• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Karyawan Terhadap Implementasi Program Diklat Karyawan PT Aksara Solopos Surakarta JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Karyawan Terhadap Implementasi Program Diklat Karyawan PT Aksara Solopos Surakarta JURNAL"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

commit to user

PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM

DIKLAT KARYAWAN PT AKSARA SOLOPOS SURAKARTA

Oleh:

Aish Nurul Afifah, Sutaryadi ,dan Jumiyanto Widodo

Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret, Surakarta

anafifah2508@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1)Mengetahui bagaimana pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan di PT Aksara Solopos, (2)Mengetahui bagaimana persepsi karyawan tentang pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan di PT Aksara Solopos, (3)Mengetahui bagaimana pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan yang baik menurut persepsi karyawan PT Aksara Solopos.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berbentuk deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian studi kasus, dengan strategi tunggal terpancang. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Sumber data yang digunakan adalah informan, lokasi dan dokumen. Validitas data dengan menggunakan trianggulasi data. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif.

(3)

commit to user

meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan, dengan memberikan umpan balik berupa pengikutsertaan pada diklat selanjutnya. (3)Frekuensi pelaksanaan diklat yang baik menurut persepsi karyawan PT Aksara Solopos yaitu perlu dilaksanakan secara rutin. Materi diklat yang baik adalah materi yang sudah pernah diterapkan oleh trainer, materi yang memberi karyawan pengalaman menangani berbagai macam kasus, dan pemberian motivasi dalam penyampaian materi. Umpan balik yang baik adalah berupa pemberian bonus dan pertimbangan kenaikan upah maupun promosi jabatan.

Kata Kunci :persepsi, diklat

ABSTRACT

Aish Nurul Afifah. K7408171. EMPLOYEES’ PERCEPTION ON THE

IMPLEMENTATION OF EMPLOYEE TRAINING PROGRAMS IN PT AKSARA SOLOPOS SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. April 2016.

The objectives of research were (1) to find out the implementation of training

program in PT Aksara Solopos, (2) to find out the employees’ perception on the

implementation of training program in PT Aksara Solopos, and (3) to find out the good implementation of training program according to employees’ perception in

PT Aksara Solopos.

This study employed a descriptive qualitative research method. The type of research used was case study with a single embedded strategy. The sampling techniques used were purposive sampling and snowball sampling. The data sources used were informant, location, and document. Data validation was carried out using data triangulation. Meanwhile technique of analyzing data used was an interactive model of analysis.

The result of research showed that (1) the implementation of training program in PT Aksara Solopos employed on the job training, vestibule training and apprenticeship program methods. It was implemented not routinely and used the

material adjusted with company’s need. The assessment of performance after

short course was conducted by superior of each job division. Feedback was given in the form of knowledge and work skill development, and providing facility for further training. (2) Employees’ perception on training’s benefit was that it

improved ability, knowledge, and skill, added employees’ experience and insight.

Employees considered that short course should be held routinely, despite some of

them considering that it could be held according to company’s need. Material

repetition was considered as the reinforcement of previous material and tended to be needed for certain work area. Instructor was considered as exploring the

participants’ potency well, but guiding, instructing and communicating less

(4)

commit to user

the routine one. The good material of training was the one that had ever been applied by trainer, material giving the employees the experience of dealing with a variety of cases and motivation giving in delivering material. Good feedback included bonus giving and consideration of wage increase and position promotion.

Keywords: perception, training

PENDAHULUAN

Perkembangan bisnis global

yang saat ini terjadi memerlukan

persaingan yang kompetitif untuk

mempertahankan eksistensi perusahaan.

Hal itu tergantung pada sejauh mana

perusahaan mampu memanfaatkan

peluang serta mengatasi segala ancaman

dari lingkungan ekstern dengan segala

potensi dari sumber daya yang dimiliki

perusahaan. Secara umum, sumber daya

dalam suatu perusahaan terbagi menjadi

2 macam, yaitu sumber daya manusia

(human resource), dan sumber daya

non-manusia (non-human resources), yang

terdiri dari uang, mesin, modal, metode,

dan pasar. Pada hakikatnya faktor

produksi yang sangat penting dalam

perusahaan adalah sumber daya manusia,

yaitu karyawan.

Adanya kecenderungan bahwa

semakin besar perusahaan maka semakin

besar pula kebutuhan tenaga kerja,

menuntut perusahaan untuk lebih

memperhatikan pengelolaan sumber

daya manusia. Maka perusahaan perlu

melaksanakan pengembangan karyawan,

salah satunya dengan diklat guna

meningkatkan kinerja karyawan.

Program diklat karyawan

merupakan salah satu bagian yang

penting dalam keseluruhan proses

kemajuan perusahaan. Diklat sangat

dibutuhkan sebagai sarana pembentukan

sumber daya manusia yang berkualitas

dan mampu bekerja secara efektif.

Pembangunan sumber daya manusia

yang berkualitas merupakan inti dari

pembangunan, dimana program diklat

memberi andil didalamnya.

Pada pelaksanaan suatu

program diklat biasanya akan timbul

berbagai macam pandangan atau

persepsi terhadap program tersebut.

Pandangan terhadap program diklat akan

timbul dari kedua belah pihak, yaitu

pihak penyelenggara dan para peserta.

Pihak penyelenggara memandang bahwa

diklat dilaksanakan untuk meningkatkan

(5)

commit to user

4 salah satu aspek investasi sumber daya

manusia jangka panjang. Sedangkan dari

sisi peserta, dalam hal ini adalah

karyawan, terdapat berbagai persepsi

mengenai program diklat tersebut.

Persepsi merupakan pandangan atau

penafsiran setiap individu mengenai

suatu objek yang diterima melalui panca

indera. Demikian pula pada PT Aksara

Solopos, melaksanakan program diklat,

dengan tujuan untuk lebih meningkatkan

kualitas karyawan sesuai dengan bidang

kerjanya.

Melihat kenyataan tersebut,

maka peneliti tertarik untuk meneliti

lebih lanjut tentang persepsi yang

berkembang di PT Aksara Solopos

terhadap program diklat.

Berdasarkan latar belakang

masalah yang diuraikan di atas, peneliti

ingin mengkaji lebih dalam mengenai

“Persepsi Karyawan Terhadap

Implementasi Program Diklat Karyawan

PT Aksara Solopos Surakarta”.

KAJIAN LITERATUR

1. Tinjauan Tentang Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses

yang ditempuh individu untuk

mengorganisasikan dan menafsirkan

kesan-kesan indera agar memberi makna

bagi lingkungan (Rivai, 2004).

Sedangkan pengertian lain dari persepsi,

yaitu suatu proses yang didahului oleh

proses penginderaan, yaitu merupakan

proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indera atau juga

disebut proses sensoris (Walgito, 2004).

Alat indera merupakan alat penghubung

seorang individu dengan dunia luarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat

diartikan bahwa persepsi merupakan

suatu proses yang dialami seseorang

dalam menafsirkan setiap objek yang

diterima melalui panca indera, agar

dapat memberi makna bagi lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi adalah sebagai berikut : (a)

Pelaku persepsi, yaitu individu yang

memandang suatu objek dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya,

penafsiran itu dipengaruhi oleh

karakteristik-karakteristik pribadi dari

pelaku persepsi itu. (b) Objek yang

dipersepsi. (c) Alat indera, syaraf dan

pusat susunan syaraf. (d) Perhatian,

diperlukan untuk menyadari atau

mengadakan persepsi. (e) Situasi yang

sedang dihadapi, seperti tekanan waktu,

(6)

commit to user

5

2. Tinjauan Tentang Pendidikan

Pendidikan adalah keseluruhan

proses, teknik dan metode belajar

mengajar dalam rangka mengalihkan

suatu pengetahuan dari seseorang kepada

orang lain sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan sebelumnya (Siagian,

1996).

Pendidikan menurut Ranupandojo

dan Husnan adalah “Suatu kegiatan

untuk meningkatkan pengetahuan umum

seseorang termasuk di dalamnya

peningkatan penguasaan teori dan

keterampilan memutuskan terhadap

persoalan-persoalan yang menyangkut

kegiatan mencapai tujuan”(2002: 77).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat

diketahui bahwa pendidikan merupakan

proses kegiatan yang dilakukan secara

sadar untuk memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan dan

kecakapan tertentu juga sebagai

pembentukan sikap atau kepribadian

seseorang agar dapat menghadapi

lingkungannya dalam jangka waktu yang

relatif lama sesuai dengan standar yang

telah ditentukan.

Hamalik (2001) mengemukakan

tujuan dari pendidikan yaitu:

1) Adanya perkembangan pengetahuan dan kemampuan.

2) Terwujudnya tenaga-tenaga yang terampil dalam berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan.

3) Diharapkan mampu menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Mampu menyalurkan aspirasi dan minat di dalam kegiatan-kegiatan yang bermakna (hlm. 46).

Dari pendapat di atas, maka

tujuan dari pendidikan dapat diperinci

sebagai berikut, (1) Mengembangkan

potensi peserta didik. (2) Mampu

menyerap ilmu pengetahuan dan

teknologi serta mengembangkan

kemampuannya. (3) Menghasilkan

tenaga terampil di berbagai bidang. (4)

Mampu menyalurkan aspirasi dan minat

dalam kegiatan bermakna.

3. Tinjauan Tentang Pelatihan

Pelatihan merupakan suatu

kegiatan untuk memperbaiki

kemampuan kerja seseorang dalam

kaitannya dengan aktivitas ekonomi.

Pelatihan membantu karyawan dalam

memahami suatu pengetahuan praktis

dan penerapannya, guna meningkatkan

keterampilan, kecakapan dan sikap yang

diperlukan oleh perusahaan dalam usaha

mencapai tujuannya (Ranupandojo &

Husnan, 2002).

Pelatihan merupakan suatu

proses yang meliputi serangkaian upaya

(7)

commit to user

6 yang dilakukan oleh tenaga profesional

kepelatihan dalam waktu tertentu, yang

bertujuan untuk meningkatkan kinerja

peserta dalam bidang pekerjaan tertentu

guna meningkatkan efektivitas dan

produktivitas perusahaan (Hamalik,

2001).

Dari beberapa tersebut maka

dapat dimaknai bahwa pelatihan adalah

serangkaian upaya yang dilakukan untuk

memperbaiki kemampuan kerja

karyawan dalam melaksanakan

tugas-tugasnya.

Tujuan latihan menurut Moekijat

(1991), yaitu:

1) Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.

2) Untuk mengembangkan

pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional 3) Untuk mengembangkan sikap,

sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan manajemen (pimpinan) (hlm:38).

Penelitian yang dilakukan oleh

Nurhalis (2007), mengungkapkan tujuan

dilakukannya pelatihan adalah untuk

meningkatkan prestasi pegawai melalui

peningkatan pengetahuan, keahlian, dan

keterampilan, serta sikap.

Dari pendapat di atas, dapat

diperoleh beberapa tujuan pelatihan yang

ingin dicapai yaitu: (1)Untuk

mengembangkan keahlian. (2)Untuk

mengembangkan pengetahuan. (3)Untuk

mengembangkan sikap.

4. Tinjauan tentang Pendidikan dan

Pelatihan Karyawan

Samsudin barpendapat bahwa

pelatihan merupakan bagian dari

pendidikan (2006). Meskipun

pendidikan lebih bersifat filosofis dan

teoritis, sedangkan pelatihan bersifat

spesifik, praktis, dan segera, namun

pendidikan dan pelatihan mempunyai

tujuan yang sama yaitu pembelajaran.

Pendapat tersebut senada dengan

simpulan Sastrohadiwiryo (2003: 200),

yang mengatakan bahwa:

Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.

Dari pendapat tersebut, terlihat

jelas bahwa pendidikan mempunyai

ruang lingkup yang sangat luas, yaitu

dapat diberikan di dalam maupun di luar

sekolah. Sedangkan pelatihan diberikan

di luar sistem pendidikan (di luar

(8)

commit to user

7 Menurut simpulan Yodar dalam

Samsudin (2006) dan Sastrohadiwiryo

(2003), agar pendidikan dan pelatihan

dapat berhasil dengan baik, maka harus

memperhatikan sembilan prinsip, yaitu

perbedaan individu, hubungan dengan

analisis pekerjaan, motivasi, partisipasi

yang aktif, seleksi dan pelatihan,

pemilihan para pelatih, pelatihan pelatih,

metode pendidikan dan pelatihan, serta

prinsip belajar.

Sedangkan menurut Gomes

(1997: 208) prinsip-prinsip pelatihan

adalah sebagai berikut:

1) Memotivasi peserta pelatihan untuk belajar keterampilan yang baru.

2) Memperlihatkan keterampilan-keterampilan yang diinginkan untuk dipelajari.

3) Harus konsisten dengan isi. 4) Memungkinkan partisipasi aktif. 5) Memberikan kesempatan

berpraktek dan perluasan keterampilan.

6) Memberikan feedback mengenai performansi selama pelatihan. 7) Mendorong adanya pemindahan

yang positif dari pelatih ke pekerjaan.

8) Harus efektif dari segi biaya.

Dari beberapa pendapat di atas

dapat dikemukakan prinsip-prinsip yang

harus diperhatikan dalam pendidikan dan

pelatihan agar hasil yang diperoleh lebih

baik, yaitu: (1) Motivasi (2) Metode

pelatihan (3) Perbedaan individu (4)

Praktek (5) Efektif dari segi biaya.

Manfaat yang diharapkan dari

penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan seperti yang dikemukakan oleh

Sastrohadiwiryo (2003) adalah

peningkatan keahlian kerja; pengurangan

keterlambatan kerja, kemangkiran, serta

perpindahan tenaga kerja; pengurangan

timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan,

dan peningkatan pemeliharaan alat-alat

kerja; peningkatan produktivitas kerja;

peningkatan kecakapan kerja; serta

peningkatan rasa tanggung jawab.

Pendidikan dan pelatihan

menurut Siagian (1996: 175) dapat

membawa manfaat baik bagi organisasi

maupun bagi karyawan sendiri. Manfaat

tersebut antara lain adalah:

1) Bagi organisasi

a). Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, kecermatan melaksanakan tugas dan tumbuh suburnya kerjasama.

(9)

commit to user

8 c). Terjadinya proses

pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

d). Meningkatkan semangat kerja karyawan dan komitmen lebih tinggi pada perusahaan.

e). Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial partisipatif. f). Memperlancar jalannya

komunikasi yang efektif, sehingga memperlancar proses perumusan kebijaksanaan

organisasi dan

operasionalisasinya.

g). Penyelesaian konflik secara fungsional, dampaknya adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di kalangan para anggota.

2) Bagi karyawan

a). Membantu pegawai membuat keputusan dengan lebih baik. b). Meningkatkan kemampuan

para pekerja menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.

c). Mendorong karyawan untuk meningkatkan kemampuan kerja.

d). Meningkatkan kemampuan pegawai mengatasi stress/ frustasi dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri.

e). Makin besarnya tekad pegawai untuk lebih mandiri. f). Mengurangi ketakutan

menghadapi tugas baru.

g). Tersedianya informasi berbagai program yang dapat dimanfaatkan para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual.

Dari pendapat-pendapat di atas,

maka peneliti dapat menggolongkan

manfaat pelatihan dapat dibagi menjadi 2

macam, yaitu manfaat pelatihan bagi

perusahaan dan manfaat pelatihan bagi

karyawan. Manfaat pelatihan bagi

perusahaan adalah: (1)Meningkatkan

produktivitas kerja perusahaan.

(2)Terwujudnya hubungan yang serasi

antara atasan dan bawahan.

(3)Meningkatkan semangat kerja dan

komitmen karyawan pada perusahaan.

(4)Mendorong sikap keterbukaan

manajemen melalui penerapan gaya

manajerial partisipatif.

Sedangkan manfaat pelatihan

bagi karyawan, yaitu: (1)Membantu

pegawai membuat keputusan dengan

lebih baik. (2)Mendorong karyawan

untuk meningkatkan kemampuan dan

keahlian kerja. (3)Meningkatkan

kemampuan pegawai mengatasi

stress/frustasi dan konflik untuk

memperbesar rasa percaya diri.

(5)Tersedianya informasi berbagai

program yang dapat dimanfaatkan para

pegawai dalam rangka pertumbuhan

masing-masing secara teknikal dan

intelektual.

Terdapat berbagai macam

(10)

commit to user

9 Ranupadojo dan Husnan (2002)

menyebut 4 macam latihan, yakni:

a) Public Vocational Training

atau Refresher Courses

Merupakan bentuk

pengembangan karyawan yang lebih mirip pendidikan daripada latihan.

b) Apprentice Training

Latihan yang biasa dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang relatif tinggi.

c) Vestibule training

Merupakan bentuk latihan di mana pelatihnya bukanlah para atasan langsung, tetapi pelatih-pelatih khusus, salah satu bentuknya adalah simulasi.

d) On The Job Training

Sistem yang terutama memberikan tugas kepada atasan langsung dari karyawan yang baru dilatih untuk melatih mereka (hlm. 84).

Dari beberapa metode yang

dikemukakan oleh para ahli di atas,

dapat diambil rincian bahwa metode

pelatihan karyawan terdiri atas: (a)On

the job training, (b)Vestibule training,

(c)Apprentice training (magang)

(d)Public Vocational Training atau

Refresher Courses.

Diklat diberikan setelah

karyawan tersebut ditempatkan, namun

terkadang diklat diberikan kepada

karyawan sebelum ditempatkan. Bagi

karyawan baru yang sudah

berpengalaman, akan lebih sedikit diberi

diklat.

Nitisemito (1982), menyatakan

bahwa jika pengalaman yang dimiliki

belum sesuai dengan pekerjaan yang

akan ditugaskan kepadanya, maka perlu

diberikan diklat sekedarnya sebelum

penempatan. Namun jika perusahaan

belum mempunyai kesempatan untuk itu,

maka karyawan ditempatkan terlebih

dahulu.

Sebaliknya, bagi perusahaan

yang dalam penerimaan karyawan

mengutamakan pada mereka yang belum

berpengalaman, perlu memberikan

banyak diklat. Menurut Nitisemito

(1982), karyawan baru yang belum

berpengalaman, seharusnya diberikan

diklat sebelum ditempatkan agar tidak

melakukan banyak kesalahan. Meskipun

demikian, semua karyawan harus diberi

diklat secara berkelanjutan.

Dari pendapat di atas, diklat

untuk karyawan baru dapat dibagi

menjadi dua bagian, yaitu diklat untuk

karyawan baru yang belum

berpengalaman sebaiknya dilakukan

sebelum penempatan. Sedangkan diklat

untuk karyawan baru yang sudah

berpengalaman, bisa dilaksanakan

(11)

commit to user

10 Materi diklat disusun dari

kebutuhan dan tujuan diklat itu sendiri.

Kebutuhan dalam hal ini merupakan

kebutuhan dari perusahaan maupun

peserta diklat. Menurut Hardjana (2001),

materi umum yang dapat diolah dalam

training dibagi menjadi tiga bidang,

yaitu bidang kepribadian, hubungan

dengan orang lain (rekan kerja, bawahan,

atau atasan), serta kepemimpinan dan

manajemen.

Dari pendapat di atas, dapat

diartikan bahwa materi diklat

dikembangkan melalui beberapa hal,

yang terdiri dari : (a)Kepribadian

(b)Hubungan dengan rekan kerja

(c)Aspek-aspek yang bersentuhan

langsung dengan dunia kerja.

Agar pelaksanaan diklat dapat

terselenggara secara efektif dan efisien,

diperlukan instruktur yang tepat.

Nitisemito (1982), menyatakan bahwa

instruktur yang tepat adalah instruktur

yang pandai serta mampu

menyampaikan materi latihan dengan

jelas.

Hasibuan (2001) menjelaskan

bahwa seorang trainer memberikan

peranan penting dalam pengembangan

karyawan sehingga sasaran

pengembangan dapat tercapai dan

pengangkatan pelatih atau instruktur

harus berdasarkan kemampuan dan

memenuhi syarat sebagai berikut :

a) Teaching skills

b) Communication skills

c) Personality authority

d) Social skills

e) Technical competent

f) Stabilitas emosi

Berdasarkan beberapa pendapat

tersebut, dapat dipahami bahwa

instruktur diklat yang baik adalah

sebagai berikut : memiliki kemampuan

dalam mendidik, kecakapan

berkomunikasi, kewibawaan, mahir

dalam interaksi, mampu memahami dan

menyampaikan dengan jelas materi

diklat secara teoritis maupun teknis,

matang secara emosional, mengetahui

berbagai macam metode diklat dan dapat

menentukan metode yang sesuai.

Umpan balik sangat berguna bagi

peserta diklat untuk dapat mengevaluasi

diri sampai sejauh mana hasil usaha

yang dilakukan dan akan mempercepat

proses pembelajaran. Tujuan pemberian

umpan balik dalam diklat adalah

memberikan informasi tentang kemajuan

dan kinerja mereka.

Menurut Gibson, Ivancevich, dan

Donnelly Jr (1994), hal-hal yang dapat

(12)

commit to user

11 diinginkan secara efektif bagi peserta

adalah uang ataupun pujian.

Schuler dan Jackson (1997: 328),

menyatakan bahwa “Para pegawai

kadang-kadang mendapat diklat karena

alasan yang lain dari kebutuhan.

Misalnya, dibeberapa organisasi,

mengikuti program latihan eksekutif

berguna sebagai imbalan untuk kinerja

yang lalu.”

Selain itu, pelaksanaan diklat

juga diharapkan membuat para karyawan

akan dapat bekerja secara lebih efektif

dan efisien. Hal tersebut, menurut

Nitisemito (1982), akan mempermudah

perusahaan yang ingin melakukan

promosi bagi karyawan. Selain itu,

pelaksanaan diklat akan mempermudah

mutasi. Hal itu disebabkan karena para

karyawan dapat diberikan pelatihan yang

lebih luas, sehingga akan mampu

melaksanakan tugas-tugas dalam rangka

mutasi.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan

adalah penelitian kualitatif deskriptif.

Strategi penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi kasus

dalam penelitian ini hanya ingin

mengkaji suatu kasus tentang persepsi

karyawan terhadap program diklat

karyawan. Sumber data diperoleh dari

informan, tempat dan peristiwa, dan

dokumen.

Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik

sampel bertujuan (purposive sampling)

dan bola salju (snowball sampling).

Sedangkan teknik pengumpulan data

adalah wawancara, observasi langsung

dan analisis dokumen. Validitas data

yang digunakan yaitu triangulasi sumber

dan triangulasi metode. Sedangkan

analisis data yang digunakan yaitu model

analisis interaktif.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Program Pendidikan

dan Pelatihan di PT Aksara

Solopos Surakarta

a. Metode Pelaksanaan Program

Pendidikan dan Pelatihan di PT

Aksara Solopos Surakarta

Pelaksanaan diklat di PT Aksara

Solopos menggunakan metode diklat

yang dilaksanakan langsung di

perusahaan dengan instruktur dari dalam

maupun luar perusahaan (dari lembaga

lain), dan juga diklat yang dilaksanakan

di lembaga luar, untuk karyawan lama.

Sedangkan untuk karyawan baru,

(13)

commit to user

12 Adapun teori mengenai metode

pelaksanaan diklat, Ranupadjojo dan

Husnan (2002) menyebutkan 4 macam

pelatihan yaitu sebagai berikut:

1) Public Vocational Training atau

Refresher Courses, merupakan

bentuk pengembangan karyawan

yang lebih mirip pendidikan

daripada latihan.

2) On the job training, yaitu

metode pelatihan di mana para

peserta dilatih langsung di

tempat kerja dan biasanya dilatih

oleh atasan langsung atau rekan

kerja yang lebih senior dan lebih

berpengalaman.

3) Vestibule training, yaitu

pelatihan yang menggunakan

tenaga pelatih dari luar

perusahaan, yang merupakan

pelatih-pelatih khusus.

4) Apprentice Training (magang),

merupakan metode yang

dirancang untuk tingkat

keterampilan yang relatif tinggi.

Serta melibatkan pengetahuan

dalam melakukan suatu

keterampilan atau serangkaian

pekerjaan yang berhubungan.

Dari metode di atas, pelaksanaan

diklat di PT Aksara Solopos telah

mencakup semua metode yang ada.

Waktu pelaksanaan diklat

(Nitisemito: 1982), berdasarkan hasil

wawancara dan penelitian PT Aksara

Solopos memberikan diklat pada

karyawan baru diawal menduduki jabatan,

telah sesuai dengan teori yang

mengatakan bahwa untuk karyawan baru

yang sudah berpengalaman diberi diklat

setelah penempatan. Sedangkan untuk

karyawan secara keseluruhan,

berdasarkan teori, diklat diberikan secara

berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dan untuk memenuhi tuntutan

perubahan.

Materi diklat, Hardjana (2001), PT

Aksara Solopos memberikan diklat sesuai

dengan bidang kerja. Sementara untuk

bidang kepribadian dan hubungan dengan

orang lain, dapat terlihat dari pengamatan

yang peneliti lakukan saat berada di

tempat penelitian dan saat peneliti

melakukan wawancara, bahwa karyawan

PT Aksara Solopos mempunyai

kepercayaan diri yang tinggi,

berkompeten dan cakap, serta memiliki

sikap yang baik dalam berhubungan

dengan orang lain.

Untuk mencapai hasil diklat yang

diinginkan, instruktur diklat (Nitisemito:

1982), harus memenuhi beberapa kriteria

yang telah ditetapkan, antara lain:

(14)

commit to user

13 (2)Dari lembaga yang berkompetensi

(3)Telah berpengalaman dalam

memberikan diklat.

Penilaian kinerja, Simamora (1999:

335), setelah pelaksanaan diklat di PT

Aksara Solopos dilakukan oleh atasan

masing-masing bagian kerja secara

terus-menerus. Penilaian yang diberikan

berdasarkan pada kreativitas, inisiatif,

inovasi, semangat/etos kerja, dan

kehadiran karyawan.

Umpan balik, Schuler dan Jackson

(1997: 328), yang diberikan kepada

karyawan yang telah mengikuti diklat di

PT Aksara Solopos adalah reward. Baik

berupa pengembangan pengetahuan dan

keterampilan oleh atasan, dan pemberian

fasilitas dari perusahaan untuk mengikuti

diklat selanjutnya.

b. Persepsi Karyawan Terhadap

Pelaksanaan Program Pendidikan

dan Pelatihan di PT Aksara Solopos

Surakarta

Persepsi karyawan tentang

frekuensi pelaksanaan diklat berbeda.

Beberapa karyawan menganggap

frekuensi diklat yang dilaksanakan

selama ini sudah sesuai. Namun ada

karyawan yang menilai bahwa diklat di

PT Aksara Solopos perlu ditingkatkan

rutinitas dan materinya, tidak hanya

menyesuaikan kebutuhan perusahaan.

Selain itu, materi yang diperoleh

peserta saat diklat disesuaikan dengan

kebutuhan perusahaan dan bidang kerja

karyawan. Materi diklat dapat membantu

karyawan dalam menyelesaikan tugas

yang menjadi tanggung jawab

masing-masing karyawan. Pengulangan materi

saat diklat, dipandang karyawan sebagai

penguatan terhadap materi sebelumnya.

Pengulangan materi cenderung

diperlukakan untuk bidang kerja tertentu,

seperti untuk updating filosofi, teori,

konsep, dan eksemplar.

Terdapat berbedaan persepsi

karyawan terhadap instruktur diklat.

Beberapa karyawan menilai instruktur

sudah baik dalam menggali potensi

peserta. Namun ada juga karyawan yang

menganggap instruktur diklat masih

kurang dalam memberikan

arahan/bimbingan, kurang cakap

berkomunikasi, dan kurang efektif dalam

menyampaikan materi. Jika dihubungkan

dengan syarat yang harus dipenuhi

sebagai instruktur menurut Hasibuan

(2001), maka instruktur yang tersebut

kurang menguasai teaching skills

(kecakapan membimbing, memberi

petunjuk) dan communication skills

(kecakapan bekomunikasi secara efektif).

Demikian pula persepsi karyawan

(15)

commit to user

14 perusahaan kepada karyawan berupa

pengikutsertaan kembali pada diklat

selanjutnya, mendapatkan tanggapan

positif dari karyawan PT Aksara Solopos.

Secara garis besar, karyawan

mengganggap bahwa perusahaan

benar-benar memperhatikan karyawannya untuk

meningkatkan kemampuan, pengetahuan,

dan keterampilan melalui diklat.

c. Pelaksanaan Program Pendidikan

dan Pelatihan yang Baik Menurut

Persepsi Karyawan PT Aksara

Solopos Surakarta

Terkait dengan frekuensi

pelaksanaan diklat yang baik, karyawan

menganggap perlu dilaksanakan diklat

secara rutin. Namun ada karyawan yang

menginginkan agar diklat dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan, seperti yang

sudah dilaksanakan selama ini. Agar

tidak memunculkan kesan bahwa

pelaksanaan diklat hanya sebagai

formalitas.

Materi yang diberikan saat diklat

sudah disesuaikan dengan kebutuhan

perusahaan. Apabila ada pengulangan

materi dari diklat sebelumnya, karyawan

memahami bahwa pengulangan materi

adalah sebagai penguatan. Selain itu,

karyawan juga memberikan persepsi

tentang materi diklat yang baik, yaitu:

(a)Sesuai dengan kebutuhan perusahaan

(b)Sudah pernah diterapkan oleh trainer

(c)Karyawan bisa mendapatkan

pengalaman untuk menangani berbagai

macam kasus (d)Memberikan motivasi

secara tersirat, dengan menyampaikan

tujuan yang ingin dicapai dari diklat

tersebut terhadap kemajuan perusahaan.

Persepsi karyawan tentang

bagaimana umpan balik yang sebaiknya

diberikan oleh perusahaan setelah

mengikuti diklat. Umpan balik setelah

pelaksanaan diklat yang baik menurut

persepsi karyawan PT Aksara Solopos

adalah berupa pelaksanaan program

diklat lanjutan. Sehingga karyawan bisa

meng-upgrade pengetahuan dan

keterampilan mereka. Hal tersebut juga

diharapkan bisa mempengaruhi

perusahaan dalam mempertimbangkan

pemberian bonus, kenaikan upah

maupun promosi jabatan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data yang

diperoleh di lapangan dan analisis data

yang dilakukan peneliti, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut: (1)

Pelaksanaan program pendidikan dan

pelatihan di PT Aksara Solopos

menggunakan metode on the job

(16)

commit to user

15 program magang. Frekuensi

pelaksanaannya tidak rutin dan

menggunakan materi yang disesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan. Penilaian

kinerja setelah diklat dilakukan oleh

atasan masing-masing bagian kerja.

Umpan balik yang diberikan berupa

pengembangan pengetahuan dan

keterampilan dalam bekerja, dan

pemberian fasilitas dari perusahaan

untuk diikutkan pada diklat selanjutnya.

(2) Persepsi karyawan PT Aksara

Solopos terhadap manfaat diklat yaitu

dapat meningkatkan kemampuan,

pengetahuan, keterampilan, menambah

pengalaman dan wawasan karyawan.

Karyawan menganggap frekuensi diklat

perlu diselenggarakan secara rutin,

meskipun ada yang menilai bahwa diklat

cukup diselenggarakan sesuai kebutuhan

perusahaan. Materi yang diberikan,

disesuaikan dengan kebutuhan

perusahaan dan bidang kerja karyawan.

Pengulangan materi saat diklat,

dipandang karyawan sebagai penguatan

terhadap materi sebelumnya dan

cenderung diperlukan untuk bidang kerja

tertentu. Persepsi karyawan terhadap

instruktur dalam menggali potensi

peserta dinilai baik, namun masih kurang

menguasai teaching skills (kecakapan

membimbing, memberi petunjuk) dan

communication skills (kecakapan

berkomunikasi secara efektif). Karyawan

mengganggap bahwa perusahaan

benar-benar memperhatikan karyawannya

untuk meningkatkan kemampuan,

pengetahuan, dan keterampilan, dengan

memberikan umpan balik berupa

pengikutsertaan pada diklat selannjutnya.

(3) Frekuensi pelaksanaan diklat yang

baik menurut persepsi karyawan PT

Aksara Solopos yaitu perlu dilaksanakan

secara rutin. Materi diklat yang baik

adalah materi yang sudah pernah

diterapkan oleh trainer, materi yang

memberi karyawan pengalaman

menangani berbagai macam kasus, dan

pemberian motivasi dalam penyampaian

materi. Umpan balik yang baik setelah

pelaksanaan diklat menurut persepsi

karyawan PT Aksara Solopos adalah

berupa bonus dan pertimbangan

kenaikan upah maupun promosi jabatan.

Berdasarkan simpulan, maka saran

yang dapat dikemukakan adalah sebagai

berikut:

1. Kepada Manajer SDM

Karena umpan balik yang diberikan

hanya berupa pengikutsertaan

karyawan pada diklat selanjutnya,

hendaknya manajer SDM lebih

(17)

commit to user

16 balik bagi karyawan yang

menunjukkan peningkatan kinerja

setelah mengikuti diklat berupa

pemberian bonus, kenaikan upah atau

promosi.

2. Kepada Penyelenggara Diklat

a. Pihak penyelenggara diklat

hendaknya meninjau kembali

pelaksanaan diklat yang diadakan

sesuai kebutuhan perusahan.

Karena beberapa karyawan

menilai bahwa diklat perlu

dilaksanakan secara rutin. Namun

jika tetap dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan perusahaan,

harus ada batas waktu maksimal

dari pelaksanaan diklat satu ke

diklat berikutnya.

b. Karena diklat yang dilaksanakan

tidak harus menggunakan

manajer (atasan) sebagai

instruktur, jika dalam batas waktu

maksimal manajer belum

mempunyai atau menguasai

materi yang perlu disampaikan

dalam diklat, maka sebaiknya

pihak SDM mengundang

instruktur dari lembaga lain atau

mengikutkan karyawan pada

diklat yang diselenggarakan oleh

lembaga lain.

3. Kepada Manajer Bagian

Manajer Bagian selaku pihak yang

mengawasi langsung kinerja

karyawan, hendaknya benar-benar

memperhatikan bagaimana karyawan

menerapkan materi diklat pada

pekerjaannya.

4. Kepada Karyawan (Staf)

Karena diklat bermanfaat untuk

peningkatan kualitas karyawan,

hendaknya karyawan turut aktif untuk

mencari metode kerja yang lebih efektif

dan efisien. Sehingga dapat digunakan

sebagai masukan kepada manajer

maupun pihak SDM untuk memberikan

atau mengikutsertakan karyawan pada

(18)

commit to user

17

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, James L., Ivancevich, John M., & Donnelly Jr., James H. 1994. Organisasi(Perilaku,Struktur, Proses) Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gomes, Faustino C. 1997. Manajemen

Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: ANDI Offset.

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

Hardjana, Agus M. 2001. Training SDM

yang Efektif. Yogyakarta:

Kanisius.

Hasibuan, H. Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian

Pendidikan dan Sosial

(Kuantitatif dan Kualitatif).

Jakarta: Gaung Persada Press. Moleong, Lexy J. 2010. Metode

Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan :

Kiat Membangun Organisasi

Kompetitif Menjelang

Perdagangan Bebas Dunia.

Yogyakarta: BPFE.

Ranupandojo, Heidjrahman & Husnan, Suad. 2002. Manajemen Personalia (Edisi 4). Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi. Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen

Sumber Daya Manusia Untuk

Perusahaan. Dari Teori ke

Praktik. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2003.

Manajemen Tenaga Kerja

Indonsia (Pendekatan

Administratif). Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Schuler, Randall S. & Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (Menghadapi Abad Ke-21) Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Siagian, Sondang P. 1996 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Simamora, Henry. 2001. Manajemen

Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Suprihanto, John. 1988. Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan dan

Pengembangan Karyawan.

Yogyakarta: BPFE.

Sutopo, H. B. 2002. Metodologi

Penelitian Kualitatif: Dasar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan informasi tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis dampak tercapainya target pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem Automatic Grab Fund (AGF) dalam pembayaran angsuran kredit, dengan membandingkan jumlah

showed the presence of a protein of 32.68 kDa size, indicating the possible presence of cytolytic toxin. Insecticidal crystal proteins from B. thuringiensis sub- sp. From the

SEMINAR NASIONAL TEKNIK JALAN ke-2 (SNTJ-2) akan diselenggarakan pada tanggal 1 - 3 Oktober 2014 di Swiss-Belhotel Danum, Palangkaraya, Kalimantan Tengah oleh DPD HPJI Kalteng..

menggunakan jari telunjuk, tahan terus sambil meng- angkat pipetnya dari wadah bahan kimia yang akan diukur volumenya. Kering- kan ujung pipet dengan menggunakan kertas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 3

4.4.2 Pembahasan Penelitian Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepercayaan Merek serta dampaknya Pada Loyalitas Merek... 151

Praktik pengalaman lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan, dalam