gambar kerja harus dapat dipahami dengan baik oleh pelaku industri agar memudahkan dalam proses produksi produk furnitur rak buku disesuaikan dengan skala 1:1.
Gambar 5.6. Gambar Kerja Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
32 5. Desain Fix Tetris Bookcase
Gambar 5.7. Desain Fix Tetris Bookcase Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
Bentuk Tetris didesain dengan menggunakan proses stilasi (merubah dari bentuk alamiah menjadi bentuk baru; jenis menggambar yang menyederhanakan bentuk dengan tidak meninggalkan karakter bentuk aslinya)1 serta eksplorasi bentuk permainan tetris. Rak buku ruang kerja dengan memberikan sentuhan pop art dan memanfaatkan bentuk tetris diharapkan produk tersebut mampu memberikan suasana baru pada ruang kerja. Pengalaman baru diluar kebiasaan rak buku ruang kerja pada umumnya, sambil melakukan aktivitas pekerjaan. Dengan pengalaman baru tersebut diharapkan tercipta kestabilan antara produk
1 www.glosaria.com, Diakses Januari 2015
33 furnitur rak buku dengan furnitur lain yang berada diruang kerja sehingga mampu menciptakan suasana fresh, estetika, kenikmatan pada ukuran, bentuk, dan proporsi sehingga tercipta sesuatu yang baru pada ruangan
Dalam perancangan produk furnitur ini lebih mengedepankan presentase estetika dari pada presentase ergonomis maupun antropometri, namun desainer menggunakan panutan berdasarkan literatur dimensi manusia agar memudahkan dalam pengukuran desain rak buku untuk kenyamanan kegiatan yang dilakuakan di sekitar rak buku. Jarak yang disarankan dalam pemasangan rak buku adalah 70cm diatas lantai.
Gambar 5.8. Tinggi pemasangan rak buku pada ruangan Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
C. Ulasan Teknik
Berikut adalah ulasan teknik berkenaan dengan desain rak buku Tetris Bookcase. Ulasan meliputi dimensi, teknik pembuatan sampai dengan proses finishing.
34 1. Teknik Pemotongan Kayu dan Penyambungan Kayu
Pada perancangan ini media kayu plywood memiliki spesifikasi ukuran ketebalan 18mm.
dipotong terlebih dahulu sesuai gambar kerja.
Gambar 5.9. Dokumentasi Teknik Pemotongan Kayu Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
Gambar 5.10. Dokumentasi Teknik Sambung Kayu Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
Untuk teknik sambung kayu menggunakan teknik pressing, dimana bilah kayu ditempelkan dengan diberi lem kayu kemudian di rekatkan dengan paku.
35 2. Tekik Dempul
Langkah selanjutya setelah sambung kayu ialah dempul kayu, dimana proses mengisi permukaan yang tidak rata agar memudahkan pada proses pengecatan.
Gambar 5.11. Dokumentasi Teknik Dempul Kayu Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
3. Teknik Amplas
Memperhalus permukaan yang telah didempul agar dapat memperoleh hasil yang rata pada permukaan furniture.
Gambar 5.12. Dokumentasi Teknik Amplas Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
36 4. Teknik Cat Dasar
Setelah melalui proses dempul dan amplas, maka langkah selanjutnya adalah memberikan cat dasar pada seluruh permukaan furnitur
Gambar 5.13. Dokumentasi Teknik Cat Dasar Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
5. Teknik Finishing (Cat Duco)
Disaat cat dasar sudah kering maka proses cat warna dapat langsung diaplikasikan pada produk yang telah ditetapkan
Gambar 5.14. Dokumentasi Teknik Finishing Cat Duco Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
37 6. Teknik Finishing (Pemolesan)
Setelah proses pengecatan selesai dilakukan pemolesan dengan menggunakan compound.
Dilakukan pada perbatasan warna putih dan warna yang lain guna memperhalus permukaan.
Gambar 5.15. Dokumentasi Teknik Finishing Compound Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
Finishing dengan cat Duco. Cat duco merupakan salah satu cara untuk memperindah dan membuat finishing pada furnitur. Teknik ini adalah mengecat furnitur mentah dengan menggunakan cat yang disemprot. Selain pada furnitur, teknik ini juga sering diterapkan pada kendaraan, serta bagian bangunan lainnya yang berbahan kayu.
Gambar 5.16. Cat Duco Sumber : www.artomorocat.com
38 D. Warna
Salah satu unsur desain furnitur yang perlu di analisis secara cermat adalah pemilihan warna yang akan digunakan dalam desain furnitur. Secara psikologis pemilihan warna akan mempengaruhi karakter desain furnitur yang diciptakan. Pemilihan Warna tidak terlepas dari sentuhan pop art sebagai acuan dasar perancangan produk furnitur. Warna pop art menggunakan warna komplementer atau warna-warna kontras.
Pemilihan warna-warna terang seperti biru, kuning, hijau dan orenye pada furnitur bertujuan memberikan kesan ceria dan kegembiraan pada ruang kerja. Warna tersebut masih termasuk warna-warna pada permainan tetris yang diharapkan mampu memberikan efek ceria dan kegembiraan agar mampu memberikan kenyamanan dalam suatu ruang kerja sehingga mampu menghasilkan produktivitas dan efektivitas kerja.
Gambar 5.17. Warna Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2014
39 E. Tata Cara Pemasangan Furnitur (Manual Guide)
Gambar 5.18. Tata Cara Pemasangan Rak Buku Sumber : Satrio Hadi Pranata, 2015