• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS GUNADARMA September 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS GUNADARMA September 2020"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KOTA PASURUAN TAHUN 2014 - 2018

Faza Lufia Tia Rindita, 22216735 zazatrndt@gmail.com Dr. Ary Natalina, S.Sos., MM

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah Kota Pasuruan tahun 2014 – 2018 dan Kinerja Keuangan Belanja Daerah Kota Pasuruan tahun 2014 – 2018. Analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu rasio varians pendapatan dan belanja daerah, derajat desentralisasi, kemandirian keuangan daerah, efektivitas dan efisiensi pendapatan asli daerah, serta rasio total belanja operasi dan modal terhadap total belanja daerah. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pasuruan tahun 2014 – 2018.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah Kota Pasuruan secara umum dikatakan baik. Hal ini dibuktikan (a) Varians Pendapatan Daerah rata-rata diatas 100%. (b) Rasio Keuangan Pendapatan Daerah dilihat dari Derajat Desentralisasi menunjukkan rata-rata 16,09% (Kurang). Rasio Kemandirian Daerah menunjukkan rata-rata 24,31% (Rendah sekali/Instruktif). Rasio Efektivitas menunjukkan rata-rata 115,60% (Sangat Efektif). Rasio Efisiensi menunjukkan rata-rata 2,75% (Sangat Efisien). (2) Kinerja Keuangan Belanja Daerah Pemerintah Kota Pasuruan dikatakan baik. Hal ini dibuktikan (a) Varians Belanja Daerah menunjukkan rata-rata dibawah 100%. (b) Keserasian Belanja Daerah dapat dikatakan bahwa pemerintah Kota Pasuruan mengalokasikan sebagian besar anggaran belanjanya untuk Belanja Operasi rata-rata 61,51% dibandingkan Belanja Modal rata-rata 22,03%. (c) Efisiensi Belanja menunjukkan rata-rata 85,47% (Sangat Baik).

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja, APBD.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengukuran kinerja pemerintah

mempunyai beberapa tujuan, yaitu pertama

untuk meningkatkan kinerja dan

meningkatkan akuntabilitas pemerintah

daerah. Akuntabilitas bukan sekedar

kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan yang menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Efisien artinya penggunaan dana anggaran tersebut mencapai target atau tujuan untuk 2 kepentingan publik, dan ekonomis

berhubungan dengan pemilihan dan

penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu (Mardiasmo, 20012:182).

Kelemahan utama dalam manajemen keuangan daerah adalah tidak adanya ukuran kinerja yang dapat dijadikan sebagai acauan bagi pemerintah daerah dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap keuangan derah. Ukuran

kinerja mempengaruhi ketergantungan

antar unit kerja yang ada dalam satu unit kerja (Mardiasmo, 2002 : 209). Adapun sumber pembiayaan keuangan tersebut disusun secara tersusun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau

disebut (APBD), untuk menentukan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) diperlukannya pengelolaan

(2)

menjadi cerminan kinerja dan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai dan mengolah anggaran masing-masing daerah. Ukuran kinerja yang ditentukan oleh pemerintah pusat yaitu aturan bahwa

belanja daerah yang tertera dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah jumlah maksimal yang dibelanjakan untuk setiap pos belanja daerah.

Dalam rangka pertanggungjawaban kepada publik, pemerintah daerah harus melakukan optimalisasi anggaran serta realisasi yang dilakukan secara ekonomi, efisien, dan efektif (value for money) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pada

hakikatnya merupakan penjabaran

kuantitatif dari tujuan dan sasaran

pemerintah daerah harus disusun dalam struktur yang berorientasi pada pencapaian tingkat kinerja tertentu. Artinya, APBD harus mampu memberikan gambaran yang jelas tentang tuntutan besarnya pembiayaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai sesuai dengan kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan riil di masyarakat untuk suatu tahun tertentu. Dengan demikian alokasi dana yang digunakan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan dapat memberikan manfaat yang benarbenar dirasakan masyarakat dan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. Hal ini diperkuat oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Kota Pasuruan adalah salah satu

pemerintah daerah yang telah

menyelenggarakan otonomi daerah, tetapi dalam pengelolaan keuangannya masih saja

kurang baik. Kota Pasuruan terdiri dari 4

kecamatan dan 34 kelurahan (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 209.104 jiwa dengan luas wilayah 35,29 km² dan sebaran penduduk 5.925 jiwa/km². Letak Kota Pasuruan yang tepat di jalur utama

transportasi dan perdagangan Surabaya – Bali, menjadikan Kota dengan luas wilayah 36.58 km2 atau sekitar 0.07 persen luas Jawa Timur ini cukup strategis memberikan kontribusi pada pergerakan perindustrian dan perdagangan.

Tujuan Penelitian

Tujuana penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah Kota Pasuruan Periode 2014-2018. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis

Kinerja Keuangan Belanja Daerah Kota Pasuruan Periode 2014-2018.

TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Pemerintah

Akuntansi pemerintah menurut Gusti

(2008:8)adalah sebuah kegiatan jasa dalam

rangka menyediakan informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengembilan keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak berkepentingan atas berbagai alternative tindakan.

Otonomi Daerah

Dalam UU No. 23 Tahun 2014, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan menurut Fahmi

(2012:2) adalah gambaran tentang

keberhasilan perusahaan berupa hasil yang telah dicapai berkat berbagai aktivitas yang

telah dilakukan. Kinerja keuangan

merupakan suatu analisis untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan aktivitas sesuai aturan-aturan pelaksanaan keuangan.

(3)

Anggaran Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah menurut Abdul Halim (2007:99) adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dan perlu periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Daerah dan yang tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Daerah.

Anggaran Belanja Daerah

Belanja daerah menurut Muindro

(2012:125) diprioritaskan untuk

melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Perlindungan badan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat

dimaksud diwujudkan dalam bentuk

pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)

APBD menurut Muindro (2012:132) merupakan dasar pengeolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Dalam penyusunan APBD kepala daerah menetapkan prioritas dan plafon anggaran sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah, kemudian kepala satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai, lalu disampaikan kepada pejabat pengelolaan

keuangan daerah sebagai bahan

penyusunan rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang APBD tahun berikutnya.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan penulis adalah APBD dan LRA Pemerintah Daerah Kota Pasuruan tahun 2014-2018.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan oleh penulis

dari Laporan Realisasi Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah Kota pasuruan pada Tahun 2014-2018. Adapun data diperoleh dari situs resmi Kota pasuruan

yaitu www.pasuruankota.go.id

Teknik Analisis

Alat analisis yang digunakan adalah rasio keuangan daerah. Analisis rasio keuangan daerah ini merupakan analisis

kuantitatif dan deskriptif. Analisis

kuantitatif pada saat menemukan angka dari rasio-rasio keuangan daerah, setelah itu

analisis deskriptif digunakan untuk

menjabarkan dan menjelaskan maksud dari angka rasio tersebut.

PEMBAHASAN Data Penelitian

(4)

1. Laporan APBD dan Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kota Pasuruan. Berikut tabel laporan APBD dan laporan realisasi Kota Pasuruan tahun anggaran 2014.

Tabel 1.

Laporan APBD Dan Laporan Realisasi Kota Pasuruan Tahun 2014

Anggaran Realisasi 1 Pendapatan

1.2 Pendapatan Asli Daerah 69.230.000.000 100.647.029.803 1.3 Pendapatan Transfer 462.052.000.000 472.477.515.564 1.4 Pendapatan Lain – lain 88.827.000.000 128.457.988.998

2 Belanja

2.1 Belanja Operasi 367.341.000.000 237.105.927.861 2.2 Belanja Modal 168.510.000.000 108.978.646.061 2.3 Belanja Tak Langsung 335.408.000.000 400.095.596.075 620.109.000.000 701.582.534.365 702.748.000.000 637.201.523.936 -82.639.000.000 64.381.010.429 Surplus/(Defisit) No Uraian Tahun 2014 Jumlah Pendapatan Jumlah Belanja

Sumber: www.Pasuruankota.go.id (Data diolah, 2020)

2. Laporan APBD dan Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kota Pasuruan. Berikut tabel laporan APBD dan laporan realisasi Kota Pasuruan tahun anggaran 2015.

Tabel 2.

Laporan APBD Dan Laporan Realisasi Kota Pasuruan Tahun 2015

Anggaran Realisasi

1 Pendapatan

1.2 Pendapatan Asli Daerah 92.731.000.000 114.734.243.910 1.3 Pendapatan Transfer 541.812.000.000 483.603.266.233 1.4 Pendapatan Lain – lain 111.368.000.000 140.442.697.949

2 Belanja

2.1 Belanja Operasi 448.460.000.000 364.314.729.875 2.2 Belanja Modal 201.170.000.000 159.178.160.741 2.3 Belanja Tak Langsung 392.312.000.000 376.482.160.755 745.928.000.000 738.780.208.092 840.772.000.000 740.796.890.630 -94.844.000.000 -2.016.682.538 Surplus/(Defisit) No Uraian Tahun 2015 Jumlah Pendapatan Jumlah Belanja

Sumber: www.Pasuruankota.go.id (Data diolah, 2020)

3. Laporan APBD dan Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kota Pasuruan. Berikut tabel laporan APBD dan laporan realisasi Kota Pasuruan tahun anggaran 2016.

Tabel 3.

Laporan APBD Dan Laporan Realisasi Kota Pasuruan Tahun 2016

Anggaran Realisasi

1 Pendapatan

1.2 Pendapatan Asli Daerah 134.222.294.422 147.818.815.718

1.3 Pendapatan Transfer 578.437.245.585 575.800.437.680

1.4 Pendapatan Lain – lain 3.765.100.000 4.002.100.000

2 Belanja

2.1 Belanja Operasi 682.323.623.431 612.818.954.275

2.2 Belanja Modal 230.080.497.779 172.508.745.499

2.3 Belanja Tak Langsung

784.734.682.129 789.261.025.154 914.404.121.210 785.408.101.774 -129.669.439.081 3.852.923.380 Surplus/(Defisit) No Uraian Tahun 2016 Jumlah Pendapatan Jumlah Belanja

Sumber: www.Pasuruankota.go.id (Data diolah, 2020)

4. Laporan APBD dan Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kota Pasuruan. Berikut tabel laporan APBD dan laporan realisasi Kota Pasuruan tahun anggaran 2017.

Tabel 4.

Laporan APBD Dan Laporan Realisasi Kota Pasuruan Tahun 2017

Anggaran Realisasi

1 Pendapatan

1.2 Pendapatan Asli Daerah 158.492.258.509 147.981.423.536

1.3 Pendapatan Transfer 583.581.855.770 540.344.889.909

1.4 Pendapatan Lain – lain 12.343.017.000 33.665.585.992

2 Belanja

2.1 Belanja Operasi 685.543.839.989 540.344.889.909

2.2 Belanja Modal 308.422.861.678 220.001.016.826

2.3 Belanja Tak Langsung

860.567.740.107 842.685.745.331 995.966.701.668 819.502.697.452 -135.398.961.561 23.183.047.879 Surplus/(Defisit) No Uraian Tahun 2017 Jumlah Pendapatan Jumlah Belanja

Sumber: www.Pasuruankota.go.id (Data diolah, 2020)

5. Laporan APBD dan Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kota Pasuruan. Berikut tabel laporan APBD dan laporan realisasi Kota Pasuruan tahun anggaran 2018.

Tabel 5.

Laporan APBD Dan Laporan Realisasi Kota Pasuruan Tahun 2018

(5)

Anggaran Realisasi

1 Pendapatan

1.2 Pendapatan Asli Daerah 145.169.265.704 153.027.195.761 1.3 Pendapatan Transfer 623.935.370.741 649.988.532.331 1.4 Pendapatan Lain – lain 23.244.100.000 23.006.932.305

2 Belanja

2.1 Belanja Operasi 723.795.904.277 625.170.201.341 2.2 Belanja Modal 245.323.591.650 184.267.409.696 2.3 Belanja Tak Langsung

860.332.267.210 903.243.732.279 1.006.333.411.941 809.437.611.037 -146.001.144.730 93.806.121.241 Surplus/(Defisit) No Uraian Tahun 2018 Jumlah Pendapatan Jumlah Belanja

Sumber: www.Pasuruankota.go.id (Data diolah, 2020)

Hasil Penelitian

Hasil secara keseluruhan yang

digunakan untuk memperlihatkan kinerja

keuangan Pemerintah Daerah Kota

Pasuruan dari tahun 2014 – 2018.

Tabel 6.

Hasil Penelitian

2014 2015 2016 2017 2018

Varians Pendapatan 113,13% 99,04% 100,57% 97,92% 104,98% 103,13% Rasio Derajat Desentralisasi 14,34% 15,53% 18.72% 17,56% 16,94% 16,09% Rasio Kemandirian Keuangan

Daerah 21,30% 23,72% 25,60% 27,38% 23,54% 24,31%

Rasio Efektifitas PAD 145,38% 123,72% 110,12% 93,36% 105,41% 115,60% Rasio Efisiensi 6,33% 6,45% 5,31% 5,53% 5,28% 5,78% Varians Belanja 90,67% 88,10% 85,78% 82,28% 80,43% 85,45% Rasio Belanja Operasi

Terhadap Total Belanja 37,21% 49,17% 78,02% 65,93% 77,23% 61,51% Rasio Belanja Modal Terhadap

Total Belanja 17,10% 21,48% 21,96% 26,84% 22,76% 22,03% Analisis Efisiensi Belanja 90,67% 88,10% 85,89% 82,28% 80,43% 85,47%

Rasio

Tahun

Rata - Rata

Sumber: Data diolah, 2020

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat Kinerja Keuangan Pendapatan Kota Pasuruan pada tahun 2014 – 2018 dapat dikatakan baik, walaupun pada tahun 2015 dan 2017 mempunyai selisih kurang yang artinya realisasi

pendapatan dibawah jumlah yang

dianggarkan. Dan ada tahun 2017 memiliki persentase paling rendah dibandingkan dengan tahun lainnya, hal ini karena

pendapatan transfer dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah realisasinya menurun. Varians pendapatan >100%

menentukan kota tersebut sudah bagus dalam memperoleh PAD.

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat dari Rasio Derajat Desentralisasi selama lima tahun termasuk dalam rasio <20% dikatakan kurang dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kota

Pasuruan belum dapat mengelola

pendapatannya dan belum mampu

melaksanakan otonomi daerah dan

menunjukan tanggung jawab kepada

pemerintah pusat untuk menggali

pendapatannya sendiri.

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat dari Rasio Kemandirian Keuangan Daerah selama lima tahun mengalami peningkatan, hanya saja pada tahun 2016 mengalami penurunan drastis tetapi masih termasuk dalam pola

hubungan Instruktif dimana peran

pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian pemerintah daerah yang berarti Kota Pasuruan masih kurang dalam kegiatan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat karena itu sangat penting. Kota Pasuruan perlu meningkatkan pajak dan retribusi daerah karena masih bergantung pada pemerintah.

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat dari Rasio Efektivitas PAD selama lima tahun termasuk dalam kategori sangat efektif

tetapi pada tahun 2017 mengalami

penurunan dan termasuk dalam kategori cukup efektif karena >100%.

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat dari Rasio Efisiensi selama lima tahun dengan jumlah tersebut menurut kriteria termasuk dalam kategori efisien karena >5%.

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat Analisis Varians Belanja selama lima tahun dapat dikatakan baik karena mempunyai selisih kurang yang artinya realisasi belanja kurang dari jumlah yang dianggarkan.

(6)

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat dari Rasio Belanja Operasi terhadap Total Belanja selama lima tahun mempunyai persentase rata-rata proporsi belanja operasi sebesar 61,51%.

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat dari Rasio Belanja Modal terhadap Belanja daerah selama lima tahun mempunyai persentase rata-rata proporsi belanja operasi sebesar 22,03%

Berdasarkan tabel 6 dan hasil perhitungan dapat dilihat dari Rasio Efisiensi Belanja selama lima tahun dapat dikatakan sangat baik, hal ini karena realisasi belanja yang meningkat yaitu pada pos belanja operasi, belanja daerah dan biaya tak terduga.

Kesimpulan dari semua rasio yang telah dijelaskan bahwa kinerja keuangan ahwa Kota Pasuruan sudah baik. Tetapi masih memiliki kelemahan pada rasio belanja operasi terhadap total belanja yang masih rendah di bawah rata-rata seharusnya sebanding dengan belanja modal untuk pelayanan masyarakat dan disarankan untuk meningkatkan realisasi belanja.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas secara parsial

berpengaruh negatif terhadap

penghindaran pajak pada perusahaan subsektor plastik dan kemasan selama periode 2015-2018. Hal ini berarti profitabilitas dalam suatu perusahaan dapat berpengaruh terhadap keputusan dalam tindakan penghindaran pajak dan perusahaan besar lebih mampu untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik dan mengadopsi praktek akuntansi yang efektif untuk

menurunkan penghindaran pajak

perusahaan. Sedangkan leverage

secara parsial tidak berpengaruh

terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2018. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan subsektor plastik dan kemasan selama periode 2015-2018. Hal ini mencerminkan seberapa besar aset perusahaan yang

dibiayai oleh hutang, tidak

berpengaruh terhadap tindakan untuk memanfatkan beban bunga yang ditimbulkan sebagai pengurang laba

kena pajak, sebagai bentuk

penghindaran pajak dan perusahaan menggunakan aset tetapnya untuk operasional perusahaan, bukan semata-mata untuk memanfaatkan beban penyusutan aset tetap, yang mana beban penyusutan aset tetap secara fiskal merupakan beban yang dapat jadi pengurang penghasilan kena pajak. 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan berpengaruh signifikan antara profitabilitas dan leverage terhadap penghindaran pajak sebagai proksi dari penghindaran pajak pada perusahaan subsektor plastik dan kemasan selama periode 2015-2018.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan

kesimpulan, maka peneliti mencoba

memberi saran sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian ini,

variabel leverage tidak mempengaruhi tindakan penghindaran pajak dan

sedangkan variabel profitabilitas

memiliki pengaruh terhadap tindakan penghindaran pajak, maka hal ini dapat dijadikan tolak ukur perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk untuk praktik pembayaran pajak. Perusahaan

diharapkan bertindak secara

profesionalisme dalam melakukan

(7)

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan pembahasan sampel dan klasifikasi sektor lainnya, memperpanjang periode penelitian observasi, menambah lebih banyak variabel independen dan mencari atau

menggunakan metode pengukuran

yang terbaru.

3. Bagi pemerintah khususnya Direktur

Jendral Pajak harus dapat

mengevaluasi dan mengefektifkan

peraturan perpajakan yang ada agar memberikan kepastian hokum yang jelas dan sanksi tegas. Sehingga bisa mempersempit ruang gerak perusahaan

untuk melakukan tindakan

penghindaran pajak (tax avoidance) sehingga penerimaan pajak negara dapat dioptimalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Curry dan Budianty. 2018. Pengaruh

Profitabilitas, Likuiditas, dan

Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance. Jurnal.

Dyreng, et al. 2010. The Effect of Executives on Corporate Tax

Avoidance. The Accounting

Review, 85, 1163-1189.

Fahmi Irfan. 2012. Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Febrianti dan Puspita. 2017. Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Penghindaran

Pajak Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI Periode 2012-2014. Jurnal Universitas Nasional.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hidayat. 2018. Pengaruh Profitabilitas ,

Leverage, dan Pertumbuhan

Penjualan Terhadap Penghindaran pajak (Studi Kasus Perusahaan

Manufaktur Indonesia Periode

2011-2014). Skirpsi. Universitas

Tama Jagakarsa

Irianto. 2017. Pengaruh Profitabilitas,

Leverage, Ukuran Perusahaan dan

Intensitas Modal Terhadap

Penghindaran Pajak Pada

Perusahaan Manufaktur Tahun

2013-2015. Jurnal. Universitas

Udayana.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Edeisi 5. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kurniasih, Sari. 2013. Pengaruh Return On

Asset, Corporate Governance,

Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance. E- Jurnal Ekonomi Universitas Udayana.

Marfuah dan Pohan. 2015. Pengaruh

Corporate Social Responsbility dan

Capital Intensity Terhadap

Penghindaran Pajak. Diponogoro

Journal Of Accouting.

Santoso. 2014. Manajemen Keuangan. Buku II. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

Supadmi dan Sugitha. Pengaruh

Karakteristik Perusahaan dan

Beban Iklan Pada Tindakan

Penghindaran Pajak Pada

Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI Periode 2010-2014. Jurnal. Universitas Udayana

Zulfikri dan Nabila. 2018. Pengaruh Risiko

Perusahaan, Leverage dan

Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan

(8)

dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2017. Jurnal

Penelitian Ekonomi Bisnis, 1 (1), Hal: 60-78.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latarbelakang masalah yang ada, maka pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pengajaran dengan materi sesuai yang dibutuhkan para

1. Karya, Yulianti Ji Wong, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan judul, ”Peran Serta Pedagang Kaki Lima Dalam Pengelolaan Fungsi Lingkungan

Dari pengolahan data minyak sawit mentah (CPO) diperoleh kesimpulan yaitu pengendalian persediaan minyak sawit mentah (CPO) dengan metode EOQ tahun 2011 sebanyak 1.138 ton dengan

Gambar 1.14 Diagram Persentase Persepsi Pelatih Terhadap SDM Berdasarkan diagram persentase persepsi pelatih di atas maka sumber daya manusia (SDM) yang ada di Akademi

Erti juga memahami, sebagai guru yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengurusi studi pascasekolah siswa, UNAIR merupakan salah satu kampus favorit yang diidamkan

Masukan (Inputs) Dana Rp.16,551,000.00 SDM 13 orang 47.75 44.75 -3 12,521,000.00 75.65 6,844,000.00 41.35 -34.3  Keluaran (Outputs)  Dokumen raperbup tentang

Dengan keterbatasan keuangan dan banyaknya utang PDAM, PDAM sering terkendala dalam mengembangkan kegiatan bisnisnya dan merugi. Strategi yang dipakai akhirnya mengurangi

antara jumlah gigi yang ompong dengan gangguan ingatan pada.. bapak/ibu yang