• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD TEMA 3, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 2 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD TEMA 3, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 2 SKRIPSI"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD TEMA 3, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 2. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Daniel Pandu Christian NIM: 151134125. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

▸ Baca selengkapnya: download rpp kelas 3 tema 6 subtema 1 pembelajaran 1

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk: 1. Kedua orang tua, bapak Antonius Sukirna (Almarhum) dan ibu Lusia Triumph Fiatiningsih, yang senantiasa memotivasi peneliti. 2. Kakak, Alfons Oscar Christian, yang selalu memberi saran. 3. Rekan-rekan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2015, khususnya kelas D, yang telah menjadi teman seperjuangan selama perkuliahan.. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Jadilah orang yang bertanggung jawab.” (Alm. Antonius Sukirna). “Tuhan tidak menuntut kita agar sukses, Ia hanya meminta kita untuk mencoba.” (Bunda Teresa). iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD TEMA 3, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 2 Daniel Pandu Christian Universitas Sanata Dharma 2019 Pentingnya memelihara lingkungan hidup disoroti oleh Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si’, salah satunya tentang merawat sumber-sumber air yang bermanfaat bagi kehidupan. Manfaat air bagi kehidupan juga menjadi materi pelajaran tematik kelas V Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 2. Dari hasil angket yang dibagikan peneliti pada 26 siswa di SD Negeri Nogopuro, peneliti mendapat data 55% siswa tidak memiliki kebiasaan minum air putih 8-10 gelas sehari. Dari angket yang dibagikan kepada empat guru kelas V, peneliti mendapat informasi jika mereka membutuhkan contoh naskah sosiodrama yang dapat membantu siswa mengetahui pentingnya air bagi kesehatan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengembangkan prototipe naskah sosiodrama pendidikan lingkungan hidup untuk menyadarkan siswa tentang pentingnya air bagi kehidupan dan bersedia merawat sumber-sumber air. Prosedur pengembangan prototipe menggunakan langkah penelitian Borg & Gall (2003: 3-5), 1) penggalian potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) disain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh lima validator dengan skor rata-rata 3,70 sehingga dikategorikan sangat baik dan layak untuk diuji cobakan setelah direvisi. Uji coba pementasan sosiodrama dilakukan di SD Negeri Nogopuro yang diikuti oleh 26 siswa. Dari hasil refleksi, siswa menjawab pentingnya mengkonsumsi air putih sebanyak 8-10 gelas sehari dan perlunya merawat sumber air dengan cara (a) tidak membuang sampah dan (b) menanam pohon. Skor hasil refleksi atas jawaban siswa tersebut memperoleh nilai rata-rata 3,84 (rentang 1-4). Kata kunci : sosiodrama, pendidikan lingkungan hidup, tematik kelas V, air.. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT DEVELOPING THE PROTOTYPE OF SOSIO-DRAMA ENVIROMENTAL EDUCATION SCRIPT FOR THEMATIC LEARNING GRADE V, THEME 3, SUB THEME 1, LEARNING 2 Daniel Pandu Christian Sanata Dharma University 2019 The importance of taking care of the environment was mentioned by Pope Francis in the Laudato Si ’encyclical, one of them is taking care of water sources which are important since water is useful for life. The benefits of water for life are also be found in class V thematic lessons Theme 3 Subtheme 1 Learning 2. Based on the questionnaires distributed by the researcher to 26 students at Nogopuro Elementary School, it found that 55% of students did not have the habit of drinking 8-10 glasses of water per day. The result of the questionnaires distributed to 4 teachers, researcher found that they needed an example of sociodrama texts that could help students understand the importance of water for our life. Therefore, the researcher was interested in developing a prototype of the sociodrama script for environmental education to make students realize the importance of water for life and willing to take care of water sources. The procedure of developing the prototype used Borg & Gall’s (2003: 3-5) research steps, 1) Potentials and problems extraction; 2) Data collection; 3) Product design; 4) Design validation; 5) Design revision; 6) Product test. The prototype was validated by 5 validators with an average score of 3.70 so that after the revision, it was categorized as very good and proper research. The sociodrama role play was conducted at Nogopuro Elementary School, which was attended by 26 students. From the students’ reflections, they answered the importance of consuming 8-10 glasses of water per day and the importance of taking care of water resources by (a) not throwing garbage and (b) planting tree. The result of students’ reflection had an average score of 3.84 (range 1-4).. Keywords: socio-drama, environmental education, thematic elementary school grade V, water.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur dan ucapan terima kasih peneliti panjatkan kepada Tuhan, yang telah memberikan berkat rahmat serta kekuatan sehingga skripsi berjudul “PENGEMBANGAN PENDIDIKAN. PROTOTIPE. LINGKUNGAN. HIDUP. NASKAH. SOSIODRAMA. UNTUK. PEMBELAJARAN. TEMATIK KELAS V SD TEMA 3, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 2” dapat diselesaikan dengan baik dan maksimal. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh cinta, peneliti hendak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi. Ucapan terimakasih peneliti haturkan kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastusi, S.Si., M.Pd., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberi motivasi kepada peneliti dalam proses pengerjaan skripsi ini. 5. Para validator (guru SD, guru kesenian, dan guru Bahasa Indonesia) yang telah menilai kualitas prototipe sosiodrama yang peneliti kembangkan. 6. Ibu Wulan, S.Pd., selaku wali kelas VB SD Negeri Nogopuro Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan uji coba penerapan metode sosiodrama di kelas VB.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Siswa-siswa kelas VB SD Negeri Nogopuro Yogyakarta tahun ajaran x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... -. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... i. HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii. HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....................................................... vi. ABSTRAK ..................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix. DAFTAR ISI ................................................................................................... xi. DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1. 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1. 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3. 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3. 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4. 1.5 Definisi Operasional .............................................................................. 4. 1.6 Spesifikasi Produk ................................................................................. 4. BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6. 2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 6. 2.1.1 Ensiklik Laudato Si’ ......................................................................... 7. 2.1.2 Pendidikan Lingkungan Hidup ........................................................ 7. 2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup ................................. 8. 2.1.2.2 Pendidikan Lingkungan Hidup ................................................... 8. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.2.3 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup ....................................... 9. 2.1.2.4 Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup ........................... 10 2.1.3 Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam Pembelajaran Tematik ....... 11 2.1.4 Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 2 12 2.1.4.1 Materi Bahasa Indonesia ............................................................ 12 2.1.4.2 Materi IPA ................................................................................. 13 2.1.4.3 Materi SBdP .............................................................................. 14 2.1.5 Hidup Sehat ..................................................................................... 15 2.1.5.1 Pengertian Hidup Sehat .............................................................. 16 2.1.5.2 Peran Makanan Sehat dan Air ................................................... 17 2.1.6 Metode Pembelajaran ...................................................................... 18 2.1.6.1 Pengertian Metode Pembelajaran .............................................. 18 2.1.6.2 Metode Pembelajaran Sosiodrama/ Roleplaying ....................... 20 2.1.6.3 Langkah Pembelajaran Sosiodrama ........................................... 26 2.1.7 Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas V .................................. 28 2.2 Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 30 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 31 2.4 Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 33 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 34 3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 34 3.2 Setting Penelitian .................................................................................. 34 3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................................ 34 3.2.2 Subyek Penelitian ....................................................................... 35 3.2.3 Obyek Penelitian ........................................................................ 35 3.2.4 Waktu Penelitian ........................................................................ 35 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian ..................................................... 36 3.3.1 Penggalian Potensi & Masalah .................................................... 36 3.3.2 Pengumpulan Data ..................................................................... 37 3.3.3 Desain Produk ............................................................................ 37 3.3.4 Validasi Desain .......................................................................... 39 3.3.5 Revisi Desain .............................................................................. 39. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.3.6 Uji Coba Produk ......................................................................... 40 3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 41 3.4.1 Angket Atau Kuisioner ............................................................... 41 3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................. 41 3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan ................................................... 41 3.5.1.1 Pedoman Angket ................................................................... 42 3.5.2 Instrumen Validasi Produk ......................................................... 43 3.5.3 Instrumen Penilaian Uji Coba Terbatas ...................................... 44 3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................ 44 3.6.1 Analisis Data Kualitatif .................................................................... 44 3.6.2 Analisis Data Kuantitatif .................................................................. 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 48 4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 48 4.1.1 Prosedur Pengembangan .................................................................. 48 4.1.1.1 Penggalian Potensi dan Masalah ............................................... 48 4.1.1.2 Pengumpulan Data .................................................................... 49 4.1.1.3 Desain Produk ........................................................................... 54 4.1.1.4 Validasi Desain Produk ............................................................. 58 4.1.1.5 Revisi Desain Produk ................................................................ 59 4.1.1.6 Uji Coba Produk ........................................................................ 62 4.1.2 Kualitas Produk ................................................................................ 67 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 67 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk ...................................................... 69 4.3.1 Kelebihan Produk ............................................................................. 70 4.3.2 Kelemahan Produk ........................................................................... 70 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 71 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 71 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 72 5.3 Saran Penelitian .................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73 LAMPIRAN ................................................................................................... 77. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Daftar Tabel. Tabel 2.1: Langkah Pelaksanaan Sosiodrama .................................................. 26 Tabel 3.1: Kisi-kisi Prototipe Sosiodrama ....................................................... 38 Tabel 3.2: Kisi-kisi Angket Guru ..................................................................... 42 Tabel 3.3: Kisi-kisi Angket Siswa ................................................................... 43 Tabel 3.4: Kisi-kisi Validasi Produk ................................................................ 44 Tabel 3.5: Aspek Penilaian Uji Coba Terbatas ................................................ 45 Tabel 3.6: Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif .......................................... 47 Tabel 4.1: Rangkuman hasil Angket guru........................................................ 50 Tabel 4.2: Rangkuman Hasil Angket ............................................................... 53 Tabel 4.3: Kisi-kisi pembuatan prototipe sosiodrama...................................... 54 Tabel 4.4: Hasil validasi desain produk ........................................................... 59 Tabel 4.5: Rangkuman Saran Revisi ................................................................ 59 Tabel 4.6: Rekap Hasil Refleksi Uji Coba Prototipe Sosiodrama ................... 65. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Daftar Gambar. Gambar 2.1: Iklan media cetak ........................................................................ 13 Gambar 2.2: Organ pencernaan manusia ......................................................... 14 Gambar 2.3: Lagu “Mars Hidup Sehat” ........................................................... 15 Gambar 4.1: Sampul prototipe sosiodrama ...................................................... 56 Gambar 4.2: Pelaksanaan uji coba ................................................................... 63 Gambar 4.3: Adegan “Surti dan Kepala Desa” ................................................ 63 Gambar 4.4: Adegan “Surti dan Rana” ............................................................ 63 Gambar 4.5: Adegan “Rana dan Panji”............................................................ 64 Gambar 4.6: Adegan “Rana sakit” ................................................................... 64 Gambar 4.7: Siswa menulis refleksi................................................................. 64. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Daftar Bagan. Bagan 2.1: Penelitian yang Relevan ................................................................. 31 Bagan 3.1: Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall .................... 35 Bagan 3.2: Langkah Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan Peneliti.. 40. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 : Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 1.1 Rekap Lembar Hasil Angket Guru SD ...................................... 77 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Angket Guru SD 1 .............................................. 80 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Angket Guru SD 2 .............................................. 82 Lampiran 1.4 Rekap Lembar Angket Siswa ................................................... 84 Lampiran 2 : Validasi Produk Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.1 ....................... 85 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.2 ....................... 88 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.3 ........................ 89 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.4 ........................ 94 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Validasi Produk Seniman Pertunjukan ............... 97 Lampiran 3 : Uji Coba Produk Lampiran 3.1 Kriteria Penilaian Jawaban Refleksi Uji Coba .......................... 100 Lampiran 3.2 Rekap Jawaban Hasil Refleksi Siswa ........................................ 102 Lampiran 3.3 Hasil Refleksi Uji Coba Siswa 1 .............................................. 104 Lampiran 3.4 Hasil Refleksi Uji Coba Siswa 2 .............................................. 105 Lampiran 4 Surat Penelitian Lampiran 4.1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian .............................................. 106 Lampiran 4.2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian.................................. 107 Lampiran 5 Biodata Penulis .......................................................................... 108 Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan ................................................... 109. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena lingkungan hidup dapat membantu memenuhi berbagai macam kebutuhan dasarnya seperti tempat tinggal, makanan dan minuman, serta pakaian. Pentingnya menyadari manfaat lingkungan hidup juga ditegaskan Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si’ yang ditulisnya 18 Juni 2015. Isi dari Laudato Si’ adalah tentang adanya persoalan antara manusia yang tidak merawat alam dengan baik. Salah satu persoalan yang disoroti berkaitan dengan permasalahan sumber-sumber air. Menurut Paus Fransiskus, air minum adalah topik yang penting, karena diperlukan untuk kehidupan manusia dan mendukung ekosistem di daratan dan perairan. Bagi manusia sumber air tawar juga diperlukan untuk perawatan kesehatan, pertanian, dan industri. Mengingat pentingnya air dan keberadaan sumber air ternyata terdapat juga daerah yang menderita kekurangan air cukup parah (LS, no. 28). Selain itu, beberapa sumber air telah tercemar oleh mikro-organisme dan zat kimia akibat limbah industri yang mengalir ke sungai, danau dan laut (LS, no. 29). Pentingnya air bagi kesehatan didalami dalam pembelajaran tematik (IPA, Bahasa Indonesia dan SBdP) di kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2. Materi IPA tentang pentingnya merawat kesehatan organ pencernaan. Salah satu upaya untuk dapat menjaga kesehatan organ pencernaan adalah adanya pembiasaan minum air putih. Sedangkan materi bahasa Indonesia berkaitan dengan perlunya siswa memiliki kemampuan menganalisis informasi yang terdapat dalam iklan, termasuk iklan yang menyajikan gambar dengan judul “Pentingnya Air Untuk Kita”. Materi SBdP berkaitan dengan memahami berbagai nada dalam menyanyikan lagu berjudul “Mars Hidup Ehat”.. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Singkatnya, pembelajaran tematik tersebut menggarisbawahi tentang peran air bagi hidup manusia. Dari hasil angket yang peneliti bagikan kepada 26 siswa di SD N Nogopuro Yogyakarta pada tanggal 27 Oktober, peneliti mendapatkan data: mendapatkan 55% siswa tidak memiliki kebiasaan minum air putih 8-10 gelas sehari. Data tersebut tidak sesuai dengan pendapat Asmadi (2011: 7) yang menegaskan bahwa tubuh manusia perlumengkonsumsi air sebanyak 2-2,5 liter atau setara dengan 8-10 gelas/hari. Selain itu, air berperan untuk membantu proses pencernaan, mengatur. metabolisme peredaran zat-zat. makanan dalam tubuh dan mengatur keseimbangan suhu tubuh. Berdasarkan data dan uraian di atas, peneliti tertarik membahas pendidikan lingkungan hidup di kelas V SD terkait tentang peran air bagi kehidupan manusia. Tujuannya supaya siswa menjadi sadar untuk (1) mengkonsumsi air putih sebanyak 8-10 gelas/hari dan (2) bersedia merawat sumber-sumber air dengan tidak membuang sampah dan bersedia menanam tanaman. Metode yang peneliti kembangkan untuk mengajar pendidikan lingkungan hidup adalah sosiodrama. Sosiodrama adalah salah satu kegiatan bermain peran (role playing). Menurut Djamarah (2000: 200), metode sosiodrama adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (Nana, 2005: 84). Peneliti tertarik menggunakan metode sosiodrama karena dalam konteks gereja Katolik terdapat metode bibliodrama untuk mengkontekstualisasikan isi dari Kitab Suci. Kisah-kisah yang terdapat didalam Kitab Suci dikemas secara kreatif denganm mengadaptasi seni pertunjukan. Bibliodram sama artinya dengan bermainan peran untuk menyampaikan pesan tertentu demi terciptanya kesadaran dalam diri pemain maupun penonton untuk menanggapi suatu permasalahan atau peristiwa tertentu (Pitzele, 1998: 2). Selain terinspirasi oleh gerakan bibliodrama, peneliti juga tertarik oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Mardiyatun (2015) yang berjudul “Metode Soiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Kelas IV”.. 2.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode sosiodrama dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, keaktifan siswa, ketrerampilan proses, serta pemahaman siswa terhadap materi IPS yang dipelajari tentang permasalahan sosioal. Peneliti juga membagikan angket kepada empat orang guru kelas V kelas V untuk mengetahui apakah mereka membutuhkan naskah sosiodrama untuk tema 3, subtema 1, pembelajaran ke 2. Keempat guru tersebut menyatakan jika mereka membutuhkan contoh naskah sosidrama untuk pembelajaran tematik tersebut. Untuk membantu guru kelas V memiliki naskah sosiodrama, maka peneliti terdorong melakukan penelitian dan pengembangan (Research & Development) untuk mengembangkan prototipe naskah sosiodrama dengan judul “Malaikat Air”. Tujuannya supaya guru dapat menerapkannya sebagai metode mengajar di kelas V dalam pembelajaran tematik IPA, Bahasa Indonesia dan SBdP (untuk tema 3, subtema 1, pembelajaran ke 2). 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana mengembangkan sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2?. 1.2.2. Bagaimana kualitas sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup di sebagai metode pembelajaran tematik kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Mengembangkan sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2.. 1.3.2. Mengetahui kualitas sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2.. 3.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti Peneliti. memperoleh pengetahuan serta. mengembangkan. metode. sosiodrama. pengalaman dalam berbasis. Pendidikan. Lingkungan Hidup yang ditulis berdasarkan materi tematik kelas V dan digunakan sebagai metode pembelajaran. 1.4.2. Bagi Guru Guru memahami dan memperoleh pengetahuan tentang metode sosiodrama yang dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2.. 1.4.3. Bagi Siswa Siswa mampu meningkatkan konsumsi air putih 8-10 gelas perhari untuk menjaga kesehatan tubuh khususnya organ pencernaan, meningkatkan kesadaran cinta lingkungan, dan memahami materi pembelajaran dalam buku tematik kelas V, tema 3, subtema 1, pembelajaran 2.. 1.5 Definisi Operasional 1.5.1. Prototipe adalah produk kerja yang diciptakan berdasarkan sebuah pengembangan.. 1.5.2. Sosiodrama adalah proses belajar kelompok atau individu dengan memberikan sebuah alur cerita untuk diperankan.. 1.5.3. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah sebuah pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga dan merawat lingkungan, dalam konteks ini tentang perlunya merawat sumber air dengan menanam pohon dan tidak membuang sampah.. 1.6 Spesifikasi Produk Produk naskah sodiodrama memiliki spesifikasi sebagai berikut: a. Sampul naskah yang memuat judul, nama penulis, dan ilustrasi yang menggambarkan isi dari naskah sosiodrama.. 4.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Naskah drama berisi penjelasan tentang sinopsis, tokoh dan penokohan, desain latar dan tempat, dan dialog yang dibagi dalam beberapa babak. c. Bahasa yang digunakan dalam naskah mudah dipahami oleh guru dan siswa. d. Naskah sosiodrama berbentuk buku dengan ukuran 21,0 x 29,7 cm (A4). e. Isi dari naskah sosiodrama ditulis menggunakan jenis font Times New Roman dengan ukuran font 12. 1.6.4 f. Naskah sosiodrama memuat pembelajaran tematik kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran ke 2 yang mengandung materi Bahasa Indonesia KD 3.4 dan 4.4, IPA KD 3.3 dan 4.3, dan SBdP KD 3.2 dan 4.2.. 5.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam bab ini menjelaskan beberapa teori yang digunakan sebagai pendukung dalam penelitian. Adapun beberapa teori tersebut ialah Ensiklik Laudato Si’, Pendidikan Lingkungan Hidup, tematik, hidup sehat dan metode pembelajaran. 2.1.1 Ensiklik Laudato Si’ Permasalahan yang disebabkan oleh rusaknya lingkungan sudah sangat mengkhawatirkan. Permasalahan tersebut membuat berbagai kalangan masyarakat memberikan perhatiannya dan bergerak untuk mencari solusi serta pencegahannya. Pihak gereja merupakan penghubung atau pengikat umat Kristiani dan menjadi salah satu dari banyaknya kalangan. yang. memberikan. perhatiannya. terhadap. permasalahan. lingkungan. Hal tersebut terlihat dari dikeluarkannya Ensiklik Laudato Si’ yang ditulis oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015. Ensiklik Laudato Si’ merupakan ensiklik ke dua yang ditulis oleh Paus Fransiskus setelah ensiklik pertamanya yang berjudul Ensiklik Lumen Fidei’. Dalam bahasa Yunani kata “Laudato Si” dapat diartikan sebagai kata pujian kepada Tuhan. Ensiklik Laudato Si’ membahas perawatan rumah kita bersama dan memiliki. enam. subbab. di. dalamnya. yang. membahas. berbagai. permasalahan lingkungan dan solusinya. Ensiklik adalah sebuah surat yang dikeluarkan oleh seorang Paus sebagai Uskup Roma atau pemimpin gereja Katolik seluruh dunia kepada seluruh umat manusia khususnya umat Katolik. Dalam ensiklik terdapat berbagai macam ajaran iman dan kesusilaan yang ditulis oleh Sri Paus sehingga berdasar pada permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia.. 6.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Markus (2016: no. 29) menuliskan, Sri Paus menyampaikan melalui Ensiklik Laudato Si’ bahwa merawat rumah alam adalah panggilan asli manusia sejak manusia diciptakan. Melalui pemahaman tersebut perilaku hidup manusia berubah dan menjadikan alam sebagai rumahnya. Kemudian melalui pemahaman terhadap Ensiklik Laudato Si’ manusia memiliki ketertarikan untuk merawat dan mencintai alam. Hal tersebut tak lepas dari peran alam yang telah memberikan banyak kehidupan bagi manusia sehingga manusia sebagai makhluk yang berbalas budi harus menghargai alam dan dekat dengannya. Dalam Ensiklik Laudato Si’ Paus Fransiskus membahas berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan manusia dan lingkungannya. Salah satu bentuk persoalan yang menjadi sorotan adalah air. Ia menyatakan dalam Ensiklik Laudato Si’ nomor 28 bahwa air minum segar penting keberadaannya karena air merupakan penunjang kehidupan manusia dan ekosistem darat serta ekosistem air. Terdapat beberapa masyarakat di wilayah tertentu yang memiliki kekurangan untuk mendapatkan akses ke air minum yang bersih dan mengalami kekeringan. Banyaknya penyakit yang disebabkan oleh menurunnya ketersediaan dan kualitas air menjadi penderitaan bagi sebagian orang. Terdapat pernyataan bahwa “...Beberapa studi mem peringatkan bahwa kekurangan air yang akut dapat terjadi dalam beberapa dekade jika tidak segera. diambil. tindakan.. Dampaknya. pada. lingkungan. dapat. memengaruhi miliaran manusia; juga diduga bahwa kontrol atas air oleh perusahaan multinasional besar dapat menjadi salah satu sumber utama konflik pada abad ini” (LS, no. 31). 2.1.2 Pendidikan Lingkungan Hidup Pada subbab ini menguraikan tentang beberapa teori pendukung penelitian. Teori-teori yang termuat di dalamnya seperti pengertian lingkungan hidup, Pendidikan Lingkungan Hidup. 7. (PLH), tujuan.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), dan implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). 2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Hidup Lingkungan. adalah. keadaan. sekitar. yang. mempengaruhi. perkembangan tingkah laku makhluk hidup. Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, baik langsung maupun tidak langsung (KBBI, 2015). Otto (1991:19) mengungkapkan bahwa lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai : 1) daerah tempat suatu mahluk hidup berada, 2) keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup, dan 3) keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup (Baharudin, 2009:11). Dapat dikatakan bahwa makhluk hidup khususnya manusia merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya. Manusia sebagai makhluk hidup yang paling unggul di dalam ekosistem memiliki daya berkreasi dan mengkonsumsi sumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi. Untuk memberikan wawasan mengenai lingkungan hidup pada masyarakat dapat melalui pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan tersebut diberikan untuk menciptakan masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan dapat mencegah serta memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan. 2.1.2.2 Pendidikan Lingkungan Hidup Pendidikan lingkungan hidup menjadi bahasan yang sangat menarik banyak kalangan, tak terkecuali UNESCO. Menurut Konvensi UNESCO di Tbilisi pada tahun 1977, pendidikan lingkungan hidup adalah. 8.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. proses untuk menciptakan suatu masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan serta memiliki pengetahuan, keinginan, dan kemampuan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun bersama dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dan menghindari timbulnya masalah lingkungan yang baru (Simbolon, 2010: 6). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah pembelajaran yang menanamkan kepedulian terhadap lingkungan untuk mengatasi serta bentuk upaya meningkatkan kepedulian dan pemahaman masyarakat dalam mencari jalan keluar dari permasalahannya. 2.1.2.3 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup Secara garis besar, kerangka berpikir mengenai tujuan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup menurut Khoirunnisa (2016: 16-22) terangkum sebagai berikut: 1) Meningkatkan Kesadaran (Awareness) Pendidikan lingkungan hidup akan membentuk sikap dan perilaku sadar lingkungan. Pembentukan sikap dan perilaku inilah yang akan memicu kepekaan siswa untuk berpikir kritis terhadap setiap isu lingkungan, baik dalam mengurangi permasalahan lingkungan maupun melakukan pencegahan. 2) Memantapkan Ilmu dan Wawasan (Science & Knowledge) Pendidikan. lingkungan. hidup. bertujuan. untuk. meningkatkan dan mengembangkan ilmu lingkungan itu sendiri, meskipun dalam dalam bentuk yang masih sederhana. Hal ini akan. menambah. pengalaman. siswa. untuk. mempelajari. lingkungan secara utuh dan menyeluruh. Salah satu alasan kurangnya kepedulian dan kesadaran siswa tentang lingkungan disebabkan. lantaran. tidak. tersedianya. informasi. dan. pengetahuan tentang bahaya kerusakan lingkungan serta cara penanggulangannya. Dengan adanya pendidikan lingkungan hidup,. segala. informasi. 9. berhubungan. dengan. potensi.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. bahaya/resiko penurunan kualitas lingkungan akan tersedia di dalam setiap materi pembelajarannya. 3) Pembentukan Keterampilan (Skill) Terdapat dua keterampilan yang perlu dimiliki dalam pendidikan. lingkungan. keterampilan. hidup.. mengidentifikasi. Yang yang. pertama. adalah. digunakan. untuk. menemukan akar permasalahan lingkungan sekitar guna menentukan langkah-langkah mengatasinya. Yang kedua adalah keterampilan memecahkan masalah yang digunakan untuk menghentikan permasalahan dengan cara yang efektif serta memberikan pencegahan agar permasalahan itu tidak muncul lagi di lain hari. 4) Memunculkan Partisipasi dan Kontribusi (Participation and Contribution) Pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk membentuk karakter peduli secara nyata, bukan hanya teoritis belaka. Hal ini diwujudkan dalam keterlibatan (partisipasi) siswa dalam mengikuti. kegiatan-kegiatan. yang. berhubungan. dengan. pemeliharaan lingkungan dan mengatasi masalah lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup pun memberikan pelajaran kepada siswa bukan hanya peduli melainkan juga memberi (kontribusi), untuk kebaikan lingkungan sebagai tempat tinggal bersama. 2.1.2.4 Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Menurut Susilo (2007: 174), implementasi adalah tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun dengan cermat dan rinci. Implementasi merupakan sebuah penempatan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup diselenggarakan pada tahun 1975 di Jakarta oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP). Di tahun 1996 Departemen. 10.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pendidikan Nasional dan kementrian Negara. Lingkungan Hidup. melakukan kerjasama untuk memberikan pendidikan tentang lingkungan pada masyarakat melalui pendidikan dengan mengadakan program Adiwiyata (BLH, 2015: 1). 2.1.3 Pendidikan Lingungan Hidup Dalam Pembelajaran Tematik Dalam ranah sekolah dasar, pendidikan lingkungan hidup juga diimplementasikan dalam pembelajaran tematik melalui beberapa tema. Pada kelas I SD pendidikan lingkungan hidup dimuat dalam tema 2, 3, 6, 7, dan 8 dimana siswa diajak untuk memnfaatkan benda di sekitar lingkungan seperti daun kering, ranting dan, biji-bijian. Kemudian siswa diajak untuk membersihkan lingkungan dan mendekatkan diri dengan alam. Muatan pendidikan lingkungan hidup pada kelas 2 dimuat dalam tema 2,4, dan 6. Dalam tema-tema tersebut siswa diajak untuk membuat sebuah permainan menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai propertinya. Tak hanya itu siswa juga diajak untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan diajarkan bagaimana cara merawat tumbuhan dan binatang peliharaan. Pada kelas III SD pendidikan lingkungan hidup dimuat dalam tema 1, 2, 7, dan 8. Dalam tema-tema tersebut siswa diajarkan tentang tumbuh kembang makhluk hidup, cara, menyayangi tumbuhan dan hewan, energi, dan perubahannya serta tentang bumi dan alam semesta. Di kelas IV SD muatan pendidikan lingkungan hidup dimuat dalam tema 2, 3, dan 8 yang mebahas mengenai cara berhemat energi, peduli makhluk hidup, dan daerah tempat tinggalku. Muatan pendidikan lingkingan hidup di kelas V termuat dalam tema 2, 3, 5, 7, dan 8. Dari tema-tema tersebut siswa dibekali tentang udara bagi kesehatan, makanan sehat, ekosistem, peristiwa dalam kehidupan dan lingkungan sahabat kita. Yang terakhir di kelas VI, muatan pendidikan lingkungan hidup terdapat pada tema 1 dan 8 dimana siswa diajarkan tentang upaya pencegahan punahnya tumbuhan dan hewan serta jenis-jenis kenampakan alam. Dari sekian banyaknya. 11.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. muatan pendidikan lingkungan hidup dalam pembelajaran tematik di Sekolah Dasar peneliti tertarik dengan pembelajaran tematik kelas V Tema, Subtema 1 pada pembelajaran ke 2. 2.1.4 Pembelajaran Tematik kelas V Tema 3, Subtema 1, Pembelajaran 2. Pada subbab ini akan menguraikan tentang beberapa teori pendukung penelitian mencakup materi pembelajaran tematik kelas V Tema 3, Subtema 1, pada pembelajaran ke 2. 2.1.4.1 Materi Bahasa Indonesia KD 3.4 Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi pengantar pendidikan dan telah mendapatkan porsinya di dalam penerapan Kurikulum 2013 (Yusnawari, 2014: 2). Materi Bahasa Indonesia yang terangkum dalam pembelajaran tematik kelas V Tema 3, Subtema 1 pada pembelajaran ke 2, KD 3.4: menganalisis informasi yang disampaikan paparan iklan dari media cetak atau elektronik. Jadi materi yang perlu dikuasai oleh guru adalah tentang iklan. Iklan memiliki fungsi untuk mem promosikan sesuatu. Iklan sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu iklan media cetak dan elektronik. Di dalam iklan terdapat kata kunci serta gambar atau tayangan yang mendukung kata kunci tersebut. Kalimat yang menarik dan mudah dipahami serta gambar atau tayangan yang menarik menjadi hal penting dalam sebuah iklan. Kalimat yang bersifat persuasif atau mengajak sangat penting untuk ditampilkan. Kalimat tersebut bertujuan untuk menarik minat pembaca akan maksud yang ingin disampaikan dalam suatu iklan.. 12.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Untuk mengajarkannya guru harus mengenalkan isi dari iklan dan memberikan contohnya kepada siswa. Berikut salah satu contoh iklan yang dapat diberikan kepada siswa untuk diajarkan:. Gambar 2.1: Iklan media cetak.. Dari contoh iklan tersebut guru dapat mengajak siswa untuk mengerti informasi yang terdapat di dalamnya seperti terdapat kata kunci “Memastikan Kesegaranmu Selalu Terjaga”, terdapat gambar sebotol air mineral dengan logo merek, dan adanya manfaat dari konsumsi air putih yang diiklankan. 2.1.4.2 Materi IPA K.D 3.3. Materi IPA pada pembelajaran tematik kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2, K.D 3.3: menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Dalam buku tematik, materi tersebut berisikan pembelajaran organ pencernaan manusia dan dijelaskan nama setiap organ pencernaan yang dimiliki manusia. Dalam materi ini guru harus mengajarkan; a) arti organ pencernaan, 2) fungsi organ pencernaan. 13.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. manusia, 3) cara memelihara organ pencernaan manusia. Guru perlu mengenalkan organ pencernaan manusia dan menjelaskan proses pencernaan sesuai dengan fungsi setiap organ pencernaan manusia. Guru juga perlu mengajarkan cara merawat organ pencernaan manusia contohnya dengan minum air putih 8-10 gelas per hari. Di bawah ini merupakan gambar organ pencernaan manusia.. Gambar 2.2: Organ pencernaan manusia.. 2.1.4.3 Materi SBdP KD 3.2 dan 4.2 Materi SBdP dalam tematik kelas V Tema 3, Subtema 1, pada pembelajaran ke 2 memuat KD 3.2: memahami tangga nada; dan KD 4.2: menyanyikan lagu-lagu dalam berbagai tangga nada dengan iringan musik. Guna mengajarkan materi ini kepada siswa, guru perlu mengenalkan berbagai macam nada. Ketika siswa sudah mengetahui berbagai nada guru memberikan contoh dan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu sesuai dengan nada yang ada dalam lagu tersebut. Berikut gambar lagu “Mars Hidup Sehat” beserta notasi nadanya yang dapat diajarkan dan dinyanyikan oleh siswa:. 14.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.3: Lagu “Mars Hidup Sehat”. Lagu berjudul “Mars Hidup Sehat” sendiri terdapat dalam materi SBdP kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2. Selain untuk mengajarkan berbagai macam nada dan menyanyikannya, lagu ini juga menyampaikan pentingnya membina hidup sehat dan merawat lingkungan. 2.1.5 Hidup Sehat Pada subbab ini akan menguraikan tentang beberapa gagasan dan teori dari para ahli mengenai pengertian hidup sehat dan peran makanan sehat dan air.. 15.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.5.1 Pengertian Hidup Sehat Dalam kehidupan manusia kesehatan merupakan sesuatu yang berharga bahkan tidak ternilai. Pendapat tersebut dibuktikan oleh penelitian Rokeach (1973: 420) yang menghasilkan kesimpulan bahwa dari berbagai hal yang dianggap mempunyai nilai maka kesehatan menduduki urutan pertama. Irianto (2000: 16) mengemukakan bahwa untuk mencapai kebugaran dan kesehatan, seseorang harus mengatur makanan, beristirahat secara cukup, dan berolahraga teratur. Dengan demikian, pola hidup sehat akan mencakup pola makan, menjaga kesehatan pribadi, istirahat yang cukup, dan aktif berolahraga. Suharjana (2012: 199) Pola hidup sehat merupakan pola kebiasaan hidup yang berpegang pada prinsip menjaga kesehatan. Pola hidup sehat mencakup pola makan, menjaga kesehatan pribadi, istirahat yang cukup, dan aktif berolahraga. Orang yang beperilaku hidup sehat antara lain mempunyai ciri sebagai berikut: mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, mengkonsumsi makanan berserat tinggi, menghindari makanan yang mengandung banyak lemak gula atau garam, mengonsumsi susu atau produk dari susu setiap hari, tenang dan selalu berpikir positif, ada usaha menjaga berat badan dalam batas normal, olahraga teratur, cukup istirahat, minum air putih 1,5-2 liter perhari, dan tidak merokok. Anak usia sekolah seharusnya menjadi perhatian khusus bagi, keluarga, masyarakat dan pemerintah, karena di usia ini anak sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, yaitu umur 10-11 tahun pada perempuan dan 12-13 tahun pada laki-laki, sehingga kebutuhan akan zatzat gizi juga mengalami peningkatan. Defisiensi gizi pada periode ini dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak (Arisman, 2010: 16). Pemenuhan akan kecukupan zat gizi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan/ minum keluarga dan anak setiap harinya, termasuk kebiasaan makan pagi/ sarapan. Menurut konsensus dari empat (4) organisasi gizi dan Menko Kesra, sarapan sehat diartikan sebagai kebiasaan makan/ minum sesorang, dilakukan sebelum melakukan. 16.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. aktifitas setiap harinya dan paling lambat pukul 09.00 pagi (Arisman, 2010: 17). 2.1.5.2 Peran Makanan Sehat dan Air Luthfeni, Hanifah (2006: 56) menyatakan, makanan yang sehat yaitu makanan yang higienis dan bergizi. Makanan yang higienis adalah makanan yang tidak mengandung kuman penyakit dan tidak mengandung racun yang dapat membahayakan kesehatan. Bahan makanan yang akan kita makan harus mengandung komposisi gizi yang lengkap, yaitu terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Di Indonesia komposisi tersebut dikenal dengan nama makanan “4 sehat 5 sempurna”. Zat gizi merupakan unsur yang terkandung dalam makanan yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung dalam makanan, maupun jumlah dari masingmasing zat gizi. Setiap zat gizi memiliki fungsi yang spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun tubuh dan dalam menjalankan proses metabolisme. Namun berbagai zat gizi memiliki fungsi yang berbeda. Menurut Almatsier (2011: 122) yang dikutip oleh Marmi mengatakan, zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya seperti karbohidrat, lemak, dan protein yang berfungsi. sebagai. sumber. energi. atau. penghasil. energi. untuk. menggerakkan tubuh dan proses metabolisme di dalam tubuh, zat gizi yang berfungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh manusia dan memelihara jaringan tersebut, serta mengatur proses-proses kehidupan merupakan fungsi dari kelompok zat gizi seperti protein, lemak, mineral, vitamin dan air. Almatsier (2009: 223), Keseimbangan cairan pada tubuh adalah keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh. Melalaui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan tetap atau konstan setiap waktu.. 17.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidarasi (kehilangan air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan dari makanan. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan dari urin, air dalam feses dan keringat. Menurut Sunita Almatsier (2009: 223), keseimbangan akan air meliputi pengaturan konsumsi air dan pengaturan pengeluaran air. Menurut Asmadi (2011: 7), kegunaan air bagi tubuh untuk membantu proses pencernaan, mengatur metabolisme, mengatur zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan sushu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kering. Tubuh membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan gelas setiap harinya. Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah ideal, tubuh akan banyak kehilangan cairan (dehidrasi). Irianto (2006: 11) menjabarkan berbagai manfaat air diantaranya: a) Sebagai media transportasi zat-zat besi, membuang sisa-sisa metabolisme dan hormon ke organ sasaran, b) Mengatur temperatur tubuh terutama selama aktivitas fisik, c) Mempertahankan keseimbangan volume darah. Menurut Atikah Proverawati (2009: 34), fungsi air bagi tubuh adalah: 1) Pealarut zat gizi, 2) Fasilitator pertumbuhan, 3) Sebagai katalis reaksi biologis, 4) Sebagai pelumas, 5) Sebagai pengatur suhu tubuh, 6) Sebagai sumber mineral bagi tubuh. Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa fungsi air air minum sehat adalah air mineral yaitu membantu proses pencernaaan, metabolisme pada tubuh, pelarut dan alat angkut zatzat gizi, pelumas sendi-sendi dan pengatur suhu tubuh. 2.1.6 Metode Pembelajaran Pada subbab ini akan dipaparkan beberapa teori yang mendukung penelitian, diantaranya pengertian metode pembelajaran, macam-macam metode pembelajaran dan pengertiannya. 2.1.6.1 Pengertian Metode Pembelajaran Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar. 18.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Poerwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana, dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola. 19.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat berbagai macam metode pembelajaran seperti metode pembelajaran ceramah, PBL (Problem Based Learning), diskusi, demonstrasi, percobaan, dan sosiodrama. 2.1.6.2 Metode Pembelajaran Sosiodrama/ Roleplaying Djamarah (2000: 200) berpendapat bahwa metode sosiodrama adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Wingkel (2004: 470) menjelaskan bahwa sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain, tingkat konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan sosial. Sedangkan menurut Moreno (dalam Kellerman, 2007: 1) mengungkapkan metode sosiodrama adalah satu berpengalaman grup sebagai satu jalan utuh untuk eksplorasi sosial dan transformasi konflik antar kelompok. Ngkoswara (dalam Usman, 2002: 53) mengungkapkan sosiodrama merupakan sebuah metode mengajar, dimana dalam praktiknya tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi semata, melainkan hendaknya dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau analisis persoalan. Dan bila dipandang perlu, siswa lainnya diperbolehkan mengulang kembali peranan tersebut dengan lebih baik lagi. Sosiodrama termasuk salah satu kegiatan bermain peran (role playing). Sesuai dengan namanya, teknik ini dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Siswa atau kelompok individu yang diberi bimbingan, sebagian diberi peran sesuai dengan jalan cerita yang disiapkan. Sedangkan yang lain bertindak sebagai pengamat. Selesai permainan dilaksanakan, diadakan diskusi tentang pemeranan, jalan cerita. 20.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dan ketepatan pemecahan masalah dalam cerita tersebut. Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya. sering. disilihgantikan.. Sosiodrama. pada. dasarnya. mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social. Nana Sudjana, (2005: 84) tujuan yang diharapkan dengan sosiodrama antara lain adalah sebagai berikut. a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain. b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab. c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. d) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. Menurut Roestiyah, (2001: 90) banyak peristiwa psikologis atau sosial yang sukar bila dijelaskan dengan kata-kata belaka. Maka perlu didramatisasikan, atau siswa dipartisipasikan untuk berperanan dalam peristiwa sosial itu. Dalam hal ini perlu digunakan matode sosiodrama. Metode sosiodrama ialah metode pembelajaran dimana siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Metode sosiodrama dalam pembelajaran bertujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain. Dengan metode sosiodrama, siswa dapat menghayati peranan yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Siswa bisa belajar watak orang lain, cara bergaul dengan orang lain, cara mendekati dan berhubungan dengan orang lain, dalam situasi itu siswa harus bisa memecahkan masalahnya. Selain itu, siswa dapat mengerti dan menerima pendapat orang lain. Dalam kelompok tertentu sering terjadi perbedaan pendapat karena perbedaan sudut tinjauan dan agumentasi yang berbeda. Dengan mendramatisasikan siswa dalam situasi peranan yang dimainkannya harus bias. berpendapat,. memberikan. argumentasi. dan. mempertahankan. pendapatnya, tetapi bila perlu harus bisa mencari jalan. Dalam metode sosiodrama, siswa harus mampu mengambil kesimpulan/keputusan. Maka. 21.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dalam. memerankan. sosiodrama,. siswa. harus. dapat. melakukan. perundingan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya mencapai keputusan bersama. Jusuf (1985: 13) mendefinisikan metode sosiodrama sebagai suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memerankan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakatnya atau kejadian-kejadian sosial lainnya. Dari beberapa pendapat para pakar di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana. guru. memberikan. kesempatan. kepada. siswanya. untuk. memecahkan masalah yang terjadi dalam konteks hubungan sosial dengan cara mendramatisasikan masalah-masalah tersebut melalui sebuah drama. Nana Sudjana (2005: 84) menjelaskan beberapa tujuan yang diharapkan dengan sosiodrama, antara lain: 1) agar seseorang dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, 2) dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab, 3) dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, dan 4) merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. Sedangkan Ahmadi (2005: 81) menjelaskan beberapa tujuan penggunaan sosiodrama, antara lain: 1) menggambarkan bagaimana seseorang atau beberapa orang menghadapi suatu situasi sosial tertentu, 2) menggambarkan bagaimana cara. pemecahan. suatu. masalah. sosial,. 3). menumbuhkan. dan. mengembangkan sikap kritis terhadap sikap atau tingkah laku dalam situasi sosial tertentu, 4) memberikan pengalaman untuk menghayati situasi sosial tertentu, dan 5) memberikan kesempatan untuk menijau suatu situasi sosial dari berbagai sudut pandang tertentu. Selain dunia pendidikan, gereja juga mengadaptasi metode bermain peran untuk menanamkan ajaran tentang kitab suci. Metode bermain peran yang. dikembangkan. gereja. dikenal. dengan. nama. Bibliodrama.. Bibliodrama dikenalkan sebagai salah satu bentuk drama passie di tahun 1998 oleh Peter, dengan pengertian bibiliodrama adalah sebuah cara atau. 22.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. metode mengeksplorasi isi dari Kitab Suci, dengan mengaplikasikan seni teater atau seni drama dan mengkaitkannya dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari (Peter, 1998: 3). Hal ini membuat bibliodrama menjadi drama passie karena mengandung nilai-nilai tentang religiusitas. Krondorfer, (1992:. 12). menganggap. memperkenalkan. ajaran. gereja Kitab. perlu Suci. memiliki. kepada. inovasi. orang-orang.. dalam Peter. menambahkan, bibliodrama dapat disampaikan dengan menggunakan dua cara yaitu, 1) hanya membaca narasi, dan 2) membaca narasi dan penggambaran dengan dramatisasi. Drama yang digunakan baik di pendidikan, di kesenian dan di gereja sebagai pengenalan Kitab Suci menjadi alasan peneliti untuk mengembangkan sosiodrama dalam penelitian dan pengembangan ini. Sebagai salah satu metode pembelajaran yang menjadikan sebuah seni pertunjukan sebagai dasarnya, sosiodrama tak lepas dari berbagai macam unsur. Berikut merupakan unsur-unsur dari sosiodrama yang diterangkan oleh Supriyadi (2006: 70-73) a. Tema Tema merupakan sebuah pondasi dalam sebuah cerita. Tema sering disebut juga dengan ide pokok. Ide pokok inilah yang nantinya akan dikembangkan menjadi satu cerita utuh dalam bentuk dialog-dialog antar tokoh dan narasi.Setiap dialog akan mencakup dalam setiap potonganpotongan adegan yang setiap potongan adegan dikumpulkan menjadi sebuah babak-babak yang membentuk keutuhan cerita dari awal sampai akhir. b. Alur Alur merupakan rangkaian kisah dalam sebuah cerita yang dikemas secara sistematis untuk membangun dan menyelaraskan pola pikir pemain dan penonton. Alur merupakan lintasan dalam sebuah cerita, dimana sebuah cerita perlu memiliki alur yang konvensional dimulai dari pengenalan setiap tokoh dan karakter, asal-muasal masalah, konfliks. 23.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. klimaks dan penyelesaian masalah. Dalam pembagian umum, terdapat dua jenis alur; alur maju dan alur mundur. c. Latar Latar merupakan unsur pendukung cerita yang berkaitan dengan artistik pada pelaksanaannya. Latar merupakan keterangan yang digunakan dalam cerita dengan tujuan agar cerita yang dibangun menjadi logis dan kontras sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat tiga jenis latar yang sering digunakan yaitu latar tempat, latar waktu dan latar suasana. d. Tokoh dan Penokohan Tokoh merupakan orang, binatang, tumbuhan ataupun benda mati yang akan menjadi pengisi dalam sebuah cerita. Pengisi cerita tergantung dengan apa yang akan diimajinasikan penulis cerita dan sesuai dengan kebutuhan cerita. Penokohan adalah sifat, karakteristik, keberpihakan atau cara berpikir yang akan dimainkan oleh para tokoh pelaku dalam cerita. Terdapat dua penokohan secara umum yaitu protagonis dan antagonis. e. Dialog Layaknya sebuah seni peran dalam seni pertunjukan, dialog ialah unsur sosiodrama yang bersifat mutlak. Dialog tidak selalu dalam lisan namun bisa dengan bahasa tubuh, melalui gerak-gerik, isyarat tangan atau air muka. Dialog merupakan unsur penting untuk menyampaikan ide dan jalan pikiran dalam cerita. Di dalam naskah yang dikembangkan, dialog disertai dengan penggambaran eskpresi, mimik gesture tubuh sebagai penguat pengucapan dialog di setiap tokohnya. f. Amanat Amanat adalah nilai-nilai kebaikan, peringatan, kegelisahan, saran perbuatan yang ingin disampaikan oleh penulis cerita melalui cerita yang diperagakan. Keenam unsur itulah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran. dengan. menggunakan. metode. sosiodrama.. Metode. sosiodrama akan berjalan dengan baik apabila keenam unsur tersebut diperhatikan dan dipenuhi. Sebelum tahap penyusunan naskah dimulai,. 24.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Seno (2000: 12-13) menyatakan terdapat tiga kategori naskah yaitu: naskah substansial, naskah fungsional dan naskah gagal. Naskah substansial merupakan naskah yang disusun dengan tujuan untuk kepuasan batin dan estetika penulis naskah sebagai pencipta karya. Naskah substansial menekankan naskah sebagai wujud pengekspresian diri seseorang terhadap suatu hal yang diamatinya. Naskah substansial tidak bertujuan untuk disebarkan atau ditampilkan kepada banyak orang dan lebih digunakan sebagai koleksi pribadi sebagai arsip seni. Naskah fungsional adalah naskah yang disusun dengan untuk disebarkan dan dipertontonkan agar memperoleh keuntungan atau sebagai metode penyampaian informasi. Berbeda dengan naskah substansial, naskah fungsional biasanya disusun oleh penulis yang bekerja sebagai penulis naskah sehari-hari. Naskah fungsional akan digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan dengan tujuan semua orang akan mengetahui dan menyaksikan naskah tersebut. Kemudian kategori selanjutnya adalah naskah gagal. Seno (2000: 13) mengutarakan naskah gagal merupakan naskah yang dibuat dan tidak memiliki kedua unsur substansial maupun fungsional. Dengan begitu, naskah gagal merupakan naskah yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kegunaan dan nilai esensinya. Selain itu, fungsi naskah fungsional nampak dengan konten naskah yang berisikan amanat agar siswa memiliki kebiasaan menghabiskan makanan.Selain memperhatikan tujuan naskah sebagai karya seni, penyusunan. prototipe. naskah. sosiodrama. “Malaikat. Air”. turut. memperhatikan teori tentang dramaturgi yang digagas oleh Erving Goffman. Goffman (1955: 6) menyatakan, dramaturgi merupakan teori yang mempresentasikan kehidupan berdasarkan dua sudut pandang yakni sudut pandang panggung (front stage) dan sudut pandang di balik panggung (back stage). Sudut pandang di sini merupakan sudut pandang penulis sebagai orang yang hendak menuliskan cerita ke dalam sebuah naskah.. 25.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Seorang penulis naskah perlu memperhatikan cerita yang ditulisnya dengan dua sudut pandang yaitu sebagai penonton dan sebagai pelaku drama (aktor/aktris). Penulis naskah perlu memperhatikan naskah berdasarkan sudut pandang penonton dengan menempatkan diri sebagai penonton yang menyaksikan cerita yang sedang ditulisnya. Penghayatan diri sebagai seorang penonton ini disebut dengan sudut pandang front stage. Sedangkan penghayatan back stage merupakan penempatan diri seorang penulis ketika menulis dengan mengandaikan dirinya sebagai pemain yang akan membawakan tokoh sebagai penentu jalannya cerita. Dengan melihat tulisan melalui dua sudut pandang, seorang penulis naskah akan mengetahui kualitas naskah dari sisi penonton yang menyaksikan pertunjukan dan dari sisi pemain yang memainkan pertunjukan. 2.1.6.3 Langkah Pelaksanaan Sosiodrama Keberhasilan metode sosiodrama sangat ditentukan kepada langkah-langkah dalam pelaksanaannya. Sanjaya (2006: 194-198), menyebutkan pelaksanaan sosiodrama dikategorikan dalam tiga tahap. Tahap-tahap tersebut yaitu, tahap persiapan, tahap pertunjukan dan tahap kesimpulan. Berikut merupakan penjelasan setiap tahap pelaksanaan sosiodrama yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini. Tabel 2.1: Langkah Pelaksanaan Sosiodrama No.. Tahap Pelaksanaan. Deskripsi Kegiatan. Sosiodrama 1.. Memberikan gambaran cerita dan situasi yang akan dibawakan.. 2.. Membagi peran dan tugas berkaitan dengan cerita.. 1.. Tahap Persiapan. 3.. Memberikan arahan setiap peran dan tugas yang akan dibawakan. 4.. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang masing-masing peran dan tugas sebelum pertunjukan dimulai.. 26.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.. Memainkan peran sesuai dengan naskah dan melakukan tugas-tugas teknis seperti menata setting atau properti.. 6.. Siswa yang kesulitan dibantu oleh guru atau teman yang lain.. 7.. Ketika konflik memuncak, guru menghentikan sosiodrama dengan. 2.. Tahap Pertunjukan. memberikan pertanyaan lisan seputar konflik. Tujuannya untuk mendorong siswa berpikir tentang masalah yang terjadi dan menemukan cara untuk mengatasi permasalahan. 8.. Pertunjukan dilanjutkan sampai akhir setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru.. 9.. Diskusi membahas tentang hambatan, kesan-kesan atau kegagalan yang dialami selama jalannya cerita.. 3.. Tahap Kesimpulan. 10. Merumuskan kesimpulan dari cerita sosiodrama terkait dengan kehidupan siswa sehari-hari. 11. Merumuskan kesimpulan dari cerita sosiodrama terkait dengan pembelajaran.. Langkah-langkah tersebut peneliti terapkan dalam pelaksanan penelitian dan pengembangan prototipe sosiodrama “Malaikat Air”. Dalam tahap persiapan, siswa akan diberikan penjelasan terlebih dahulu tentang cerita yang akan dibawakan dalam sosiodrama terkait dan keterkaitannya dengan pembelajaran tematik. Peneliti menjelaskan jika akan terdapat beberapa hal dalam sosiodrama dan menghimbau siswa agar mengambil serta mencontoh hal-hal yang baik saja. Setelah tahap persiapan dirasa cukup dan siswa sudah siap untuk bermain peran, sosiodrama dilanjutkan dengan setiap siswa memerankan dan mengekspresikan tokoh-tokoh yang diberikan di tahap pertunjukan. Setelah tahap pertunjukan berakhir, terdapat refleksi di tahap kesimpulan. Dengan bantuan guru, siswa. 27.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. merefleksikan tentang pengalaman, pendapat, kesan dan keterkaitan cerita sosiodrama dengan pembelajaran tematik dan peristiwa yang relevan dengan kehiduapan sehari-hari siswa. 2.1.7 Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas V Setiap jenjang kehidupan manusia mengalami sebuah perubahan, baik perubahan dalam hal fisik atau perubahan mental dan psikologis. Perubahan-perubahan itu terjadi karena proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dalam diri manusia. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan sebuah proses yang berbeda pengertiannya meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam tahap perubahan manusia. Akbar (2002: 32). Santrock (dalam Akbar, 2002: 36) menyatakan terdapat tiga periode perkembangan, anak (childhood), remaja (adolescence) dan dewasa (adulthood). Setiap tahap memiliki perannya sendiri terutama dalam perkembangan intelektual anak. Piaget (dalam Nurgiyantoro, 2005: 50) mengelompokkan perkembangan intelektual anak dalam empat tahap. Empat tahap perkembangan tersebut antara lain. a. Tahap Sensorimotor Tahap ini terjadi dalam rentan usia 0-2 tahun. Tahap ini merupakan langkah awal dalam perkembangan kognitif anak. Tahap sensorimotor terjadi berdasarkan proses penggalian pengetahuan melalui indera (sense) dan bodi atau tubuh (motor). Anak menyukai aktivitas atau permainan bunyi yang mengandung pengulangan ritmis. Permainan bunyi disini dimaksudkan salah satu contohnya adalah nyanyian (Nurgiyantoro, 2005: 50). b. Tahap Praoperasional Tahap ini terjadi dalam periode usia 2-7 tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah anak mulai belajar dengan bermain, menggambar, mencorat-coret di kertas. Anak pun mulai berkomunikasi melalui gerakan-gerakan dan akan beranjak ke bahasa dalam pembicaraan. Anak masih melihat segala sesuatu berdasarkan sudut pandangnya. 28.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tanpa mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Hal ini dikarenakan jalan pikiran anak masih bersifat egosentris, yakni anak masih menganggap dirinya sebagai pusat perhatian (Nurgiyantoro, 2005: 51). c. Tahap Operasional Konkret Tahap ini terjadi pada periode usia 7-11 tahun. Karakteristik dalam tahap ini ialah anak mulai memahami logika secara stabil yang memicu anak untuk mampu membuat klarifikasi sederhana seperti membedakan warna. Anak juga mampu untuk mengurutkan angka dan abjad.. Dalam. perkembangan. mengidentifikasinya. berdasarkan. pola sudut. pikir,. anak. pandang. mampu lain. dan. menggunakan imajinasinya. Dalam tahap ini anak belum mampu berpikir atau memecahkan sesuatu berkaitan dengan hal-hal abstrak karena pikirannya masih terbatas pada hal-hal nyata/konkret (Nurgiyantoro, 2005: 52). d. Tahap Operasi Formal Tahap ini terjadi pada periode usia 11-12 tahun ke atas. Karakteristik dalam tahap ini adalah anak telah mampu berpikir dan memecahkan masalah berkaitan dengan hal-hal abstrak. Selain itu, anak telah mampu berpikir secara ilmiah, teoritis, berargumentasi dan menguji. hipotesis. yang. mengutamakan. kemampuan. berpikir.. Pemecahan masalah pun dilakukan secara logis dengan melibatkan berbagai masalah yang terkait melalui sudut pandang yang berbeda (Nurgiyantoro, 2005: 53). Siswa kelas V SD berusia sekitar 10-11 tahun yang berdasarkan tahap perkembangan berada dalam fase transisi dua tahap antara operasional konkret dan operasi formal. Transisi ini menyebabkan anak telah mampu membuat klarifikasi, argumen serta berimajinasi. Mengimajinasikan kisah tentang malaikat air dan memecahkan masalah secara logis, yaitu melakukan kebiasaan minum air putih 8-10 gelas sehari dan merawat sumber air dengan menanam pohon. Hal ini. 29.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mendukung pelaksanaan sosiodrama dalam pembelajaran sebagai sebuah. pembelajaran. dengan. melakukan. penghayatan. terkait. lingkungan dan peristiwa sosial. 2.2 Penelitian Yang Relevan Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan saat ini. Penelitianpenelitian itu adalah sebagai berikut. Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan Mardiyatun (2011) yang berjudul “Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Kelas IV”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan tiga siklus dan diterapkan dalam materi. pelajaran. permasalahan. sosial. Hasil. dari. penelitian. ini. menunjukkan bahwa metode sosiodrama bermanfaat meningkatkan kualitas pembelajaran, keaktifan siswa, ketrerampilan proses, serta pemahaman siswa terhadap materi permasalahan sosioal. Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Shanta dan Kristi (2017). Peneliti membuat penelitian dengan judul “Pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup Membentuk Karakter Peduli Lingkungan Di Sekolah Dasar”. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif-kuantitatif dan mencari data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi di SD Negeri Bhayangkara. Pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup dilakukan pada kegiatan intrakulikuler, ekstrakulikuler, dan program sekolah yang mengupayakan siswa melakukan pembiasaan, keteladanan, dan belajar bertindak. Hasil dari penelitian ini adalah berhasilnya pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup di sekolah dan terbentuknya karakter peduli lingkungan hidup pada warga sekolah. Penelitian ketiga dilakukan oleh Aris (2016) dengan judul “Pengembangan. prototipe Buku Panduan Pratikum Sifat-Sifat dan. Penjernihan Air Dalam konteks Empowering Masyarakat mentawai Untuk Anak usia 9-12 Tahun”. Peneliti membahas mengenai krisis air karena adanya masalah air bersih di kawasan Sikabaluan. Setelah buku panduan. 30.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tersebut jadi, peneliti bersama anak-anak membuat alat penjernih air bersama dan membuahkan hasil yang memuaskan dan bermanfaat bagi para anak-anak di SD Sikabaluan. Berdasarkan penelitian yang terdahulu membuktikan bahwa pengembangan prototipe naskah sosiodrama pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran tematik kelas V tema 3, subtema 1, pembelajaran 2 masih relevan untuk diteliti. Paparan dari tiga penelitian tersebut membuat peneliti terinspirasi dan semakin yakin untuk mengembangkan prototipe naskah drama. Jika dibuat dalam bentuk bagan, maka konsep bagan yang dihasilkan dari tiga penelitan relevan sebagai berikut: Penelitian Mardiyatun (2015) “Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Kelas IV”. Penelitian Shanta dan Kristi (2017). “Pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup Membentuk Karakter Peduli Lingkungan Di Sekolah Dasar”. Penelitian Aris (2016) “Panduan Pratikum Konservasi Air”.. Peneliti terinspirasi dari penelitian Mardiyatun dalam mengembangkan metode sosiodrama. Peneliti terinspirasi dari penelitian Shanta dan Kristi dalam mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar. Peneliti terinspirasi dari penelitian Aris dalam kepeduliannya dengan keberadaan air bersih. Pengembangan Prototipe Naskah Sosiodrama Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 2 Bagan 2.1: Penelitian Yang Relevan. 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan salah satu terobosan baru dalam dunia pendidikan karena belum ditemukannya pengembangan prototipe naskah drama yang memuat pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran tematik kelas V pada tema 3, subtema. 31.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1 pembelajaran 2. Berdasarkan angket yang diberikan kepada 26 siswa kelas V sekolah dasar peneliti mendapatkan informasi bahwa 55% siswa tidak memiliki kebiasaan minum air putih 8-10 gelas sehari. Hal tersebut membuktikan bahwa kesadaran mereka akan pentingnya konsumsi air putih untuk kesehatan masih kurang. Selain itu terdapat 84% siswa yang menyadari bahwa sumber dari semua makanan termasuk air yang mereka konsumsi berasal dari alam. Dari persentase tersebut cukup disayangkan karena masih ada 16% siswa yang belum mengetahuinya. Dari data tersebut membuktikan bahwa perhatian mereka terhadap alam sebagai sumber kebutuhan manusia termasuk makanan dan minuman masih kurang. Berdasar permasalahan di atas maka peneliti tergerak hatinya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut melalui pengembangan prototipe naskah sosiodrama yang diberi judul “Malaikat Air”. Prototipe naskah sosiodrama ini mengandung materi pendidikan lingkungan hidup dan ajakan untuk meningkatkan kebiasaan minum air putih 8-10 gelas perhari untuk menjaga kesehatan organ pencernaan yang dikombinasikan dengan materi dalam buku tematik kelas V SD tema 3 subtema 1 pada pembelajaran ke 2 yang membahas mengenai organ pencernaan. Selain itu dalam prototipe naskah drama juga terdapat muatan beberapa mata pelajaran bagi siswa kelas V antara lain Bahasa Indonesia, IPA, dan SBdP. Dengan adanya prototipe naskah sosiodrama ini diharapkan seluruh siswa dapat merubah perilaku mereka setelah mengetahui pentingnya minum air putih 8-10 gelas perhari untuk menjaga kesehatan tubuh dan organ pencernaan. Kemudian diharapkan juga agar seluruh siswa dapat menghargai dan bertindak merawat alam sebagai sumber dari segala kebutuhan manusia. Guru juga dapat menggunakan prototipe naskah sosiodrama ini dalam pembelajaran tematik kelas V pada tema 3, subtema 1, pembelajaran ke 2.. 32.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe naskah sosiodrama “Malaikat Air” tentang pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran tematik kelas V SD (tema 3, subtema 1, pembelajaran ke 2)? 2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan prototipe naskah sosiodrama “Malaikat Air” tentang pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran tematik kelas V SD (tema 3, subtema 1, pembelajaran ke 2)? 2.4.3 Apa amanat yang siswa peroleh setelah melakukan aktivitas bermain peran menggunakan prototipe naskah sosiodrama “Malaikat Air”?. 33.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kegiatan diskusi kelompok ,siswa dapat melaporkan hasil percobaan membuat cairan ( oralit ) untuk mengatasi gangguan pada system pencernaan dengan

Bagaimanakah peningkatan minat siswa kelas V dalam mengajukan pertanyaan pada pembelajaran tematik pada tema 5, subtema 1 dan 2 dengan model ARIAS di SD Negeri 15

Skripsi berjudul “Pengembangan Media Index Card Match Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV SD dengan Tema Kayanya Negeriku”adalah hasil karya saya, dan dalam naskah skripsi

Skripsi dengan judul “Pengembangan Media Video Pembelajaran Tematik Berbasis Aplikasi Wondershare Filmora Pada Tema Sehat Itu Subtema Peredaran Darahku Sehat di Kelas V SD Negeri

Pembelajaran tematik tema 7 subtema 1 pembelajaran 1 di kelas 2 SDN 1 Lowokwaru Malang, ketika proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan

Sehubungan dengan adanya penyempurnaan sistim dan prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan dalam rangka usaha

Pada hasil penelitian menunjukan bahwa tahap hauling merupakan tahapan aktivitas yang memiliki risiko paling tinggi dengan nilai indeks sebesar 0.211%, menurut Josephus

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi sosial (kerja sama, akomodasi, asimilasi, konflik, daya saing,