45 VOLUME 19 NO 1 JANUARI 2017
JURNAL EKONOMI & BISNIS
DHARMA ANDALAS
RETAILING MIX DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET DI KOTA PADANG
Haryeni1, Yofina Mulyati1, Puti Embun Sari1
1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1) Pengaruh Customer Service terhadap keputusan pembelian, 2) Pengaruh store design dan display terhadap keputusan pembelian, 3) Pengaruh communication mix terhadap keputusan pembelian, 4) Pengaruh location terhadap keputusan pembelian, 5) Pengaruh merchandise assortments terhadap keputusan pembelian, 6) Pricing berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian, 7) Retailing mix berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja pada minimarket yang ada di kota Padang dengan frekuensi lebih dari satu kali. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling, yaitu siapa saja konsumen di tiga minimarket di kota Padang yang kebetulan bertemu peneliti, sedangkan setiap pengambilan sampel dilakukan secara acak. Jumlah sampel penelitian ini adalah 150 orang. Teknik untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa : 1) Customer Service tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, 2) Store design dan display tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, 3) Communication mix tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, 4) Location berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, 5) Merchandise assortments tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, 6) Pricing tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dan penelitian secara simultan Retailing mix berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Kata Kunci: Retailing Mix, Keputusan Pembelian, Minimarket.
PENDAHULUAN
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisis perilaku konsumen dalam keputusan pembelian adalah hal penting, sebab dengan pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberi masukan yang berarti bagi perencanaan strategi perusahaan.
Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang
atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perorangan maupun keluarga.
Bisnis eceran yang kini popular disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang menghidupi banyak orang dan memberi banyak keuntungan bagi sementara orang lainnya. Pada saat krisis
46
moneter melanda Indonesia di akhir tahun 1997, yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, perekonomian Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan eceran.
Setelah para pebisnis ritel langsung masuk ke Indonesia, maka pelaku bisnis ritel dapat dikelompokkan menjadi empat (Bob Foster, 2004) yaitu kelompok grosir dan hypermarket,
supermarket / department store,
minimarket modern, peritel kecil tradisional. Kehadiran ritel modern ini membuat konsumen merasa semakin banyak memiliki pilihan tempat berbelanja, juga memperoleh banyak
informasi. Kondisi tersebut
mengakibatkan loyalitas konsumen terhadap satu toko ritel semakin kecil. Bon Foster dalam Buchari Alma (2008) untuk ritel di Indonesia menemukan bahwa loyalitas konsumen mudah berubah, Konsumen rata-rata memiliki tempat berbelanja, konsumen cenderung ingin mencoba peritel baru. Kondisi saat ini konsumen lebih menyenangi ritel modern, sebab disamping menyediakan barang berkualitas, juga memiliki citra dan reputasi yang baik.
Kotler (2000) mendefinisikan pasar swalayan adalah operasi yang relatif besar, berbiaya rendah, bermarjin rendah dan bervolume tinggi. Swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan, pencucian dan produk perawatan rumah. Fenomena lain yang membuat konsumen berpindah dari pasar tradisional ke pasar modern yaitu pelayanan dan tempat yang mereka sajikan ke konsumen sangat jauh berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi suasana yang ditawarkan antara pasar tradisional dan pasar modern yaitu pada pasar tradisional, konsumen banyak sekali disuguhi dengan suasana kotor, becek dan seringkali tidak ada jaminan terhadap barang yang konsumen beli, sedangkan pada pasar modern yang luas dan ber AC dingin, sehingga sangat
memungkinkan konsumen untuk
pembelian barang yang lain diluar catatan barang yang sudah konsumen rencanakan.
Adapun jumlah outlet modern retailer di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Jumlah Outlet di Indonesia
Jenis Retailer 2003 2004 2005 2006 Minimarket 4.038 5.604 6.465 7.476 Supermarket 896 956 1.141 1.277 Hypermarket 67 90 106 138 Total 5.001 6.650 7.712 8.891 Pertumbuhan % -- 32 15 15 Sumber. Apindo
Catatan*): Termasuk 23 Outlet Wholeseller
Pada tabel 1, menunjukkan bahwa untuk semua jenis retail pada tahun 2003 sampai 2006 selalu mengalami peningkatan jumlah outletnya. Sementara pertumbuhan jumlah outlet yang kurang mengalami peningkatan secara signifikan ada pada hypermarket yang mengalami pertumbuhan sedikit.
Berikut ini proyeksi Pertumbuhan ritel rata-rata 10 tahun terakhir dan tahun 2015 menurut Koran Sindo :
Tabel 2.
Proyeksi Pertumbuhan Ritel Jenis Ritel Pertumbuhan
rata-rata 10 tahun terakhir 2015 Modern 15% hingga 18% 10% hingga 12% Tradisional 6% hingga 9% -5% hingga 5% Sumber : Koran Sindo
Dari tabel 2, menunjukkan pasar modern mengalami pertumbuhan rata- 10 tahun terakhir sebesar 15% hingga 18%, sementara pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 10% hingga 12%. Sedangkan untuk pasar tradisional pertumbuhan rata-rata 10 tahun terakhir 6% hingga 9%, dan pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan hanya sebesar 5%.
Budiman Swalayan, Singgalang minimarket dan Citra Swalayan merupakan supermarket yang tergolong lengkap di Kota Padang dengan adanya toko roti dan tersedianya buah-buahan di toko tersebut, juga tersedianya makanan, minuman, perlengkapan rumah tangga,
47
dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Konsep Swalayan ini adalah
menghadirkan toko swalayan yang menjual semua kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi, masyarakat tak perlu berganti toko untuk membeli keperluan lain, seperti yang biasanya terjadi saat masyarakat memerlukan suatu barang.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, maka penulis mencoba meneliti
Retailing Mix Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Minimarket Di Kota Padang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan diambil adalah:
1. Sejauh mana pengaruh customer
service terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
2. Sejauh mana pengaruh store design dan display terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
3. Sejauh mana pengaruh
communication mix terhadap
keputusan pembelian pada
minimarket di Kota Padang
4. Sejauh mana pengaruh location terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
5. Sejauh mana pengaruh merchandise
assortment terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
6. Sejauh mana pengaruh pricing
terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
7. Sejauh mana retailing mix
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh customer service terhadap
keputusan pembelian pada
minimarket di Kota Padang
2. Pengaruh store design dan display terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
3. Pengaruh communication mix
terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
4. Pengaruh location terhadap
keputusan pembelian pada
minimarket di Kota Padang
5. Pengaruh merchandise assortment terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
6. Pengaruh pricing terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
7. Pengaruh retailing mix secara simultan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pemasaran khususnya mengenai retailing mix dan keputusan pembelian
2. Menjadi tambahan informasi dan masukan bagi manajemen ritail pada minimarket untuk mengambil langkah-langkah dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dalam memberikan pelayanan serta
membantu perusahaan dalam
menentukan arah kebijakan yang tepat untuk masa yang akan datang. 3. Memberikan informasi serta
pengetahuan tambahan kepada peneliti-peneliti lain yang ingin
mengadakan penelitian dan
pembahasan mengenai masalah yang sama pada masa yang akan datang.
Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli atas produk tersebut dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna produk tersebut berada dibawah harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa kecewa. Sebaliknya jika daya guna produk tersebut memenuhi
48
harapan, maka pelanggan akan merasa puas.
Konsumen membentuk harapan mereka atas dasar pesan-pesan yang diterima dari penjual, teman dan sumber informasi lain. Jika penjual membesar-besarkan manfaat produk, konsumen akan mengalami harapan yang tidak
tercapai yang menyebabkan
ketidakpuasan. Semakin besar jarak antara harapan dan hasil yang dirasakan, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Disini tergantung bagaimana cara konsumen menanggulanginya. Sebagian konsumen memperbesar jarak ini ketika produk tersebut tidak sempurna, dan mereka sangat tidak puas. Konsumen lain meminimalisasi jarak ini dan tidak begitu kecewa.
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, dia akan menunjukan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang merasa puas juga cenderung akan mengatakan hal-hal yang lebih baik mengenai suatu merek kepada orang lain.
Seorang konsumen yang merasa tidak puas akan berusaha untuk mengurangi ketidaksesuaian karena umat manusia berusaha keras untuk “menciptakan keselarasan internal, konsistensi atau kecocokan antara pendapat, pengetahuan, dan nilai-nilai”. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu dari dua tindakan berikut. Mereka mungkin berusaha untuk mengurangi ketidakpuasan ini dengan membuang atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha untuk mengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang mungkin memperkuat nilai tinggi produk tersebut (atau menghindari informasi yang mungkin memperkuat nilai rendahnya).
Penjelasan diatas pada intinya
mengemukakan bahwa perilaku
pembelian mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan konsumen untuk mengambil tindakan keputusan pembelian dan proses pengambilan keputusan tersebut terlebih
dahulu melalui tahap proses
pengambilan keputusan.
Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel disusun dari berbagai teori yang telah didiskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang pengaruh antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang pengaruh variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk hipotesis.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu disusunlah kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :
Gambar 1 Model Konseptual
Dari Gambar diatas menunjukkan adanya pengaruh Pengaruh customer
service terhadap keputusan pembelian
pada minimarket di Kota Padang. Pengaruh store design dan display terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang. Pengaruh
communication mix terhadap keputusan
Customer Service Keputusan Pembelian Pricing Merchandis e Store Design Communication Mix Location
49
pembelian pada minimarket di Kota Padang. Pengaruh location terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang. Pengaruh merchandise
assortment terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang. Pengaruh pricing terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang. Pengaruh retailing mix secara simultan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2006). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Diduga Customer Sevice
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
H2 : Diduga Store Design dan Display berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
H3 : Diduga Communication Mix
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
H4 : Diduga Location berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
H5 : Diduga Merchandise Assortment
berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian
H6 : Diduga Pricing berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
H7 : Diduga Retailing Mix secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan melakukan analisis data dengan analisis regresi linear berganda, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yaitu uji persyaratan yang harus dipenuhi
sebelum melakukan analisis regresi linear berganda. Uji asumsi klasik pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Uji normalitas
Merupakan persyaratan penting yang harus terpenuhi dalam analisis regresi, apabila data yang dianalisis tidak berasal dari data yang berdistribusi normal, maka analisis regresi tidak dapat terpenuhi. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan metode PP-Plots, dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2 Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regresion Standarized Residual
Dependent Variable: Variabel Y
Dari grafik PP-Plots dapat dilihat, kesamaan antara nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Dari grafik terlihat bahwa nilai PP-Plots terletak di sekitas garis diagonal dan tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa distribusi data loyalitas pelanggan adalah normal.
B. Uji Multikolinearitas
Perhitungan uji independen antar variabel bebas dapat dilihat dari hasil analisis collinearity statistics. Untuk melihat apakah ketiga variabel tesebut
50
tidak terjadi korelasi yang tinggi, sehingga perlu dilakukan hipotesis adalah diterima Ho bila nilai VIF < 5 dan angka toleransi mendekati 1 dan ditolak Ho bila nilai VIF > 5 dan nilai toleransi mendekati 0. Hasil uji interdepensi antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Rangkuman Uji Interdependensi Antar Faktor
Variabel Coefficient Collinearity Tolerance VIF Variabel X1 0.543 1.841 Variabel X2 0.471 2.123 Variabel X3 0.803 1.246 Variabel X4 0.536 1.865 Variabel X5 0.602 1.660 Variabel X6 0.618 1.619 Sumber: Data Primer (Diolah)
Tabel diatas memperlihatkan nilai toleransi untuk semua faktor mendekati angka 1 dan nilai VIF lebih kecil dari 5. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antar faktor yang terbentuk. Dengan diterimanya hipotesis-hipotesis diatas, maka uji hipotesis penelitian dapat dilakukan dengan teknik regresi berganda.
C. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat varians residual dari suatu pengamatan lain yang tidak sama, untuk
melihat ada tidaknya gejala
heterokedastisitas pada suatu model, dilakukan dengan uji Glejser. Uji heterokedastisitas pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. Dasar pengambilan
keputusan pada uji heteroskedastisitas yaitu : Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, dan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
kesimpulannya adalah terjadi
heteroskedastisitas. Tabel 4 Uji Heterokedastisitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .811 .431 1.881 .062 Variabel X1 -.012 .015 -.089 -.795 .428 1 Variabel X2 -.011 .030 -.043 -.356 .722 Variabel X3 -.008 .026 -.028 -.303 .762 Variabel X4 .032 .024 .149 1.321 .189 Variabel X5 -.026 .039 -.070 -.659 .511 Variabel X6 .005 .030 .018 .168 .867
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk semua variabel lebih besar dari 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda tidak terjadi gejala homokedastisitas atau persamaan regresi memenuhi asumsi heterokedastisitas.
Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang dikemukakan terdahulu yaitu untuk mengetahui pengaruh retailing mix terhadap keputusan pembelian pada Mini Market di Kota Padang. Dengan menggunakan multiple
regression analysis diperoleh hasil
seperti terlihat pada Tabel berikut: Tabel 5.
Hasil Analisis Penelitian
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.
Error Beta Tolerance VIF
(Constant) .106 .742 4.185 000 Variabel X1 .033 .027 .121 .233 .219 .543 1.841 Variabel X2 .031 .052 .063 .597 .552 .471 2.123 Variabel X3 .033 .045 .060 .735 .464 .803 .246 Variabel X4 .084 .042 .199 2.009 .046 .536 1.865 Variabel X5 .058 .067 .081 .862 .390 .602 1.660
51 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.
Error Beta Tolerance VIF
Variabel
X6 .080 .052 .142 1.541 .126 .618 1.619 a. Dependent Variable: Variabel Y
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien untuk variabel Customer Service menunjukkan nilai sebesar 0,033. Berarti peningkatan customer service sebesar satu satuan dengan asumsi ceteris paribus akan meningkatkan keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang sebesar 0,033 satuan. Dengan nilai t hitung sebesar 1,233 pada Sig. 0,219 > 0,05. Ini berarti variabel customer service tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Nilai koefisien untuk variabel store design & display menunjukkan nilai sebesar 0.031. Berarti peningkatan store design & display sebesar satu satuan dengan asumsi ceteris paribus akan meningkatkan keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang sebesar 0,031 satuan. Dengan nilai t hitung sebesar 0.597 pada Sig. 0.552 > 0.05, Ini berarti variabel store design and display tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Nilai koefisien untuk variabel communication mix menunjukkan nilai sebesar 0.033. Berarti peningkatan communication mix sebesar satu satuan dengan asumsi ceteris paribus akan meningkatkan keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang sebesar 0,033 satuan. Dengan nilai t hitung sebesar 0.735 pada Sig. 0.464 > 0.05, Ini berarti variabel communication mix tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Nilai konstanta sebesar 3.106 menunjukkan bahwa tanpa adanya variabel customer service, store design
& display, communication mix, location, merchandise assortment, dan pricing, maka nilai keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang sebesar 3.106.
Untuk nilai adjusted R2 sebesar 0,247 berarti 24,70% keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang dapat dijelaskan oleh variabel customer service, store design & display,
communication mix, location,
merchandise assortment, dan pricing, sedangkan 75,30% nya lagi dijelaskan oleh variabel di luar penelitian ini. Variabel lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada minimarket dikota Padang antara lain loyalitas pelanggan, kepuasan pelanggan dan lain-lain.
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat dibuatkan persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = 3.106 + 0.033 X1 + 0.031 X2 + 0.033 X3 + 0.084 X4 + 0.058 X5 + 0.080 X6
1. Pengaruh Variabel Customer Service Terhadap Keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel terlihat bahwa skor rata-rata diatas 60% dengan predikat baik menunjukkan bahwa rata-rata kualitas pelayanan pada customer service dinyatakan baik. Sedangkan berdasarkan analisis regresi berganda
Variabel customer service
menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel loyalitas
keputusan pembelian pada
minimarket di Kota Padang karena nilai signifikansinya 0,219 > 0,05. Dari hasil ini berarti Ho diterima Ha ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel customer service terhadap
keputusan pembelian pada
52
Temuan ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova Christian Immanuel Mamuaya (2008) meneliti tentang “Pengaruh variable-variabel retail mix terhadap keputusan pembelian konsumen di Supermarket Kota Manado”. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor produk dan karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2 Pengaruh Variabel Store Design and
Display Terhadap Keputusan pembelian di Kota Padang
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel terlihat bahwa store design & display memiliki skor TCR rata-rata diatas 58% dengan predikat cukup baik menunjukkan bahwa rata-rata store design and display dinyatakan cukup baik.. Sedangkan berdasarkan analisis regresi berganda Variabel store design and display menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang karena nilai signifikansinya 0,552 > 0,05. Dari hasil ini berarti Ho diterima Ha ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel store design and display terhadap
keputusan pembelian pada
minimarket di Kota Padang.
Temuan ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova Christian Immanuel Mamuaya (2008) meneliti tentang “Pengaruh variable-variabel retail mix terhadap keputusan pembelian konsumen di Supermarket Kota Manado”. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor produk dan karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Pengaruh Variabel Communication
Mix Terhadap Keputusan Pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Berdasarkan distribusi frekuensi
variabel terlihat bahwa
communication mix memiliki skor TCR rata-rata diatas 64% dengan predikat baik menunjukkan bahwa rata-rata communication mix dinyatakan baik. Sedangkan berdasarkan analisis regresi berganda Variabel communication mix menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang karena nilai signifikansinya 0,464 > 0,05. Dari hasil ini berarti Ho diterima Ha ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel communication mix terhadap
keputusan pembelian pada
minimarket di Kota Padang.
Temuan ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewa Ayu Dewi Asih (2014) meneliti tentang “Pengaruh bauran pemasaran eceran (retailing mix) terhadap keputusan pembelian pada mini market Indomaret Dewi Sartika utara”. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Pengaruh Variabel Location
Terhadap Keputusan Pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel terlihat bahwa location memiliki skor TCR rata-rata diatas 54% dengan predikat cukup baik menunjukkan bahwa rata-rata location dinyatakan cukup baik. Sedangkan berdasarkan analisis regresi berganda Variabel location menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang karena nilai signifikansinya 0,046 < 0,05. Dari hasil ini berarti Ho ditolak Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh positif dan
53
signifikan antara location terhadap
keputusan pembelian pada
minimarket di Kota Padang.
5. Pengaruh Variabel Merchandise
Assortment Terhadap Keputusan Pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel terlihat bahwa merchandise assortment memiliki skor TCR rata-rata diatas 61% dengan predikat baik menunjukkan bahwa rata-rata merchandise assortment dinyatakan baik. Sedangkan berdasarkan analisis
regresi berganda Variabel
merchandise assortment
menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang karena nilai signifikansinya 0,390 > 0,05. Dari hasil ini berarti Ho diterima Ha ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel merchandise assortment terhadap
keputusan pembelian pada
minimarket di Kota Padang.
Temuan ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova Christian Immanuel Mamuaya (2008) meneliti tentang “Pengaruh variable-variabel retail mix terhadap keputusan pembelian konsumen di Supermarket Kota Manado”. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor produk dan karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
6. Pengaruh Variabel Pricing Terhadap
Keputusan Pembelian pada
minimarket di Kota Padang.
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel terlihat bahwa indikator pricing memiliki skor TCR rata-rata diatas 60% dengan predikat baik menunjukkan bahwa rata-rata variable pricing dinyatakan baik. Sedangkan berdasarkan analisis regresi berganda Variabel Pricing
menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang karena nilai signifikansinya 0,126 > 0,05. Dari hasil ini berarti Ho diterima Ha ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pricing terhadap keputusan pembelian pada minimarket di Kota Padang.
Temuan ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova Christian Immanuel Mamuaya (2008) meneliti tentang “Pengaruh variable-variabel retail mix terhadap keputusan pembelian konsumen di Supermarket Kota Manado”. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa produk dan karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
R. T. Desy dan B. Setiyo, Pengaruh
Bauran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Pada Minimarket Melati Di Kecamatan Dukun Gresik.
Utami, Christina Whidya. 2010.
Manajemen Ritel. Jakarta : Salemba Empat
Ma’ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Levy, Michael & Weitz, Barton A (2009). Retailing Management (7th Ed). New York : McGraw-Hill Irwin
Idris, (2010), Aplikasi Model Analisis
Data Kuantitatif Dengan Program SPSS, Edisi Revisi III, FE
Universitas Negeri Padang, Padang, 2010.
Kotler, Philip, (2001), Prinsip-Prinsip
Pemasaran. Jakarta.
Djarwanto. (2012). Statistik Induktif. Edisi kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
54
Schiffman, L. G. dan Kanuk, L. L. (2007). Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Berman, Barry & Evans, Joel R. 2010.
Retail Management: A strategic Approach (11 th Ed). New Jersey:
Prentice Hall.
Sugiyono, E. 2007. Metode Penelitian
Bisnis, Alfabeta. Bandung.
Utami, Chr, Whidya. 2010. Manajemen
Ritel. Jakarta : Salemba Empat.
Adji, P & Subagio, H. 2013. Pengaruh
Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra Di Circle K Siwalankerto Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol 1, No.2 p1-10.
Fadly. 2014. Pengaruh Retailing Mix
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Minimarket Eramart Di Kota
Samarinda). E-Journal
Administrasi Bisnis, 2 (2) : 173-186.
Dewa Ayu Dewiasih. 2014. Bauran
pemasaran eceran (retailing mix) terhadap keputusan pembelian pada minimarket Indomaret Dewi Sartika Utara. Vol 4 No. 1.
Nova Christian Immanuel Mamuaya. 2008. Pengaruh variable-variabel
retail mix terhadap keputusan pembelian konsumen di Supermarket Kota Menado. Jurnal