• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 115,02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 115,02"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

+

No. 64/11/34/Th.XVIII, 7 November 2016

I

NDEKS

T

ENDENSI

K

ONSUMEN

D

AERAH

I

STIMEWA

Y

OGYAKARTA

T

RIWULAN

III

T

AHUN

2016

S

EBESAR

115,02

1. Indeks Tendensi Konsumen Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2016

Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama triwulan III-2016 tercatat sebesar 115,02. Angka ini menggambarkan persepsi konsumen atau rumah tangga terkait dengan kondisi ekonomi mereka selama triwulan berjalan yang berada pada taraf optimis (ITK>100). Secara level, optimisme konsumen selama triwulan III-2016 mengalami peningkatan atau lebih optimis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (ITK sebesar 108,98). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong ketiga indeks penyusunnya yang berada pada taraf optimis, yakni indeks pendapatan kini, indeks pengaruh perubahan harga, dan indeks volume konsumsi barang dan jasa.

Indeks pendapatan kini yang merepresentasikan perkembangan jumlah pendapatan yang

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi komsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

Jumlah sampel STK pada triwulan III-2016 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 400 rumah tangga, sementara secara nasional jumlah sampel sebanyak 14.640 rumah tangga. Responden STK mulai triwulan II-2016 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2016 khususnya di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.

B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan III-2016

 Nilai ITK DIY pada Triwulan III-2016 tercatat sebesar 115,02. Angka ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan berada pada taraf optimis (ITK>100) dan mengalami peningkatan level optimisme dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2016

 Nilai ITK DIY pada Triwulan IV-2016 diperkirakan mencapai 112,59. Artinya, kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV mendatang diperkirakan akan membaik dengan level optimisme yang sedikit lebih rendah dibandingkan Triwulan III-2016.

(2)

sebelumnya tercatat sebesar 118,45. Nilai indeks ini berada dalam taraf optimis, artinya persepsi mayoritas konsumen (rumah tangga) terkait dengan nilai nominal pendapatan yang diterima selama triwulan berjalan cenderung lebih meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Mayoritas rumah tangga konsumen menyatakan bahwa mereka memperoleh tambahan penghasilan/gaji atau upah/bonus dalam jumlah nominal yang lebih besar dari triwulan sebelumnya. Fenomena peningkatan pendapatan ini berkaitan momentum perayaan hari raya Idul Fitri dan masa liburan pergantian tahun ajaran baru sekolah, serta pencairan gaji ketigabelas bagi Pegawai Negeri Sipil. Mayoritas pekerja menerima tambahan pendapatan berupa tunjangan hari raya beberapa hari menjelang perayaan. Sementara, peningkatan aktivitas perekonomian dari sisi permintaan juga berimbas pada peningkatan pendapatan rumah tangga dari kegiatan usaha yang dilakukan.

Persepsi konsumen terkait dengan pengaruh perubahan harga (inflasi) terhadap total konsumsi rumah tangga selama Triwulan III-2016 tercatat sebesar 103,98. Indeks ini masih berada pada taraf optimis, meskipun level optimismenya sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (indeks sebesar 114,83). Persepsi optimis terkait dengan pengaruh perubahan harga dipengaruhi oleh kondisi harga barang dan jasa kebutuhan rumah tangga yang secara agregat mengalami kenaikan harga yang relatif rendah. Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta selama triwulan III-2016 dibandingkan dengan triwulan II-2016 meningkat sebesar 1,18 persen. Bahkan, selama bulan Agustus dan Sepatember terjadi deflasi sebesar 0,04 persen dan 0,16 persen.

Konsumsi barang dan jasa juga memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap level optimisme konsumen selama Triwulan III-2016 dengan nilai indeks sebesar 120,84. Dibandingkan dengan dua indeks penyusun ITK yang lain (indeks pendapatan kini dan indeks pengaruh perubahan harga), level optimisme indeks volume konsumsi selama triwulan III-2016 tercatat paling optimis atau paling tinggi. Level optimisme indeks volume konsumsi juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (nilai indeks sebesar 118,23). Persepsi optimis konsumen terkait dengan volume konsumsi berbagai komoditas barang dan jasa kebutuhan rumah tangga didorong oleh peningkatan kuantitas/volume maupun frekuensi konsumsi dari kelompok komoditas makanan dan non makanan berkaitan dengan masa pergantian tahun ajaran baru sekolah serta perayaan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Indeks konsumsi kelompok makanan tercatat sebesar 133,19, sementara kelompok non makanan sebesar 117,31.

Selama Triwulan III-2016, semua kelompok komoditas tercatat memiliki nilai indeks volume konsumsi pada taraf optimis di atas 100, kecuali kelompok akomodasi. Kelompok akomodasi tercatat memiliki nilai indeks sebesar 98,32 dan berada pada taraf pesimis. Artinya, sebagian besar konsumen rumah tangga mengalami penurunan volume/frekuensi konsumsi barang dan jasa pada kelompok akomodasi selama triwulan berjalan. Hal ini terjadi karena pada umumnya konsumen akan melakukan kegiatan konsumsi jasa akomodasi dalam kuantitas yang lebih banyak selama masa liburan akhir tahun. Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan indeks volume konsumsi tertinggi adalah kelompok pakaian sebesar 137.83 dan kelompok bahan makanan dan minuman sebesar 137,10. Berikutnya adalah kelompok pendidikan dan makanan jadi dengan nilai indeks masing-masing sebesar 133,96 dan 129,28. Kelompok komoditas yang lainnya memiliki indeks optimis yang bervariasi di bawah 120.

Secara nasional, level nilai ITK DIY pada Triwulan III-2016 berada di peringkat pertama tertinggi di atas Provinsi Nusa Tenggara Barat (114,81) dan Jambi (114,22). Artinya, konsumen rumah tangga di DIY memiliki level optimisme yang paling tinggi terkait dengan kondisi ekonomi mereka. Nilai ITK pada level nasional dalam waktu yang sama tercatat sebesar 108,22. Sementara, nilai ITK provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa, berkisar antara 108,27 sampai 110,01 (Tabel 1).

(3)

Indeks Tendensi Konsumen DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional

Variabel Pembentuk Tw IV- 2014 Tw I- 2015 Tw II- 2015 Tw III- 2015 Tw IV- 2015 Tw I- 2016 Tw II- 2016 Tw III- 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Pendapatan rumah tangga kini 101,35 87,57 112,48 106,97 104,18 106,19 101,99 118,45 Pengaruh inflasi terhadap total konsumsi 114,50 111,66 110,12 110,29 99,50 111,00 114,83 103,98 Volume/frekuensi konsumsi makanan dan

bukan makanan*) 115,75 101,72 111,99 118,39 104,74 108,31 118,23 120,84 Indeks Tendensi Konsumen DIY 108,03 97,18 111,73 110,33 103,02 107,96 108,98 115,02

Jateng 106,03 103,97 103,60 109,81 99,87 100,28 106,66 109,16 Jabar 107,09 104,43 105,67 109,69 102,38 104,03 107,28 108,27 DKI 109,93 99,71 109,71 111,88 106,64 105,20 110,71 108,79 Jatim 110,23 100,75 103,88 115,98 102,12 105,38 108,42 108,23 Banten 107,83 104,07 108,19 111,21 103,29 105,25 109,97 110,01 Nasional 107,63 100,87 105,22 109,00 102,77 102,89 107,93 108,22 *)

Bukan makanan: pakaian, pulsa HP, pendidikan, hiburan, akomodasi, transportasi, dan kesehatan.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) DIY Triwulan IV-2016

Nilai ITK DIY pada Triwulan IV-2016 mendatang diperkirakan sebesar 112,59. Hal ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama satu triwulan mendatang diperkirakan akan meningkat lebih baik dengan level optimismenya yang sedikit lebih rendah dari Triwulan III-2016. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai perkiraan ITK Triwulan IV-2016 dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga selama Triwulan IV-2016 yang diperkirakan meningkat dengan indeks 108,77. Peningkatan pendapatan selama satu triwulan ke depan diperkirakan bersumber dari peningkatan gaji/upah dan bonus serta peningkatan keuntungan usaha karena meningkatnya volume produksi atau aktivitas usaha.

Tabel 2

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional Triwulan IV-2016

Variabel Pembentuk Tw III-2016

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 108,77 Rencana pembelian barang-barang tahan lama (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah

tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan 119,29

Indeks Tendensi Konsumen DIY 112,59

Jateng 101,85 Jabar 105,74 DKI 109,14 Jatim 107,35 Banten 104,27 Nasional 105,18

Peningkatan perkiraan pendapatan konsumen rumah tangga selama satu triwulan mendatang akan mendorong meningkatnya rencana konsumsi atau pembelian barang tahan lama dengan nilai indeks sebesar 119,29. Beberapa rencana pembelian barang tahan lama yang nilai indeksnya di atas 100 diantaranya adalah barang elektronik, perangkat komunikasi, kegiatan rekreasi, dan pesta/hajatan. Sementara, rencana pembelian barang tahan lama yang memiliki nilai indeks di bawah 100 adalah barang perhiasan.

(4)

105,6 111,9 110,0 109,7 109,9 112,9 109,2 106,1 110,5 116,2 112,1 118,2 114,6 115,9 108,0 97,2 111,7 110,3 103,0 108,0 109,0 115,0 106,6 110,5 111,6 108,5 109,5 112,6 110,2 109,5 110,7 114,1 111,5 109,0 120,6 119,3 114,6 107,8 116,9 113,9 105,7 114,8 123,6 117,3 112,6 80 90 100 110 120 130 Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2011 2012 2013 2014 2015 2016

ITK Terkini Perkiraan ITK

Secara nasional, perkiraan level ITK DIY selama Triwulan IV-2016 mendatang berada di peringkat pertama di atas Provinsi Sulawesi Utara (111,31) dan Maluku (111,03). Nilai ITK Triwulan IV-2016 pada level nasional diperkirakan sebesar 105,18. Sementara, perkiraan nilai ITK Triwulan IV-2016 provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa berkisar antara 101,85 sampai 109,14.

Gambar 1

Indeks Tendensi Konsumen Riil dan Indeks Tendensi Konsumen Perkiraan DI Yogyakarta, Triwulan II-2011 sampai Triwulan IV-2016

Pola perbandingan antara ITK pada triwulan berjalan (ITK riil) dengan nilai perkiraan ITK triwulan yang dilakukan pada triwulan sebelumnya menunjukkan perbedaan yang bervariasi. Sampai dengan triwulan I-2014 perbedaan atau selisih antara ITK riil dengan perkiraannya relatif kecil. Terkadang nilai ITK riil lebih besar dari perkiraan dan ada kalanya nilainya lebih kecil dari perkiraan. Mulai triwulan II-2014, selisih antara ITK riil dengan ITK perkiraan terlihat cukup nyata dan perkiraan ITK selalu lebih tinggi dibandingkan dengan ITK riilnya. Hal ini menggambarkan nilai harapan atau ekspektasi konsumen di DIY yang lebih tinggi dari realisasi terkait dengan kondisi ekonomi mereka. Pada Triwulan III-2016 selisihnya mencapai 2,3 poin dengan posisi ITK perkiraan lebih tinggi dari ITK riil.

(5)

Indeks Tendensi Konsumen1)Triwulan III-2016 dan

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2016 Tingkat Nasional dan Provinsi

No. Provinsi

Triwulan III-2016 Perkiraan TriwulanI IV-2016

Pendapatan Ruta Kini Pengaruh Inflasi thd Tingkat Konsumsi Volume Konsumsi Barang dan Jasa

ITK Kini Pendapatan Ruta Mendatang Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Rekreasi dan Pesta/Hajatan ITK Mendatang2) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 NAD 103,59 110,59 109,33 106,73 100,05 100,68 100,28 2 Sumatera Utara 110,89 93,02 112,50 106,36 103,82 100,69 102,68 3 Sumatera Barat 106,82 109,30 116,29 109,53 103,89 110,46 106,28 4 R i a u 100,66 108,66 115,51 106,03 101,54 102,31 101,82 5 J a m b i 121,53 97,32 118,23 114,22 99,58 103,29 100,93 6 Sumatera Selatan 106,80 114,92 115,35 110,85 101,11 101,00 101,07 7 Bengkulu 113,68 102,83 106,72 109,22 99,78 104,18 101,38 8 Lampung 105,38 96,39 101,63 102,12 101,57 103,56 102,29 9 Kep, Babel 109,91 110,31 120,88 112,38 100,54 106,14 102,58 10 Kep, R i a u 101,74 104,04 110,80 104,32 101,84 111,94 105,51 11 DKI Jakarta 111,65 101,32 111,46 108,79 105,17 116,12 109,14 12 Jawa Barat 111,61 98,85 112,25 108,27 108,14 101,54 105,74 13 Jawa Tengah 109,66 107,23 110,41 109,16 100,87 103,57 101,85 14 D.I. Yogyakarta 118,45 103,98 120,84 115,02 108,77 119,29 112,59 15 JawaTimur 108,27 104,91 112,37 108,23 104,66 112,05 107,35 16 Banten 109,80 108,72 112,15 110,01 101,98 108,27 104,27 17 B a l i 115,04 94,55 117,48 109,98 104,75 107,86 105,88 18 NTB 124,02 100,14 111,43 114,81 108,75 98,27 104,95 19 NTT 109,25 100,31 106,14 106,14 106,07 105,73 105,95 20 Kalimantan Barat 109,53 99,15 95,61 103,71 100,28 99,60 100,03 21 Kalimantan Tengah 97,50 101,36 109,49 101,13 100,09 103,79 101,44 22 Kalimantan Selatan 104,03 92,56 100,83 100,21 96,31 120,63 105,15 23 Kalimantan Timur 104,40 121,44 89,25 105,79 100,71 108,34 103,48 24 Sulawesi Utara 104,13 100,36 105,81 103,46 112,24 109,68 111,31 25 Sulawesi Tengah 101,95 99,45 116,97 104,50 109,25 110,72 109,79 26 Sulawesi Selatan 112,28 96,24 108,47 107,09 101,88 109,21 104,54 27 Sulawesi Tenggara 119,02 90,62 109,58 109,25 112,44 100,20 107,99 28 Gorontalo 107,68 100,62 117,61 107,89 100,41 109,59 103,74 29 Sulawesi Barat 108,37 112,40 115,51 111,00 104,52 100,92 103,21 30 Maluku 117,07 100,32 109,56 110,89 110,25 112,39 111,03 31 Maluku Utara 107,15 90,47 99,09 100,87 92,06 120,04 102,23 32 Papua Barat 109,87 110,20 110,86 110,17 107,68 108,45 107,96 33 Papua 118,28 100,88 111,54 112,09 112,89 107,38 110,89 Indonesia 110,01 102,65 111,03 108,22 104,25 106,81 105,18 Keterangan: 1)

ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan

sebelumnya.

2)

Gambar

Tabel  2  menunjukkan  bahwa  nilai  perkiraan  ITK  Triwulan  IV-2016  dipengaruhi  oleh  pendapatan  rumah  tangga  selama  Triwulan  IV-2016  yang  diperkirakan  meningkat  dengan  indeks  108,77

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penggunaan kalimat efektif, kalimat kurang efektif, dan tanda baca yang tidak tepat pada soal latihan

  Zaman  Wilayat  di  mana  para  aulia  menunjukkan  manusia  jalan  kepada  Allah  s.w.t  sehingga  akhir  zaman.  Bila  zaman  Nubuwwah  berakhir,  maka  dari 

Berdasarkan hasil implementasi dan uji coba sistem, Sistem Informasi Penilaian Properti yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan fungsional pada proses bisnis di

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Total Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Harvest Area, Average Production, and Total Production of Wetland Paddy per Districts

Pada tabel 4.5 dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ang katan

077% t er hadapPendapat anAsl iDaer ah( PAD)Kot aMakassar .Mel i hat pembangunanekonomiKot aMakassart el ahmenunj ukkankemaj uan yangcukupsi gni f i kankar enadi i mbangidenganbel

Sebenarnya perbedaan penyebutan ini tidak menjadi masalah yang berarti, karena hal ini adalah perbedaan kebiasaan para ulama dan tidak mendatangkan perbedaan