• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA SEKOLAH DASAR : Studi pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SDN Harapan 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA SEKOLAH DASAR : Studi pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SDN Harapan 1 Bandung."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SDN Harapan 1 Bandung)

TESIS

Diajukan kepada

Universitas Pendidikan Indonesia

untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Pengembangan Kurikulum

OLEH:

ISMA NASTITI MAHARANI NIM 1202155

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP

PADA SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Pengembangan pada

Pembelajaran Tematik Siswa kelas

IIA di SDN Harapan 1 Bandung)

Oleh

Isma Nastiti Maharani

S.Pd Universitas Negeri Malang, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu sy arat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana Konsentrasi Pengembangan Kurikulum

© Isma Nastiti Maharani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

ISMA NASTITI MAHARANI

NIM 1202155

“Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Siswa Sekolah Dasar”

(Studi Pengembangan pada Pembelajaran Tematik Siswa kelas II

di SDN Harapan 1 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M. Pd

NIP. 19501205 197903 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. Munir, M. IT NIP. 19660325 00112 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum

(4)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

SISWA KELAS II DI SDN HARAPAN 1 BANDUNG

Isma Nastiti Maharani (NIM 1202155)

Program Studi Pengembangan Kurikulum, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung, Indonesia

e-mail: ismanastiti13@ymail.com.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya penguasaan konsep siswa terhadap konsep perkalian dan konsep pembagian dalam pembelajaran tematik siswa kelas II SD. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan (research and development), dengan model pengembangan menggunakan model pengembangan Borg & Gall dan langkah pengembangan bahan ajar dari Dick & Carey. Tahap-tahap yang sudah dimodifikasi dalam penelitian dan pengembangan adalah; (1) Tahap Studi Pendahuluan, (2) Tahap Pengembangan Model, dan (3) Tahap Ujicoba serta Revisi Produk, Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar tematik untuk siswa kelas II di SDN Harapan 1 Bandung yang teruji kelayakannya dan keunggulannya untuk meningkatkan penguasaan konsep perkalian dan pembagian pada pembelajaran tematik. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, lembar observasi, angket dan tes. Hasil penelitian ini adalah : 1) Mendeskripsikan kondisi pembelajaran tematik kelas II di SDN Harapan Bandung, 2) Menghasilkan model pengembangan bahan ajar kelas II SD yang dapat meningkatkan penguasaan konsep, 3) Mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahan ajar untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD. Pengembangan bahan ajar ini efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II di SDN Harapan 1 Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh perhitungan uji t yang membedakan penguasaan konsep subyek penelitian sebelum dan sesudah implementasi bahan ajar, dengan thitung = 13,28 yang lebih kecil dari harga ttabel (α = 0,05

dan dk = 29) = 50,1. Disamping itu keefektifan bahan ajar terhadap pembelajaran tematik kelas II di SDN Harapan 1 Bandung dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest siswa yang mana nilai rata-rata posttest (Mean = 82,3; Standard Deviation = 15,12) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest (Mean = 49,6; Standard Deviation = 10,67). Secara keseluruhan, bahan ajar matematika yang dikembangkan sudah dapat dikatakan dapat meningkatkan penguasaan konsep perkalian dan konsep pembagian siswa kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung.

(5)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DEVELOPMENT OF LEARNING MATERIAL TO ATTAIN CONCEPT FOR PRIMARY STUDENT

GRADE 2 AT HARAPAN PRIMARY SCHOOL

Isma Nastiti Maharani (NIM 1202155)

Study Program of Curriculum Development, Postgraduate Program Indonesian University of Education

Bandung, Indonesia

e-mail: ismanastiti13@ymail.com.

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of mastery of concepts students to the concept of multiplication and division concepts in thematic learning grade II primary school. This type of research is research and development (R&D), with a model of the development of teaching materials using Borg & Gall and model of development for instructional design using Dick & Carey. Stages that have been modified in research and development are; (1) Preliminary Study Phase, (2) Stage Development Model, and (3) Phase Trials and Product Revision. This study aims to produce products such as instructional materials for students of grade II in Harapan 1 Primary School tested the feasibility and superiority to improve mastery of the concept of multiplication and division on thematic learning. Methods of data collection in this study using interview, observation sheets, questionnaires and tests. The results of this study were: 1) to describe the condition of thematic learning grade II in Harapan 1 Primary School, 2) Generate a model of the development of teaching materials grade II primary school, 3) Describe the effectiveness of the implementation of thematic learning using teaching materials. Development of teaching materials is effective to improve students' mastery of the concept of grade II in Harapan 1 Primary School. This is demonstrated by the calculation of the t- test that distinguishes the mastery of the concept of research subjects before and after the implementation of teaching materials, with t value is 13.28 less than the price ttable (α =

0.05 and df = 29) = 50.1. Besides, the effectiveness of teaching materials for grade II thematic learning in Harapan 1 Primary School can be seen from the difference in the average value of pretest and posttest student where the average posttest score (mean = 82.3; standard deviation = 15.12) is higher compared to the average pretest score (mean = 49.6; standard deviation = 10.67). Overall, mathematics teaching materials developed can already be said to improve the mastery of the concept of multiplication and division concepts IIA grade students at Harapan 1 Primary School.

(6)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika... 12

2. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ... 14

3. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar... 16

4. Konten dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ... 17

(7)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3. Konsep Operasi Bilangan ... 36

E. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian tentang Pengembangan Bahan Ajar ... 37

2. Penelitian tentang Pembelajaran Matematika... 40

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Studi Pendahuluan a. Kondisi Pembelajaran Tematik kelas II di SDN Harapan 1 Bandung ... 57

b. Penggunaan Bahan Ajar Matematika dalam Pembelajaran Tematik kelas II di SDN Harapan 1 Bandung... 58

(8)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1) Ujicoba I Pengembangan Bahan Ajar Matematika Topik Perkalian dan Pembagian Bilangan kelas II di SDN Harapan Bandung ... 64 2) Hasil Pengamatan tentang Penggunaan Bahan Ajar

(9)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b. Ujicoba II dan Revisi Produk II

1) Ujicoba II Pengembangan Bahan Ajar Matematika Topik Perkalian dan Pembagian Bilangan kelas II di

SDN Harapan Bandung ... 70

2) Hasil Pengamatan tentang Penggunaan Bahan Ajar dan Revisi Produk II... 71

c. Hasil Penyempurnaan Produk Akhir ... 73

5. Hasil Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar dalam Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa kelas IIA di SDN Harapan Bandung a. Hasil Peningkatan Indikator Penguasaan Konsep setelah Penggunaan Bahan Ajar... 78

b. Hasil Perbedaan Penguasaan Konsep Antara Nilai Pretes dan Posttes Sampel Berpasangan melalui uji t-Test Paired Samples ... 79

B. Pembahasan 1. Kondisi Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar Harapan Bandung kelas IIA... 80

2. Model Pengembangan Bahan ajar untuk Siswa Kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung... 82

3. Efektivitas Penggunaan Bahan ajar untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung ... 85

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 90

B. Rekomendasi ... 91

DAFTAR RUJUKAN ... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 97

(10)

1

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi

memberikan kepada siswa bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar,

yang dewasa ini perlu diperhatikan keberadaannya untuk menentukan

keberhasilan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan berikutnya.

Lembaga pendidikan formal yakni SD memberikan sejumlah mata pelajaran

yang menjadi konsumsi siswa. Dimana salah satu mata pelajaran yang besar

andilnya dalam mempersiapkan siswa untuk penalarannya adalah pelajaran

matematika. Yang kita ketahui bahwa matematika merupakan salah satu

materi yang wajib dipelajari oleh para siswa dari SD sampai Perguruan

Tinggi di Indonesia. Indrawati & Suardiman (2013, hlm. 136) menuliskan

dalam jurnal “Prima Edukasia” bahwa “…pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting dan mendasar dalam upaya

menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas serta mempunyai peranan

besar, baik dalam menyiapkan siswa terjun dalam masyarakat maupun untuk

memenuhi persyaratan mengikuti jenjang pendidikan menengah”. Oleh

karena itu pembelajaran matematika di SD akan menentukan hasil

pendidikan di jenjang selanjutnya.

Melalui pembelajaran matematika diharapkan dapat menumbuhkan

kemampuan untuk mengembangkan keterampilan dan aplikasinya,

memanipulasi secara akurat dan efisien termasuk keterampilan melihat

kegunaan serta peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir

peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga perlu diberikan bekal

kepada peserta didik sejak dini. Karena itu, setiap manusia perlu menguasai

matematika sebagai bekal hidupnya dalam memasuki era globalisasi ini.

Tujuan penting dari pengajaran matematika di sekolah adalah pemahaman

(11)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

berjudul “Tujuan Pembelajaran Matematika SD” yang menyatakan bahwa

“…di dalam GBPP matematika SD, tujuan yang hendak dicapai dari

pembelajaran matematika sekolah adalah; (a) menumbuhkan dan

mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai

alat dalam kehidupan sehari-hari, (b) menumbuhkan kemampuan siswa, yang

dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika, (c) mengembangkan

pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP), dan (d) membentuk sikap logis, kritis, cermat,

kreatif, dan disiplin.

Siswa seharusnya memahami matematika itu sendiri, karena pada

dasarnya pembelajaran matematika diberikan kepada siswa untuk

mempertajam penalarannya, serta mengembangkan pengetahuan yang

bersifat logis dan sistematis. Russefendi (dalam Baderan, 2012, hlm 2)

memperkuat dengan anggapannya bahwa “…matematika terbentuk sebagai

hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan

penalaran”. Somayasa, Natajaya, & Candiasa (2014, hlm. 2) dalam jurnal

penelitian tentang pembelajaran matematika yang menyebutkan bahwa

“…kondisi pembelajaran yang masih banyak dilakukan guru adalah menekankan materi yang dibebani kepada siswa, sehingga cenderung hanya

menghafal konsep-konsep matematika, tanpa memahami proses pemahaman

makna dibalik konsep yang dipelajari”. Pada pembelajaran matematika

sekolah dasar, materi awal yang diperkenalkan pada siswa adalah pengenalan

konsep-konsep matematika. Tahapan pembelajaran matematika sekolah dasar

dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu (a) penanaman konsep dasar

(penanaman konsep); (b) pemahaman konsep; dan (c) pembinaan

keterampilan. Tiga tahapan tersebut, konsep yang diajarkan masih berupa

konsep abstrak bagi siswa tingkat sekolah dasar. Hudoyo (1988, hlm. 54)

menuliskan bahwa “…matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan

simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”. Simbol-simbol

(12)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu

memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru

terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga

matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Dari berbagai

konsep abstrak yang diperkenalkan pada siswa sekolah dasar, perlu adanya

peran guru yang terlibat dalam mengembangkan berbagai media atau alat

peraga atau sumber belajar yang dapat mendukung proses belajar atau

membantu siswa dalam menguasai konsep matematika tertentu untuk

menjembatani konsep yang abstrak sesuai dengan karakteristik siswa.

Pembelajaran matematika sekolah dasar di Indonesia dapat dikatakan

masih kurang terbukti dari hasil penelitian tim Programme of International

Student Assessment (PISA) tahun 2006 yang menunjukkan bahwa Indonesia

menempati peringkat ke-61 dari 65 negara pada kategori literatur

matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMMS) pada tahun 2003, matematika

Indonesia berada diperingkat ke-34 dari 45 negara (data UNESCO). Dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA dan TIMMS, menunjukkan bahwa

Indonesia berada pada kategori yang masih banyak perlu perbaikan dalam

pembelajaran matematika. Faktor input, proses, dan output dalam pendidikan

matematika perlu mendapat perhatian lebih demi tujuan meningkatnya

pendidikan matematika di Indonesia. Lemahnya penguasaan konsep

matematika di SD disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kesulitan

siswa dalam pemahaman konsep-konsep, tidak tersedianya alat peraga, dan

tidak adanya media yang mendukung pembelajaran. Keterbatasan atau ruang

gerak gurupun terbatas dikarenakan beberapa hal, diantaranya

(13)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

penguasaan matematika siswa masih lemah” (Indrawati & Suardiman, 2013, hlm. 136).

Dari hasil wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan oleh

peneliti dengan guru kelas II di SDN Harapan 1 Bandung pada bulan

September 2014, beliau mengemukakan bahwa masalah yang paling sering

muncul selama pembelajaran di tingkat sekolah dasar adalah pada

pembelajaran mengenai konsep-konsep matematika. Pembelajaran yang

sudah dilakukan masih belum mendorong siswa untuk menguasai suatu

konsep matematika tertentu, khususnya konsep perkalian dan pembagian.

Lemahnya konsep perkalian dan pembagian masih sering ditemui ketika

siswa sudah melanjutkan ke jenjang kelas berikutnya maupun jenjang sekolah

menengah. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas II di SDN Harapan

1 Bandung didominasi dengan metode pembelajaran diskusi, pemberian

latihan-latihan dan tanya jawab. Melalui metode pembelajaran tersebut, siswa

cenderung menghafal konsep-konsep tersebut tanpa mempelajari pemahaman

makna dibalik konsep perkalian dan pembagian, sehingga konsep yang

dipelajari tidak memberi makna lebih pada pengalaman belajar siswa. Salah

satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek kajian yang abstrak.

Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam

memahami konsep-konsep matematika. Hal ini juga dimungkinkan terjadi

pada siswa jenjang sekolah dasar, karena pada kisaran usia sekolah dasar ini

menurut Piaget berada pada taraf perkembangan operasional konkret. Tetapi

pembelajaran matematika yang dilakukan cenderung pada bagaimana

matematika dapat diaplikasikan dalam dunia nyata bukan sebaliknya yaitu

objek-objek nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara

membentuk konsep matematika pada proses pembelajaran di sekolah dasar.

Konsep tersebut bersifat abstrak sehingga perlu adanya suatu wujud

benda yang dapat menjembatani konsep yang abstrak menjadi konkrit

sehingga mudah untuk dipelajari oleh siswa tingkat sekolah dasar.

Penanaman konsep matematika pada siswa sekolah dasar, Heruman (2010,

hlm. 4) menuliskan bahwa “…pada tahap penanaman konsep adalah

(14)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

pernah mempelajari konsep tersebut”. Kita dapat mengetahui konsep ini dari

isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”.

Dari hasil studi dokumentasi dari hasil rapor belajar siswa, ditemukan

bahwa nilai ulangan rata-rata menunjukkan angka rata-rata yang rendah yaitu

55,6. Sedangkan standar kriteria minimum yang dicapai siswa untuk mata

pelajaran matematika adalah 65. Berdasarkan nilai ulangan rata-rata siswa

tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mempelajari konsep

matematika dapat dikatakan masih dibawah rata-rata atau rendah. Dengan ini,

maka perlu tindakan lebih lanjut untuk meningkatkan proses pembelajaran di

kelas. Peranan guru dan siswa sangat berpengaruh terhadap penentuan

ketercapaian tujuan pembelajaran. Pada siswa tingkat sekolah dasar,

Heruman (2010, hlm. 1) mengemukakan “…guru harus memahami bahwa

usia mereka berada pada fase operasional konkret, dimana siswa memiliki

kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah

logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret”. Dari

usia perkembangan kognitif, siswa sekolah dasar masih terikat dengan objek

konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra mereka.

Mulyasa (2008, hlm. 2) mengemukakan bahwa “…pendidikan idealnya

berpedoman pada empat pilar dari UNESCO, diantaranya learning to know,

learning to do, learning to live together dan learning to be”, maka dalam pembelajaran matematika, guru harus memampukan dirinya untuk

mengembangkan potensinya sebagai pendidik sehingga dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan

mengkonstruksi konsep dan teorema berdasarkan pada pengalaman dan

pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Guru memiliki peranan yang sangat

penting juga dalam mengarahkan siswa kepada pemahaman konsep

matematika yang sesuai dengan kaidah pembelajaran matematika. Riset dari

penelitian yang telah dilakukan Roosilawati menunjukkan bahwa pemahaman

rata-rata guru-guru SD peserta Diklat Matematika di LPMP Jateng pada

materi hakekat anak didik dalam pembelajaran matematika adalah 38,8%,

sedangkan pemahaman rata-rata guru-guru SD peserta Diklat Matematika di

(15)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

pemahaman guru-guru SD peserta Diklat Matematika di LPMP Jateng

tentang hakekat anak didik dan teori belajar dalam pembelajaran matematika

termasuk dalam kategori kurang. Idealnya, dengan kurangnya pemahaman

guru-guru sekolah dasar tentang hakikat anak didik dan teori belajar dalam

pembelajaran maka akan mempengaruhi aplikasinya dalam proses

pembelajaran di kelas, khususnya pembelajaran mengenai konsep-konsep

matematika di jenjang sekolah dasar. Dalam proses pembelajaran,

Roosilawati menuliskan “…guru merupakan faktor instrumental guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki dan terdapat hubungan

positif antara faktor guru dengan hasil pembelajaran siswa serta

keprofesionalan guru dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dipahami karena sikap profesional guru

mempunyai sumbangan yang signifikan terhadap kemampuan mengajarnya.

Dari uraian latar belakang penelitian yang dipaparkan, menjadi alasan

yang logis bagi peneliti untuk mengembangkan sebuah bahan ajar yang

menjadi solusi permasalahan dalam pembelajaran sekolah dasar, khususnya

mengenai topik perkalian dan pembagian. Bahan ajar yang dirancang oleh

peneliti berdasarkan asas-asas belajar mengkaitkan materi pelajaran dengan

situasi nyata yang ada di sekitar siswa. Sehingga penguasaan konsep tidak

hanya melalui transfer ilmu saja melainkan proses berpikir yang alamiah

sesuai dengan skemata berfikir yang dimiliki siswa. Siswa dengan sendirinya

akan melalui tahap-tahap berfikir yang teratur dalam menguasai konsep

matematika melalui sajian bahan ajar yang menggunakan sajian materi dari

kehidupan sehari-hari siswa. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan sajian

materi prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa sebelum memasuki materi

pokok. Berdasarkan pemikiran dan pertimbangan permasalahan yang

didukung dengan kajian teoritik, peneliti memandang perlunya menerapkan

bahan ajar untuk meningkatkan penguasaan konsep pada siswa sekolah dasar,

(16)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah yang diuraikan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa

penguasaan suatu konsep matematika masih lemah dari siswa, dikarenakan

beberapa alasan berikut:

a. Kondisi pembelajaran yang belum memampukan siswa untuk

mengembangkan kemampuan mengkonstruksi suatu konsep

matematika berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.

b. Penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum

memfasilitasi siswa untuk menghubungkan skemata berfikir yang

dikembangkan siswa dengan pengetahuan yang dipelajari oleh siswa,

sehingga suatu konsep yang dipelajari oleh siswa belum utuh atau

komprehensif.

c. Salah satu wujud bahan ajar sebagai materi yang dipelajari oleh siswa,

belum mampu memberikan siswa tentang proses memahami suatu

konsep matematika.

d. Guru belum mampu mengembangkan bahan ajar yang disesuaikan

dengan kondisi dan karakteristik siswa, sehingga bahan ajar yang

dikembangkan oleh guru sesuai dan cocok diterapkan pada siswa

tersebut.

e. Guru memiliki ruang gerak yang terbatas dalam mengembangkan proses

pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, seringkali

guru merangkap pekerjaan administrasi sehingga proses pembelajaran

kurang maksimal.

f. Siswa belum diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplor

pengetahuan yang dimilikinya dalam proses pembelajaran matematika,

sehingga konsep baru yang diperkenalkan dan dipelajari hanya sebatas

(17)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu C. Pembatasan Penelitian

Mengingat luasnya cakupan daripada kajian penelitian ini maka penelitian

akan dibatasi dengan beberapa hal berikut ini:

a. Penelitian ini dilakukan di SDN Harapan 1 Bandung, khususnya pada

siswa-siswa kelas IIA yang berjumlah 30 siswa

b. Penelitian ini melakukan kajian mengenai pengembangan bahan ajar

tematik untuk siswa kelas II SD

c. Penelitian ini hanya fokus pada penilaian penguasaan konsep, khususnya

konsep perkalian dan pembagian bilangan cacah pada siswa kelas II SD.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bahan ajar yang seperti apakah

yang dapat meningkatkan penguasaan konsep pada siswa kelas II SD?”.

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan, maka pertanyaan

penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah kondisi pembelajaran tematik yang dilakukan pada siswa

kelas II di SDN Harapan 1 Bandung?

b. Bagaimanakah model pengembangan bahan ajar yang dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD?

c. Bagaimanakah efektivitas penggunaan bahan ajar yang dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD?

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni tujuan umum dan

tujuan khusus yang dijabarkan berikut ini.

Tujuan Umum

(18)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan kondisi pembelajaran tematik siswa yang dilakukan

pada siswa kelas II di SDN Harapan 1 Bandung

b. Mendeskripsikan model pengembangan bahan ajar yang dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD

c. Mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahan ajar yang dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SD.

G. Manfaat Penelitian

Apabila bahan ajar yang dikembangkan dapat diimplementasikan dalam

meningkatkan penguasaan konsep operasi perkalian dan pembagian bilangan

serta berdampak positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa, maka hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi:

a. Bahan pengayaan untuk memperkaya ilmu dalam mengembangkan

bahan ajar tematik sekolah dasar dan menambah kajian studi teoritis serta

pengembangan ilmu dalam dunia pendidikan.

b. Bahan pertimbangan bagi guru untuk dapat mengembangkan bahan ajar

dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah dasar.

c. Bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar untuk

menggunakan bahan ajar dalam mengembangkan dan menyempurnakan

program pembelajaran tematik di Sekolah Dasar guna meningkatkan

mutu pendidikan serta untuk kepentingan Lembaga Sekolah Dasar

lainnya.

d. Bahan informasi dalam mendesain bahan ajar matematika yang

berorientasi media cetak dan sebagai upaya pengembangan media yang

inovatif dalam pendidikan matematika.

G. Struktur Organisasi Tesis

Struktur penulisan tesis ini dibagi ke dalam lima bagian atau lima bab,

yakni (I) Pendahuluan; (II) Kajian Teori; (III) Metodologi Penelitian; (IV)

(19)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Bab pertama, memuat Pendahuluan, yang terbagi-bagi menjadi latar

belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian dan struktur

organisasi tesis. Bagian latar belakang masalah memuat kondisi pembelajaran

yang melatarbelakangi penelitian ini, yakni masih rendahnya penguasaan

konsep perkalian dan pembagian bilangan yang dimiliki siswa sekolah dasar.

Kondisi tersebut ditunjukkan dengan hasil ulangan materi perkalian dan

pembagian yang rendah yaitu 55,6. Uraian latar belakang masalah kemudian

dijabarkan dalam identifikasi masalah, rumusan masalah, dan pertanyaan

penelitian. Tujuan penelitian adalah menjawab dari pertanyaan penelitian.

Manfaat atau signifikansi penelitian adalah menjabarkan manfaat yang didapat

pembaca khususnya kalangan pengembang kurikulum dan mahasiswa lainnya.

Struktur organisasi tesis ini adalah untuk memudahkan pembaca melihat

keseluruhan isi tesis.

Bab kedua, memuat Kajian Teori, yang berisi berbagai landasan teori

yang mendasari penelitian. Kajian teori yang ditulis yakni, pembelajaran

matematika, bahan ajar, model pengembangan bahan ajar, dan penguasaan

konsep. Pada bagian kajian teori ini juga disertakan penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian ini, yakni penelitian Zuhri (2011) dan penelitian

Ardiansyah (2011).

Bab ketiga, berisi uraian metode penelitian yang digunakan selama

kegiatan penelitian. Pada bagian ini, peneliti menjelaskan metode dan desain

penelitian yang digunakan yakni metode penelitian dan pengembangan (R&D)

oleh Borg & Gall, sedangkan pada tahap pengembangannya menggunakan

langkah-langkah pengembangan desain instruksional Dick & Carey, fokus

penelitian yakni pada tahap pendahuluan, tahap pengembangan model, serta

tahap ujicoba dan revisi produk. Peneliti juga memaparkan mengenai populasi

dan sampel yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian,

prosedur penelitian, serta teknik pengumpulan data dan analisis yang

(20)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Bab keempat memuat hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini diuraikan

menjadi uraian hasil penelitian untuk setiap pertanyaan penelitian yang

dipaparkan pada bab pertama dan hasil dari langkah penelitian dan

pengembangan yang dipaparkan pada bab ketiga. Setiap uraian hasil penelitian

dilengkapi dengan penyajian data dalam bentuk tabel. Bagian pembahasan

berisi analisis temuan atau hasil penelitian dikaitkan dengan kajian teori yang

dipaparkan bab kedua.

Bab kelima atau bab terakhir, memuat kesimpulan dan saran. Bab ini

berisi kesimpulan yang diperoleh peneliti dari hasil kegiatan penelitian dan

pengembangan. Peneliti kemudian menyusun beberapa rekomendasi yang

(21)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model bahan ajar untuk pembelajaran

tematik pada siswa kelas II SD. Dengan itu, maka dipilihlah model penelitian dan

pengembangan dengan pendekatan Research and Development (R&D). Model desain

R&D yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan dalam dunia

pendidikan, karena yang dikembangkan adalah komponen desain instruksional. Dari

berbagai pendekatan yang ada, dipilihlah model R&D yang disusun oleh Walter R. Borg

dan Meredith D. Gall dalam bukunya ”Educational Research: An Introduction”.

Pendekatan sistem ini dikenal dengan nama ”Model Pengembangan Borg & Gall”.

Sedangkan untuk prosedur pengembangan bahan ajar menggunakan pendekatan sistem

oleh Walter Dick, Lou Carey, dan James Carey dalam bukunya ” The Systematic Design of Instruction” yang dikenal dengan nama ”Model Pengembangan Desain Instruksional

Dick & Carey”. Pemilihan pendekatan model pengembangan bahan ajar dengan model Dick & Carey juga didasarkan pada berbagai pertimbangan praktis-akademis dalam

pengembangan bahan ajar. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Thohri (2013, hlm.

78) merinci berbagai pertimbangan tersebut antara lain: ”... (1) Model Dick & Carey

memiliki tahapan pengembangan yang cocok untuk desain instruksional pembelajaran; (2)

Model Dick & Carey yang khusus untuk desain pembelajaran (instructional design)

memuat komponen pembelajaran yang akan dikembangkan dengan jelas tahap demi tahap.

Artinya tahapan prosedural Model Dick & Carey adalah tahapan prosedural-komponensial

sehingga mudah dilakukan bagi pengajar; dan (3) Model Dick Carey diacu sebagai model

teoretis mandiri dalam ranah disiplin desain pembelajaran dan menjadi salah satu model

pengembangan dalam R&D. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, maka peneliti

menetapkan metode penelitian yang akan digunakan yaitu model Borg & Gall. Sedangkan

untuk metode prosedural untuk mengembangkan bahan ajar menggunakan model Dick &

Carey.

B. Metode Penelitian

Dengan desain penelitian dan pengembangan (R&D) dengan model Borg & Gall.

(22)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

model Dick & Carey, maka metode penelitian yang digunakan adalah ada dua, yaitu

penelitian deskriptif-kualitatif dan improftif-evaluatif (Sukmadinata:2008, hlm. 18).

Thohri (2013, hlm. 79) menuliskan bahwa “…metode deksriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi objektif pembelajaran tematik

pada siswa kelas II SD di setting penelitian yang dipaparkan secara kualitatif, adapun

metode improftif-evaluatif digunakan untuk perbaikan kondisi yang ada berdasarkan

hasil penelitian terdahulu. Pada tahap ini dilakukan pengembangan model yang melalui

serangkaian evaluasi (assessment dan judgment)”. Secara garis besar, modifikasi kedua

model tersebut tergambar dalam Gambar 3.1 berikut dibawah ini.

3) Tahap Ujicoba dan Revisi Produk, tahapan ini melalui 3

kegiatan, yaitu:

a) Ujicoba yang dilakukan pada penelitian ini adalah ujicoba terbatas, dilakukan dua kali ujicoba dan dua kali revisi produk.

b) Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product

Revision)

2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar, tahapan

ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi:

a) Menyusun silabus tematik siswa kelas II SD b) Menyusun RPP tematik siswa kelas II SD c) Menganalisis dan merumuskan tujuan

pembelajaran tematik kelas II SD

d) Mengidentifikasi tingkah laku siswa kelas II SD

e) Mengembangkan butir tes

f) Mengembangkan strategi pembelajaran g) Memilih dan mengembangkan materi

1) Tahap Pendahuluan, meliputi kegiatan identifikasi kebutuhan

yang dilakukan peneliti terhadap keadaan sekolah, proses pembelajaran, guru, siswa, penggunaan materi, penggunaan strategi mengajar, dan pemilihan media. Identifikasi kebutuhan ini dilakukan melalui 2 kegiatan, yaitu:

(23)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel

Sukmadinata (2011, hlm. 250) memperoleh kesimpulan tentang “…populasi adalah

kelompok yang besar dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti

kelompok kecil dalam daerah yang lebih sempit”. Dalam penelitian, populasi ini

dibedakan antara lain populasi secara umum dengan populasi target. Maka, populasi

umum dari penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Harapan 1 Bandung, kemudian

populasi target dari penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Harapan 1 Bandung.

Sugiyono (2011, hlm. 62) mengemukakan bahwa “…pengertian dari sampel adalah

sebagian dari populasi”. Penentuan sampel yang dilakukan menggunakan teknik purposive

sampling atas dasar pertimbangan yang dilakukan berdasarkan identifikasi masalah.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIA dari SDN Harapan 1

Bandung yang berjumlah 30 siswa.

D. Definisi Operasional

Untuk mempermudah memahami maksud dari keseluruhan penelitian ini agar

terhindar dari perbedaan penafsiran makna istilah-istilah tersebut, maka peneliti perlu

memberikan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut.

a. Bahan Ajar

Bahan Ajar merupakan bahan yang digunakan oleh guru dan siswa berisikan tujuan

pembelajaran, materi-materi, latihan-latihan, dan evaluasi, sehingga memudahkan guru

dan siswa berinteraksi dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir seseorang dalam

mengungkapkan kembali suatu pengetahuan yang dipelajari, seperti pengetahuan

tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan

pengetahuan tentang teori, model, dan struktur berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing

pengetahuan tersebut.

c. Operasi bilangan

(24)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Operasi bilangan adalah operasi hitung dalam pembelajaran tematik yang meliputi

didalamnya adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, operasi hitung

campuran dan penarikan akar pangkat. Operasi bilangan yang digunakan dalam

(25)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis instrumen.

1) Pertama, instrumen pedoman wawancara yang digunakan untuk melakukan survei

ke SDN Harapan 1 Bandung dalam rangka memperoleh gambaran yang

menyeluruh, lengkap dan jelas tentang kondisi pembelajaran dan ketertarikan,

tanggapan serta pandangan siswa terhadap bahan ajar yang akan dikembangkan.

2) Kedua, yaitu instrumen yang digunakan dalam kegiatan justifikasi atau validasi

terhadap bahan ajar matematika. Instrumen ini berupa kuesioner yang akan

diberikan kepada ahli dalam materi pembelajaran tematik sekolah dasar sebagai

pedoman penilaian terhadap kelayakan bahan ajar. Untuk ahli materi yang akan

memberi justifikasi terhadap bahan ajar adalah sebagai berikut.

a. Dr. H. SP, M, Ed, selaku Dosen Jurusan Pendidikan Matematika,

FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai Ahli Materi I.

b. ER, S. Pd, selaku lulusan Sarjana Pendidikan Matematika Universitas

Negeri Malang, sebagai Ahli Materi II.

3) Ketiga, instrumen yang digunakan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap operasi perkalian dan pembagian

bilangan setelah belajar menggunakan bahan ajar. Instrumen ini berupa pretest dan

posttest yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada awal dan

akhir pembelajaran. Instrumen pretes dan posttes yang akan digunakan sudah

melalui tahapan validitas dan reliabilitas tes kemudian soal pretes dan soal posttes

dinyatakan sudah valid dan reliabel untuk diterapkan pada siswa kelas II A SDN

Harapan 1 Bandung. Bentuk soal yang digunakan adalah bentuk essay. Kisi- kisi

instrumen pretest dan posttest dikembangkan berdasarkan indikator dalam

(26)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Perkalian dan Pembagian

No. Komponen Indikator No. Soal

A. Mengingat Siswa dapat mengenal bentuk

perkalian pada bilangan cacah yang hasilnya kurang dari 100.

1

Siswa dapat mengenal bentuk pembagian pada bilangan cacah yang hasilnya kurang dari 100.

6

B. Memahami Siswa dapat menyebutkan

bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung perkalian kurang dari 100.

2

Siswa dapat menyebutkan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung pembagian kurang dari 100.

Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari masalah sehari-hari yang sederhana.

5

Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari masalah sehari-hari yang sederhana.

10

C. Mengaplikasikan Siswa dapat menyebutkan bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung perkalian kurang dari 100.

2

Siswa dapat menyebutkan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung pembagian kurang dari 100.

(27)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

No. Komponen Indikator No. Soal

C. Mengaplikasikan Siswa dapat membuat kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda sejenis yang banyak anggotanya sama.

3

Siswa dapat membuat kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda sejenis yang banyak anggotanya sama.

Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari masalah sehari-hari yang sederhana.

5

Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari masalah sehari-hari yang sederhana.

10

Dalam pengembangan instrumen tes yang diterapkan pada siswa, agar diperoleh

instrumen tes yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan

reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian pun akan valid dan

reliabel. maka ditempuh beberapa prosedur sebagai berikut.

a) Uji Validitas Instrumen

Sugiyono (2011, hlm. 348) menuliskan dalam bukunya “Statistika untuk

Penelitian” bahwa “…instrumen yang dikatakan valid itu berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Perhitungan

validitas ini menggunakan korelasi Product Moment, dengan formula sebagai

(28)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

(29)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dengan keterangan sebagai berikut:

ΣXY : merupakan jumlah skor X dikali Skor Y

Sebuah tes dikatakan mempunyai koefisien korelasi jika terdapat korelasi

antara -1,00 sampai +1,00. Selanjutnya uji validitas tiap item instrumen dilakukan

dengan membandingkan rXY ( rhitung ) dengan nilai kritis rtabel (nilai tabel).

Tiap item tes dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi α = 0,05 didapat

rhitungrtabel. Berikut ini hasil uji validitas butir instrumen dengan menggunakan Anates Versi 4.1.0 pada α = 0,05 dengan derajat bebas (df) =

jumlah kasus -2. Jumlah kasus atau butir soal pada uji coba kali ini adalah 10 soal,

maka rtabel pada uji satu arah adalah r (0,05;10) = 0, 576. Hasil uji validitas

penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran tematik yang diolah dengan Anates

Versi 4.1.0 disajikan pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Validitas Item Instrumen Penguasaan Konsep

(30)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b) Uji Reliabilitas Instrumen

Sugiyono (2011, hlm. 348) menuliskan dalam bukunya “Statistika untuk Penelitian” bahwa “…instrumen yang dikatakan reliabel adalah instrumen yang

apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama”. Data diolah menggunakan Anates Versi 4.1.0 dan

diperoleh nilai r. Perhitungan reliabilitas menggunakan formula Cronbach-Alpha

(Sugiyono, 2011, hlm. 365) berikut ini.

r

1

Dengan keterangan sebagai berikut:

K : mean kuadrat antar subyek ∑Si2 : mean kuadrat kesalahan

∑St2 : varians total

Interpretasi dari nilai reliabilitas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya r Tingkat Reliabilitas

0,90 < r ≤1,00 Sangat tinggi 0,70 < r ≤0,90 Tinggi

0,40 < r ≤0,70 Sedang

0,20 < r ≤0,40 Rendah

r ≤0,20 Sangat rendah

Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan

menggunakan interpretasi nilai r dari Guilford (Suherman &Kusumah, 1990) dan

data yang diperoleh dianalisis dengan Anates Versi 4.1.0. Setelah dilakukan

perhitungan, maka diperoleh koefisien reliabilitas tes bentuk essay sebesar 0, 86

yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan memiliki reliabilitas tinggi.

(31)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Arikunto (2009, hlm. 207) menuliskan dalam bukunya “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan” bahwa “…soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar”.

Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P yang merupakan singkatan dari “proporsi”. Formula yang digunakan untuk melihat indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut.

Dengan keterangan sebagai berikut.

P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interpretasi

tingkat kesukaran. Interpretasi tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Taraf Tingkat

Kesukaran Klasifikasi

TK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < TK ≤0,30 Soal sukar

0,30 < TK ≤0,70 Soal sedang

0,70 < TK < 1,00 Soal mudah

TK = 1,00 Soal terlalu mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 3.5

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Butir Soal

No. Butir Soal Tingkat Kesukaran Kategori

1 No. 1 0,75 Mudah

2 No. 2 0,54 Sedang

(32)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4 No. 4 0,87 Sangat Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran 10 butir soal tes penguasaan

konsep terdapat 1 soal dengan kategori sangat mudah, 1 soal dengan kategori

mudah, 7 soal dengan kategori sedang, 1 soal dalam kategori sukar.

Pengujian kesahihan instrumen tes bentuk essay meliputi validitas butir soal,

reliabilitas, dan tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan Anates Versi

4.1.0 Rincian hasil uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran dapat dilihat

pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Rincian Hasil Ujicoba Instrumen Tes Penguasaan Konsep

Butir

validitas, reliabilitas,dan tingkat kesukaran diatas terdapat 7 butir soal yang akan

dipergunakan pada saat tes yakni butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8. Untuk

soal yang tidak dipakai maka diperbaiki dengan pertimbangan dari guru.

(33)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Peneliti menyusun prosedur atau langkah penelitian sesuai spesifikasi

pengembangan yang dilakukan, yakni pengembangan bahan ajar. Prosedur penelitian

dalam pendekatan sistem dapat melakukan berbagai tahapan yang simultan yang

disesuaikan dengan sifat produk, maka modifikasi siklus R&D ini dapat

(34)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1) Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan berisi kegiatan penelitian untuk memperoleh data

lapangan secara komprehensif.. Kegiatan yang dilakukan pada tahap

pendahuluan, diantaranya:

a) Survei Lapangan. Pada tahap pendahuluan, langkah yang pertama dilakukan

adalah survei lapangan atau wawancara dengan guru kelas IIA di SDN

Harapan 1 Bandung untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan tentang

kondisi pembelajaran tematik yang dilakukan selama ini. Peneliti

mendapatkan data-data yang akan dijadikan pertimbangan dalam

pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan untuk pembelajaran tematik

kelas II SDN Harapan 1 Bandung. Perolehan data tersebut digunakan sebagai

acuan peneliti sehingga tidak melenceng dari kurikulum yang berlaku di SDN

Harapan 1 Bandung.

b)Studi Kepustakaan. Kemudian langkah selanjutnya adalah studi dokumentasi

yaitu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan mengenai hal-hal sebagai

berikut: (1) Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah

yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar SDN

Harapan 1 Bandung terutama berkaitan dengan kondisi proses pembelajaran,

ketersediaan bahan ajar, dan evaluasi dalam proses pembelajaran tematik; (2)

Pengumpulan informasi tentang kurikulum SDN Harapan 1 Bandung yang

diterapkan saat ini; dan (3) Pengumpulan tentang ketersediaan bahan ajar yang

digunakan pada pembelajaran tematik kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung.

Setelah tahap pengumpulan data dilakukan, maka peneliti juga melakukan

studi literatur tentang Pengembangan Bahan Ajar yang sesuai dan valid guna

memberi pondasi atau landasan teori yang dapat memperkuat pelaksanaan

penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam studi

literatur, peneliti juga mengumpulkan data-data berupa teori pendukung

berupa data filosofis, teori-teori pembentuk, konsep-konsep tentang

pembelajaran tematik sekolah dasar dan bagaimana bahan ajar matematika

yang baik sebagai pendukung pembelajaran tematik sekolah dasar, serta

bagaimana menerapkannya dalam situasi dan kondisi siswa kelas IIA SDN

(35)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yaitu buku, jurnal, artikel, penelitian terdahulu dan yang lainnya yang relevan

dengan penelitian ini.

2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar

Pada tahapan ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji

dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Validasi yang dilakukan adalah

validasi internal melalui validator ahli dalam pendidikan matematika sekolah

dasar.

Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi (A)

mengidentifikasi tujuan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (B)

melakukan analisis kebutuhan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (C)

mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa kelas II SD; (D) merumuskan

tujuan pembelajaran; (E) mengembangkan strategi pembelajaran yang akan

digunakan; hasil kegiatan; dan (F) mengembangkan dan memilih materi

pembelajaran untuk siswa kelas II SD. Adapun tahapan yang dilakukan secara

simultan yaitu revisi atau perbaikan yang dilakukan seiring dengan kegiatan

pengembangan.

Pada tahap pengembangan, hasil kegiatan ini adalah diperolehnya desain

awal model bahan ajar yang siap untuk divalidasi oleh ahli. Sebelum diuji-coba,

draf awal model bahan ajar direview oleh para ahli. Review ini bertujuan untuk

memperoleh saran, perbaikan, dan masukan para ahli. Pemilihan pakar atau ahli

yang akan membantu kegiatan validasi didasarkan pada berbagai kriteria. Kriteria

pakar untuk expert judgment adalah (a) memiliki kualifikasi pendidikan doctor

sebagai ahli materi I dan minimal pendidikan sarjana untuk ahli materi II yang

akan me-review draf awal model bahan ajar; dan (b) diutamakan memiliki

pengetahuan dan keterampilan di bidang pembelajaran Matematika sekolah

dasar.

Selain validasi kelayakan produk (draf awal model bahan ajar), peneliti juga

menguji kelayakan instrumen penelitian, diantaranya butir-butir soal yang akan

dijadikan instrumen dalam pretest maupun posttest. Setelah dilakukan proses

validasi ahli (experts judgement), maka tahap selanjutnya adalah proses

perbaikan (revisi). Proses perbaikan ini berlangsung hingga peneliti mendapatkan

(36)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

untuk siap diuji-coba. Untuk rincian dari ahli materi yang akan dijadikan sebagai

menguji kinerja bahan ajar yang dikembangkan sebelum diujicobakan lebih

(37)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b)Merevisi Hasil Ujicoba. Tahap ini meliputi perbaikan atau penyempurnaan

produk yang diujicoba pada ujicoba awal berdasarkan pertimbangan hasil

diskusi dengan guru, hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan

siswa.

c) Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product Revision). Tahap ini meliputi

perbaikan atau penyempurnaan produk akhir yang diujicoba pada uji

pelaksanaan lapangan berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dengan guru,

hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan siswa.

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat dalam menentukan

tujuan penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak

digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskripsi kuantitatif.

Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara

individual. Wawancara dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah yang

muncul atau dialami guru saat pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara

dengan guru untuk dijadikan kajian penentuan latar belakang masalah, rumusan

masalah kemudian peneliti menawarkan berbagai alternatif pemecahan masalah.

b. Angket/ kuesioner

Angket atau questionnaire merupakan salah satu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan

responden), tetapi menggunakan alat instrumen untuk diberikan dan diisi oleh

responden. Instrumen atau alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan

atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

(38)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu c. Lembar observasi

Lembar observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan

data melalui kegiatan pengamatan dengan panduan lembar pengamatan untuk

diisi oleh observer mana saja item yang sudah dilakukan selama penelitian dan

(39)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu d. Studi Dokumentasi

Studi dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik. Studi dokumenter ini digunakan untuk mengumpulkan

dokumen-dokumen hasil kerja atau produk belajar siswa.

e. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media modul pembelajaran

tematik.

2. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh, teknik analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Statistika dekriptif, digunakan untuk pengolahan data yang bersifat nominal dan

ordinal dengan menggunakan teknik persen yang disajikan dalam bentuk tabel.

Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dengan statistika deskriptif tersebut

digunakan untuk mengolah data sebagai berikut : (1) data tentang pembelajaran

tematik; (2) data tentang penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran; (3) Data

tentang perencanaan dan pengembangan draft awal model; dan (4) data tentang

implementasi pembelajaran tematik dengan menggunakan bahan ajar.

Prosedur analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1)

Pemeriksaan data; (2) Klasifikasi data; (3) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi

yang telah dibuat sebelumnya; (4) Menghitung frekuensi jawaban atau data; (5)

Penghitungan data dengan menggunakan teknik statistika yang dipilih; (6)

Memvisualisasikan data melalui grafik, tabel atau yang lainnya; dan (7)

Menganalisis dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

b. Statistika Inferensial, digunakan untuk pengolahan data hasil tes. Untuk

mengukur pengaruh penggunaan bahan ajar terhadap penguasaan konsep operasi

perkalian dan pembagian bilangan dilakukan dengan menggunakan metode

(40)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Desain eksperimen Before-After (Desain Kelompok Eksperimen Setelah dan

Sesudah perlakuan) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok Eksperimen O1 X O2

Kelompok eksperimen diberikan pola pembelajaran tematik dengan

menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti yaitu bahan ajar

untuk diterapkan pada siswa kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung.

Perhitungan desain eksperimen menggunakan Paired Samples t-Test dengan

bantuan aplikasi “Statplus 2009 Portable Version 5.8.4”. Paired Samples t-Test ini merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua

variabel dalam satu grup. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan

pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan suatu treatment yang

kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan

sesudah treatment. Dalam perhitungan manual Paired-sample t-Test

menggunakan rumus sebagai berikut :

Berdasarkan desain penelitian eksperimen yang dilakukan dapat diberikan

penjelasan sebagai berikut. Eksperimen dilakukan dengan membandingkan hasil

observasi O1 dan O2. O1 adalah nilai penguasaan konsep sebelum diberi

perlakuan pola pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan,

sedangkan O2 adalah nilai penguasaan konsep setelah diberi perlakuan pola

pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Efektivitas bahan

ajar diukur dengan cara membandingkan antara nilai O1 dan O2. Bila nilai O2

lebih besar dari nilai O1, maka penggunaan bahan ajar yang digunakan pada

pembelajaran tematik topik perkalian dan pembagian bilangan pada siswa kelas

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Tabel 3.5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam kondensor, yang selalu dialiri oleh air dari bawah ke atas sehingga suhunya tetap rendah dan dapat melakukan pendinginan dengan baik, uap metanol

Dengan dibuatnya pakaian wanita siap pakai dengan inspirasi motif dari tenun Sumba, kemudian motif Sumba yang dikembangkan dengan teknik cukil kayu, merupakan suatu bentuk

Mereka yang hidup (dan gaya hidupnya) telah terkerangkai dalam layar-layar televisi, internet dan selular, adalah mereka yang tertaklukkan sehingga ‘harus’ mengalir

Mereka memberi nama kelompok mereka sebagai ikatan kesukuan dan melakukan kegiatan sebagaimana adat mereka yaitu DAD (Dewan Adat Dayak), MABM (Majelis Adat Budaya Melayu),

Hampir semua pada setiap waktu penyimpanan K2 (kertas komposit) selalu memiliki waktu leleh yang lebih lama dibandingkan dengan K1 (polipropilen) karena K2

Tujuan dalam penelitian ini antara lain, diperoleh modul CNC II yang telah di validasi oleh dosen ahli dan diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan

Abstract: One of component which shall be noticed in the learning process is assessment. Assessment results can also provide motivation for students to achieve