Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp:
Suatu pendekatan didactical design research
(Tesis)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Matematika
oleh:
Tia Agnesa 1202042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis dengan Judul
PENGEMBANGAN DESAIN DIDAKTIS LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP:
SUATU PENDEKATAN DIDACTICAL DESIGN RESEARCH
oleh:
Tia Agnesa 1202042
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. NIP 195802011984031001
Pembimbing II,
Dr. Elah Nurlaelah, M.Si. NIP 196411231991032002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana UPI Bandung
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tia Agnesa
NIM : 1202042
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jenjang : S2
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengembangan Desain Didaktis Luas Daerah Segitiga dan Segiempat pada Pembelajaran Matematika
SMP: Suatu Pendekatan Didactical Design Research” ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang telah diajukan
untuk memperoleh gelar Magister di suatu Perguruan Tinggi dan tidak ada
pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau
kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim dan disebut
dalam daftar pustaka.
Bandung, Agustus 2014 Pembuat Pernyataan,
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Didactical Design Research (DDR) ... 8
B. Teori Belajar yang Melandasi Pengembangan Desain Didaktis ... 15
C. Penelitian yang Relevan ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20
B. Tempat Penelitian ... 20
C. Sampel Penelitian ... 21
D. Data Penelitian ... 21
E. Teknik Pengumpulan Data ... 21
F. Teknik Analisis Data ... 22
G. Prosedur Penelitian ... 22
vi
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Pendahuluan ... 25
1. Tesis dan Skripsi yang Relevan ... 25
2. Analisis Video Pembelajaran ... 29
3. Analisis Buku Teks Pelajaran Matematika Sekolah ... 35
4. Analisis Teoritis dan Repersonalisasi ... 41
B. Pengambangan Desain Didaktis Hipotetik ... 43
C. Deskripsi Implementasi Desain ... 62
1. Deskripsi Implementasi Desain Pertemuan Pertama ... 63
2. Deskripsi Implementasi Desain Pertemuan Kedua ... 64
3. Deskripsi Implementasi Desain Pertemuan Ketiga ... 65
D. Analisis Restrospektif ... 65
1. Analisis Restrospektif Pertemuan Pertama ... 66
2. Analisis Restrospektif Pertemuan Kedua ... 68
3. Analisis Restrospektif Pertemuan Ketiga ... 70
E. Pengembangan Desain Didaktis Empirik ... 72
F. Pembahasan ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 84
B. Rekomendasi ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
ABSTRAK
PENGEMBANGAN DESAIN DIDAKTIS LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP:
SUATU PENDEKATAN DIDACTICAL DESIGN RESEARCH
oleh:
TIA AGNESA 1202042
Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan desain didaktis baru yang dapat mengoptimalkan perkembangan kemampuan siswa, khususnya pada materi luas daerah segitiga dan segiempat. Desain didaktis yang berhasil dikembangkan terdiri dari tiga pertemuan yang diperoleh melalui tiga tahap formal yang dilakukan penulis selama proses penelitian, yaitu analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran berupa desain didaktis hipotetik termasuk ADP, analisis metapedadidaktik yang merupakan tahap implementasi desain didaktis hipotetik, dan anilisis retrospektif berupa analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotetik dengan hasil analisis metapedadidaktik yang digunakan untuk merumuskan desain didaktis empirik. Penyusunan desain didaktis hipotetik didahului dengan analisis pendahuluan meliputi studi terhadap tesis dan skripsi yang relevan, analisis video pembelajaran, survey terhadap buku teks pelajaran matematika sekolah, analisis teoritis, dan repersonalisasi yang dilakukan penulis. Implementasi desain dilakukan di suatu SMP di Kota Bandung dengan melibatkan 94 siswa dari tiga kelas yang berbeda. Tidak menutup kemungkinan bahwa desain didaktis empirik yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut melalui tiga tahap formal yang sama.
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengelola pembelajaran di kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
(30-40 siswa) bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Sampai saat ini,
pembelajaran yang diterapkan masih diselimuti oleh pandangan bahwa
pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, dan kelas masih
terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Masih banyak siswa yang
memandang bahwa guru sebagai satu-satunya sumber belajar dan pemegang
oto-ritas tertinggi di kelas, sehingga siswa sangat tergantung pada guru dan kurang
mempunyai inisiatif untuk mempelajari materi yang akan diajarkan. Mereka baru
bertindak setelah guru memberikan instruksi. Tentu hal ini akan akan sangat
berpengaruh terhadap kesiapan belajar siswa. Kemudian, ceramah menjadi pilihan
utama strategi belajar sehingga proses pembelajaran yang menuntut siswa sebagai
pelaku belajar yang aktif belum dapat berjalan dengan optimal.
Pembelajaran matematika secara umum terbiasa dengan urutan
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) diajarkan teori/definisi/teorema; (2)
diberikan contoh-contoh; dan (3) diberikan latihan soal. Pada umumnya, guru
mengajar hanya menyampaikan apa yang ada di buku paket dan kurang
mengakomodasi kemampuan siswanya. Dengan kata lain, guru tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika yang
akan menjadi milik siswa sendiri. Guru cenderung memaksakan cara berpikir
siswa dengan cara berpikir yang dimilikinya, sedangkan proses pembelajaran
matematika perlu memperhatikan pemahaman apa yang dimiliki siswa, kemudian
membuat tantangan dan dorongan agar siswa belajar. Pembelajaran matematika
masa kini harus mengantarkan siswa menjadi: (1) pemikir yang analitis; (2)
pemecah masalah; (3) inovator dan kreator; (4) komunikator yang efektif; (5)
2
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seseorang yang memiliki kesadaran global; dan (8) seseorang yang melek
finansial dan ekonomi (Shadiq, 2007).
Brousseau (2002) berpendapat bahwa pengetahuan tidak ditransfer dari
satu orang ke orang lain, tapi individu yang belajar membangun pengetahuannya
sendiri. Hal ini sejalan dengan pandangan aliran konstruktivisme bahwa
pengetahuan itu diperoleh secara aktif oleh individu dan lebih menekankan pada
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tujuan pembelajaran berdasarkan
pan-dangan ini adalah membangun pemahaman, sehingga belajar dalam panpan-dangan ini
tidak ditekankan untuk memperoleh pengetahuan yang banyak, tetapi yang utama
adalah memberikan interpretasi melalui skemata yang dimiliki siswa.
Konstruktivis memandang bahwa pengetahuan dibentuk dan ditemukan oleh
sis-wa secara aktif, tidak sekedar diterima secara pasif dari lingkungan. Sissis-wa sendiri
yang membuat interpretasi yang dibentuk dari pengalaman dan interaksi sosial.
Pada dasarnya, proses berpikir guru yang terjadi selama proses
pembelajaran tidaklah sederhana. Proses berpikir guru tidak hanya pada fase
sebelum pembelajaran, melainkan terjadi pada tiga fase, yaitu sebelum
pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, dan setelah pembelajaran sebagai
tahap refleksi. Namun, untuk saat ini belum banyak guru yang
meng-implementasikannya dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Sejauh ini, proses berpikir yang dilakukan guru sebelum pembelajaran
hanya terfokus pada penyusunan RPP sebagai syarat administratif pembelajaran.
Sedangkan persiapan bahan ajar pembelajaran tidak banyak dilakukan
dikarenakan pembelajaran menggunakan buku paket dan LKS yang siap pakai.
Jika hal ini terus terjadi, tentu akan berdampak pada pengetahuan matematika
siswa yang hanya sekedar hafalan dan hanya terpaku pada contoh-contoh yang
diberikan saja. Ketika konteks soal diubah, maka siswa tidak lagi dapat
menyelesaikan soal yang diberikan karena siswa beranggapan bahwa cara
penyelesaian soal tersebut belum diajarkan. Tentu hal ini harus diperbaiki, karena
tidak memberi kesempatan bagi siswa untuk berlatih berpikir selama proses
3
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran yang terjadi di kelas harus memfasilitasi siswa untuk
berpikir, sedangkan pembelajaran yang monoton dengan cara tradisional tidak
dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara optimal (Sabandar).
Selain itu, belajar secara aktif menyebabkan ingatan mengenai yang dipelajari itu
lebih tahan lama, dan pengetahuan menjadi lebih luas dibandingkan dengan
belajar secara pasif (Ruseffendi, 1991). Jadi, sebenarnya proses berpikir guru
sebelum pembelajaran berlangsung sebagai upaya merancang desain pembelajaran
yang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa tidaklah sederhana. Guru harus
mampu mengembangkan desain pembelajaran yang dapat memanfaatkan
pengetahuan awal siswa, mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya, serta
meminimalisir terjadinya kesulitan belajar yang mungkin dialami siswa selama
proses pembelajaran. Dengan menggunakan buku paket dan LKS siap pakai, tentu
antisipasi terhadap kesulitan belajar siswa pun sulit dilakukan karena guru tidak
terlebih dahulu mencoba menjawab soal-soal yang ada. Dengan demikian,
kegagalan belajar siswa merupakan kolaborasi masalah dari ketidaksiapan guru
dalam mengajar.
Idealnya, guru harus mampu merancang desain pembelajarannya sendiri,
karena gurulah yang paling tahu kondisi siswanya. Oleh karena itu, penelitian ini
menawarkan sebuah upaya perbaikan pembelajaran dengan mengembangkan
desain didaktis baru yang dapat diimplementasikan di kelas. Langkah awal yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan studi terhadap tesis dan skripsi
yang relevan guna mengetahui lebih dalam tentang penelitian-penelitian yang
telah dilakukan, sehingga penulis mampu menentukan topik apa yang akan
diangkat dalam penelitian ini. Dengan demikian, penulis dapat menjamin
orisinalitas dan kebaruan dari penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, penulis
juga melakukan analisis instrumen yang digunakan pada tesis dan skripsi untuk
mengetahui temuan learning obstacle yang berhasil diidentifikasi, dan
mengetahui desain bahan ajar yang telah dikembangkan. Analisis lain yang juga
dilakukan penulis adalah analisis terhadap video pembelajaran. Video yang
4
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh grup LS Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia (FPMIPA UPI). Materi dalam video
pembelajaran berkaitan dengan luas daerah segitiga dan segiempat. Digunakannya
video pembelajaran dikarenakan penulis belum memiliki pengalaman
mengajarkan luas daerah segitiga dan segiempat, sehingga penulis memerlukan
informasi dari video pembelajaran untuk mendapatkan gambaran tentang
pembelajaran luas daerah segitiga dan segiempat, mengetahui langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru, sajian materi yang diberikan kepada siswa,
dan mengetahui kondisi siswa selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh
berdasarkan analisis video akan dijadikan acuan dalam mengembangkan desain
didaktis baru, apakah pembelajaran yang dilakukan guru dalam video harus
dipertahankan atau diubah berdasarkan teori-teori yang mendukung.
Selain menganalisis tesis, skripsi, dan video pembelajaran, penulis juga
menganalisis buku paket matematika SD dan buku paket matematika SMP,
Tujuan menganalisis buku paket matematika SD adalah untuk memprediksi
pengetahuan awal yang dimiliki siswa SMP, serta menghindari pengulangan
pembelajaran dengan harapan siswa akan memperoleh informasi baru dari
implementasi desain didaktis yang akan dirancang. Analisis buku paket SMP
dilakukan untuk mempermudah penulis dalam melakukan eksplorasi sajian
materi. Hasil analisis ini lebih lanjut akan diperkuat dengan analisis teoritis dan
repersonalisasi yang akan dilakukan penulis, Berdasarkan hasil dari serangkaian
analisis yang dilakukan ini, akan dirancang desain didaktis baru yang selanjutnya
akan disebut dengan desain didaktis hipotetik.
Penelitian ini berfokus pada analisis situasi didaktis melalui
repersonalisasi. Repersonalisasi adalah proses dimana guru mengkaji materi dan
soal-soal yang akan diberikan kepada siswa, proses mengkaitkan suatu materi
dengan materi sebelum atau sesudahnya, juga merupakan proses ekplorasi materi
sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana hubungan siswa dengan materi yang
akan diajarkan. Dengan melakukan repersonalisasi ini, guru dapat mengetahui
5
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan siswa, dan dapat merancang serangkaian tindakan didaktis yang
mungkin dapat dilakukan selama proses pembelajaran. Inilah yang disebut dengan
antisipasi didaktis pedagogis (ADP).
Proses berpikir guru tidak berhenti sampai di sini, karena situasi didaktis
yang terjadi selama proses pembelajaran akan sangat dinamis, sehingga selama
proses pembelajaran berlangsungpun guru harus terus berpikir. Guru harus siap
dalam menghadapi berbagai respon siswa dan harus tepat dalam melakukan
tindakan didaktis berupa scaffolding hingga tujuan yang diinginkan guru dapat
tercapai. Guru harus memikirkan dengan baik apa yang harus dilakukan jika
respon siswa sesuai dengan prediksi, bagaimana jika sebagian yang diprediksi saja
yang muncul, dan bagaimana jika yang diprediksi tidak terjadi.
Fase akhir dari proses berpikir guru terjadi setelah proses pembelajaran
dengan melakukan analisis retrospektif yang merupakan tahap refleksi. Jika
proses berpikir seperti ini dilakukan oleh guru secara berkesinambungan, maka
akan diperoleh desain didaktis baru yang memberikan suasana belajar yang lebih
dinamis dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Desain didaktis yang telah direvisi
berdasarkan hasil refleksi ini disebut dengan desain didaktis empirik.
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa siswa
cenderung memandang materi matematika sebagai suatu yang terpisah. Hal ini
mengakibatkan mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang
mencakup beberapa konteks. Contohnya adalah materi segitiga dan segiempat.
Dalam bebrapa buku paket SMP, materi segitiga dan segiempat diajarkan secara
terpisah pada bab yang berbeda. Hasil identifikasi learning obstacle yang
dilakukan beberapa peneliti menemukan bahwa siswa merasa asing ketika
dihadapkan pada soal-soal yang menuntut mereka untuk mengkaitkan antara
keduanya, sehingga sebagian besar siswa gagal dalam menyelesaikan soal yang
diberikan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berupaya untuk mengatasi
permasalahan yang ada dengan melakukan penelitian pengembangan desain
6
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran berupa desain didaktis hipotetik
termasuk ADP, analisis metapedadidaktik yang merupakan tahap implementasi
desain didaktis hipotetik, dan analisis retrospektif yang merupakan tahap refleksi
untuk merumuskan desain didaktis empirik. Dalam penelitian ini, penulis
mengembangkan desain bahan ajar yang mencakup kedua materi tersebut.
Penelitian ini diberi judul “Pengembangan Desain Didaktis Luas Daerah Segitiga dan Segiempat pada Pembelajaran Matematika SMP: Suatu Pendekatan
Didactical Design Research”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana desain didaktis hipotetik yang dapat dikembangkan?
2. Bagaimana implementasi desain didaktis tersebut?
3. Bagaimana desain didaktis empirik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang
telah dijabarkan di atas, yaitu:
1. Mengembangkan desain didaktis hipotetik termasuk ADP
2. Mendeskripsikan hasil pengamatan implementasi desain didaktis yang telah
disusun
3. Mengembangkan desain didaktis empirik
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru dan calon
guru dalam mengembangkan desain didaktis yang lebih memberdayakan
7
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan pengembangan desain didaktis ini diharapkan dapat menjadikan
guru sebagai sosok yang profesional.
2. Siswa
Implementasi pengembangan desain didaktis diharapkan dapat membantu
siswa dalam mengembangkan kemampuan potensial yang dimilikinya.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi pemaknaan yang berbeda, berikut ini adalah definisi
operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Desain didaktis adalah desain bahan ajar yang dikembangkan oleh guru
berdasarkan analisis situasi didaktis melalui proses repersonalisasi.
2. Desain didaktis hipotetik adalah desain didaktis yang dikembangkan penulis
sebagai solusi dari permasalahan yang teridentifikasi berdasarkan hasil
penelusuran terhadap tesis dan skripsi yang relevan, analisis video
pembelajaran, buku teks pelajaran matematika sekolah, serta analisis teoritis
dan repersonalisai.
3. Desain didaktis empirik adalah desain didaktis revisi dari desain didaktis
hipotetik yang dikembangkan berdasarkan hasil analisis retrospektif.
4. Analisis metapedadidaktik adalah analisis terhadap rangkaian situasi didaktis
yang berkembang di kelas, analisis situasi belajar sebagai respon siswa atas
situasi didaktis yang dikembangkan, serta analisis interaksi yang berdampak
terhadap terjadinya perubahan situasi didaktis maupun situasi belajar.
5. Analisis retrospektif adalah proses membandingkan antara prediksi respon
yang telah dirancang pada desain didaktis hipotetik dengan hasil analisis
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian desain didaktis yang
difokuskan pada materi luas daerah segitiga dan segiempat. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dalam dua tahap dan menekankan
pada karakter penelitian deskriptif dengan data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Penelitian ini bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik. (Moelong, 2009).
Langkah-langkah formal dalam penelitian desain didaktis ini adalah sebagai
berikut:
1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran berupa desain didaktis
hipotetik termasuk ADP
2. Analisis metapedadidaktik
3. Analisis retrospektif berupa analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi
didaktis hipotetik dengan hasil analisis metapedadidaktik (Suryadi, 2011)
Pemilihan desain penelitian ini didasarkan pada pendapat Drew C. J. et al
(2008) yang dikenal dengan natural state argument: one ethical perspective is
that the researcher has the responsibility to provide the new treatment to all
participants. Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat
bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil akhir yang diharapkan
adalah suatu rumusan desain didaktis baru yang dapat diimplementasikan sebagai
upaya perbaikan dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga kemampuan siswa
dapat dikembangkan secara optimal.
21
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian berupa implementasi desain didaktis hipotetik dilakukan di
SMP Negeri 26 Bandung yang beralamat di Jl. Sarimanah Blok 23 Sarijadi
Bandung. Penelitian berlangsung sejak tanggal 9 Mei 2014 s.d. 30 Mei 2014.
C. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah sampel
sebanyak 94 siswa dari tiga kelas yang berbeda. Tiga puluh satu siswa dari kelas
VII-B, 31 siswa dari kelas VII-C, dan 32 siswa dari kelas VII-E. Penentuan kelas
implementasi ini berdasarkan izin yang diberikan oleh Kepala Sekolah dan guru
bidang studi matematika yang mengajar di ketiga kelas tersebut. Jadwal
implementasi disesuaikan dengan jadwal kegiatan belajar mengajar yang berlaku
di sekolah.
D. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian terbagi ke dalam dua kategori.
Data pertama adalah data yang dikumpulkan untuk mengembangkan desain
didaktis hipotetik berupa data desain didaktis awal yang tercermin dalam desain
bahan ajar buku teks pelajaran matematika sekolah dan hasil analisis video
pembelajaran tentang luas daerah segitiga dan segiempat. Data pendukung lainnya
untuk mengembangkan desain didaktis hipotetik ini berupa perspektif teoritis
tentang luas daerah segitiga dan segiempat yang merupakan hasil studi literatur
dan hasil repersonalisasi yang dilakukan penulis.
Data kedua adalah data yang dikumpulkan untuk merumuskan desain
didaktis empirik yang merupakan perbaikan desain didaktis hipotetik. Data yang
dikumpulkan berupa data respon siswa selama implementasi desain, yang
diperoleh melalui observasi dan tinjauan jawaban siswa pada lembar kerja selama
proses pembelajaran berlangsung.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
22
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi yang
merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2013). Lebih
lanjut Sugiyono (2013) menyatakan bahwa bila peneliti melakukan pengumpulan
data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan triangulasi sumber dan triangulasi
teknik berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis
sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisis data dalam penelitian ini berlangsung sejak sebelum penulis
memasuki lapangan hingga implementasi berlangsung. Sebelum memasuki
lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Sedangkan selama di lapangan,
analisis dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung menggunakan model
Miles and Huberman mencakup data reduction (reduksi data), data display
(penyajian data), dan conclusion drawing (penarikan kesimpulan) (Sugiyono,
2013).
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Penelitian tahap pertama adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan penelusuran terhadap tesis dan skripsi yang relevan, video
pembelajaran tentang luas daerah segitiga dan segiempat, dan buku teks
23
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan identifikasi situasi didaktis yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini, penelitian dilakukan dengan
menganalisis video pembelajaran luas daerah segitiga dan segiempat.
3. Merumuskan desain bahan ajar yang diimplementasikan guru berdasarkan
hasil analisis video pembelajaran, merumuskan hasil analisis tesis, skripsi,
dan buku teks matematika sekolah.
Tahap kedua pada penelitian ini dilakukan dengan urutan langkah sebagai
berikut:
4. Melakukan studi literatur dan repersonalisasi
5. Mengembangkan desain didaktis hipotetik termasuk ADP berdasarkan hasil
studi terhadap tesis dan skripsi yang relevan, analisis video, analisis buku teks
pelajaran matematika sekolah, analisis teoritis, dan proses repersonalisasi
yang telah dilakukan penulis
6. Mencobakan desain didaktis hipotetik
7. Mengumpulkan data tentang respon siswa terhadap implementasi desain
didaktis hipotetik
8. Membuat desain didaktis empirik berdasarkan hasil uji coba yang telah
dilakukan
H. Alur Pelaksanaan Penelitian
Berikut adalah bagan yang menggambarkan alur pelaksanaan penelitian
24
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
[image:18.595.117.518.97.693.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian
Uji Coba Desain Konsultasi Dengan Pembimbing
Tahap Kedua
Rumusan Masalah
Solusi Permasalahan Repersonalisasi
Studi
Pengembangan Desain Didaktis Hipotetik Studi Literatur
Menghasilkan ADP
Analisis Metapedadidaktik
Refleksi
Desain Didaktis Empirik
Mengecek Kesesuaian Prediksi Respon yang Telah Dibuat dengan Keadaan yang Terjadi di Lapangan Mengumpulkan Data Respon Siswa
Tahap Pertama
Merumuskan Desain Didaktis yang Dikembangkan Guru dalam Video Pembelajaran, merumuskan
hasil analisis Tesis, Skripsi, dan Buku Teks Matematika Sekolah
Analisis Pendahuluan
Identifikasi Situasi Didaktis Penelusuran terhadap Tesis dan Skripsi
yang Relevan, Mencari Video Pembelajaran Segitiga dan Segiempat dan
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian
yang dirumuskan berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Desain didaktis hipotetik dikembangkan berdasarkan hasil analisis
pendahuluan yang dilakukan penulis meliputi studi terhadap tesis dan skripsi
yang relevan, analisis video pembelajaran, analisis buku teks pelajaran
matematika sekolah, analisis teoritis, dan repersonalisasi. Berdasarkan hasil
analisis ini, dikembangkan desain didaktis hipotetik luas daerah segitiga dan
segiempat yang terdiri dari tiga pertemuan yang merupakan situasi aksi,
formulasi, validasi, dan institusionalisasi.
2. Analisis hasil implementasi merupakan analisis retrosfektif. Pada tahap ini,
penulis membandingkan antara prediksi respon yang telah dirancang pada
desain didaktis hipotetik dengan hasil analisis metapedadidaktik yang
kemudian akan dijadikan acuan dalam merancang desain didaktis empirik.
3. Desain didaktis empirik merupakan desain modifikasi dari desain didaktis
hipotetik berdasarkan hasil analisis retrosfektif. Tidak menutup kemungkinan,
desain didaktis empirik yang dihasilkan pada penelitian ini masih dapat terus
dikembaangkan melalui tahapan yang sama.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan
rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian
85
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penelitian pengembangan desain didaktis sebaiknya tidak hanya mengambil
sebagian dari materi saja. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa siswa
telah memahami materi prasyarat yang mereka butuhkan agar implementasi
desain dapat berlangsung dengan lebih baik.
2. Pengembangan desain pada penelitian ini belum mempertimbangkan lintasan
belajar siswa (learning trajectory). Untuk pengembangan desain lebih lanjut,
sebaiknya ditambahkan dari sisi learning trajectory guna memperkuat
argumentasi desain.
3. Untuk melihat apakah desain yang telah dirancang cocok untuk semua siswa,
maka sebaiknya implementasi desain dilakukan pada sekolah-sekolah dengan
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin. (2006). Pembelajaran dengan Strategi React tentang Volume Limas dan Kerucut pada Siswa Kelas IX. Tesis UNM: Tidak Diterbitkan
Brousseau, G. (2002). Theory of Didactical Situations in Mathematics. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers
Chairani, Yuni. (2012). Desain Didaktis Konsep Layang-Layang dan Belah Ketupat untuk Siswa SMP. Tesis UPI: Tidak Diterbitkan
Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Drew, C. J. et al. (2008). Designing and Conducting Research in Education. California: Sage Publications.
Evayanti, Maya. (2013). Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Jajargenjang pada Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan
Fitriyani. (2011). Desain Disaktis Konsep Luas Daerah Trapesium pada Pembelajaran Matematika. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan
Kansanen, P. (2003). Studying-theRealistic Bridge Between Instruction and Learning. An Attempt to a Conceptual Whole of the Teaching-Studying-Learning Process. Educational Studies, Vol. 29,No. 2/3, 221-232
Krulik, S, dan Reys, R.G. (1980). Problem Solving in School Mathematics. Virginia: NCTM
Meilina, Alin. (2013). Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Belah Ketupat pada Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan
Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif: EdisiRevisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ruseffendi, E. T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dan Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito
05241981031-87
Tia Agnesa, 2014
Pengembangan desain didaktis luas daerah segitiga Dan segiempat pada pembelajaran matematika smp: Suatu pendekatan didactical design research
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
JOZUA_SABANDAR/KUMPULAN_MAKALAH_DAN_JURNAL/Thin king-Classroom-dalam-Pembelajaran-Matematika-di-Sekolah.pdf
Shadiq, F. (2007). Inovasi Pembelajaran Matematika Dalam Rangka Menyongsong Sertifikasi Guru Dan Persaingan Global. Makalah pada Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika P4tk (PPPG) Matematika, tidak diterbitkan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suherman. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Technical Cooperation Project for Development of Science and Mathematics Teaching for Primary and Secondary Education in Indonesia. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI
________. (2008). Hands Out Perkuliahan Belajar dan Pembelajaran Matematika. FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan
Supriatna, Tatang. (2011). Pengembangan Desain Didaktis Bahan Ajar Pemecahan Masalah Matematis Luas Daerah Segitiga pada Sekolah Menengah Pertama. Tesis UPI: Tidak Diterbitkan
Suryadi, D. (2010). Menciptakan Proses Belajar Aktif: Kajian dari Sudut Pandang Teori Belajar dan Teori Didaktik. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di UNY, tidak diterbitkan
_________. (2013). Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika. Makalah pada Seminar Nasional di UNES, tidak diterbitkan
Suryadi, D. dan Turmudi. (2011). Kesetaraan Didactical Design Research (DDR) dengan Matematika Realistik dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNS, tidak diterbitkan
Wadifah. (2011). Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Segitiga pada Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan