Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan profil literasi sains siswa pada tema efek rumah kaca. Subjek penelitian yaitu 68 siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat. Data dikumpulkan dengan menggunakan rubrik penilaian kinerja proses dan produk, soal tes literasi sains, skala sikap, lembar angket, dan catatan lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian ini profil siswa diungkap melalui pengerjaan task dalam pembelajaran IPA Terpadu tema efek rumah kaca. Berdasarkan hasil penelitian profil literasi sains siswa SMP Kelas VII yang diungkap melalui tes diperoleh capaian rerata sebesar 29.8% pada aspek konten dan proses sains dengan kategori kurang sekali. Capaian untuk tiap indikator kompetensi literasi sains yang mencakup mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah berturut-turut sebesar 34.0%, 25.7% dan 28.3% seluruhnya dengan kategori kurang sekali. Profil literasi sains siswa SMP Kelas VII yang diungkap melalui asesmen kinerja menunjukkan capaian rerata 35.4% dengan kategori kurang sekali pada aspek konten dan proses sains. Capaian untuk indikator mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah berturut-turut sebesar 9.1%, 42.7%, dan 10.8% juga dengan kategori kurang sekali. Nilai rerata sikap sains siswa sebesar 76.0 termasuk kategori baik. Sikap mendukung inkuiri sains, kepercayaan diri sebagai pebelajar sains, tanggungjawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan berada pada kategori cukup dengan rerata nilai berturut-turut sebesar 71.2, 74.5, dan 74.1. Sementara minat siswa terhadap sains berada pada kategori baik dengan rerata nilai sebesar 80.0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profil literasi sains siswa SMP Kelas VII pada tema efek rumah kaca berada pada kategori kurang sekali untuk aspek konten dan proses sains, sementara sikap sains siswa berada pada kategori baik.
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SCIENTIFIC LITERACY PROFILE OF SEVENTH GRADE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT ON
GREENHOUSE EFFECT THEME
ABSTRACT
This study aims to describe students scientific literacy profile on greenhouse effect theme. The subjects were 68 students of seventh grade junior high school in Kabupaten Bandung Barat. Data was collected using a performance assessment rubric, scientific literacy test, attitude scale, questionnaire sheet, and field notes. This study used descriptive research method. The profile revealed through the tasks in integrated science learning on greenhouse effect theme. Research results show that students scientific literacy profile through the tests is very low category with the average of 29.8% at scientific content and scientific process. Achievement for each scientific literacy competencies indicator that include identify scientific issues, explaining scientific phenomena and using scientific evidence, in a row by 34.0%, 25.7% and 28.3% with very low category. Students scientific literacy profile through performance assessment shows very low category with performance average 35.4% at scientific content and scientific process. Achievement for each scientific literacy competencies indicator that include identify scientific issues, explaining scientific phenomena and using scientific evidence in a row by 9.1%, 42.7%, and 10.8% also with very low category. The mean value of students attitude towards science were 76.0 with good category. The mean value of attitudes for each indicators such as support for scientific enquiry, self-belief as science learners, and responsibility towards resources and environments in a row by 71.2, 74.5, and 74.1 with fair category. While the students' interest in science mean value is 80.0 with good category. It can be concluded that the scientific literacy profile of seventh grade junior high school students on greenhouse effect theme shows very low category at scientific content and scientific process, while students attitude towards science were good category.
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di suatu Sekolah Menengah Pertama Negeri di
Kabupaten Bandung Barat. Letak sekolah dekat dengan kawasan industri dengan
kondisi sosial ekonomi keluarga siswa umumnya berada dalam kategori
menengah ke bawah dan sumber belajar yang terbatas. Pemilihan setting sekolah
yang dekat dengan kawasan industri bertujuan agar siswa dapat lebih mudah
mengasosiasikan kondisi lingkungan dalam kaitannya dengan tema efek rumah
kaca. Setting juga didasari oleh adanya hasil-hasil penelitian terkait literasi sains
yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah yang kondisi para siswanya
memiliki kemampuan yang relatif baik (cluster tinggi) dengan sumber belajar
yang memadai. Hasil-hasil penelitian tersebut belum dapat memetakan
kompetensi literasi sains siswa dengan kemampuan yang relatif kurang (cluster
sedang). Penggunaan setting sekolah seperti ini berimplikasi pada hasil penelitian
yang hanya berlaku untuk sekolah-sekolah dengan kondisi serupa dan tidak dapat
digeneralisir.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun ajaran
2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII E dan VII F
sejumlah 68 orang. Pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik purposive sampling dilakukan berdasarkan
pertimbangan yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian (Fraenkel &
Wallen, 2007). Pemilihan kedua kelas tersebut sebagai sampel penelitian
didasarkan karena subjek penelitian tidak dapat diacak. Selaian itu kedua kelas
diajar oleh guru IPA yang sama sehingga memiliki kemampuan yang relatif sama
Sehingga para siswa subjek penelitian dianggap memiliki kemampuan yang
setara. Kedua kelas tersebut juga dapat mewakili gambaran kompetensi literasi
sains siswa SMP Kelas VII secara umum dalam populasi. Hal ini didasarkan pada
penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Adanya kesenjangan
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memerlukan penelitian yang lebih jauh untuk mengetahui profil siswa yang
sesungguhnya. Dengan demikian, hal ini dapat menunjang pelaksanaan penelitian
untuk mengungkap profil literasi sains siswa SMP kelas VII pada tema efek
rumah kaca.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dalam
penelitian ini, pusat perhatiannya adalah profil literasi sains siswa tanpa
melakukan manipulasi atau pengubahan variabel-variabel bebas (Arikunto, 2010).
Profil siswa diungkap melalui tes literasi sains dan pengerjaan task dalam
pembelajaran IPA terpadu tipe shared (Fogarty, 1991) pada tema efek rumah kaca
dengan menggunakan asesmen otentik. Asesmen otentik yang digunakan meliputi
tes literasi sains, asesmen kinerja proses, asesmen kinerja produk, dan skala sikap
sains. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dan dideskripsikan menjadi
sebuah informasi (Sugiyono, 2013). Informasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah profil literasi sains siswa pada tema efek rumah kaca.
C. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi
operasional dalam penelitian ini yaitu :
a. Profil literasi sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemetaan
kompetensi siswa berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil tes literasi sains
tema efek rumah kaca, asesmen kinerja proses, asesmen kinerja produk dan
penilaian sikap yang mengacu pada indikator-indikator esensial literasi sains
dalam PISA 2006.
b. Tema efek rumah kaca dalam penelitian ini adalah konteks lingkungan dan
bencana terkait efek rumah kaca dalam aplikasi personal, sosial dan global.
Konteks ini membingkai konten, proses dan sikap sains. Konten mencakup
sistem fisik, sistem kehidupan, serta sistem bumi dan luar angkasa. Konteks
juga membingkai proses yang mengacu pada domain proses ilmiah dalam
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurikulum 2013 tema efek rumah kaca mencakup beberapa kompetensi dasar,
antara lain : KD 3.1. memahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ada
pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari
observasi, serta pentingnya perumusan satuan terstandar (baku) dalam
pengukuran; KD 3.6. mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi
dari makanan, transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan
fotosintesis; KD 3.7.1. melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan
perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan
wujud benda; KD 3.8. mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya; KD 4.8. menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk
hidup dengan lingkungan sekitarnya; KD 3.9. mendeskripsikan pencemaran
dan dampaknya bagi makhluk hidup; KD 3.10 mendeskripsikan tentang
penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem; KD
4.10. melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes literasi sains,
task dan rubrik asesmen kinerja proses, task dan rubrik asesmen kinerja produk,
skala sikap sains, angket siswa, serta catatan lapangan. Secara rinci instrumen
penelitian dapat dipaparkan berikut ini.
a. Tes literasi sains
Tes literasi sains digunakan untuk menilai kompetensi sains siswa yang
mengacu pada indikator-indikator dalam literasi sains. Soal tes disusun oleh
peneliti dengan mengacu pada soal-soal yang dikembangkan oleh PISA OECD.
Tes berupa 28 soal pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Tes
dikerjakan oleh siswa sebelum pengerjaan task dalam pembelajaran IPA terpadu
tema efek rumah kaca. Sebelum digunakan, tes literasi sains di-judgement oleh
enam orang dosen ahli kemudian diujicobakan kepada siswa untuk mengetahui
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Validitas Item
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah item dikatakan valid jika
mempunyai dukungan yang besar terhadap skor soal total. Skor pada item soal
menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain sebuah item
soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran
dengan skor total (Arikunto, 2012). Uji validasi ini menggunakan korelasi product
moment dengan angka kasar, dengan rumus:
= Ó −(Ó ) Ó
√{ Ó − Ó } { Ó − Ó }… … …
Keterangan:
rxy = koefisien validitas item soal
N = jumlah siswa yang mengikuti tes
X = skor item ke-i yang diukur validitasnya
Y = skor total
Validitas soal-soal ini ditentukan dengan membandingkan harga r yang
diperoleh dengan harga rtabel, dengan ketentuan rhitung> rtabel maka butir soal
tersebut valid (Arikunto, 2012). Untuk menginterpresentasikan besarnya koefisien
korelasi dipergunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1
Interpretasi validitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < r ≤ 1,00 sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,80 tinggi
0,40 < r ≤ 0,60 cukup
0,20 < r ≤ 0,40 rendah
0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah (Tidak Valid) (Arikunto, 2012)
Dalam penelitian ini pengukuran validitas soal dilakukan dengan
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setiap item soal dapat dilihat pada Lampiran B.1 dengan interpretasi sesuai Tabel
3.1.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang dipakai tersebut
sudah baik. Reliabilitas adalah ketetapan satu tes apabila diteskan pada subyek
yang sama dan pada waktu yang berbeda akan memberikan hasil yang hampir
sama pula (Arikunto, 2012). Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas soal
dilakukan dengan menggunakan software ANATES versi 4.1.0. sebagaimana
dapat dilihat pada Lampiran B.1 dengan interpretasi sesuai koefisien korelasi
reliabilitas instrumen pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Klasifikasi reliabilitas tes
Koefisien Korelasi Kriteria 0.00 – 0.200 Sangat rendah 0.200 – 0.400 Rendah 0.400 – 0.600 Sedang 0.600 – 0.800 Tinggi
0.800 – 1.00 Sangat tinggi
(Arikunto, 2012)
3. Tingkat Kesukaran Item
Disamping memenuhi validitas dan reliabilitas yang baik, tes juga
mengandung adanya keseimbangan dari kesulitan tes tersebut. Cara yang
digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:
� = � ………
Keterangan:
P = indeks kesulitan untuk setiap butir item
B = banyaknya siswa menjawab benar
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis tingkat kesukaran item dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan software ANATES versi 4.1.0. dengan interpretasi sesuai Tabel 3.3.
Secara lengkap tingkat kesukaran untuk tiap item soal dapat dilihat pada
Lampiran B.1.
Tabel 3.3
Interpretasi indeks kesukaran
Interval Kriteria
P ≤ 0,30 Sukar
0.31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
P ≥ 0.71 Mudah
(Arikunto, 2012)
4. Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui bahwa setiap siswa dapat menerima
suatu item tes atau soal dengan pengertian yang sama.
� = � − � = � − � … …
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
� = � = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
� = � = proporsi peserta kelompok bawah atas yang menjawab benar
Analisis daya beda untuk tiap item dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan software ANATES versi 4.1.0. dengan interpretasi sesuai Tabel 3.4.
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Interpretasi daya pembeda
Interval Kriteria
0,00 - 0,20 Jelek
0,20 - 0,40 Cukup
0,40 -0.70 Baik
0,70 - 1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2012)
Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya soal
yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis mencakup validitas butir soal, daya
pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas yang dilakukan pada setiap butir soal
dengan menggunakan program ANATES Versi 4.1.0. Berdasarkan hasil analisis
item tersebut, ada soal yang digunakan untuk penelitian, ada soal yang diperbaiki
dan ada juga soal yang tidak digunakan, data lengkapnya dapat dilihat pada
bagian Lampiran B.1. Rekapitulasi hasil analisis butir soal pilihan ganda secara
ringkas disajikan dalam Tabel 3.5 dengan nilai reliabilitas sebesar 0,79 berada
pada kategori tinggi.
Tabel 3.5
Rekapitulasi hasil uji coba instrumen tes pilihan ganda
No Soal
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Keterangan
(%) Kriteria P (%) Kriteria rxy Kriteria
1 35,71 Cukup 83,02 Mudah 0,442 Valid Digunakan 2 71,43 Baik
sekali
45,28 Sedang 0,463 Valid Digunakan
3 35,71 Cukup 73,58 Mudah 0,326 Valid Tidak
digunakan 4 21,43 Cukup 30,19 Sangat
mudah
0,223 Valid Tidak digunakan 5 35,71 Cukup 81,13 Mudah 0,342 Valid Digunakan
6 50,00 Baik 52,83 Sedang 0,448 Valid Tidak
digunakan 7 92,86 Baik
sekali
54,72 Sedang 0,662 Valid Digunakan
8 42,86 Baik 33,96 Sedang 0,287 Valid Digunakan
9 0,00 Jelek 33,96 Sedang 0,033 Tidak
Valid
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Rekapitulasi hasil uji coba instrumen tes pilihan ganda
No Soal
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Keterangan
(%) Kriteria P (%) Kriteria rxy Kriteria
10 0,00 Jelek 62,26 Sedang 0,025 Tidak Valid
Tidak digunakan 11 7,14 Jelek 98,11 Sangat
mudah
0,261 Valid Tidak digunakan 12 35,71 Cukup 37,74 Sedang 0,299 Valid Digunakan 13 71,43 Baik
sekali
50,94 Sedang 0,580 Valid Digunakan
14 35,71 Cukup 41,51 Sedang 0,362 Valid Digunakan 15 28,57 Cukup 28,30 Sukar 0,265 Valid Digunakan 16 35,71 Cukup 90,57 Sangat
mudah
0,460 Valid Tidak digunakan 17 -35,71 Jelek 26,42 Sukar -0,242 Tidak
valid
Tidak digunakan 18 71,43 Baik
sekali
69,81 Sedang 0,608 Valid Digunakan
19 50,00 Baik 77,36 Mudah 0,504 Valid Digunakan 20 71,43 Baik
sekali
60,38 Sedang 0,538 Valid Tidak digunakan 21 14,29 Jelek 79,25 Mudah 0,144 Tidak
Valid
Tidak digunakan 22 50,00 Baik 50,94 Sedang 0,352 Valid Digunakan 23 57,14 Baik 45,28 Sedang 0,531 Valid Digunakan
24 7,14 Jelek 28,30 Sukar 0,149 Tidak
Valid
Tidak digunakan
25 42,86 Baik 75,47 Mudah 0,430 Valid Digunakan
26 50,00 Baik 79,25 Mudah 0,554 Valid Digunakan
27 28,57 Cukup 56,60 Sedang 0,208 Valid Digunakan 28 64,29 Baik 32,08 Sedang 0,486 Valid Digunakan
29 42,86 Baik 18,87 Sukar 0,350 Valid Digunakan
30 64,29 Baik 71,70 Mudah 0,486 Valid Digunakan
31 57,14 Baik 43,40 Sedang 0,375 Valid Digunakan 32 -14,29 Jelek 16,98 Sukar -0,122 Tidak
valid
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Rekapitulasi hasil uji coba instrumen tes pilihan ganda
No Soal
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Keterangan
(%) Kriteria P (%) Kriteria rxy Kriteria
37 50,00 Baik 41,51 Sedang 0,312 Valid Digunakan 38 28,57 Cukup 24,53 Sukar 0,242 Valid Digunakan 39 57,14 Baik 39,62 Sedang 0,488 Valid Digunakan 40 57,14 Baik 47,17 Sedang 0,396 Valid Digunakan
Berdasarkan Tabel 3.5 terdapat delapan soal yang tidak digunakan karena
tidak sesuai kriteria soal yang baik, empat soal tidak digunakan karena sudah
terwakili oleh butir soal lainnya untuk indikator yang sama, dan satu soal
diperbaiki. Oleh karena itu butir soal yang digunakan dalam penelitian adalah
sebanyak 28 soal (Lampiran A.3). Komposisi soal tes disajikan dalam Tabel 3.6
berikut ini.
Tabel 3.6.
Komposisi soal tes literasi sains
Indikator Kompetensi Literasi Sains Nomor Soal Jumlah
1. Mengidendifikasi isu ilmiah 1, 2, 3, 6, 23, 24, 25, 26, 27, 28 10
2. Menjelaskan fenomena ilmiah 7, 10, 17, 19, 20, 21 6
3. Menggunakan bukti ilmiah 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 22 12
Jumlah Soal 28
b. Task dan rubrik asesmen kinerja proses dan produk
Task merupakan perangkat instrumen berupa tugas-tugas beserta panduan
pengerjaan tugas yang mengarahkan siswa untuk mengungkap profil literasi sains
siswa. Task berupa kinerja siswa dalam melaksanakan praktikum dan diskusi tema
efek rumah kaca. Task disusun berdasarkan pada kompetensi yang dapat menilai
literasi sains siswa pada domain konten, proses, dan konteks sains. Rubrik berupa
rubrik asesmen kinerja yang mencakup indikator-indikator esensial literasi sains
dalam PISA 2006. Rubrik kinerja siswa berupa rubrik penilaian dalam format
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dijabarkan menjadi empat tingkat kinerja dari tingkat kinerja yang paling baik
hingga yang paling buruk. Secara lengkap task dan rubrik yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran A.4 dan Lampiran A.6. Sebelum
digunakan, task dan rubrik di-judgement oleh tiga orang dosen ahli. Task dan
rubrik kemudian diujicobakan kepada 15 siswa dalam satu kelas yang sudah
mempelajari tema efek rumah kaca di salahsatu SMP swasta (cluster tinggi). Uji
coba task ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan task, efektivitas waktu
pengerjaan, dan kesesuaian dengan rubrik sehingga diperoleh instrumen penelitian
yang baik dan valid. Setelah diujicobakan, task dan rubrik kemudian diperbaiki
sehingga diperoleh task dan rubrik penelitian sebagaimana dapat dilihat pada
Lampiran A.4 dan Lampiran A.6.
c. Skala sikap sains
Skala sikap sains berisi sejumlah pernyataan yang mengacu pada
indikator-indikator domain sikap dalam PISA 2006. Skala sikap sains disusun berdasarkan
skala Likert meliputi pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan empat
alternatif pilihan jawaban. Untuk pernyataan positif skor pernyataan sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) memiliki bobot
berturut-turut 4, 3, 2 dan 1. Pada pernyataan negatif bobot sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) adalah 1, 2, 3 dan 4.
Skala sikap sains ini digunakan untuk menilai sikap sains siswa. Sebelum
digunakan, skala sikap sains di-judgement oleh empat orang dosen ahli kemudian
diujicobakan kepada siswa, dianalisis dan diperbaiki.
Instrumen sikap sains yang telah diujicobakan kepada siswa selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan software SPSS statistics for Window versi 17.0.
Berdasarkan analisis uji coba pernyataan sikap, dari 40 pernyataan diperoleh 18
pernyataan yang memenuhi kriteria skala sikap yang baik (Lampiran B.2).
Koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,690 dengan kategori tinggi. Secara
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7.
Rekapitulasi hasil uji coba instrumen sikap sains No
pernyataan
r hitung Interpretasi
Validitas
Keterangan
1 0,494 Cukup Digunakan
2 -0,301 Sangat rendah Tidak
digunakan
3 0,138 Sangat rendah Tidak
digunakan
4 0,375 Rendah Tidak
digunakan
5 -0,092 Sangat rendah Tidak
digunakan
6 0,107 Sangat rendah Tidak
digunakan
7 -0,085 Sangat rendah Tidak
digunakan
8 0,472 Cukup Digunakan
9 0,176 Sangat rendah Tidak
digunakan
10 0,421 Cukup Digunakan
11 0,413 Cukup Digunakan
12 0,303 Rendah Tidak
digunakan
13 0,177 Sangat rendah Tidak
digunakan
14 0,463 Cukup Digunakan
15 0,450 Cukup Digunakan
16 0,406 Cukup Digunakan
17 0.077 Sangat rendah Tidak
digunakan
18 0,127 Sangat rendah Tidak
digunakan
19 0,256 Rendah Tidak
digunakan
20 0,279 Rendah Tidak
digunakan
21 0,118 Sangat rendah Tidak
digunakan
22 0,478 Cukup Tidak
digunakan
23 0,473 Cukup Digunakan
24 0,442 Cukup Digunakan
25 0,336 Rendah Tidak
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7.
Rekapitulasi hasil uji coba instrumen sikap sains No
pernyataan
r hitung Interpretasi
Validitas
Keterangan
26 0,232 Rendah Tidak
digunakan
27 0,421 Cukup Digunakan
28 0,241 Rendah Diperbaiki
29 0,208 Rendah Tidak
digunakan
30 0,446 Cukup Digunakan
31 0,421 Cukup Digunakan
32 0,316 Rendah Tidak
digunakan
33 0,255 Rendah Tidak
digunakan
34 0,248 Rendah Tidak
digunakan
35 0,524 Cukup Digunakan
36 0,499 Cukup Digunakan
37 0,149 Sangat rendah Tidak
digunakan
38 0,254 Rendah Diperbaiki
39 0,338 Rendah Diperbaiki
40 0,412 Cukup Digunakan
Instrumen sikap yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran A.8. Adapun
komposisi item sikap yang digunakan dalam penelitian dan telah disesuaikan
nomornya disajikan pada Tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8
Instrumen sikap yang telah disesuaikan nomornya
No. Indikator Sikap Literasi Sains Nomor Pernyataan
1. Mendukung inkuiri sains 1, 8, 9
2. Kepercayaan diri sebagai pebelajar sains 2, 10, 11 3. Ketertarikan terhadap sains 3, 4, 5, 12, 13, 14, 15 4. Tanggung jawab terhadap sumber daya
alam dan lingkungan
6, 7, 16, 17, 18
Jumlah 18
d. Angket siswa
Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa mengenai
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengisian angket dilakukan setelah penelitian. Data hasil angket digunakan untuk
melengkapi data dalam penelitian dan menganalisis lebih jauh profil siswa.
Lembar angket siswa dapat dilihat pada Lampiran A.9.
e. Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap
data dalam penelitian. Instrumen ini berupa catatan peneliti pada buku selama
penelitian berlangsung. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data-data
faktual yang terjadi selama penelitian profil literasi sains siswa di lapangan, untuk
menunjang pembahasan dan kesimpulan.
E. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu,
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
a. Tahap persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan yaitu sebagai berikut.
1) Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang kuat mengenai
permasalahan yang dijadikan sebagai bahan kajian dan memperoleh gambaran
hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang akan diteliti terkait literasi
sains dan asesmen otentik. Analisis silabus mata pelajaran IPA SMP dalam
kurikulum 2013 juga dilakukan untuk menganalisis kesesuaian materi.
2) Melakukan studi pendahuluan melalui pemberian angket kepada siswa dan
wawancara dengan guru IPA untuk memperoleh informasi awal terkait literasi
sains dan penilaiannya serta pembelajaran pada tema efek rumah kaca. Studi
pendahuluan dilakukan di dua sekolah yang mewakili cluster tinggi dan cluster
sedang di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
3) Menyusun instrumen penelitian meliputi soal tes literasi sains, task dan rubrik
kinerja, RPP, LKS, skala sikap sains dan angket siswa.
4) Melakukan judgement instrumen penelitian yang dilakukan oleh ahli, bertujuan
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perangkat tes, perangkat penilaian kinerja siswa, skala sikap sains dan angket
siswa untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan instrumen sehingga dapat
diperoleh instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Uji coba instrumen
dilakukan terhadap siswa yang sudah pernah belajar materi efek rumah kaca.
5) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk memperoleh instrumen
penelitian yang valid dan reliabel. Kualitas intrumen tes yang meliputi
validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran soal dan keberfungsian
distraktor (pengecoh) dianalisis dengan program Anates versi 4.1.0. Perangkat
penilaian kinerja siswa (task dan rubrik) setelah diujicobakan kepada siswa
kemudian diperbaiki berdasarkan hasil uji coba (hasil pengamatan peneliti,
masukan dari guru IPA, masukan dari siswa). Skala sikap sains dianalisis
dengan menggunakan software SPSS statistics for Window versi 17.0.
Sedangkan angket siswa setelah dilakukan uji keterbacaan pada siswa
kemudian diperbaiki secara redaksional. Seluruh instrumen yang telah
dianalisis ini kemudian diperbaiki untuk dapat digunakan sebagai instrumen
penelitian.
6) Menentukan subjek yang akan menjadi sampel dalam penelitian secara
purposive sampling.
7) Melakukan sosialisasi penelitian kepada seluruh siswa subjek penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tujuh kali pertemuan atau 7 x 2 JP
dalam satu bulan. Adapun tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut.
1) Melaksanakan tes literasi sains untuk mengetahui profil literasi sains siswa
domain konten dan proses pada pertemuan pertama. Tes berupa 28 soal pilihan
ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Tes dilakukan selama 2 x 40
menit. Soal tes yang dikerjakan oleh siswa mengacu pada indikator-indikator
literasi sains dalam PISA 2006. Soal dibatasi pada konteks lingkungan dan
bencana terkait efek rumah kaca dalam aplikasi personal, sosial dan global.
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angkasa. Proses sains dalam soal mencakup mengidentifikasi isu ilmiah,
menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah.
2) Pengerjaan task oleh siswa sebanyak 2 task (4 pertemuan) dilakukan dalam
pembelajaran IPA terpadu tema efek rumah kaca. Task berupa analisis artikel,
praktikum dan diskusi digunakan sebagai media bagi peneliti untuk
memperoleh informasi menyeluruh tentang profil literasi sains siswa domain
konten dan proses. Pengerjaan task oleh siswa diawali dengan menganalisis
artikel ilmiah terkait efek rumah kaca. Setelah menganalisis artikel, siswa
melakukan praktikum tema efek rumah kaca sesuai dengan panduan dalam
LKS. Kemudian siswa mendiskusikan hasil praktikum tersebut. Seluruh task
yang diberikan mengacu pada indikator-indikator proses dalam PISA 2006
yang terdiri dari mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena secara
ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah. Selama pengerjaan task, siswa
diberikan feedback langsung oleh peneliti dan observer secara lisan. Di akhir
pengerjaan task, setiap siswa mengumpulkan LKS. Dalam pelaksanaannya
pengumpulan informasi kompetensi literasi sains siswa mengacu pada rubrik
asesmen otentik dengan dibantu oleh dua orang observer. Seluruh pengerjaan
task ini dilakukan dalam pembelajaran IPA terpadu tipe shared yang mengacu
pada RPP (Lampiran A.1).
3) Pada pertemuan ke-6 dilakukan pengukuran sikap sains siswa menggunakan
skala sikap sains untuk mengetahui profil literasi sains siswa domain sikap.
Skala sikap sains berisi 18 pertanyaan yang disusun berdasarkan skala Likert
dan dikerjakan oleh siswa selama 50 menit. Skala sikap mengacu pada
indikator sikap dalam PISA 2006 yang mencakup indikator sikap mendukung
inkuiri sains, kepercayaan diri sebagai pebelajar sains, minat terhadap sains,
serta tanggungjawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan.
4) Pertemuan ke-7 yang merupakan pertemuan terakhir, siswa diminta mengisi
angket tanggapan terkait penelitian yang telah selesai dilaksanakan. Angket
tersebut memfokuskan pada kendala/kesulitan yang dihadapi siswa selama
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Mencatat segala kejadian faktual penting dalam catatan lapangan sebagai
dokumentasi dan dapat dijadikan validasi data.
c. Tahap akhir
Tahap ini meliputi beberapa langkah proses berikut ini.
1) Pengolahan dan analisis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Data
hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
berupa skor tes literasi sains, skor kinerja proses, skor kinerja produk, dan skor
skala sikap sains. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan software SPSS
statistics for window versi 17.0 dan Microsoft Office Excel. Data kemudian
dianalisis untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan
digunakan dalam menyusun simpulan. Data kualitatif berupa jawaban angket
siswa serta data temuan berdasarkan hasil catatan lapangan selama penelitian,
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan
yang akan digunakan dalam menyusun simpulan.
2) Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data kemudian peneliti menyusun
kesimpulan penelitian.
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Alur penelitian
Gambar 3.1.Bagan alur penelitian
Studi pendahuluan
Studi literasi sains Studi asesmen otentik Studi bahan kajian
Analisis KI dan KD tema efek rumah kaca
performance assessment,
tes pilihan ganda, skala sikap
Analisis indikator literasi sains
Perumusan task dalam pembelajaran IPA terpadu tema efek rumah kaca
untuk mengungkap profil literasi sains
Penyusunan instrumen : 1. RPP
2. Soal tes literasi sains
3. Task kinerja
4. LKS
5. Rubrik kinerja 6. Skala sikap sains 7. Angket siswa
Uji coba instrumen
Judgement dan validasi
instrumen
Revisi instrumen
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama tujuh kali pertemuan : 1) pelaksanaan tes literasi sains; 2) hingga 5) pengerjaan task dalam pembelajaran IPA terpadu tema efek rumah kaca berupa
analisis artikel, praktikum, diskusi dan pengerjaan LKS; 6) pengukuran sikap sains siswa; 7) pengisian angket siswa.
Pengolahan dan analisis data
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.9.berikut ini.
Tabel 3.9
Teknik pengumpulan data
No. Teknik Instrumen Jenis Data Sumber
Data 1. Penilaian
literasi sains domain konten dan proses
Soal tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban, rubrik asesmen kinerja proses dan rubrik asesmen kinerja produk. Soal dan rubrik mengacu pada indikator-indikator-indikator kompetensi sains dalam PISA 2006.
Informasi mengenai profil literasi sains siswa domain konten dan proses Siswa
2. Penilaian literasi sains domain sikap
Skala sikap sains menggunakan skala Likert yang mengacu pada indikator-indikator sikap dalam PISA 2006.
Informasi mengenai profil literasi sains siswa domain sikap Siswa
4. Angket Lembar angket tanggapan siswa terkait kendala/kesulitan yang dialami siswa selama pengerjaan task dalam pembelajaran. Tanggapan siswa tentang kendala yang dialami selama penelitian Siswa
7. Dokumen-tasi
Catatan lapangan peneliti Catatan hal-hal penting yang terjadi selama penelitian Kegiatan siswa selama peneliti-an
H. Teknik Analisis Data
Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh data kuantitatif dan kualitatif.
Analisis dan pengolahan data berpedoman pada data yang terkumpul dan
pertanyaan penelitian. Data kuantitatif berupa skor capaian literasi sains siswa
yang diperoleh melalui tes literasi sains, rubrik asesmen kinerja proses, dan rubrik
asesmen kinerja produk serta skala sikap sains. Data kualitatif berupa catatan
lapangan selama penelitian dan jawaban angket siswa. Data kualitatif dianalisis
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berlangsung. Hasil perolehan data kuantitatif dan kualitatif selanjutnya akan
digunakan dalam menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Secara rinci,
analisis data akan diuraikan dalam penjelasan berikut.
1. Analisis tes literasi sains
Hasil jawaban siswa pada tes literasi sains diberi skor 1 untuk jawaban yang
benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Terdapat 28 soal sehingga skor total
adalah 28 untuk setiap siswa. Jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa
akan diolah dengan menggunakan rumus Purwanto (dalam Rifqiyati, 2013):
= % … … …
Keterangan :
S = nilai yang diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar oleh siswa
N = skor maksimum dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Selanjutnya, nilai yang diperoleh masing-masing siswa diurutkan dari nilai
tertinggi hingga terendah pada seluruh subjek penelitian. Setelah itu kemudian
dihitung nilai rata-rata dari seluruh subjek penelitian dengan menggunakan rumus:
= … … …
Keterangan :
X = nilai rata-rata siswa
X = jumlah nilai seluruh siswa N = jumlah siswa
Rata-rata nilai siswa kemudian dilakukan penafsiran presentase tes literasi
sains berdasarkan kategori menurut Purwanto (dalam Rifqiyati, 2013) sebagai
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10.
Kategori presentase tes literasi sains siswa
Presentase Predikat
86 – 100% Sangat baik
76 – 85% Baik
60 – 75% Cukup
55 – 59% Kurang
54 % Kurang sekali
Dengan landasan bahwa tingkat pencapaian belajar siswa akan tersebar
menurut kurva normal maka pembahasan data akan mengacu pada prinsip dasar
kurva normal dimana sebagian besar subjek penelitian (68%) berada pada
kelompok sedang, sebagian kecil siswa dalam kelompok atas (16%), dan sebagian
kecil lainnya (16%) kelompok bawah (Arikunto, 2012). Kategori kelompok atas,
kelompok sedang, dan kelompok bawah berdasarkan capaian hasil tes literasi
sains, capaian kinerja siswa dan nilai sikap sains siswa pada saat penelitian
berlangsung, bukan berdasarkan capaian hasil belajar siswa sebelum penelitian.
Hal ini dilakukan karena peneliti ingin memetakan rentang capaian tertinggi
hingga terendah siswa dalam literasi sains.
Berdasarkan pembagian kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok
bawah lalu dihitung nilai rata-rata untuk setiap kelompok dengan menggunakan
rumus (5) kemudian dilakukan penafsiran presentase tes literasi sains berdasarkan
Tabel 3.10 pada masing-masing kelompok.
2. Analisis rubrik asesmen kinerja proses dan produk siswa untuk literasi
sains
Kinerja siswa selama pengerjaan task dianalisis dengan menggunakan
rubrik penilaian berdasarkan indikator-indikator proses sains dalam literasi sains.
Rekapitulasi data berdasarkan rubrik penilaian asesmen proses sains berupa skor
kemunculan indikator-indikator literasi sains yang terungkap dari setiap siswa
melalui kriteria penilaian yang telah disusun.
Terdapat sembilan aspek penilaian yang menjadi fokus penilaian yaitu
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengukuran, merepresentasikan data hasil percobaan ke dalam bentuk tabel,
merepresentasikan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik,
mengomunikasikan argumen berdasarkan percobaan secara lisan dalam diskusi
kelompok, mengomunikasikan hasil percobaan secara tertulis dalam LKS, dan
penyusunan kesimpulan.
Setiap aspek diberi skor dengan skala 3-0. Setelah penskoran kemudian
dihitung presentase skor total yang dicapai oleh masing-masing siswa dengan
menggunakan rumus Purwanto (dalam Riqiyati, 2013) yaitu :
� = % … … …
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari kinerja yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Selanjutnya, nilai yang diperoleh masing-masing siswa diurutkan dari nilai
tertinggi hingga terendah pada seluruh subjek penelitian. Setelah itu kemudian
dihitung nilai rata-rata dari seluruh subjek penelitian dengan menggunakan rumus
(5). Rata-rata nilai siswa kemudian dilakukan penafsiran presentase kinerja sesuai
Tabel 3.11.
Tabel 3.11.
Kategori presentase kinerja siswa
Presentase Predikat
86 – 100% Sangat baik
76 – 85% Baik
60 – 75% Cukup
55 – 59% Kurang
54 % Kurang sekali
Berdasarkan pembagian kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok
bawah lalu dihitung nilai kinerja rata-rata untuk setiap kelompok dengan
menggunakan rumus (5) kemudian dilakukan penafsiran presentase kinerja siswa
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Analisis skala sikap sains siswa
Skala sikap sains berisi sejumlah pernyataan yang mengacu pada
indikator-indikator domain sikap dalam PISA 2006. Skala sikap sains disusun berdasarkan
skala Likert meliputi pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan empat
alternatif pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),
dan sangat tidak setuju (STS). Masing-masing respon sikap siswa diberi skor
dengan skala 4 hingga 1 kemudian dihitung skor total untuk tiap indikator
sikapnya dengan menggunakan rumus :
= … … …
Keterangan :
N = nilai sikap untuk indikator yang bersangkutan
R = skor mentah yang diperoleh siswa pada indikator sikap tersebut
SM = skor maksimum ideal dari indikator sikap yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Selanjutnya, nilai yang diperoleh masing-masing siswa pada masing-masing
indikator sikap diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah pada seluruh subjek
penelitian. Setelah itu kemudian dihitung nilai rata-rata dari seluruh subjek
penelitian untuk masing-masing indikator sikap dengan menggunakan rumus (5).
Rata-rata nilai siswa untuk tiap indikator kemudian dilakukan penafsiran sesuai
Tabel 3.12.
Tabel 3.12
Kategori sikap sains siswa
Presentase Predikat
86 – 100 Sangat baik
76 – 85 Baik
60 – 75 Cukup
55 – 59 Kurang
54 Kurang sekali
Berdasarkan pembagian kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setiap kelompok dengan menggunakan rumus (5) kemudian dilakukan penafsiran
sikap sains siswa berdasarkan Tabel 3.12.
4. Analisis angket tanggapan siswa
Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah dan dianalisis secara
deskriptif. Interpretasinya berdasarkan presentase dari setiap jawaban siswa.
Jawaban siswa akan dikelompokkan dan dihitung presentasenya sesuai dengan
kategori yang telah ditetapkan. Hasil data angket yang diperoleh selanjutnya
digunakan untuk mendukung temuan-temuan terkait dengan penelitian yang
dilakukan dan dipaparkan pada bagian analisis data dan pembahasan.
5. Analisis catatan lapangan
Catatan lapangan peneliti diolah dengan cara merekap catatan lapangan.
Perekapan catatan lapangan dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data
faktual yang tidak terungkap dari penelitian yang dilakukan. Selanjutnya
digunakan untuk mendukung temuan-temuan terkait dengan penelitian yang
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Profil literasi sains siswa SMP kelas VII pada tema efek rumah kaca untuk
aspek konten dan proses yang terungkap melalui tes menunjukkan capaian
rerata sebesar 29,8% dengan kategori kurang sekali atau sangat rendah. Rerata
capaian siswa pada indikator mengidentifikasi isu ilmiah adalah 34,0%,
sementara pada indikator menjelaskan fenomena ilmiah hanya sebesar 25,7%
dan indikator menggunakan bukti ilmiah sebesar 28,3%. Capaian pada ketiga
indikator kompetensi literasi sains tersebut berada pada kategori kurang sekali
atau sangat rendah.
2. Profil literasi sains siswa SMP kelas VII pada tema efek rumah kaca untuk
aspek konten dan proses yang terungkap melalui asesmen kinerja proses dan
produk menunjukkan capaian rerata sebesar 35,4% dengan kategori kurang
sekali atau sangat rendah. Kompetensi pada masing-masing indikator berada
pada kategori sangat rendah. Capaian rerata untuk indikator mengidentifikasi
isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah
berturut-turut sebesar 9,1% ; 42,7%; dan 10,8%.
3. Profil literasi sains pada aspek sikap sains rata-rata siswa dengan nilai 76,0
berada pada kategori baik. Nilai rerata pada pada indikator sikap mendukung
inkuiri sains, kepercayaan diri sebagai pebelajar sains, tanggungjawab terhadap
sumber daya alam dan lingkungan berada pada kategori cukup dengan nilai
rerata berturut-turut sebesar 71,2; 74,5; 74,1. Sementara minat siswa terhadap
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan maka diajukan beberapa
rekomendasi yaitu:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian berbasis
literasi sains dengan setting dan karakteristik yang memiliki kemiripan dengan
populasi dan sampel dalam penelitian ini, bukan untuk digeneralisasi.
2. Untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai profil siswa,
penelitian selanjutnya sebaiknya mengambil subjek penelitian pada
sekolah-sekolah yang mewakili cluster tinggi, sedang dan rendah sehingga diperoleh
profil siswa secara menyeluruh.
3. Guru sebaiknya mulai membiasakan pembelajaran IPA yang mengarah pada
pengembangan literasi sains, keterampilan berpikir dan berbasis inkuiri. Selain
itu guru juga diharapkan menggunakan asesmen otentik/penilaian berbasis
literasi sains sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPA dan
peningkatan kompetensi siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dalam proses penilaian pada kelas besar sebaiknya
satu orang observer hanya bertanggungjawab terhadap maksimal delapan siswa
(dua kelompok) saja agar penilaian lebih mendetail dan proses pembimbingan
siswa lebih baik.
5. Bagi peneliti lain yang akan menggunakan metode diskusi dalam
pembelajarannya, akan lebih baik jika sebelum diskusi siswa juga ditugaskan
untuk mencari artikel terkait tema diskusi agar pemahaman siswa lebih kaya
dan diskusi dapat berjalan lebih baik.
6. Keberadaan sumber belajar yang bervariasi bagi siswa perlu diupayakan oleh
guru dan pihak sekolah untuk menunjang kompetensi siswa dalam sains.
keterbatasan sumber belajar berupa alat praktikum dapat disiasati dengan
menggunakan local material sebagai contoh keterbatasan jumlah statif di
sekolah disiasati dengan membuat statif dari kayu. Keterbatasan siswa dalam
mengakses materi dari internet dapat disiasati oleh guru dengan menyediakan
berbagai artikel sebagai bahan bacaan siswa. Pihak sekolah juga dapat
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya
terkait dengan penggunaan metode-metode pembelajaran berbasis literasi sains
sesuai dengan profil literasi sains yang telah dipetakan.
8. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya
terkait pengembangan asesmen otentik untuk menilai literasi sains sesuai
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, D. (2014). Implementasi pembelajaran IPA Terpadu tema fluida dengan model guided discovey dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Astuti et al. (2012). Pengembangan instrumen asesmen autentik berbasis literasi sains pada materi sistem ekskresi. Lembaran Ilmu Kependidikan ISSN 0216-0847.
Balitbang. (2011). Survei internasional PISA. Jakarta: Pusat penelitian pendidikan Balitbang Kemendikbud.
BPLHD Jabar. (2014). Isu strategis kewilayahan. [online]. Tersedia di:
www.bplhdjabar.go.id/isu-isu-strategis-kewilayahan. Diakses 1 Febuari 2014.
Brownell, S.E., Price, J.V., & Steinman, L. (2013). Science communication to the general public: why we need to teach undergraduate and graduate students this skill as part of their formal scientific training. The Journal of Undergraduate Neuroscience Education (JUNE). Fall 2013.12(1):E6-E10.
Bybee, R., McCrae, B., & Laurie, R. (2009). PISA 2006 : An assessment of scientific literacy. Journal of research in science teaching Vol.46, No.8, pp. 865-883.
Chang, S. & Chiu, M. (2005). The development of authentic assessments to investigate ninth graders scientific literacy : in the case of scientific cognition concerning the concepts of chemistry and physics. International Journal of Science and Mathematics Education (2005) 3: 117–140.
Dahlia, F. (2013). Pengaruh pembelajaran discovery learning terhadap peningkatan literasi sains dan sikap ilmiah siswa SMP pada materi ekosistem. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Feierabend, T. & Eilks, F. (2010). Raising students’ perception of the relevance of science teaching and promoting communication and evaluation capabilities using authentic and controversial socio-scientific issues in the Framework of climate change. Science Education International. Vol.21, No.3, September 2010, 176-196.
Fogarty, R. (1991). How to integrate the curricula. Palatine: IRI/Skylight Publishing, Inc.
Fraenkel, J.R., Wallen, N.E. & Hyun, H.H. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill.
Hadinugraha, S. (2012). Literasi sains siswa SMA berdasarkan kerangka PISA (The Programme for International Student Assessment) pada konten pengetahuan biologi. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hairida. (2012). Asesmen otentik : menghadapi era globalisasi (menghadapi tantangan internal dan eksternal pendidikan. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan (J-VIP) Volume 5 No.2 Edisi April 2011.
Hammerman. Formative assessment. [online]. Tersedia di:
http://www.sagepub.com/upm-data/27704_Hammerman,Formative_Assessment Ch 1.pdf. Diakses 30
Maret 2014.
Juhanda, A. (2009). Penggunaan asesmen kinerja alternatif dalam menilai kemampuan literasi sains siswa SMP pada konsep pencemaran lingkungan. (Skripsi). Jururan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Kemendikbud. (2014). Permendikbud No. 58 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.
Kemendikbud. (2013a). Permendikbud No. 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum. Jakarta: Depdiknas.
Kemendikbud. (2013b). Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.
Koehler, N. & Wesson, R. H. Communication skills. [online]. Tersedia di:
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lestyarini, B. (2011). Asesmen autentik dan relevansinya di era multiliterasi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011 asesmen otentik dalam implementasi pembelajaran aktif dan kreatif. FKIP Universitas Lampung dan HEPI 29-30 Januari 2011.
Liliasari. (2009). Inovasi pembelajaran sains menuju profesionalisme guru.
[online]. Tersedia di:
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1949092719
78032-LILIASARI/MAKALAH_UNSRI_2009-_BU_LILIA.pdf. Diakses
4 Oktober 2011.
Martini, S. (2010). Penggunaan asesmen terpadu pada multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP tentang proses perolehan nutrisi dalam dunia mikro. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Ministry of education publication. (2008). PISA 06 : Analyses reflections explanations. Finland : Ministry of education publications. [online]. Tersedia di: www.minedu.fi. Diakses 19 Pebruari 2014.
Mueller, J. (2014). What is authentic assessment?. [online]. Tersedia di :
http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.htm. Diakses 29 Januari 2014.
Muljatiningrum, A. (2008). Pembelajaran inkuiri untuk mengembangkan kemampuan dasar bekerja ilmiah (KDBI) dan berpikir kreatif pada konsep bioteknologi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nurgiyantoro, B. (2008). Penilaian otentik. Cakrawala Pendidikan. November 2008, Th.XXVII, No.3.
OECD. (2007). PISA 2006 Science competencies for tomorrow’s world Volume 1 : analysis. OECD Publishing.
OECD. (2010). PISA 2009 results : what students know and can do. OECD Publishing.
OECD. (2013). PISA 2012 Results in focus. OECD Publishing.
O’Malley, J. M. & Pierce, L. V. (1996). Authentic assessment for English
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Popham, W.J. (2011). Classroom assessment what teachers need to know sixth edition. Boston : Pearson education.
Purwanto, M.N. (2009). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rahman, A.A. (2009). Penggunaan skenario baru asesmen kinerja dalam menilai kemampuan literasi sains pada pembelajaran konsep pelestarian ekosistem. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Retmana, R.L. (2010). Pembelajaran berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Rifqiyati. (2013). Analisis literasi sains dan kemampuan melakukan mini riset mahasiswa biologi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Ritchiea, S.M., Tomas, L. & Tones, M. (2011). Writing stories to enhance scientific literacy. International Journal of Science Education Vol. 33, No. 5, 15 March 2011, pp. 685–707.
Rustaman, N. et al. (2005). Strategi belajar mengajar biologi. Common TextBook JICA edisi revisi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Santiasih, N.L., Marhaeni, A.A.I.N., & Tika, I.N. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD No.1 Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2013/2014. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha : Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013).
Sariati, D. (2013). Analisis keterampilan proses pada penggunaan hierarki inkuiri dan dampaknya terhadap literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Schultz, D.M. (2010). A university laboratory course to improve scientific communication skills. [online]. Tersedia di:
Devi Budi Rahayu, 2015
PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswono, T. (2002). Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual. Jurnal nasional MATEMATIKA, jurnal matematika atau pembelajarannya, tahun VIII, ISSN : 0852-7792, Universitas Negeri Malang, Konferensi Nasional Matematika XI, 22-25 Juli 2002.
Stiggins, R. (1994). Student–centered classroom assessment. New York : Macmillan.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Thomas, B., et al. (2005). Portofolio assessment : a guide for teachers and administrators. National forum of educational administration and supervision journal Volume 23, number 4.
Toharudin, U., Hendrawati, S. & Rustaman, A. (2011). Membangun literasi sains peserta didik. Bandung: Humaniora.
Wiggins, G. (1990). The case for authentic assessment. Practical Assessment, Research & Evaluation, 2(2). [online]. Tersedia :
http://PAREonline.net/getvn.asp?v=2&n=2. Diakses 6 Pebruari 2014.
Wikipedia. (2014). Efek rumah kaca. [online]. Tersedia :
http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca. Diakses 1 Febuari 2014.
Wulan, A.R. (2007a). Pembekalan kemampuan performance assessment kepada calon guru biologi dalam menilai kemampuan inquiry. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Wulan, A.R. (2007b). Penggunaan asesmen alternatif pada pembelajaran biologi. Seminar Nasional Biologi: Perkembangan biologi dan pendidikan biologi untuk menunjang profesionalisme.Hlm. 381-383 ISBN 978-979-25-0596-2