PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PEMBUATAN BOUSTE HOUDER (BH)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Busana
Oleh
INDAH SULISTIYANING TIAS 1102114
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VIDEO PEMBELAJARAN
PEMBUATAN BOUSTE HOUDER (BH)
Oleh:
Indah Sulistiyaning Tias
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Busana
pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Indah Sulistiyaning Tias 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang undang.
INDAH SULISTIYANING TIAS 1102114
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PEMBUATAN BOUSTE HOUDER (BH)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I
Dra. As as Setiawati, M.Si NIP. 19540726 198002 2 002
Pembimbing II
Dra. Hj. Astuti, M.Pd NIP: 19601205 198703 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
i
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PEMBUATAN BOUSTE HOUDER (BH)
Indah Sulistiyaning Tias 1102114
Program Studi Pendidikan Tata Busana Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FPTK UPI
indahsulistiya05@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang pengembangan multimedia video pembelajaran pada pembuatan bouste houder. Tujuan dari penelitian ini untuk membuat desain multimedia video pembelajaran, mendapatkan hasil validasi oleh ahli materi dan ahli multimedia, serta menganalisis hasil validasi sebagai penilaian kelayakan multimedia video pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan metode penelitian kuantitatif dengan model penelitian yaitu metode penelitian dan pengembangan (research and
development/ R&D) yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji efektifitas produk tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Program Studi Pendidikan Tata Busana Universitas Pendidikan Indonesia. Hasil validasi produk multimedia video pembelajaran pembuatan bouste
houder oleh ahli materi pembuatan bouste houder diperoleh nilai dengan
persentase kelayakan sebesar 91,60%, validasi oleh ahli multimedia diperoleh nilai dengan persentase kelayakan sebesar 78,25%, dan validasi oleh pengguna diperoleh nilai dengan persentase kelayakan sebesar 81,25%. Hasil validasi disimpulkan berdasarkan skala persentase kelayakan yang mengacu pada data yang diperoleh dapat dikategorikan layak untuk digunakan sebagai multimedia video pembelajaran pembuatan bouste
houder.
ii
DEVELOPMENT OF MULTIMEDIA INSTRUCTIONAL VIDEO TO MAKING BOUSTE HOUDER (BH)
Indah Sulistiyaning Tias 1102114
Course of Study Education of Fashion The Ministry of Education Family Welfare
FPTK UPI
Indahsulistiya05@gmail.com
ABSTRACT
This research study about the development of multimedia instructional video to making bouste houder . The purpose of this research to make a design multimedia instructional video, get the result validation by the matter and the multimedia, and analyzes the results of validation as an assessment feasibility multimedia instructional video. Research methodology used research methodology quantitative with a model research that is research methodology and development (Research and Development / R & D) used to produce certain products, and test the effective of the products. The study is done at course of study education of fashion Indonesia University of Education. The results of validation products multimedia instructional video to making bouste houder by the matter making bouste houder obtained value by the percentage feasibility of 91,60 %, Validation by the multimedia obtained value by the percentage feasibility of 78,25 %, and validation by the user obtained value by the percentage feasibility of 81,25 % . The results of validation inferred according to the scale the percentage feasibility refer to data on obtained can be described as worthy to used as multimedia instructional video to making bouste houder.
v A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat atau Signifikansi Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Bouste Houder (BH) ... 7
1. Bouste Houder (BH) ... 7
2. Bagian-bagian Bouste Houder (BH) ... 9
3. Penggunaan Kain untuk Pembuatan Bouste Houder (BH) ... 18
4. Bahan Pelengkap untuk Menjahit Cup dengan Pengembangan Pola ... 18
5. Paham Gambar Model Bouste Houder (BH) ... 20
6. Teknik Pembuatan Bouste Houder (BH) ... 25
a. Mempersiapkan Alat dan Bahan ... 25
b. Teknik Menjahit Bouste Houder (BH) ... 31
B. Konsep Multimedia Video Pembelajaran pada Pembuatan Bouste Houder (BH) ... 51
1. Pengertian Multimedia Video Pembelajaran ... 51
2. Komponen Multimedia Video Pembelajaran ... 52
3. Format Penyampaian Multimedia Video Pembelajaran ... 57
4. Kelebihan Multimedia Video Pembelajaran... 58
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 60
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 60
1. Partisipan ... 60
2. Tempat Penelitian ... 61
C. Subjek Penelitian ... 61
D. Instrumen Penelitian ... 61
E. Prosedur Penelitian ... 62
vi
2. Tahap Produksi dan Pengembangan Multimedia
Video Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH)... 63
3. Tahap Validasi ... 64
4. Tahap Revisi ... 65
5. Tahap Penilaian ... 65
F. Analisis Data ... 65
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Rancangan Program Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH) ... 67
1. Identifikasi Program Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH) ... 67
2. Menyusun Strategi Pembelajaran ... 67
B. Tahap Produksi dan Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH) ... 68
1. Konsep (Consept) ... 69
2. Desain (Design) ... 69
3. Pengumpulan Bahan (Material Collection) ... 73
4. Pembuatan (Assembly) ... 76
5. Tes (Testing) ... 81
6. Distribusi (Distribution) ... 81
C. Tahap Validasi Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH) ... 82
1. Validasi oleh Ahli Materi ... 82
2. Validasi oleh Ahli Multimedia ... 84
3. Validasi oleh Pengguna ... 86
D. Tahap Revisi ... 87
E. Tahap Penilaian ... 87
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 88
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 89
vii
DAFTAR TABEL No. Tabel
3.1 Skala Persentase Kelayakan ... 65
4.1 Hasil Validasi oleh Ahli Materi ... 83
4.2 Hasil Validasi oleh Ahli Multimedia ... 84
viii
DAFTAR BAGAN No. Bagan
3.1 Prosedur Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran
Pembuatan Bouste Houder (BH) ... 62 4.1 Flowchart Rancangan Tampilan Menu Multimedia Video
ix
DAFTAR GAMBAR No. Gambar
2.1 Perkembangan Model Bouste Houder dari Tahun 1900-an
sampai Sekarang ... 8
2.2 Beberapa Bentuk Busa untuk Cup ... 9
2.3 Cup dengan Jahitan Sambungan (Upper Cup dan Lower Cup) ... 11
2.4 Band (Centre Front, Cradle, dan Wing) ... 12
2.13 Interfacing berupa M32 ... 19
2.14 Interlining ... 19
2.15 Paham Gambar Model Bouste Houder (BH) ... 20
2.16 Pengembangan Pola Bouste Houder ... 22
2.17 Pola Upper Cup ... 22
2.42 Proses Menjahit Sambungan Cup ... 32
2.43 Proses Menggunting Kampuh pada Cup ... 33
x
2.45 Proses Menjahit pada Sambungan Cup ... 34
2.46 Proses Memasang Busa pada Cup ... 35
2.47 Proses Menyatukan Cup ... 35
2.48 Proses Menjahit Kupnat ... 36
2.49 Proses Menyambungkan Badan Depan dengan Sisi ... 37
2.50 Proses Menyambung Badan Depan dengan Badan Belakang ... 38
2.51 Proses Menyetrika Kampuh pada Sambungan Band ... 38
2.52 Proses Menyatukan Band Kain Utama dan Furing... 39
2.53 Proses Menjahit Kain Serong pada Sisi dan Kupnat ... 40
2.54 Proses Menjahit Tali ... 41
2.55 Proses Memasang Slider pada Tali ... 42
2.56 Proses Memasang Mata Kait ... 43
2.57 Proses Menjahit Mata Kait pada Baris Kedua dan Ketiga ... 44
2.58 Proses Menyambungkan Mata Kait pada Band ... 44
2.59 Proses Menyambungkan Cup dengan Bagian Badan ... 45
2.60 Proses Menggunting Kampuh ... 45
2.61 Proses Menjahit Kain Serong pada Sambungan Cup ... 46
2.62 Menjahit Pengait Tali ... 47
2.63 Proses Mengerut Renda ... 47
2.64 Proses Menjahit Renda pada Cup ... 48
2.65 Proses Menjahit Kain Serong pada Tepi Bouste Houder ... 49
2.66 Proses Memasang Pengait ... 49
2.67 Memasang Hiasan Pita ... 50
2.68 Proses Memasang Tali pada Bouste Houder ... 50
2.69 Finishing Bouste Houder ... 51
2.70 Hasil Akhir Bouste Houder ... 51
2.71 Komponen Multimedia Video Pembelajaran ... 53
4.1 Tampilan Software CorelDraw X4 ... 75
4.2 Tampilan Software Adobe Photoshop CS3 ... 75
4.3 Tampilan Software Adobe Premiere CS6 ... 76
4.4 Print Screen Layar Judul ... 77
4.5 Print Screen Layar Menu... 78
4.6 Print Screen Tampilan Layar Materi ... 78
4.7 Print Screen Tampilan Layar Contoh Model Bouste Houder ... 79
4.8 Print Screen Tampilan Layar Alat dan Bahan ... 79
4.9 Print Screen Tampilan Layar Tutorial Menjahit ... 80
4.10 Print Screen Tampilan Layar Hasil Jadi Bouste Houder... 80
4.11 Print Screen Tampilan Layar Profil Penulis ... 80
xi
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran
Lampiran I ... 92
Lampiran II... 94
Lampiran III ... 107
Lampiran IV ... 116
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berpengaruh
terhadap setiap aspek kehidupan terutama pada dunia pendidikan. Pendidikan
diselenggarakan dalam rangka pengembangan potensi peserta didik baik secara
formal atau pun non formal. Peningkatan mutu pendidikan dapat diwujudkan
dengan pembelajaran yang berkualitas. Salah satu komponen yang dapat
menunjang pembelajaran yang berkualitas adalah penggunaan media
pembelajaran yang baik. Media pembelajaran yang baik dan inovatif dapat
membantu proses pembelajaran dan menjadikan peserta didik dapat memahami
materi dengan baik. Menurut Rusman dkk (2012, hlm. 42) menyatakan bahwa “media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan dan sebagai
alat bantu mengajar dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang
digunakan oleh guru dalam proses belajar”.
Penggunaan media pembelajaran terus berkembang, mulai dari media yang
sederhana sampai penggunaan multimedia yang merupakan kombinasi dari dua
atau lebih jenis media. Timothy D. Green dan Abbie Brown (2002, hlm. 3)
menyatakan bahwa “perbedaan media dengan multimedia terletak pada jenis
informasi, jenis penyimpanan, dan metode”. Multimedia lebih mengacu pada
beberapa kombinasi dari dua atau lebih metode penyampaian informasi, misalnya
menggunakan kombinasi teks, gambar, audio, dan animasi. Jenis informasi untuk
pembuatan multimedia dapat diperoleh dari rekaman kegiatan langsung atau
animasi yang dibuat dengan teknologi komputer. Rekaman suatu kegiatan dapat
dijadikan sebagai multimedia pembelajaran, karena dapat menyampaikan
informasi secara nyata. Video merupakan salah satu jenis multimedia
pembelajaran yang dapat berupa rekaman suatu kegiatan digunakan untuk
menyampaikan informasi dalam bentuk audio visual gerak. Arsyad (2004: 36)
(dalam Rusman dkk, 2012, hlm. 218) menyebutkan bahwa “video merupakan
serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan
2
ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan
pada media pita atau disk”.
Informasi yang dikemas dalam bentuk video akan lebih mudah terekam oleh
peserta didik. Beberapa kelebihan multimedia video pembelajaran menurut
Rusman dkk (2012, hlm. 220) yaitu:
Multimedia video pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, yaitu: (1) memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa, (2) sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, (3) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (4) lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan, (5) memberikan kesan yang mendalam yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Audio visual gerak dalam multimedia video dapat mengaktifkan semua indra
mulai dari penglihatan, pendengaran, dan membangun imajinasi yang nyata untuk
dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dalam menerima suatu
materi. Multimedia video pembelajaran dapat memberikan ilustrasi secara nyata
pada pembelajaran terutama dalam menjelaskan suatu tahapan atau proses.
Bagian-bagian dari suatu proses dapat disajikan secara utuh, sehingga peserta
didik dapat dengan mudah mengamati dan mempelajari langkah-langkah dari
suatu materi pelajaran.
Multimedia video pembelajaran dapat diterapkan pada pembelajaran praktek
yang di dalamnya berisi serangkaian tahapan, salah satunya adalah praktek
pembuatan bouste houder (BH) dalam perkuliahan Linseri. Bouste houder
merupakan busana dalam wanita untuk menutupi dan menyangga payudara.
Pembuatan bouste houder di dalamnya meliputi proses atau tahapan mulai dari
pengambilan ukuran badan sampai proses menjahit hingga finishing. Menjahit
bouste houder dilakukan setelah kain dipotong sesuai pola yang telah dibuat.
Langkah kerja atau tahapan menjahit bouste houder meliputi persiapan alat-alat
menjahit serta kain yang telah dipotong sesuai pola baik bahan utama, furing, dan
interfacing. Proses menjahit bouste houder meliputi pemasangan interfacing dan
interlining pada mungkum, menjahit cup atau mungkum, menjahit bagian badan
depan dan belakang, menjahit tali, memasang kancing kait, dan menjahit semua
bagian bouste houder hingga finishing. Setiap tahapan pembuatan bouste houder
3
menentukan hasil yang optimal. Tahapan pembuatan bouste houder tersebut
menjadi indikator yang akan diambil sebagai acuan dalam pembuatan multimedia
video pembelajaran.
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, multimedia video
pembelajaran belum diterapkan dalam pembelajaran praktek pembuatan bouste
houder. Media yang digunakan adalah menggunakan power point yang
diproyeksikan melalui alat infocus sebagai media untuk metode demonstrasi yang
dilakukan oleh pengajar. Metode demonstrasi pada pembelajaran praktek
pembuatan bouste houder dilakukan dengan peragaan proses menjahit yang
kemudian diikuti oleh mahasiswa. Penggunaan metode demonstrasi memiliki
keterbatasan waktu dalam penyampaian materi, sehingga mahasiswa yang
memiliki tingkat pemahaman yang rendah akan sulit untuk memahami materi
apabila kegiatan pembelajaran telah selesai. Penyampaian materi yang bukan dari
sumber belajar utama dikhawatirkan memberikan pemahaman yang berbeda bagi
mahasiswa. Tingkat pemahaman peserta didik yang berbeda-beda menjadi hal
yang mempengaruhi hasil belajar. Sesuai dengan konsep pemahaman yang
dikemukakan oleh Nana Sudjana (2011, hlm. 24) bahwa “pemahaman adalah tipe belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan”. Maka dari itu, peneliti akan mencoba mengembangkan media konvensional menjadi multimedia video
pembelajaran dalam praktek pembuatan bouste houder.
Multimedia video pembelajaran dibuat dengan tujuan untuk memberikan
informasi bagaimana tahapan menjahit bouste houder dan untuk meningkatkan
pemahaman serta membantu mahasiswa agar dapat belajar secara lebih aktif dan
mandiri. Multimedia video pembelajaran ini akan dikemas dengan format tutorial
yang menampilkan tampilan audio visual gerak. Video dapat dihentikan dan
diulang sesuai kebutuhan untuk membantu mahasiswa memahami materi dengan
baik.
Uraian latar belakang tersebut menjadi dasar pemikiran untuk penelitian
dalam skripsi mengenai “Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran
4
B. Rumusan Masalah Penelitian
Penelitian dilakukan untuk dapat memperoleh data yang valid dan bertujuan
untuk memecahkan masalah yang terjadi. Rumusan masalah selalu didasarkan
pada identifikasi masalah atau kesenjangan yang melatarbelakangi dilakukannya
penelitian. Identifikasi masalah dalam suatu penelitian bertujuan untuk
memperjelas permasalahan yang diteliti. Identifikasi masalah dalam penelitian mengenai “Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste houder (BH)”, yaitu:
1. Multimedia video pembelajaran dalam bentuk audio visual gerak berupa
rekaman kegiatan pembuatan bouste houder (BH) mengenai tahapan menjahit
dari awal hingga finishing dapat digunakan sebagai multimedia pembelajaran.
Penggunaan multimedia video pembelajaran dapat meningkatkan
pemahaman, membantu mahasiswa untuk belajar lebih aktif dan mandiri serta
dapat membantu mahasiswa yang memiliki tingkat pemahaman rendah,
karena materi dapat diulang sesuai kebutuhan.
2. Bouste houder (BH) merupakan pakaian dalam wanita yang digunakan untuk
menutupi payudara. Proses menjahit bouste houder perlu diperhatikan dengan
baik karena akan mempengaruhi hasil dan kenyaman pada saat pemakaian.
Tahapan menjahit bouste houder menjadi poin penting yang harus dipahami
oleh mahasiswa, karena harus dilakukan secara berurutan mulai dari menjahit
cup atau mungkum, menjahit bagian badan depan dan belakang, menjahit tali,
memasang kancing kait, dan menjahit semua bagian bouste houder hingga
finishing.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste houder (BH)?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian mengenai “Pengembangan
Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste houder (BH)”, yaitu
membuat multimedia dalam pembelajaran praktek pembuatan bouste houder
(BH) pada mata kuliah linseri. Berdasarkan tujuan umum ini, maka dirumuskan
5
1. Membuat desain multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder
(BH).
2. Mendapatkan hasil validasi multimedia video pembelajaran pembuatan
bouste houder (BH) dari ahli multimedia dan ahli materi.
3. Menganalisis hasil validasi multimedia video pembelajaran pembuatan bouste
houder (BH) dari ahli multimedia dan ahli materi.
D. Manfaat atau Signifikansi Penelitian
Hasil dari penelitian mengenai “Pengembangan Multimedia Video
Pembelajaran Pembuatan Bouste houder (BH)” diharapkan dapat memberikan
manfaat baik itu secara langsung maupun tidak langsung kepada semua pihak.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan secara
praktis, yaitu:
1. Aspek Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan, dan keilmuan yang lebih luas mengenai pembuatan bouste houder
(BH) serta mendapatkan pengalaman langsung dalam pembuatan multimedia
video pembelajaran praktek pembuatan bouste houder (BH). Penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan multimedia video pembelajaran yang efektif dan
efisien dalam proses pembelajaran praktek pembuatan bouste houder (BH)
khususnya untuk mahasiswa Pendidikan Tata Busana Universitas Pendidikan
Indonesia.
2. Aspek Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap bidang keilmuan dan pendidikan terkait pengembangan multimedia
video pembelajaran khususnya pada pembuatan bouste houder (BH).
Pengembangan multimedia video ini juga diharapkan dapat memaksimalkan
penggunaan teknologi dalam upaya meningkatkan efektifitas dan kualitas
pembelajaran.
E. Struktur Organisasi Skripsi
6
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, dan struktur
organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang konsep bouste houder
(BH), konsep multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder (BH).
Bab III Metodologi Penelitian, berisi tentang desain penelitian, partisipan dan
tempat penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penilaian,
analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi mengenai
pengolahan atau analisis data dan pembahasan temuan. Bab V Simpulan,
Implikasi dan Rekomendasi, berisi mengenai penafsiran dan pemaknaan terhadap
60
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah rancangan awal yang nantinya akan
dijadikan acuan dalam melaksanakan suatu penelitian. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan model penelitian yaitu metode
penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407) menyebutkan bahwa “metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya research and development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut”. Tahapan dalam metode research and development telah disesuaikan dengan penelitian mengenai pengembangan
multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder (BH) yaitu mulai dari
tahap rancangan, tahap produksi dan pengembangan, tahap validasi, tahap revisi,
serta tahap penilaian.
Tahap rancangan merupakan tahapan awal dalam merumuskan masalah dari
studi pendahuluan dan menetapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam
penelitian. Tahap produksi meliputi pembuatan konsep, desain, serta pembuatan
hingga distribusi produk multimedia. Produk multimedia yang sudah dibuat akan
divalidasi atau dinilai untuk melihat apakah rancangan produk telah memenuhi
standar dan kriteria. Penilaian multimedia video pembelajaran pembuatan bouste
houder dilakukan oleh ahli materi dan ahli multimedia serta pengguna. Produk
multimedia yang telah divalidasi akan direvisi sebagai tahap perbaikan. Tahap
penilaian akhir dilakukan setelah produk multimedia video pembalajaran selesai
direvisi. Penilaian akhir ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk oleh
beberapa ahli.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan
Penelitian ini melibatkan sejumlah partisipan untuk memperoleh data hasil
validasi. Partisipan atau validator terdiri dari beberapa tim disesuaikan dengan
tahap penelitian dan keahlian yang dimiliki mengenai pengembangan multimedia
61
Validator produk multimedia video pembelajaran dalam penelitian ini adalah
ahli materi mengenai pembuatan bouste houder dan ahli multimedia mengenai
pengembangan multimedia video pembelajaran serta pengguna yaitu mahasiswa
Program Studi Pendidikan Tata Busana.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian mengenai pengembangan multimedia video pembelajaran
pembuatan bouste houder dilakukan di gedung Program Studi Pendidikan Tata
Busana, Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah validator ahli materi pembuatan bouste
houder dan ahli multimedia mengenai pengembangan multimedia video
pembelajaran serta pengguna yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata
Busana.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam suatu penelitian
sebagai bahan validasi atau penilaian untuk memcahkan permasalahan atau untuk
menguji hipotesis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian mengenai
pengembangan multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder ini
berupa instrumen validasi dengan menggunakan skala penilaian (rating scale).
Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui hasil validasi yang ditujukan
kepada ahli materi mengenai pembuatan bouste houder dan ahli multimedia
untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengembangan multimedia video
62
Indah Sulistiyaning Tias, 2015
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan model pengembangan perangkat lunak untuk pembuatan multimedia video pembelajaran
pembuatan bouste houder yang melalui serangkaian tahapan sebagai berikut:
Prosedur Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH)
Tahap Rancangan Tahap Produksi dan Pengembangan Tahap
Validasi
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH)
63
1. Tahap Rancangan Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH)
Tahap rancangan pada pengembangan multimedia video pembelajaran
termasuk langkah awal dengan pengumpulan informasi dan identifikasi program
dan penyusunan indikator materi mengenai pembuatan bouste houder.
Pengumpulan berbagai informasi ini sebagai studi pendahuluan terkait kajian
teori mengenai pembuatan bouste houder dan multimedia video pembelajaran.
Berikut merupakan kegiatan di tahap rancangan dalam prosedur pengembangan
multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder:
a. Mengidentifikasi program pembelajaran pembuatan bouste houder.
b. Menyusunan strategi pembelajaran yang dituangkan dalam multimedia video
pembelajaran.
2. Tahap Produksi dan Pengembangan Multimedia Video Pembelajaran Pembuatan Bouste Houder (BH)
Tahap produksi dan pengembangan multimedia video ini menggunakan
metodologi pengembangan perangkat lunak berbasis multimedia. Menurut
Sutopo (2003) (dalam Munir, 2012, hlm. 104) berpendapat bahwa metodologi
pengembangan multimedia terdiri dari 6 tahapan, yaitu:
a. Konsep (Concept)
Concept atau konsep adalah tahapan awal untuk menentukan tujuan dan siapa
pengguna program multimedia yang akan dibuat. Tahap konsep akan
mengarahkan bagaimana isi dari program multimedia dibuat.
b. Desain (Design)
Design atau perancangan adalah tahapan pembuatan spesifikasi mengenai
arsitektur program, gaya, tampilan, dan materi untuk program multimedia. Tahap
desain dalam pengembangan multimedia video pembelajaran pembuatan bouste
houder meliputi:
1) Menyusun flowchart untuk tampilan menu dalam multimedia video.
2) Menusun story board untuk merancang scene dalam multimedia video.
3) Menyusun naskah berdasar materi untuk isi dalam multimedia video.
4) Menyusun tampilan frame dan tombol navigasi secara keseluruhan pada
64
c. Pengumpulan Bahan (Material Collection)
Material collection adalah tahapan pengumpulan data atau bahan yang akan
dibutuhkan dalam pembuatan program multimedia. Pengumpulan bahan dalam
pengembangan multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder
meliputi: pengumpulan perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware).
d. Pembuatan (Assembly)
Assembly merupakan tahapan pembuatan multimedia video berdasar pada
rencana dan bahan yang telah disusun. Pengembangan multimedia video
pembelajaran pembuatan bouste houder ini meliputi:
1) Proses shooting yang merupakan proses perekaman kegiatan secara langsung
mengenai tahapan menjahit bouste houder dari awal sampai finishing.
2) Editing video yang merupakan tahap pengeditan setelah shooting dengan
memasukkan semua bahan seperti teks, animasi, audio, dan tampilan frame
secara keseluruhan sehingga menjadi tampilan multimedia video
pembelajaran yang baik.
e. Tes (Testing)
Testing merupakan tahapan dimana pembuat multimedia melihat apakah ada
kesalahan atau tidak dalam tampilan multimedia video. Tahap testing ini hanya
melibatkan pembuatan dan belum melibatkan ahli.
f. Distribusi (Distribution)
Distribution atau distribusi merupakan tahap penyimpanan multimedia video
dalam suatu media penyimpanan. Pada tahap distribution ini di dalamnya
terdapat tahap publising dan packaging.
3. Tahap Validasi
Validasi merupakan tahap penilaian produk oleh para ahli yang terkait.
Multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder akan divalidasi oleh
ahli materi pembuatan bouste houder dan ahli multimedia video, selain itu
produk juga akan diberikan kepada pengguna. Tahap validasi ini bertujuan untuk
dapat mengetahui letak kekurangan dan bagaimana kelayakan multimedia video
65
4. Tahap Revisi
Tahap revisi atau perbaikan merupakan tahapan yang dilakukan setelah
materi mendapat hasil validasi dari ahli materi dan ahli multimedia. Tahap
perbaikan multimedia video ini dilakukan untuk penyempurnaan tampilan dan
kelayakan multimedia video sebelum siap digunakan untuk multimedia
pembelajaran.
5. Tahap Penilaian
Tahap penilaian merupakan tahapan akhir dimana multimedia video
pembelajaran telah diperbaiki atas hasil validasi. Penilaian akhir dilakukan untuk
mengetahui kelayakan multimedia video digunakan sebagai media pembelajaran
yang sesuai dengan indikator atau tujuan yang telah disusun.
F. Analisis Data
Multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder merupakan bentuk
produk baru dalam pengembangan multimedia untuk proses pembelajaran,
sehingga harus divalidasi agar hasilnya optimal untuk peserta didik. Hasil
validasi berupa angka diperoleh dari penilaian ahli materi mengenai pembuatan
bouste houder dan ahli multimedia video. Analisis data dilakukan untuk
mengetahui hasil dari produk multimedia video pembelajaran yang dibuat. Angka
atau skor yang diperoleh dari hasil validasi kemudian diolah dan disimpulkan
berdasarkan presentase kelayakan. Menurut Suharsimi Arikunto (1996, hlm. 244)
menunjukkan tabel skala presentasi kelayakan suatu produk sebagai berikut:
66
Berikut rumus statistik sederhana untuk menghitung presentase kelayakan
penggunaan multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder yaitu:
88
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Simpulan penelitian mengenai pengembangan multimedia video
pembelajaran pembuatan bouste houder (BH) disusun berdasarkan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Membuat desain multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder
(BH). Pembuatan multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder
dilakukan dengan beberapa tahap, Pertama merumuskan konsep yang menjadi
dasar pemikiran dan garis besar dikembangkannya materi dan hal-hal lain untuk
membuat multimedia video pembelajaran. Kedua tahap desain diawali dengan
pembuatan flowchart yang dikembangkan menjadi storyboard dengan
mendeskripsikan setiap tampilan (scene) dilengkapi dengan skenario dan naskah.
Desain yang terakhir adalah rancangan tampilan frame dari multimedia video
pembelajaran. Ketiga tahap pengumpulan bahan yang meliputi semua perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dibutuhkan selama proses
produksi multimedia video pembelajaran. Keempat tahap pembuatan yang
dilakukan dengan shooting untuk pengambilan gambar dan dubbing untuk
rekaman suara, editing video dilakukan dengan memasukkan beberapa caption
dan mengatur video agar menjadi satu kesatuan video pembelajaran yang baik.
Tahap kelima tes untuk melihat tampilan multimedia video pembelajaran sesuai
dengan rancangan atau tidak. Tahap keenam yaitu distribusi dengan publishing
video dan packaging video ke dalam DVD.
2. Mendapatkan hasil validasi multimedia video pembelajaran pembuatan
bouste houder (BH) dari ahli multimedia dan ahli materi. Validasi produk
multimedia video pembelajaran dilakukan sebagai penilaian kelayakan
multimedia video pembelajaran. Temuan hasil validasi menunjukkan tingkat
kelayakan penggunaan multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder.
Validasi yang telah dilakukan menunjukkan hasil, bahwa multimedia video
pembelajaran pembuatan bouste houder dikategorikan Layak untuk dapat
89
3. Menganalisis hasil validasi multimedia video pembelajaran pembuatan bouste
houder dari ahli multimedia dan ahli materi. Analisis hasil validasi dari para ahli
berupa saran dan masukan yang dijadikan sebagai bahan penyempurnaan
multimedia video pembelajaran. Validator memberikan masukan untuk
penyempurnaan tampilan multimedia video pada beberapa bagian meliputi
penggunaan teks, music instrument, dan dubbing suara agar dapat lebih
dikembangkan. Penulis telah memperbaiki bagian dari multimedia video yang
merupakan hasil validasi dari para ahli sebagai bentuk penyempurnaan
multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Implikasi dan rekomendasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi pembaca dan pengguna, pengembangan multimedia video pembelajaran
pembuatan bouste houder ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam
pembuatan bouste houder dan dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
untuk membantu tenaga pengajar dalam menyampaikan materi pembuatan bouste
houder.
2. Bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan pengembangan multimedia
video pembelajaran pembuatan bouste houder dapat melakukan pengembangan
multimedia dalam langkah-langkah pembuatan pola bouste houder dimulai dari
pola dasar, teknik membuka mungkum, sampai pembuatan pola sesuai dengan
90
DAFTAR PUSTAKA Buku
Arikunto. S. (1996). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Breward, C. Dkk. (2005). Encyclopedia of clothing and fashion. Drake Road: Thomson Gale
Daryanto. (2010). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Green, T.D. & Brown, A. (2002). Multimedia projects in the classroom a guide to development and evaluation. USA: Corwin Press, INC
Jonsson, L.V. (2012). How to become a lingerie designer. New York:VanssonE
Munir. (2012). Multimedia konsep & aplikasi dalam pendidikan. Bandung: Alfabeta
Poespo, G. (2009). A to Z istilah fashion. Jakarta Pusat: PT Gramedia Pustaka Utama
Rohani, A. (1997). Media instruksional edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Rusman, Kurniawan, D., & Riyana, C. (2012). Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi mengembangkan profesionalitas guru. Jakarta: PT Raja Grafindo
Setyosari, P. (2012). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Smaldino, S.S., Lowther, D.L., & Russell, J.D. (2011). Instructional technology & media for learning: tekonogi dan media untuk belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sudjana, N. (2006). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sukono, U. (1986). Linseri. Jakarta Pusat: Yayasan Institut Andragogi Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS
91
Dokumen
Setiawati, A. (2013). Linseri. Modul Perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Skripsi
Aristi, S. (2015). Pengembangan multimedia interaktif pembuatan pola longtorso. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Solehah, I.A. (2015). Pengembangan multimedia video pembelajaran pembuatan pola bebe dengan teknik drapping. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Internet
Barca, S.A. (2015). Anatomi bra. [Online]. Diakses dari http://www.cantik.co.id/anatomi-bra/
McGlinchey, S. (2013). A brief history of the bra. [Online]. Diakses dari http://glamourdaze.com/2013/03/a-brief-history-of-the-bra.html