Laporan Tahunan 2009 Annual Report. committed to change

(1)

.

...

.

. . . .

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

confidence in tomorrow

2 0

(2)

..

. . . .

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Daftar Isi

Profil Perusahaan / Company Profile

Laporan Manajemen / Management’s Report

Analisa dan Pembahasan / Analysis and Discussion

Tata Kelola Perusahaan / Corporate Governance

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / Corporate Social Responsibility

Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi /

Board of Commissioners and Directors’ Statement

Informasi Perusahaan / Corporate Information

Laporan Keuangan Konsolidasi / Consolidated Financial Statements

m

Pernyataan Visi dan Misi / Vision and Mission Statement Struktur Organisasi / Organizational Structure

Dewan Komisaris / Board of Commissioners Direksi / Board of Director

Struktur Perseroan / Corporate Structure Ikhtisar Keuangan / Financial Highlights Informasi Saham / Stock Information

Laporan Komite Audit / Audit Committee’s Report

Sambutan Komisaris Utama A Message from the Board of Commissioner Laporan Manajemen / Report from the Management

Analisa dan Pembahasan Keuangan / Analysis and Discussion on Financials

Analisa dan Pembahasan Pemasaran / Analysis and Discussion on Operation

Analisa dan Pembahasan Sumber Daya Manusia /

Analysis and Discussion on Human Resources Management

Tata Kelola Perusahaan / Corporate Governance

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / Corporate Social Responsibility

Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi / Board of Commissioners and Directors Statement

Profesi Penunjang Pasar Modal / Capital Market Supporting Institution Kantor Pusat dan Anak Perusahaan / Head Office and Subsidiaries

Laporan Auditor Independen Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 / Independent Auditor’s Report Year Ended December 31, 2009 and 2008

/

2

4 7 9 10

13

14

16

18

20

22

24

26

28

36

38

39

40

45 m

_{Profil Perusahaan / Company Profile}₃

s

...

VISI

MISI

NILAI

M e n j a d i p e r u s a h a a n b e r k e l a s d u n i a y a n g mendistribusikan dan memproduksi produk-produk teknik dan gas industri.

1. Memberikan solusi yang bernilai tambah bagi para mitra bisnis.

2. Mengembangkan usaha secara berkesinambungan. 3. Memastikan profesionalisme.

4. Memperhatikan kepentingan stakeholders termasuk kepedulian pada kelestarian lingkungan.

• KOMITMEN

Senantiasa memenuhi komitmen kepada stakeholders terutama memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

• KERJASAMA

Dalam melaksanakan tugas selalu saling menghargai dan menciptakan kerjasama yang baik.

• PRESTASI

Selalu melakukan inovasi untuk mencapai yang

VISION

MISSION

VALUES

To become a world-class company that manufactures and distributes technical products and industrial gases.

1. To deliver value added solutions to our business partners. 2. To develop sustainable businesses.

3. To ensure professionalism.

4. To accentuate stakeholders value including maintaining the everlasting environment.

• COMMITMENT

To fulfill the commitment to stakeholders, especially in providing the best service to our customers.

• TEAMWORK

To maintain mutual respect among individuals and to create good teamwork.

• PERFORMANCE

To continually strive for excellence through innovation.

... ...

(4)

P ro fi l P e ru s a h C o m p a n y P ro fil

..

. . . .

PT Tira Austenite Tbk didirikan pada tanggal 8 April 1974 dan memulai aktivitas bisnisnya sebagai perusahaan perdagangan yang berfokus sebagai distributor, perwakilan, dan agen tunggal berlisensi untuk produk-produk teknis permesinan berkualitas tinggi dari Eropa. PT Tira Austenite Tbk telah dikenal luas sebagai perwakilan dari perusahaan-perusahaan Eropa yang terkemuka. Dengan perkembangannya yang pesat, PT Tira Austenite Tbk memperluas area bisnisnya dari perdagangan menjadi manufaktur. Di bulan Juli 1993, PT Tira Austenite Tbk menjadi perusahaan publik yang sahamnya terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Saat ini pemegang saham utama dari PT Tira Austenite Tbk adalah PT Mulia Darma Sarana, PT Widjajatunggal Sejahtera, dan PT Martensite Unggul.

Saat ini PT Tira Austenite Tbk memiliki dua Sub Business Unit (SBU), yaitu:

1. SBU Industrial Products

2. SBU Industrial Gases

PT Tira Austenite Tbk menyediakan berbagai macam produk teknis dan pelayanannya untuk berbagai macam industri di bidang-bidang seperti:

• Pupuk

• Semen

• Gula

• Kelapa Sawit

• Pembangunan Kapal

• Industri Pesawat Terbang

• Pertambangan

• Minyak dan Gas

• Perkayuan

• Baja

• Perbengkelan Umum

• Industri Otomotif

• Kaca

• Pertambangan Timah

• Pipa

• Tekstil

• Kertas

• Aluminium

• Gedung-Gedung (Rumah Sakit,

Perkantoran dan Hotel)

• Kimia

• Beragam Industri Kecil Sedang

dan Berat

• Tenaga Listrik

• Pencetakan Baja

PT Tira Austenite Tbk was established on April 8, 1974 and initially operated as a trading company and focused its business as a distributor, representative and licensed sole agent of high quality European technical products. PT Tira Austenite Tbk has been widely acknowledged as a major representative of Europe’s foremost companies.

Due to its rapid growth, PT Tira Austenite Tbk expanded its business area from trading to include manufacturing. In July 1993, it became a public company with its shares listed on the Indonesian Stock Exchange. The present main stockholders of PT Tira Austenite Tbk are PT Mulia Darma Sarana, PT Widjajatunggal Sejahtera and PT Martensite Unggul.

At present, PT Tira Austenite Tbk operates two Strategic Business Units (SBU), as follows:

1. SBU Industrial Products

2. SBU Industrial Gases

PT Tira Austenite Tbk supplies technical products and provides services in many kinds of industries in different fields, such as:

• Fertilizer

• Cement

• Sugar

• Palm Oil

• Shipbuilding

• Aircraft Industry

• Mining

• Oil and Gas

• Timber

• Steel

• General Engineering

• Car Industry

• Glass

• Tin Mining and Processing

• Tube Manufacturing

• Textiles

• Pulp and Paper

• Aluminum Extrusion

• Buildings

(Hospital, Offices and Hotels)

• Chemicals

• Other Light, Medium

and Heavy Industries

• Power Stations

• Mould and Dies Industry

Company Profile

Profil

(5)

Organizational Structure

Struktur

Organisasi

CORPORATE

SBU INDUSTRIAL PRODUCTS

SBU INDUSTRIAL GASES

VP Industrial Gases Head of Sales Head of Marketing Head of Finance &

Administration GM Product Support Head of Logistics VP Industrial Products VP Corporate Finance & Corporate Secretary Head of Corporate HR & GA VP Industrial Products VP Industrial Gases VP Business Development Head of Corporate Internal Audit President Director

(6)

P ro fi l P e C o m p a n y

(7)

(8)

..

. . . .

Drs. Johnny Widjaja

Ir. Johnny Santoso

Shinta Widjaja Kamdani

DR. Yono Reksoprodjo, ST. DIC

Komisaris Utama

Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2000, sebelumnya sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 1990. Di samping itu juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Menara Duta dan Direktur Utama PT Widjajatunggal Sejahtera.

Komisaris

Menjabat Komisaris Perseroan sejak tahun 1979, kemudian sebagai Presiden Komisaris mulai 1990 sampai 2000, dan kemudian dari tahun 2000 sebagai Komisaris. Di samping itu juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Alpha Austenite.

Komisaris

Menjabat Komisaris Perseroan sejak tanggal 24 Juni 2009. D i s a m p i n g i t u m e n j a b a t s e b a g a i D i r e k t u r PT Widjajatunggal Sejahtera dan Direktur PT Menara Duta.

Komisaris

Menjabat Komisaris Perseroan sejak tahun 2003. Sejak akhir Desember 2004 juga menjabat sebagai Ketua Komite Audit Perseroan.

Drs. Johnny Widjaja

Ir. Johnny Santoso

Shinta Widjaja Kamdani

DR. Yono Reksoprodjo, ST. DIC

President Commissioner

He has been the President Commissioner of the Company since 2000, after serving as the Commissioner of the Company since 1990. He is also the President Director of PT Menara Duta and the President Director of PT Widjajatunggal Sejahtera.

Commissioner

He has been member of the Company’s Board of Commissioners since 1979. Held the position of President Commissioner of the Company from 1990 to 2000, and subsequently continuing his prior position as the Commissioner of the Company from 2000 onwards. He is also the President Commissioner of PT Alpha Austenite.

Commissioner

She has been Commissioner of the Company since 24 June 2009. She is also the Director of PT Widjajatunggal Sejahtera and the Director of PT Menara Duta.

Commissioner

He has been Commissioner of the Company since 2003. He has also been the Chairman of the Audit Committee since 2004.

Board of Commissioners

Dewan

Komisaris

1

2

3

4

1 2 3 4

(9)

(10)

..

. . . .

Pada tahun 2009 terjadi 1 (satu) kali perubahan susunan Direksi Perusahaan, yaitu pada tanggal 24 Juni 2009, di mana Bapak Agus Harijanto sebagai Direktur memasuki masa purnabakti dan diangkat 2 (dua) Direktur baru, yaitu Bapak I Nyoman Darma, Ak dan Bapak Ir. Arief Goenadibrata, MBA.

Direktur Utama

Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 11 Desember 2008. Di samping itu juga menjabat sebagai Direktur PT Alpha Austenite, Komisaris PT Tira Andalan Steel, Direktur PT Tanah Sumber Makmur, dan Direktur PT Tekun Asas Sumber Makmur.

Direktur

Menjabat sebagai Direktur sejak tanggal 11 Desember 2008.

Direktur

Menjabat sebagai Direktur sejak tanggal 24 Juni 2009.

Direktur

Menjabat sebagai Direktur perseroan sejak tanggal 24 Juni 2009. Di samping itu juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Alpha Austenite, Direktur Utama PT Tanah Sumber Makmur, dan Direktur Utama PT Tekun Asas Sumber Makmur.

Sri Meitono Purbowo, SE

Selo Winardi

I Nyoman Darma, Ak.

Ir. Arief Goenadibrata, MBA

In 2009, there a restructuring of the Board of Directors took place on 24 June 2009, in which one of the Directors, Mr. Agus Harijanto, entered retirement period, and the Company designated 2 (two) new Directors, namely Mr. I Nyoman Darma, Ak and Mr. Ir. Arief Goenadibrata, MBA.

President Director

He has been the President Director of the Company since 11 December 2008. He is also the Director of PT Alpha Austenite, Commissioner of PT Tira Andalan Steel, Director of PT Tanah Sumber Makmur, and Director of PT Tekun Asas Sumber Makmur.

Director

He has been the Director of the Company since 11 December 2008.

Director

He has been the Director of the Company since 24 June 2009.

Director

He has been the Director of the Company since 24 June 2009. He is also the President Director of PT Alpha Austenite, President Director of PT Tanah Sumber Makmur, and President Director of PT Tekun Asas Sumber Makmur.

Sri Meitono Purbowo, SE

Selo Winardi

I Nyoman Darma, Ak.

Ir. Arief Goenadibrata, MBA

Board of Directors

Direksi

1

2

3

4

1 2 3 4

(11)

Corporate Structure

Struktur

Perseroan

PT Widjajatunggal Sejahtera PT Mulia Dharma Sarana PT Martensite Unggul PT Penta Widjaja Investindo Public Total 25,09% 25,09% 42,52% 42,52% 25,15% 25,15% 3,67% 3,67% 3,57% 3,57% 100 % 100 %

Struktur Perseroan / Corporate Structure 2008 2009

PT Tira Andalan Steel PT Alpha Austenite PT Genta Laras Semesta PT Tanah Sumber Makmur

(Anak Perusahaan / Subsidiary of PT Alpha Austenite) PT Tekun Asas Sumber Makmur

(Anak Perusahaan / Subsidiary of PT Tanah Sumber Makmur)

99% 99% 96% 96% 99% 99% 70% 70% 99,93% 99,93% PT Tira Austenite Tbk 2008 2009

(12)

(13)

...

Penjualan

Bersih

Net Sales

Laba Kotor

Gross Profit

Laba Usaha

Operating Income

Laba (Rugi)

Bersih

Net (Loss) Profit

2009

2008

2007

2006

2005

238.088.920 254.706.070 222.912.554 201.735.360 173.021.368

2009

2008

2007

2006

2005

86.635.096 100.159.009 87.634.253 82.219.027 68.532.228

2009

2008

2007

2006

2005

20.154.156 22.045.574 18.209.639 12.243.466 14.880.905

2009

2008

2007

2006

2005

2.202.661 1.330.613 2.523.470 6.318.687 2.963.267

(14)

..

. . . .

Financial Highlights

Ikhtisar

Keuangan

HASIL USAHA POSISI KEUANGAN Penjualan Bersih Laba Kotor Laba Usaha Laba (Rugi)

Sebelum Taksiran Pajak Laba (Rugi) Bersih Jjumlah Saham (Lembar) Laba (Rugi) Bersih

Per Saham (Rp) Dividen

Perbandingan Laba Kotor Terhadap Penjualan Bersih Perbandingan Laba Usaha

Terhadap Penjualan Bersih Perbandingan Laba Bersih

Terhadap Jumlah Aktiva Perbandingan Laba Bersih

Terhadap Modal Sendiri

Aktiva Lancar Jumlah Aktiva Modal Kerja Bersih Jumlah Investasi Kewajiban Lancar Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas

Laba (Rugi) yang Ditahan Perbandingan Aktiva lancar

Terhadap Kewajiban Lancar Perbandingan Kewajiban

Terhadap Jumlah Aktiva Perbandingan Kewajiban

Terhadap Modal sendiri

PROFITABILITY

FINANCIAL POSITION

Net Sales Gross Profit

Income from Operations Pretax Income

Net (loss) Income Number of Shares Net (Loss) Earnings

Per Share (Rp) Payable Dividend (Rp) Gross Profit to Net Sales Income from Operations

To Net Sales Net Income to Net Sales Net Income to Total Assets Return on Equity

Current Assets Total Assets Net Working Capital Investment Current Liabilities Total Liabilities Equity Retained Earnings Current Ratio Debt to Asset Ratio Debt to Equity Ratio 254.706.070 100.159.009 22.045.574 7.925.732 1.330.613 58.800.000 23 -39,32% 8,66% 0,52% 0,58% 1,74% 2008 152.109.319 228.581.820 20.597.759 -131.511.56 148.541.152 76.401.224 15.851.312 1.15:1 0.65:1 1.94:1 238.088.920 86.635.096 20.154.156 5.960.359 2.202.661 58.800.000 37 -36.39% 8.46% 0.93% 1.09% 2.80% 2009 136.653.101 201.789.483 27.281.457 -109.371.645 118.862.115 78.603.885 18.053.973 1.25:1 0.59:1 1.51:1 222.912.554 87.634.253 18.209.693 3.587.053 2.523.470 58.800.000 43 -39,31% 8,17% 1,13% 1,06% 3,36% 2007 146.882.082 238.871.347 20.564.203 -126.317.879 160.754.289 75.070.611 14.520.699 1.16:1 0.67:1 2.14:1 201.735.360 82.219.027 12.243.466 7.324.202 6.318.687 58.800.000 107 -40,76% 6,07% 3,13% 2,58% 8,71% 2006 145.458.199 244.958.464 8.747.764 -136.710.435 168.766.291 72.547.141 11.997.228 1.06:1 0.69:1 2.33:1 173.021.368 68.532.228 14.880.905 7.877.284 2.963.267 58.800.000 50 -39,61% 8,60% 1,71% 1,64% 4,01% 2005 117.321.287 180.276.909 53.313.128 554.973 64.008.159 101.118.792 73.972.203 5.678.542 1.83:1 0.56:1 1.37:1 2009 2008 2007 2006 2005

Financial Result

PT Tira Austenite Tbk (in Thousand Rupiah)

Informasi Hasil Usaha

PT Tira Austenite Tbk (dalam Ribuan Rupiah)

...

(15)

Stock Information

Informasi

Saham

Triwulan I / Quarter I Triwulan II / Quarter II Triwulan III / Quarter III Triwulan IV / Quarter IV Triwulan I / Quarter I Triwulan II / Quarter II Triwulan III / Quarter III Triwulan IV / Quarter IV Triwulan I / Quarter I Triwulan II / Quarter II Triwulan III / Quarter III Triwulan IV / Quarter IV 1500 1500 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1500 1500 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1500 1500 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 67.321 67.321 71.809 71.809 71.809 71.809 71.809 71.809 71.809 71.809 71.809 71.809 Kurs / Rate Tahun / Year Index Harga Saham Individual / Individual Share Price Index

Tertinggi / Highest Terendah / Lowest Penutupan / Closing 2007

2008

2009

PT Mulia Darma Sarana PT Martensite Unggul PT Widjajatunggal Sejahtera PT Penta Widjaja Investindo Public Total 42.52% 25.15% 25.09% 3.67% 3.57% 100 %

Pemegang Saham / Shareholder Prosentase Kepemilikan / Ownership

Ir. Johnny Santoso Komisaris / Commissioner 7.000

(16)

(17)

L a p o ra n M a n a je m e n M a n a g e m e n t’s R e p o rt

Audit Committee Report

Laporan

Komite Audit

Komite Audit yang bekerja di tahun 2009, dengan komposisi Yono Reksoprodjo sebagai ketua serta Dodie Budianto dan Sukarman W. sebagai anggota, selama kurun waktu tahun 2009 telah melakukan setidaknya 7 (tujuh) kali pertemuan resmi yang juga dihadiri oleh anggota Dewan Komisaris dan pimpinan Perseroan dan, rapat informal sesuai kebutuhan. Semenjak melakukan perubahan pola rapat tetap Komite Audit, yang dilakukan bersama dengan jalannya rapat Komisaris dan pimpinan Perseroan sejak tahun 2008, setiap permasalahan yang dihadapi dirasakan telah dapat disikapi dan diselesaikan secara lebih efektif dan efisien.

Perubahan pola pertemuan tadi telah menyebabkan terjadinya perbaikan kinerja Perseroan secara umum khususnya dalam kiat manajerial. Walaupun Perseroan masih dalam posisi yang belum dapat melompat jauh karena berbagai permasalahannya, langkah-langkah yang dipilih oleh para pimpinan Perseroan, yakni Sri Meitono

Throughout 2009, the Audit Committee, which was comprised of Yono Reksoprodjo as chairman and Dodie Budianto and Sukarman W. conducted 7 (seven) official meetings that were attended by members of the Company’s Board of Commissioners and Board of Directors, and informal meetings as required. Since 2008, the meetings of the Audit Committee have been aligned with the meetings of the Board of Commissioners and the Board of Directors, every issue faced by the Company has been addressed in a more effective and efficient manner.

This alignment of the meetings has brought about improvements in the general performance of the Company, especially in its managerial techniques. Although significant progress of the Company was impeded due to various issues, the measures chosen by the Directors of the Company, namely Sri Meitono Purbowo, I Nyoman Darma,

(18)

..

. . . .

Purbowo, I Nyoman Darma, Selo Winardi, dan Arief Goenadibrata, dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul, tampak mulai membuahkan solusi dan hasil yang lebih baik dari masa lalu. Penegakan Good Corporate Governance yang menjadi komitmen utama Perseroan bukan saja tetap dijalankan, namun kualitasnya pun telah ditingkatkan.

Berbeda dengan hasil dari berbagai pencapaian sisi manajerial di tahun 2009, kinerja Perseroan tidak dapat terhindar dari terpaan dampak krisis ekonomi dunia. Hal ini cukup memberikan kesulitan bergerak bagi Perseroan dalam mencapai target-targetnya, misalnya target penjualan di tahun 2009. Berbagai peristiwa pembatalan pesanan dari pelanggan Perseroan yang juga terkena dampak krisis telah mengakibatkan kinerja penjualan Perseroan di tahun 2009 menunjukkan angka yang tidak sebaik angka hasil pencapaian penjualan di tahun 2008. Hanya karena keberhasilan di sisi upaya efisiensi dan reorientasi, sebagaimana tercapai pada manajemen logistik, Perseroan dapat menunjukkan keuntungan bersih lebih tinggi daripada tahun 2008.

Kiat efisiensi ini juga telah mengantarkan Perseroan pada komitmen untuk berkonsentrasi khususnya pada para pelanggan dan produk-produk utama. Akibat dari pilihan ini, Perseroan mulai lebih fokus pada layanan dengan jenis produk dan pelanggan yang lebih spesifik dan yang dapat memberikan nilai tambah yang pasti. Karena prioritas pimpinan Perseroan dalam kiat efisiensi inilah maka kerjasama antar SBU secara internal menjadi lebih terasa, Di tahun kerja 2009, Komite Audit mencatat bahwa management direction yang diarahkan pada committed to change serta ditandatanganinya “pakta integritas” oleh semua lini kerja Perseroan dirasakan cukup membuahkan hasil. Salah satunya adalah efisiensi kerja yang mampu memberikan hasil akhir tahun Perseroan yang cukup baik di tengah krisis global yang berdampak pada kinerja industri di tanah air.

Secara umum, Komite Audit di tahun 2009 telah menjalankan peran dan tanggung jawabnya termasuk memberikan perhatian secara saksama atas segenap temuan dan laporan yang masuk, termasuk laporan hasil audit auditor eksternal serta laporan kajian ulang interim yang mencakup kebijakan manajemen dan perlakuan akuntansinya. Komite Audit menyatakan cukup puas atas keleluasaannya untuk dapat bekerja secara objektif selama tahun 2009.

Disetujui oleh Komite Audit dan di tandatangani atas nama Komite Audit pada bulan April 2010 oleh:

Selo Winardi and Arief Goenadibrata, to address these issues brought about solutions and results that were better than in previous years. The Company’s primary commitment, Good Corporate Governance has not only been implemented, but also seen quality improvements.

In contrast with the results and achievements of the management, the Company’s performance in 2009 was inevitably affected by the global economic crisis, which hindered the Company from achieving its targets, for example, its sales targets. Customers, who were also severely affected by the economic crisis, cancelled many orders that in turn caused the sales figure in 2009 to be lower than that in 2008. It was only through the success of the Company’s efficiency and reorientation efforts, like that achieved in logistic management that eventually resulted in a higher net income for the Company compared with its result in 2008.

These efficiency measures have led to a commitment by the Company to focus on its main customers and products. As a direct result, the Company paid more attention to its services with more specific product types and customers, as well as to those capable of creating definite added value. Because of the Board of Directors priority, the internal collaboration between SBUs has begun to be effective.

In 2009, the Audit Committee felt that the commitment to change by management, and the signing of the integrity pact by all elements within the Company, have been fruitful. One of the results was the improvement in work efficiency, which was able to yield a satisfactory end-of-year result for the Company amidst the global crisis that troubled the performance of many industries in Indonesia.

In general, the Audit Committee in 2009 conducted its roles and responsibilities, including giving careful consideration to all findings and reports, which includes interim reviews and reports from external auditors, and management policies and accounting treatment. The Audit Committee is satisfied with its autonomy and independence that have allowed it to conduct its tasks objectively throughout 2009.

Approved by the Audit Committee and signed on behalf of the Audit Committee in April 2010 by:

Audit Committee Report

Laporan

Komite Audit

L a p o ra n M a n a je m e n M a n a g e m e n t’ s R e p o rt

..

. . . .

Jakarta, April 2010

DR. Yono Reksoprodjo, ST. DIC.

(19)

Message from

the President Commissioner

Sambutan

Komisaris Utama

Terpaan krisis finansial di tahun 2008 masih menimbulkan kesulitan bagi banyak perusahaan hingga akhir tahun 2009. Krisis ini pun cukup mempersulit Perseroan dalam mencapai target penjualannya di tahun 2009 sebagaimana yang telah direncanakan. Sebagian pesanan pembelian yang telah dikonfirmasi sebelumnya dibatalkan oleh para pelanggan, baik besar maupun kecil. Akibatnya, pencapaian penjualan Perseroan di tahun 2009 menurun dibandingkan dengan hasil pencapaiannya di tahun 2008. Kendati penjualan Perseroan mengalami penurunan, laba

The financial crisis of 2008 continued to cause considerable difficulties for many companies throughout 2009. The crisis also weighed heavily on the Company’s ability to achieve its sales targets for 2009 as initially planned. Many confirmed and firm purchase orders from both major and minor customers were inevitably cancelled. As a result, the sales achievement of the Company for 2009 declined, compared to that of 2008.

(20)

..

. . . .

yang serius dan terukur dalam menciptakan budaya kerja baru yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. Hal ini diharapkan dapat membuat setiap elemen dalam Perseroan selalu berpikir positif dalam rangka melanjutkan kesinambungan dan meningkatkan kinerja Perseroan, di t e n g a h b e r b a g a i k o n d i s i y a n g t i d a k s e l a l u menguntungkan, seperti krisis keuangan global di tahun 2008 dan 2009.

Penurunan pertumbuhan sekitar 7% dari tahun 2008 menyebabkan penurunan laba usaha Perseroan sebesar 9% di tahun 2009 ini dibandingkan 2008. Walapun demikian, Perseroan mampu menghasilkan laba bersih senilai Rp 2,2 milyar atau naik sebesar Rp 872 juta dibandingkan tahun 2008. Kinerja ini diraih melalui antara lain program efisiensi Perseroan. Di tahun 2009, penjualan SBU Industrial Products dicatat menurun hingga 15% dari tahun sebelumnya, akibat banyaknya pembatalan pesanan yang telah dikonfirmasi sebelumnya oleh pelanggan, terutama pada industri baja dan pertambangan. Di sisi lain, penjualan mesin las dan mesin potong (welding & cutting machines) meningkat hingga 200% dari tahun sebelumnya. Anak Perseroan, PT Alpha Austenite, juga mencatat penurunan penjualan sekitar 11% dari tahun sebelumnya. Sebaliknya, SBU Industrial Gases di tahun 2008 berhasil membukukan pertumbuhan sebesar 8%.

Dewan Komisaris telah menyetujui rencana strategis pimpinan Perseroan untuk tahun 2010, antara lain diversifikasi usaha SBU Industrial Products, khususnya jasa Engineering & Construction dan peningkatan nilai tambah produk serta pelayanan. Untuk SBU Industrial Gases, Perseroan telah merencanakan untuk melebarkan sayap usahanya ke Sumatera dan Kalimantan, dan juga membangun gardu pengisian (filling stations) di lokasi-lokasi strategis. Perseroan juga akan melakukan pengembangan usaha melalui penekanan pada pertumbuhan penjualan serta pertumbuhan keuntungan melalui peningkatan dalam aspek Produktivitas, Maksimalisasi Utilisasi Aset, dan Kepatuhan.

Akhir kata, upaya yang dilakukan Perseroan di tahun 2009 tidaklah lepas dari peran seluruh pemangku kepentingan, khususnya pihak manajemen dan karyawan Perseroan, para mitra kerja, dan tentunya para pelanggan. Untuk itu, kami sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kami yang sebesar-besarnya. Tentunya kemurahan, kasih, dan perlindungan Tuhan yang Maha Kuasa adalah penentu dari segalanya yang telah dikerjakan selama tahun 2009. Kami berdoa dan berharap agar Tuhan terus memberikan kemurahan, kasih, dan perlindungan kepada kita semua di tahun-tahun mendatang, sehingga semua target dapat dilampaui.

Message from

the President Commissioner

Sambutan

Komisaris Utama

constitutes a serious and measurable commitment to foster a new, improved and sustainable work culture. This is expected to bring about optimism in all elements of the Company in order to further its existence and performance, even in light of all undesirable conditions, such as the global financial crisis in 2008 and 2009.

The 7% decline in growth in 2009 from that in 2008 caused a 9% decrease in the Company’s operating income from that in 2008. However, the Company managed to record a net income of Rp 2.2 billion, an increase of Rp 872 million from the net income of 2008, in part due to the Company’s efficiency programs. In 2009, sales in SBU Industrial Products recorded a 15% decrease from that of the previous year, due to the cancellation of many confirmed customer orders, especially in the steel and mining sectors. On the other hand, the sales of welding and cutting machines experienced a 200% increase from the previous year. One of the Company’s Subsidiaries, PT Alpha Austenite, also recorded a decrease in its sales by approximately 11% from the previous year. Conversely, SBU Industrial Gases recorded an 8% increase in growth.

The Board of Commissioners has approved the 2010 strategic plans of the Directors of the Company, including the diversification of business in its SBU Industrial Products, especially the Engineering and Construction services, and the improvement of the added value of its products and services. For SBU Industrial Gases, the Company plans to expand this business to Sumatera and Kalimantan, accompanied by additional filling stations at strategic locations. The Company will also expand its business with certain emphasis on sales growth and profitability growth, through improvements in Productivity, the Maximization of Asset Utilization, and Compliance.

Finally, every effort of the Company in 2009 was inseparable from the role of all stakeholders, especially the management and employees of the Company, its work partners, and certainly our customers. We would like to extend our deepest gratitude and greatest appreciation to them all. Surely the grace and protection of God Almighty was the deciding factor in everything we did in 2009. We pray that God will continue to provide the sustenance and security to us in the years to come, so that we might not only meet our targets, but exceed them.

Jakarta, April 2010

Drs. Johnny Widjaja

(21)

Report from

the Management

Laporan

Manajemen

Krisis finansial, terutama krisis likuiditas, yang berawal di semester II tahun 2008 masih terus berlanjut hingga kini, dan puncaknya dirasakan di tahun 2009.

Hal tersebut tercermin dari masih adanya pembatalan-pembatalan permintaan ataupun pesanan yang telah dikonfirmasi sebelumnya oleh beberapa industri di Indonesia kepada Perseroan. Dampaknya pada kinerja Perseroan tak dapat dihindari, sehingga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008.

Sebagai akibatnya, penjualan Perseroan mengalami penurunan pertumbuhan rata-rata 7% dari tahun sebelumnya, membukukan Penjualan Bersih sebesar Rp 238 miliar di tahun 2009 dibanding dengan Rp 254,7 miliar di tahun 2008. Penurunan terbesar terjadi di sektor industri baja, diikuti oleh sektor pertambangan serta gula dan ekspor rotan. SBU Industrial Product memberikan kontribusi sebesar 53% terhadap total penjualan dan SBU Industrial Gases memberikan kontribusi sebesar 32% sementara SBU Manufacturing memberikan kontribusi sebesar 15%.

Penjualan SBU Industrial Product sendiri turun sebesar 15% dari tahun lalu sebagai dampak dari krisis finansial global ini, dipimpin oleh penurunan dari sektor industri baja dan industri pertambangan, namun SBU Industrial Gases berhasil tumbuh sebesar 8%. PT Alpha Austenite (anak

The financial crisis, especially the liquidity crisis, which began in the second semester of 2008, was still palpable; its peak was in 2009.

This was reflected by the cancellation of confirmed requests or orders by several industries in Indonesia. The impact on the corporate performance was truly unavoidable, so the Company experienced a decline compared to 2008. Consequently, the Company experienced a decrease in sales growth by an average of 7% from that of the previous year, recording a net sales of Rp 238 billion in 2009, compared to Rp 254.7 billion in 2008. The steepest decline was in the steel sector, followed by mining and sugar industrial sectors and also in rattan exports. SBU Industrial Product contributed 53% of total sales while SBU Industrial Gases contributed 32% and SBU Manufacturing contributed 15%.

SBU Industrial Product sales alone fell by 15% from the previous year because of the global financial crisis, led to a decline in the steel and mining sectors. However, SBU Industrial Gases managed to grow by 8%. PT Alpha Austenite (a subsidiary of the Company) decreased by 11% from the previous year. In 2009, the Company recorded an operating profit of Rp 20 billion, compared to Rp 22 billion in 2008, a decrease of 9%. However, by implementing efficiency programs in various fields, and by improving its logistics, the Company managed to record a net profit of Rp 2.2 billion, an increase of Rp 872 million from the previous year.

(22)

..

. . . .

Di tahun 2009, SBU Industrial Product berfokus pada produk Welding & Cutting Machine yang berhasil tumbuh sebesar 200% dibandingkan tahun sebelumnya, serta Spare Parts dan Pelayanan Purna Jual (Jasa). Sedangkan SBU Industrial Gases lebih berfokus pada pelanggan utama kami (khususnya di bidang pertambangan, minyak dan gas), dan meningkatkan tingkat pelayanan terutama pada pelanggan tersegmentasi yang utama.

Pada tahun 2010, untuk SBU Industrial Product, Perseroan akan lebih menekankan pada perluasan atau diversifikasi usaha seperti Engineering & Construction serta pada peningkatan nilai tambah baik produk maupun pelayanan. Sedangkan pada SBU Industrial Gases akan dilakukan perluasan pasar ke Sumatra dan Kalimantan serta penambahan Filling Station, selain juga akan dilakukan program efisiensi secara berkesinambungan.

Pengembangan Perseroan di tahun 2010 akan ditekankan pada pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan keuntungan, serta pada peningkatan produktivitas, maksimalisasi utilisasi aset dan kepatuhan.

Perubahan lingkungan bisnis menjadi semakin kompetitif di tahun 2009 menuntut Perseroan untuk melakukan perubahan-perubahan strategis. Perubahan tersebut dimulai dengan program Management Direction yang dilakukan secara berkala di seluruh Regional Area di seluruh Indonesia. Melalui media ini, Perseroan menyampaikan ke semua karyawan arah dan sasaran Perseroan ke depan dengan tujuan untuk menciptakan persepsi yang sama dalam mencapai sasaran Perseroan. Hal ini kemudian diikuti dengan penetapan ikrar “committed to change” pada akhir semester II tahun 2009, yang ditujukan untuk mengubah pola pikir dan cara pandang setiap karyawan agar siap untuk melakukan perubahan-perubahan yang perlu segera dilakukan apabila menginginkan Perseroan tetap eksis dan berkembang.

Sehubungan dengan itu, Perseroan telah melakukan penandatanganan Pakta Integritas oleh Direksi dan seluruh level karyawan yang bertujuan membentuk budaya baru Perseroan serta menumbuhkan semangat tata kelola perusahaan yang baik di setiap aktivitas Perseroan. Pada akhirnya hal ini akan menunjukkan bahwa Perseroan adalah entitas bisnis yang dijalankan secara profesional dan memiliki kredibilitas serta integritas tinggi.

Sebagai penutup, atas nama Direksi kami mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para pemegang saham, pelanggan, mitra usaha, dan seluruh karyawan PT Tira Austenite Tbk. atas segala bantuan serta dukungannya sehingga Perseroan tetap eksis dan berkembang.

Report from

the Management

Laporan

Manajemen

In 2009, SBU Industrial Product focused on Welding & Cutting Machine products, which had successfully grown by 200% over the previous year, along with the Spare Parts and Aftersales Services. SBU Industrial Gases focused more on its key account customers (especially in mining, oil and gas), and enhanced its level of service to its segmented (key account) customers.

In 2010, for SBU Industrial Product, the Company will emphasize the expansion or diversification of activities, such as Engineering & Construction, as well as on increasing added value on its products and services. For SBU Industrial Gases, the Company will expand its market to Sumatra and Kalimantan and increase the number of filling stations, while continuously performing efficiency programs.

Developments in the Company in 2010 will be focused on revenue and profitability growth, as well as on increasing productivity and maximizing asset utilization and compliance.

Changes in the business environment that made it increasingly more competitive in 2009 required the Company to employ strategic changes. These changes began with the Management Direction program, which was conducted on a regular basis throughout all its Regional Areas in Indonesia. Through this, the Company conveys its direction and targets to all employees, with the aim of creating the same perception across the board in achieving its goals. This was followed by the adoption of the pledge "committed to change" at the end of the second semester of 2009, which was aimed at a transformation of the mindset and outlook of every employee, to be ready to immediately implement changes that are necessary if the Company is to continue to exist and flourish.

The Integrity Pact was signed by the Board of Directors and all levels of employees. The Pact aims to create a new company culture and foster the spirit of Good Corporate Governance in all activities. In turn, this will indicate that the Company is a business entity that is professionally managed and possesses a high degree of credibility and integrity.

As a final note, on behalf of the Board of Directors we extend our gratitude and appreciation to our shareholders, customers, business partners, and employees of PT Tira Austenite Tbk. for their aid and support that ensured the company continued to thrive.

Jakarta, April 2010

Sri Meitono Purbowo, SE

(23)

A n a lis a & P e m b a h a s a n A n a ly sis & D is c u ss io n

Analysis and Discussion

on Financials

Analisa dan

Pembahasan Keuangan

Secara umum, kondisi ekonomi makro Indonesia tahun 2009 cukup stabil, walaupun kondisi ekonomi dunia masih belum pulih dari dampak krisis yang terjadi pada tahun 2008. Kestabilan ini tercermin dari adanya pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5%, inflasi sebesar 2,78%, dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat per akhir tahun 2009 ditutup dengan nilai Rp 9.400 per dolar AS, serta suku bunga SBI sebesar 6,5%.

Namun demikian, kondisi yang baik tersebut belum cukup membantu iklim usaha secara umum di Indonesia, terutama dalam industri manufaktur yang berorientasi ekspor.

Kinerja Perseroan tahun 2009 secara umum masih terkendali, walaupun belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kinerja Perseroan secara terinci adalah seperti diuraikan di bawah ini.

Total aktiva Perseroan tahun 2009 adalah sebesar Rp 201,8 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp 26,8 miliar atau 11,7% jika dibandingkan dengan nilai tahun 2008 sebesar Rp 228,6 miliar. Penurunan aktiva Perseroan ini disebabkan adanya penurunan baik pada aktiva lancar maupun pada aktiva tidak lancar. Ini karena selama tahun 2009, Perseroan lebih banyak menggunakan sebagian besar dana untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, serta hanya sedikit pengeluaran untuk menambah aktiva tidak lancar, terutama aktiva tetap.

Aktiva lancar Perseroan turun sebesar Rp 15,5 miliar atau 10,2%, demikian juga kewajiban lancar Perseroan turun sebesar Rp 22,2 miliar atau 16,9%, sehingga modal kerja bersih Perseroan naik sebesar Rp 6,7 miliar atau 32,5%. Perbandingan aktiva lancar Perseroan terhadap kewajiban lancar adalah sebesar 1,25:1, naik jika dibandingkan dengan perbandingan untuk tahun 2008 sebesar 1,15:1. Aktiva tidak lancar Perseroan turun sebesar Rp 11,3 miliar atau 14,8%, mewakili penurunan terbesar pada nilai aktiva tetap. Selain itu, kewajiban tidak lancar Perseroan turun sebesar Rp 7,6 miliar atau 44,7% karena tidak adanya pinjaman baru yang cukup berarti, baik dari Bank maupun dari pihak ketiga lainnya.

Selama tahun 2009 Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 238 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp 17 miliar atau 6,6% jika dibandingkan dengan nilai penjualan tahun 2008 sebesar Rp 255 miliar. Penurunan ini Total Aktiva

Laba/Rugi

Although the global economy was still recovering from the impact of the 2008 crisis, the macroeconomic condition in Indonesia in 2009 was generally quite stable. This stability was reflected in 4.5% economic growth, 2.78% inflation, the exchange rate of Rp 9,400 per U.S. dollar as of the end of 2009, as well as the SBI rate at 6.5%.

However, these favorable conditions were not enough to help the general business climate in Indonesia, especially in export-oriented manufacturing industries.

The Company’s performance, as a whole, in 2009 was still under control, though not yet able to achieve the set targets. The Company performance is detailed below.

Total assets of the Company in 2009 amounted to Rp 201.8 billion, a decrease of Rp 26.8 billion or 11.7%, compared to Rp 228.6 billion in 2008. This decrease was due to a decrease in both current assets and non-current assets. During 2009, the Company used most of the funds to fulfill its long-term obligations; only a small proportion was spent to increase non-current assets, primarily fixed assets. The current assets of the Company decreased by Rp 15.5 billion or 10.2%, while its current liabilities decreased by Rp 22.2 billion or 16.9%. As a result, the Company's net working capital increased by Rp 6.7 billion or 32.5%. Ratio of the Company’s current assets to its current liabilities was 1.25:1, an increase from 1.15:1 in 2008.

(24)

..

. . . .

terjadi terutama karena penurunan penjualan SBU

Industrial Product sebesar Rp 23,5 miliar atau 15%, kenaikan penjualan pada SBU Industrial Gases sebesar Rp 5,6 miliar atau 8%, dan penurunan penjualan pada Anak Perusahaan dalam bidang Manufacturing sebesar Rp 4,9 miliar atau 10%; sedangkan penjualan pada PT Tanah Sumber Makmur mengalami kenaikan sebesar Rp 1,7 miliar atau 9,6%, penurunan penjualan pada PT Tekun Asas Sumber Makmur sebesar Rp 0,5 miliar atau 3%, serta penurunan penjualan pada PT Alpha Austenite sebesar Rp 6,2 miliar atau 46,8%.

Beban usaha Perseroan tahun 2009 mencapai Rp 66 miliar, turun sebesar Rp 12 miliar atau 15% dibandingkan dengan nilai tahun 2008 sebesar Rp 78 miliar. Penurunan beban usaha ini disebabkan oleh adanya efisiensi pada semua biaya operasional, terutama beban biaya pensiun pegawai tahun 2009, yang lebih kecil dibandingkan tahun 2008. Laba usaha Perseroan tahun 2009 mencapai Rp 20 miliar atau 8,5% dari penjualan, mengalami penurunan sebesar Rp 2 miliar atau 9% jika dibandingkan dengan laba usaha tahun 2008 sebesar Rp 22 miliar, atau 8,7% dari penjualan. Penurunan ini disebabkan oleh karena adanya penurunan penjualan kepada industri manufaktur yang berorientasi ekspor.

Laba bersih Perseroan tahun 2009 mencapai Rp 2,2 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp 0,9 miliar atau 65,4% jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 1,3 miliar.

Kenaikan laba bersih tahun 2009 dibandingkan tahun 2008 diperoleh dari SBU Industrial Product sebesar 33%, dari SBU Industrial Gases sebesar 77%, sedangkan Anak Perusahaan dalam bidang Manufacturing masih mengalami kenaikan rugi bersih sebesar 1%.

Kemampuan Perseroan dalam membayar semua kewajibannya didasarkan pada perbandingan antara kewajiban terhadap ekuitas pada tahun 2009 adalah sebesar 1,51:1. Perbandingan serupa untuk tahun 2008 adalah 1,94:1.

Semakin kecilnya rasio total kewajiban terhadap ekuitas di tahun 2009 disebabkan total kewajiban Perseroan turun sebesar Rp 29,6 miliar atau 20%, sedangkan ekuitas Perseroan naik sebesar Rp 2,2 miliar atau 2,9% yang berasal dari laba bersih yang diperoleh Perseroan selama tahun 2009.

Dalam rangka peningkatan kinerja Perseroan pada tahun 2010 sekaligus mengantisipasi kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2010, Perseroan akan melakukan tindakan peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional di setiap Unit Usaha dan Divisi Perseroan termasuk di bidang keuangan. Proses restrukturisasi seluruh hutang Perseroan, yang meliputi hutang jangka pendek terutama fasilitas overdraft dan LC, serta penambahan pinjaman jangka panjang dari bank diharapkan akan dicapai pada tahun 2010. Restrukturisasi hutang dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan modal kerja dan investasi yang diperlukan untuk peningkatan usaha Perseroan di masa mendatang.

a decrease of Rp 17 billion or 6.6% compared to sales of Rp 255 billion in 2008. This decline was primarily due to a decrease of Rp 23.5 billion or 15% in sales by SBU Industrial Products, an increase of Rp 5.6 billion or 8% in SBU Industrial Gases sales, and a decline in sales by Rp 4.9 billion or 10% in the Company’s Subsidiary in the Manufacturing field. Meanwhile, sales at PT Tanah Sumber Makmur increased by Rp 1.7 billion or 9.6%, and sales at PT Tekun Asas Sumber Makmur declined by Rp 0.5 billion or 3%, and sales at PT Alpha Austenite declined by Rp 6.2 billion or 46.8%.

The Company’s operating expenses for 2009 reached Rp 66 billion, a decline of Rp 12 billion or 15% compared to Rp 78 billion in 2008. This decrease was due to efficiency in all operating costs, but primarily in employee pension costs which were less in 2009 than in 2008.

Operating income in 2009 reached Rp 20 billion or 8.5% of total sales, which represented a decrease of Rp 2 billion, or 9% compared to Rp 22 billion or 8.7% of total sales in 2008. This decrease was mainly due to a decrease in sales in export-oriented manufacturing industries.

Net income in 2009 reached Rp 2.2 billion, an increase of Rp 0.9 billion, or 65.4% compared to Rp 1.3 billion in 2008.

The increase in net profit in 2009 compared to 2008 was the result of an increase of 33% from SBU Industrial Products, and an increase of 77% from SBU Industrial Gases. However, the Company’s Subsidiary in the Manufacturing field recorded an increase of 1% in net loss.

The Company's ability to repay all its obligations was based on the ratio of liabilities to equity of 1.51:1 in 2009, compared with 1.94:1 in 2008.

The smaller ratio of total liabilities to equity in 2009 was due to a decrease of the Company’s total liabilities by Rp 29.6 billion or 20%, while its equity increased by Rp 2.2 billion or 2.9% from net income earned during 2009.

In order to improve the performance of the Company in 2010 as well as to anticipate the conditions of the Indonesian economy in 2010, the Company will undertake major measures to improve its operational efficiency and effectiveness in each of its Business Units and Divisions, including its financial sector. The process of restructuring the entire debt of the Company, which includes short-term debt, mainly overdraft facilities and LC, as well as the addition of long-term loans from banks, is expected to be achieved in 2010. Debt restructuring will be carried out in order to meet the requirements for working capital and investment needed to improve and expand the Company’s businesses in the future.

Analysis and Discussion

on Financials

Analisa dan

Pembahasan Keuangan

A n a li s a & P e m b a h a s a n A n a ly si s & D is c u ss io n

(25)

A n a lis a & P e m b a h a s a n A n a ly sis & D is c u ss io n

Analysis and Discussion

on Operation

Analisa dan

Pembahasan Pemasaran

SBU INDUSTRIAL PRODUCT

Perlambatan ekonomi global tahun 2008 dirasakan dampaknya sepanjang 2009 oleh berbagai industri di Indonesia. Beberapa perusahaan mengantisipasi dampak krisis tersebut antara lain dengan mencari produk alternatif yang lebih murah, melakukan penundaan, atau bahkan membatalkan pembelian.

Tentunya hal tersebut menimbulkan dampak yang tak terhindarkan bagi kinerja Perseroan. Secara keseluruhan, SBU Industrial Product mengalami penurunan penjualan sebesar 15% dibandingkan tahun 2008. Kontribusi terbesar dalam penurunan ini berasal dari penurunan permintaan akan barang dan jasa Perseroan, khususnya di sektor pertambangan dan pembuatan baja. Akan tetapi, sektor lainnya seperti industri semen mengalami kenaikan permintaan akan barang dan jasa.

Dilihat dari segi produk, kontribusi terbesar terhadap penurunan penjualan adalah dari produk Stainless Steel dan Machinery Steel yang masing-masing turun sebesar 29% dan 25%. Hal yang menggembirakan dirasakan pada bidang penjualan welding dan cutting machines, spare parts, beserta kegiatan pelayanan purnajualnya. Penjualan yang naik lebih dari tiga kali lipat, atau 300% dibandingkan tahun 2008, disebabkan adanya penataan kembali organisasi penjualan, diraihnya beberapa proyek besar, serta partisipasi Perseroan di sektor pendidikan.

Di tahun 2010 Perseroan akan melakukan penataan dan perubahan pada SBU Industrial Product. Penarikan diri dari partisipasi Perseroan di beberapa sektor industri yang kurang menguntungkan dan perampingan produk-produk yang ditawarkan akan menjadikan fokus Perseroan lebih tajam. Di samping itu, keikutsertaan Perseroan dalam beberapa proyek Engineering & Construction dan pembuatan barang jadi yang bernilai tambah diperkirakan akan meningkatkan pendapatan Perseroan.

SBU INDUSTRIAL PRODUCT

The impacts of the 2008 global economic slowdown were felt throughout 2009 by various industries in Indonesia. Some companies anticipated the impact of the crisis by seeking alternative, more affordable products, or delaying or canceling their purchases.

These impacts are inevitably linked to the Company’s performance. Overall, the SBU Industrial Product sales decreased by 15% compared to 2008. The biggest contribution to this decline was the decreasing demand for the Company’s goods and services, particularly in mining and steel production sectors. However, the Company’s other sectors, such as the cement industry, experienced increased demand for their goods and services.

Product-wise, the biggest contribution to the decrease in sales was stainless steel and machinery steel products, which fell by 29% and 25% respectively. The welding and cutting machines sales, spare parts, and aftersales services were encouraging, with a more than a threefold increase, or 300%, compared to 2008. This increase was due to the realignment of the sales organization, the attainment of a number of major projects, and the Company's participation in the education sector.

In 2010, the Company is poised to implement some rearrangements and changes to its SBU Industrial Product sector. The Company's withdrawal from its participation in several less-profitable industries and the streamlining of its products will sharpen the Company’s focus. In addition, its participation in several Engineering & Construction projects as well as in the manufacturing of value-added final goods is expected to increase the Company’s revenue.

(26)

..

. . . .

Analysis and Discussion

on Operation

Analisa dan

Pembahasan Pemasaran

A n a li s a & P e m b a h a s a n A n a ly si s & D is c u ss io n

SBU INDUSTRIAL GASES

Tahun 2009, Unit Bisnis Gas Industri merealisasikan penjualan sebesar Rp 76 miliar, atau naik 9% dibanding tahun 2008. Beberapa problem yang dihadapi dalam tahun 2009 adalah efek dari krisis ekonomi global 2008 yang mengakibatkan lesunya perdagangan internasional, terutama turunnya permintaan barang ekspor dari beberapa negara maju. Hal ini menyebabkan turunnya aktivitas sektor industri pengolahan yang biasanya mengonsumsi gas-gas industri dalam operasinya.

Di lain pihak, di tahun 2009 masih dirasakan dampak lanjutan dari kenaikan bahan bakar minyak, tarif listrik di tahun lalu, yang berpotensi menurunkan gross profit margin ratio dari tahun sebelumnya. Gejala ini mengharuskan Perseroan untuk melakukan beberapa langkah inovasi dan efisiensi terutama dalam bidang customer selection, product management, transportation, dan supply chain management.

Dampak positif dari langkah-langkah tersebut adalah tercapainya operating profit growth lebih besar daripada revenue growth. Beberapa tindakan utama dalam rangka meningkatkan margin keuntungan tersebut adalah lebih fokus kepada key account customers (terutama mining, oil and gas), meningkatkan service level terutama kepada segmented (key account) customers, memperluas jaringan pemasaran ke wilayah Sumatra, menambah product assortment dengan ekspansi ke pasar bulk/liquid, on-site tanks, serta services dan filling station.

Selain hal – hal tersebut dalam tahun 2009 Perseroan senantiasa meningkatkan daya saingnya melalui pembudayaan terhadap safety and quality management, juga mulai dilaksanakannya program sertifikasi ISO 9001:2008.

Untuk meningkatkan daya saing yang berkelanjutan sejak 2008 perseroan memberi perhatian khusus pada Specialty Gases, yang merupakan produk andalan di masa mendatang, yang juga tidak banyak pesaing yang memiliki kapabilitas untuk melayani permintaan produk ini.

Usaha lain yang dilakukan adalah memberikan pelayanan tambahan berupa solusi dan edukasi kepada para pelanggan terutama rumah sakit dan industri besar dalam bidang safety management mengenai cara menggunakan gas yang baik dan benar.

Dampak langsung dari usaha tersebut adalah Perseroan telah mendapatkan kepercayaan untuk kembali lagi mengerjakan beberapa instalasi gas medis dan memasok gas cair ke beberapa pelanggan. Saat ini secara nasional diperkirakan Perseroan mempunyai pangsa pasar di packaged gases products sekitar 13%.

SBU INDUSTRIAL GASES

In 2009, the Industrial Gases Business Unit realized a net sales of Rp 76 billion, up 9% compared to sales in 2008. Some of the problems faced in 2009 were the effects of the global economic crisis in 2008 which resulted in a slow down of international trade, especially a drop in demand, by a number of developed countries, for export goods. This drop caused the decline in the manufacturing sector, which typically consumes industrial gases in its operations.

The multiplier effect of the rising oil price and electricity rates in the previous year was still strongly felt in 2009. This led to a decrease the gross profit margin ratio from that of the previous year. This phenomenon compelled the Company to carry out innovation and efficiency measures, especially in the areas of customer selection, product management, transportation, and supply chain management.

The impact of these measures rendered operating profit growth greater than revenue growth. Some key actions to increase the profit margin included a stronger focus on key account customers (mainly in mining and oil and gas), improvements in the level of service, especially to the segmented (key accounts) customers, expansion of the marketing network to Sumatra, enrichment of the product assortment by expanding into the bulk/liquid market, on-site tanks, and services and filling stations.

In 2009, the Company also continued to improve its competitiveness through the cultivation of safety and quality management, and the implementation of ISO 9001:2008 certification program.

To improve the sustainable competitiveness of 2008, the Company gave special attention to the Specialty Gases sector, which holds the leading products for the future. The number of competitors who have the capability to serve the demand in this sector is very limited.

Another measure taken was to provide additional services including education and solutions to customers, primarily hospitals and large industries, in safety management and the correct use of gas.

As a direct impact of this, the Company regained the confidence to work on installations of medical gases and the supply of liquefied gas to some customers. The Company’s packaged gases products are now about 13% of the national market share.