MODUL
BERAPA DERAJAT KEBERHASILAN MENGAJAR
ANDA?
PENANGGUNG JAWAB DR. ADE KUSMIADI PENYUSUN
AGUS WIJATMOKO, M.PD BIROWO DWI CHONDRO, S.KOM DRA. DOES ICHWANI
DRA. NUR RATNAWATI DRA. RETNO WIHARTATI
IR. SONY KOESHARSONO HADI W, M.Pd HERU PRIAMBODO, M.KOM
KARDIYANTO, M.PD TULUS SUKO BAGIO, S.KOM PEMBIMBING
PROF. DR. IR. SONY HERU PRIYANTO, MM DR RIFAI RC, MPD
DESAIN COVER DAN LAY OUT RAHMAT GUNARJA, S.PD PRODUKSI
PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL (PP PAUDNI) REGIONAL II SEMARANG
TAHUN 2015
ii
Fra
n
ci
s
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG
2015
Berapa Derajat Keberhasilan
Mengajar Anda ?
iii
Ju
d
u
l M
o
d
u
l
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal mempunyai tugas untuk melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan program dan model pendidikan, supervisi, fasilitasi penyusunan dan
pelaksanaan program, penerapan model dan pengembangan sumber daya serta kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Berkaitan dengan tugas dan fungsi lembaga tersebut maka setiap tahun PP PAUDNI mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh lembaga maupun satuan pendidikan non formal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di lembaganya masing-masing.
Tahun 2014 terbit Permendikbud No 90 Tahun 2014 tentang standar kualifikasi dan kompetensi Instruktur pada Kursus dan Pelatihan. Instruktur pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional. Standar kompetensi instruktur meliputi : (1)Standar kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial yang bersifat umum dan berlaku untuk semua instruktur; dan (2) Standar kompetensi profesional sesuai dengan bidang keahlian/ketrampilan yang diajarkan. Oleh karena itu pada tahun 2014 mulai diadakan uji kompetensi bagi pendidik (instruktur) kursus dan pelatihan.
Hasil penilaian uji kompetensi yang diselenggarakan oleh Direktorat P2TK yang diselenggarakan tahun 2014 kepada instruktur kursus di wilayah regional Semarang menunjukkan hasilnya kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya belum tersedianya berbagai perangkat pendukung peningkatan kompetensi pendidik kursus antara lain belum tersedia bahan ajar, instrumen uji kompetensi, media pembelajaran dan diklat untuk menunjang peningkatan uji kompetensi instruktu kursus.
Oleh karena itu pada tahun 2015 PP PAUDNI berusaha mengembangkan model peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan berbasis e-learning Secara bertahap pada tahun pertama dikembangkan Bahan Ajar bagi Instruktur Kursus untuk meningkatkan kompetensi instruktur kursus. Kami harapkan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan.
Kepala PP PAUDNI Regional II Semarang
Dr. Ade Kusmiadi NIP. 195512291983031001
KATA PENGANTAR
iv
K
ata
Pen
ga
n
tar
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...…... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ...….. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Penulisan ... 2
B. Manfaat... 3
C. Strategi Penggunaan ... 3
D. Hasil yang Diharapkan ... 3
E. Peta Konsep... 4
BAB II BAHAN AJAR UNIT 1 – Konsep Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar A. Pengertian Penilaian... 6
B. Tujuan dan Fungsi Penilaian ... 7
C. Manfaat Penilaian... 7
D. Prinsip Penilaian... 9
E. Jenis Penilaian ... 10
D. PAP VS PAP ... 12
UNIT 2 – Teknik Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar A. Teknik Tes... 15
B. Teknik Nontes... 18
UNIT 3 – Melaksanakan Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar A. Melaksanakan penilaian kegiatan belajar... 22
B. Perencanaan Penilaian... 24
C. Pelaksanaan Penilaian ... 24
D. Monitoring Pelaksanaan Penilaian ... 24
E. Pengolahan Data ... 24
F. Pelaporan Hasil Penilaian... 25
BAB III PENUTUP A. Rangkuman ... ... 28 B. Evaluasi... ... 28 C. Kunci Jawaban ... 30 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
v
Da
ftar
Is
i
vi
Da
ftar
Is
01
PENDAHULUAN
BAB
1
A. Tujuan Penulisan
Perubahan tingkah laku dan pola pikir merupakan salah satu indikator keberhasilan mengajar. Seorang instruktur harus tahu bagaimana dia merencanakan, membuat indikator, menyusun instrumen, melaksanakan penilaian dan menganalisis data agar dia tahu bagaiamana derajat keberhasilan kegiatan belajar mengajarnya. Jika seorang instruktur mengetahui berbagai aspek tersebut di atas, penulis yakin bahwa dia akan berhasil dalam mengelola kegiatan belajarnya. Untuk itu seorang instruktur harus mengetahui bagaimana mengukur tingkat keberhasilan belaja anak didiknya dan buku ini kami beri judul “berapa derajat keberhasilan mengajar anda?”
Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk mengubah tingkah laku peserta didik berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun oleh pendidik sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan tingkah laku itu mencakup aspek intelektual. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku peserta didik, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh pendidik.
Penilain dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama penilaian adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Dengan melakukan penilaian ketika melaksanakan proses pembelajaran, pendidiik akan dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Dengan demikian, keefektifan suatu proses pembelajaran banyak ditentukan oleh peran penilaian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Furqon (1999) menyatakan bahwa penilaian sebagai salah satu komponen utama proses pembelajaran harus dipahami, direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan mutu proses pembelajaran. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang keefektifan proses belajar serta kemampuan peserta didik dalam belajar.
Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, karena itu hendaknya dilakukan oleh pendidik agar dapat memperoleh informasi proses kemajuan belajar peserta didik dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pendidik yang hanya mengutamakan penilaian hasil tidak akan mendapatkan informasi yang akurat tentang peserta didik yang benar-benar memahami materi dan peserta didik yang kurang memahami. Peserta didik yang dapat menjawab dengan benar suatu persoalan, belum tentu mengetahui bagaimana mendapatkan jawaban tersebut.
02
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
Penilaian dalam proses pembelajaran lebih dapat berfungsi memberikan informasi tentang peserta didik yang sudah memahami materi atau yang belum. Penilaian ini berkesinambungan dengan penilaian hasil artinya hasil penilaian dalam proses pembelajaran akan memberikan sumbangan positif terhadap penilaian hasil. Dengan demikian perlu diupayakan agar pendidik melakukan penilaian dalam proses pembelajaran di samping melakukan penilaian hasil belajar.
Dengan melihat betapa penting dan fungsionalnya penilaian pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran kursus di LKP, maka perlu memahami konsep, prinsip, teknik, dan prosedur penilaian pembelajaran sehingga hasil penilaian dapat memberikan kepuasan bagi berbagai pihak. Modul ini akan menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan penilaian pembelajaran. Yang pertama disajikan adalah konsep dasar penilaian yang mencakup: pengertian, tujuan, manfaat, prinsip, jenis, acuan norma dan acuan kreteria penilaian pembelajaran. Yang kedua adalah teknik evaluasi pembelajaran, yang mencakup tes dan non tes. Selanjutnya, yang ketiga adalah menerapkan prosedur evaluasi pembelajaran
B. Manfaat
Manfaat yang dapat Anda peroleh setelah mempelajari modul ini adalah Anda akan (1) mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dasar penilaian pembelajaran, (2) mempunyai pengetahuan tentang teknik penilaian pembelajaran, dan (3) mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur penilaian pembelajaran.
C. Strategi Penggunaan
Guna mencapai tujuan dan manfaat di atas, disarankan Anda mempelajari modul ini dengan cara membaca setiap konsep, uraian, dan contoh-contoh untuk masing-masing materi seperti telah disebutkan di atas. Kemudian, jika mengalami kesulitan, Anda bisa membahasnya dengan teman sejawat, membuka kamus/ensiklopedi, bertanya kepada nara sumber, dan lain-lain. Selanjutnya, bila penguasaan materi telah Anda capai, cobalah menjawab soal-soal pelatihan. Jangan terburu untuk segera membaca kunci/rambu jawaban. Anda bisa melakukan pembacaan ulang bagian yang belum Anda kuasai.
D. Hasil Yang diharapkan
Melalui modul ini dan kegiatan yang telah Anda lakukan, diharapkan Anda akan lebih siap untuk melaksanakan penilaian pembelajaran kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah dipelajarinya, karena telah memahami teori tentang konsep dasar penilaian, teknik penilaian yang digunakan, dan prosedur penilaian dalam pembelajaran kursus.
03
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
E. Peta Konsep
04
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
PENILAIAN HASIL BELAJARKONSEP PENILAIAN TEKNIK PENILAIAN
Definisi Penilaian Tujuan Penilaian Manfaat Penilaian
Prinsip Penilaian
Teknik Tes Teknik Non Tes
STRATEGI PELAKSANAAN PENILAIAN Perencanaan Penilaian Pelaksanaan Penilaian Pengolahan Data Monitoring Penilaian
05
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
BAHAN AJAR
BAB
2
A. Pengertian Penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk me-nentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP No.32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; 3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Penilaian pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan berdasarkan kreteria tertentu. Penilaian hasil belajar dapat dilaksankanan dalam dua tahap. Pertama adalah tahap jangka pendek, yang artinya penilaian dilaksanakan oleh pendidik pada akhir proses
UN
IT 1
STANDAR KOMPETENSI:
Konsep Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar
KOMPETENSI DASAR:
Menjelaskan definisi penilaian
Menjelaskan tujuan penilaian kegiatan belajar
Menjelaskan manfaat penilaian
Menjelaskan prinsip penilaian
Menjelaskan jenis-jenis penilaian
Membedakan teknik PAP dan PAN
06
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
pembelajaran, penilaian ini disebut penilaian formatif.kedua adalah tahap jangka panjang, yakni penilaian dilaksanakan setelah proses pembelajaran beberapa kali atau jangka waktu tertentu. Misalnya penilaian tengah proses pembelajaran atau akhir pembelajaran, penilaian ini disebut penilaian sumatif, dalam mengadakan penilaian pendidik harus menetapkan apa yang akan menjadi sasaran penilaian. Dalam buku Sudjana (2002:113) sasaran pokok penilaian pada umumnya ada tiga, yaitu :
1. Segi tingkah laku, menyangkut sikap, minat, perhatian, dan keterampilan peserta didik pada proses pembelajaran.
2. Segi isi pendidikan, penguasaan bahan pelajaran yang diberikan oleh pengajar.
3. Segi yang menyangkut proses pembelajaran, baik tidaknya proses pembelajaran akan mempengaruhi baik tidaknya hasil belajar yang dicapai.
B. Tujuan dan Fungsi Penilaian
1. Tujuan Penilaian Hasil Belajara. Tujuan Umum :
1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik; 2) Memperbaiki proses pembelajaran;
3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar peserta didik. b. Tujuan Khusus :
1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik; 2) Mendiagnosis kesulitan belajar;
3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar; 4) Penentuan kenaikan level;
5) Memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.
a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan level. b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar. c. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
d. Evaluasi diri terhadap kinerja peserta didik.
C. Manfaat Penilaian
Manfaat penilaian hasil pembelajaran antara lain :
1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
2. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta
07
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
didik sehingga dapat dilakukan penilaian.
4. Untuk umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
5. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial untuk memberikan pilihan alternative penilaian kepada pendidik.
6. Untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang efektivitas pendidikan.
Penilaian menunjang keberhasilan setiap peserta didik yang belajar dan untuk mempersiapkan kemampuan yang mengarah pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga peserta didik mampu dan terampil. Peranan penilaian hasil pembelajaran, berfungsi sebagai alat ukur untuk menilai hasil pembelajaran, dan juga sebagai umpan balik dalam perbaikan proses pembelajaran. Sanjaya (2006:182-183) menjelaskan bahwa penilaian berfungsi untuk menilai keberhasilan peserta didik dalam pencapaian kompetensi dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, artinya bahwa proses pembelajaran yang telah dilalui, apabila terdapat kekurangan-kekurangan akan terlihat setelah melakukan penilaian,otomatis dalam proses pembelajaran selanjutnya akan membenahi menjadi dalam menguasai materi yang diberikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Dalam penilaian hasil belajar, Anda harus memperhatikan pula hal-hal sebagai berikut :
1. Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian.
2. Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran.
3. Untuk memperoleh hasil yang objektif, penilaian harus menggunakan berbagai alat (instrumen), baik yang berbentuk tes maupun non-tes.
4. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
5. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas peserta didik, seperti : tes tertulis esai, tes kinerja, hasil karya peserta didik, proyek, dan portofolio. 6. Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. 7. Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu memberikan peluang kepada
peserta didik untuk menunjukkan apa yang diketahui, apa yang dipahami dan apa yang dapat dilakukan.
8. Penilaian tidak bersifat diskriminatif. Artinya, instruktur harus bersikap adil dan jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab kepada semua pihak.
9. Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut.
10. Penilaian harus berorientasi kepada kecakapan hidup dan bersifat mendidik.
08
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
D. Prinsip Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
1. Valid/Sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
2. Objektif
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.
3. Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
4. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
5. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Akuntabel
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
9. Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
09
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
E. Jenis Penilaian
Penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan penilaian penempatan.
1. Penilaian Formatif (formative assessment)
Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran instruktur menjadi lebih baik. Soal-soal penilaian formatif ada yang mudah dan ada pula yang sukar, bergantung kepada tugas-tugas belajar (learning
tasks) dalam program pembelajaran yang akan dinilai. Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik.
Hasil penilaian formatif bermanfaat bagi instruktur dan peserta didik, yaitu : a. Manfaat bagi instruktur
1) Instruktur akan mengetahui sampai sejauh mana bahan pelajaran dikuasai oleh peserta didik. Jika instruktur mengetahui tingkat keberhasilan kelompok peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, maka instruktur dapat membuat keputusan, apakah suatu materi pelajaran itu perlu diulang atau tidak. Jika harus diulang, instruktur juga harus memikirkan bagaimana strategi pembelajaran yang akan ditempuh, apakah pembelajaran kelompok/kelas, individual atau keduanya.
2) Instruktur dapat memperkirakan hasil penilaian sumatif. Penilaian formatif merupakan penilaian hasil belajar dari kesatuan-kesatuan kecil materi pelajaran, sedangkan penilaian sumatif merupakan penilaian hasil belajar dari keseluruhan materi yang sudah disampaikan. Dengan demikian, beberapa hasil penilaian formatif dapat dipergunakan sebagai bahan untuk memperkirakan penilaian sumatif.
b. Manfaat bagi peserta didik
1) Dalam belajar berkelanjutan, peserta didik harus mengetahui susunan tingkat bahan-bahan pelajaran. Penilaian formatif dimaksudkan agar peserta didik dapat mengetahui apakah mereka sudah mengetahui susunan tingkat bahan pelajaran tersebut atau belum.
2) Melalui penilaian formatif peserta didik akan mengetahui butir-butir soal mana yang sudah betul-betul dikuasai dan butir-butir soal mana yang belum dikuasai. Hal ini merupakan umpan balik (feed-back) yang sangat berguna bagi peserta didik, sehingga dapat diketahui bagian-bagian mana yang harus dipelajari kembali secara individual.
10
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
2. Penilaian Sumatif (summative assessment)
Istilah “sumatif” berasal dari kata “sum” yang berarti “total obtained by adding
together items, numbers or amounts”. Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan
jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. Contohnya adalah ujian akhir. Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Hasil penilaian sumatif juga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan. Sejak diberlakukannya Kurikulum 2004 dan sekarang KTSP, penilaian sumatif termasuk penilaian acuan patokan/PAP
(criterion-referenced assessment), dimana kemampuan peserta didik dibandingkan
dengan sebuah kriteria, dalam hal ini kompetensi. Cakupan materinya lebih luas dan soal-soalnya meliputi tingkat mudah, sedang, dan sulit.
Adapun fungsi utama penilaian sumatif adalah (a) untuk menentukan nilai akhir peserta didik dalam periode tertentu. Misalnya, akhir catur wulan, akhir semester, akhir tahun, atau akhir program pembelajaran pada suatu lembaga. Nilai tersebut biasanya dilaporkan dalam buku laporan pendidikan atau Surat Tanda Tamat Pendidikan Pelatihan (STTPL). Dengan demikian, instruktur akan mengetahui kedudukan seorang peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain dalam hal prestasi belajarnya, (b) untuk memberikan informasi tentang kecakapan atau keterampilan peserta didik dalam periode tertentu, dan (c) untuk memprakirakan berhasil tidaknya peserta didik dalam pelajaran berikutnya yang lebih tinggi.
3. Penilaian Diagnostik.
Penilaian diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
4. Penilaian Penempatan (placement assessment)
Pada umumnya penilaian penempatan dibuat sebagai prates (pretest). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauhmana peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan yang pertama masalahnya berkaitan dengan kesiapan peserta didik menghadapi program baru, sedangkan tujuan yang kedua berkaitan dengan kesesuaian program pembelajaran dengan kemampuan peserta didik.
11
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
F. PAP VS PAP
1. Acuan Norma (PAN / Penilaian Acuan Normatif)
Pengolahan dan pengukuran skor hasil belajar dengan mendasarkan diri atau mengacu pada norma sering dikenal dengan istilah PAN (Penilaian Acuan Norma). Pada acuan norma skor tes seseorang dibandingkan dengan skor kelompok yaitu kedudukan seseorang dalam suatu kelompok tertentu
Berikut ini disebutkan karakteristik penilaian acuan norma.: a. Terdapat unsur kompetitif
b. Sangat baik untuk penilaian efektif dan kognitif
c. Tidak dapat untuk menilai kemampuan skill atau materi tertentu d. Tidak dapat memberi interprestasi secara langsung pada suatu skala e. Nilai tidak mencerminkan kemampuan yang rinci.
Contoh PAN :
Dalam kelompok belajar kursus menjahit, peserta tes terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30.
Jika menggunakan pendekatan penilain acuan norma (PAN), maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10. Sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Nilai-nilai tersebut diperoleh secara transformasi sebagai berikut : skor 50 dikonversi menjadi nilai 10 sebagai nilai tertinggi yang dicapai peserta tes, yang diperoleh dengan cara :
50 X 10 : 50 = 10, 45 X 10 : 50 = 9 40 X 10 : 50 = 8 35 X 10 : 50 = 7 30 X 10 : 50 = 6
2. Acuan Kriteria (Penilaian Acuan Patokan / PAP)
a. Pengolahan dan pengubahan skor hasil belajar dengan mendasarkan diri atau mengacu pada kriterium sering dikenal dengan istilah PAP (Penilaian Acuan Patokan).
b. Penentuan nilai tes hasil belajar adalah nilai yang diberikan kepada peserta didik berdasarkan pada standar mutlak artinya pemberian nilai pada peserta didik dilaksanakan dengan membandingkan antara skor hasil tes masing-masing individu dengan skor maksimum ideal.
Berikut ini disebutkan beberapa karakteristik penilaian acuan kriteria:
1. Terdapat kemampuan kognitif minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik 2. Adanya kemampuan psikomotorik dan sikap mental minimal sebagai prasyarat 3. Meletakkan perbedaan latar belakang peserta didik sebagai unsur individual 4. Sebagai alat diagnosis kesulitan peserta didik.
12
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
5. Dapat difungsikan sebagai embrio tes buku
6. Tidak komperatif terhadap kelompok sehingga dapat melemahkan semangat kompetisi.
Contoh PAP:
Dalam kelompok belajar kursus menjahit, peserta tes terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30.
Langkah pertama : menetapkan kreteria, misalnya sebagai berikut : Rentang skor 90-100 = 10 80- 89 = 9 70– 79 = 8 60 - 69 = 7 50 - 59 = 6 40 - 49 = 5 30 - 39 = 4 20 – 29 = 3 10 - 19 = 2 0 - 9 = 1
Langkah kedua adalah mengkonversi skor mentah ke nilai :
Untuk skor 50 dikonversi menjadi nilai 6, nilai 45 dikonversi menjadi nilai 5, nilai 40 dikonversi menjadi 5, nilai 35 dikonversi menjadi nilai 4, dan nilai 30 dikonversi menjadi nilai 4.
Ada empat jenis penilaian acuan kriteria yaitu:
1. Entry – behaviors test, yaitu suatu tes yang diadakan sebelum suatu program pengajaran dilaksanakan, dan bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menerima program pengajaran yang akan diberikan.
2. Pre – test, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan ketrampilan) yang akan diajarkan.
3. Post – test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pencapaian peserta didik terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan belajar.
4. Embedded – test, yaitu tes yang dilaksanakan disela-sela atau pada waktu-waktu tertentu selama proses pengajaran berlangsung dan bertujuan untuk mengetes peserta didik secara langsung sesudah suatu unit pengajaran sebelum post- test dan untuk mengecek kemajuan peserta didik untuk remidial sebelum post- test.
13
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
14
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
A. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.
Teknik tes ada dua yaitu : 1. Tes verbal
Tes verbal, yaitu berupa serangkaian tugas, pertanyaan atau soal yang harus dijawab atau dipecahkan oleh peserta tes (testee) secara verbal. Metode ini digunakan untuk menilai hasil belajar pada ranah kognitif.
Tes verbal dibedakan dari dua hal, yaitu:
a. Jenisnya, yaitu ada tes lisan dan tes tertulis.
Kedua jenis tes ini termasuk tes verbal, karena tes dituntut untuk menjawab menggunakan bahasa lisan atau tulisan.
b. Bentuknya, yaitu tes bentuk uraian (essay) dan tes bentuk objektif. Bentuk uraian bisa berupa soal-soal atau pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat atau jawaban panjang atau terbuka. Bentuk tes objektif dapat berupa
soal soal atau pertanyaan dalam bentuk melengkapi, benar-salah, pilihan
15
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
UN
IT 2
STANDAR KOMPETENSI:
Teknik Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar
KOMPETENSI DASAR:
Menerapkan penggunaan teknik tes
Menerapkan penggunaan teknik non tes
ganda, menjodohkan, dan mengurutkan.
Bentuk Soal Pilihan Ganda
Keunggulan dari bentuk soal pilihan ganda ini, antara lain adalah sebagai berikut: a. Pensekoran mudah, cepat, serta objektif
b. Dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas c. Mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi.
Sementara, selain memilliki keunggulan, soal pilihan ganda juga memiliki kelemahan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Menuliskan soalnya lebih sulit dan lama
b. Memberi peluang peserta didik untuk menebak jawaban c. Kurang mampu meningkatkan daya nalar peserta didik.
Bentuk Soal Uraian
Keunggulan dari bentuk soal uraian ini, antara lain adalah sebagai berikut: a. dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan pikiran,
b. menganalisis masalah, dan mengemukakan gagasan secara rinci c. mudah dan cepat menuliskan soalnya
d. mengurangi faktor menebak dalam menjawab
Sementara, selain memiliki keunggulan, soal uraian juga memiliki kelemahan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. jumlah materi (Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan) yang dapat diungkap terbatas
b. Pengoreksian/scoring lebih sukar dan subjektif c. tingkat reliabilitas soal relaitf lebih rendah
Ciri-ciri Tes Yang Baik
Sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi kriteria, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis
a. Validitas
Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Demikian pula dalam alat-alat penilaian. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes itu tersebut betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya ingatan atau kemampuan bahasa saja misalnya. b. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan,
16
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
keajegan, atau konsisten. Artinya, jika kepada para peserta didik diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap peserta didik akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya.
c. Objektivitas
Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama pada system skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka obyektivitas menekankan ketetapan pada system skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu bentuk tes dan penilaian.
d. Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:
1). Mudah dilaksanakannya;
2). Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya..
3). Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas e. Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama, baik untuk memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya.
Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tes tersebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat tes (soal-soal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
1). Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan 2). Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan 3). Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang
betul-betul belajar dengan rajin
4). Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). Harus ada patokan; tugas ditulis konkret. Apa yang harus diminta; harus dijawab berapa lengkap
5). Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan.
6). Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak penting tidak selalu perlu.
17
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
2. Tes Non-verbal (performace)
yaitu tes yang menuntut testee untuk memperagakan suatu keterampilan atau keahlian tertentu yang harus dikerjakan. Tes seperti ini berupa soal atau tugas tes praktik yang harus dipraktikan oleh testee. Tes ini menuntut kemampuan teste dalam memadukan keterampilan
B. Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan pendidik pada saat menentukan peserta didik.
Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi peserta didik pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan aspek kognitif. Ada beberapa macam teknik nontes yang sering digunakan dalam pembelajaran, yakni: pengamatan (observation), wawancara (interview), dan kuesioner/angket (questionanaire).
Metode dan alat ukur daftar cek (checklist), skala penilaian (rating scale), dan metode sosiometri. Metode ini dilakukan dengan meminta orang lain atau peserta didik lain untuk mengobservasi dalam menilai perilaku seorang peserta didik. Metode ini dapat mengukur hasil belajar pada ranah afektif sekaligus psikomotor untuk metode sosiometri dan psikomotor untuk daftar cek dan skala penilaian.
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi. Observasi dalam pembelajaran dapat digunakan menilai proses, dan hasil belajar peserta didik.
Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan observasi
b. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi c. Menyusun pedoman observasi.
d. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan dengan proses belajar peserta didik dan kepribadiannya maupun penampilan pendidik dalam pembelajaran.
e. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi.
f. Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba.
18
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
g. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung. h. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi.
Contoh Pedoman Observasi Praktek Membuat Baju
Catatan: >> Pemberian nilai dapat menggunakan angka 1 – 10 atau A, B, C, 2. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat penilaian jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik.
Pengertian wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) atau pendidik dengan orang yang diwawancarai (interviewee) atau peserta didik tanpa melalui perantara.
Sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara atau pendidik menanyakan sesuatu kepada peserta didik melalui perantara orang lain atau media.
Nama : Mata Latih : Pokok Bahasan : Kelas : Hari/tanggal : Kompetensi Dasar :
Skala Nilai Ket.
No Aspek-aspek yang diobservasi A B C D E 1 Langkah persiapan (penyiapan alat dan bahan) 2 Cara mengukur baju 3 Cara membuat pola 4 Cara memotong kain 5 Cara menjahit baju 6 Cara mnyeterika hasil jahitan
Jumlah Rata-rata Simpulan ; Saran : Observe, observer, (………..) (………..)
19
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
Jadi tidak menemui langsung kepada sumbernya.
Untuk menyusun pedoman wawancara, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan wawancara
b. Membuat kisi-kisi atau layout dan pedoman wawancara.
c. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk pertanyaan yang diinginkan.
d. Melaksanakan uji coba untuk melihat kelemahanp-kelemahan pertanyaan yang disusun, sehingga dapat diperbaiki lagi.
e. Melaksanakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya.
Contoh kisi-kisi pedoman wawancara
Format Pedoman Wawancara
3. Kuesioner (Questionaire)
Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam imlementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan.
Untuk menyusun angket, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Menyusun kisi-kisi angket.
b. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan, berstruktur dan tidak berstruktur. Setiap pertanyaan dan jawaban harus menggambarkan atau mencerminkan data yang diperlukan. Pertanyaan harus diurutkan, sehingga antara pertanyaan yang satu dengan lainnya dan kesinambungan.
c. Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, sehingga memudahkan peserta didik untuk menjawabnya.
No Masalah Tujuan Pertanyaan Bentuk Pertanyaan
No Aspek-aspek Yang Diwawancara Ringkasan Jawaban Ket. 1 2 3 4 5 ………. ……….. ………. ……… ………. ……… ………. ……….. ……….. ………
20
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
d. Jika angket sudah tersusun dengan baik, perlu dilaksanakan uji coba di lapangan sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahannya.
e. Angket yang sudah diujicobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi, baik dilihat dari bahasa, pertanyaannya maupun jawabannya.
f. Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya jumlah peserta didik. Contoh Kisi-kisi Angket
No Masalah Sub-masalah Indikator. Sumber Data. Nomor Angket
21
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
A. Perencanaan Penilaian
1.
Menyusun Kisi-kisi (Layout/Blue-Print/Table of Specification)Kisi-kisi adalah suatu format yang berisi komponen identitas dan komponen matriks untuk memetakan soal dari berbagai topik/ satuan bahasan sesuai dengan kompetensi dasarnya masing-masing. Fungsinya adalah sebagai pedoman bagi pendidik untuk membuat soal menjadi tes.
Langkah-langkah menyusun kisi-kisi soal yaitu :langkah pertama analisis silabus, langkah kedua menyusun kisi-kisi, langkah ketiga membuat soal, langkah keempat menyusun lembar jawaban, langkah kelima membuat kunci jawaban dan langkah keenam menyusun pedoman penskoran.
Adapun syarat-syarat kisi-kisi yang baik adalah : a. Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.
b. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami.
c. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
UN
IT 3
STANDAR KOMPETENSI:
Melaksanakan penilaian kegiatan belajar
KOMPETENSI DASAR:
Membuat perencanaan penilaian
Melaksanakan penilaian
Monitoring penilaian
Mengolah data
Menyusun laporan hasil penilaian
22
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
Contoh Kisi-kisi Soal :
*) Apabila bentuk soal yang digunakan hanya satu, sebaiknya dimasukkan ke komponen identitas.
Sebelum menyusun kisi-kisi ini, pendidik harus mempelajari silabus mata latih, kemudian merumuskan indikator berdasarkan sub topik/sub pokok bahasan. Indikator adalah rumusan pernyataan yang menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan materi yang akan diukur. Ciri-ciri indikator adalah :
a. Mengandung satu kata kerja operasional yang dapat diukur (measurable) dan dapat diamati (observable)
b. Sesuai dengan materi yang hendak diukur.
c. Dapat dibuatkan soalnya sesuai dengan bentuk yang telah ditetapkan. Contoh :
a. Menjelaskan empat komponen dalam sistem komputer. b. Menjelaskan fungsi monitor dalam pesawat komputer. c. Membedakan antara hardware dan software.
2.
Uji CobaJika soal dan perangkatnya sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberpa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan Nama LKP :……… Program : ……… Mata Latih : ……… Tahun : ……… Kurikulum Acuan : ……… Alokasi Waktu : ……… Jumlah Soal : ……… Standar Kompetensi : ………
No Kompetensi Dasar Materi
(PB/SPB) Indikator Bentuk Soal Nomor Urut Soal
23
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
setiap soal.
B. Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian artinya bagaimana cara melaksanakan suatu penilaian, baik melalui tes (tertulis, lisan maupun perbuatan) maupun melalui nontes. Dalam pelaksanaan penilaian, pendidik harus memperhatikan kondisi tempat tes diadakan. Tempat ini harus terang dan enak dipandang serta tidak menakutkan, sehingga peserta didik tidak takut dan gugup. Suasana tes harus kondusif agar peserta didik nyaman menjawab pertanyaan tes. Dalam pelaksanaan tes lisan, pendidik tidak boleh membentak dalam memberikan pertanyaan dan tidak boleh memberikan kata-kata yang merupakan kunci jawaban. Untuk itu, perlu disusun tata tertib pelaksanaan penilaian.
C. Monitoring Pelaksanaan Penilaian
Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan penilaian pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan penilaian yang telah ditetapkan atau belum. Tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang negative dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan penilaian. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan penilaian dengan perencanaan penilaian. Kedua, untuk melihat hal-hal apa yang terjadi selama pelaksanaan penilaian. Jika dalam pelaksanaan penilaian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka evaluator harus mencatat, melaporkan, dan menganalisis factor -faktor penyebabnya. Dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar sering terjadi peserta didik menontek jawaban dari temannya, peserta didik mendapat bocoran jawaban soal, ada juga peserta didik yang tiba-tiba sakit ketika mengerjakan soal, dan sebagainya. Di sinilah pentingnya monitoring pelaksanaan penilaian.
Untuk melaksanakan monitoring, penilai dapat menggunakan beberapa teknik, seperti observasi partisipatif, wawancara (bebas atau terstruktur), atau studi dokumentasi. Untuk itu, penilai harus membuat perencanaan monitoring sehingga dapat dirumuskan tujuan, sasaran, data yang diperlukan, alat yang digunakan, dan pedoman analisis hasil monitoring. Data yang diperoleh dari hasil monitoring harus cepat dianalisis sehingga dapat memberikan makna bagi pelaksanaan penilaian. Hasil analisis monitoring ini dapat dijadikan landasan dan acuan untuk memperbaiki pelaksanaan penialian selanjutnya dengan harapan akan lebih baik daripada sebelumnya.
D. Pengolahan Data
Setelah semua data kita kumpulkan, baik data itu dari kita langsung yang mengadakan kegiatan penilaian maupun dari orang lain yang menilai orang yang kita maksud, data tersebut harus diolah. Mengolah data berarti ingin memberikan nilai dan makna kepada testi mengenai kualitas hasil pekerjaannya. Misalnya, jika seorang peserta
24
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
didik mendapat nilai 65, kita belum dapat memberikan keputusan tentang peserta didik itu, apakah yang termasuk cerdas atau kurang apalagi memberikan keputusan mengenai aspek keseluruhan kepribadian peserta didik. Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik, terutama jika bertemu dengan data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka-angka.
Dalam mengadakan penafsiran data, baik secara kelompok maupun individual, pendidik harus menggunakan norma-norma yang standar, sehingga data yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma-norma tersebut.
E. Pelaporan Hasil Penilaian
Semua kegiatan dan hasil penilaian harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, seperti pimpinan lembaga, pemerintah, dan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang dicapai peserta didik dapat diketahui oleh berbagai pihak dan dapat menentukan langkah selanjutnya. Di samping itu, laporan juga penting bagi peserta didik itu sendiri agar ia mengetahui kemampuan yang dimilikinya, dan atas dasar itu ia menentukan kemana arah yang harus ditempuhnya serta apa yang harus dilakukannya.
25
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
26
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
PENUTUP
BAB
3
27
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
A. RANGKUMAN
Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, pendidik akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian peserta didik. Penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan penilaian penempatan.
Penilaian memiliki beberapa tujuan, antara lain a) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik; b)Mendiagnosis kesulitan belajar; c)Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar; d)Penentuan kenaikan level; dan e)Memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
Prinsip penilaian hasil belajar meliputi ; validitas/sahih, obyektif, transparan/ terbuka, adil, terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel dan beracuan kreteria.
Pelaksanaan penilaian pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat penilaian, antara lain, kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari sekian banyak alat penilaian, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes dan nontes.
Prosedur penilaian pembelajaran yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan penilaian, yaitu : (1)membuat perencanaan, yang meliputi : menyusun kisi-kisi dan uji-coba, (2) pelaksanaan penilaian, (3) monitoring pelaksanaan penilaian, (4)pengolahan data, dan (5) pelaporan hasil penilaian
B. Evaluasi
Pilihlah satu jawaban, yang benar dengan memberi tanda silang pada huruf a, b, c, d, atau e! 1. Tujuan penilaian pembelajaran adalah……..
a. Untuk mengetahui prestasi peserta didik. b. Untuk mengambil nilai peserta didik.
c. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan umpan balik peserta didik. d. Untuk menyeleksi peserta didik.
2. Penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Hal ini termasuk prinsip :
a. Beracuan kreteria.. b. Akuntabel. . c. Sistematis. d. Terpadu.
3. Penilaian penempatan bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran sampai sejauh mana peserta didik menguasai kompetensi dasar, pada umumnya penilaian penempatan dibuat sebagai :
a. Postest.
28
B
ab
3
P
en
u
tu
p
b. Tes proses. c. Prates (pretest) d. Tes akhir.
4. Fungsi penilaian hasil belajar adalah untuk : a. Efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
b. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan level. . c. Bimbingan dan penyuluhan.
d. Diagnostik kesulitan belajar
5. Alat ukur berupa yang berbentuk pertanyaan atau latihan yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan seseorang disebut :
a. Ujian. b. Pelatihan c. Tes d. Evaluasi.
6. Tes lisan : (oral test), tes tertulis (written test) dan tes tindakan atau perbuatan (performance test), adalah termasuk :
a. Jenis tes berdasarkan alat pelaksanaannya.. b. Jenis tes berdasarkan tujuan tes
c. Bentuk Tes. d. Ciri-ciri tes.
7. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila : :… a. Dapat mengukur daya ingat
b. Betul-betul dapat mengukur hasil belajar. c. Dapat mengukur kemampuan bahasa. d. Dapat mengukur pemahaman.
8. Fungsi kisi-kisi dalam pembuatan soal adalah ….. a. Sebagai acuan membuat soal.
b. Untuk meratakan materi c. Untuk meratakan soal.
d. Sebagai pedoman bagi pendidik untuk membuat so’al menjadi tes. 9. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian yaitu ……
a. Suasana dan kondisi tempat tes diadakan. b. Peserta didik.
c. Tempat tes dan perangkat tes. d. Pengawas..
10. Mengapa perlu monitoring pelaksanaan penilaian ? a. Untuk relevansi alat tes.
b. Meningkatkan efisiensi pelaksanaan penilaian. c. Agar sesuai rencana.
d. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
29
B
ab
B
ab
3
Pe
n
u
tu
p
C. KUNCI JAWABAN
1.
C2.
A3.
C4.
B5.
C6.
A7.
B8.
D9.
A10.
B PENSKORANCocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian, gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda.
Skor:
Jumlah jawaban yang benar Tingkat penguasaan = --- X 100 Jumlah Soal
Arti skor tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 - 100 : baik sekali
80 - 89 : baik 70 - 79 : sedang < 70 : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat berbangga hati. Bagus! Namun, bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi membaca lagi, terutama bagian yang belum Anda kuasai!
30
B
ab
3
P
en
u
tu
p
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal (2013) Evaluasi Pembelajaran, Cetakan Ke-5, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal (1991) Evaluasi Instruksional : Prinsip-Teknik-Prosedur, Cetakan Ke-3, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal (2006) Konsep Guru Tentang Evaluasi dan Aplikasinya Dalam Proses Pembelajaran
PAI, Tesis, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Depdiknas (2003) Materi Pelatihan Peningkatan Kemampuan Instruktur Dalam Penyusunan dan
Penggunaan Alat Evaluasi Serta Pengembangan Sistem Penghargaan Terhadap Siswa, Jakarta : Direktorat PLP – Ditjen Dikdasmen.
Hamalik, Oemar, (1989) Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, Bandung : Mandar Maju. Hasan, S.Hasan, (1988) Evaluasi Kurikulum, Jakarta : P2LPTK-Ditjen Dikti- Depdikbud.
Peraturan Pemerintah R.I. No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Bandung : Fokusmeida.
Stamboel, C. S., (1986) Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian di Dalam Dunia
Pendidikan, Cetakan Ke-2, Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
Sukmadinata, Nana Sy., (2007) Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung : Fokusmedia.
Uno B, Hamzah, (2007) Perencanaan Pembelajaran : Jakarta : PT Bumi Aksara.
31
B
ab
3
P
en
u
tu
p
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG