• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam yang berbentuk padat seringkali menjadi penyebab timbulnya masalah jika tidak dikelola dengan baik. Sampah dapat menyebabkan kerugian seperti timbulnya banjir, meningkatnya pemanasan iklim, sanitasi lingkungan makin buruk dan ancaman meningkatnya berbagai penyakit. Permasalahan sampah sering terjadi di sebagian besar lingkungan perkotaan. Dampaknya akan memperburuk tatanan kehidupan perkotaan dan lingkungan sekitarnya. Faktor penyebab timbulnya permasalahan sampah adalah kurangnya kesadaran manusia dalam penanganan sampah dengan benar. Peranan masyarakat bersama-sama dengan pemerintah sangat penting dalam penanganan masalah sampah demi mewujudkan iklim perkotaan yang bersih, nyaman serta berwawasan lingkungan.

Penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Penanganan sampah secara konvensional bertumpu pada proses pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Sesuai dengan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan, paradigma pola pengelolaan sampah tidak lagi mengandalkan pola kumpul, angkut, buang, namum beralih ke pola pengurangan dan pemanfaatan sampah

(2)

sejak dari sumbernya, sehingga volume sampah yang terbuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dapat berkurang. Namun sampai saat ini pengangkutan sampah dari sumber sampah ke TPA masih mendominasi pola penanganan sampah di Indonesia.

Pengangkutan sampah merupakan salah satu elemen dari aspek teknis operasional pengelolaan sampah. Pengelolaan persampahan terdiri dari lima aspek yaitu aspek teknis operasional, aspek pembiayaan, aspek organisasi, aspek hukum dan peraturan, dan aspek peran serta masyarakat. (Anonim, t.t.). Terkait dengan penanganan sampah di Kota Bangli sekarang bila ditinjau dari beberapa aspek pengelolaan persampahan yaitu, dari aspek teknis operasional belum ada pemisahan sampah organik dan anorganik sejak dari sumber sampah, hanya beberapa lokasi yang sudah melalui proses pemilahan. Ini berarti amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 untuk melakukan pemilahan sampah sejak dari sumbernya belum sepenuhnya dapat dilaksanakan.

Pengaturan rute kendaraan pengangkut sampah belum dianalisis untuk menentukan rute pengangkutan sampah yang efektif dan efisien, karena beberapa kendaraan pengangkut sampah selain menangani daerah layanan Kota Bangli juga menangani pengangkutan sampah di kota kecamatan yang lain. Dari aspek pembiayaan yaitu keterbatasan biaya operasional dan pemeliharaan kendaraan pengangkut sampah karena kemampuan daerah, belum terciptanya iklim kondusif untuk kerja sama dengan swasta, dan belum ada peninjauan ulang tentang penentuan tarif retribusi sampah yang berdasarkan perhitungan dan pendataan yang memadai. Dari aspek organisasi mempunyai kelemahan yaitu belum ada

(3)

pemisahan antara operator dan regulator dimana institusi pengelola sampah adalah Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli.

Kondisi existing pengangkutan sampah yang ada sekarang di Kota Bangli yaitu pengangkutan sampah dimulai dari sumber sampah yang dikumpulkan di depan rumah penduduk dalam kantong plastik, keranjang, karung serta pengumpulan di TPS (Tempat Pembuangan Sementara)yang disediakan di sepanjang ruas jalan kota. Sumber sampah dari sekolah, kantor dan fasilitas umum beberapa sudah melalui proses pemilahan antara sampah organik dan anorganik, sedangkan sumber sampah rumah tangga belum melalui proses pemilahan. Namun kelemahannya kendaraan pengangkutan sampah menuju TPA belum dibedakan antara sampah organik dan anorganik sehingga pengangkutan sampah menuju ke TPA masih tercampur. Sampah yang terkumpul diangkut dengan kendaraan pengangkut sampah jenis dump truck kemudian diangkut langsung ke TPA. Untuk lokasi fasilitas umum seperti pasar ditempatkan TPS jenis loudhoul atau bak kontainer dengan tutup dan jenis yang tanpa tutup. TPS jenis ini diangkut dengan kendaraan armrool truck sehingga TPS bisa diangkat langsung ke atas kendaraan menggunakan lengan hidrolik, selanjutnya dibawa ke TPA.

Kendaraan pengangkut sampah milik Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli yang ada sekarang meliputi empat buah dump truck dan tujuh buah armrool truck yang semuanya dalam kondisi sedang dan rusak ringan. Umur kendaraan jenis dump truck sudah mencapai 15 tahun sampai 20 tahun, sedangkan untuk armroll truck umurnya diatas lima tahun sampai 10 tahun sebanyak tiga buah dan diatas 10 tahun sebanyak empat buah. Kondisi kendaraan yang ada sekarang sering

(4)

menjadi permasalahan karena umurnya yang sudah tua sehingga pengangkutan sampah tidak tertangani dengan baik.

Rute pengangkutan meliputi semua ruas jalan kabupaten yang ada di Kota Bangli terdiri dari kelurahan Bebalang, Kawan, Cempaga dan Kubu. Peta rute pengangkutan sampah kota Bangli dapat dilihat seperti pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Rute Pengangkutan Sampah Kota Bangli

Rute selanjutnya langsung menuju ke TPA Regional Bangli yang berada di Dusun Bangklet Desa Kayubihi Kecamatan Bangli, tepatnya berada di sebelah utara Kota

U

(5)

Bangli yaitu sekitar 17,7 Km dari Kota Bangli. Perjalanan sampah menuju ke TPA juga sering menjadi permasalahan yaitu keluhan dari masyarakat terutama bagi masyarakat yang wilayahnya dilalui oleh kendaraan pengangkut sampah, karena tercecernya sampah maupun air lindi ( leachet ) di sepanjang jalan yang dilalui. Beberapa hal penyebab tercecernya sampah yaitu volume sampah yang diangkut melebihi kapasitas kendaraan, khusus untuk kendaraan jenis dump truk terbuka tidak dilengkapi dengan penutup sampah misalnya penutup dengan jaring. Melihat existing yang ada sekarang perlu dilakukan pengkajian terhadap pengangkutan sampah di Kota Bangli yaitu melakukan perbaikan sistem pengangkutan sampah dengan memperhatikan unsur kesehatan dan kebersihan lingkungan serta kesehatan para pekerja pengangkut sampah. Salah satunya dengan menerapkan model pengangkutan yang sesuai baik dari segi efektifitas pengambilan sampah, pemilihan jenis TPS dan jenis kendaraan pengangkut sampah. Sesuai amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.21/PRT/M/2006 diharapkan sedapat mungkin melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik serta pengurangan sampah sejak dari sumbernya. Perbaikan pola pengelolaan sampah ini akan berpengaruh terhadap pola pengangkutan sampah, baik terhadap kebutuhan TPS maupun armada pengangkutan sampah.

Manajemen angkutan sampah tidak terlepas dari manajemen kendaraan angkutan (truk) yaitu penetapan jumlah truk yang diperlukan serta keberadaan bengkel yang fungsinya menjaga agar truk selalu layak operasi. Jumlah kendaraan dan personil angkutan ditentukan oleh volume buangan sampah per hari.

(6)

(Sudradjat, 2006). Volume sampah kota dipengaruhi oleh faktor jumlah dan laju pertumbuhan penduduk karena penduduk merupakan penghasil sampah.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Bangli, jumlah penduduk daerah layanan pengangkutan sampah di Kota Bangli pada tahun 2008 sebesar 23.099 jiwa, dan tahun 2009 jumlahnya menjadi 23.362 jiwa, jumlah penduduk tersebut meliputi empat kelurahan yaitu Kelurahan Bebalang, Kawan, Cempaga dan Kubu. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk untuk daerah layanan pengangkutan sampah di Kota Bangli mengalami peningkatan sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya volume timbulan sampah yang dihasilkan. Jumlah maupun kapasitas TPS yang diperuntukkan menampung sampah dari beberapa sumber sampah juga perlu disesuaikan seiring dengan penambahan volume timbulan sampah.

Dalam tulisan ini akan melakukan pengkajian pengangkutan sampah salah satunya adalah bagaiamana model pengangkutan sampah yang sesuai di Kota Bangli dengan mempertimbangkan faktor kebersihan dan kesehatan lingkungan maupun tenaga kerja pengangkut sampah . Pengkajian yang dilakukan meliputi perbaikan pola pengangkutan sampah, peremajaan armada pengangkutan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan jumlah armada, jumlah dan sebaran TPS, pengaturan waktu pengangkutan sampah, menentukan rute yang efisien sehingga diharapkan dapat memperbaiki kinerja pengangkutan sampah Kota Bangli untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan. Dari aspek finansial dapat dihitung besarnya retribusi sampah yang dibayar masyarakat sesuai dengan model pengangkutan sampah di Kota Bangli.

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana model pengangkutan sampah di Kota Bangli berkaitan dengan rute pengangkutan, jumlah armada, jenis armada dan pengaturan waktu pengangkutan sampah?

2. Berapa jumlah dan dimana lokasi sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang dibutuhkan sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan di Kota Bangli sampai 10 (sepuluh) tahun ke depan?

3. Berapa besarnya retribusi yang harus dibayarkan masyarakat sesuai dengan model pengangkutan sampah yang akan digunakan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dilakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui model pengangkutan sampah di Kota Bangli berkaitan dengan rute pengangkutan, jenis armada, jumlah armada dan pengaturan waktu pengangkutan sampah?

2. Untuk mengetahui jumlah dan lokasi sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang dibutuhkan sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan di Kota Bangli dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan?

3. Untuk mengetahui retribusi yang harus dibayarkan masyarakat terkait dengan pengangkutan sampah di Kota Bangli untuk memperoleh kelayakan investasi?

(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian dalam perumusan masalah dan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoritis untuk menerapkan konsep yang jelas tentang model

pengangkutan sampah di Kota Bangli.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan informasi sebagai acuan dalam mendisign model pengangkutan sampah kepada Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli.

1.5 Batasan Penelitian

Mengingat keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian ini maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu :

1. Volume timbulan sampah yang terjadi pada saat hari raya tidak dianalisis. 2. Kondisi perekonomian dianggap stabil.

Gambar

Gambar 1.1 Rute Pengangkutan Sampah Kota Bangli

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian dilakukan untuk mengetahuit besar tegangan dan arus keluaran generator pada saat kondisi berbeban.Pengujian generator fluks radial satu fasa berbeban dilakukan

melayani lebih dari 10 interval cabang harus dilengkapi dengan pipa ven„yoke‟ untuk setiap 10 interval cabang dihitung dari cabang lantai paling atas. Pipa ven tegak sama dengan

• Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam serentak atau bersamaan pada sebidang tanah baik secara campuran ataupun terpisah dalam baris yang teratur, sistem ini

Dilihat bahwa yang ditakutkan orangtua bila anak demam yang terbanyak adalah dapat menyebabkan kejang (70%), dan hanya (13%) yang membawa anak langsung ke dokter.. Di Baltimore

Di sepanjang sungai, kami menemukan kodok dan katak yang jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan ekspedisi-ekspedisi sebelumnya.. Saya sedikit kecewa untuk temuan

Botol-botol kang wis isi kasebut 10 –  15 menit, banjur ditutup rapet lan kareben adhem ing suhu ruangan..Panggonan botol diwenehi etiket lan minuman sari lidah buaya bisa

1 : Catatan harian atas hasil penebangan yang dibuat di TPn, berisi nomor batang, jenis, panjang, dan volume kayu bulat yang telah diberi penandaan pada fisik kayunya dari

Segenap Pimpinan dan jajaranya pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Semarang yang telah mengizinkan penulis secara langsung selama penulis mengadakan penelitian dengan