• Tidak ada hasil yang ditemukan

modul KONVENSI HAK-HAK ANAK (KHA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "modul KONVENSI HAK-HAK ANAK (KHA)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

modul

KONVENSI HAK-HAK

ANAK (KHA)

Untuk

fasilitator anak

Kelopak indonesia

2004

(2)

TOPIK 1

MODUL

Modul 1: Perkenalan

Modul 2: Harapan

MEMBANGUN

KESEPAHAMAN

Modul 3: Kontrak Belajar

MODUL 1

PERKENALAN TUJUAN

- anak dan fasilitator dapat saling mengenal, demi terbinanya suasana yang cair dalam proses belajar bersama

- anak dan fasilitator dapat saling mengenali ruang lingkup aktivitas/keseharian masing-masing anak

BAHAN/ALAT - kertas HVS A4 - spidol berwarna - selotip LANGKAH-LANGKAH • Langkah-1

Fasilitator mengajak anak untuk mengawali acara dengan melakukan perkenalan diri, yaitu dengan cara “menggambar wajah”.

Anak diminta untuk:

Menggambar pada selembar kerta A4, gambar wajah anda atau sesuatu yang menggambarkan diri anda

Tuliskan nama anda di bawah dibawahnya

Gambarkan apa yang anda lakukan /kerjakan dalam keseharian anda dii sekeliling gambar wajah anda

• Langkah-2

Kemudian setelah selesai menggambar setiap peserta dipersilahkan untuk menceritakan gambarnya satu per satu, termasuk fasilitator.

Catatan untuk Fasilitator

o Fasilitator harus memberi contoh terlebih dahulu sebelum anak-anak diminta untuk menggambar. o Perkenalan menjadi data awal anak bagi fasilitator

o Fasilitator dapat mulai memetakan anak untuk kepentingan proses selanjutnya (misalnya pembagian kelompok diskusi fokus)

(3)

Contoh Gambar

y v

SI ANU Gambaran tentang keseharian “Gambar Diri” Nama

“... saya adalah orang yang

selalu tersenyum. Pekerjaan saya adalah ngobrol dengan anak dan ibu, juga dengan bapaknya; mendengarkan...” SIMBOL TANDA GAMBAR TULISAN TUTURAN LISAN BAHASA TUBUH

(4)

MODUL 2 H A R A P A N TUJUAN

- fasilitator dan anak mengetahui harapan dari setiap orang terhadap kegiatan belajar

- harapan akan menjadi landasan proses fasilitasi dan materi yang akan dipelajari BAHAN/ALAT - metaplan (2 warna) - spidol - selotip LANGKAH-LANGKAH • Langkah-1

Fasilitator mengajak anak untuk masuk ke materi, dengan menguangkapkan harapan pada saat mengikuti kegiatan belajar ini:

o Setiap anak diberikan kartu/metaplan warna kuning misalya

o Setiap anak diminta untuk menuliskan atau menggambar harapan masing-masing anak terhadap kegiatan belajar bersama ini pada kertas/kartu tersebut dengan syarat: satu kertas untuk satu harapan. Apabila ada 3 harapan maka harus dituliskan dalam 3 lembar kartu/metaplan warna kuning.

• Langkah-2

Anak kemudian menuliskan atau menggambarkan harapan masing-masing. Setelah semua menuliskan, lalu:

o Fasilitator meminta anak untuk meletakannya di tengah-tengah ruangan semua kertas yang sudah digamabrkan atau ditulis

o Setelah semua kertas diletakkan, fasilitator mengajak anak untuk mengelompokkan masing-masing kertas/kartu bertuliskan harapan yang mempunyai kemiripan atau kesamaan tujuan

o Masing-masing kelompok atau kategori kemudian disepakti untuk diberi judul

Catatan Untuk Fasilitator:

o harapan harus menjadi landasan bagi fasilitator untuk melihat kembali alur dan materi yang sudah direncanakan

(5)

MODUL 3 KONTRAK BELAJAR TUJUAN

- semua anak dapat mengikuti kegiatan belajar bersama dengan kepastian/ ada jaminan

- ada tanggung jawab dari semua pihak dalam pelaksanaan kegiatan belajar bersama

- harapan dapat terpenuhi BAHAN/ALAT - kertas plano - spidol berwarna - selotip LANGKAH-LANGKAH • Langkah-1

Berdasarkan harapan, fasilitator mengajak anak agar harapan bisa terwujud apa yang harus dilakukan.

Butir-butir diskusi:

o perlukah kita membuat kontrak belajar? o Bagaimana kita mengatur penggunaan waktu?

o Bagaimana agar kesepakatan dapat dijalankan oleh semua pihak? Anak dan fasilitator membuat kontrak belajar, tata tertib, jadwal dan

sanksi agar harapan bisa teraih.

• Langkah-2

Kemudian fasilitator memulai dengan mengajak anak untuk membuat jadwal secara umum selama pelatihan dengan cara membagi satu hari menjadi beberapa sesi.Kemudian secara bersama-sama jadwal disusun. Contoh jadwal: 07.30 – 08.30 : sarapan pagi 08.30 – 10.00 : Sesi I 10.00 – 10.15 : break pagi 10.15 – 12.15 : Sesi II 12.15 – 13.15 : ISHOMA 13.15 – 15.15 : Sesi III 15.15 – 15.45 : Break sore 15.45 – 18.00 : Sesi IV 18.00 – 19.30 : Ishoma 19.30 – 21.00 : Sesi V

Catatan: jadwal tidak perlu dibuat terlalu rinci per materi, karena untuk menyesuaikan dinamika anak peserta belajar terhadap materi

(6)

• Langkah-3

Fasilitator mengajak anak untuk membuat kesepakatan tata tertib dan sanksi.

• Langkah-4

Setelah kontrak belajar selesai dibuat, Fasilitator kemudian menjelaskan alur kegiatan belajar dan memberi gambaran bahwa alur tersebut akan disesuaikan dengan jadwal per sesi sesuai dengan hasil kesepakatan sebelumnya.

Catatan Untuk Fasilitator

o Kontrak belajar bukan hal basa-basi belaka, tetapi adalah jaminan bagi terlaksananya kegiatan belajar bersama dan pemanfaatan substansi atau data yang muncul dalam kegiatan belajar bersama o Kontrak belajar adalah dasar dari membangun kesepahaman antara semua pihak yang terlibat dalam

kegiatan belajar Alur Proses HAM Pengalaman Gambaran KHA Pengalaman Gambaran Apa Yang Akan kita lakukan Pengetahuan --- SIKAP ---Keterampilan

Media

Media

(7)

TOPIK 2

MODUL

Modul 1 : Definisi Hak Asasi Manusia dan

Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia

(DUHAM)

HAK ASASI

MANUSIA

Modul 2: Kedinamisan Hak Asasi

Manusia

MODUL 1

DEFINISI HAK ASASI MANUSIA DAN DEKLARASI UMUM HAK ASASI MANUSIA

TUJUAN

Di akhir sesi anak akan memahami : • Definisi Hak Asasi Manusia

• Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia

• Mengindentifikasi Hak-Hak yang dilindungi oleh DUHAM BAHAN/ALAT

• Teks Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia • Kasus dalam bentuk Narasi atau cerita • Kertas plano • Kertas metaplan • Spidol • selotip LANGKAH-LANGKAH Langkah- 1

Membangun definisi kerja hak asasi manusia : Peserta (anak) diminta untuk mendengar atau membaca cerita/kasus. Jika menggunakan study kasus, maka peserta sudah harus terbagi dalam beberapa kelompok selama mereka membaca kasus.

Langkah- 2

Peserta masuk dalam kelompok masing-masing untuk berdiskusi. Usahakan pembangian kelompok secara acak. Namun fasilitator harus memperhatikan latar belakang individu peserta agar peserta yang telah punya banyak pengalaman dan pengetahuan tentang HAM sedapat mungkin bergabung dengan peserta yang baru pertama kali mengikuti pelatihan HAM.

Butir- butir Diskusi :

1. Apa yang terjadi dalam studi kasus tersebut

2. Apakah ada hak yang hilang atas orang-orang dalam cerita tersebut, hak siapa saja yang hilang, hak apa saja yang hilang 3. Apakah yang di maksud dengan hak asasi manusia

(8)

Langkah- 3

Peserta melakukan presentasi hasil diskusi. Fasilitator mencatat point-point penting dalam presentasi: misalnya hilangnya hak anak atas pendidikan, hilangnya hak perempuan atas keamanan, dan menstrukturkan hasil pleno peserta. Pada akhir diskusi pleno peserta menyimpulkan apakah hak-hak yang hilang tersebut adalah hak asasi manusia dan apakah definisi hak asasi manusia. Fasilitator mencatat kata kunci yang disebutkan seperti misalnya : hak yang melekat sejak lahir, di miliki manusia karena dia manusia, dari Tuhan, harus dilindungi.

Langkah 4

Fasilitator membagikan teks Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) kepada peserta. Mengembalikan peserta ke dalam kelompok kerja masing-masing untuk membaca dan memahami DUHAM.

Butir-Butir Diskusi:

1. Hak apa saja yang di lindungi oleh DUHAM

2. Apakah hak-hak yang hilang ( dalam kasus ) termasuk yang dilindungi oleh DUHAM, jika ya, pasal berapa saja yang melindungi hak-hak tersebut.

Langkah 5

Peserta di minta untuk melakukan presentasi pleno tentang hak-hak yang dilindungi dalam DUHAM. Fasilitator menstrukturkan hasil presentasi peserta menjadi struktur DUHAM sebagai berikut : (1) Pembukaan: terdiri dari prinsip-prinsip hak asasi manusia, (2) Hak-hak individu: pasal 1-11; (2) Hak-Hak Individu dalam Masyarakat: pasal 12-17; (3) Hak-hak sipil dan politik: pasal 18-21; (4) Hak sosial, ekonomi dan Budaya : pasal 22-28; (5) Realisasi Hak: pasal 5; (6) Hak dan Tujuan PBB : pasal 29-30 Catatan Untuk Fasilitator

o Pilih studi kasus (media) yang sesuai dengan konteks peserta, sedapat mungkin kasus yang terjadi secara umum dan dimengerti oleh peserta.

o Kasusyang dipilih sedapt mungkin adalah kasus-kasus yang terjadi di wilayah yang bersangkutan, dan yang dialami atau diketahui anak-anak.

o Untuk memastikan bahwa anak pernah mendengar atau mengalami kasus serupa, berikan kesempatan kepada anak yang pernah mengalami kasus serupa untuk menceritakan secara singkat pengalamannya pada saat diskusi kasus agar peserta lain dapat membangun empathy/keprihatinan.

o Study kasus (media) hanyalah entry point/titik masuk untuk membangun kesadaran atas adanya hak-hak yang hilang sehingga mendorong peserta berpikir dengan kerangka pendekatan berbasis hak (framework rights based approach) dan sekaligus berpihak pada korban.

(9)

Gambaran bagaimana membedah kaus:

w

g

DIANCAM DIRAMPAS DIPUKUL DIMAKI

APA YANG TERJADI?

Ketakutan Sakit/luka Kehilangan harta benda Tak nyaman D E H U M A N I S A S I ARTINYA? Hilangnya rasa aman Hilangnya perlindungan terhadap diri manusia Hilangnya perlindungan terhadap harta benda AKIBATNYA BAGAIMANA CARA UNTUK MELINDUNGINYA? PERTANYAAN KRITIS: PENANDAAN PEMAKNAAN Kasus yang menimpa sesorang (baik dewasa dan anak), diuraikan atau dibongkar berdasarkan kejadian yang terjadi Dari kejadian yang menimpa korban, kemudian dilihat apa akibatnya; atau bisa dilihat dengan

pertanyaan kunci: apa yang dirasakan pada korban? Apa yang dirasakan oleh korban kemudian kita maknai; biasanya dengan pertanyaan kunci: apa yang hilang pada diri korban?

Dari yang hilang itu, mana yang termasuk hak asasi manusia?

(10)

MODUL 2

KEDINAMISAN HAK ASASI MANUSIA TUJUAN

Di akhir sesi peserta akan memahami

1. Perkembangan kebutuhan Perlindungan Hak asasi manusia 2. Kebutuhan khusus bagi perlindungan hak-hak anak

BAHAN/ALAT

• Studi kasus atau media lain yang menceritakan tentang pelanggaran hak anak (wayang kardus, teater, dll)

• Kertas plano • Kertas metaplan • Spidol berwarna • selotip LANGKAH-LANGKAH Langkah -1

Fasilitator mengajak peserta untuk membaca atau mendengar studi kasus tentang anak. Fasilitator bisa memilih berbagai macam kasus yang menimpa anak misalnya : pengungsi anak, perkosaan anak, penangkapan anak jalanan oleh polisi, cerita anak dari penjara anak.

Langkah-2

Fasilitator membagi peserta dalam kelompok kerja untuk mendiskusikan kasus dari film atau study kasus yang ada.

Butir-butir diskusi

• Apa yang terjadi pada anak-anak dalam cerita/ study kasus tersebut

• Apakah ada hak anak yang hilang

• Dimana kah hak- hak yang hilang tersebut di lindungi dalam DUHAM

Langkah- 3

Fasilitator meminta peserta untuk melakukan presentasi pleno tentang hasil diskusi dan mencatat poin-point penting presentasi. Fasilitator menstrukturkan hasil diskusi peserta ke dalam alur berpikir sebagai berikut : (1) Setelah DUHAM pelanggaran hak-hak anak masih terus terjadi di seluruh belahan dunia; (2) DUHAM melindungi hak-hak asasi manusia secara umum dan belum specifik melindungi hak-hak anak ;(3) Anak membutuhkan perlindungan khusus.

(11)

TOPIK 3

MODUL

KONVENSI HAK-HAK ANAK Modul 1: Prinsip-prinsip dasar

dan perlindungan hak anak

dalam Konvensi Hak-Hak Anak

(KHA)

MODUL 1

PRINSIP-PRINSIP DASAR DAN PERLINDUNGAN HAK ANAK DALAM KONVENSI HAK-HAK ANAK (KHA)

TUJUAN

Diakhir pelatihan peserta dapat:

o Memahami prinsip-prinsip dasar dari KHA

o Mengidentifikasi pelanggaran Hak Anak dalam kenyataan dan direspon oleh pasal berapa dalam KHA.

o Memahami apa mandat CRC/KHA kepada negara

o Memahami institusi mana dalam negara yang berkewajiban memenuhi hak-hak anak tersebut

BAHAN/ALAT

- studi kasus atau cerita setempat yang berkaitan dengan hak anak - teks Konvensi Hak-Hak Anak

- kertas plano - kertas metaplan - spidol - selotip LANGKAH-LANGKAH • Langkah-1

Fasilitator mengajak peserta untuk membaca atau mendengar cerita/kasus (misalnya, tentang kehidupan anak jalanan perempuan, anak pemulung, buruh anak, dll)

• Langkah-2

Setelah membaca/mendengar kasus, peserta diminta untuk kembali ke kelompoknya semula, dan mendiskusikan apa yang mereka temukan dalam kasus tersebut.

Butir-butir diskusi:

apa yang terjadi dengan anak kasus yang dibaca/didengar hak anak apa saja yang dilanggar

• Langkah-3

Hasil pembahasan kelompok kemudian diprentasikan dan fasilitator dan peserta yang lain bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok yang mendapat giliran presentasi.

Cara peserta memahami suatu kasus harus semakin tajam dan tepat Peserta harus mulai bisa memposisikan diri sebagai korban Peserta harus sudah mulai bisa menggunakan bahasa korban

(12)

• Langkah-4

Kemudian fasilitator mengajak untuk memahami KHA lebih jauh dengan membaca teks KHA secara normatif dalam kelompok.

Lalu peserta diminta kembali ke kelompok untuk mendiskusikan ke empat Butir-butir diskusi:

Apa prinsip-prinsip dasar dari KHA

Direspon oleh pasal berapa di KHA (dari kasus) Apa perintah pasal-pasal dalam KHA tersebut?

Siapa saja/departemen mana yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran tersebut?

• Langkah-5

Setelah diskusi masing-masing kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dengan tulisan maupun dengan gambar.

Catatan Untuk Fasilitator :

o Prinsip dasar KHA dapat digali mulai dari Mukadimah (pertimbangan, latar belakang/alasan KHA dibuat dan apa yang hendak dicapai) sampai ke batang tubuhnya (pasal-pasal)

o JIWA / RUH dari KHA adalah: kepentingan terbaik anak

setiap orang berhak atas semua hak artinya tidak ada pembedaan (non-diskriminasi) pemenuhan hak tidak akan terpenuhi bila ada diskriminasi

adanya piagam PBB atas pengakuan terhadap martabat dan hak-hak yang sama di tiap negara Jaminan hidup, bertumbuh sebagai manusia

Hak hidup

Perlindungan hukum yang tepat Perlindungan dan pengasuhan khusus

Martabat sebagai manusia dan masa depan yang lebih baik Adanya jaminan keamanan, jaminan sosial

Menjamin perkembangan pendidikan, pengetahuan tentang lingkungan keluarga non-diskriminasi

(13)

Perumpamaan Konvensi Hak Anak

Gambaran bagaimana melihat Hak-Hak Anak dalam Realitas.

K

Ë

REALITAS

Kejadian Nyata HIPER REALITAS Rekaman tentang Kejadian Nyata MELIHAT MEMAHAMI MEMBONGKAR MENANDAI MEMAKNAI

y

dia memukul aku dan tanganku diikat ke kayu jemuran. Aku disuruh berdiri

dengan tangan terikat dan terangkat ke atas… aku minta ampun sama bapak tapi dia tidakmendengarkan. Bapak bilang: “…diam di situ

sampai kamu menyadari kesalahan kamu…!!!”. Aduh…, aku menangis…. sambil menahan rasa sakit.

MUKADIMAH PASAL PASAL PASAL PASAL PASAL PASAL JIWA JIWA JIWA

(14)

KHA sebagai rambu-rambu:

Bila digunakan perumpamaan “pasal = rambu”, maka contohnya adalah:

Artinya: larangan merokok diberlakukan untuk melindungi banyak bayi yang ada dalam sebuah ruangan ber-AC karena banyak perokok di dalamnya

Contoh kasus:

Umurku 13 tahun. Aku tiga bersaudara, aku anak kedua. Setelah lulus SD aku tidak boleh sekolah oleh emak. Katanya lebih baik kerja saja karena aku perempuan. Yang harus sekolah adalah kakakku dan adikku saja karena dia laki-laki.. Aku diusir bapakku karena tidak lulus sekolah. Kemudian aku diajak teman ke Rwa Malang untuk kerja sebagai dondot Kemudian aku datang ke Rawa Malang kerja sebagai orang nakal, tapi di Rawa Malang aku ditangkap bapak polisi. Karena aku takut aku ingin pulang, tapi takut tidak terima emak sama bapak.

PASAL 2

Negara-negara Peserta akan menghormati dan menjamin hak-hak yang ditetapkan dalam Konvensi ini dan setiap anak dalam wilayah hukum mereka tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun, tanpa memandang ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik atau pandangan lain, asal-usul bangsa, asal-usul etnik atau sosial, kekayaan, ketidakmampuan, kelahiran atau status lain dan anak atau dan orangtua anak atau walinya yang sah menurut hukum.

Negara-negara Peserta akan mengambil semua langkah yang Iayak untuk Kondisi anak

yang buruk melindungi anak dari Pasal untuk kondisi buruk

Ruangan yang ber-AC, banyak bayi,

banyak

(15)

E

(

4

Tikungan licin, tepian jalan adalah jurang Kalau malam banyak perampok KONDISI YANG TIDAK IDEAL KONDISI IDEAL

??

AGAR BISA SAMPAI KE TUJUAN DENGAN SELAMAT, MAKA…

E

(

4

Tikungan licin, tepian jalan adalah jurang Karena kalau malam banyak perampok KONDISI YANG TIDAK IDEAL KONDISI IDEAL

L



KETERANGAN: RAMBU dibuat karena ada situasi-kondisi tertentu yang bisa membuat seseorang (dewasa maupun anak) tidak bisa meraih kondisi ideal sebagai

RAMBU PERTAMA

RAMBU KEDUA

(16)

Sumber Bacaan: 1. Konvensi hak Anak

2. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia

3. Training for transformation (A handbook for community workers, Anne Hope and Sally Timmel)

4. Modul Proses Identifikasi Kebutuhan Masyarakat Program Kesehatan – SCRAP, World Bank-Bappenas, 2003

Referensi

Dokumen terkait

bahwa “Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung.. jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak yang menjadi korban. penyalahgunaan

Linguistik Pada Anak Kelompok B Di PAUD Islam Harapan 1 Gumpang Pabelan Kartasura Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

o Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab sebagai penerus bangsa, maka anak perlu mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang

Harapan seorang anak yang begitu rindu untuk pulang ke rumah guna mendapati ibu dan ayahnya bagaikan air pelepas dahaga, namun harapan itu sirna lantaran ayah dan ibu tak lagi

Anak-anak sangat dekat dengan dunia kertas karena pada saat mereka memulai untuk belajar menulis dan menggambar, mereka melakukannya dengan kertas. Mereka harus dapat mengerti

Cara belajar (membuat) dari buku kecil berhitung dapat dibalik, misalnya guru telah memberi stempel pada buku, lalu anak diminta menuliskan angka yang sesuai dengan jumlah

- Sampaikan tentang kegiatan bermain yang akan dilakukan, dengan berbagai alat bahan yang disediakan?. - Agar tidak berebutan, setiap anak diminta mengambil kertas yang digulung

 Orangtua bertanggung jawab utama untuk menjamin Hak-hak anak dan Negara berkewajiban mendukung/membantu para orangtua dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap anak-anak mereka