• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPAUAN BEBICARA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD 101780 PERCUT T.A 2012/201.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPAUAN BEBICARA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD 101780 PERCUT T.A 2012/201."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI

METODE SOSIODRAMA PADA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS

V SD NEGERI 101780 PERCUT

T.A 2012/ 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjanah pendidikan

Oleh :

AKHYAR VARIANDA

081211910001

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

AKHYAR VARIANDA, NIM 081211910001 : “Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Kemampauan Bebicara Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD 101780 Percut T.A 2012/2013”.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 101780 Percut, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa upaya meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan metode sosiodrama.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 101780 Percut. kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang pada tahun ajaran 2012/2013. Dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Penentuan subjek diperoleh berdasarkan hasil pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti dan berdasarkan hasil rujukan dari guru kelas. Objek penelitian ini adalah tindakan sebagai meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode sosiodrama pokok bahasan membaca teks percakapan dengan menggunakan metode sosiodrama.

Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa nilai dari 30 siswa pada siklus I pertemuan I terdapat 7 orang siswa yang memperoleh kriteria mampu (23,33%), 3 orang siswa memperoleh kriteria cukup mampu (10.00%), 20 orang siswa memperoleh kriteria kurang mampu (66,67%). Pada Siklus II pertemuan II terdapat 1 orang siswa memperoleh kriteria sangat mampu (3,33%). Pada siklus II pertemuan I terdapat 16 orang siswa memperoleh kriteria mampu (53,33%), 7 orang siswa memperoleh kriteria cukup mampu (23,33%) dan terdapat 2 orang siswa yang memperoleh kriteria kurang mampu (6,67%). Pada siklus II pertemuan II terdapat 12 orang siswa memperoleh kriteria sangat mampu (60,00%), 18 orang siswa memperoleh kriteria mampu (40,00%),. Skor guru juga mengalami peningkatan dalam siklus I pertemuaan I 30 (75%) siklus I pertemuan II memperoleh skor 33 (82,5%) siklus II pertemuan I 35 (85%) siklus II pertemuan II memperoleh skor 39 (95%). Dikatagorikan sangat baik.

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Standar Kompetensi ... 17

Tabel 2. Kreteria Indikator Penilaian Kemampuan Berbicara ... 31

Tabel 3. Hasil Observasi Siklus I pertemuan I... 36

Tabel 4. Hasil Persentase Pertemuan I... 37

Tabel 5. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II ... 42

Tabel 6. Hasil Persentase Kemampuan Berbicara Siklus I Pertemuan II ... 42

Tabel 7. Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II Pertemuan I ... 47

Tabel 8. Hasil Observasi Persentase kemampuan Berbicara Siklus II pertemuan I... 48

Tabel 9. Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siswa Pada Siklus II Pertemuan II ... 53

Tabel 10 Hasil Observasi Persentase Kemampuan Berbicara Pada Siklus II Pertemuan II ... 54

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Desain Menurut Kemis dan MC. Taggar ... 22

Gambar 2. Persentase Kemampuan Berbicara Siklus I Pertemuan I ... 37

Gambar 3. Persentase Kemampuan Siswa Siklus I Pertemuan II... 43

Gambar 4. Persentase Kemampuan Siswa Siklus II Pertemuan II... 54

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus IV

Lampiran 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru (Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan I)

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru (Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan II)

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru (Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan I)

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru (Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan II)

Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa

Lampiran 11 Lembar Observasi Siswa

Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa

Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa

Lampiran 14 Kriteria Indikator Penilaian Kemampuan Berbicara

Lampiran 15 Rekapitulasi Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I Pertemuan I

Lampiran 16 Rekapitulasi Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I Pertemuan II

Lampiran 17 Rekapitulasi Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II Pertemuan I

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) saat ini menganut pendekatan

komunikatif, yaitu merupakan pembelajaran yang menekankan pada aspek

komunikatif dan fungsional. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat

aspek keterampilan di dalamnya yaitu keterampilan menyimak, membaca,

berbicara dan menulis. Empat aspek tersebut saling berkaitan satu dengan yang

lainnya dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan alat berpikir terlihat

pada pelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan mulai dari pendidikan dasar

sampai perguruan tinggi. Dalam pendidikan Bahasa Indonesia di SD masih

banyak siswa yang tidak mampu dalam berbicara karena ada rasa takut, siswa

tidak mengerti apakah yang dikatakannya itu salah atau mengatakan hal yang

benar dengan cara yang salah.

Dengan demikian, maka kegiatan berbicara, merupakan kegiatan yang

sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Dari

uraian di atas, diketahui betapa pentingnya kemampuan berbicara bagi seseorang.

Oleh karena itu, pengajaran kemampuan berbicara kepada siswa perlu mendapat

perhatian agar para siswa memiliki kemampuan berbicara, sehingga mampu

berkomunikasi untuk menyampaikan isi hatinya kepada orang lain dengan baik.

(10)

2

Selain betapa pentingnya kemampuan berbicara bagi seseorang, pembelajaran

kemampuan berbicara perlu mendapatkan perhatian karena kemampuan berbicara

tidak bisa diperoleh secara otomatis, melainkan harus belajar dan berlatih.

Berdasarkan pengamatan peneliti ketika PPL pada tanggal 17 Oktober

2011, terhadap kemampuan berbicara siswa di kelas V SD Negeri No.101780

Percut, yaitu ketika guru menguji mengenai kemampuan berbicara, siswa tidak

mampu dalam menyampaikan suatu gagasan/ide dengan benar, peneliti melihat

dari 30 orang siswa di peroleh data sebagai berikut: 6 siswa (20,00%) yang

mampu berbicara dengan baik dalam Bahasa Indonesia. Pembelajaran ini tuntas

jika jumlah siswa yang mampu berbicara mencapai 26 orang (86,66%). Hal ini

tentunya kurang memuaskan mengingat Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi

yang harus dimengerti dan dikuasai oleh setiap siswa.

Keadaan inilah yang ingin mendorong penulis untuk melakukan

penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri 101780 Percut pada tahun

2011-2012, untuk mengatasi kesulitan guru dalam membelajarkan siswa agar

mempunyai kemampuan berbicara dan berani mengungkapkan pendapatnya serta

berkomunikasi dengan baik dan benar. Penggunaan metode yang tepat dalam

suatu pembelajaran dapat mendorong keberhasilan guru dalam proses

belajar-mengajar sehingga apa yang ingin dicapai dari hasil pembelajaran akan dapat

maksimal dalam konsep dan makna pembelajaran.

Para pendidik harus pandai memilih dan mempergunakan teknik atau

metode yang akan digunakan pada saat pembelajaran.

Dalam meningkatkan kemampuan berbicara proses pembelajaran Bahasa

(11)

3

metode yang lain. Sesuai dengan kemampuan berbicara siswa harus mengalami

sendiri menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk membiasakan

siswa terampil berbicara dengan melafalkan. Penulis mencoba menggunakan

metode sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa khususnya

bagi siswa kelas V SD Negeri No. 101780 Percut.

Sosiodrama adalah siswa dapat mendramatisasikan tingakah laku atau

ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antara manusia.

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan sebuah penelitian dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan

Berbicara Melalui Metode Sosiodrama Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa

Kelas V SD Negeri 101780 Percut “.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka permasalah

yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kemampuan berbicara siswa masih rendah disebabkan metode yang

digunakan guru hanya berceramah.

2. Metode mengajar tidak sesuai dengan kondisi siswa.

3. Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat membuat pelajaran

kurang maksimal.

4. Siswa mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik dan benar.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan indetifikasi masalah di atas dan mengingat keterbatasan

peneliti dari segi waktu, dana dan tenaga maka penelitian ini dibatasi pada:

(12)

4

Percakapan Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Pada Pelajaran Bahasa

Indonesia Di Kelas V SD Negeri 101780 Percut T. A 2012-2013.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, masalah pokok yang terjadi dapat

dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan Metode Sosiodrama Dapat

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri 101780 Percut

T. A 2012/2013?”.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini : Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Negeri 101780 Percut T. A 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi Siswa : Sebagai motivasi bagi siswa dalam meningkatkan

kemampuan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Bagi guru : Sebagai bahan intropeksi untuk menggunakan metode

sosiodrama dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada pelajaran

Bahasa Indonesia.

3. Bagi Sekolah : Sebagai bahan masukan bagi pengelola dalam upaya

meningkatkan kemampuan belajar siswa.

4. Bagi Peneliti : Menambah pengetahuan dalam menerapakan multi metode

(13)
(14)

1

Djamarah, syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Edisi Revisi, cet. Ke 3.

Jakarta. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008 . Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.

--- 2002. Perencanaan pembeljaran berdasarkan pendekatan system.

Jakarta Bumi Aksara.

KTSP. 2006. Stradar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)

madrasah ibadityah (MI). Jakarta : Depdiknas

Roestiyah, Dra. 2008. Strategi Belajar Mengejar”. Jakarta : Penerbit Rineka

Cipta.

Sabri, Ahmad H. M.Pd. 2010. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching.

Cetakan ke tiga (3). Quantum Teaching. Jakarta.

Sanjaya, Wina, 2009. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: kencana.

Tarigan, Henry Guntur. 2007. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil.. Gangguan berbahasa sentral adalah

Dilihat dari dimensi institusi yang berwenang dalam penanganan perselisihan hubungan industrial, maka prinsip sederhana berlaku pada perselisihan kepentingan

Taman Edukasi satwa ini memberi pilihan pada area yang dituju. Sirkulasi yang sesuai adalah radial. Sirkulasi utama Sirkulasi area bermain Sirkulasi area pisces.. Sirkulasi

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah berupa media pembelajaran interaktif sistem rem berbasis Macromedia Flash yang dapat dikemas sesuai

Atje Wiriadinata, selanjutnya bagaimana proses Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai bagian dari pengembangan organisasi Angkatan Udara, terakhir mengenai

Rerata konsentrasi protein total pada semua umur sapi yang digunakan pada penelitian ini, lebih tinggi bila dibandingkan dengan referensi standar pada sapi (bukan bibit)

Fokus penelitian adalah perhitungan terhadap harga pokok penjualan produk dengan metode perusahaan dan metode activity based costing, analisis perbedaan hasil yang didapatkan, dan

(2) Penyusunan rancangan rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi pada daerah irigasi lintas Kabupaten/Kota yang menjadi kewenangan Provinsi