• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Era modern seperti sekarang ini menuntut segala sesuatu bergerak dengan cepat dan dinamis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Hampir semua aspek kehidupan mengalami hal ini mulai dari pertanian, industri, perdagangan, pendidikan, teknologi maupun sosial budaya. Dampak positifnya adalah adanya penerimaan secara terbuka (open minded) sehingga mampu menyesuaikan diri dengan hasil perkembangan modernisasi dan globalisasi.

Adanya sikap terbuka terhadap modernisasi dan globalisasi harus disertai dengan penanaman nilai dan norma-norma sehingga dapat memilah dan memilih hal-hal yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Penanaman nilai dan norma-norma dapat dilakukan melalui pendidikan. Selain itu, peran penting pendidikan dalam era globalisasi dapat digunakan sebagai bekal dalam menghadapi setiap tantangan di masa depan. Globalisasi telah membuat persaingan menjadi lebih sengit.

Persaingan tidak hanya terjadi dengan -

orang di negara sendiri tetapi juga dengan orang di seluruh dunia.

Persaingan dalam mendapatkan pekerjaan merupakan masalah utama bagi seseorang setelah menyelesaikan studinya. Kurangnya keterampilan yang dimiliki akan menyebabkan pengangguran semakin meningkat. Data BPS yang dilansir pada 5 Mei 2015 menyebutkan jumlah pengangguran di Indonesia meningkat 300 ribu orang, sehingga total mencapai 7,45 juta orang.

Data BPS menjabarkan, bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) didominasi penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,05%, disusul jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) 8,17 %, dan Diploma I/II/III sebesar 7,49%.

Berdasarkan data diatas dapat terlihat bahwa pendidikan pada masing-masing jenjang kurang membekali peserta didik dengan sejumlah keterampilan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah dan dunia kerja.

Salah satu peningkatan keterampilan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan yang ada.

PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI

Ria Wulandari

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Surel: riawulandari.rw46@gmail.com

Abstrak

Kecakapan hidup merupakan sejumlah keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu agar mampu bersaing di era globalisasi. Kecakapan hidup meliputi kecakapan personal (mengenal diri dan berpikir rasional), kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Kurangnya penguasaan terhadap keempat kecakapan hidup ini mengakibatkan banyaknya lulusan yang tidak terserap dalam dunia kerja. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan kecakapan hidup adalah pembelajaran terpadu. Ciri khas dari pembelajaran terpadu adalah adanya keterkaitan materi pada beberapa mata pelajaran dan berpusat kepada peserta didik. Kelebihan pembelajaran terpadu adalah penguasaan konsep yang lebih baik dan bermakna. Penguasaan konsep dan pembelajaran yang bermakna dapat menjadi bekal bagi peserta didik untuk mengembangkan kecakapan hidup.

Kata Kunci: Pembelajaran Terpadu, Kecakapan Hidup

(2)

Pembelajaran yang terpusat pada peserta didik lebih ditekankan agar potensi yang terdapat dalam diri setiap peserta didik dapat berkembang.

Pembelajaran terpadu merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik secara aktif mencari, mengidentifikasi, dan menemukan konsep dari pengetahuan yang dipelajarinya. Ciri khas dari pembelajaran terpadu adalah adanya keterkaitan materi pada beberapa mata pelajaran. Sugiyanto (2008) menyatakan pembelajaran terpadu merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan pembelajaran terpadu dapat mengembangkan kecakapan hidup di era globalisasi.

PEMBAHASAN

Konsep Kecakapan hidup

Kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja tetapi memiliki makna yang lebih luas.

Menurut Depdiknas (2003) kecakapan hidup adalah seperangkat kecakapan yang dimiliki oleh seseorang agar berani menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan secara wajar, tanpa merasa tertekan kemudian secara mandiri, proaktif dan kreatif mencari dan menemukan jalan keluar atau solusi sehingga akhirnya mampu mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan.

Menurut Brolin dalam Anwar (2004) kecakapan hidup adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai suatu keterampilan yang dimiliki seseorang untuk memahami dirinya dan potensinya dalam kehidupannya, antara lain mencakup penentuan tujuan,

memecahkan masalah, dan hidup bersama orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan kecakapan hidup adalah interaksi berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk memahami dirinya dan potensinya dalam kehidupan sehingga mampu menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan serta secara mandiri, proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusinya

.

Pengelompokkan Kecakapan Hidup Kecakapan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kecakapan hidup generik (generic life skill) dan kecakapan hidup specific (specific life skill). Masing-masing jenis kecakapan dapat dibagi menjadi sub kecakapan. Kecakapan hidup generik terdiri atas kecakapan personal dan kecakapan sosial. Kecakapan hidup spesifik terdiri atas kecakapan akademik dan kecakapan vokasional. Penjabaran kecakapan hidup dapat diilustrasikan pada gambar 1.:

Kecakapan mengenal diri meliputi:

1. penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat, dan warga Negara.

2. menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Kecakapan berpikir rasional meliputi:

1. kecakapan menggali dan menemukan informasi.

2. kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan.

3. kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.

(3)

Gambar 1. Skema kecakapan hidup Kecakapan sosial meliputi:

1. kecakapan komunikasi dengan empati.

berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik.

2. kecakapan bekerja sama.

Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri dari kecakapan akademik dan kecakapan vokasional. Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual.

Kecakapan akademik meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel dan menjelaskan hubungan antar variabel tersebut, kecakapan merumuskan hipotesis, dan kecakapan merancang serta melaksanakan penelitian Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik (Syukur, 2008).

Implementasi kecakapan hidup generik dan spesifik sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Kecakapan hidup generik dan spesifik memiliki peranannya masing-masing dalam peng-

bangan kepribadian seseorang.

Keduanya tidak dapat dipisahkan melainkan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi sehingga menghasilkan tindakan yang melibatkan aspek mental, fisik, emosional dan intelektual.

Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup

Pendidikan berorientasi kecakapan hidup sangat penting bagi peserta didik.

Hal ini dapat digunakan oleh peserta didik sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang akan dihadapi di masa mendatang. Esensi dari pendidikan berorientasi kecakapan hidup adalah adanya relevansi antara pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata.

Tujuan dari pendidikan kecakapan hidup adalah:

1. mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi.

2. memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik.

3. memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari.

KECAKAPAN HIDUP(Life Skill)

Kecakapan personal

Kecakapan sosial

Kecakapan akademik

Kecakapan vokasional

mengenal diri berpikir rasional

Kecakapan hidup generik

Kecakapan hidup spesifik

(4)

4. memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual.

5. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (Anwar, 2004).

Pendidikan kecakapan hidup dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. Penentuan bahan pelajaran dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan sehingga peserta didik dapat menggunakannya sebagai bekal di masa mendatang. Isi dan bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas).

Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup ditentukan oleh program yang disusun oleh sekolah dan kreativitas dalam menentukan model dan metode pembelajaran. Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran yang mengarah pada pembentukan kecakapan hidup (Olim dan Ali dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007).

Konsep Pembelajaran Terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik.

Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Sugiyanto, 2008). Melalui pembelajaran terpadu akan memberikan

pengalaman yang bermakna bagi peserta didik karena konsep-konsep yang dipelajari diperoleh melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipelajari.

Kelebihan pembelajaran terpadu:

1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.

2. Peserta didik dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.

3. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam ranah afektif dan psikomotorik dengan bekerja sama dalam kelompok.

4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan peserta didik.

Tipe Pembelajaran Terpadu

Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu.

Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.

Kesepuluh model tersebut disajikan pada tabel 1.

Model pembelajaran terpadu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA terpadu adalah connected, webbed, shared, dan integrated. Keempat model tersebut sesuai untuk pembelajaran IPA terpadu karena dapat mengakomodir karakteristik dari konsep-konsep dalam Kompetensi Dasar IPA sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.

(5)

Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Terpadu

Konsep kecakapan hidup telah lama menjadi perhatian para ahli dalam mengembangkan kurikulum. Menurut -

Tyler (1947) dan Taba (1962) dalam Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, mengemukakan bahwa kecakapan hidup merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup dan

Tabel 1. Tipe Pembelajaran Terpadu

Tipe Deskripsi Ilustrasi

Fragmented (penggalan)

Pemaduan hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja.

Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.

Connected (keter- hubungan)

Dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.

Topik-topik dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain.

Nested (sarang)

Pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.

Sequenced (urutan/

rangkaian)

Model pemaduan topik-topik antarmata pelajaran yang berbeda secara paralel.

Shared (bagian)

Bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya

“overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.

Webbed (jaring laba- laba)

Model jarring laba-laba bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.

Threaded (galur)

Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar “direntangkan”

melalui berbagai disiplin ilmu.

Integrated (keter- paduan)

Pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu.

Immersed (celupan)

Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya.

Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran

Networked (jaringan)

Pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus- menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.

(6)

bekerja. Pengembangan kecakapan hidup itu mengedepankan aspek-aspek berikut: (1) kemampuan yang relevan untuk dikuasai peserta didik, (2) materi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (3) kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik untuk mencapai kompetensi, (4) fasilitas, alat dan sumber belajar yang memadai, dan (5) kemampuan-kemampuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan peserta didik.

Keempat kecakapan hidup harus dimiliki seseorang secara berkelanjutan mulai dari TK sampai perguruan tinggi.

Setiap jenjang pendidikan memiliki komposisi kecakapan hidup yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Kecakapan hidup untuk setiap jenjang pendidikan dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Kecakapan hidup untuk setiap jenjang

Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa untuk jenjang TK/SD/SMP kecakapan hidup lebih dominan kepada kecakapan generik yang meliputi kecakapan personal (mengenal diri dan berpikir rasional) dan kecakapan sosial.

Dua kecakapan ini menekankan pada pembelajaran akhlak sebagai pondasi pembentukan nilai-nilai kebajikan.

Kecakapan akademik dapat diajarkan pada jenjang SMP. Kecakapan yang dapat diajarkan berupa pengenalan dalam menentukan rumusan masalah, mengidentifikasi variabel, menentukan keterkaitan antar variabel, dan merancang serta melakukan percobaan.

Kecakapan hidup vokasional yang dapat

diajarkan pada jenjang SMP adalah kecakapan vokasional dasar. Kecakapan ini terkait dengan kemampuan siswa dalam menggunakan alat sederhana seperti alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan.

Berdasarkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus serta dapat diperoleh dari pendidikan formal ataupun non formal.

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA tidak hanya merupakan kumpulan konsep, fakta, dan prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pada saat melakukan proses penemuan, sikap ilmiah sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Cabang IPA yang dipelajari di jenjang SMP adalah fisika, biologi, dan kimia. Ketiga cabang ilmu tersebut dalam pembelajarannya dilakukan secara terpadu agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara menyeluruh.

Integrasi kecakapan hidup dalam pembelajaran terpadu dapat dilihat dari pemilihan KD yang sesuai. Misalkan KD 3.1 “Memahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta pentingnyaperumusan satuan terstandar (baku) dalam pengukuran”

Berdasarkan KD tersebut terlihat pemaduan antara mata pelajaran fisika dan biologi dengan inti topik yang sama yaitu pengukuran. Kecakapan hidup yang dapat diajarkan meliputi kecakapan personal (beriman kepada Tuhan YME, berpikir rasional, percaya diri, bertanggung jawab, menggali informasi,

Kecakapan generik

Kecakapan vokasional Kecakapan

akademik

SMK SMA

TK/SD/SMP

(7)

mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah) dan kecakapan sosial (mengendalikan emosi, berpartisipasi, mendengarkan, berbicara, membaca, menuliskan pendapat, dan bekerja dengan teman satu kelompok).

Kecakapan akademik dan vokasional dasar dapat diajarkan melalui KD 4.1 “Menyajikan hasil pengukuran terhadap besaran-besaran pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku”. Kecakapan akademik meliputi kemampuan merumuskan masalah, mengidentifikasi dan menghubungkan antar variabel, melaksanakan penelitian, dan bersikap ilmiah. Sedangkan kecakapan vokasional dasar meliputi merangkai alat dan menggunakannya dengan benar.

Pembelajaran Terpadu untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup di Era Globalisasi

Pembelajaran terpadu menekankan pada pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Pemahaman materi diperoleh dari interaksi langsung peserta didik terhadap materi yang dipelajari.

Peserta didik secara aktif dan kreatif melakukan kegiatan penyelidikan untuk menemukan suatu konsep. Konsep yang telah diperoleh akan menjadi semakin bermakna apabila peserta didik mampu mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan pemahaman dan kebermaknaan sejalan dengan prinsip pembelajaran kecakapan hidup yaitu adanya keterkaitan antara kehidupan nyata dengan lingkungan dan pengalaman peserta didik.

Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran ini lebih menekankan peranan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang disusun membuat

peserta didik lebih aktif, inisiatif, bertanggung jawab dalam pembelajaran mereka sendiri dan melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Hal ini dapat mengembangkan kecakapan hidup, terutama kecakapan personal dan kecakapan sosial.

Ciri khas dari pembelajaran terpadu adalah sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu melakukan pengkajian pada suatu fenomena dari beberapa mata pelajaran sehingga peserta didik dapat memahami suatu fenomena dari berbagai sudut pandang. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi peserta didik ketika menghadapi masalah di masa depan. Pemahaman dan penguasaan konsep yang baik menuntun pola berpikir yang lebih sistematis dan ilmiah. Hal ini merupakan bagian dari kecakapan akademik. Kecakapan vokasional dapat dikembangkan saat melakukan pengkajian terhadap suatu fenomena. Pengkajian dapat dilakukan melalui penyelidikan ilmiah yang juga membutuhkan keterampilan merangkai alat percobaan.

SIMPULAN

Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memadukan materi dari berbagai pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik karena konsep-konsep yang dipelajari diperoleh melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipelajari. Konsep yang sudah dipelajari akan lebih bermakna apabila dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Kegiatan pembelajaran yang disusun pada pembelajaran terpadu dapat mengembangkan kecakapan hidup yang sangat diperlukan untuk bersaing di era globalisasi.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup, Konsep dan Aplikasi.

Bandung: CV Alfa Beta

BPS. Februari 2015, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,81 Persen. (Online).

(www.bps.go.id), diakses 10 Oktober 2015.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003.

Life Skill-Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas.

Ekawati, Estina. 2011. Mengembangkan Kecakapan Abad ke-21, (Online), (http://p4tkmatematika.org/2011/1 0/mengembangkan-kecakapan- abad-ke-21/), diakses 11 Oktober 2015.

Fogarty, Robin. 1991. How to Integrated the Curricula. Palatine, Ilinois:

IRI/ Skylight Publishing, Inc.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup. (Online), (www.puskur.net), diakses 07 September 2015.

Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:

Yuma Pustaka.

Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang : Rasail Media Group, 2008.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian IV : Pendidikan Lintas Bidang.

Bandung : PT Imperial Bhakti Utama.

Tim BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

BSNP.

Referensi

Dokumen terkait

Peta Ancaman Tanah Longsor Metode SNI Dari hasil pemetaan ancaman SNI, diperoleh sebesar 70,495% dari wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki tingkat ancaman tinggi,

Hal-hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk mengangkat judul Analisis Musikal dan Makna Tekstual Hoho Dalam Tari Faluaya Pada Masyarakat Nias Di

Sasaran dari Landasan Teori dan Program Showroom dan Workshop Mobil Bukit Semarang Baru Kota Semarang ini adalah tersusunnya Landasan Teori dan Program proyek yang memuat

subtilis tidak terjadi peningkatan kemampuan degradasi, hal tersebut terjadi karena penambahan jumlah bakteri yang terlalu kecil menyebabkan produksi metabolit

Keberadaan penderita asymtomatis ini memperbesar peluang penularan di tempat-tempat umum, karena penderita tidak merasa sakit sehingga mereka masih dapat melakukan aktifitas di

Desain pembelajaran melalui permainan congklak bisa diterapkan pada siswa jenjang SD kelas IV, yaitu pada materi operasi hitung. Desain pembelajaran ini cenderung mengarahkan

Work family conflict atau konflik peran ganda wanita yang terjadi akibat adanya konflik antar peran ketika pemenuhan salah satu peran bisa menekan peranan yang lain, baik itu

Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan siswa dan siswi SD Inpres Katangka Gowa mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kurangnya praktek perilaku