EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU AIR [Eugenia aqueum (Burn F.) Alston] SECARA IN VITRO DENGAN METODE
CAROTENE BLEACHING
Suwendar, Siti Hazar
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Bandung Jl. Rangga Gading No. 8 Bandung, suwendarronnie@yahoo.com
ABSTRAK
Telah dilakukan uji aktivitas terhadap fraksi non polar ekstrak etanol daun jambu air [Eugenia aqueum (Burm. F) Alston]. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi nonpolar (n-heksan) pada konsentrasi 0,125 dan 1 g/L menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai masing-masing sebesar 26,55% dan 48,58 %,
Kata kunci :aktivitasantioksidan, fraksi ekstrak etanol daunjambu air [Eugenia aqueum (Burm. F) Alston], fraksi nonpolar (n-heksan), metode carotene bleaching. 1. PENDAHULUAN
Tubuh manusia memiliki substansi antioksidan endogen yang dapat bekerja mengatasi pengaruh buruk radikal bebas. Selama keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan endogen dapat terjaga, pengaruh buruk radikal bebas akan ternetralisir. Namun, dengan meningkatnya usia, maka terjadi penurunan produksi antioksidan tersebut. Hal ini diperparah dengan terus bertambahnya produksi radikal bebas dalam tubuh karena faktor eksternal seperti radiasi ultra violet, polusi atau konsumsi makanan yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Dengan demikian lama kelamaan sistem pertahanan antioksidan tubuh tidak akan efektif bekerja sebagai pelindung terhadap serangan radikal bebas. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi stres oksidatif yaitu aktivitas antioksidan endogen tidak sanggup lagi mengatasi pembentukan radikal bebas di dalam tubuh. Kondisi di atas menjadi pemicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, berbagai gangguan pada jantung dan pembuluh darah bahkan menjadi pemicu timbulnya sel kanker serta penuaan dini sebagaimana dikemukakan oleh Suryowinoto (2005) dan
Huang (2004). Oleh karena itu, diperlukan antioksidan dari luar tubuh yang dapat diperoleh baik dari senyawa sintetik atau subtansi bahan alam antara lain dari tumbuhan.
Daun jambu air merupakan salah satu tanaman yang diduga memiliki aktivitas antioksidan. pada penelitan ini dirumuskan masalah yaitu : pada fraksi yang mana dari ekstrak etanol daun jambu air yang memiliki aktivitas antioksidan secara in vitro, apakah fraksi non polar, semi polar atau polar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi ekstrak etanol daun jambu air secara in vitro yang merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian lanjutan ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk langkah penelitian selanjutnya sehingga dapat menjadi landasan pengembangannya menjadi obat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis (keilmuan) maupun praktis (guna laksana). Manfaat secara teoritis adalah untuk memperoleh data ilmiah mengenai aktivitas antioksidan dari fraksi ekstrak etanol daun jambu air secara in vitro sebagai lanjutan dari penelitian sebelumnya. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk uji aktivitas secara in vivo baik praklinik maupun klinik, uji keamanan serta penentuan zat berkhasiat atau penanda dari tanaman uji. Manfaat secara praktis adalah sebagai langkah awal ke arah pengembangan daun jambu air menjadi obat herbal terstandar atau fitofarmaka yang berkhasiat antioksidan, sehingga membuka kemungkinan pemanfaatannya dalam dunia kesehatan.
2. METODE PENELITIAN
Tahap penelitian yang dilakukan meliputi penyiapan bahan uji, penetapan karakteristik pendahuluan bahan uji sampai uji aktivitas antioksidan dari bahan uji secara in vitro. Penyiapan bahan uji meliputi pembuatan simplisia (pengumpulan bahan, sortasi basah, pencucian, pengeringan, sortasi kering, penggilingan), penentuan kadar air simplisia sampai pembuatan ekstrak etanol yang dilakukan
dengan cara maserasi. Etanol digunakan sebagai pelarut pengekstrak karena bersifat universal, dengan demikian diharapkan dapat menarik sebanyak mungkin komponen dari tanaman uji.
Uji karakteristik pendahuluan pada bahan uji meliputi parameter nonspesifik, parameter spesifik dan uji kandungan kimia bahan uji. Uji untuk pemeriksaan parameter nonspesifik meliputi penetapan susut pengeringan dan kadar abu. Uji untuk pemeriksaan parameter spesifik meliputi penetapan senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, baik kadar senyawa yang larut dalam air, maupun kadar senyawa yang larut dalam etanol. Uji untuk pemeriksaan kandungan kimia bahan uji yang dilakukan adalah pengujian keberadaan golongan senyawa kimia yang berkhasiat antioksidan yaitu flavonoid dan tanin.
Selanjutnya penyiapan bahan uji yang dilakukan meliputi pembuatan fraksi ekstrak etanol. Fraksinasi ekstrak dilakukan dengan teknik ekstraksi cair-cair (ECC). Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan secara in vitro pada bahan uji dilakukan dengan metode carotene bleaching. Pengujian dilakukan secara triplo. prosedur kerja pengujian aktivitas antioksidan dengan metode carotene bleaching adalah sebagai berikut: Pada pengujian ini digunakan campuran 0,2 mg beta karoten dan 0,2 g minyak goreng curah. Bahan uji didispersikan dalam sistem ini sehingga diperoleh kosentrasi 0,125 dan 1 g/L, selanjutnya diinkubasi pada suhu 80oC. Sebagai
kontrol digunakan sistem emulsi minyak goreng curah dan beta karoten yang tidak mengandung bahan uji. Sebagai pembanding digunakan sistem emulsi minyak goreng curah dan beta karoten yang ditambahkan vitamin E. Tiap sampel uji diukur dengan spektrofotometer sinar tampak pada λ = 453 nm sebelum inkubasi dan 1 jam setelah inkubasi secara triplo.
Adanya efek antioksidan ditentukan dengan penghitungan Aktivitas Absorbansi (%) sesuai dengan persamaan berikut :
AA = 100[1-(A0 – At)/(A00 – At0)] ... (1)
dalam hal ini A0 dan A00 adalah nilai absorbasi yang terukur pada waktu nol inkubasi
60 menit inkubasi sampel dan kontrol (Jayaprakasha, 2001).Semakin tinggi nilai AA dan semakin lama aktivitas tersebut dipertahankan, maka aktivitas antioksidan suatu sediaan uji dikatam semakin baik (Utami dkk, 2009).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Penyiapan Bahan Uji
Bahan uji berupa daun jambu air diperoleh dari daerah Sarijadi sebanyak 4 kg dalam keadaan segar. Dari bahan segar tersebut setelah melalui proses pengeringan dan penggilingan diperoleh serbuk simplisia dengan berat 790 g. Sebelum dilakukan proses ektraksi, terlebih dahulu dilakukan penentuan kadar air dari simplisia. Kadar air yang diperoleh adalah 4% yang menunjukkan bahwa simplisia yang dipergunakan memenuhi persyaratan yaitu di bawah 10%.
Dari 50 g serbuk simplisia diperoleh ekstrak kental dengan berat 8,79 g. Dengan demikian rendemen yang diperoleh adalah 17,58 % dihitung terhadap berat serbuk simplisia. Jika diperhitungkan terhadap bahan segar, rendeman yang diperoleh adalah 3,47 %. Hasil dicantumkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan Uji yang Diperoleh
Parameter Hasil
Berat serbuk simplisia 200 g
Kadar air simplisia 4%
Rendamen ekstrak terhadap simplisia
kering 31,86 %
Ekstrak yang diperoleh berwarna hijau tua dan beraroma khas daun jambu air. Hasil penetapan karakteristik awal tercantum pada Tabel 2. Hasil pemeriksaan parameter nonspesifik menunjukkan bahwa susut pengeringan dan kadar abu dari ekstrak uji masing-masing sebesar 21,95% dan 3,85%. Hasil pemeriksaan parameter
spesifik menunjukkan bahwa nilai akadar abu larut asam yang mewakili penetapan senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, kadar senyawa yang larut dalam etanol dan kadar senyawa yang larut dalam air masing-masing sebesar 3,56%; 41,59% dan 15,81%. Uji untuk pemeriksaan kandungan kimia bahan uji dilakukan penapisan fitokimia ekstrak dan diperoleh hasil bahwa ekatrak uji positif mengandung golongan senyawa flavonoid dan tanin. Flavonoid dan tanin telah diketahui merupakan golongan kandungan kimia pada tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan.
Tabel 2. Karakteristik Ekstrak Uji yang Diperoleh
Parameter Hasil penentuan
Warna Hijau tua
Aroma Khas daun jambu air
Susut pengeringan 21,95 %
Kadar abu 3,85 %
Kadar abu larut asam 3,56 %
Kadar senyawa larut etanol 41,59 %
Kadar senyawa larut air 15,81 %
Flavonoid terdeteksi
Tanin terdeteksi
Berat fraksi nonpolar (n-Heksan) yang diperoleh adalah 3,17 g.
3.2. Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan Metode Carotene Bleaching
Data absorbansi yang diperoleh tercantum pada Tabel 3. Selanjutnya berdasarkan data absorbansi pada Tabel 3, dihitung nilai aktivitas antioksidan (AA) dengan menggunakan persamaan 1. Hasil perhitungan Aktivitas Antioksidan dapat dilihat pada Tabel 4.
Sistem Uji
Rata-rata nilai absorbansi
A
0A
tKontrol
0,809 ± 0,011
0,325 ± 0,009
FNP1 (0,125 g/L)
0,853 ± 0,017
0,608 ± 0,056
FNP2 (1 g/L)
0,797 ± 0,033
0,797 ± 0,150
Pembanding:
Tokoferol (1,6
mg/20μL)
0,849 ± 0,103
0,780 ± 0,135
Keterangan : FNP= fraksi non polar (n-heksan) ekstrak etanol daun jambu air ; Ao =Absorbansi sebelum inkubasi, At=
Absorbansi setelah pemansan selam 1 jam pengukuran dilakuakn secara triplo.
Tabel 4.5. Nilai Aktivitas Antioksidan Sistem Uji Sistem Uji Rataan AA (%)*
FNP1 (0,125 g/L)
26,55FNP2 (1 g/L)
48,58Pembanding:
Tokoferol (1,6
mg/20μL)
85,83Keterangan : FNP= fraksi non polar (n-heksan) ekstrak etanol daun jambu air ; AA=Aktivitas Antioksidan
Pada sistem uji Pembanding (tokoferol) diperoleh nilai aktivitas antioksidan sebesar 85,83 %. Nilai AA yang menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dari suatu bahan yang baik adalah ≥ 80%. Dengan demikian metode yang dipergunakan adalah valid dan prosedur kerja telah dilakukan dengan benar.
Pada sistem uji yang diberi fraksi non polar (n-heksan) ekstrak etanol daun jambu air dengan menggunakan persamaan (1), diperoleh nilai aktivitas antioksidan untuk sistem uji yang diberi fraksi ekstrak konsentrasi 0,125 g/L adalah 26,55%. Aktivitas antioksidan tertinggi pada sistem uji fraksi nonpolar ini, ditunjukkan oleh konsentrasi 1 g/L, yaitu 48,8%.
4. KESIMPULAN
Hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi nonpolar (n-Heksan) ekstrak etanol daun jambu air pada konsentrasi 0,125 dan 1 g/L menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai masing-masing sebsar 26,55 dan 48,58%.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesiaa, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, 4-15. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesiab, 1995, Materia Medika
Indonesia, Jilid VI, Jakarta, 319-325.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesiac, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta, 10, 13-14, 17, 31-36.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesiad, 2000, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, ed. 1, Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Depkes RI.
5. Diantini, A., 2009, Sitotoksisitas Beberapa senyawa dari Tumbuhan Mahkota dewa {(Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.} terhadap Sel Kanker Leukemia, Servik, dan Esofagus, disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran.
6. Hardman, J.G. and Limbird, L.E. (Eds.), 2001, Goodman and Gilmann, The Pharmacological Basis of Therapeutics, 10th ed., Mc. Graw-Hill Co., New York.
7. Huang, D.J., et al., 2004, Antioksidant and Antiproliferative Activities of Water Spinach, Bot Bull Acad Sin.
8. Indriani, S., 2006, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.), J.II.Pert.Indon.Vol.11(1).2006, 13-17.
9. Jayaprakasha, G.K. et al., 2001, Antioxidant activity of grape seed (Vitis vinifera) extract on peroxidationts models in vitro, Journal Food Chemistry, 285-290.
10. Nurhaeni, H., 2011, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) secara in vitro dengan Metode Carotene
Bleaching, Tugas Akhir, Sarjana, Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Garut, Garut, 46.
11. Othman, A. et al., 2005, Antioxidant Capacity and Phenolic Content of Cocoa Beans, Journal of Food Chemistry, 1523=1530.
12. Saputri, F.C., dkk., 2007, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Gadjah (Zingiber zerumbet Smith.), Proseding Seminar Ilmiah ISFI, Jakarta.
13. Subarnas, A., A. Diantini dan R. Abdullah, 2011, The First Year Reseaech Report International Research Collaboration and Publication : Identification of Novel Anticancer Compounds from Indonesian Primates-Consumed Plants, Bandung: Universitas Padjadjaran, 5-8.
14. Sumiyani, R., dan Azimah, 2007, Perbandingan Aktivitas Peredaman Radikal bebas 1,1-Diphenil-2Piracil Hidrazyl (DPPH) dari Ekstrak Etanol Wortel Lokal, Wortel Import, Suplemen Antioksidan Merk “TS’ dan Merk “SCV’, Prosiding Seminar Ilimiah ISFI, Jakarta.
15. Utami, T.S., R. Arbianti, H. Hermansyah, A. Reza dan Rini, 2009, Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Simpur (Dillenia indica) dari Berbagai Metode Ekstraksi dengan Uji Anova, seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 2-5.
16. Wasito, H., A. Gadri dan S. E. Priani, 2009, Formulasi Sediaan Teh Instant Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai Minuman Antioksidan, Laporan Penelitian, Universitas Islam Bandung, 10, 25.