• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA PADANGSIDIMPUAN

TAHUN 2014

(2)

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk memenuhi tujuan-tujuan Millenium Development Goals (MDGs), khususnya yang terkait dengan keberlanjutan akses penduduk terhadap air yang aman diminum dan sanitasi yang layak. Untuk itu pemerintah berupaya melakukan terobosan untuk mengejar ketertinggalan dalam perencanaan dan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

Dalam rangka mendukung komitmen tersebut, Pemerintah Kota Padangsidimpuan turut serta melaksanakan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang telah memasuki tahapan ke-3 yaitu Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Padangsidimpuan. Buku Putih Sanitasi Kota Padangsidimpuan ini memberikan gambaran mengenai profil wilayah, profil sanitasi, area beresiko sanitasi, program sanitasi yang sedang berjalan dan yang akan datang serta indikasi permasalahan sanitasi di Kota Padangsidimpuan.

Buku Putih Sanitasi Kota Padangsidimpuan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pelaksanaan kegiatan tahap selanjutnya yaitu Dokumen Strategi Sanitasi Kota Padangsidimpuan (SSK) dan MPS (Memorandum Program Sanitasi) dengan harapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs) khususnya dalam bidang sanitasi permukiman di Kota Padangsidimpuan dapat tercapai pada Tahun 2019.

Padangsidimpuan, Desember 2014

Ketua Pokja Sanitasi Kota Padangsidimpuan

Drs.Zulpeddi, MM

Pembina Utama Muda

NIP.19600814 198501 1 001

(3)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ... i-ii

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Landasan Gerak... 3

1.2.1 Pengertian Sanitasi ... 3

1.2.2 Kajian Wilayah Sanitasi ... 5

1.2.3 Visi dan Misi Kota Padangsidimpuan ... 5

1.2.4 Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Padangsidimpuan... 6

1.3 Maksud dan Tujuan ... 8

1.4 Metodologi ... 9

1.4.1 Pendekatan ... 9

1.4.2 Pengumpulan Data ... 9

1.4.3 Sumber Data ... 10

1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan yang lain ... 12

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA PADANGSIDIMPUAN 2.1 Geografis, AdministratifdanKondisiFisik ... 14

2.1.1 Geografis dan Kondisi Fisik ... 14

2.1.2 Administratif ... 15

2.2 Demografi ... 16

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah ... 20

2.3.1 Realisasi APBD ... 20

2.3.2 Peta Kapasitas Fiskal ... 23

2.3.3 Pertumbuhan PDRB... 24

2.4 Tata Ruang Wilayah ... 25

2.5 Sosial dan Budaya ... 26

2.5.1 Pendidikan ... 27

A. Jumlah Fasilitas pendidikan, Guru dan Murid ... 27

B. Angka Partisipasi Murni (APM)... 28

C. Tingkat Pendidikan Masyarakat ... 29

D. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan ... 30

2.5.2 Penduduk Miskin ... 31

2.5.3 Rumah Tangga ... 31

2.5.4 Perumahan Kumuh di Perkotaan ... 32

2.5.5 Kesehatan ... 32

2.5.6 Sosial Kemasyarakatan ... 33

BAB III PROFIL SANITASI KOTA PADANGSIDIMPUAN 3.1 PerilakuHidupBersihSehat (PHBS) danPromosiHigieni Kota Padangsidimpuan ... 35

3.1.1 Tatanan Rumah Tangga ... 36

(4)

C. Pengelolaan sampah ... 39

D. Pengelolaan Limbah ... 40

E. Pengelolaan Drainase ... 41

3.2 Pengelolaan Air LimbahDomestik ... 41

3.2.1 Kelembagaan ... 42

3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan ... 42

3.2.3 Pembiayaan dan Pendanaan ... 43

3.3.3.1 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak ... 43

3.3 PengelolaanPersampahan ... 43

3.3.1 Kelembagaan ... 44

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan ... 44

3.3.3 Kesadaran masyarakat dan PMJK ... 46

3.4 PengelolaanDrainaseLingkungan ... 48

3.4.1 Landasan Hukum/Legal Operasional ... 48

3.4.2 Kesadaran masyarakat dan PMJK ... 50

3.5 PengelolaanKomponenTerkaitSanitasi ... 52

3.5.1 Pengelolaan Air Bersih ... 52

3.5.2 Pengelolaan Limbah Medis ... 53

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 PerilakuHidupBersihdanSehat (PHBS) danPromosiHigieni ... 57

4.1.1 Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Proporsi Higieni... 57

4.1.2 Rencana dan Program Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni ... 58

4.2 PeningkatanPengelolaan Air LimbahDomestik ... 58

4.2.1 Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik... 58

4.2.2 Kegiatan Pengelolaan Persampahan yang Sedang Berjalan ... 59

4.2.3 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015-2017 ... 59

4.3 PeningkatanKomponenTerkaitSanitasi ... 60

4.3.1 Rencana Program dan KegiatanTerkait Sanitasi Saat ini ... 60

4.3.2 Kegiatan Terkait Sanitasi yang Sedang Berjalan ... 60

4.4 PeningkatanPengelolaanPersampahan ... 61

4.5 PeningkatanPengelolaanDrainaseLingkungan ... 61

4.5.1 Rencana Program Saat Ini ... 61

4.5.2 Kegiatan dan Rencana Program Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2015 ... 62

4.6 PeningkatanKomponenTerkaitSanitasi ... 63

4.6.1 Rencana Program dan Kegiatan Terkait Sanitasi Saat ini ... 63

4.6.2 Kegiatan Terkait Sanitasi yang Sedang Berjalan ... 63

4.6.3 Kegiatan Terkait Sanitasi yang direncanakan ... 64

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1 Area BerisikoSanitasi... 65

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan ... 16

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Kota Padangsidimpuan Tahun 2012 ... 17

Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kota Padangsidimpuan Tahun 2008 – 2012 ... 19

Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2013 ... 22

Tabel 2.5 Data Kapasitas Fiskal Kota Padangsidimpuan ... 23

Tabel 2.6 Data Perekonomian Umum Daerah Nilai dan Kontribusi dalam PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2013 (ribu rupiah) ... 24

Tabel 2.7 Fungsi Pelayanan pada Tiap Kecamatan di Kota Padangsidimpuan ... 25

Tabel 2.8 Data Fasilitas Pelayanan Pendidikan di Kota Padangsidimpuan Tahun 2012-2013... 27

Tabel 2.9 Angka Partisipasi Murni Kota Padangsidimpuan Tahun 2012-2013 ... 28

Tabel 2.10 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Padangsidimpuan Tahun 2012-2013 ... 29

Tabel 2.11 Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2013 ... 30

Tabel 2.12 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga di Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 31

Tabel 2.13 Banyaknya Tempat Peribadatan menurut Kecamatan di Kota Padangsidimpuan ... 33

Tabel 3.1 Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Sanitasi Kota Padangsidimpuan ... 35

Tabel 4.1 Kegiatan Peningkatan PHBS yang Sedang Berjalan Tahun 2014 ... 57

Tabel 4.2 Rencana Program dan Kegiatan Peningkatan PHBS Tahun 2015 ... 58

Tabel 4.3 Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014 ... 59

Tabel 4.4 Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015-2017 ... 60

Tabel 4.5 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase Tahun 2014 ... 62

Tabel 4.6 Rencana Program dan Kegiatan Saat ini Sanitasi Sub Sektor Penyediaan Air Bersih Tahun 2014 Kota Padangsidimpuan ... 63

Tabel 4.7 Program Sanitasi yang sedang berjalan Sub Sektor Penyediaan Air Bersih Kota Padangsidimpuan Tahun 2014 ... 64

Tabel 4.8 Program Sanitasi yang direncanakan Sub Sektor Penyediaan Air Bersih dan drainase Kota Padangsidimpuan Tahun 2015-2017 ... 64

Tabel 5.1 Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan ... 65

Tabel 5.2 Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko ... 66

(6)

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya subject dan object dari pembangunan adalah manusia itu sendiri dan dipertegas dengan program Millenium Development Goals (MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Didalam MDGs terdapat 8 tujuan utama antara lain:

1. Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan Ekstrim 2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4. Menurunkan angka kematian anak

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV dan AIDS, Malaria serta penyakit lainnya 7. Memastikan kelestarian lingkungan

8. Promote global partnership for development

Kedelapan target pembangunan ini harus dicapai pada tahun 2015. Pada tujuan ke-7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan, dimana salah satu target yang harus dicapai adalah menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak dengan indikator antara lain:

1. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan

2. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan

Target yang harus dicapai untuk tahun 2015 agar rumah tangga perkotaan dapat mengakses air bersih adalah sebesar 75,29% dengan acuan dasar 50,58% pada tahun 1993. Sedangkan menurut Laporan MDGs Indonesia 2011, pada tahun 2009 persentasenyamenurun menjadi 49,82%.Hal ini menunjukkan terjadinya degradasi lingkungan menyebabkan air bersih susah ditemukan di kawasan perkotaan. Oleh karena itu, peningkatan akses rumah tangga terhadap air bersih

(7)

dicapai untuk mengakses sanitasi layak perkotaan pada tahun 2015 adalah sebesar 76,82% dengan acuan dasar 53,64% pada tahun 1993. Menurut Laporan MDGs Indonesia 2011, pada tahun 2009 persentase yang sudah dicapai sebesar 69,51% rumah tangga dapat memperoleh akses terhadap sanitasi layak pada kawasan perkotaan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi layak perkotaan adalah adanya Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) dimana didalamnya setiap kabupaten/kota diharuskan untuk menyusun dokumen perencanaan sanitasi. Didalam Dokumen Perencanaan Sanitasi kabupaten/kota harus menyusun tiga (3) dokumen yaitu Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota, Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS).

Rangkaian awal dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Sanitasi adalah Penulisan Buku Putih Sanitasi. Buku Putih tersebut berisikan informasi yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi di Kabupaten/Kota sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi dimasa mendatang. Tahapan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi antara lain :

1. Internalisasi dan penyamaan persepsi 2. Penyiapan profil wilayah

3. Penilaian profil sanitasi (sanitation assessment) 4. Penetapan prioritas pengembangan sanitasi 5. Finalisasi buku putih

Berdasarkan pada survey kebutuhan nyata sanitasi Kota Padangsidimpuan tahun 2014, akses masyarakat terhadap air bersih masih mengalami persoalan , karena sebagian besar masyarakat belum terpenuhi kebutuhan air bersihyang memadai. Sedangkan untuk sanitasi, sebagian masyarakat masih melaksanakan aktivitas BABs (Buang Air Besar Sembarangan) di sungai, disamping sudah ada juga masyarakat yang memiliki WC/KM sendiri atau paling tidak dilingkungan permukiman terdapat WC/KMumum. Penyaluran limbah sebagian besar dari

(8)

jaringan pipa air limbah belum tersedia. Terkait dengan penanganan drainase, hanya 10%masyarakat yang pernah mengalami banjir di lingkungan permukiman dimana frekuensi banjir sering terjadi apabila musim hujan. Begitu juga halnya dengan persampahan belum tersedianya Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang memadai.

Kegiatan penyusunan Dokumen Perencanaan Sanitasi ini juga mendukung salah satu misi dalam pembangunan KotaPadangsidimpuan yang tertuang dalamRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Padangsidimpuan tahun 2005-2025, yaitu “Mewujudkan Kota Padangsidimpuan yang Sejahtera”.

1.2. Landasan Gerak 1.2.1. Pengertian Sanitasi

Sanitasi diartikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik pada tingkat rumah tangga maupun pada lingkungan perumahan dan terbagi kedalam 3 subsektor antara lain air limbah, persampahan, dan drainase tersier. Menurut Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP), 2010 sanitasi diartikan sebagai suatu proses multi-langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir.

Berdasarkan pada Buku Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi (TTPS, 2010), sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik pada tingkat rumah tangga maupun pada lingkungan perumahan. Sanitasi terbagi ke dalam tiga subsektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Berikut disajikan uraian terkait dengan subsektor sanitasi.

(9)

1. Pengelolaan air limbah

Sistem pengelolaan air limbah dikelompokkan antara lain :

a. Sistem setempat air limbah (black and grey water) langsung diolah setempat. Sistem setempat bisa kering atau basah. Sistem kering tidak memakai air untuk membersihkan kotoran. Sedangkan sistem basah menggunakan air untuk membersihkan kotoran dan sistem basah ini yang umum digunakan di Indonesia. Pada sistem setempat yang memadai dibutuhkan ceruk atau tangki untuk menampung endapan tinja dan tergantung pada permeabilitas tanah untuk menapis air limbah ke dalam tanah. Tangki septik memerlukan pembuangan endapan tinja secara berkala (2-4 tahun). Endapan tinja yang terkumpul harus diangkut dan diolah di instalasi pengolahan yang dirancang untuk ini (instalasi pengolahan lumpur tinja atau IPLT).

b. Sistem terpusat, sistem ini biasanya dikelola oleh Pemerintah Daerah atau badan milik swasta resmi yang mengalirkan black dan grey water secara bersamaan. Sistem ini umumnya menyertakan WC gelontor yang tersambung ke saluran limbah

c. Sistem sanitasi hibrida, sistem ini masih menahan solid di dalam bak penampungannya, tetapi mengalirkan limbah cairnya ke sistem pengumpulan/koleksinya. Sistem hibrida bisa dikoneksikan ke kloset sistem simbur ataupun sentor yang dialirkan lebih dulu ke interseptor sebelum dihubungkan dengan jaringan pipa air limbah. Sebagaimana tangki septik biasa, lumpur dalam bak penampung tetap harus dikuras ke IPLT.

2. Pengelolaan persampahan

Pengelolaan sampah dibagi ke dalam dua aktivitas utama yaitu pengumpulan dan pemrosesan akhir. Berdasarkan UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, untuk pemrosesan akhir digunakan sistem controlled dan sanitary landfill. Sedangkan untuk sistem open dumping sudah tidak diperkenankan lagi.

(10)

perorangan (dari pintu ke pintu) dan tidak langsung atau komunal (ditimbun pada TPS atau kontainer).

3. Pengelolaan drainase

Drainase perkotaan dibedakan menjadi, sebagai berikut.

a. Drainase makro yang terdiri dari drainase primer dan sekunder yang umumnya diperasikan oleh Provinsi atau Balai. Drainase ini berupa sungai, drainase/saluran primer dan sekunder.

b. Drainase tersier/mikro yang umumnya direncanakan, dibangun dan dirawat oleh Pemerintah Kota dan bahkan sering pula melibatkan masyarakat. Fungsi ganda pada drainase tersier yaitu (1) sebagi tempat pembuangan dan pengaliran grey water dan juga black water sepanjang tahun dan (2) sebagai penyalur air hujan/limpasan saat musim hujan tiba.

1.2.2. Kajian Wilayah Sanitasi

Berdasarkan kesepakatan dari Pokja Sanitasi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014 dan penilaian kondisi eksisting sanitasi Kota Padangsidimpuan, kajian wilayah sanitasi Kota Padangsidimpuanbukan hanya terfokus pada kelurahan tetapi juga perdesaan di Kota Padangsidimpuan.

1.2.3. Visi dan Misi Kota Padangsidimpuan

Mengacu pada dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padangsidimpuan tahun 2013-2017maka Visi Pembangunan Kota Padangsidimpuan Tahun 2013–2017 adalah: “Terwujudnya Kota Padangsidimpuan yang Sehat, Maju dan Sejahtera”.

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Padangsidimpuan tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan sebagai berikut:

1. Mempekuat daya jangkau masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terpadu.

2. Menciptakan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa. 3. Mengoptimalisasi sumber-sumber pendapatan asli daerah.

(11)

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur. 5. Memajukan sektor pendidikan.

6. Pembenahan tata ruang kota.

7. Menekan angka pengangguran, mengurangi jumlah dan persebaran penduduk miskin.

8. Meningkatkan daya saing daerah.

Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dengan memperhatikan RPJM Nasional, dan mengacu pada RPJMD Kota Padangsidimpuan dan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, maka Pemerintah Kota Padangsidimpuan menetapkan visi yang terdapat dalam dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2017yang telah disusun yaitu “Terwujudnya Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Jasa dan Pendidikan Berkualitas, Berkarakter dan Inklusif, Berbasis Budaya, yang Berwawasan Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan”.

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Padangsidimpuan tahun 2013-2017 tersebut ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan sebagai berikut : 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

2. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas.

3. Mewujudkan pemberdayaan masyarakat dengan gerakan Salumpat saindege.

4. Mewujudkan daya saing daerah yang kuat.

1.2.4. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Padangsidimpuan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2033 disusun untuk kurun waktu 20 tahun mendatang, pengembangan ruang Kota Padangsidimpuan mengacu pada hierarki fungsional sesuai dengan RTRWN dan selaras dengan RTRW Provinsi antara lain: Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sehingga dalam penataan ruang Kota Padangsidimpuan tidak terlepas dari

(12)

 Dalam konteks nasional Kota Padangsidimpuan adalah Pusat Kegiatan Regional (PKR) yang membutuhkan keterkaitan aksesibilitas antarwilayah secara optimal.

 Fungsi sebagai Pusat Kegiatan Regional Wilayah Pantai Barat dituntut adanya keterkaitan Kota Padangsidimpuan dengan kabupaten hinterland di sekitarnya yang berhimpitan untuk membagi beban dan fungsi-fungsi kegiatan perkotaan secara hierarkis dan terintegrasi.

Tujuan utama penataan struktur tata ruang Kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut:

 Memantapkan fungsi Kota Padangsidimpuan dan kota-kota di sekitarnya untuk mendukung fungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Pantai Barat yaitu sebagai pusat koleksi distribusi barang dan jasa.

 Meningkatkan aksesibilitas Kawasan Aglomerasi Padangsidimpuan dengan pusat kegiatan wilayah, melalui keterkaitan sistem jaringan transportasi jalan darat (arteri/kolektor primer)

 Mengoptimalkan potensi sumber daya alam dengan tetap memperhatikan azas kelestarian, dan budaya setempat

 Mewujudkan pemanfaatan ruang kota yang serasi dan seimbang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung pertumbuhan dan perkembangan Kawasan Aglomerasi Padangsidimpuan.

 Mengembangkan sistem pusat-pusat pelayanan kawasan yang terintegrasi dan berhierarki dengan pusat pelayanan lainnya dan sejalan dengan kebijaksanaan Pembangunan Nasional, Provinsi Sumatera Utara serta Kabupaten/kota terkait.

 Mengembangkan beberapa ruas jalan baru untuk selanjutnya diintegrasikan dengan jalan arteri primer dan kolektor primer dan jalan fungsi sekunder yang telah ada di Kota Padangsidimpuan untuk meningkatkan aksesibilitas yang merata ke seluruh pusat-pusat kegiatan dan ke luar kota sekaligus mengurangi beban transportasi di Kota Padangsidimpuan yang didukung sistem terminal penumpang yang berhierarki.

(13)

2007, serta lahan pertanian sawah beririgasi merupakan limitasi pengembangan dan harus dijaga kelestariannya dan target kawasan terbuka secara total adalah 60% dan khusus untuk Kota Inti adalah 35% .

 Mengintegrasikan sistem pelayanan beberapa infrastruktur yang dapat dilakukan seperti integrasi pelayanan air bersih, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah dan lainnya berdasarkan kesepakatan antar kabupaten/kota terkait.

 Mengembangkan Kawasan Prioritas untuk mengantisipasi kawasan yang cenderung tumbuh cepat, mempunyai kepentingan ekonomi, lingkungan dan sosial budaya

 Mengembangkan konsep kelembagaan kerjasama antarwilayah Kabupaten/kota dalam penataan ruang Kawasan Aglomerasi Kota Padangsidimpuan.

 Menciptakan keserasian pembangunan dengan Kabupaten/kota di dalam wilayah pengembangan Provinsi Sumatera Utara.

 Mengembangkan konsep kelembagaan kerjasama penataan ruang dan pembangunan antarKabupaten/kota dalam Kawasan Aglomerasi Padangsidimpuan atau wilayah Kabupaten/kota lainnya.

1.3. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Buku Putih Sanitasi dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lengkap terkait kondisi sanitasi Kota Padangsidimpuan sekaligus menjadi masukan kepada Pemerintah KotaPadangsidimpuan agar memiliki dokumen strategis dalam pelaksanaan pembangunan Kota Padangsidimpuan. Pemetaan kondisi sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi risiko kesehatan lingkungan (priority setting).

Adapun tujuan dari Program Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini antara lain : 1. Memberikan informasi sarana sanitasi Kota Padangsidimpuan.

(14)

3. Menyusun rencana dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi Kota Padangsidimpuan.

4. Memberikan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan untuk pembangunan sanitasi Kota Padangsidimpuan.

5. Menghasilkan kebijakan daerah terkait dengan sanitasi Kota Padangsidimpuan.

6. Menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan pembangunan sanitasi secara efektif, efisien dan terpadu.

1.4. Metodologi 1.4.1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam proses penyusunan Buku Putih (Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota Padangsidimpuan) antara lain.

1. Pendekatan partisipatif, dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat danswasta dalam layanan sanitasi, komunikasi, serta pemberdayaan masyarakat dengan pelibatan jender dan masyarakat miskin.

2. Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach), dimana dalam melakukan analisis disesuaikan dengan kebutuhan publik dimana masyarakat ikut terlibat langsung dalam pengambilan keputusan.

3. Pendekatan berbasis fakta (evidance based approach), dimana data yang dihasilkan berasal dari data primer dan sekunder sehingga bisa menjelaskan fakta yang sebenarnya dan mengetahui permasalahan langsung dari sumbernya.

1.4.2. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Padangsidimpuan meliputi data sekunder dan data primer. Berikut disajikan uraian terkait dengan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut.

1. Data sekunder, data ini diperoleh dari instansi/dinas pemerintah Kota Padangsidimpuan, hasil penelitian terkait sanitasi yang sudah dilakukan dan

(15)

2. Data primer, data ini diperoleh dari survey dan observasi lapangan, wawancara terstruktur, indepht interview, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan masyarakat umum, pihak swasta, organisasi non pemerintah dan pemerintah Kota Padangsidimpuan.

1.4.3. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Padangsidimpuan meliputi data sekunder dan data primer (EHRA). Berikut disajikan uraian terkait dengan sumber data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Padangsidimpuan.

1. Data sekunder, meliputi

 Arsip dan dokumen terkait dengan pelaksanaan pembangunan sanitasi Kota Padangsidimpuan yang berasal dari Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan, Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, Dinas Pekerjaan Umum Kota Padangsidimpuan, Badan Lingkungan Hidup Kota Padangsidimpuan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Padangsidimpuan, Biro Pusat Statistik dan dinas/instansi terkait lainnya meliputi (data statistik, Kota Padangsidimpuan Dalam Angka proposal, laporan, foto-foto lapangan)

 Dokumen perencanaan meliputi RPJMD Kota Padangsidimpuan RTRW Kota Padangsidimpuan, Masterplan Drainase dan dokumen perencanaan lainnya

2. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari lapangan yang meliputi data dari survey Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK) dan Aspek Promosi Higiene, Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA), Studi Komunikasi dan Pemetaan Media dan Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (studi Environmental Health Risk Assessment/EHRA), Studi Kelembagaan dan Studi Keuangan.

(16)

Gambar 1. 1. Diagram Alur Tahapan Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Padangsidimpuan

(17)

1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan yang lain Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih (Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota Padangsidimpuan antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antar Pemerintah Pusat dan Daerah

7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang 9. Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 10. Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

12. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air 14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan

15. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP)

18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP)

(18)

19. Keputusan Menteri Kesehatan No: 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

20. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

21. Keputusan Menteri Kesehatan No: 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

22. Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 27 Tahun 2003 tanggal 12 Maret 2003 tentang Retribusi Izin Pengelolaan Pembuangan Air Limbah

23. Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 42 Tahun 2003 tanggal 26 September 2003 tentang Pembenahan Lingkungan dan Pemeliharaan Kebersihan dalam Daerah Kota Padangsidimpuan.

24. Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 04 Tahun 2010 tanggal 01 Pebruari 2011 tentang Retribusi Jasa Umum

25. Peraturan Walikota Nomor 27 Tahun 2014 tanggal 21 Agustus 2014 tentang Pengelolaan dan Jaminan Kesehatan Nasional Peserta Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan.

(19)

2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1. Geografis dan Kondisi Fisik

Kota Padangsidimpuanterletak di koordinat 01°28'19" s/d 01°18'07"Lintang Utara dan 99°18'53" s/d 99°20'35"Bujur Timur. Luas Wilayah Kota Padangsidimpuan adalah 15.930,82 Ha atau 0,20% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kota Padangsidimpuan dialiri oleh beberapa sungai dan anak sungai. Sungai tersebut antara lain Sungai Batang Ayumi, Sungai Batang Angkola, Sungai Batang Bahal, Aek Sipogas dan anak - anak sungai lainnya yang merupakan sebuah potensi bagi pengembangan berbagai komoditi pertanian.

Keadaan tanah yang subur dikarenakan lapisan permukaan tanah dengan ketebalan yang cukup tinggi merupakan hasil endapan eluvial sungai dan gunung berapi dengan warna tanah hitam kecoklatan dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 300 – 400 mm/tahun.

Posisi Kota Padangsidimpuan memiliki akses darat yang memadai dan cukup strategis karena berada pada jalur utama yang merupakan penghubung antara berbagai pusat pertumbuhan :

- Lintas Barat : Menuju Ibukota Provinsi, Medan terdapat dua jalur yang melalui Sibolga dan Sipirok.

- Lintas Timur/Selatan : Menuju Ibukota Mandailing Natal, Panyabungan dan ke Provinsi Sumatera Barat berlanjut ke Ibukota Negara, Jakarta. - Lintas Timur/Utara : Menuju Langga Payung Kabupaten Labuhan Batu yang terhubung dengan Trans Sumatera Higway jalur Timur/Utara yang dapat menghubungkan semua Ibukota Provinsi di Pulau Sumatera dan ke Pulau Jawa.

(20)

2.1.2. Administratif

Secara administratif, Kota Padangsidimpuan memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : KecamatanAngkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan Sebelah Selatan : KecamatanBatangAngkola, Kabupaten Tapanuli Selatan Sebelah Timur : KecamatanAngkolaTimur, Kabupaten Tapanuli Selatan Sebelah Barat : KecamatanAngkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan

(21)

Kota Padangsidimpuan meliputi 6 kecamatan dan 37 kelurahan, dan 42 Desa. Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu 3.874,02 ha atau sebesar 26,38% dari luas Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara merupakan kecamatan dengan jumlah kelurahan/desa terbanyak, yaitu sebanyak 2 kelurahan dan 16 desa. Selain Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, kecamatan dengan jumlah kelurahan terbanyak berikutnya adalah Padangsidimpuan Utara (1.108,76 ha) atau sebesar 7,55 % dari luas Kota Padangsidimpuan, dengan 16 kelurahan. Lebih lengkapnya tentang luas dan pembagian wilayah administrasi Kota Padangsidimpuan dapat dilihat dalamtabel berikut:

Tabel 2. 1. Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan

No Kecamatan Kelurahan/ Desa Luas area (ha) Luas Wilayah (%) Ket. 1 Padangsidimpuan Utara 16 1.408,76 9,59 2 Padangsidimpuan Selatan 12 1.581,17 10,77 3 Padangsidimpuan Tenggara 16/2 2.768,63 18,85 4 PadangsidimpuanBatunadua 13/2 3.874,02 26,38 5 PadangsidimpuanHutaimbaru 5/5 2.234,19 15,21 6 PadangsidimpuanAngkolaJulu /8 2.817,91 19,20 2.2. Demografi

Jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan berdasarkan perhitungan tahun 2012 adalah sebesar 198.809 jiwa, yang terdiri dari 96.841 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 101.968 perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 14.684,68 ha, kepadatan penduduk rata-rata Kota Padangsidimpuan adalah sebesar 1.354 jiwa per kilometer persegi. Lebih lengkapnya data jumlah dan kepadatan penduduk Kota Padangsidimpuan tahun 2012, dapat dilihat dalam Tabel 2. .

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar 63.029 jiwa. Kecamatan berikutnya yang memiliki jumlah

(22)

penduduk lebih besar, hal ini disebabkan karena kedua wilayah dimaksud berada dalampusat kota/ wilayah perkotaan. Penduduk Kota Padangsidimpuan sebagian besar tinggal di daerah perkotaan yaitu sebanyak 142.376 jiwa sedangkan yang tinggal di pedesaan sebanyak 57.433 jiwa.

Tabel 2. 2. Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Kota PadangsidimpuanTahun 2012 No. Kecamatan Luas Wilayah (ha) JumlahPenduduk lakilaki Jumlahpenduduk perempuan Jumlah penduduk Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 1 Padangsidimpuan Utara 1.108,76 29.345 31.795 61.140 4.339 2 Padangsidimpuan Selatan 1.581,17 31.000 32.029 63.029 3.987 3 Padangsidimpuan Tenggara 2.768,63 15.194 16.322 31.526 1.139 4 PadangsidimpuanBatunadua 3.874,02 9.784 9.876 19.660 521 5 PadangsidimpuanHutaimbaru 2.234,19 7.706 8.007 15.713 703 6 PadangsidimpuanAngkolaJulu 2.817,91 3.812 3.929 7.741 275

(23)

Gambar 2. 2 PetaSebaranPenduduk Kota Padangsidimpuantahun 2012

Kepadatan penduduk Kota Padangsidimpuan tahun 2012 adalah 198.809 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan PadangsidimpuanUtara yaitu sebesar 4.339 jiwa/km2. Kecamatan lain dengan kepadatan penduduk tinggi adalah

kecamatan Padangsidimpuan Selatan (63.029 jiwa). Keberadaan pusat perdagangan Kota Padangsidimpuan yaitu kawasan Padangsidimpuan Utara, Pasar Sangkumpal Bonang, Plaza Anugrah dan City Walk. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk rendah adalah kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu dengan kepadatan 275 jiwa/km2.

(24)

Gambar 2.3 Peta KepadatanPenduduk Kota Padangsidimpuantahun 2012

Laju pertumbuhan penduduk kota Padangsidimpuan tahun 2014 adalah 1,03%. Pertumbuhan penduduk Kota Padangsidimpuan dapat disebabkan karena beberapa hal. Disamping masih bergabungnya Pemerintahan Kabupten Tapanuli Selatan dan Kota Padangsidimpuan juga disebabkan karena urban penduduk yang tinggi dari Kabupaten lain di sekitar Kota Padangsidimpuan dapat menjadi penyebab utama.

Tabel 2. 3. Pertumbuhan Penduduk Kota Padangsidimpuan Tahun 2008 - 2012

No Tahun JumlahPenduduk (jiwa) Kepadatanpendudu k (jiwa/km2) Pertumbuhanpendudu k (%)

(25)

No Tahun JumlahPenduduk (jiwa) Kepadatanpendudu k (jiwa/km2) Pertumbuhanpendudu k (%) 2 2009 191.912 1.307 1,88 3 2010 191.531 1.305 1,88 4 2011 193.322 1.316 1,03 5 2012 198.809 1.354 1,03

Sumber: Kota PadangsidimpuanDalamangka 2013

Dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, dengan asumsi angka pertumbuhan penduduk masih berada pada angka 1,03 %. Jumlah penduduk kota Padangsidimpuan akan menurun menjadi 209.047 dengan kepadatan 1.368 jiwa/km2.Perhitungan proyeksi jumlah pertumbuhan penduduk dilakukan dengan menggunakan metode geometrik (bunga berganda). Asumsi yang digunakan dalam penentuan metode tersebut adalah laju pertumbuhan penduduk sama untuk setiap tahunnya. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam proyeksi penduduk :

Pn = Po (1+r)

n

Keterangan :

Pn = jumlah penduduk pada tahun n Po = jumlah penduduk pada tahun o r = pertumbuhan penduduk n = periode waktu dalam tahun 2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.3.1. Realisasi APBD

Sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dalam perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang merupakan capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran, diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah. Berdasarkan data tahun 2013, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padangsidimpuan dalam realisasinya mampu menyumbangkan sebesar 6,22% dari total realisasi pendapatan daerah. Sementara porsi terbesar berasal dari Dana Perimbangan sebesar 88,83% dari total pendapatan daerah, sedangkan sisanya merupakan

(26)

Lain-Proporsi Dana Perimbangan cenderung meningkat dari tahun 2010-2013. Pada tahun 2010, proporsi Dana Perimbangan mencapai 87,07% dan pada tahun 2013naik menjadi 88,83%. Kenaikan proporsi dana perimbangan ini menunjukkan kekurang mandirian daerah. Kenaikan proporsi dana perimbangan yang relatif besar tidak diikuti peningkatan proporsi PAD yang sebanding. Selama tahun 2010-2013, pergeseran proporsi PAD hanya berkisar 1,76%. Proporsi PAD pada tahun 2010 adalah sebesar 12,93%dan pada tahun 2013 menjadi 24,30%. Pergeseran proporsi pendapatan yang signifikan bersumber dari Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Pada tahun 2010, proporsinya hanya sebesar 2,98% dan pada tahun 2013 mencapai 4,95%. Pergeseran yang besar ini disebabkan karena adanya peningkatan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terkait dengan dana transfer daerah untuk tunjangan profesi guru PNSD dan tambahan penghasilan untuk guru PNSD.

Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama tahun 2010-2013, rata-rata pertumbuhannya mencapai 60% per tahun. Pertumbuhan yang tertinggi adalah Lain-lain Pendapatan Yang Sah, yang rata-rata pertumbuhannya mencapai 70,43% per tahun. Tingginya pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Pendapatan Hibah. Sementara itu, pertumbuhan PAD dan Dana Perimbangan masing-masing sebesar 60% per tahun dan 42,31% per tahun.

(27)

Tabel 2. 4. Ringkasan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2013 Uraian 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan Rp % Rp % Rp % Rp % PENDAPATAN ASLI DAERAH 14.602.383.887 3,89 22.293.648.532 4,68 23.682.308.246 4,39 35.018.175.219 5,60 0,43% 1. Pajak 4.872.734.478 6.545.527.523 7.606.694.290 7.207.947.238 2. Retribusi 5.296.025.863 7.795.869.400 7.217.324.748 16.939.932.610

3. Hasil perusahaan daerah 3.333.549.336 5.872.663.609 6.043.579.177 7.178.785.085

4. Lain lain PAD 1.100.074.209 2.079.588.000 2.814.710.030 3.691.510.289

DANA PERIMBANGAN 332.671.594.194 88,56 358.625.271.118 75,16 421.732.103.830 78,04 494.095.039.267 78,96 2,4%

1. Dana bagi hasil pajak &

Bukan Pajak 26.429.984.994 25.042.264.118 32.822.219.830 30.886.533.267

2. Dana Alokasi Umum (DAU) 285.580.961.200 308.014.507.000 364.923.284.000 423.251.346.000

3.Dana Alokasi Khusus (DAK) 20.661.600.000 25.568.500.000 23.986.600.000 39.957.160.000

LAIN-LAIN PENDAPATAN

YANG SAH 28.402.146.694 7,57 96.287.165.846 20,18 95.053.955.795 17,59 96.665.318.000 15,45 1,97%

1. Pendapatan Hibah 9.882.425.391 - - -

2. Dana Darurat - - - -

3.Dana bagi hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah daerah lainnya

7.030.584.284 8.139.437.066 5.377.228.018 -

4. Dana Penyesuaian &

otonomi kusus 11.489.137.019 77.971.928.760 48.972.403.000 68.806.870.000

5. Bantuan Keuangan dr Prop/

Pemda Lainya - 10.175.800.000 40.704.324.777 27.858.448.000

PENDAPATAN DAERAH 375.676.076.775 477.206.085.496 540.468.367.871 625.778.532.486 9,99%

(28)

Pemerintah Kota Padangsidimpuan yang memulai program sanitasi pada tahun 2014 dan telah mengalokasikan anggaran sebesar 2% dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang dipergunakan untuk kegiatan antara lain : Sosialisasi, Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), dan Anggaran lainnya yang dialokasikan pada masing-masing SKPD terkait seperti Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Pertamanan, Kebersihan dan Pencegahan Kebakaran.

2.3.2. Peta Kapasitas Fiskal

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 54/PMK.07/2012 tentang Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah dalam rangka Perencanaan Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2013, maka dapat diketahui bahwa Kota Padangsidimpuan mempunyai Indeks Kapasitas Fiskal sebesar 0,73 dengan kategori Tingkat Penyediaan DDUB (Dana Daerah untuk Urusan Bersama) CUKUP.Sedangkan pada tahun 2014, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.07/2013, maka Kota Padangsidimpuan mempunyai Indeks Kapasitas Fiskal sebesar 0,7536yang tergolong dalam Kategori CUKUP.

Tabel 2. 5. Data Kapasitas Fiskal Kota Padangsidimpuan

No Tahun Indeks

Kapasitas Fiskal Kategori Kebijakan

1 2013 0,7536 CUKUP

2 2014 0,7536 CUKUP 74/PMK.07/2013

Sumber: Menteri Keuangan Republik Indonesia

Peta Kapaitas fiskal yang diputuskan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 129/PMK.02/2012Kota Padangsidimpuan mempunyai Indeks Kapasitas Fiskal 0,7536dengan Kategori CUKUP dan Peta Kapasitas Fiskal berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.07/2013 mempunyai Indeks Kapasitas Fiskal0,7536dengan Kategori CUKUP.

(29)

2.3.3. Pertumbuhan PDRB

Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB yang didasarkan pada harga berlaku, sektor perdagangan,hotel dan restoran adalah sektor yang memberikan sumbangan terbesar yaitu23,09% pada tahun 2010 dengan nilaiRp.438.648.000,-dan menurun dari segi persentase menjadi 22,74% tetapi pendapatannya meningkat pada tahun 2013 dengan nilai Rp.582.684.000,-. Dan sektor-sektor lain yang memberikan sumbangan yang besar terhadap PDRB Kota Padangsidimpuan yang didasarkan pada harga berlaku adalah sektor Pertanian dan Jasa-jasa (15,87% dan 19,01 pada tahun 2013), serta sektor Keuangan, sewa dan jasa perusahaan (12,48% pada tahun 2013).

Sumbangan PDRB terendah berdasarkan harga berlaku berasal dari sektor pertambangan dan penggalian dan Listrik,gas & air bersihyaitu 0,33% dan 0,58 % pada tahun 2010 dengan nilai sebesar Rp. 6.329.000.,- dan pada tahun 2013 dengan persentase 0,33% dengan nilai Rp 8.699.000.Berikut ini tabel nilai dan kontribusi dalam PDRB berdasarkan harga berlaku Kota Padangsidimpuan sebagai berikut:

Tabel 2.6. Data Perekonomian Umum Daerah

Nilai dan Kontribusi dalam PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2013 (ribu rupiah)

Sektor 2010 2011 2012 2013 (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % Pertanian 305.822 16,10 329.965 15,75 364.051 15,80 406.579 15,87 Pertambangan & penggalian 6.329 0,34 7.257 0,34 7.892 0,34 8.699 0,33 Industri pengolahan 225.558 11,88 243.935 11,64 271.377 11,77 302.331 11,80 Listrik,gas & air

bersih 12.476 0,66 13.266 0,63 14.110 0,61 15.010 0,58 Konstruksi 94.685 4,99 105.907 5,05 118.995 5,16 133.780 5,22 Perdagangan,

hotel & restoran 438.648 23,09 473.969 22,63 525.887 22,82 582.684 22,74 Pengangkutan &

komunikasi 239.127 12,59 251.606 12,01 274.525 19,91 305.650 11,93 Keuangan, sewa,

& jasa Perusahaan 221.827 11,68 250.286 11,95 281.445 12,21 319.891 12,48 Jasa-jasa 355.502 18,72 417.805 19,95 445.758 19,34 487.216 19,01

(30)

2.4. Tata Ruang Wilayah

Kota Padangsidimpuan merupakan kawasan perkotaan dengan potensi pendidikan, dan pelayanan jasa serta perdagangan, telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Regional Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara

Sistem pusat-pusat pelayanan untuk Kota Padangsidimpuan direncanakan membentuk pusat kota, subpusat kota, dan pusat pelayanan lingkungan. Pusat Kota berlokasi di kawasan Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan, subpusat kota tersebar di seluruh kecamatan dimana masing-masing kecamatan memiliki satu subpusat, sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar di seluruh kelurahan/desa dan sekitar kawasan permukiman.

Secara umum pola ruang Kota Padangsidimpuan terdiri dari tiga kawasan antara lain kawasan Agrowisata, kawasan budidaya dan kawasan strategis.

Tabel 2.7. Fungsi Pelayanan pada Tiap Kecamatan di Kota Padangsidimpuan No Kecamatan Fungsi pelayanan A B C D E F G H 1 PSP. Utara Budaya/Pusat Kota √ √ √ √ √ √ 2 PSP. Selatan Pusat Kota √ √ √ √ √ √ 3 PSP. Tenggara Pusat Administrasi

Kota √ √ √ √

4 PSP. Batunadua Sub Pusat Kota √ √ √

5 PSP. Hutaimbaru Sub Pusat Kota √ √

6 PSP. Angkola Julu Sub Pusat Kota √ Keterangan :

A. Pusat administrasi Provinsi B. Pusat administrasi kota/kecamatan C. Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran D. Pusat pelayanan sosial (kesehatan, agama dll)

E. Pusat produksi pengolahan F.Pusat perhubungan dan komunikasi G. Pusat pendidikan

H. Pusat

Sektor transportasi merupakan sektor terbesar di Kota Padangsidimpuanyang memberikan kontribusi terhadap pencemaran udara. Terjadinya kemacetan lalu lintas, menyebabkan turunnya efisiensi penggunaan bahan bakar yang mengakibatkan peningkatan kadar CO (Carbon monoksida) di udara ambient atau udara bebas. Besarnya kontribusi emisi sektor ini tidak saja ditentukan oleh volume lalu lintas dan jumlah kendaraan, tetapi juga oleh pola lalu lintas dan sirkulasinya di dalam kota, khususnya di daerah-daerah pusat kota dan perdagangan.

(31)

Berdasarkan pada potensi bencana Kota Padangsidimpuan, maka didalam RTRW Kota Padangsidimpuan tahun 2013-2033, maka ditetapkan rencana kawasan rawan bencana sebagai berikut.

1. Kawasan rawan longsor

Arahan pengelolaan kawasan kritis rawan longsor pada prinsipnya dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana. Arahan tersebut antara lain sebagai berikut :

 Pengendalian kegiatan budidaya di sekitar kawasan kritis rawan bencana longsor  Mengontrol pemanfaatan lahan pada daerah-daerah yang berlereng curam serta

mengupayakan tidak membangun rumah pada daerah-daerah tebing yang rawan longsor.

 Membuat tanggul pengaman pada daerah-daerah yang rawan longsor, atau pada bagian lereng yang dipotong untuk pembuatan jalan.

 Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada kawasan bencana tanah longsor dengan tanaman tahunan yang sekaligus dijadikan sebagai kawasan hijau (Hutan Kota/ jalur hijau).

 Selain itu pada kawasan-kawasan eksisting yang sangat rawan terhadap bahaya tanah longsor khususnya pada kawasan perumahan dan permukiman diarahkan untuk direlokasi ke kawasan lain yang aman dari bahaya terjadinya bencana. Adapun kawasan-kawasan yang diarahkan untuk direlokasi adalah kawasan perumahan dan permukiman yang berada di perbukitan yang ada di pinggir Sungai Batang Ayumi.

2. Kawasan rawan gempa bumi

Rencana Pengelolaan Kawasan Rawan Gempa sebagai berikut.

 Mengupayakan pembangunan gedung dengan konstruksi tahan gempa.  Membangun sistem peringatan dini bahaya tsunami.

 Membangun fasilitas-fasilitas evakuasi yang sangat berguna bila terjadi gempa. 3. Kawasan untuk penanggulangan gempa apabila terjadi gempa di wilayah Kota

(32)

2.5. Sosial dan Budaya 2.5.1. Pendidikan

A. Jumlah Fasilitas pendidikan,Guru dan Murid

Salah satu indikator meningkatnya kualitas pendidikan di suatu wilayah adalah meningkatnya sarana pendidikan seperti sekolahan dan meningkatnya jumlah tenaga pendidik. Di Kota Padangsidimpuan, jumlah tenaga pendidik untuk jenjang pendidikan TK/RA pada tahun 2012untuk pendidikan SD/MI pada tahun2012sebanyak 1.826orang pada tahun 2013menurun menjadi1.493orang.Untuk pendidikan SMP/MTs pada tahun 2012 sebanyak 1.251 orangpada tahun 2013menurun menjadi 1.230orang.Untuk tenaga pendidik SMA/SMK pada tahun 2012 sebanyak1.497 orangdan pada tahun 2013 menjadi 1.220 orang. Penurunan jumlah tenaga pendidik disebabkan karena berakhirnya masa tugas tenaga pendidik.

Rasio jumlah guru dan murid di Kota Padangsidimpuan tahun2013 tergolong cukup bagus. Perbandingan guru dan murid pada tingkat SD pada tahun 2013 adalah 15,40.Rasio tersebut mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2012 menjadi 17,67.Pada tingkat SMP/MTS perbandingan guru dan murid mengalami peningkatan, yaitu 12,50 tahun 2012 meningkat menjadi 11,69 tahun 2013. Sedangkan pada tingkat SMU/SMK perbandingan murid dan guru yaitu8,26 pada tahun 2012dan pada tahun 2013menjadi 6,88. Data jumlah tenaga guru, jumlah sekolah, murid, dan rasio guru murid dapat diperhatikan dalamTabel 2. berikut ini:

Tabel 2. 8. Data Fasilitas Pelayanan Pendidikan di Kota PadangsidimpuanTahun 2012-2013

NO. URAIAN TAHUN Ket.

2012 2013 2014

1. Banyaknya sekolah (unit)

a. SD/MI 97 97 96

b. SMP/MTs 37 37 39

c. SMA/SMK/MA 81 82 82

2. Banyaknya tenaga pendidik/guru

(33)

NO. URAIAN TAHUN Ket.

2012 2013 2014

3. Banyaknya murid/siswa (anak)

a. SD/MI 28.137 27.969 26.384 b. SMP/MTs 15.643 14.383 14.382 c. SMA/SMK/MA 18.110 18.254 17.712 4. Rasio murid : guru (negeri &

swasta)

b. SD/MI 15,40 13,61 17,67

c. SMP/MTs 12,50 11,30 11,69 d. SMA/SMK/MA 12,09 10,56 14,51

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan, 2013

B. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Berikut disajikan data APM Kota Padangsidimpuan.

Tabel 2. 9 Angka Partisipasi Murni Kota PadangsidimpuanTahun 2012-2013 No Jenjang Pendidikan 2012 2013

1. SD/MI 91,10% 99,17%

2. SMP/MTS 66,63% 83,02%

3. SMA/SMK/MA 72,64% 68,15% Sumber : TNP2K, 2013

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa APM Kota Padangsidimpuan untuk jenjang pendidikan SD pada tahun 2012sebesar 91,10% dan pada tahun 2013mengalamipeningkatan 8,07% menjadi 99,17%. Demikian pula dengan jenjang pendidikan SMP dimana pada tahun 2012 sebesar 66,63% dan tahun 2013 meningkat menjadi 83,02%. Sedangkan untuk pendidikan SMA, mengalami penurunan yaitu pada

(34)

C. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Kualitas sumber daya manusia memililiki pernan yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi daerah. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kota Padangsidimpuan adalah kota pendidikan. Kota ini memiliki banyak pilihan untuk menempuh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Begitu banyaknya pilihan pendidikan di Kota Padangsidimpuan menjadikan kota ini sebagai kota tujuan untuk menempuh pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan. Meningkatnya kualitas pendidikan suatu kota/kabupaten akan berdampak positif terhadap meningkatnya pembangunan di kota/kabupaten tersebut. Kota Padangsidimpuan sudah lama dikenal sebagai kota pelajar dan kota pendidikan. Hal tersebut dikarenakan budaya belajar yang tinggi dan juga didukung tersedianya fasilitas pendidikan yang cukup bagi masyarakat, seperti guru dan sekolah. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS pada tahun 2010-2013, sebagian besar masyarakat Padangsidimpuanmerupakan lulusan SMA/SMK, yang lebih baik dari rata-rata tingkat pendidikan nasional, yaitu lulusan SMP/MTS.

Tingkat pendidikan masyarakat Kota Padangsidimpuan beragam. Berikut disajikan tabel tingkat pendidikan masyarakat Kota Padangsidimpuan tahun 2012 hingga 2014.

Tabel 2.10 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Padangsidimpuan Tahun 2012-2013

No Jenis Pendidikan 2012 (%) 2013 (%) 1 Belum tamat SD 1,55 0,97 2 SD/sederajat 22,11 21,58 3 SLTP/sederajat 21,51 22,71 4 SLTA/sederajat 13,55 23,51 5 Diploma I/II 17,35 0,71 6 Akademi/DIII 1,41 1,76 7 Perguruan tinggi 2,74 6,14 Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan 2012-2013

(35)

Berdasarkan tabel 2.10 dapat dilihat bahwa persentase masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi termasuk rendah yaitu6,14%. Dan persentase terbesar yaitu37,59% masyarakat Kota Padangsidimpuan memiliki tingkat pendidikan hingga SLTA. Meskipun demikian pemerintah kota akan terus meningkatkan tingkat pendidikan masyarakatnya hingga menempuh pendidikan tinggi.

D. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan

Dilhat dari pendidikan masyarakat Kota Padangsidimpuan sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari angka melek huruf yang mendekati 100 % dan rata-rata lama sekolah sudah di atas wajib belajar 9 tahun. Selain itu dilihat dari Angka Partisipasi Kasar menunjukkan bahwa seluruh penduduk usia sekolah sudah menikmati pendidikan dari tingkat SD dan yang sederajat sampai dengan SMA dan yang sederajat.

Tabel 2.11 Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2013

No Indikator Pendidikan 2010 2011 2012 2013

1 Angka melek huruf 99,67 98,60 99,18 98,75

Jumlah penduduk usia diatas 15 yang bisa baca/tulis

137.784 123.798 124.774

Jumlah penduduk usia

15 tahun keatas 142.693 127.627 128.633

2 Angka rata-rata lama sekolah

10,19 10,21 10,36

3 Angka partisipasi kasar 98 98 98 98

Angka partisipasi kasar

(APK) SD/MI/Paket A 118,50 118,50 118,50 118,50 Angka partisipasi kasar

(APK) SMP/MTS/Paket B 99,17 99,17 99,17 99,17

Angka partisipasi kasar (APK)

SMA/SMK/MA/Paket C

99,81 99,81 99,81 99,81

4 Angka pendidikan yang

ditamatkan 379.931 384.814 389.730 327.302

(36)

2.5.2. Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Kota Padangsidimpuan dari tahun 2010 hingga 2013 secara keseluruhan mengalami penurunan pada masing-masing kecamatan. Ini merupakan capaian yang cukup baik terutama dalam usaha mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum pada tahun 2010 hingga 2013, penduduk miskin Kota Padangsidimpuan terus berkurang dari 10,53%menjadi9,50%.

2.5.3. Rumah Tangga

Jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk di Kota Padangsidimpuan masih tergolong rendah, hal ini tidak terlepas dari program pemerintah yang giat dalam mensosialisasikan KB guna menekan laju pertumbuhan penduduk. Meskipun demikian, jumlah pendatang dan penduduk yang tinggal di Kota Padangsidimpuan masih perlu dikendalikan. Hal ini mengantisipasi jumlah penduduk dan rumah tangga agar tidak melonjak dan diluar kontrol pertumbuhan penduduk.

Jumlah penduduk dan rumah tangga di Kota Padangsidimpuan hampir berbanding lurus, seperti halnya Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yang memiliki jumlahpenduduk dan rumah tangga yang paling tinggi yaitu 64.712jiwadan 14.284 RT. Besar jumlah penduduk dan rumah tangga yang tinggi ini juga diikuti dengan jumlah penduduk miskin yang ada di kecamatan tersebut. Jumlah penduduk dan rumah tangga di Kecamatan Padangsidimpuan Utara juga cukup tinggi yaitu dengan jumlah penduduk sebesar 62.756jiwa dan rumah tangga sebesar 14.077RT,dengan rata-rata jumlah anggota RT 4,41 dan 4,34.

Tabel 2.12. Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga di Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

NO KECAMATAN LUAS JLH JUMLAH PENDUDUK JUMLAH WILAYAH RUMAH (km2) KEL/DS TANGGA 1 Padangsidimpuan Utara 14,09 16 62.756 14.077 2 Padangsidimpuan Selatan 15,81 12 64.712 14.284 3 Padangsidimpuan Tenggara 27,69 16/2 32.698 6.853 4 PadangsidimpuanBatunadua 38,74 13/2 20.483 4.558 5 PadangsidimpuanHutaimbaru 22,34 5/5 16.019 3.610 6 PadangsidimpuanAngkolaJulu 28,18 /8 7.947 1.766 JUMLAH (KOTA) 146,68 79 204.615 45.148

(37)

2.5.4. Perumahan Kumuh di Perkotaan

Perkembangan Kota yang tidak terkendali apabila dibiarkan atau tidak dikelola dengan baik dapat memicu munculnya permasalahan lingkungan biotik, abiotik, sosial kultural dan ekonomi pada masa yang akan datang. Pemenuhan kebutuhan perumahan mendesak untuk tersedianya rumah-rumah yang layak huni, terutama bagi golongan rakyat miskin. Kondisi rumah yang kurang layak huni dikarenakan tidak tersedianya sarana dan prasarana perumahan yang memadai, terbatasnya jumlah lahan/rumah dibandingkan dengan jumlah rumah tangga dan pola/budaya hidup yang tidak sehat.

Kebijakan penataan permukiman di Kota Padangsidimpuan yang telah dilaksanakan antara lain : Perbaikan Lingkungan Permukiman/NUSSP (Neighbour Urban Shelter Sector Project), Penyediaan fasilitas untuk perbaikan rumah dengan lantainisasi dan rehab kamar mandi/WC umum.

Kondisi lingkungan permukiman Kota Padangsidimpuan ke depan diupayakan berwujud permukiman yang berfungsi tidak sekedar tempat tinggal namun juga tempat produksi dan berkarya serta berinteraksi. Keterbatasan lahan Kota saat ini tidak cukup memberikan ruang bagi upaya pemenuhan permukiman layak huni yang terjangkau. Konsep pembangunan rumah susun di Kota Padangsidimpuan berprinsip menata tanpa menggusur, untuk menghilangkan kesan padat dan kumuh di pinggir sungai dan mengentaskan penduduk dari kekumuhan.

2.5.5. Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pada tahun 2011 jumlah paramedis/tenaga kesehatan di Kota Padangsidimpuan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 522 orang pada tahun 2010 menjadi 535 orang. Jumlah apotek di Kota Padangsidimpuan berjumlah 21 unit.

Untuk menekan pertumbuhan penduduk pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB). Respon masyarakat terhadap program tersebut cukup positif. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah penduduk yang aktif menjadi akseptor KB. Pada tahun 2012 jumlah akseptor tercatat 877 orang atau 69,56 persen dari pasangan usia subur (PUS) yang terdapat di Kota Padangsidimpuan. Alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah PIL KB

(38)

Ketersediaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi salah satu prioritas pembangunan di negara Indonesia dan Kota Padangsidimpuan. Pada tahun 2012telah tersedia 3 unit rumah sakit umum , puskesmas berjumlah 9 unit dan 28 pustu tersebar di 6 kecamatan, dan saat ini telah terdapat puskesmas rawat inap sebanyak 2 unit. Selain itu pelayanan kesehatan juga dilakukan oleh klinik swasta dan dokter praktek.

Salah satu indikator meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah adalah meningkatnya indikator di Kota Padangsidimpuan pelayanan kunjungan dan status gizi, sedangkan untuk sarana kesehatan yang ada telah mencakup seluruh wilayah yang ada di Kota Padangsidimpuan. Penurunan indikator derajat kesehatan akan ditanggulangi dengan beberapa program dari Pemerintah Kota Padangsidimpuan dengan dokter siaga di wilayah maupun penambahan tenaga medis maupun anggaran perlindungan kesehatan masyarakat.

2.5.6. Sosial Kemasyarakatan

PendudukKota Padangsidimpuan mayoritas memeluk agama Islam. Jumlah pemeluk agama Islam pada tahun 2013 sebanyak 90,22 persen dari total penduduk Kota Padangsidimpuan. Pemeluk agama yang lain adalah 9,78 persen Katholik, 0,46 persen Kristen, 8,97 persen Budha dan 0,35 persenserta lainnya.

Tabel 2.13 Banyaknya Tempat Peribadatan menurut Kecamatan di Kota Padangsidimpuan

Kecamatan Masjid Musholla Katolik Gereja Kristen Gereja Pura Wihara

Padangsidimpuan Utara 47 50 - 4 - 1 Padangsidimpuan Selatan 63 14 1 24 - - Padangsidimpuan Tenggara 36 25 1 7 - - PadangsidimpuanBatunadua 32 38 - 2 - - PadangsidimpuanHutaimbaru 26 21 - 1 - - PadangsidimpuanAngkolaJulu 12 17 - 4 - - Jumlah 216 165 2 42 - 1

Sumber: Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2013

Jumlah anak yatim piatu yang diasuh dalam panti pada tahun 2013 sebanyak 259 anak. Jumlah penderita cacat pada tahun 2013tercatat 845 orang. Pada tahun 2013penyandang masalah kesejahteraan sosial berjumlah 2.508 orang.

(39)

Tindak kejahatan di Kota Padangsidimpuan menunjukkan gejala terjadinya peningkatan. Pada tahun 2012 perkara pelanggaran yang masuk ke Pengadilan Negeri Padangsidimpuan sebanyak 696 Jumlah perkara di Kejaksaan Negeri Padangsidimpuannaikdari 683 pada tahun 2011.

(40)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

35

Sanitasi adalah salah satu sektor yang harus diperhatikan dalam pembangunan Kota demikian halnya dengan Kota Padangsidimpuan.Pengelolaan sanitasi yang tepat dapat menciptakan lingkungan yang sehat. Namun jika sektor sanitasi tidak diperhatikan dalam pembangunan kota maka akan menciptakan berbagai permasalah lingkungan seperti munculnya kawasan kumuh dan menjangkitnya beragam penyakit akibat lingkungan yang kotor.

Berdasarkan Keputusan Walikota Padangsidimpuan Nomor 282/KPTS/2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014, lembaga yang terlibat dalam pengembangan Sanitasi dan Kesehatan di Kota Padangsidimpuan antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Sanitasi Kota Padangsidimpuan

NO JABATAN DALAM TIM JABATAN DALAM INSTANSI

I PEMBINA Walikota Padangsidimpuan II PENGARAH Wakil Walikota Padangsidimpuan III KETUA Sekretaris Daerah Kota Padangsidimpuan IV SEKRETARIS Assisten Perekonomian & Pembangunan Setda Kota Padangsidimpuan

V BIDANG PERENCANAAN KETUA : Kepala Bappeda Kota Padangsidimpuan WAKIL

KETUA : Kabid Fisik dan Prasarana

ANGGOTA : 1. Kasubbid PU, Sarana dan Prasarana 2. Kasubbid Perhubungan, Kominfo

3. Staf Bidang Fisik Sarana dan Prasarana Bappeda Kota Padangsidimpuan

VI BIDANG PENDANAAN 1. Kepala Dina PPKAD Kota Padangsidimpuan 2. Sekretaris Dinas PPKADKota Padangsidimpuan 3. Kabid. Anggaran Dinas PPKAD Kota Padangsidimpuan

BAB III PROFIL SANITASI KOTA PADANGSIDIMPUAN

(41)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

36

NO JABATAN DALAM TIM JABATAN DALAM INSTANSI

VII BIDANG TEKNIS

1. Kepala Dinas PUDKota Padangsidimpuan 2. Kepala Dinas KP2KKota Padangsidimpuan

3. Kabid. Cipta Karya Dinas PUDKota Padangsidimpuan 4.Kabid Kebersihan Dinas KP2K Kota Padangsidimpuan

5.Kasi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman Dinas PUD Kota Padangsidimpuan VIII BIDANG KESEHATAN, KOMUNIKASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1.Kepala Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan 2.Kabid Kelembagaan BPMD Kota Padangsidimpuan 3.Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Lingkungan Dinas

Kesehatan Kota Padngsidimpuan

4.Kasi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan

IX BIDANG MONITORING DAN EVALUASI

1.Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Padangsidimpuan 2.Kabid Tata Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota

Padangsidimpuan

3.Staf Badan Lingkungan Hidup

X SEKRETARIAT

1 .Sekretaris Bappeda Kota Padangsidimpuan

2. Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan Bappeda Kota Padangsidimpuan

3. Kasubbag Umum dan Kepegawaian Bappeda Kota Padangsidimpuan

4. Staf Sekretariat Bappeda kota Padangsidimpuan Sumber: Keputusan Walikota Padangsidimpuan, 2014

3.1. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni Kota Padangsidimpuan

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI mendefinisikan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri pada bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan dimasyarakat. PHBS dapat mencakup tentang gizi, kesehatan makanan ,mengkonsumsi garam beryodium atau tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan lingkungan.

(42)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

37

Untuk menilai kondisi sanitasi Kota Padangsidimpuan, berikut ini dijelaskan PHBS pada tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah.

3.1.1. Tatanan Rumah Tangga

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Sasaran PHB dalam rumah tangga meliputi pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan pengasuh anak. Indikator PHBS dalam rumah tangga antara lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah.

Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif ditingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku – perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi ditingkat kota sampai kekelurahan. Hal-hal yang menjadi fokus dalam studi EHRA antara lain :

1) Sumber air minum meliputiminum,cuci, mandi dan kelangkaan air, 2) Perilakucucitangan pakai sabun,

3) Pembuangan sampah meliputi cara utama, frekuensi pengangkutan danpemilihan 4) Jamban, Buang Air Besar (BAB) dan pembuangan kotoran anak serta

(43)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

38

Berikut keterkaitan antara indikator PHBS dengan kebiasan masyarakat dalam sektor sanitasi.

A. PengelolaanSumberAirMinum

Sumber air bersih diKota Padangsidimpuan yang bersumber dari pipanisasi (PDAM Tirtanadi & PDAM Tirta Ayumi) sebesar 36 % sedangkan 64 %berasal dari sumur gali, dan sumber mata air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 3.1 Sumber Air Minum dan Memasak di Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

(44)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

39

B. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

Di dalam suatu rumah tangga penggunaan sabun beragam, demikian halnya dengan penggunaan sabun pada keluarga di Kota Padangsidimpuan. Penggunaan sabun hampir merata untuk kebutuhan membersihkan badan mulai dari untuk kebutuhan mandi, memandikan anak, menceboki pantat anak, mencuci tangan sendiri, mencuci tangan anak, mencuci peralatan minum, makan dan masak, mencuci pakaian dan lainnya. Kebutuhan lain yang menggunakan sabun cuci motor dan mobil dan membersihkan kamar mandi. Berikut disajkan grafik3.2 terkait dengan penggunaan sabun.

Grafik 3.2 Waktu Melakukan Cuci Tangan Pake Sabun di Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

(45)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

40

C. Pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah rumah tangga di Kota Padangsidimpuan umumnya dilakukan dengan mengumpul kan sampah untuk dibuang ke TPS. Kota Padangsidimpuan. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh badan lingkungan hidup, diKota Padangsidimpuan terdapat sekitar 50 pengepul yang tersebar di berbagai titik. Cara pengolahan sampah lainnya adalah dengan cara membakar sampah yang dilakukan oleh penduduk yang tinggal di wilayah sampel. Lebih lengkapnya dapat diperhatikan dalam grafik 3.3 metode pengolahan sampah rumah tangga berikut.

Gambar

Gambar 1. 1. Diagram Alur Tahapan Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Padangsidimpuan
Gambar 2. 1.  Peta Pembagian Wilayah Administrasi Kota Padangsidimpuan
Tabel 2. 1. Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Tabel 2. 2. Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Kota PadangsidimpuanTahun  2012  No
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidanya pengaruh pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) terhadap anggaran belanja modal

melakukan penelitian ini dengan judul “PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN

Masih rendahnya cakupan penimbangan Posyandudi Kota Padangsidimpuan yaitu sebesar 59%diharapkan dapat meningkat di tahun-tahun yang akan datang, untuk itu perlu adanya peran

The factors that influence the echievement of department of population and civil registration Padangsidimpuan in providing public services in 2014 and the solution

Sanitasi erat kaitannya dengan ketersediaan air bersih yang berpengaruh pada perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat secara keseluruhan, secara garis besar Buku

Edy Susanto dan Marhamah (2016) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Alokasi dana Pengadaan BukuTeks Kurikulum ditetapkan untuk:. Mekanisme Alokasi Anggaran dan Laporan Keuangan. Pengadaan Buku untuk madrasah swasta di alokasikan di Kantor

2 Pengaruh Dana Alokasi Umum DAU terhadap Belanja Daerah Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan, DAU memiliki pengaruh positif signifikan Nilai koefisien DAU menunjukkan