• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kota Tangerang Kota Tangerang yang terbentuk pada tanggal 28 Februari 1993 berdasarkan Undang-undang No.2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Secara geografis Kota Tangerang terletak pada 106’36 – 106’42 Bujur Timur (BT) dan 6’6 – 6 Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah 183,78 Km2 (termasuk luas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 Km2). Kota Tangerang memiliki letak strategis karena berada di antara DKI Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Posisi strategis tersebut menjadikan perkembangan Kota Tangerang berjalan pesat. Pada satu sisi, Kota Tangerang menjadi daerah limpahan dari berbagai kegiatan dari DKI Jakarta, di sisi lain menjadi daerah kolektor pengembangan wilayah Kabupaten Tangerang yang merupakan daerah dengan sumber daya alam yang produktif.

Pesatnya perkembangan Kota Tangerang didukung pula dari tersedianya sistem jaringan transportasi terpadu dengan wilayah Jabodetabek, serta aksesibilitas dan konektivitas berskala nasional dan internasional yang baik, yang tercermin dari keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Pelabuhan Internasional Tanjung Priok, serta Pelabuhan Bojonegara sebagai gerbang

(2)

40

maupun outlet nasional. Kedudukan geostrategis Kota Tangerang tersebut telah mendorong bertumbuhkembangnya aktivitas industri, perdagangan dan jasa yang merupakan basis perekonomian Kota Tangerang.

Pengelolaan Keuangan Daerah pada Kota Tangerang dikoordinasikan oleh Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BKKD). BKKD meliputi satu Sekretariat dan empat bidang yaitu Bidang Pembiayaan, Bidang Akuntansi, Bidang Pendapatan Asli Daerah, dan Bidang Perimbangan. Sekretariat meliputi Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Kepegawaian. Bidang Pembiayaan meliputi Sub Bidang Anggaran, Sub Bidang Perbendaharaan, dan Sub Bidang Kas Daerah. Bidang Akuntansi meliputi Sub Bidang Verifikasi, Sub Bidang Administrasi dan Kekayaan, dan Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan. Bidang Pendapatan Asli Daerah meliputi Sub Bidang Pendapatan dan Pengembangan Sumber PAD, Sub Bidang Penetapan, dan Sub Bidang Penagihan PAD. Bidang Perimbangan Keuangan Daerah meliputi Sub Bidang Pajak Bumi dan Bangunan, Sub Bidang Bantuan dan Pinjaman, dan Sub Bidang Perimbangan Keuangan Daerah Lainnya.

Pengelolaan Keuangan Daerah pada Kota Tangerang dilaksanakan berdasarkan Perda Nomor 01 Tahun 2003 tanggal 10 April 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan kebijakan teknis pelaksanaannya diatur dalam SK Kepala Daerah Nomor 01.A Tahun 2004 tanggal 5 Januari 2004 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah disusun berpedoman pada PP 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

(3)

41

dan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. APBD TA 2004 ditetapkan dengan Perda Nomor 12 Tahun 2003 tanggal 30 Desember 2003 tentang APBD TA 2004 dan dirinci dengan Keputusan Kepala Daerah Nomor 15 tanggal 31 Desember 2003. Atas APBD TA 2004 tersebut, dengan alasan adanya Kebijakan Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah yang bersifat strategi, penyesuaian target penerimaan daerah dan terjadinya kebutuhan yang mendesak, maka Pemerintah Kota Tangerang membuat perubahan APBD dengan Perda Nomor 12 Tahun 2004 tanggal 19 Agustus 2004.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah Nomor 01.A Tahun 2003, pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Kota Tangerang TA 2004 menggunakan sistem pembukuan ganda dengan dasar kas modifikasi. Akan tetapi pelaksanaannya diselenggarakan dengan menggunakan sistem pembukuan tunggal dengan dasar kas modifikasi. Pendapatan diakui pada saat kas diterima, sedangkan belanja diakui pada saat belanja dibayar. Pada akhir periode, dilakukan penyesuaian (adjusment) atas transaksi keuangan periode berjalan untuk menentukan saldo akhir akun dalam Neraca. Selanjutnya setiap awal periode berikutnya dilakukan penjurnalan balik (revershings entry) atas rekening-rekening yang dihasilkan dari penyesuaian pada periode sebelumnya.

(4)

42

Berdasarkan Keputusan Walikota Tangerang Nomer. 16 tahun 2001 dibentuk Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah senagai peleburan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah dengan bagian Keuangan dan bagian Perlengkapan pada Sekertaris Daerah, tugas dan fungsi Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kota Tangerang :

1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang keungan dan kekayaan 2. Penyelenggaraan perbendaharaan dan kas derah

3. Penyelenggaraan penyusunan APBD 4. Pelaksanaan pengolaan PAD

5. Pelaksanaan perimbangan keuangan 6. Penyelenggaraan akuntansi dan verifikasi

7. Pelaksanaan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi 8. Penyelengara anggaran administrasi kekayaan daerah

9. Penyelernggaraan ketatausahaan.

B. Struktur Organisasi Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kota Tangerang

Berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 21 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja pada Badan Pengawas Daerah Kabupaten Tangerang disebutkan bahwa struktur organisasi Badan Pengawas Daerah Kabupaten Tangerang terdiri dari setiap Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bagian:

(5)

43

1. Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan penatausahaan, surat menyurat, rumah tangga, kepegawaian dan untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi : Penatausahaan surat menyurat yang meliputi mengadministrasikan agenda, ekspedisi, kartu kendali, kartu disposisi, ordner dan tik; Pengelolaan kegiatan surat menyurat yang meliputi pengetikan dan penggandaan; Penginventarisasi, pembelian, pendistribusian dan pemeliharaan barang inventaris kantor serta pengamanan gedung kantor; Pelaksanaan penatausahaan kepegawaian serta menyusun, menghimpun serta melaporkan KP 4; Pelaksanaan koordinasi dan lain-lain yang berkaitan dengan kedinasan dengan unit kerja yang didalam instansi.

2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan, penyusunan, dan pengendalian rencana / program kerja pengawasan, menghimpun peraturan perundang-undangan dan Keuangan Badan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai fungsi:

(6)

44

b. Penyiapan dan penyusunan rencana tim reguler;

c. Penghimpun peraturan perundang-undangan dan PKP dari masingmasing bidang, memberikan masukan kepada Ketua Tim Audit dalam hal data yang diperlukan pada saat akan melakukan Audit.

d. Pelaksanaan koordinasi dan lain-lain yang berkaitan dengan kedinasan dengan unit kerja yang ada di dalam organisasi. e. Menyusun rencana stratejik dan rencana Badan; Menyusun

rencana anggaran; Pemberian usulan perbaikan anggaran dan pengelolaan keuangan.

3. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.

Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan dan menyiapkan bahan, menghimpun, mengolah menilai serta menyimpan laporan hasil pengawasan dan melakukan administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun laporan kegiatan pengawasan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:

a. Penyiapan, penghimpunan, pengolahan, penilaian dan penyiapan laporan pemeriksaan dan daftar naskah temuan; b. Penyiapan, penghimpunan, pelaksanaan memonitor tindak

(7)

45

c. Penyiapan, penghimpunan, pengolahan, penilaian pelimpahan kasus pengaduan;

d. Penyiapan, penghimpunan, pengolahan, monitoring hasil audit dan laporan serta menyusun laporan kegiatan pengawasan;

e. Pelaksanaan kordinasi dan lain-lain yang berkaitan dengan kedinasan dengan unit keda yang ada dalam organisasi. f. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah (lakip) Badan. 3. Seksi Pengawasan dan Pengamanan

Bidang Pengawasan Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan audit terhadap penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum yang meliputi Bina Wilayah, Perundang-undangan dan Administrasi Pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, bidang pengawasan pemerintahan mempunyai fungsi :

a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana audit;

b. Pemberian petunjuk, mengawasi dan membimbing pelaksanaan tugas audit;

c. Audit terhadap kegiatan – kegiatan pemerintahan umum; d. Penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil audit. 4. Sub.Bidang Pengawasan Bina Wilayah.

(8)

46

Sub.Bidang Pengawasan Bina wilayah mempunyai tugas pokok melaksanakan audit dalam bidang bina wilayah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub.Bidang Pengawasan Bina wilayah mempunyai fungsi :

a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana audit; b. Penyiapan pentunjuk pelaksanaan audit;

c. Pelaksanaan audit terhadap kegiatan bina wilayah; d. Penyiapan, Penyusuanan dan penyampaian laporan

hash audit.

5. Sub.Bidang Pengawasan Administrasi Pemerintahan.

Sub.Bidang Pengawasan Administrasi Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan audit dalam bidang administrasi pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub.Bidang Pengawasan Administrasi Pemerintahan mempunyai fungís :

a. Penyiapan bahan, penyusunan rencana audit; b. Penyiapan petunjuk pelaksanaan audit;

c. Pelaksanaan audit terhadap kegiatan administrasi pemerintahan,

d. Penyiapan, penyusunan dan menyampaikan laporan hasil audit.

(9)

47

Sub. Bidang Pengawasan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan audit dalam bidang pendapatan daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub. Bidang Pengawasan Pendapatan Daerah mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana audit; b. Penyiapan petunjuk pelaksanaan audit;

c. Pelaksanaan audit terhadap kegiatan pendapatan daerah; d. Penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil

audit.

7. Sub. Bidang Pengawasan Pembiayaan dan Belanja.

Sub. Bidang Pengawasan Pembiayaan dan Belanja mempunyai tugas pkok melaksanakan audit dalam bidang Pembiayaan dan Belanja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub. Bidang Pengawasan Pembiayaan dan Belanja mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana audit terhadap; b. Penyiapan petunjuk pelaksanaan audit;

c. Pelaksanaan audit terhadap kegiatan pembiayaan dan belanja; d. Penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil audit. 8. Sub. Bidang Pengawasan Kekayaan Daerah

Sub. Bidang Pengawasan Kekayaan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan audit dalam bidang kekayaan daerah. Untuk

(10)

48

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub. Bidang Pengawasan Kekayaan Daerah mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana audit; b. Penyiapan petunjuk pelaksanaan audit;

c. Pelaksanaan audit terhadap kegiatan kakayaan daerah;

(11)

49 Gambar 3.1

Struktur Organisasi Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kota Tangerang

(12)

50 C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode Deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sitematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi (obyek) penelitian mengenai Analisis Realisasi Pajak Reklame dan Pajak Restoran Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Periode 2007-2011.

D. Definisi Operasional Variabel 1. Pendapatan Asli Daerah

Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Berdasarkan (Dept. Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah Tahun 2006) yang menyatakan Pendapatan daerah adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu di bayar kembali oleh daerah.

Klasifikasi PAD yang terbaru berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 terdiri dari :

1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah

(13)

51

3. Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Lain-lain PAD yang Sah.

2. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (dalam hal ini dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah / Dispenda) yang digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah dan tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Besaran dan bentuk pajak daerah ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda).

3. Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pengenaan pajak reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di Indonesia.

Adapun yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame yang diperhitungkan dengan memperhatikan letak reklame, jenis reklame, jangka waktu penyelenggaraan reklame dan ukuran media reklame.

Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar dua puluh lima persen (25%). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak reklame yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing kabupaten/kota.

a. Tarif pajak reklame ditetapkan sebesar 25%

b. Tarif pajak reklame rokok, minuman keras dikenakan tambahan pajak sebesar 25%

(14)

52

c. Sedangkan besarnya pokok pajak reklame yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan penggenaan pajak

d. Nilai sewa reklame dihitung dengan rumus:

Besarnya NJOR = ((Ukuran Reklame x Harga Dasr Ukuran Reklame) + ( Ketinggian reklame x Harga Dasar Ketingggian))

4. Pajak Restoran

Dasar Hukumnya adalah Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 37 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering. Dasar pengenaan pajak restoran adalah sejumlah pembayaran yang diberikan konsumen baik yang bersifat orang pribadi atau badan yang melaksanakan pembayaran di Restora

Tarif pajak restoran ditetapkan paling tinggi sebesar Sepuluh persen (10%). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah

Pajak Reklame Terutang = Nilai Sewa X Tarif Pajak

Nilai Sewa Reklame = Nilai JUal Objek Reklame (NJOR) + Nilai Strategis Pemasangan Reklame

(15)

53

kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak restoran yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing kabupaten/kota.

a. Tarif pajak restoran ditetapkan sebesar 10%

b. Sedangkan besarnya pokok pajak restoran dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan penggenaan pajak

E. Metode Pengumpulan Data

Ada dua cara pengumpulan data penelitian yaitu dengan penelitian kepustakaan ( library research ) dan penelitian lapangan (field research )

1. Penelitian Kepustakaan ( library research )

Dalam melakukan studi pustaka, penulis berusaha untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, komprehensif, mengenai peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaannya, serta referensi-referensi lain yang berkaitan dengan masalah penelitian yang diangkat dalam penulisan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (field research )

Dalam melakukan penelitian lapangan dilakukan dibidang Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Jl. Satria Sudirman No.01 Tangerang 15123. Untuk mencari data yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diangkat dalam penulisan penelitian ini.

(16)

54 F. Jenis Data

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung dengan cara melakukan wawancara ke Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kota Tangerang. 2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder diperoleh dari buku laporan Keuangan berupa angka-angka rencana dan realisasi penerimaan pajak reklame dan pajak restoran kota Tangerang.

G. Metode Analisa Data

Dari data yang diperoleh, maka dilakukan analisa data agar dapat diinterpretasikan. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kuantitatif dan analisa deskriptif kualitatif.

1. Metode Analisis Deskriptif Kualitatif

Metode analisis deskriftif kualitatif adalah dengan menguraikan realisasi penerapan pengunaan Pajak Reklame, Pajak Restoran dan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah serta membandingkan dengan teori dan Undang-Undang yang berlaku.

(17)

55

2. Metode Analisis Deskriftif Kuantitatif

Metode analisis deskriftif kuantitatif adalah dengan menganalisis hasil perhitungan penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Restoran yang berkaitan dengan rencana dan realisasi penerimaan Pajak Reklame Dan Pajak Restoran, serta Pendapatan Asli Dearah untuk tahun 2007-2011dibandingkan dengan teori dan Undang-Undang yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan obsevasi, bahwa pengupahan karyawan pada Home Konveksi Surya Pelangi ini masih jauh dari ketentuan dan aturan-aturan yang berlaku, walaupun secara akad home

Dalam konteks pro dan kontra atas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-XI/2013 tersebut, demi kepastian hukum Ketua Mahkamah Agung menerbitkan Surat Edaran Nomor 7 Tahun

Jadi, dari hasil analisis QFD ( Quality Function Deployment) yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembaharuan Layanan M – Tix yang sudah ada saat ini perlu

Data memperlihatkan bahwa pada periode tersebut, IR terbesar terjadi pada kelompok umur 6-15 tahun, dengan kata lain selama tiga tahun tersebut kejadian DBD terbesar pada usia

0 Penyakit lupus termasuk penyakit autoimun, artinya tubuh Penyakit lupus termasuk penyakit autoimun, artinya tubuh menghasilkan antibodi yang sebenarnya untuk  menghasilkan

Dalam periode satu tahun terakhir (Februari 2012 – Februari 2013) terdapat perubahan persentase pekerja dengan status buruh/karyawan naik sebesar 3,81 persen, berusaha

Hasil-hasil penelitian konservasi in vitro secara pertumbuhan minimal telah berhasil diteliti di antaranya pada tanaman kunyit dengan perlakuan pengenceran media dasar

Mitra Data Benua telah memenuhi teori unsur- unsur pengendalian intern, dan mengetahui efektifitas dari sistem pembelian dan penjualan barang dagang yang telah