• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

46 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan

Layanan Bimbingan Kelompok Siswa

Neni Arni Yeti Ervi

Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengurangi kebiasaan buruk tersebut dan merubah kebiasaan buruk tadi menjadi kebiasaan yang baik serta untuk meembuktikan apakah Layanan Bimbingan Kelompok efektif mengurangi kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek pada siswa SMP N 2 Purwodadi di kelas VIII D terutama untuk 10 siswa tersebut. Populasi adalah siswa kelas VIII D SMP N 2 Purwodadi, sebanyak 10 siswa.Diantaranya 8 siswa laki- laki dan 2 siswa perempuan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok oleh ( Prayitno : 2004). Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman observasi oleh ( Banun Sri Haksasi : 2008). Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap hasil pengamatan, analisis data pada penelitian ini adalah diskripsi kualitatif karena membandingkan tingkat kebiasaan buruk pada siswa antara kondisi awal (prasiklus) dengan siklus I dan siklus II kondisi akhir (Pasca Siklus). Pada pelaksanaan kondisi awal observasi dengan hasil yang didapat dengan jumlah rata – rata sebesar 63,8% dalam kategori Tinggi. Pada siklus I kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan masuk dalam kategori Baik dengan hasil rata-rata tertinggi mencapai 64,7%. Pada Siklus II kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok masuk dalam kategori Sangat Baik dengan hasil rata-rata tertinggi mencapai 86,3%. Pada kondisi akhir jumlah rata- rata kebiasaan buruk siswa menjadi menurun menjadi 36,4%. Simpulan kebiasaan buruk siswa dalam membolos dan mencontek berkurang dengan melalui layanan bimbingan kelompok.

Kata Kunci : Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek, Layanan Bimbingan Kelompok, Siswa SMP.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sekarang ini kita sering melihat dan mendengar banyaknya siswa yang berangkat dari rumah dan berpamitan kepada orang tuanya untuk sekolah, tetapi ia tidak sampai kesekolah. Ini adalah salah satu contoh kebiasaan buruk siswa.Bukan hanya itu saja, pada saat ulangan banyak siswa yang mencontek dalam mengerjakan ulangan tersebut.Kebiasaan buruk siswa berawal dari dirinya sendiri dan banyak faktor- faktor yang mepengaruhi siswa tersebut.Kebiasaan- kebiasaan tersebut di atas sering terjadi karena siswa merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri disekolah maupun dikelas. Contohnya pada membolos, siswa melakukan tindakan membolos dikarenakan siswa tersebut merasa bosan dan tidak senang pada guru dan pelajaran yang ia ikuti. Adapula siswa yang membolos dikarenakan ia terlambat masuk sekolah dan tidak diperbolehkan oleh gurunya masuk kedalam kelas, menyebabkan siswa tersebut tidak dapat mengikuti pelajaran.

Agar kebiasaan buruk ini tidak berlanjut, kita harus membangun suatu kebiasaan positif dalam kehidupan siswa untuk mengubah kondisi siswa menjadi kondisi yang lebih baik lagi.Untuk membuat siswa menyadari kebiasaan buruk ini, siswa memerlukan konstrasi dan kesadaran yang tinggi.

(2)

47 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Seseorang yang ditanya apakah dia memiliki kebiasaan buruk, dan menjawab tidak mempunyai kebiasaan buruk, maka sebenarnya ia memiliki kebiasaan buruk. Artinya mungkin saja siswa tersebut tidak menyadari bahwa sebenarnya ia memiliki kebiaaan buruk. Kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor teman sebaya.

Membolos adalah suatu perbuatan dimana siswa yang datang terlambat dan melarikan diri dari aktifitas sekolah. Mencontek adalah suatu perilaku meniru, menyimplak, karya orang lain baik tulisan atau tidak, yang mana dapat merugikan orang lain. Kebiasaan buruk menurut penulis adalah kebiasaan yang membuat siswa menjadi sering mengulangi perbuatan negatif yang akibatnya dapat dirasakan oleh siswa tersebut.Karena kebiasaan membolos dan mencontek merupakan kebiasaan buruk yang berdampak negatif.

Kondisi awal tingkat kebiasaan buruk yang terjadi di SMP N 2 Purwodadi siswa kelas VIII D tergolong sangat tinggi. Berdasarkan data yang di dapat dari Guru BK, terdapat 10 siswa kelas VIII D yang bermasalah atau siswa yang melakukan kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek, siswa – siswa tersebut antara lain: BAF, DLW, ETT, GIR, IAP, LP, RR, RA, SW, dan TA.

Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Tujuan tersebut antara lain yaitu : a. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang sering membolos dan mencontek.

b. Untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan dari tindakan layanan bimbingan kelompok dan diperolehnya peningkatan kualitas layanan bimbingan kelompok.

c. Untuk membuktikan apakah melalui layanan bimbingan kelompok dapat efektif untuk mengurangi kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek pada siswa SMP N 2 Purwodadi.

LANDASAN TEORI

Kebiasaan Buruk

a. Pengertian Kebiasaan buruk

Kebiasaan Buruk adalah adalah suatu tindakan seseorang yang tidak memerlukan konsentrasi dalam melakukan suatu perbuatan yang buruk, dan biasanya dilakukan berulang- ulang yang meliputi membolos dan mencontek. Kebiasaan buruk yang terjadi pada siswa bermacam- macam, antara lain yaitu membolos dan mencontek.

1. Membolos dalam kutipan (Muhammad-reza.blogspot.com/2013/03/perilaku-membolos.ht).Teasley (dalam Jacobs & Kristonis, 2007) mendefinisikan membolos sebagai setiap kejadian ketika seorang siswa tidak hadir sekolah. Stou (dalam Reid, 2004:59) menjelaskan bahwa perilaku membolos merupakan perilaku sebagai absen dari sekolah untuk alas an yang tidak sah. Sedangkan Reeves (2006) mendefinisikan membolos sebagai ketidakhadiran tanpa alas an selama lima kali atau lebih per semester. Berdasarkan uraian di

(3)

48 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

atas maka di simpulkan bahwa perilaku membolos adalah bentuk perilaku atau tindakan negatif siswa yang tidak hadir selama jam belajar- mengajar yang melebihi absensi peraturan sekolah minimal 7 hari atau lebih dalam satu tahun ajaran, serta hal ini dilakukan tanpa alas an yang pasti dan tidak dapat dimaafkan oleh guru ataupun pihak sekolah.

2. Mencontek dalam tulisan (auliyaoneday.blogspot.com/…/budaya-mencontek-dan-pengaruhnya_5478)

Deighton (Alhadza, 2004) berpendapat bahwa mencontek adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan yang tidak jujur. Sedangkan Bower (Alhadza, 2004) berkata bahwa mencontek adalah suatu perbuatan yang menggunakan cara- cara yang tidak sah untuk mendapatkan nilai akademis atau menghindari dari kegagalan dalam nilai akademis.

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi kebiasaan buruk siswa

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan buruk siswa dari sumber internet (auliyaoneday.blogspot.com/…/budaya-mencontek-dan-pengaruhnya-478.html).

1. Dalam membolos

Ada tiga faktor yang menimbulkan perilaku membolos, antara lain adalah: a) Faktor Personal atau Diri Sendiri

b) Faktor Keluarga c) Faktor Sekolah 2. Dalam mencontek

Dalam kebiasaan buruk mencontek, ada lima faktor yang mempengaruhinya, antara lain: a) Faktor Siswa

b) Faktor Guru

c) Faktor Materi Pelajaran d) Faktor Orang Tua

e) Faktor Lingkungan dan Kelompok c. Jenis- jenis Kebiasaan Buruk

Selain kebiasaan buruk membolos dan mencontek, ada beberapa kebiasaan buruk lagi, diantaranya adalah:

1. Berpakaian yang kurang rapi di dalam lingkungan sekolah 2. Tidak menjaga ketertiban di dalam lingkungan sekolah 3. Tidak adanya sopan santun

4. Perilaku pulang sekolah yang cenderung tidak tertib d. Dampak Negatif Kebiasaan Buruk

1. Dampak kebiasaan buruk dalam membolos a) Siswa ketinggalan pelajaran

b) Mudah terpengaruh pada dunia luar c) Nilai ulangan semakin menurun

(4)

49 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2. Dampak kebiasaan buruk dalam mencontek a) Menghalalkan segala cara

b) Malas belajar c) Tidak percaya diri d) Menular

e. Cara Mengatasi Kebiasaan Buruk

Beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan buruk : 1. Dalam membolos

a) Orang tua dan sekolah harusnya bekerja sama untuk mengatasi anak atau siswa yang suka membolos.

b) Ketatnya peraturan sekolah agar siswa tersebut tidak melakukan tindakan atau kebiasaan membolos.

c) Memberikan kesempatan pada siswa yang terlambat untuk tetap mengikuti pelajaran dengan ganjaran hukuman yang telah disepakati.

d) Pengawasan orang tua yang harus optimal. 2. Dalam mencontek

a) Dengan melakukan teguran verbal pada siswa yang mencontek, teguran verbal. b) Menumbuhkan rasa percaya diri siswa agar ia tidak mencontek.

c) Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan baik pada siswa.

d) Memberikan sangsi yang berat pada siswa yang benar- benar mencontek. e) Mengajak siswa ikut kegiatan belajar kelompok.

f) Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Menurut Gazda, bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberi informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial. Gazda (1978, dalam Prayitno: 1994) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

g) Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Margaret E. Bennet (dalam Elida Prayitno: 2005), tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:

a. Melengkapi kesempatan belajar dalam mencapai pengarahan diri dengan memperhatiakan aspek pendidikan, jabatan, personal-personal melalui :

1) Problem hubungan interpersonal group studi dan membantu memilih pengalaman kelompok dalam kehidupan disekolah.

2) Problem pertumbuhan group studi.

(5)

50 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

4) Grup studi pengetrapan efisien metode mengajar. b. Melengkapi penyembuhan yang tepat melalui :

1) Pelepasan emotional tention.

2) Perspektif kemajuan problem manusia.

a. Memajukan obyek bimbingan secara ekonomis dan efektifitas memungkinkan approach individu menyeluruh.

b. Melengkapi konseling individual dan memberikan hal-hal yang lebih efektif. h) Asas-asas Bimbingan Kelompok

Dalam melakukan layanan bimbingan kelompok, terdapat asas- asas yang perlu diperhatikan yaitu: kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri merupakan tiga etika dasar konseling (Munro, Manthei dan Small) da lam kegiatan layanan bimbingan kelompok. i) Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok

Fungsi dari bimbingan kelompok adalah untuk pengentasan, pengembangan, pemahaman, dan pemecahan masalah yang ada di dalam sebuah kelompok yang nantinya bisa dipecahkan bersama- sama, dan untuk pemahaman siswa tentang masalah ataupun materi yang sudah di bahas bersama-sama.

PEMBAHASAN Diskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok terlebih dahulu peneliti mengamati kondisi awal siswa sebelum mengikuti bimbingan kelompok, berdasarkan hasil pengamatan awal sebelum dilakukan tindakan untuk mengurangi kebiasaan buruk siswa, yang diidentifikasi berdasarkan beberapa aspek yang telah ada untuk dijadikan pedoman dalam mengetahui seberapa berhasilkah layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi kebiasaan buruk siswa, sebagai gambaran kondisi observasi kondisi awal yang digunakan untuk perbandingan dipaparkan sebagai berikut :

Tabel 1. Observasi Kondisi Awal Sebelum Bimbingan Kelompok

NO KEGIATAN KRITERIA PENILAIAN

BAF DLW ETT GIR IAP LP RR RA SW TA

1. Aspek Membolos 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3

2. Aspek Mencontek 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3

3. Aspek Berpakaian 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2

4. Aspek Ketertiban 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2

(6)

51 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING 6. Aspek Perilaku Pulang Sekolah 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 7. Aspek Kepatuhan Terhadap Tugas 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 8. Aspek Tanggung Jawab Piket dan Tugas Kelas 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9. Aspek Kebersihan 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 HASIL 23 22 21 24 22 23 25 23 24 23 % 6,4% 6,1% 5,8 % 6,7 % 6,1 % 6,4 % 6,9 % 6,4 % 6,7 % 6,4 % JUMLAH 230 % KESELURUHAN 63,8% KRITERIA TINGGI Nilai Prosentase

Nilai prosentase diperoleh dari skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dikali seratus persen.

Jadi nilai prosentase dari pengamatan ini adalah : NP = 230 x 100 %

360 NP = 63,8 % Kriteria = Tinggi

Hasil yang diperoleh dari pengamatan awal sebelum melakukan tindakan layanan bimbingan kelompok dengan observasi langsung dan wawancara ke beberapa Guru dan Siswa dari beberapa indikator yang telah diteliti adalah 63,8%, nilai tersebut masuk kedalam kriteria (tinggi).

Nilai Prosentase = Skor Perolehan x 100 %

(7)

52 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Diskripsi Tentang Perilaku Kebiasaan Buruk Siswa Siklus I

Tabel. 2. Hasil Observasi Siklus I Tentang Perikaku Kebiasaan Buruk Siswa

Nilai Presentasi

Nilai presentase diperoleh dari jumlah skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dikali seratus persen.

Nilai Presentase =Skor Perolehan

Skor Maksimal × 100 %

Jadi nilai presentase dari pengamatan ini adalah : NP=20,5 36 × 100 % NP = 56,9% Kriteria = Sedang No Katagori Perilaku Kriteria Penilaian

Kolaborator Peneliti Jumlah Rata-rata % 1. Aspek Membolos 1 2 3 1,5 4,2 2. Aspek Mencontek 2 2 4 2 5,6 3. Aspek Berpakaian 2 3 5 2,5 6,9 4. Aspek Ketertiban 3 3 6 3 8,3

5. Aspek Sopan santun 3 2 5 2,5 6,9

6. Aspek Perilaku Pulang

Sekolah 2 3 5 2,5 6,9

7. Aspek Kepatuhan

Terhadap Tugas 2 2 4 2 5,6

8. Aspek Tanggung Jawab

Piket atau Tugas Kelas 2 3 5 2,5 6,9

9. Aspek kebersihan 3 3 6 2 5,6

Skor Perolehan 20,5 56,9%

(8)

53 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Diskripsi Tentang Perilaku Kebiasaan Buruk Siswa Siklus II

Tabel. 3. Hasil Observasi Siklus II Tentang Perikaku Kebiasaan Buruk Siswa

Nilai Presentasi

Nilai presentase diperoleh dari jumlah skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dikali seratus persen.

Nilai Presentase =Skor Perolehan

Skor Maksimal × 100 %

Jadi nilai presentase dari pengamatan ini adalah : NP=28,5

36 × 100 %

NP = 84,7%

Kriteria = Sangat Baik Diskripsi Kondisi Akhir

Setelah dilakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok dari siklus I dan siklus II kepada siswa yang dilakukan oleh guru pembimbing sebagai kolaborator, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

No Katagori Perilaku

Kriteria Penilaian

Kolaborator Peneliti Jumlah Rata-rata % 1. Aspek Membolos 3 4 7 3,5 9,7% 2. Aspek Mencontek 3 3 6 3 8,3% 3. Aspek Berpakaian 3 4 7 3,5 9,7% 4. Aspek Ketertiban 4 4 8 4 11,1%

5. Aspek Sopan santun 3 3 6 3 8,3%

6. Aspek Perilaku Pulang

Sekolah 2 3 5 2,5 6,9%

7. Aspek Kepatuhan

Terhadap Tugas 3 4 7 3,5 9,7%

8. Aspek Tanggung Jawab

Piket atau Tugas Kelas 2 3 5 2,5 6,9

9. Aspek kebersihan 3 3 6 3 8,3%

Skor Perolehan 28,5 84,7%

(9)

54 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tabel. 4. Observasi Kondisi Akhir Setelah BKP NO KEGIATAN KRITERIA PENILAIAN

BAF DLW ETT GIR IAP LP RR RA SW TA

1. Aspek Membolos 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2. Aspek Mencontek 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 3. Aspek Berpakaian 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 4. Aspek Ketertiban 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 5. Aspek Sopan Santun 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 6. Aspek Perilaku Pulang Sekolah 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 7. Aspek Kepatuhan Terhadap Tugas 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 8. Aspek Tanggung Jawab Piket dan Tugas Kelas 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 9. Aspek Kebersihan 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 HASIL 14 14 13 15 16 16 10 14 9 10 % 3,9% 3,9% 3,6 % 4,2 % 4,4 % 4,4 % 2,8 % 3,9 % 2,5 % 2,8 % JUMLAH 131 % 36,4% KRITERIA Rendah Nilai Prosentase

Nilai prosentase diperoleh dari skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dikali seratus persen.

Nilai Prosentase = Skor Perolehan x 100 %

(10)

55 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Jadi nilai prosentase dari pengamatan ini adalah : NP=131

360 × 100 %

NP = 36,4% Kriteria = Rendah

Tabel. 5. Rekapitulasi Data Obsevasi Kondisi awal dan akhir BKP

No Nama Siswa Kriteria Penilaian

Awal Akhir 1. AAK 23 14 2. DPA 22 14 3. HP 22 13 4. NWP 24 15 5. RP 22 16 6. SUN 23 16 7. SBA 25 10 8. SNH 23 14 9. YBA 24 9 10. YK 23 10 Jumlah 231 131 % 64,1% 36,3 %

Kriteria Sedang Baik

Secara grafik akan ditampilkan dari Kondisi Awal (Pra Siklus) dan Kondisi Akhir (Pasca Siklus) sebagai berikut :

KESIMPULAN

1) Hasil pada kondisi awal kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek sebelum dilakukan bimbinga kelompok sebesar 64,1 % dan setelah dilakukan bimbingan kelompok hasil observasi terhadap kebiasaan buruk membolos dan mencontek menurun menjadi 36,3%.

2) Keefektifan layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek di SMP N 2 Purwodadi kabupaten Grobogan tahun pelajran 2012/2013, ditandai dengan penurunan kebiasaan buruk siswa menjadi 36,3%

DAFTAR PUSTAKA

Auliyaoneday.blogspot.com/…/budaya-mencontek-dan-pengaruhnya_5478.html.Ayo-kita-belajar.blogspot.com/2011/04/membolos

(11)

56 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Banun Sri Haksasi.2008. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Non Tes. Salatiga : Widyasari Press.

Emilsmam.blogspot.com/…/pengaruh-membolos-dalam-prestasi

Prayitno , Elida. 2005. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok. FIP Universitas Negeri Padang.

Soeseno Bachtiar. 2012. Buku Pintar Memahami Psikologi Anak Didik. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.

Sukiman.2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing (Bimbingan Dan Konseling).Yogyakarta: Paramitra.

Gambar

Tabel 1. Observasi Kondisi Awal Sebelum Bimbingan Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan teknologi quantum ikhlas yang menganggap orang stres itu berada dalam Beta (14-100Hz) yaitu posisi dimana seseorang dalam kondisi sadar penuh,

[r]

Dari tabel 9 tentang jawaban kuesioner responden berdasarkan ngobrol di ketahui 80% responden ngobrol dan lawan bicaranya menanggapi obrolan ketika berbicara, sebanyak 80%

Inclusi = Pria tua umut 49 tahun dengan indolen nodal CD-4 positif T-cell lymphoproliferative 2. Sumber informasi = Primer ( Karena jurnal ini ditemukan penyebabnya dulu

Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada didalam diri manusia yang dikembangkan dari diri sendiri (intrinsik) atau luar (ekstrinsik), didasarkan atas

PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLIYING, COOPERATING, and TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia

Dengan banyaknya jumlah karyawan PT XXL saat ini khususnya di Departemen Maintenance , maka tentunya terdapat sumber daya manusia di PT XXL dengan berbagai macam

Kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan hasil bivariat penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perawatan payudara dengan kelancaran produksi ASI di