Philippine Health Insurance Corporation
Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI)
SUMATERA BARAT
TINDAK LANJUT
PERMASALAHAN
YANG TERJADI DI APOTEK
(Berdasarkan Temuan BBPOM di
Padang)
Philippine Health Insurance Corporation
LATAR BELAKANG
Pelayanan kefarmasian saat ini telah
bergeser orientasinya dari
OBAT PASIEN
Semula hanya berfokus pada pengelolaan
obat sebagai KOMODITI meningkatkan
kualitas hidup dari PASIEN.
Sebagai konsekuensi :
1. Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku
2. Melaksanakan pemberian informasi, monitoring
penggunaan obat
3. Harus memahami dan menyadari kemungkinan
Philippine Health Insurance Corporation
1.
Ordonansi obat keras,Stbl 419 thn 1949
2. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. UU No.35 tahun 2009 tentang Narkotika
4. UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika
5.
Peraturan Pemerintah No.72 tahun 1998
tentang pengamanan sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan.
6.
PP 51 2009 Tentang pekerjaan
kefarmasian
Philippine Health Insurance Corporation
APOTEK
APOTEK
RAKYAT
Suatu tempat tertentu, tempat
dilakukan
Pelayanan
dan
pekerjaan
kefarmasian
dan
penyaluran perbekalan farmasi
Kepada masyarakat
Sarana kesehatan tempat
dilaksanakannya pelayanan
kefarmasian dimana dilakukan
penyerah obat dan perbekalan
kesehatan dan
tidak melakukan
peracikan
Kewenangan Bagi Apoteker
1. Melakukan pekerjaan kefarmasian
2. Menjalankan peracikan
3. Menjadi penanggung jawab produksi pengawasan
mutu
4. Menjadi penanggung jawab PBF penyalur obat
dan bahan baku obat
5. Menyalurkan dan menerima obat keras melalui
PBF atau Apotek
6. Menjadi penanggungjawab Usaha Industri OT
7. Menyelenggarakan Apotek setelah mendapatkan
1. Melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan profesi apoteker
2. Melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan kode etik apoteker
3. Menjalankan profesinya di luar tempat yang
tercantum dalam Visum atau SIA
4. Menjalankan profesinya dalam keadaan
jasmani dan rohani yang terganggu
5. Melakukan perbuatan lain yg bertentangan
dengan profesi apoteker
1. Pelayanan Obat Keras tanpa resep
2. Penggantian Obat dalam Resep
3. Resep Palsu
4. Pelayanan “Resep” Bidan
5. Apotek Panel
6. Dokter Dispensing
7. Iklan Apotek
Philippine Health Insurance Corporation
MATA RANTAI DISTRIBUSI DAN
PELAYANAN OBAT
IMPOR
PRODUKSI
DISTRIBUSI
PELAYANAN
•
Bahan Baku
Obat
• Obat Jadi
Ketersediaan
• Jaga mutu
• Penjualan
• Jaga mutu
•
Penggunaan yg Rasional• MESO
Industri Farmasi
Pedagang Besar
Farmasi
Apotik, RS,
Toko Obat,
Klinik, Puskesmas
Philippine Health Insurance Corporation
HUBUNGAN ANTARA INDUSTRI FARMASI DENGAN DISTRIBUTOR DAN ANTARA DISTRIBUTOR DENGAN SUB-DISTRIBUTOR
DILIHAT DARI SISI STATUS KEAGENAN
PABRIK OBAT PABRIK OBAT
PBF DISTRIBUTOR
PBF SUB DISTRIBUTOR
PBF, APOTIK, RS BERAPOTEKER – toko obat
PBF PBF
PBF, APOTIK, RS BERAPOTEKER – toko obat PBF
PABRIK DENGAN DISTRIBUTOR PABRIK TANPA DISTRIBUTOR
PERATURAN PER-UU-AN
SISTIM PENDISTRIBUSIAN OBAT DI
INDONESIA
Philippine Health Insurance Corporation
SISTIM PENDISTRIBUSIAN OBAT
KERAS DAN DEFIASINYA
DISTRIBUTOR KLINIK TO PRIBAD I MANTR I DOKTER PBF SUB – DIST.
APOTIK
RUMAH SAKIT
INDUSTRI FARMASI INDUSTRI FARMASI PBF PIHAK YANG MEMBUTUH -KAN OBAT KERAS
?
PEMUTIHANPhilippine Health Insurance Corporation DISTRIBUTOR KLINIK TO PRIBADI MANTRI DOKTE R PBF SUB – DIST.
APOTIK
RUMAH SAKIT
INDUSTRI FARMASI INDUSTRI FARMASI PBF PBBBF
?
PEMUTIHAN?
?
Pel.ins.dist.obat / 05-2004 / tp Penyalur Obat Hewan Industri OT Obat Palsu? BKO? BKO?KONDISI FAKTUAL PENYIMPANGAN
DISTRIBUSI
Philippine Health Insurance Corporation
• Sistem Jaga Mutu Obat
• Sistem Jaminan
Keabsahan Obat
• Pengamanan Pelayanan
Obat
Sumber Daya Manusia - Kompeten - Profesional
• SISTEM JAGA MUTU
- Sumber pengadaan - Kondisi penyimpanan - Hindari kesalahan pemberian
obat • ADMINISTRASI - Pencatatan (mudah ditelusuri)
Pelayanan
Obat
Perlindungan masyarakat atas obat yang beredar
(khasiat, keamanan dan mutu)
Prinsip
KERANGKA KONSEP CARA
PELAYANAN OBAT YG BAIK
Philippine Health Insurance Corporation
TEMUAN
PENYIMPANGAN
APOTEK
ADMINISTRASI PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI & PERBEKALAN KESEHATAN KERJA Pelayanan APOTEK SUMBER DAYA MANUSIA SARANA & PRASARANA KOMODITIPhilippine Health Insurance Corporation
SUMBER DAYA
MANUSIA
SUMBER
DAYA
MANUSIA
Belum
Profesional
Tingkat kehadiran APA rendah
Tenaga teknis
farmasi Tidak ada
APA berdomisili di luar
kota
Apoteker merangkap pada
Perusahaan Farmasi lain
Philippine Health Insurance Corporation
SARANA DAN
PRASARANA
SARANA DAN
PRASARANA
Ruang kerja
APA tdk ada
Ruang peracikan
sempit/tidak
memadai
Tidak ada
Ruang tunggu
Rak
penyimpanan
obat tidak rapi
Gudang tidak
memadai
Terjadi perubahan
Alamat tanpa
Philippine Health Insurance Corporation
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI &
PERBEKALAN KESEHATAN
PelayananPENGELOLA SF
& PERBEKALAN
KESEHATAN
Pengelola sediaan Farmasi Administrasinyabelum sesuai ketentuan
Penyimpanan obat blm tertata baik (FIFO & FEFO)
Menjual obat keras / psikotopika ranpa resep
Perencanaan pengadaan obat tidak
mendapat perhatian
Pengadaan obat
tidak melalui jalur
TIPE APOTIK PANEL :
1.
MR PABRIK MENCARI ORDER, APOTIK AKTIF MENGIRIM
OBAT DAN MELAKUKAN PENAGIHAN, PBF MEMBERI “BACK
UP”.
2. SALESMAN APOTIK MENCARI ORDER, MENGIRIM OBAT DAN
MELAKUKAN PENAGIHAN, PBF MEMBERI
“BACK UP”.
3. MR
PABRIK MENCARI ORDER, PBF MENGAMBIL ALIH TUGAS
APOTIK SELURUHNYA DALAM MENGIRIM DAN MELAKUKAN
PENAGIHAN, APOTIK PASIF TOTAL.
4. MR
PABRIK MENCARI ORDER, PBF MENGAMBIL ALIH
SEBAGIAN TUGAS APOTIK DALAM MENGIRIM OBAT DAN
MELAKUKAN PENAGIHAN.
a. Medical Representative (MR) yang seharusnya hanya mempromosikan
obat ke dokter/klinik, melakukan juga
tugas salesman, yaitu
menawarkan penjualan obat ke dokter/klinik.
b. Dokter menuliskan pesanan melalui resep.
c. Oleh MR resep dibawa ke apotik panel.
d. Apotik panel membuat Surat Pesanan resmi ke PBF
.
e. PBF menjual obat ke apotik dengan diskon khusus. Diskon biasanya 5%
lebih besar dari diskon reguler.
f.
Apotik mencatatkan transaksi dalam administrasinya.
g. Apotik mengirimkan obat ke dokter/klinik dan selanjutnya melakukan
penagihan ke pihak tsb.
h. Segala resiko yang timbul dari transaksi ditanggung apotik.
Kesalahan yang dilakukan ::
a. MR melakukan fungsi pencarian order yang merupakan fungsi distribusi.
b. Penyalahgunaan arti “R/” dalam “ resep”. Penulisan resep tanpa nama
pasien dan cara pakai.
APOTIK PANEL
APOTIK PANEL TIPE – 1
MR PABRIK MENCARI ORDER, APOTIK AKTIF MENGIRIM OBAT DAN
MELAKUKAN PENAGIHAN, PBF MEMBERI “BACK UP”.
INDUSTRI FARMASI P B F A P O T I K DOKTER KLINIK TOKO OBAT MR 1. PENAWARAN 2. PEMESANAN 3. PENYAMPAIAN 4. PEMESANAN RESMI 5. PENJUALAN 6. PENJUALAN DAN PENAGIHAN APOTIK PANEL
APOTIK PANEL – TIPE 1
a. Salesman Apotik secara aktif mencari order pesanan obat ke
dokter/klinik, paramedis dan toko obat.
b. Dokter menuliskan pesanan melalui resep.
c. Apotik panel membuat Surat Pesanan resmi ke PBF .
d. PBF
menjual obat ke apotik dengan diskon khusus. Diskon
biasanya 5% lebih besar dari diskon reguler.
e. Apotik mencatatkan transaksi dalam administrasinya.
f. Apotik mengirimkan obat ke dokter/klinik dan selanjutnya
melakukan penagihan ke pihak tsb.
g. Segala resiko yang timbul dari transaksi ditanggung apotik.
APOTIK PANEL
APOTIK PANEL TIPE – 2
SALESMAN APOTIK MENCARI ORDER, MENGIRIM OBAT DAN
MELAKUKAN PENAGGIHAN, DAN PBF MEMBERI “BACK UP”.
P B F
A P O T I K
DOKTER & KLINIK
3. PEMESANAN RESMI
4. PENJUALAN
1. PENAWARAN
APOTIK PANEL
APOTIK PANEL – TIPE 2
2. PESANAN 5. PENGIRIMAN & PENAGIHAN 1. PENGANTAR TENTANG DISTRIBUSI DAN PERMASALAHANNYA
a. Apotik menyerahkan blanko Surat Pesanan Obat, Faktur Penjualan Apotik dan stempel apotik kepada PBF.
b. Medical Representative (MR) yang seharusnya hanya mempromosikan obat ke
dokter/klinik, melakukan juga tugas salesman, yaitu menawarkan penjualan obat ke dokter/klinik.
c. Dokter menuliskan pesanan melalui resep.
d. MR menyerahkan resep kepada PBF.
e. PBF menyelesaikan administrasi transaksi seolah-olah pesanan dari Apotik
f. PBF menyerahkan Faktur Penjualan Asli ke apotik, memberi kesan apotik sebagai
pihak pembeli.
g. Apotik mencatatkan atau tidak mencatatkan transaksi dalam administrasinya.
h. PBF mengirimkan obat ke dokter/klinik dengan memakai Faktur Penjualan
Apotik dan selanjutnya PBF melakukan penagihan ke pihak tsb.
i. Apotik mendapat fee (biasanya 2 -2.5% dari total transaksi sebagai biaya
pemutihan
APOTIK PANEL
APOTIK PANEL TIPE – 3
MR PABRIK MENCARI ORDER, PBF MENGAMBIL ALIH TUGAS APOTIK
DALAM MENGIRIM DAN MELAKUKAN PENAGIHAN, APOTIK PASIF
INDUSTRI FARMASI P B F A P O T I K DOKTER KLINIK TOKO OBAT MR 1. PENAWARAN 2. PEMESANAN APOTIK PANEL
APOTIK PANEL TIPE – 3
1. SP APOTIK 2. FAKTUR APOTIK 3. STEMPEL APOTIK FAKTUR PBF OBAT KERAS
a. Apotik menyerahkan blanko Surat Pesanan Obat, Faktur Penjualan Apotik kepada PBF, kecuali stempel.
b. Medical Representative (MR) yang seharusnya hanya mempromosikan obat ke
dokter/klinik, melakukan juga tugas salesman, yaitu menawarkan penjualan obat ke dokter/klinik.
c. Dokter menuliskan pesanan melalui resep.
d. MR menyerahkan resep kepada PBF.
e. PBF menyelesaikan administrasi transaksi seolah-olah pesanan datang dari
apotik. Berkas administrasi dibawa ke apotik.
f. Apotik membubuhkan STEMPEL Surat Pesanan Obat, Faktur Penjualan PBF ke
Apotik dan Faktur Penjualan Apotik ke Dokter/Klinik. Faktur Penjualan PBF diserahkan kepada pihak apotik.
g. PBF menyerahkan Faktur Penjualan ke apotik, memberi kesan apotik sebagai
pihak pembeli.
h. Apotik mencatatkan atau tidak mencatatkan transaksi dalam administrasinya.
g. PBF mengirimkan obat ke dokter/klinik dengan memakai Faktur Penjualan Apotik
dan selanjutnya PBF melakukan penagihan ke pihak tsb.
h. Apotik mendapat upah 2.5% dari total transaksi sebagai biaya pemutihan ini
APOTIK PANEL
APOTIK PANEL TIPE - 4
MR PABRIK MENCARI ORDER, PBF MENGAMBIL ALIH SEBAGIAN TUGAS
APOTIK DALAM MENGIRIM OBAT DAN MELAKUKAN PENAGIHAN.
INDUSTRI FARMASI P B F A P O T I K DOKTER KLINIK TOKO OBAT MR 1. PENAWARAN 2. PEMESANAN APOTIK PANEL
APOTIK PANEL TIPE - 4
1. SP APOTIK 2. FAKTUR APOTIK FAKTUR PBF OBAT KERAS STEMPEL APOTIK
Philippine Health Insurance Corporation
ADMINISTRASI
Pelaporan Narkotika & psikotropika tidak
kontinu
Buku penjualan
tidak ada
Administrasi
Pengarsipan resep blm
teratur
Buku hutang & piutang
tidak ada Surat pesanan belum tertib Pengaturan etiket
Philippine Health Insurance Corporation
KARTU STOK
Tidak mencantumkan tgl keluar, asal obat
dan paraf (hanya berupa kode)
Sebagian obat yang diterima tidak dicatat
Jumlah obat yang dicatat tidak sesuai dgn
fisik
Tidak mencantumkan Nomor Bets dan
Exp.Date
Philippine Health Insurance Corporation
SURAT PESANAN
Tidak ditanda tangani oleh APA
SP di tandatangani 1 blok
Dibuat oleh PBF
Philippine Health Insurance Corporation
PEMBUKUAN
PENERIMAAN
Tidak sesuai dengan faktur
pengiriman dari PBF
Tidak mencantumkan no.batch
dan exp.date
Philippine Health Insurance Corporation
KOMODITI
Mengganti tgl Exp (4 Apotik) Ditemukan Obat Daluarsa Ditemukan Obat yg sudah ditarik dari peredaran Ditemukan OT TIE mengandung BKO 2 Apotik (1 sdh sidang) Ditemukan Obat Program Ditemukan Obat rusak Ditemukan Obat tidak terdaftar Ditemukan Obat Palsu distribut orK O M O D I T I
Philippine Health Insurance Corporation
DAN LAIN-LAIN
OBAT OT DAN KOSMETIK BB BKO
PALSU
DILUAR APOTIK
( 1 tersangka sdh sidang)
GUDANG GELAP DILUAR
APOTIK OBAT BERASAL
DARI APOTIK
(sdh di Berkas 1 Apotik, Apoteker
mengundurkan diri 1 Apotik)
TINDAKAN PELANGGARAN
P
PK
PSK
PK
PI
Peringatan
Peringatan Keras
Penghentian Sementara Kegiatan
Penghentian Kegiatan
Apoteker tidak memenuhi kewajiban (menyedia
kan, menyimpan dan menyerahkan sediaan
Farmasi yang bermutu baik)
Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan
persyaratan APA
Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melaku
kan tugasnya lebih 2 tahun secara terus menerus
Terjadi Pelanggaran terhadap UU Obat Keras, UU
Kesehatan, UU Psikotropika dan UU Narkotika
Surat Izin Kerja Apoteker dicabut
PSA terbukti terlibat dalam pelanggaran
PerUndang-Undangan di bidang Obat
Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan suatu
Apotek
Pencabutan Izin Apotek dapat dilakukan
apabila :
REKOMENDASI
1
CABUT REKM
(PD,PC)
CABUT
STRA(PP)
CABUT SIPA
2
Psl 196 UU No
36/2009
BKO
Psl 197 UU No
36/2009
TIE
“GAWAT DARURAT APOTEKER”
TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN
Sumber Pengaduan:
1. Pasien/Masyarakat.
2. Dokter /Tenaga Kesehatan lainnya.
3. Teman Sejawat.
4. Pengurus Cabang / Daerah
5. Instansi Pemerintah
MEDAI Daerah,menerima Pengaduan Tertulis yang:
- Cukup Bukti
- Berisi Kronologi
TUGAS MEDAI DAERAH
Menelaah Pengaduan, kalau perlu melakukan
peninjauan lansung.
Dalam
20
hari
kerja
sudah
dibuat
“Keputusan”,apakah Perkara akan diteruskan
untuk disidang atau tidak.
“Kalau Tidak”, MEDAI D harus menulis kepada
Pelapor dan PC/PD serta CC kpd MEDAI P.
“Kalau Sidang”, Maka Sekretaris MEDAI D
menyiapkan
Sidang
sesuai
tata
cara
BAGAIMANA KALAU TERLAPOR TIDAK DATANG?
Bilamana setelah 3 x Pemanggilan Terlapor tidak
hadir dalam sidang maka MEDAI D dapat
melakukan sidang “inansentia”.
Selanjutnya hasil sidang di sampaikan kepada
Terlapor, PC/PD dan MEDAI P.
Bilamana Tersangka tidak terima keputusan MEDAI
D, ybs dapat melakukan Banding ke MEDAI Pusat.
Philippine Health Insurance Corporation