UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA SEKOLAH DASAR
(Studi pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SDN Harapan 1 Bandung)
TESIS
Diajukan kepada
Universitas Pendidikan Indonesia
untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Pengembangan Kurikulum
OLEH:
ISMA NASTITI MAHARANI NIM 1202155
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCASARJANA
UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN KONSEP
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
(Studi Pengembangan pada
Pembelajaran Tematik Siswa kelas
IIA di SDN Harapan 1 Bandung)
Oleh
Isma Nastiti Maharani
S.Pd Universitas Negeri Malang, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu sy arat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana Konsentrasi Pengembangan Kurikulum
© Isma Nastiti Maharani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ISMA NASTITI MAHARANI
NIM 1202155
“Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Siswa Sekolah Dasar”
(Studi Pengembangan pada Pembelajaran Tematik Siswa kelas II
di SDN Harapan 1 Bandung)
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M. Pd
NIP. 19501205 197903 1 001
Pembimbing II
Prof. Dr. Munir, M. IT NIP. 19660325 00112 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
SISWA KELAS II DI SDN HARAPAN 1 BANDUNG
Isma Nastiti Maharani (NIM 1202155)
Program Studi Pengembangan Kurikulum, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung, Indonesia
e-mail: ismanastiti13@ymail.com.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya penguasaan konsep siswa terhadap konsep perkalian dan konsep pembagian dalam pembelajaran tematik siswa kelas II SD. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan (research and development), dengan model pengembangan menggunakan model pengembangan Borg & Gall dan langkah pengembangan bahan ajar dari Dick & Carey. Tahap-tahap yang sudah dimodifikasi dalam penelitian dan pengembangan adalah; (1) Tahap Studi Pendahuluan, (2) Tahap Pengembangan Model, dan (3) Tahap Ujicoba serta Revisi Produk, Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar tematik untuk siswa kelas II di SDN Harapan 1 Bandung yang teruji kelayakannya dan keunggulannya untuk meningkatkan penguasaan konsep perkalian dan pembagian pada pembelajaran tematik. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, lembar observasi, angket dan tes. Hasil penelitian ini adalah : 1) Mendeskripsikan kondisi pembelajaran tematik kelas II di SDN Harapan Bandung, 2) Menghasilkan model pengembangan bahan ajar kelas II SD yang dapat meningkatkan penguasaan konsep, 3) Mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahan ajar untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD. Pengembangan bahan ajar ini efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II di SDN Harapan 1 Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh perhitungan uji t yang membedakan penguasaan konsep subyek penelitian sebelum dan sesudah implementasi bahan ajar, dengan thitung = 13,28 yang lebih kecil dari harga ttabel (α = 0,05
dan dk = 29) = 50,1. Disamping itu keefektifan bahan ajar terhadap pembelajaran tematik kelas II di SDN Harapan 1 Bandung dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest siswa yang mana nilai rata-rata posttest (Mean = 82,3; Standard Deviation = 15,12) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest (Mean = 49,6; Standard Deviation = 10,67). Secara keseluruhan, bahan ajar matematika yang dikembangkan sudah dapat dikatakan dapat meningkatkan penguasaan konsep perkalian dan konsep pembagian siswa kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DEVELOPMENT OF LEARNING MATERIAL TO ATTAIN CONCEPT FOR PRIMARY STUDENT
GRADE 2 AT HARAPAN PRIMARY SCHOOL
Isma Nastiti Maharani (NIM 1202155)
Study Program of Curriculum Development, Postgraduate Program Indonesian University of Education
Bandung, Indonesia
e-mail: ismanastiti13@ymail.com.
ABSTRACT
This research is motivated by the lack of mastery of concepts students to the concept of multiplication and division concepts in thematic learning grade II primary school. This type of research is research and development (R&D), with a model of the development of teaching materials using Borg & Gall and model of development for instructional design using Dick & Carey. Stages that have been modified in research and development are; (1) Preliminary Study Phase, (2) Stage Development Model, and (3) Phase Trials and Product Revision. This study aims to produce products such as instructional materials for students of grade II in Harapan 1 Primary School tested the feasibility and superiority to improve mastery of the concept of multiplication and division on thematic learning. Methods of data collection in this study using interview, observation sheets, questionnaires and tests. The results of this study were: 1) to describe the condition of thematic learning grade II in Harapan 1 Primary School, 2) Generate a model of the development of teaching materials grade II primary school, 3) Describe the effectiveness of the implementation of thematic learning using teaching materials. Development of teaching materials is effective to improve students' mastery of the concept of grade II in Harapan 1 Primary School. This is demonstrated by the calculation of the t- test that distinguishes the mastery of the concept of research subjects before and after the implementation of teaching materials, with t value is 13.28 less than the price ttable (α =
0.05 and df = 29) = 50.1. Besides, the effectiveness of teaching materials for grade II thematic learning in Harapan 1 Primary School can be seen from the difference in the average value of pretest and posttest student where the average posttest score (mean = 82.3; standard deviation = 15.12) is higher compared to the average pretest score (mean = 49.6; standard deviation = 10.67). Overall, mathematics teaching materials developed can already be said to improve the mastery of the concept of multiplication and division concepts IIA grade students at Harapan 1 Primary School.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika... 12
2. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ... 14
3. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar... 16
4. Konten dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ... 17
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3. Konsep Operasi Bilangan ... 36
E. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian tentang Pengembangan Bahan Ajar ... 37
2. Penelitian tentang Pembelajaran Matematika... 40
BAB III METODE PENELITIAN
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Studi Pendahuluan a. Kondisi Pembelajaran Tematik kelas II di SDN Harapan 1 Bandung ... 57
b. Penggunaan Bahan Ajar Matematika dalam Pembelajaran Tematik kelas II di SDN Harapan 1 Bandung... 58
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1) Ujicoba I Pengembangan Bahan Ajar Matematika Topik Perkalian dan Pembagian Bilangan kelas II di SDN Harapan Bandung ... 64 2) Hasil Pengamatan tentang Penggunaan Bahan Ajar
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b. Ujicoba II dan Revisi Produk II
1) Ujicoba II Pengembangan Bahan Ajar Matematika Topik Perkalian dan Pembagian Bilangan kelas II di
SDN Harapan Bandung ... 70
2) Hasil Pengamatan tentang Penggunaan Bahan Ajar dan Revisi Produk II... 71
c. Hasil Penyempurnaan Produk Akhir ... 73
5. Hasil Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar dalam Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa kelas IIA di SDN Harapan Bandung a. Hasil Peningkatan Indikator Penguasaan Konsep setelah Penggunaan Bahan Ajar... 78
b. Hasil Perbedaan Penguasaan Konsep Antara Nilai Pretes dan Posttes Sampel Berpasangan melalui uji t-Test Paired Samples ... 79
B. Pembahasan 1. Kondisi Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar Harapan Bandung kelas IIA... 80
2. Model Pengembangan Bahan ajar untuk Siswa Kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung... 82
3. Efektivitas Penggunaan Bahan ajar untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung ... 85
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 90
B. Rekomendasi ... 91
DAFTAR RUJUKAN ... 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 97
1
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi
memberikan kepada siswa bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar,
yang dewasa ini perlu diperhatikan keberadaannya untuk menentukan
keberhasilan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan berikutnya.
Lembaga pendidikan formal yakni SD memberikan sejumlah mata pelajaran
yang menjadi konsumsi siswa. Dimana salah satu mata pelajaran yang besar
andilnya dalam mempersiapkan siswa untuk penalarannya adalah pelajaran
matematika. Yang kita ketahui bahwa matematika merupakan salah satu
materi yang wajib dipelajari oleh para siswa dari SD sampai Perguruan
Tinggi di Indonesia. Indrawati & Suardiman (2013, hlm. 136) menuliskan
dalam jurnal “Prima Edukasia” bahwa “…pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting dan mendasar dalam upaya
menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas serta mempunyai peranan
besar, baik dalam menyiapkan siswa terjun dalam masyarakat maupun untuk
memenuhi persyaratan mengikuti jenjang pendidikan menengah”. Oleh
karena itu pembelajaran matematika di SD akan menentukan hasil
pendidikan di jenjang selanjutnya.
Melalui pembelajaran matematika diharapkan dapat menumbuhkan
kemampuan untuk mengembangkan keterampilan dan aplikasinya,
memanipulasi secara akurat dan efisien termasuk keterampilan melihat
kegunaan serta peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga perlu diberikan bekal
kepada peserta didik sejak dini. Karena itu, setiap manusia perlu menguasai
matematika sebagai bekal hidupnya dalam memasuki era globalisasi ini.
Tujuan penting dari pengajaran matematika di sekolah adalah pemahaman
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
berjudul “Tujuan Pembelajaran Matematika SD” yang menyatakan bahwa
“…di dalam GBPP matematika SD, tujuan yang hendak dicapai dari
pembelajaran matematika sekolah adalah; (a) menumbuhkan dan
mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai
alat dalam kehidupan sehari-hari, (b) menumbuhkan kemampuan siswa, yang
dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika, (c) mengembangkan
pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP), dan (d) membentuk sikap logis, kritis, cermat,
kreatif, dan disiplin.
Siswa seharusnya memahami matematika itu sendiri, karena pada
dasarnya pembelajaran matematika diberikan kepada siswa untuk
mempertajam penalarannya, serta mengembangkan pengetahuan yang
bersifat logis dan sistematis. Russefendi (dalam Baderan, 2012, hlm 2)
memperkuat dengan anggapannya bahwa “…matematika terbentuk sebagai
hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan
penalaran”. Somayasa, Natajaya, & Candiasa (2014, hlm. 2) dalam jurnal
penelitian tentang pembelajaran matematika yang menyebutkan bahwa
“…kondisi pembelajaran yang masih banyak dilakukan guru adalah menekankan materi yang dibebani kepada siswa, sehingga cenderung hanya
menghafal konsep-konsep matematika, tanpa memahami proses pemahaman
makna dibalik konsep yang dipelajari”. Pada pembelajaran matematika
sekolah dasar, materi awal yang diperkenalkan pada siswa adalah pengenalan
konsep-konsep matematika. Tahapan pembelajaran matematika sekolah dasar
dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu (a) penanaman konsep dasar
(penanaman konsep); (b) pemahaman konsep; dan (c) pembinaan
keterampilan. Tiga tahapan tersebut, konsep yang diajarkan masih berupa
konsep abstrak bagi siswa tingkat sekolah dasar. Hudoyo (1988, hlm. 54)
menuliskan bahwa “…matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan
simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”. Simbol-simbol
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu
memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru
terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga
matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Dari berbagai
konsep abstrak yang diperkenalkan pada siswa sekolah dasar, perlu adanya
peran guru yang terlibat dalam mengembangkan berbagai media atau alat
peraga atau sumber belajar yang dapat mendukung proses belajar atau
membantu siswa dalam menguasai konsep matematika tertentu untuk
menjembatani konsep yang abstrak sesuai dengan karakteristik siswa.
Pembelajaran matematika sekolah dasar di Indonesia dapat dikatakan
masih kurang terbukti dari hasil penelitian tim Programme of International
Student Assessment (PISA) tahun 2006 yang menunjukkan bahwa Indonesia
menempati peringkat ke-61 dari 65 negara pada kategori literatur
matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMMS) pada tahun 2003, matematika
Indonesia berada diperingkat ke-34 dari 45 negara (data UNESCO). Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA dan TIMMS, menunjukkan bahwa
Indonesia berada pada kategori yang masih banyak perlu perbaikan dalam
pembelajaran matematika. Faktor input, proses, dan output dalam pendidikan
matematika perlu mendapat perhatian lebih demi tujuan meningkatnya
pendidikan matematika di Indonesia. Lemahnya penguasaan konsep
matematika di SD disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kesulitan
siswa dalam pemahaman konsep-konsep, tidak tersedianya alat peraga, dan
tidak adanya media yang mendukung pembelajaran. Keterbatasan atau ruang
gerak gurupun terbatas dikarenakan beberapa hal, diantaranya
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
penguasaan matematika siswa masih lemah” (Indrawati & Suardiman, 2013, hlm. 136).
Dari hasil wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan guru kelas II di SDN Harapan 1 Bandung pada bulan
September 2014, beliau mengemukakan bahwa masalah yang paling sering
muncul selama pembelajaran di tingkat sekolah dasar adalah pada
pembelajaran mengenai konsep-konsep matematika. Pembelajaran yang
sudah dilakukan masih belum mendorong siswa untuk menguasai suatu
konsep matematika tertentu, khususnya konsep perkalian dan pembagian.
Lemahnya konsep perkalian dan pembagian masih sering ditemui ketika
siswa sudah melanjutkan ke jenjang kelas berikutnya maupun jenjang sekolah
menengah. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas II di SDN Harapan
1 Bandung didominasi dengan metode pembelajaran diskusi, pemberian
latihan-latihan dan tanya jawab. Melalui metode pembelajaran tersebut, siswa
cenderung menghafal konsep-konsep tersebut tanpa mempelajari pemahaman
makna dibalik konsep perkalian dan pembagian, sehingga konsep yang
dipelajari tidak memberi makna lebih pada pengalaman belajar siswa. Salah
satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek kajian yang abstrak.
Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam
memahami konsep-konsep matematika. Hal ini juga dimungkinkan terjadi
pada siswa jenjang sekolah dasar, karena pada kisaran usia sekolah dasar ini
menurut Piaget berada pada taraf perkembangan operasional konkret. Tetapi
pembelajaran matematika yang dilakukan cenderung pada bagaimana
matematika dapat diaplikasikan dalam dunia nyata bukan sebaliknya yaitu
objek-objek nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara
membentuk konsep matematika pada proses pembelajaran di sekolah dasar.
Konsep tersebut bersifat abstrak sehingga perlu adanya suatu wujud
benda yang dapat menjembatani konsep yang abstrak menjadi konkrit
sehingga mudah untuk dipelajari oleh siswa tingkat sekolah dasar.
Penanaman konsep matematika pada siswa sekolah dasar, Heruman (2010,
hlm. 4) menuliskan bahwa “…pada tahap penanaman konsep adalah
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pernah mempelajari konsep tersebut”. Kita dapat mengetahui konsep ini dari
isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”.
Dari hasil studi dokumentasi dari hasil rapor belajar siswa, ditemukan
bahwa nilai ulangan rata-rata menunjukkan angka rata-rata yang rendah yaitu
55,6. Sedangkan standar kriteria minimum yang dicapai siswa untuk mata
pelajaran matematika adalah 65. Berdasarkan nilai ulangan rata-rata siswa
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mempelajari konsep
matematika dapat dikatakan masih dibawah rata-rata atau rendah. Dengan ini,
maka perlu tindakan lebih lanjut untuk meningkatkan proses pembelajaran di
kelas. Peranan guru dan siswa sangat berpengaruh terhadap penentuan
ketercapaian tujuan pembelajaran. Pada siswa tingkat sekolah dasar,
Heruman (2010, hlm. 1) mengemukakan “…guru harus memahami bahwa
usia mereka berada pada fase operasional konkret, dimana siswa memiliki
kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah
logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret”. Dari
usia perkembangan kognitif, siswa sekolah dasar masih terikat dengan objek
konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra mereka.
Mulyasa (2008, hlm. 2) mengemukakan bahwa “…pendidikan idealnya
berpedoman pada empat pilar dari UNESCO, diantaranya learning to know,
learning to do, learning to live together dan learning to be”, maka dalam pembelajaran matematika, guru harus memampukan dirinya untuk
mengembangkan potensinya sebagai pendidik sehingga dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
mengkonstruksi konsep dan teorema berdasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Guru memiliki peranan yang sangat
penting juga dalam mengarahkan siswa kepada pemahaman konsep
matematika yang sesuai dengan kaidah pembelajaran matematika. Riset dari
penelitian yang telah dilakukan Roosilawati menunjukkan bahwa pemahaman
rata-rata guru-guru SD peserta Diklat Matematika di LPMP Jateng pada
materi hakekat anak didik dalam pembelajaran matematika adalah 38,8%,
sedangkan pemahaman rata-rata guru-guru SD peserta Diklat Matematika di
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pemahaman guru-guru SD peserta Diklat Matematika di LPMP Jateng
tentang hakekat anak didik dan teori belajar dalam pembelajaran matematika
termasuk dalam kategori kurang. Idealnya, dengan kurangnya pemahaman
guru-guru sekolah dasar tentang hakikat anak didik dan teori belajar dalam
pembelajaran maka akan mempengaruhi aplikasinya dalam proses
pembelajaran di kelas, khususnya pembelajaran mengenai konsep-konsep
matematika di jenjang sekolah dasar. Dalam proses pembelajaran,
Roosilawati menuliskan “…guru merupakan faktor instrumental guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki dan terdapat hubungan
positif antara faktor guru dengan hasil pembelajaran siswa serta
keprofesionalan guru dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dipahami karena sikap profesional guru
mempunyai sumbangan yang signifikan terhadap kemampuan mengajarnya.
Dari uraian latar belakang penelitian yang dipaparkan, menjadi alasan
yang logis bagi peneliti untuk mengembangkan sebuah bahan ajar yang
menjadi solusi permasalahan dalam pembelajaran sekolah dasar, khususnya
mengenai topik perkalian dan pembagian. Bahan ajar yang dirancang oleh
peneliti berdasarkan asas-asas belajar mengkaitkan materi pelajaran dengan
situasi nyata yang ada di sekitar siswa. Sehingga penguasaan konsep tidak
hanya melalui transfer ilmu saja melainkan proses berpikir yang alamiah
sesuai dengan skemata berfikir yang dimiliki siswa. Siswa dengan sendirinya
akan melalui tahap-tahap berfikir yang teratur dalam menguasai konsep
matematika melalui sajian bahan ajar yang menggunakan sajian materi dari
kehidupan sehari-hari siswa. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan sajian
materi prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa sebelum memasuki materi
pokok. Berdasarkan pemikiran dan pertimbangan permasalahan yang
didukung dengan kajian teoritik, peneliti memandang perlunya menerapkan
bahan ajar untuk meningkatkan penguasaan konsep pada siswa sekolah dasar,
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah yang diuraikan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa
penguasaan suatu konsep matematika masih lemah dari siswa, dikarenakan
beberapa alasan berikut:
a. Kondisi pembelajaran yang belum memampukan siswa untuk
mengembangkan kemampuan mengkonstruksi suatu konsep
matematika berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
b. Penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum
memfasilitasi siswa untuk menghubungkan skemata berfikir yang
dikembangkan siswa dengan pengetahuan yang dipelajari oleh siswa,
sehingga suatu konsep yang dipelajari oleh siswa belum utuh atau
komprehensif.
c. Salah satu wujud bahan ajar sebagai materi yang dipelajari oleh siswa,
belum mampu memberikan siswa tentang proses memahami suatu
konsep matematika.
d. Guru belum mampu mengembangkan bahan ajar yang disesuaikan
dengan kondisi dan karakteristik siswa, sehingga bahan ajar yang
dikembangkan oleh guru sesuai dan cocok diterapkan pada siswa
tersebut.
e. Guru memiliki ruang gerak yang terbatas dalam mengembangkan proses
pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, seringkali
guru merangkap pekerjaan administrasi sehingga proses pembelajaran
kurang maksimal.
f. Siswa belum diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplor
pengetahuan yang dimilikinya dalam proses pembelajaran matematika,
sehingga konsep baru yang diperkenalkan dan dipelajari hanya sebatas
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu C. Pembatasan Penelitian
Mengingat luasnya cakupan daripada kajian penelitian ini maka penelitian
akan dibatasi dengan beberapa hal berikut ini:
a. Penelitian ini dilakukan di SDN Harapan 1 Bandung, khususnya pada
siswa-siswa kelas IIA yang berjumlah 30 siswa
b. Penelitian ini melakukan kajian mengenai pengembangan bahan ajar
tematik untuk siswa kelas II SD
c. Penelitian ini hanya fokus pada penilaian penguasaan konsep, khususnya
konsep perkalian dan pembagian bilangan cacah pada siswa kelas II SD.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bahan ajar yang seperti apakah
yang dapat meningkatkan penguasaan konsep pada siswa kelas II SD?”.
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan, maka pertanyaan
penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kondisi pembelajaran tematik yang dilakukan pada siswa
kelas II di SDN Harapan 1 Bandung?
b. Bagaimanakah model pengembangan bahan ajar yang dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD?
c. Bagaimanakah efektivitas penggunaan bahan ajar yang dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD?
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni tujuan umum dan
tujuan khusus yang dijabarkan berikut ini.
Tujuan Umum
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan kondisi pembelajaran tematik siswa yang dilakukan
pada siswa kelas II di SDN Harapan 1 Bandung
b. Mendeskripsikan model pengembangan bahan ajar yang dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD
c. Mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahan ajar yang dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD.
G. Manfaat Penelitian
Apabila bahan ajar yang dikembangkan dapat diimplementasikan dalam
meningkatkan penguasaan konsep operasi perkalian dan pembagian bilangan
serta berdampak positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa, maka hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi:
a. Bahan pengayaan untuk memperkaya ilmu dalam mengembangkan
bahan ajar tematik sekolah dasar dan menambah kajian studi teoritis serta
pengembangan ilmu dalam dunia pendidikan.
b. Bahan pertimbangan bagi guru untuk dapat mengembangkan bahan ajar
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah dasar.
c. Bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar untuk
menggunakan bahan ajar dalam mengembangkan dan menyempurnakan
program pembelajaran tematik di Sekolah Dasar guna meningkatkan
mutu pendidikan serta untuk kepentingan Lembaga Sekolah Dasar
lainnya.
d. Bahan informasi dalam mendesain bahan ajar matematika yang
berorientasi media cetak dan sebagai upaya pengembangan media yang
inovatif dalam pendidikan matematika.
G. Struktur Organisasi Tesis
Struktur penulisan tesis ini dibagi ke dalam lima bagian atau lima bab,
yakni (I) Pendahuluan; (II) Kajian Teori; (III) Metodologi Penelitian; (IV)
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Bab pertama, memuat Pendahuluan, yang terbagi-bagi menjadi latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian dan struktur
organisasi tesis. Bagian latar belakang masalah memuat kondisi pembelajaran
yang melatarbelakangi penelitian ini, yakni masih rendahnya penguasaan
konsep perkalian dan pembagian bilangan yang dimiliki siswa sekolah dasar.
Kondisi tersebut ditunjukkan dengan hasil ulangan materi perkalian dan
pembagian yang rendah yaitu 55,6. Uraian latar belakang masalah kemudian
dijabarkan dalam identifikasi masalah, rumusan masalah, dan pertanyaan
penelitian. Tujuan penelitian adalah menjawab dari pertanyaan penelitian.
Manfaat atau signifikansi penelitian adalah menjabarkan manfaat yang didapat
pembaca khususnya kalangan pengembang kurikulum dan mahasiswa lainnya.
Struktur organisasi tesis ini adalah untuk memudahkan pembaca melihat
keseluruhan isi tesis.
Bab kedua, memuat Kajian Teori, yang berisi berbagai landasan teori
yang mendasari penelitian. Kajian teori yang ditulis yakni, pembelajaran
matematika, bahan ajar, model pengembangan bahan ajar, dan penguasaan
konsep. Pada bagian kajian teori ini juga disertakan penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian ini, yakni penelitian Zuhri (2011) dan penelitian
Ardiansyah (2011).
Bab ketiga, berisi uraian metode penelitian yang digunakan selama
kegiatan penelitian. Pada bagian ini, peneliti menjelaskan metode dan desain
penelitian yang digunakan yakni metode penelitian dan pengembangan (R&D)
oleh Borg & Gall, sedangkan pada tahap pengembangannya menggunakan
langkah-langkah pengembangan desain instruksional Dick & Carey, fokus
penelitian yakni pada tahap pendahuluan, tahap pengembangan model, serta
tahap ujicoba dan revisi produk. Peneliti juga memaparkan mengenai populasi
dan sampel yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian,
prosedur penelitian, serta teknik pengumpulan data dan analisis yang
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Bab keempat memuat hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini diuraikan
menjadi uraian hasil penelitian untuk setiap pertanyaan penelitian yang
dipaparkan pada bab pertama dan hasil dari langkah penelitian dan
pengembangan yang dipaparkan pada bab ketiga. Setiap uraian hasil penelitian
dilengkapi dengan penyajian data dalam bentuk tabel. Bagian pembahasan
berisi analisis temuan atau hasil penelitian dikaitkan dengan kajian teori yang
dipaparkan bab kedua.
Bab kelima atau bab terakhir, memuat kesimpulan dan saran. Bab ini
berisi kesimpulan yang diperoleh peneliti dari hasil kegiatan penelitian dan
pengembangan. Peneliti kemudian menyusun beberapa rekomendasi yang
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model bahan ajar untuk pembelajaran
tematik pada siswa kelas II SD. Dengan itu, maka dipilihlah model penelitian dan
pengembangan dengan pendekatan Research and Development (R&D). Model desain
R&D yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan dalam dunia
pendidikan, karena yang dikembangkan adalah komponen desain instruksional. Dari
berbagai pendekatan yang ada, dipilihlah model R&D yang disusun oleh Walter R. Borg
dan Meredith D. Gall dalam bukunya ”Educational Research: An Introduction”.
Pendekatan sistem ini dikenal dengan nama ”Model Pengembangan Borg & Gall”.
Sedangkan untuk prosedur pengembangan bahan ajar menggunakan pendekatan sistem
oleh Walter Dick, Lou Carey, dan James Carey dalam bukunya ” The Systematic Design of Instruction” yang dikenal dengan nama ”Model Pengembangan Desain Instruksional
Dick & Carey”. Pemilihan pendekatan model pengembangan bahan ajar dengan model Dick & Carey juga didasarkan pada berbagai pertimbangan praktis-akademis dalam
pengembangan bahan ajar. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Thohri (2013, hlm.
78) merinci berbagai pertimbangan tersebut antara lain: ”... (1) Model Dick & Carey
memiliki tahapan pengembangan yang cocok untuk desain instruksional pembelajaran; (2)
Model Dick & Carey yang khusus untuk desain pembelajaran (instructional design)
memuat komponen pembelajaran yang akan dikembangkan dengan jelas tahap demi tahap.
Artinya tahapan prosedural Model Dick & Carey adalah tahapan prosedural-komponensial
sehingga mudah dilakukan bagi pengajar; dan (3) Model Dick Carey diacu sebagai model
teoretis mandiri dalam ranah disiplin desain pembelajaran dan menjadi salah satu model
pengembangan dalam R&D. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, maka peneliti
menetapkan metode penelitian yang akan digunakan yaitu model Borg & Gall. Sedangkan
untuk metode prosedural untuk mengembangkan bahan ajar menggunakan model Dick &
Carey.
B. Metode Penelitian
Dengan desain penelitian dan pengembangan (R&D) dengan model Borg & Gall.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
model Dick & Carey, maka metode penelitian yang digunakan adalah ada dua, yaitu
penelitian deskriptif-kualitatif dan improftif-evaluatif (Sukmadinata:2008, hlm. 18).
Thohri (2013, hlm. 79) menuliskan bahwa “…metode deksriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi objektif pembelajaran tematik
pada siswa kelas II SD di setting penelitian yang dipaparkan secara kualitatif, adapun
metode improftif-evaluatif digunakan untuk perbaikan kondisi yang ada berdasarkan
hasil penelitian terdahulu. Pada tahap ini dilakukan pengembangan model yang melalui
serangkaian evaluasi (assessment dan judgment)”. Secara garis besar, modifikasi kedua
model tersebut tergambar dalam Gambar 3.1 berikut dibawah ini.
3) Tahap Ujicoba dan Revisi Produk, tahapan ini melalui 3
kegiatan, yaitu:
a) Ujicoba yang dilakukan pada penelitian ini adalah ujicoba terbatas, dilakukan dua kali ujicoba dan dua kali revisi produk.
b) Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product
Revision)
2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar, tahapan
ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi:
a) Menyusun silabus tematik siswa kelas II SD b) Menyusun RPP tematik siswa kelas II SD c) Menganalisis dan merumuskan tujuan
pembelajaran tematik kelas II SD
d) Mengidentifikasi tingkah laku siswa kelas II SD
e) Mengembangkan butir tes
f) Mengembangkan strategi pembelajaran g) Memilih dan mengembangkan materi
1) Tahap Pendahuluan, meliputi kegiatan identifikasi kebutuhan
yang dilakukan peneliti terhadap keadaan sekolah, proses pembelajaran, guru, siswa, penggunaan materi, penggunaan strategi mengajar, dan pemilihan media. Identifikasi kebutuhan ini dilakukan melalui 2 kegiatan, yaitu:
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel
Sukmadinata (2011, hlm. 250) memperoleh kesimpulan tentang “…populasi adalah
kelompok yang besar dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti
kelompok kecil dalam daerah yang lebih sempit”. Dalam penelitian, populasi ini
dibedakan antara lain populasi secara umum dengan populasi target. Maka, populasi
umum dari penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Harapan 1 Bandung, kemudian
populasi target dari penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Harapan 1 Bandung.
Sugiyono (2011, hlm. 62) mengemukakan bahwa “…pengertian dari sampel adalah
sebagian dari populasi”. Penentuan sampel yang dilakukan menggunakan teknik purposive
sampling atas dasar pertimbangan yang dilakukan berdasarkan identifikasi masalah.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIA dari SDN Harapan 1
Bandung yang berjumlah 30 siswa.
D. Definisi Operasional
Untuk mempermudah memahami maksud dari keseluruhan penelitian ini agar
terhindar dari perbedaan penafsiran makna istilah-istilah tersebut, maka peneliti perlu
memberikan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
a. Bahan Ajar
Bahan Ajar merupakan bahan yang digunakan oleh guru dan siswa berisikan tujuan
pembelajaran, materi-materi, latihan-latihan, dan evaluasi, sehingga memudahkan guru
dan siswa berinteraksi dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
b. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir seseorang dalam
mengungkapkan kembali suatu pengetahuan yang dipelajari, seperti pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan
pengetahuan tentang teori, model, dan struktur berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing
pengetahuan tersebut.
c. Operasi bilangan
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Operasi bilangan adalah operasi hitung dalam pembelajaran tematik yang meliputi
didalamnya adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, operasi hitung
campuran dan penarikan akar pangkat. Operasi bilangan yang digunakan dalam
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis instrumen.
1) Pertama, instrumen pedoman wawancara yang digunakan untuk melakukan survei
ke SDN Harapan 1 Bandung dalam rangka memperoleh gambaran yang
menyeluruh, lengkap dan jelas tentang kondisi pembelajaran dan ketertarikan,
tanggapan serta pandangan siswa terhadap bahan ajar yang akan dikembangkan.
2) Kedua, yaitu instrumen yang digunakan dalam kegiatan justifikasi atau validasi
terhadap bahan ajar matematika. Instrumen ini berupa kuesioner yang akan
diberikan kepada ahli dalam materi pembelajaran tematik sekolah dasar sebagai
pedoman penilaian terhadap kelayakan bahan ajar. Untuk ahli materi yang akan
memberi justifikasi terhadap bahan ajar adalah sebagai berikut.
a. Dr. H. SP, M, Ed, selaku Dosen Jurusan Pendidikan Matematika,
FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai Ahli Materi I.
b. ER, S. Pd, selaku lulusan Sarjana Pendidikan Matematika Universitas
Negeri Malang, sebagai Ahli Materi II.
3) Ketiga, instrumen yang digunakan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap operasi perkalian dan pembagian
bilangan setelah belajar menggunakan bahan ajar. Instrumen ini berupa pretest dan
posttest yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada awal dan
akhir pembelajaran. Instrumen pretes dan posttes yang akan digunakan sudah
melalui tahapan validitas dan reliabilitas tes kemudian soal pretes dan soal posttes
dinyatakan sudah valid dan reliabel untuk diterapkan pada siswa kelas II A SDN
Harapan 1 Bandung. Bentuk soal yang digunakan adalah bentuk essay. Kisi- kisi
instrumen pretest dan posttest dikembangkan berdasarkan indikator dalam
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Perkalian dan Pembagian
No. Komponen Indikator No. Soal
A. Mengingat Siswa dapat mengenal bentuk
perkalian pada bilangan cacah yang hasilnya kurang dari 100.
1
Siswa dapat mengenal bentuk pembagian pada bilangan cacah yang hasilnya kurang dari 100.
6
B. Memahami Siswa dapat menyebutkan
bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung perkalian kurang dari 100.
2
Siswa dapat menyebutkan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung pembagian kurang dari 100.
Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari masalah sehari-hari yang sederhana.
5
Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari masalah sehari-hari yang sederhana.
10
C. Mengaplikasikan Siswa dapat menyebutkan bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung perkalian kurang dari 100.
2
Siswa dapat menyebutkan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung pembagian kurang dari 100.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
No. Komponen Indikator No. Soal
C. Mengaplikasikan Siswa dapat membuat kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda sejenis yang banyak anggotanya sama.
3
Siswa dapat membuat kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda sejenis yang banyak anggotanya sama.
Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari masalah sehari-hari yang sederhana.
5
Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari masalah sehari-hari yang sederhana.
10
Dalam pengembangan instrumen tes yang diterapkan pada siswa, agar diperoleh
instrumen tes yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian pun akan valid dan
reliabel. maka ditempuh beberapa prosedur sebagai berikut.
a) Uji Validitas Instrumen
Sugiyono (2011, hlm. 348) menuliskan dalam bukunya “Statistika untuk
Penelitian” bahwa “…instrumen yang dikatakan valid itu berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Perhitungan
validitas ini menggunakan korelasi Product Moment, dengan formula sebagai
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Dengan keterangan sebagai berikut:
ΣXY : merupakan jumlah skor X dikali Skor Y
Sebuah tes dikatakan mempunyai koefisien korelasi jika terdapat korelasi
antara -1,00 sampai +1,00. Selanjutnya uji validitas tiap item instrumen dilakukan
dengan membandingkan rXY ( rhitung ) dengan nilai kritis rtabel (nilai tabel).
Tiap item tes dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi α = 0,05 didapat
rhitung≥rtabel. Berikut ini hasil uji validitas butir instrumen dengan menggunakan Anates Versi 4.1.0 pada α = 0,05 dengan derajat bebas (df) =
jumlah kasus -2. Jumlah kasus atau butir soal pada uji coba kali ini adalah 10 soal,
maka rtabel pada uji satu arah adalah r (0,05;10) = 0, 576. Hasil uji validitas
penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran tematik yang diolah dengan Anates
Versi 4.1.0 disajikan pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Rekapitulasi Validitas Item Instrumen Penguasaan Konsep
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b) Uji Reliabilitas Instrumen
Sugiyono (2011, hlm. 348) menuliskan dalam bukunya “Statistika untuk Penelitian” bahwa “…instrumen yang dikatakan reliabel adalah instrumen yang
apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama”. Data diolah menggunakan Anates Versi 4.1.0 dan
diperoleh nilai r. Perhitungan reliabilitas menggunakan formula Cronbach-Alpha
(Sugiyono, 2011, hlm. 365) berikut ini.
r
1Dengan keterangan sebagai berikut:
K : mean kuadrat antar subyek ∑Si2 : mean kuadrat kesalahan
∑St2 : varians total
Interpretasi dari nilai reliabilitas adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya r Tingkat Reliabilitas
0,90 < r ≤1,00 Sangat tinggi 0,70 < r ≤0,90 Tinggi
0,40 < r ≤0,70 Sedang
0,20 < r ≤0,40 Rendah
r ≤0,20 Sangat rendah
Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan
menggunakan interpretasi nilai r dari Guilford (Suherman &Kusumah, 1990) dan
data yang diperoleh dianalisis dengan Anates Versi 4.1.0. Setelah dilakukan
perhitungan, maka diperoleh koefisien reliabilitas tes bentuk essay sebesar 0, 86
yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan memiliki reliabilitas tinggi.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Arikunto (2009, hlm. 207) menuliskan dalam bukunya “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan” bahwa “…soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar”.
Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P yang merupakan singkatan dari “proporsi”. Formula yang digunakan untuk melihat indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut.
Dengan keterangan sebagai berikut.
P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interpretasi
tingkat kesukaran. Interpretasi tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Taraf Tingkat
Kesukaran Klasifikasi
TK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < TK ≤0,30 Soal sukar
0,30 < TK ≤0,70 Soal sedang
0,70 < TK < 1,00 Soal mudah
TK = 1,00 Soal terlalu mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 3.5
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Tingkat Kesukaran Butir Soal
No. Butir Soal Tingkat Kesukaran Kategori
1 No. 1 0,75 Mudah
2 No. 2 0,54 Sedang
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4 No. 4 0,87 Sangat Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran 10 butir soal tes penguasaan
konsep terdapat 1 soal dengan kategori sangat mudah, 1 soal dengan kategori
mudah, 7 soal dengan kategori sedang, 1 soal dalam kategori sukar.
Pengujian kesahihan instrumen tes bentuk essay meliputi validitas butir soal,
reliabilitas, dan tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan Anates Versi
4.1.0 Rincian hasil uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran dapat dilihat
pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6
Rincian Hasil Ujicoba Instrumen Tes Penguasaan Konsep
Butir
validitas, reliabilitas,dan tingkat kesukaran diatas terdapat 7 butir soal yang akan
dipergunakan pada saat tes yakni butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8. Untuk
soal yang tidak dipakai maka diperbaiki dengan pertimbangan dari guru.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Peneliti menyusun prosedur atau langkah penelitian sesuai spesifikasi
pengembangan yang dilakukan, yakni pengembangan bahan ajar. Prosedur penelitian
dalam pendekatan sistem dapat melakukan berbagai tahapan yang simultan yang
disesuaikan dengan sifat produk, maka modifikasi siklus R&D ini dapat
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1) Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan berisi kegiatan penelitian untuk memperoleh data
lapangan secara komprehensif.. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
pendahuluan, diantaranya:
a) Survei Lapangan. Pada tahap pendahuluan, langkah yang pertama dilakukan
adalah survei lapangan atau wawancara dengan guru kelas IIA di SDN
Harapan 1 Bandung untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan tentang
kondisi pembelajaran tematik yang dilakukan selama ini. Peneliti
mendapatkan data-data yang akan dijadikan pertimbangan dalam
pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan untuk pembelajaran tematik
kelas II SDN Harapan 1 Bandung. Perolehan data tersebut digunakan sebagai
acuan peneliti sehingga tidak melenceng dari kurikulum yang berlaku di SDN
Harapan 1 Bandung.
b)Studi Kepustakaan. Kemudian langkah selanjutnya adalah studi dokumentasi
yaitu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan mengenai hal-hal sebagai
berikut: (1) Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar SDN
Harapan 1 Bandung terutama berkaitan dengan kondisi proses pembelajaran,
ketersediaan bahan ajar, dan evaluasi dalam proses pembelajaran tematik; (2)
Pengumpulan informasi tentang kurikulum SDN Harapan 1 Bandung yang
diterapkan saat ini; dan (3) Pengumpulan tentang ketersediaan bahan ajar yang
digunakan pada pembelajaran tematik kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung.
Setelah tahap pengumpulan data dilakukan, maka peneliti juga melakukan
studi literatur tentang Pengembangan Bahan Ajar yang sesuai dan valid guna
memberi pondasi atau landasan teori yang dapat memperkuat pelaksanaan
penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam studi
literatur, peneliti juga mengumpulkan data-data berupa teori pendukung
berupa data filosofis, teori-teori pembentuk, konsep-konsep tentang
pembelajaran tematik sekolah dasar dan bagaimana bahan ajar matematika
yang baik sebagai pendukung pembelajaran tematik sekolah dasar, serta
bagaimana menerapkannya dalam situasi dan kondisi siswa kelas IIA SDN
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yaitu buku, jurnal, artikel, penelitian terdahulu dan yang lainnya yang relevan
dengan penelitian ini.
2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar
Pada tahapan ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji
dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Validasi yang dilakukan adalah
validasi internal melalui validator ahli dalam pendidikan matematika sekolah
dasar.
Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi (A)
mengidentifikasi tujuan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (B)
melakukan analisis kebutuhan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (C)
mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa kelas II SD; (D) merumuskan
tujuan pembelajaran; (E) mengembangkan strategi pembelajaran yang akan
digunakan; hasil kegiatan; dan (F) mengembangkan dan memilih materi
pembelajaran untuk siswa kelas II SD. Adapun tahapan yang dilakukan secara
simultan yaitu revisi atau perbaikan yang dilakukan seiring dengan kegiatan
pengembangan.
Pada tahap pengembangan, hasil kegiatan ini adalah diperolehnya desain
awal model bahan ajar yang siap untuk divalidasi oleh ahli. Sebelum diuji-coba,
draf awal model bahan ajar direview oleh para ahli. Review ini bertujuan untuk
memperoleh saran, perbaikan, dan masukan para ahli. Pemilihan pakar atau ahli
yang akan membantu kegiatan validasi didasarkan pada berbagai kriteria. Kriteria
pakar untuk expert judgment adalah (a) memiliki kualifikasi pendidikan doctor
sebagai ahli materi I dan minimal pendidikan sarjana untuk ahli materi II yang
akan me-review draf awal model bahan ajar; dan (b) diutamakan memiliki
pengetahuan dan keterampilan di bidang pembelajaran Matematika sekolah
dasar.
Selain validasi kelayakan produk (draf awal model bahan ajar), peneliti juga
menguji kelayakan instrumen penelitian, diantaranya butir-butir soal yang akan
dijadikan instrumen dalam pretest maupun posttest. Setelah dilakukan proses
validasi ahli (experts judgement), maka tahap selanjutnya adalah proses
perbaikan (revisi). Proses perbaikan ini berlangsung hingga peneliti mendapatkan
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
untuk siap diuji-coba. Untuk rincian dari ahli materi yang akan dijadikan sebagai
menguji kinerja bahan ajar yang dikembangkan sebelum diujicobakan lebih
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b)Merevisi Hasil Ujicoba. Tahap ini meliputi perbaikan atau penyempurnaan
produk yang diujicoba pada ujicoba awal berdasarkan pertimbangan hasil
diskusi dengan guru, hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan
siswa.
c) Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product Revision). Tahap ini meliputi
perbaikan atau penyempurnaan produk akhir yang diujicoba pada uji
pelaksanaan lapangan berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dengan guru,
hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan siswa.
G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat dalam menentukan
tujuan penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak
digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskripsi kuantitatif.
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara
individual. Wawancara dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah yang
muncul atau dialami guru saat pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara
dengan guru untuk dijadikan kajian penentuan latar belakang masalah, rumusan
masalah kemudian peneliti menawarkan berbagai alternatif pemecahan masalah.
b. Angket/ kuesioner
Angket atau questionnaire merupakan salah satu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden), tetapi menggunakan alat instrumen untuk diberikan dan diisi oleh
responden. Instrumen atau alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu c. Lembar observasi
Lembar observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan
data melalui kegiatan pengamatan dengan panduan lembar pengamatan untuk
diisi oleh observer mana saja item yang sudah dilakukan selama penelitian dan
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu d. Studi Dokumentasi
Studi dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Studi dokumenter ini digunakan untuk mengumpulkan
dokumen-dokumen hasil kerja atau produk belajar siswa.
e. Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media modul pembelajaran
tematik.
2. Teknik Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Statistika dekriptif, digunakan untuk pengolahan data yang bersifat nominal dan
ordinal dengan menggunakan teknik persen yang disajikan dalam bentuk tabel.
Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dengan statistika deskriptif tersebut
digunakan untuk mengolah data sebagai berikut : (1) data tentang pembelajaran
tematik; (2) data tentang penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran; (3) Data
tentang perencanaan dan pengembangan draft awal model; dan (4) data tentang
implementasi pembelajaran tematik dengan menggunakan bahan ajar.
Prosedur analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1)
Pemeriksaan data; (2) Klasifikasi data; (3) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi
yang telah dibuat sebelumnya; (4) Menghitung frekuensi jawaban atau data; (5)
Penghitungan data dengan menggunakan teknik statistika yang dipilih; (6)
Memvisualisasikan data melalui grafik, tabel atau yang lainnya; dan (7)
Menganalisis dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian
b. Statistika Inferensial, digunakan untuk pengolahan data hasil tes. Untuk
mengukur pengaruh penggunaan bahan ajar terhadap penguasaan konsep operasi
perkalian dan pembagian bilangan dilakukan dengan menggunakan metode
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Desain eksperimen Before-After (Desain Kelompok Eksperimen Setelah dan
Sesudah perlakuan) yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen O1 X O2
Kelompok eksperimen diberikan pola pembelajaran tematik dengan
menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti yaitu bahan ajar
untuk diterapkan pada siswa kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung.
Perhitungan desain eksperimen menggunakan Paired Samples t-Test dengan
bantuan aplikasi “Statplus 2009 Portable Version 5.8.4”. Paired Samples t-Test ini merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua
variabel dalam satu grup. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan
pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan suatu treatment yang
kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan
sesudah treatment. Dalam perhitungan manual Paired-sample t-Test
menggunakan rumus sebagai berikut :
Berdasarkan desain penelitian eksperimen yang dilakukan dapat diberikan
penjelasan sebagai berikut. Eksperimen dilakukan dengan membandingkan hasil
observasi O1 dan O2. O1 adalah nilai penguasaan konsep sebelum diberi
perlakuan pola pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan,
sedangkan O2 adalah nilai penguasaan konsep setelah diberi perlakuan pola
pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Efektivitas bahan
ajar diukur dengan cara membandingkan antara nilai O1 dan O2. Bila nilai O2
lebih besar dari nilai O1, maka penggunaan bahan ajar yang digunakan pada
pembelajaran tematik topik perkalian dan pembagian bilangan pada siswa kelas