• Tidak ada hasil yang ditemukan

NO LO G I M ENUJU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NO LO G I M ENUJU"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

www

.bppt.go.id

.

1

.

@bppt_humas

I

M

E

N

U

JU

IN

DO

N ES I A G EMIL

AN

G

HU

T B

PP

T 3

8

PU

K

20

16

BJHT

A 201

6

MAJALAH

INFORMASI TEKNOLOGI

INFOTEK

EDISI 2 2016

Dengan ino

vasi garam farmasi yang telah digunakan oleh industri,

Tim Garam F

armasi BPPT berhasil meraih BJH

TA 2016

38 tahun menumbuhk

embangkan

(2)

MEDIA INFOTEK . 2

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 3

. @bppt_humas

FOLLOW US

@BPPT_HUMAS

WIWI

SYAFARHADIATI

DARI REDAKSI

Sahabat Teknologi,

Salam Jumpa kembali dengan Majalah Informasi Teknologi. Pada edisi kali ini kami kedepankan liputan utama mengenai Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2016 yang diselenggarakan oleh BPPT. Dengan tema “Inovasi Teknologi Untuk Kejayaan Bangsa dan Negara, Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan bahwa KTN 2016 ini difokuskan untuk membahas 3 (tiga) bidang teknologi, yakni Energi, Pangan dan Maritim. Melalui KTN ini BPPT bertujuan untuk menyiapkan Rekomendasi Teknologi dalam rangka mendukung pengembangan industri

nasional serta peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa. Hal inipun sesuai dengan Program Nawacita pemerintah dan RPJMN Tahap III 2015-2019. Selain itu, melalui KTN ini juga diupayakan tercipta rekomendasi baik secara makro dan mikro terhadap bidang teknologi yang dibahas.

Selain KTN, juga telah digelar acara Refleksi BPPT 2016, berupa pemaparan hasil Capaian BPPT, sebagai upaya untuk diseminasi informasi Iptek, khususnya hasil inovasi BPPT, layanan teknologi, serta rekomendasi teknis BPPT, yang ditujukan guna meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia. Pada edisi ini juga kami menyampaikan bukti nyata peran inovasi teknologi dalam mengurangi titik api yang diakibatkan Kebakaran Hutan dan Lahan. BPPT dalam hal ini ikut dilibatkan dalam Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca atau Hujan Buatan.

Masih banyak juga informasi lain yang tentunya untuk menunjukkan bahwa inovasi teknologi Indonesia dapat membuat bangsa kita berdaulat dan mandiri serta tidak kalah dengan produk luar negeri.

Salam Teknologi

Selamat Membaca

tetap terhubung dengan kami di

(3)

MEDIA INFOTEK . 4

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 5

. @bppt_humas

EDISI 2 TAHUN 2016

Penasehat: Ratna Titik | Sherly

Fotografer:

Juprianto | Agustian Fasyah | Septa Adi Sasetyo | Syahrul

Desain Grafis:

Septa Adi Sasetyo

Sirkulasi & Administrasi:

Yutie | Irfan

Bagian Hubungan Masyarakat BPPT Biro Hukum Kerja Sama dan Humas

Gd.2 BPPT Lt.15 Jl M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Telp : 021-3168200/11 Fax : 021-3168219/31924319 Untuk masukan / pertanyaan: humas@bppt.go.id

BPPT Garda Depan Teknologi Menuju Indonesia

Gemilang ... 6

LIPUTAN KHUSUS Kongres Teknologi Nasional 2016 ... 8

Menko PMK: Teknologi Harus Mendukung Pengembangan Industri Nasional ... 10

KTN 2016 Bidang Energi ... 12

KTN 2016 Bidang Pangan ... 18

KTN 2016 Bidang Maritim ... 24

BJ HABIBIE TECHNOLOGY AWARD 2016 Tim Garam Farmasi BPPT Raih BJHTA 2016 ... 30

PEREKAYASA UTAMA KEHORMATAN 2016 Perekayasa Utama Kehormatan 2016 Bidang Teknologi Maritim ... 34

Orasi Ilmiah Indroyono: IPTEK Untuk Pembangunan Kemaritiman Indonesia ... 38

RISTEKDIKTI - HAKTEKNAS 2016 BPPT Raih Dua Penghargaan Anugerah IPTEK ... 40

REFLEKSI BPPT 2016 Fokus Pada Program Yang Memiliki Dampak Nasional ... 42

LAYANAN TEKNOLOGI Siaga Bencana Asap: BPPT Laksanakan Operasi Hujan Buatan Di Sumatera Selatan ... 44

INFORMASI PUBLIK BPPT Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian ... 49

PEEN ESDM 2016 - BPPT Raih Peringkat Pertama Hemat Energi dan Air ... 50

Terus Kawal Reformasi Birokrasi, BPPT Lantik Pejabat Tinggi Madya ... 52

Ka. BPPT: Butuh Iptek dan Inovasi Agar Indonesia Bisa Mandiri ... 54

Satya Yudha: Peran BPPT dalam Pertumbuhan Ekonomi Sangat Signifikan ... 56

Tinjau Peningkatan Daya Saing Daerah Melalui Inovasi Teknologi, Mukhtar Tompo Kunjungi Kabupaten Jeneponto ... 57

INFORMASI KERJA SAMA Dukung Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung, BPPT Teken MoU Dengan KCIC dan IRMA ... 58

BPPT dan KEMKO Maritim, Teken PKS Optimalkan TKDN Infrastruktur Nasional ... 60

KABAR SCIENCE TECHNO PARK BPPT Dorong Pekalongan Menuju Kota Kreatif .... 62

Bppt hadirkan inovasi Air Siap Minum (Arsinum) kepada Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) .... 64

(4)

MEDIA INFOTEK . 6

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 7

. @bppt_humas

HUT BPPT KE - 38

Tahun

Kepala BPPT bersama Deputi Kepala BPPT menyerahkan potongan tumpeng pertama kepada Marzan A. Iskandar, Kepala BPPT Periode Sebelumnya, dalam acara puncak perayaan HUT BPPT ke-38 di Auditorium Gd. BPPT Thamrin.

G

enap 38 Tahun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengabdi untuk ibu pertiwi. Begitu banyak cita dan harap, menjadikan inovasi teknologi menjadi modal pembangunan Indonesia tercinta. Kepala BPPT, Unggul Priyanto pada puncak peringatan HUT ini menyebut bahwa di usia yang ke 38 ini, peran BPPT dituntut semakin besar.

Pemerintahan baru Jokowi-JK dengan visi Tri Sakti dan program Nawa Cita nya, kata Unggul, mengharuskan BPPT juga menyesuaikan program dan kegiatan demi mewujudkan peningkatan daya saing bangsa.

“Jika dilihat dari program Nawacita, program dan kegiatan BPPT mempunyai peranan dan kontribusi yang lebih nyata dalam mendukung terwujudnya Nawa Cita tersebut, kita sangat bisa berkontribusi dan mengambil peran didalamnya, seperti pada butir 1 nawacita terkait sistem pertahanan keamanan, butir ke 6 nawacita terkait pembangunan teknopark/sains teknopark maupun pada butir ke 7 nawacita terkait membangun kedaulatan pangan, energi maupun terkait inovasi nasional,” papar Unggul di hadapan seluruh pegawai yang memenuhi Auditorium BPPT, Jakarta (22/8).

Visi BPPT sebagai Pusat Unggulan Teknologi yang mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk mewujudkan kemandirian bangsa, peningkatan daya saing dan peningkatan pelayanan publik, terang Unggul mengindikasikan peran BPPT yang sangat strategis dalam mendorong peningkatkan kemampuan IPTEK nasional, mendorong kemandirian dan daya saing bangsa yang muaranya dapat mendorong peningkatan perekonomian nasional.

Tahun 2016 ini Unggul mengungkap bahwa BPPT telah melakukan perubahan besar sebagai wujud pelaksanaan reformasi birokrasi. “Salah satu hal yang paling esensial adalah terbitnya Perka BPPT No 009 tahun 2015 terkait dengan organisasi dan tata kerja BPPT, struktur organisasi baru BPPT yang mulai diberlakukan mulai Januari 2016,” ujarnya. Lebih lanjut Unggul meminta kepada seluruh pegawai BPPT agar terus memupuk semangat kebersamaan menyongsong Revolusi Mental. Seluruh komunitas BPPT, tutur Unggul, harus melakukan berbagai perubahan melalui apa yang disebut sebagai implementasi Revolusi Mental. “Kita harus menjunjung Revolusi Mental dengan; pertama Integritas (jujur, dipercaya, berkarakter, tanggung jawab). Kedua Etos Kerja (kerja keras, daya saing, optimis, inovatif, kreatif), dan ketiga Gotong Royong (kerja sama, solidaritas, komunal, berorientasi pada kemaslahatan),” tegas Unggul Kepala BPPT lebih lanjut mengharap agar HUT ke 38 dimaknai sebagai momentum meraih kejayaan teknologi sebagai sumbangsih BPPT bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

“Semangat revolusi mental ini terus kita gelorakan untuk dapat meraih dan mempertahankan capaian prestasi yang telah diraih. Mari kita bersama membangun dan mewujudkan BPPT sebagai lembaga yang disegani dalam menghasilkan teknologi demi kemajuan bangsa. Dengan demikian kita dapat berada sebagai Garda Depan Teknologi menuju Indonesia Gemilang,” tutup Unggul.

(5)

MEDIA INFOTEK . 8

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 9

. @bppt_humas

DUKUNG

RPJMN 2015-2019

& NAWACITA,

BPPT GELAR

KONGRES

TEKNOLOGI

NASIONAL

2016

LIPUTAN KHUSUS

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) gelar Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2016. Bertemakan “Inovasi Teknologi Untuk Kejayaan Bangsa dan Negara”, KTN 2016 berlangsung pada 25 sampai 27 Juli 2016, di Auditorium Gedung II BPPT Lantai 3, Jl. M. H. Thamrin No 8, Jakarta.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan bahwa KTN 2016 ini difokuskan untuk membahas 3 (tiga) bidang teknologi, yakni Energi, Pangan dan Maritim. “Melalui KTN kami bertujuan untuk menyiapkan Rekomendasi Teknologi dalam rangka mendukung pengembangan industri nasional serta peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, sesuai dengan Program Nawacita pemerintah dan RPJMN Tahap III 2015-2019,” papar Unggul saat membuka Kongres Teknologi Nasional 2016 di Auditorium BPPT, Jakarta (25/7).

Kongres ini lanjut Unggul, juga berupaya untuk menghasilkan rekomendasi baik secara makro dan mikro terhadap bidang bidang teknologi yang dibahas. Pada hari pertama Kongres, Unggul menuturkan bahwa BPPT akan meluncurkan Outlook Energi Indonesia 2016.

“Outlook ini memuat tentang analisis kepakaran BPPT terkait kebutuhan dan penyediaan energi, serta infrastruktur energi jangka panjang dengan mempertimbangkan potensi cadangan dan sumber daya energi, pertumbuhan ekonomi serta faktor-faktor yang berpengaruh lainnya. Outlook ini juga berisikan berbagai rekomendasi dari sisi teknologi, terkait penggunaan sumber energi untuk suplai kebutuhan energi diberbagai sektor; yakni

Transportasi, Kelistrikan, Rumah Tangga, dan Industri,” rincinya.

Terkait Bidang Pangan jelas Unggul juga diluncurkan Outlook Teknologi Pangan. Outlook pangan ini jelasnya, berisikan rekomendasi untuk mewujudkan Ketahanan Pangan nasional, mulai dari peningkatan produksi pangan, serta pengolahan pasca panen, utamanya pada tanaman lokal.

Sementara di bidang Maritim sebut Unggul, dalam KTN ini akan menghadirkan PIANC, yang merupakan organisasi global dari Belanda untuk pembahasan mendalam dalam hal infrastruktur transportasi air seperti pelabuhan. Khususnya untuk membahas mengenai dwelling time yang juga terjadi karena manajemen pelabuhan.

(6)

MEDIA INFOTEK . 10

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 11

. @bppt_humas

LIPUTAN UTAMA

KONGRES TEKNOLOGI NASIONAL 2016

Menko PMK Puan Maharani (tengah) menabuh genderang menandai pembukaan Kongres Teknologi Nasional 2016, disaksikan oleh Kepala BPPT Unggul Priyanto (kanan), dan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan KemRistekDikti Muhammad Dimyati.

TEKNOLOGI HARUS

G

elaran Kongres Teknologi Nasional 2016 dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani. Dalam sambutannya Puan menyoroti bahwa saat ini kemajuan ekonomi dan kemakmuran suatu negara, terkait erat dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Penerapan dan penguasaan teknologi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing produk. Di sinilah peran teknologi dalam peningkatan kesejahteraan penduduk.Kemampuan penguasaan teknologi sangat tergantung pada pembangunan manusia. Teknologi hadir sebagai karya inovasi yang dihasilkan oleh manusia yang berkualitas,” katanya.

Puan juga menyambut positif adanya Kongres Teknologi Nasional oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Melalui KTN ini diharapkan dapat menghasilkan

rekomendasi bagaimana teknologi bisa mendukung pengembangan industri nasional dan peningkatan daya saing secara global.

“Kongres ini merupakan acara sangat penting bagi pembangunan iptek yang akan mendukung perkembangan industri serta pembangunan secara keseluruhannya. Oleh karena itu, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Saudara Kepala BPPT beserta jajarannya atas penyelenggaraan kongres dengan tema “Inovasi Teknologi untuk Kejayaan Bangsa dan Negara”,” ujar Puan.

Menurut Puan, pemerintah terus berkomitmen untuk memajukan Indonesia melalui pembangunan manusia di segala bidang. Sebab, kualitas sumber daya manusia akan menentukan kemampuan inovasi teknologi.

UTAMAKAN SINERGI RISET

Puan menyadari alokasi anggaran untuk belanja riset saat ini masih terbatas. Berdasarkan data yang ada, anggaran riset Indonesia hanya sebesar 0,09% dari PDB Nasional. Sementara Malaysia sudah mencapai 0,39%, Vietnam 1,1%, Singapura bahkan mencapai 2%. Padahal, UNESCO merekomendasikan bahwa anggaran belanja riset suatu negara idealnya tidak kurang dari 2% PDB.

Di tengah era globalisasi, lanjutnya, riset perlu fokus. Di sisi lain, kata Puan, jangan lantas terus mengeluh anggaran riset. “Tetapi dengan anggaran riset yang ada bagaimana bisa digunakan secara efektif, efisien, fokus, bersinergi dan memiliki target jangka pendek, menengah dan panjang,” jelas Puan.

Untuk menghasilkan riset yang terbarukan dan hasilnya pun berguna untuk mendorong daya saing bangsa dan kesejahteraan masyarakat, riset perlu bersinergi. Kunci daya saing adalah penguasaan teknologi yang bergantung pula pada sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan riset dan pengembangan di bidang pangan, energi,

kesehatan dan obat, transportasi, material maju dan lainnya.

PUAN MAHARANI memaparkan, sasaran pembangunan penelitian

dan penerapan Iptek, sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), adalah meningkatnya penerapan Iptek dalam bidang produksi barang dan jasa, pemanfaatan sumber daya alam, dan penyiapan menghadapi globalisasi.

Dirinya juga berpesan agar KTN fokus pada inovasi terapan, iptek yang efektif dan efisien serta terimplementasi. Hal ini untuk menciptakan percepatan peningkatan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Dalam meningkatkan penerapan Iptek di bidang produksi, sehingga memiliki daya saing yang semakin kuat, maka fokus Litbang dalam melakukan inovasi dan penerapan iptek, di arahkan pada tujuh bidang, yaitu Pangan; Energi; Kesehatan dan obat; Transportasi; Telekomunikasi; Teknologi Pertahanan dan Keamanan; dan Material.

(7)

MEDIA INFOTEK . 12

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 13

. @bppt_humas

PLTN tidak dapat

dihindari untuk

memenuhi kebutuhan

listrik skala besar

UNGGUL PRIYANTO

KEPALA BPPT

ENERGI

DALAM

RANGKA

MENDUKUNG

KETAHANAN

ENERGI

NASIONAL

KTN 2016 BIDANG

ENERGI

(8)

MEDIA INFOTEK . 14

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 15

. @bppt_humas

KONGRES TEKNOLOGI NASIONAL 2016

BIDANG ENERGI

1. Dalam penyediaan energi primer

, batubara tetap dominan. Namun, skenario optimistik cadangan batubara hanya sanggup sampai dengan tahun 2038 (APBI). Karenanya, perlu skenario untuk menjamin pasokan batubara jangka panjang di dalam negeri dengan melakukan pembatasan volume produksi batubara untuk ekspor. 2. Perlu penguasaan teknologi eksploitasi minyak

dan gas bumi khususnya untuk ladang marginal dan intensifikasi proses eksploitasi cadangan minyak melalui teknologi enhanced oil and gas recovery dan eksplorasi minyak lepas pantai. 3. Kontribusi Energi Baru dan Terbarukan sebesar

23% pada tahun 2025 sulit dicapai, sehingga perlu memaksimalkan penggunaan EBT yang potensial khususnya Nuklir, Biomassa, Biofuel, Panas Bumi, dan Hidro.

1. Mendorong perluasan pemanfaatan transportasi publik berbasis listrik (kereta listrik).

2. Mengawal implementasi kebijakan mandatori pemanfaatan BBN (biodiesel dan bioetanol) agar BBN tetap menjadi bahan bakar substitusi BBM. 3. Pemanfaatan BBG untuk substitusi BBM perlu

diperluas untuk transportasi umum dan perorangan.

1. Untuk memenuhi kebutuhan listrik skala besar, PLTN harus beroperasi sebelum tahun 2030, dan keputusan pembangunannya harus ditetapkan sebelum 2020. Karenanya, Road map khusus PLTN termasuk penyiapan bahan bakar PLTN direkomendasikan untuk segera dibuat. 2. Dalam penyediaan listrik nasional, PLTU

Batubara masih menjadi andalan. Namun, dalam pelaksanaannya diwajibkan memakai teknologi yang efisien dan ramah lingkungan.

3. Pembangunan PLTU batubara di Pulau Jawa terkendala oleh daya dukung lingkungan. Karenanya, pembangunan PLTU mulut tambang di luar pulau Jawa dan pemanfaatan teknologi transmisi bawah laut harus segera diterapkan. 4. Kontribusi gas dalam bauran produksi energi listrik

tahun 2010-2014, masih cukup besar 24,1%. Mengingat cadangan gas bumi semakin menipis, maka pemanfaatan gas sebaiknya untuk PLTG pada saat beban puncak dan bahan baku industri (khususnya pupuk).

PENYEDIAAN ENERGI PRIMER

SEKTOR TRANSPORTASI

SEKTOR KELISTRIKAN

1. BBG untuk bahan bakar nelayan dan rumah tangga melalui pembangunan (1) infrastruktur jaringan gas kota, dan (2) penyediaan BBG dari berbagai sumber.

2. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi boiler yang efisien dan ramah lingkungan (superkritis,

co-firing batubara-biomassa, ultra super kritis,

dan ultra super kritis dengan carbon capture & storage).

3. Penguasaan teknologi batubara bersih (CFB , BFB, IGCC).

4. Penguasaan teknologi produksi BBM melalui kilang BBN, dan teknologi batubara cair untuk substitusi BBM.

5. Penguasaan teknologi eksploitasi minyak dan gas bumi melalui teknologi enhanced oil and

gas recovery.

6. Penguasaan teknologi PLTN generasi III dan penerapannya di Indonesia dilakukan melalui kemitraan yang produktif dengan penyedia teknologi.

1. Teknologi Fuel Cell dan bahan bakar hidrogen. 2. Teknologi Mobil listrik dan infrastruktur

kelistrikannya.

3. Teknologi Energy Storage untuk aplikasi kelistrikan dan mobil listrikT

eknologi Smart Grid. 4. Teknologi Bahan bakar untuk PL

TN (Uranium, Thorium).

5. Teknologi Material energi berbasis silikon (sel surya).

6. Teknologi Produksi BBN dari limbah biomassa. 7. Teknologi Produksi DME untuk substitusi LPG

. 1. Mendorong perluasan pemanfaatan listrik di

sektor rumah tangga.

2. Perluasan pemanfaatan BBG untuk penyediaan bahan bakar rumah tangga melalui

pembangunan infrastruktur jaringan gas kota, dan membangun fasilitas untuk penyediaan BBG.

SOLUSI TEKNOLOGI

REKOMENDASI RISET TEKNOLOGI

SEKTOR RUMAH TANGGA

K

epala BPPT Unggul Priyanto menyoroti bahwa sektor energi perlu dijaga ketersediaan dan keberlangsungannya. Untuk itu pada hari terakhir pelaksanaan Kongres Teknologi Nasional 2016, Unggul mengatakan bahwa rekomendasi KTN 2016 dari sisi teknologi dititikberatkan pada bahasan penggunaan sumber energi untuk suplai kebutuhan energi di berbagai sektor, yakni transportasi, kelistrikan, rumah tangga, dan industri.

“Rekomendasi KTN ini juga akan menyebutkan berbagai hal terkait teknologi efisien dan ramah lingkungan, serta berkelanjutan yang dapat dioptimalkan untuk penggunaan di berbagai sektor,” paparnya di Auditorium BPPT, Jakarta (27/7).

Mengenai ketahanan energi nasional, Unggul menyampaikan bahwa peserta kongres sepakat kondisi energi nasional saat ini dalam keadaan kritis. Untuk itu sebut Unggul, beberapa pihak memproyeksikan PLTN tidak dapat dihindari untuk memenuhi kebutuhan listrik skala besar. Karenanya, road map Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) termasuk penyiapan bahan bakar direkomendasikan untuk segera dipastikan.

Kemudian terkait Arah Kebijakan Nasional Pemanfaatan Bahan Bakar, Unggul menyampaikan dari KTN ini disepakati bahwa di Indonesia perlu dicari sumber minyak baru atau mengoptimasikan sumber minyak yang sudah ada melalui inovasi teknologi yang advance (Enhanced Oil Recovery) dan eksplorasi minyak lepas pantai.

“Perlu koordinasi yang menyangkut tataran kebijakan termasuk di dalamnya tata kelola energi yang terencana dengan baik sehingga bisa diimplementasikan. Selain itu perlu ditingkatkan kontribusi biodiesel dari B20 yang dimulai 6 Januari 2016 menjadi B30. Kita juga perlu melakukan inovasi teknologi yang memungkinkan penggunaan

Bio-Crude Oil (BCO) sebagai bahan bakar maupun bahan baku kilang (oil refinery),” tegas Unggul. Bicara mengenai Energi Baru Terbarukan (EBT) Sebagai Sumber Bahan Bakar, Unggul lantas menyampaikan beberapa hal terkait Tantangan dan Inovasi Teknologi. Dituturkannya bahwa Program Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk substitusi BBM penting untuk segera direalisasikan untuk menekan defisit BBM yang semakin besar.

Namun yang menjadi kendala kata Unggul adalah penyediaan dan harga bahan baku BBN, serta tingginya biaya proses produksi. “Karenanya, harus dikelola dengan memperkuat regulasi yang kondusif. Konsep perkebunan energi juga perlu direalisasikan untuk mencapai swasembada bahan bakar cair dengan terlebih dahulu menetapkan kebijakan tentang tanaman energi yang harus dikembangkan sebagai bahan baku BBM,” cetus Unggul.

(9)

MEDIA INFOTEK . 16

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 17

. @bppt_humas

KONGRES TEKNOLOGI NASIONAL 2016

BIDANG ENERGI

Penyerahan Buku Outlook Energi Indonesia 2016 ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis kepada Atsushi Morihara (Tokyo Institiute of Technology) dan Tumiran (Dewan Energi Nasioanl) dalam acara Kongres Teknologi Indonesia 2016

OUTLOOK TEKNOLOGI ENERGI

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan buku Outlook Energi Indonesia 2016 yang dilaksanakan pada Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2016 di Auditorium BPPT, Jakarta. Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, buku Outlook Energy Indonesia 2016 ini, antara lain memuat tentang analisis kepakaran BPPT terkait kebutuhan dan penyediaan energi, serta infrastruktur energi jangka panjang dengan mempertimbangkan potensi cadangan dan sumber daya energi, pertumbuhan ekonomi, serta faktor-faktor yang berpengaruh lainnya.

“Jadi kita melakukan launching Outlook Energi Indonesia 2016 ini, untuk memberikan gambaran demand dan supply di Indonesia ini seperti apa. Kalau dilihat rencana program kedepan Pemerintah itu seperti apa. Jadi ini bukan kebijakan, tapi merupakan prediksi, bahwa apa yang terjadi ke

depan,” kata Unggul pada konferensi pers acara KTN 2016 di BPPT, Jakarta, Senin (25/7).

Menurutnya, BPPT secara rutin menerbitkan buku Outlook Energi Indonesia (OEI), dan OEI 2016 ini merupakan terbitan yang kedelapan. OEI 2016 tidak berisi tentang kebijakan pemerintah di masa depan, namun berisi analisis untuk melihat berbagai opsi untuk pengembangan energi jangka panjang dan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan.

Tema khusus yang dibahas dalam OEI 2016 adalah “Pengembangan Energi untuk Mendukung Industri Hijau,”. Tema ini diambil terkait dengan UU No, 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang mengamanatkan Pemerintah untuk mengembangkan industri hijau.

K

ONDISI KRISIS ENERGI

NET IMPORTIR

NET IMPORTIR

NET IMPORTIR

MINYAK

G A S

ENERGI

2004

2027

(10)

MEDIA INFOTEK . 18

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 19

. @bppt_humas

KONGRES TEKNOLOGI NASIONAL 2016

BIDANG PANGAN

TEKNOLOGI

PANGAN

WUJUDKAN

KEDAULATAN

PANGAN

NASIONAL

KTN 2016 BIDANG

PANGAN

Sudah Saatnya

Indonesia Wujudkan

Kedaulatan Pangan

Nasional

ENIYA L. DEWI

DEPUTI TAB BPPT

(11)

MEDIA INFOTEK . 20

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 21

. @bppt_humas

KONGRES TEKNOLOGI NASIONAL 2016

BIDANG PANGAN

1. Diversifikasi pangan berbahan baku lokal perlu menjadi program prioritas nasional dalam mewujudkan kedaulatan pangan (Bappenas). 2. Mendorong tumbuhnya industri pangan

lokal melalui kerjasama dengan BUMN, BUMD, maupun BULOG untuk menyerap dan mendistribusikan produk-produk pangan pokok lokal (Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, BKP, Perum BULOG).

3. Dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, peran dan kontribusi pangan fungsional perlu terus didukung dan disebarluaskan melalui berbagai media yang relevan (peran serta masyarakat melalui edukasi, industri kecil dan menengah, industri besar pangan olahan dsb.

4. Dalam perumusan prioritas riset, pangan fungsional lembaga bisnis global perlu menjadi salahsatu pertimbangan utama (contohnya Pangan Fungsionalal yang meningkatkan imunitas) didukung oleh riset dasar yang mengnelaborasi mekanisme dasarnya.

1. Teknologi pemuliaan untuk mendapatkan bibit unggul pertanian tanaman pangan, peternakan dan perikanan dalam menjamin ketersediaan bahan baku pangan karbohidrat dan protein melalui teknologi iradiasi dan bioteknologi. 2. Teknologi pasca panen (meiputi penepungan,

dan ekstraksi, modifikasi bahan baku, formulasi, fortifikasi, pengeringan) untuk mengurangi resiko kehilangan hasil serta penganekaragaman produk hilir.

3. Teknologi fermentasi dan formulasi dengan pendekatan nutrigenomik untuk mengatasi kurang gizi, gizi lebih, dan penyakit degeneratif 4. Teknologi penyimpanan dan pengemasan untuk

memperpanjang masa simpan.

5. Teknologi mekanisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi pertanian.

1. Percepatan terwujudnya lembaga yang mempunyai fungsi mengkoordinir dan

mengsinergikan kementerian dan lembaga yang menangani pangan nasional sesuai amanat UU No 18/2012 (Kemenko Perekonomian).

2. Menginisiasi pembentukan forum penggiat pangan lokal untuk saling bertukar informasi dan hal-hal lain terkait pelaksanaan diversifikasi pangan lokal (BPPT, BKP).

3. Pengembangan pangan fungsional untuk gizi kurang perlu melibatkan pemerintah daerah antara lain dengan membangun SDM Prima swadaya daerah.

#1 - KEBIJAKAN

#3 - TEKNOLOGI (1)

#2 - KELEMBAGAAN

6. Teknologi konsorsia mikroba untuk pemanfaatan lahan sub optimal dan remediasi lahan pertanian yang rusak.

7. Teknologi informasi untuk penyediaan bibit unggul, untuk pencegahan dan pengendalian hama penyakit, distribusi dan pemasaran produk. 8. Teknologi statistic spasial untuk meningkatkan

keakuratan data produksi dan sebaran sumber daya pangan (metode KSA).

9. Teknologi modifikasi cuaca untuk mendukung ketersediaan air yang terencana.

10. Teknologi nano pangan (nano selulosa dan fiber, biokomposit, biosensing mikroba dan kontaminasi berbahaya) untuk menghaslkan produk pangan fungsional.

Program sehari konsumsi pangan lokal spesifik untuk diversifikasi pangan

(Pemerintah Pusat, P

emerintah Daerah)No 18/2012 (Kemenko Perekonomian).

Pilot Project Pengembangan P

angan Pokok Lokal di beberapa Technopark, untuk mendorong terjadinya sinergi antara unsur pemerintah sebagai tuan

rumahnya, kementerian/lembaga sebagai kontributor teknologi dan pelaku usaha/swasta sebagai mitra yang menerapkan dan menggunakan teknologi (Bappenas, Kemenristekdikti, Kementan, KKP) Hasil riset pangan fungsional yang sudah

terbuktisampai level tertentu misalnya, uji preklinis perlu didukung peredarannya, melalui PIL

OT PROGAM, dan pada gilirannya dapat diajukan

secara lebih luas manakala bukti pendukung atas klaim khasiatnya valid.

Pendampingan, pelatihan, peningkatan teknopreneurship untuk membina agroindustri pangan (Kemenko PMK)

#3 - TEKNOLOGI (2)

#4 - SOSIALISASI

#6 - RENCANA AKSI

#5 - SDM

S

udah saatnya Indonesia wujudkan kedaulatan pangan nasional,” demikian diungkapkan Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB-BPPT), Eniya L. Dewi kala membacakan rekomendasi Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2016 untuk bidang pangan.

Eniya mengatakan bahwa untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional, dapat ditempuh melalui peningkatan produksi pangan, penganekaragaman pangan, serta pengolahan pasca panen, utamanya pada tanaman lokal.

“Hal tersebut menjadi kunci penting dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan. Kita ketahui bersama bahwa pola konsumsi masyarakat Indonesia sangat bergantung pada asupan karbohidrat, khususnya beras,” paparnya di Auditorium BPPT, Jakarta.

Eniya lantas menyoroti permasalahan pangan nasional yakni; Konsumsi pangan karbohidrat (beras, terigu), pangan protein (daging sapi) meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat. Kemudian pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi, aman, bermutu dan terjangkau semakin sulit dikarenakan, alih fungsi lahan, perubahan iklim, peningkatan produksi beberapa pangan pokok mulai jenuh, SDM pertanian semakin berkurang. Selain itu tambah Eniya, pola konsumsi pangan masyarakat yang tidak sehat memicu beberapa penyakit seperti : obesitas, diabetes mellitus.

Masalah lain lanjut Eniya adalah industri dan masyarakat belum menggunakan teknologi sebagai solusi untuk meningkatkan daya saing industri pertanian. “Hal ini pun seiring fenomena keterbatasan akses masyarakat terhadap teknologi yang tersedia. Harus diakui juga bahwa koordinasi antara Kementerian dan Lembaga dalam mewujudkan Kedaulatan pangan, Kemandirian Pangan dan Ketahanan Pangan, masih belum optimal,” papar Eniya.

Untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional, kata Eniya perlu didorong program diversifikasi pangan berbahan baku lokal sebagai Program Prioritas Nasional. Program ini perlu melibatkan kerjasama antara penyedia teknologi dengan masyarakat, industri dan BUMN, BUMD, BULOG dalam usaha menyerap dan mendistribusikan produk pangan pokok lokal. Selain itu dibutuhkan adanya lembaga yang mempunyai fungsi mengkoordinir dan mensinergikan kementerian dan lembaga yang menangani pangan nasional sesuai amanat UU No 18/2012.

(12)

MEDIA INFOTEK . 22

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 23

. @bppt_humas

Penyerahan Buku Outlook Teknologi Pangan 2016 BPPT kepada mitra kerja strategis dan umum dalam Kongres Teknologi Nasional 2016. ki-ka : Eniya L. Dewi

(Deputi TAB BPPT), Unggul Priyanto (Kepala BPPT), Suryamin (Kepala BPS), Mat Syukur (Staf Ahli Menteri Pertanian RI Bidang Inovasi dan Teknologi)

Keterangan Gambar

Atas

Imam Subowo, Direktur Pengembangan Bisinis BULOG, memberikan visi mengenai ketahanan pangan di Indonesia, dan menyambut baik perkembangan teknologi pangan yang dilakukan oleh BPPT.

Tengah

Bustanul Arifin, Profesor Universitas Lampung menyampaikan paparan

mengenai teknologi pangan dari sudut pandang akademisi serta bagaimana peran pemerintah dalam membentuk undang-undang ketahanan pangan.

Bawah

Para profesional dan akademisi dari luar negeri juga turut hadir, Kaoru Suzuki, salah satu peneliti AIST Jepang berpartisipasi memberikan pandangan serta ide untuk kemajuan teknologi pangan Indonesia.

OUTLOOK TEKNOLOGI PANGAN

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan Buku Outlook Teknologi Pangan 2016, tepat pada hari kedua Kongres Teknologi Nasional (KTN) Pertama 2016 yaitu tanggal 26 Juli 2016 yang diselenggarakan di Gedung BPPT Jakarta. Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan Buku Outlook Teknologi Pangan 2016 ini merupakan edisi pertama mengangkat tema diversifikasi pangan karbohidrat, karena menjadi kunci penting keberhasilan dalam mewujudkan ketahanan pangan. “Ini sebagai wujud upaya untuk mendorong masyarakat menganekaragamkan pangan yang dikonsumsi agar tidak terfokus pada satu jenis pangan beras sebagai sumber karbohidrat, dan mengoptimalkan sumber pangan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi yang tidak kalah dibandingkan beras,” katanya pada peluncuran Buku Outlook Teknologi 2016 di BPPT, Jakarta, Selasa (26/7)

Menurutnya, Buku Outlook Teknologi Pangan 2016 ini disusun dengan tujuan agar menjadi sumber informasi dan acuan bagi instansi pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat dalam pengembangan teknologi untuk memanfaatkan berbagai sumber pangan lokal untuk mendukung program percepatan diversifikasi pangan nasional. Sementara itu, Eniya Listiani Dewi, Deputi Kepala BPPT Bidang TAB, menambahkan, masih adanya persepsi di masyarakat, bahwa mengkonsumsi pangan lokal seperti jagung, ubi kayu, dan sagu adalah identik dengan kekurangan pangan adalah menjadi tantangan dalam pemanfaatan pangan lokal.

Terkait hal tersebut, ia berharap adanya sinergi positif antara Kementerian dan Lembaga dengan Badan Litbang dan industri untuk dapat bersama-sama melakukan pengkajian dan penerapan teknologi yang dibutuhkan untuk memanfaatkan berbagai sumber pangan karbohidrat menjadi aneka

produk pangan pokok yang sehat dan bergizi, serta praktis, sehingga dapat meningkatkan martabat pangan lokal.

Disebutkan, Buku Outlook Teknologi Pangan 2016 ini juga dilengkapi dengan Roadmap

Teknologi Diversifikasi Pangan Karbohidrat yang memberikan gambaran ringkas mengenai permasalahan teknologi, proyeksi ketersediaan dan kebutuhan teknologi pangan hingga 25 tahun ke depan. Disamping itu, Buku Outlook Teknologi Pangan 2016 ini, juga membahas berbagai aspek dalam pengembangan pangan nasional di masa mendatang, khususnya pengembangan pangan lokal potensial, seperti jagung, ubi kayu, dan sagu untuk mendukung program ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

(13)

MEDIA INFOTEK . 24

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 25

. @bppt_humas

LAHIRKAN

REKOMENDASI

UNTUK DORONG

INDONESIA

WUJUDKAN

POROS MARITIM

KTN 2016 BIDANG

MARITIM

Perkuat Sektor

Industri Transportasi

Laut, Jasa Maritim

dan Pelabuhan

ERZI AGSON GANI

DEPUTI TIRBR BPPT

(14)

MEDIA INFOTEK . 26

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 27

. @bppt_humas

KONGRES TEKNOLOGI NASIONAL 2016

BIDANG PANGAN

1. Dalam konsep benua maritim, kelautan harus dipandang sebagai satu kesatuan entitas ruang (spatial). Berdasarkan paradigma ini, industri kelautan bisa berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi maritim. Tidak hanya bertumpu pada industri perikanan, tetapi juga sebagai tempat tumbuhnya emerging industries seperti industri migas laut dalam, pengembangan ruang laut sebagai infrastruktur penghubung sistem komunikasi, jaringan listrik dan pipa distribusi gas, serta yang paling menjanjikan Industri Wisata Maritim.

2. Untuk menemukan sumber-sumber ekonomi baru kelautan (mineral laut, bioteknologi, biofarmakologi, ikan laut dalam, dsb.) termasuk jasa-jasa kelautan, diperlukan

adanya dukungan dan inovasi teknologi survey, observasi, inventarisasi dan explorasi laut. 3. Optimasi industri perikanan tangkap

yang pada suatu saat akan mencapai titik keseimbangan supply-demand (potensi lestari), agar berkelanjutan harus difokuskan pada peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi. 4. Teknologi mitigasi bencana seperti tsunami

dan juga yang diakibatkan oleh perubahan iklim global harus terus dikembangkan dan diterapkan dalam rangka mengurangi potensi kerugian ekonomi nasional.

#1 - KELAUTAN

1. Program Pemerintah dalam pengadaan kapal negara 2015-2019 harus dijadikan dasar awal pembuatan Rencana Umum Pengembangan Industi Perkapalan (RUPIP) yang dapat dijadikan acuan dan momentum Industri perkapalan nasional tumbuh kembali dengan target jangka panjang masuk dalam 10 besar dunia pada tahun 2040.

2. Selanjutnya berdasarkan RUPIP diatas, perlu dilakukan revitalisasi galangan kapal nasional untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi melalui aliansi global, serta klasterisasi industri dan focus produk.

3. Pada tahap technology development phase diperlukan adanya standarisasi desain kapal. Lebih lanjut pada Engineering Manufacturing phase diperlukan teknologi produksi yang sesuai dengan konsep klasterisasi.

4. Dalam rangka meningkatkan TKDN komponen

kapal (saat ini hanya ≈ 20%) perlu ada

“campur tangan pemerintah” dalam inovasi produk komponen kapal dan/juga termasuk standarisasi dan sertifikasi invensi hasil R&D Industri komponen kapal.

#3 - PERKAPALAN

1. Pada program tol laut dalam konteks Benua Maritim, transportasi laut harus menjadi moda transportasi utama sistem logistik yang terintegrasi dengan short sea shipping, inland water way serta interkoneksi antar moda. 2. Salah satu prasarana utama sistem transportasi

laut adalah pelabuhan, dimana hingga saat ini tingkat keberhasilan pembangunannya di Indonesia masih rendah. Diperlukan standarisasi proses perencanaan, perancangan maupun metode konstruksi, termasuk di dalamnya pelaksanaan uji model fisik maupun uji model numerik.

3. Sesuai dengan perkembangan kebutuhan pelabuhan, “teknologi pelabuhan laut dalam” perlu dikuasai dengan memperhitungkan pengaruh sea level rise akibat Climate Change untuk memperpanjang usia pakai fasilitas pelabuhan.

4. Untuk menunjang pariwisata maritim sebagai pilar utama ekonomi Indonesia masa depan, perlu dikembangkan pelabuhan wisata yang ramah lingkungan (green ecoport) untuk melayani kapal pesiar, cruise dan yacht. 5. Menghadapi persaingan pada era MEA dan

agar pelabuhan Indonesia dapat menjadi hub utama di kawasan ASEAN, maka perlu dikembangkan dan diterapkan inovasi teknologi dalam tata kelola pelabuhan, serta fasilitas (utamanya untuk bongkar muat), dengan TKDN optimum untuk meminimalkan waiting time dan dwelling time.

#2 - KEPELABUHANAN

D

i penghujung acara Kongres Teknologi Nasional 2016, Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR BPPT), Erzi A. Gani, menyampaikan rekomendasi Kongres Teknologi Nasional 2016 di bidang Maritim. Rekomendasi ini menyoroti upaya untuk mendorong Indonesia menjadi poros maritim dunia.

“Untuk mewujudkan cita Indonesia menjadi poros maritim, tentu harus didukung infrastruktur yang kuat. Yang paling penting adalah kita harus melaksanakan penguatan dalam sektor industri transportasi laut, jasa maritim dan pelabuhan,” tegasnya.

Erzi menyebut KTN 2016 ini juga telah menghasilkan peta jalan (roadmap) pengembangan sektor maritim yang berbasis teknologi kelautan, kepelabuhan dan perkapalan. “Sektor kemaritiman Indonesia menyimpan potensi luar biasa, namun hingga kini pemanfaatannya masih belum optimal,” terangnya. Erzi mengungkap bahwa roadmap yang direkomendasikan berisi rencana induk pengembangan industri maritim nasional. “Potensi kemaritiman Indonesia sangat banyak. Lautan luas selain sebagai sumber pangan protein dari ikan, juga memiliki potensi untuk di eksplorasi menjadi sumberdaya migas. Potensi lain yang belum banyak disentuh adalah konsep wisata berbasis kemaritiman,” jelasnya di Auditorium BPPT, Jakarta.

Berikut selengkapnya mengenai Rekomendasi di bidang maritim, yang menjadi hasil Kongres Teknologi Nasional 2016. (lihat tabel)

UNTUK MEMPERPANJANG USIA

PAKAI FASILITAS PELABUHAN,

PERLU DIKUASAI TEKNOLOGI

PELABUHAN LAUT DALAM

DENGAN MEMPERHITUNGKAN

PENGARUH KETINGGIAN AIR LAUT

AKIBAT PERUBAHAN IKLIM

Dalam rangka meningkatkan

TKDN komponen kapal

(saat ini hanya ≈ 20%)

perlu adaNYA campur tangan

pemerintah dalam inovasi

produk komponen kapal dan/

juga termasuk standarisasi

dan sertifikasi invensi hasil

R&D Industri komponen kapal

DALAM KONSEP BENUA MARITIM,

KELAUTAN HARUS DIPANDANG

SEBAGAI SATU KESATUAN

ENTITAS RUANG.

DIMANA EMERGING INDUSTRIES

DAPAT TUMBUH DAN BERKEMBANG,

(15)

MEDIA INFOTEK . 28

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 29

. @bppt_humas

keterangan gambar

Kiri

Ridwan Djamaluddin (Deputi Kemenko Maritim), Erzi Agson Gani (Deputi Kepala BPPT Bidang TIRBR), dan Marzan Aziz Iskandar (Kepala BPPT ke-VIII) dalam acara puncak Kongres Teknologi Nasional 2016 Bidang Teknologi Maritim.

Tengah

Indroyono Soesilo (Menko Maritim RI Periode 2014-2015) memaparkan bahwa salah satu cara yang paling efektif mengembangkan sektor kemaritiman di Indonesia yaitu melalui sektor pariwisata.

Kanan Atas

Menristekdikti M. Nasir dan Kepala BPPT Unggul Priyanto diapandu oleh Deputi Kepala BPPT Bidang TIRBR saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT di Surabaya.

Kanan Bawah

Fasilitas laboratorium manuevering & ocean basin di BTH BPPT Surabaya, salah satu yang terbesar di Asia setelah Jepang. untuk melakukan uji manuver kapal (gerakan zig-zag, putar balik, spiral), dilengkapi simulasi ombak dengan kekuatan yang dapat diatur.

OUTLOOK TEKNOLOGI MARITIM

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam rangkaian acara KTN 2016 meluncurkan Outlook Teknologi Kemaritiman. Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR BPPT), Erzi A. Gani mengatakan outlook tersebut menjelaskan bagaimana BPPT berupaya mendukung tumbuhkembangnya industri di sektor maritim.

“Outlook di bidang kemaritiman ini difokuskan pada tumbuhkembangnya industri kemaritiman yang berbasis teknologi kelautan, pelabuhan dan perkapalan,” ungkap Erzi.

Erzi menjelaskan, dalam Outlook tersebut juga disampaikan penjabaran terkait pengembangan industri perkapalan yang diupayakan mampu

menggenjot tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 40 persen. “Dalam outlook maritim juga kami sampaikan rekomendasi desain kapal tanker, serta bagaimana teknologi dalam hal pelabuhan mampu mengejar target efisiensi waktu

domestic dwelling time hanya satu hari,” paparnya. Sementara itu menjelaskan lebih rinci mengenai fasilitas pendukung kemaritiman BPPT, Kepala Balai Teknologi Hidrodinamika (BTH BPPT), Taufiq Arif Setyanto, menjelaskan, Balai Teknologi Hidrodinamika merupakan salah satu balai yang dimiliki BPPT untuk mendukung kemaritiman yang terletak di Surabaya. “Balai kami memiliki fasilitas terlengkap di Asia Tenggara. Kami juga melaksanakan pelayanan jasa teknologi melalui program pengkajian perkapalan, dan telah menguji serta mendesain berbagai jenis kapal mulai dari

kapal niaga, kapal ikan, bahkan kapal cepat rudal,” pungkasnya.

(16)

MEDIA INFOTEK . 30

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 31

. @bppt_humas

Tim Garam Farmasi, penerima anugerah BJHTA Tahun 2016 (Jas Hitam ki-ka: Purwa Tri Cahyana, Fachruddin, Tarwadi, Bambang Srijanto, Imam Paryanto, Eriawan Rismana) bersama MENRISTEKDIKTI M. Nasir, Presiden RI Ke-3 B.J. Habibie, Kepala BPPT Unggul Priyanto, MENDIKNAS RI ke-19 Wardiman Djojonegoro

dalam prosesi Penganugerahan BJ Habibie Technology Award 2016 di kediaman pribadi B.J. Habibie.

TIM GARAM FARMASI BPPT

RAIH BJ HABIBIE TECHNOLOGY AWARD 2016

B

(17)

MEDIA INFOTEK . 32

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 33

. @bppt_humas

BJ HABIBIE TECHNOLOGY AWARD 2016

TIM GARAM FARMASI BPPT

Teknologi yang mereka rancang

tidak berhenti di jurnal, tapi sangat

bermanfaat bagi masyarakat

Tim berhasil menciptakan

teknologi sekaligus patennya.

Inovasi ini diharapkan dapat menciptakan

kemandirian industri farmasi nasional agar

tidak terus bergantung produk impor

UNGGUL PRIYANTO

KEPALA BPPT

TARWADI

TIM GARAM FARMASI

Kepala BPPT bersama perwakilan Tim Garam Farmasi BPPT menempel plat penghargaan di dinding pemenang B.J. Habibie Technology Award.

Penghargaan BJHTA tahun ini diraih Tim Garam Farmasi BPPT yang terdiri dari gabungan 7 (tujuh) orang Peneliti dan Perekayasa BPPT dengan berbagai latar belakang kompetensi yakni Imam Paryanto, M.Eng., Ir. Bambang Srijanto, Dr. Drs. Eriawan Rismana, M.Si., Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt., Drs. Tarwadi, M.Sc., Ir. Purwa Tri Cahyana, M.Si., dan Arie Fachruddin, S.Si., Apt. Peraih penghargaan kali ini adalah tim riset yang berhasil mencipta inovasi berupa Garam Farmasi sebagai Bahan Baku Obat-obatan yang diklaim selama ini hampir 100 persen masih impor dari luar negeri. Inovasi garam farmasi ini pun telah diproduksi massal oleh PT Kimia Farma. Diharapkan inovasi garam farmasi ini dapat menciptakan kemandirian industri farmasi nasional agar tidak terus bergantung produk impor.

Kepala BPPT, Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc, mengatakan, peraih penghargaan ini dipilih melalui penilaian yang didasarkan pada azas-azas inovasi yang terdiri dari azas penemuan (invention), kreatif, efisien dan efektif, nilai tarnbah dan azas manfaat serta 10 poin kriteria penilaian. Penghargaan ini menekankan peneliti, perekayasa untuk banyak menghasilkan inovasi tidak sebatas paper tetapi produk-produknya bisa dipakai masyarakat.

Kebijakan pemerintah mengusung kemandirian di semua sektor termasuk bahan baku di industri farmasi, pangan, dan kimia mendorong TIM GARAM FARMASI BPPT kembali bergairah untuk melakukan penjajakan kerjasama produksi garam farmasi. Hal tersebut disambut baik oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk untuk menjalin kerjasama dalam memproduksi dan membangun pabrik garam farmasi.

Penandatanganan MOU dan PKS untuk pembangunan pabrik garam farmasi akhirnya dilakukan pada tahun 2013 yang ditindaklanjuti dengan pekerjaan Studi Kelayakan, Perencanaan Pabrik Garam Farmasi termasuk Detailed Engineering Design, dan Supervisi pada saat komisioning. Pembangunan Pabrik Garam Farmasi berkapasitas 2.000 ton/tahun dimulai dengan ground breaking pada tanggal 14 Agustus 2014 dan selesai pada akhir tahun 2015 dengan memperoleh sertifikat Ijin Produksi dari Badan POM RI. Selain itu TIM GARAM FARMASI BPPT telah mendapatkan ANUGERAH ADHIBRATA dari KEMENRISTEKDIKTI pada puncak acara HAKTEKNAS ke 21 tahun 2016.

MANFAAT DAN KEUNGGULAN

Manfaat dari penguasaan teknologi produksi garam farmasi dalam negeri yang diaplikasikan oleh PT Kimia Farma Tbk adalah dalam rangka memberikan kontribusi pada upaya pemerintah untuk dapat menurunkan impor bahan baku farmasi hingga 40 % pada tahun 2019. Pabrik garam farmasi milik PT Kimia Farma Tbk yang berkapasitas 2.000 ton/tahun akan beroperasi berdasarkan paten teknologi milik BPPT No ID P0026107 B (granted

2010) merupakan pabrik bahan baku obat pertama di Indonesia yang mengacu pada Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik (CPBBAOB) dengan ijin BPOM tanggal 26 Desember 2015. Dengan dioperasikannya pabrik garam farmasi oleh PT Kimia Farma Tbk, selain mengurangi ketergantungan impor garam farmasi juga mempunyai manfaat dalam: (i) mendorong upaya

kemandirian bahan baku farmasi secara nasional, (ii) memberdayakan produk garam lokal (produk PT Garam (Persero)) yang menjadi bahan baku (raw material) produksi garam farmasi, (iii) memberdayakan teknologi dan peralatan dalam negeri serta (iv) menghemat devisa negara.

Lebih lanjut Unggul juga menjelaskan, nantinya garam farmasi tersebut sangat berguna untuk bahan baku dasar obat-obatan, seperti cairan infus, tablet, pelarut vaksin, dan cairan pencuci darah. Harga garam farmasi impor, kata Unggul, bisa mencapai Rp 50 ribu per kilogramnya. Kebutuhan nasional atas bahan baku ini mencapai 100 persen atau sekitar 6.000 ton.

Salah satu anggota tim Garam farmasi, Tarwadi mengatakan garam yang disebut proanalisis ini memiliki kandungan natrium klorida (NaCl) yang cukup tinggi, sekitar 99,5 persen. Yang sulit ungkapnya, ialah mengekstraksi garam biasa menjadi garam farmasi. “Di Indonesia selama ini belum ada teknologi yang bisa melakukannya,” kata dia.

Dalam hal ini tim berhasil menciptakan teknologi sekaligus patennya. “Inovasi ini diharapkan dapat menciptakan kemandirian industri farmasi nasional agar tidak terus bergantung produk impor,” bangga Tarwadi.

Di tempat yang sama, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan, Mohamad Nasir, mengatakan dengan adanya inovasi garam yang juga disebut garam farmasetis ini dapat mengurangi ketergantungan impor sekitar 30 persen.

“PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia sudah mendirikan pabrik garam farmasi sejak 2014 yang teknologinya berdasarkan paten yang dikembangkan tim BPPT ini,” kata Nasir di tempat yang sama. Kapasitas pabrik garam farmasi yang dibangun di Watudakon, Jombang, Jawa Timur, ini mampu menghasilkan 2.000-3.000 ton dari kebutuhan nasional. Artinya, Nasir mengatakan, otomatis harga garam farmasi bisa ditekan jauh lebih rendah ketimbang harga impor.

(18)

MEDIA INFOTEK . 34

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 35

. @bppt_humas

PEREKAYASA UTAMA KEHORMATAN 2016

INDROYONO SOESILO

PEREKAYASA UTAMA KEHORMATAN

BIDANG TEKNOLOGI MARITIM

Proyek Nasional Harus Miliki

Tingkat Kandungan Dalam Negeri

(TKDN) Yang Tinggi

KEMARITIMAN

BIDANG TEKNOLOGI

KEHORMATAN 2016

PEREKAYASA UTAMA

SELENGKAPNYA

(19)

MEDIA INFOTEK . 36

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 37

. @bppt_humas

PEREKAYASA UTAMA KEHORMATAN 2016

INDROYONO SOESILO

Perekayas Utama Kehormatan Bidang Teknologi Kemaritiman Indroyono Soesilo dan Istri Nining Indroyono Soesilo bersama Kepala BPPT Unggul Priyanto dan Istri Widalia Unggul berfoto bersama di depan dinding penerima penghargaan PUK seusai rangkaian penganugerahan gelar PUK 2016

Kepala BPPT, Unggul Priyanto dalam sambutannya menyebut bahwa Indroyono Soesilo merupakan salah satu putra terbaik bangsa, yang dinilai sebagai tokoh yang banyak berperan sebagai perekayasa melalui kegiatan riset, pengembangan dan inovasi di bidang maritim.

Indroyono, sebut Kepala BPPT juga merupakan sosok panutan yang memiliki karir cemerlang baik di tingkat nasional maupun internasional. Pada tingkat nasional, pria bergelar Profesor Riset di Bidang Geologi dan Penginderaan Jauh ini sempat menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Republik Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, dari Oktober 2014 hingga Agustus 2015.

“Sedangkan Karir di tingkat internasional diperoleh karena kerja yang cemerlang di dunia perikanan membuatnya menyandang jabatan Direktur Sumber Daya Perikanan dan Aquakultur FAO (Director of the Fisheries and Aquaculture Resources Use and Conservation Division, FAO), salah satu anak organisasi dari PBB di tahun 2012. Indroyono kala itu mewakili Indonesia dan negara ASEAN bersaing dengan 4 kandidat lain yang berasal dari Austria, Brasil, Iran, dan Irak untuk mengikuti pemilihan Direktur Jenderal FAO (Food and Argiculture Organization) periode 2012-2015 yang berlangsung di Roma pada 25 Juni - 2 Juli 2011,” jelas Unggul. Sebagai informasi, Anugerah Perekayasa Utama Kehormatan diselenggarakan setiap tahunnya sejak Tahun 2007 yang juga menjadi rangkaian Peringatan HUT BPPT, yang tahun 2016 ini menginjak usia ke-38. Gelar Perekayasa Utama Kehormatan telah diberikan kepada 9 putra-putri terbaik bangsa ini dalam berbagai bidang, dan Indroyono Soesilo adalah penerima ke-10. Pengukuhan gelar Perekayasa Utama Kehormatan BPPT 2016 ini juga dilakukan oleh Ketua Majelis Perekayasa BPPT, Unggul Priyanto.

TKDN ITU HAL UTAMA

Usai dikukuhkan, Indroyono menuturkan bahwa gelar Perekayasa Utama Kehormatan yang diraihnya harus dipertanggungjawabkan, dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan inovasi untuk kemajuan Indonesia. “Proyek-proyek besar di Indonesia yang mengandalkan ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) dan inovasi harus miliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi. Aspek teknologi nya pun harus dikuasai tenaga ahli dalam negeri,” ungkap Indroyono di depan awak media.

Lebih lanjut dikatakan Indroyono bahwa perkembangan Iptek dan inovasi, bersifat jangka panjang dan memerlukan perlindungan dari pemerintah. Hal tersebut, menurutnya, sudah tertuang di UU No 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian dan Pengembangan.

“Kita harus sepakat tanpa Iptek dan inovasi serta sumber daya manusia unggul negara tidak akan maju,” tegasnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Kabinet Kerja periode Oktober 2014 hingga Agustus 2015 ini lantas mencontohkan, dalam proyek nasional pembangkit listrik 35.000 MW, rancang bangun dan desainnya harus dibuat ahli di Indonesia bukan malah didesain oleh ahli luar negeri. Bahkan, komponen pembangkit listrik seperti boiler dan turbin, Indonesia sudah bisa membuatnya.

Terkait sektor industri kemaritiman seperti pembangunan pelabuhan dan tol laut, Indroyono menyebut TKDN-nya juga harus lebih dari 40 persen. “Para ahli di Indonesia sesungguhnya telah mampu membuat rancang bangunnya. Manfaatkan

ahli-ahli di dalam negeri, jangan malah pakai konsultan asing,” cetusnya.

Di sektor perikanan, eks Direktur Sumber Daya Perikanan dan Aquakultur FAO-PBB ini mengatakan teknologi juga berperan penting untuk mengetahui sebaran dan stok ikan. Untuk perikanan budidaya, teknologi penting untuk membuat bibit secara bioteknologi, pakan, keramba jaring apung, dan vaksin.

Hanya saja memang, Iptek dan inovasi ini, kata Indroyono, terlihat dari luar tergolong lamban. Padahal, Iptek dan inovasi itu membutuhkan waktu untuk menjadi sebuah karya dan dimanfaatkan oleh publik. “Yang paling penting, penerapan Iptek harus mengacu pada kebutuhan pasar. Jangan sampai rekayasa teknologi malah tidak sesuai kebutuhan masyarakat,” cetusnya.

kerja yang cemerlang di

dunia perikanan membuat

INDROYONO menyandang

jabatan Direktur Sumber

Daya Perikanan dan

Aquakultur FAO PERIODE

(20)

MEDIA INFOTEK . 38

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 39

. @bppt_humas

PEREKAYASA UTAMA KEHORMATAN 2016

INDROYONO SOESILO

Indroyono Soesilo memaparkan orasinya mengenai pentingnya menguasai teknologi khususnya di bidang kemaritiman, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan pembangunan di daerah pesisir harus menjadi program prioritas.

D

i tempat inilah, berbagai karya Iptek anak bangsa dikembangkan untuk membawa Indonesia tinggal landas menuju negara maju. Di BPPT inilah, filosofi alih teknologi ‘Bermula di Hilir dan Berakhir di Hulu’ melalui proses nilai tambah dan pengembangan sumberdaya manusia, dirintis dan diwujudkan”.

IPTEK UNTUK

Pembangunan

Kemaritiman

Indonesia

ORASI ILMIAH INDROYONO

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul IPTEK Untuk Pembangunan Kemaritiman Indonesia, dirinya sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi dalam memajukan bangsa. “Tanpa Iptek, laut hanyalah sebuah hamparan air yang berwarna biru. Namun, dengan iptek yang dikuasai oleh-oleh anak bangsa sendiri, akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengangkat harkat hidup seluruh rakyat”, jelasnya.

Mengutip pernyataan Presiden RI Pertama, Ir.Soekarno pada 6 Oktober 1966 diatas geladak kapal selam RI Tjandrasa, ”Sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa Kebesaran, Kejayaan, Kesentausaan dan Kemakmuran Negara Kita Hanya Dapat Dicapai Apabila Kita Menguasai Lautan”, Indroyono sangat yakin Indonesia akan menjadi negara maju.

“Indonesia memiliki laut seluas 5.8 juta kilometer persegi, terdiri 3.1 juta kilometer persegi laut teritorial dan 2.7 juta kilometer persegi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ditambah daratan seluas 1.9 juta kilometer-persegi. Disamping itu, masih ada lagi wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang 200 mil menjorok dari pantai, seluas 2.7 juta kilometer persegi, dimana Indonesia memiliki hak ekonomi terhadap potensi sumberdaya diatas air, didalam air, didasar laut dan dibawah dasar lautnya. Serta, apabila para ahli kita, para ilmuwan kita dan para perekayasa kita mampu membuktikan secara ilmiah bahwa lapisan sedimentasi dari pantai menerus hingga 350 mil dari pantai, maka sumberdaya ekonomi hingga 350 mil dari pantai adalah milik kita juga” tegasnya.

Sebuah negara, lanjut Indroyono, walau tanpa sumberdaya alam akan menjadi negara maju apabila menguasai IPTEK. Indonesia memiliki itu semua (sumberdaya alam dan teknologi) dan sudah mencontohkannya sejak awal. Bangsa Indonesia sudah berinvestasi untuk pengembangan sumberdaya manusia iptek sejak dekade 1950-an. “Tahukah Anda bahwa manusia pertama menggapai ruang angkasa pada bulan April 1961 adalah Kosmonaut Uni Sovyet Yuri Gagarin dan disusul Astronaut Alan Shepard dari Amerika Serikat pada Mei 1961. Indonesia meluncurkan roket pertamanya, yaitu Roket Kartika I pada tahun 1964, hanya tiga tahun setelah manusia menggapai ruang angkasa. Sedang Pusat Reaktor Atom Bandung diresmikan pada tahun 1965. Jelas, kala itu di bidang iptek, kita disegani Dunia. Bisa

dibayangkan, apabila roket Kartika tadi dipasangi hulu ledak nuklir buatan Bandung? Tentu, akan sangat menggentarkan Dunia.

Di bidang rekayasa, telah dibangun jembatan semanggi dengan arsitektur ramping menggunakan ”pre-stressed concrete theory”, serta stadion utama senayan yang menjadi salah satu stadion olahraga dengan atap ”Temu Gelang” tanpa penyangga, yang terbesar di Dunia. Konstruksi Karya Anak Bangsa bermunculan seperti ”Sistem Pondasi Cakar Ayam”, ”Sistem konstruksi Jalan Layang Sosrobahu”, Masjid Istiqlal dengan arsitektur kubahnya tanpa pillar beton, dan lain lain. Pada tahun 1976 diluncurkan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa yang menempatkan Indonesia menjadi negara ketiga di Dunia, setelah Amerika Serikat dan Kanada dalam penerapan teknologi sistem komunikasi satelit domestik.

Lintasan sejarah iptek Indonesia dilanjutkan lewat peluncuran pesawat komuter 50 penumpang N-250 PA-1 Gatotkaca dan N-250 PA-2 Krincing Wesi dengan teknologi mutakhir ”fly by wire”, pada 10 Agustus 1995, menjadikannya pesawat turbo-prop pertama di Dunia yang memiliki sistem ini. Hadir pula produk-produk industri seperti: pesawat terbang CN-212, CN-235 Tetuko, Helikopter NBO-105, Helikopter NAS-332 Super Puma dan Helikopter NBELL-412, Kapal-Kapal Maruta Jaya, Baruna Jaya, Caraka Jaya dan Palwo Buwono, juga kereta api cepat Jakarta-Surabaya Sembrani, Panser Anoa, Panser Berkanon Badak, Kendaraan Taktis Komodo serta Senapan Serbu SS-1, SS-2, dan SS-3 yang melegenda, ataupun 5 jembatan antar-pulau Batam-Rempang-Galang dengan rancang bangun jembatan yang berbeda-beda guna menyongsong Proyek Jembatan Antar-Pulau Trinusa Bima Sakti. Itulah sebagian kecil karya perekayasa Indonesia, karya para insinyur Dalam Negeri”, paparnya.

(21)

MEDIA INFOTEK . 40

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 41

. @bppt_humas

HAKTEKNAS 2016

HAKTEKNAS 2016

BPPT Raih Dua

IPTEK 2016

Anugerah

Penghargaan

P

uncak Perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-21 digelar di Stadion Manahan, Kota Solo. Peringatan HAKTEKNAS yang jatuh pada 10 Agustus, kali ini mengusung tema “Inovasi untuk Kemandirian dan Daya Saing Bangsa”.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir menyampaikan bahwa kementerian-nya telah berhasil meng-golkan beberapa aturan baru untuk mendorong tumbuh kembangnya inovator handal.

“UU Paten telah disetujui oleh DPR RI. Hal ini sangat penting untuk menjamin hak royalti bagi inovator yang menciptakan penemuan-penemuan baru. Tentu akan semakin mendorong semangat inovator. Selain itu UU ini akan membantu kerja riset kuta, khususnya terkait kebijakan penyederhanaan pelaporan dana riset,” ungkap Menteri Nasir.

Lebih lanjut dirinya juga memberikan apresiasi kepada pegiat inovasi di Indonesia melalui Anugerah

IPTEK 2016. Anugerah IPTEK 2016 diberikan kepada para penggiat inovasi di tingkat Pemprov, Pemkot/Pemkab, maupun institusi berprestasi yang berhasil dalam menyelenggarakan inovasi di daerahnya, beberapa diantaranya adalah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, PT. Martina Berto Tbk Martha Tilaar Group. BPPT sendiri berhasil meraih dua penghargaan dalam Anugerah IPTEK 2016 ini.

Adalah Penghargaan Prayoga Sala dan Penghargaan Adibrata yang berhasil direngkuh baik atas nama unit kerja maupun individu BPPT.

Anugerah Prayoga Sala diberikan kepada Pusat Teknologi Material BPPT, untuk mengapresiasi dukungan penguatan inovasi yang dilakukan oleh unit kerja pranata penelitian, pengembangan dan perekayasaan.

Kemudian Anugerah Adibrata diraih oleh Imam Paryanto, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika (PTFM BPPT). Penghargaan Adibrata ini sendiri merupakan

bentuk apresiasi kepada masyarakat ilmiah, peneliti dan perekayasa yang telah berperan dalam menghasilkan inovasi yang dapat menghasilkan nilai tambah, baik dalam bentuk komersil, ekonomi maupun sosial budaya.

Sebagai informasi, suasana Pembukaan Acara Puncak HAKTEKNAS 2016 ini berlangsung dengan sangat meriah. Diiringi gamelan dan langgam Jawa, Menteri Ristek Dikti beserta Presiden RI Ke-3 Bapak Teknologi Bangsa, B. J. Habibie memasuki acara Puncak Perayaan HAKTEKNAS 2016.

Turut hadir dalam acara ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani yang pada kesempatan ini hadir mewakili Presiden RI Joko Widodo. Tampak hadir Menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Anggota DPR, serta Duta Besar negara sahabat.

Anugerah Prayoga Sala

diberikan kepada BPPT

Melalui Keberhasilan

Pusat Teknologi Material

BPPT, untuk mengapresiasi

dukungan penguatan inovasi

yang dilakukan oleh unit

kerja pranata penelitian,

pengembangan dan

perekayasaan.

Anugerah Adibrata diraih oleh

Imam Paryanto, yang saat ini

menjabat sebagai Direktur

Pusat Teknologi Farmasi dan

Medika (PTFM BPPT).

Penghargaan Adibrata

merupakan bentuk apresiasi

kepada masyarakat ilmiah,

peneliti dan perekayasa

yang telah berperan dalam

menghasilkan inovasi yang

dapat menghasilkan nilai

tambah, baik dalam bentuk

(22)

MEDIA INFOTEK . 42

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 43

. @bppt_humas

Kepala BPPT Unggul Priyanto menyampaikan secara umum capaian BPPT sepanjang tahun 2016, sebelum dijelaskan secara rinci oleh masing-masing Deputi Kepala BPPT

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI gelar acara Refleksi BPPT 2016. Acara ini dilaksanakan sebagai upaya untuk diseminasi informasi Iptek, khususnya hasil inovasi BPPT, kegiatan perekayasaan dan layanan teknologi, serta rekomendasi teknologi BPPT, yang ditujukan guna meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia.

“Kepala BPPT, Dr. Unggul Priyanto dalam pidatonya menyampaikan capaian BPPT 2016, dengan menyebutkan bahwa Pelaksanaan program dan kegiatan perekayasaan teknologi oleh BPPT sepanjang tahun 2016 ditandai dengan upaya-upaya untuk memberikan solusi teknologi guna meningkatkan daya saing perekonomian dan kedaulatan Bangsa Indonesia.

Kepala BPPT dalam paparan mengenai layanan dan rekomendasi teknologi serta capaian BPPT sepanjang 2016 ini menyampaikan bahwa sesuai dengan visi BPPT sebagai pusat unggulan teknologi yang mengutamakan inovasi dan

layanan teknologi untuk mewujudkan daya saing industri dan kemandirian bangsa, maka BPPT siap melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi, utamanya fokus dalam tiga bidang teknologi, yakni; Energi, Kemaritiman, Pangan, dalam rangka mendukung pengembangan industri nasional serta peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, sesuai dengan Program Nawacita Pemerintah dan RPJMN Tahap III 2015-2019

Selain itu BPPT juga melaksanakan kegiatan perekayasaan dan riset teknologi pada bidang Farmasi dan Kesehatan, Sumber Daya Alam, Lingkungan, Kebencanaan, Material, Transportasi, Hankam, serta mewujudkan Program Nasional untuk Pembangunan Taman Sains dan Teknologi (Science and Technopark). Kemudian, BPPT juga selalu berupaya mewujudkan Revolusi Mental dalam melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi di lingkungan kerja BPPT.

HASIL CAPAIAN BPPT 2016

Ada banyak capaian BPPT yang dihasilkan oleh tiap kedeputiannya, yaitu: Dari Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB-BPPT), yang saat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Eniya L. Dewi, berhasil melakukan inovasi teknologi untuk bidang pangan seperti sistem produksi Ikan Nila SALINA yang mampu hidup di air payau dengan tingkat salinitas (keasinan) 20-25 ppt. Terkait isu daging sapi, BPPT juga telah melaksanakan Inovasi Teknologi Peternakan Pada Sistem Integrasi Sapi-Sawit (SISKA). Selain itu dalam rangka Kedaulatan Pangan Nasional BPPT juga melaksanakan inovasi dengan diversifikasi pangan non beras untuk konsumsi seperti mie jagung dan mie sagu serta beras analog.

Kemudian di bidang farmasi BPPT juga telah berhasil menghasilkan inovasi garam farmasi yang sebagai bahan baku obat nasional, dimana selama ini garam sebagai bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri. Garam Farmasi ini juga mendapat Anugerah Adibrata dalam Anugerah Iptek 2016

sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat ilmiah,

peneliti dan perekayasa yang telah berperan dalam menghasilkan inovasi yang dapat menghasilkan nilai tambah, baik dalam bentuk komersil, ekonomi maupun sosial budaya.

refleksi bppt 2016

UNGGUL PRIYANTO

KEPALA BPPT

Fokus Pada Program Yang Memiliki

Sesuai Dengan Program Nawacita

dan RPJMN Tahap III 2015 - 2019

(23)

MEDIA INFOTEK . 44

. EDISI HUT BPPT KE-38

www.bppt.go.id . 45

. @bppt_humas

REFLEKSI BPPT 2016

Di Kedeputian Teknologi Informasi, Energi dan Material (TIEM-BPPT), yang dipimpin oleh Dr. Hammam Riza telah berhasil melakukan inovasi di bidang Teknologi Energi, bidang teknologi kelistrikan ditandai dengan produk inovasi PLTP skala kecil tipe flash yang saat ini telah mencapai tahapan sinkronisasi dengan jaringan PLN. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mendapatkan sertifikat layak operasi dan pengujian jangka panjang sehingga memungkinkan bagi BPPT untuk melisensikan teknologi BPPT bidang PLTP skala kecil ini ke masyarakat, instansi pemerintah dan sektor swasta. Selain itu BPPT juga melakukan layanan Audit energi dan Audit Kelistrikan pada industri agar tercipta efisiensi energi.

Di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), juga dilakukan Inovasi Sistem Navigasi Penerbangan Nir-Radar berbasis ADS-B, yang sedang diproduksi oleh PT INTI dan proses sertifikasi oleh Dirjen Hubud, Kementerian Perhubungan.

Kemudian Laboratorium Inovasi TIK juga telah diakreditasi oleh

KAN, untuk memberikan layanan pengujian mencipta inovasi produk implan tulang SS 316L dan Bioceramics H y d r o x i a p a t i t e berbahan baku lokal sebagai subtitusi i m p o r y a n g menghemat devisa untuk

aplikasi kedokteran orthopedic. Produk ini juga berhasil meraih penghargaan dalam Anugerah Iptek 2016, yakni Anugerah Prayoga Sala yang diberikan kepada Pusat Teknologi Material BPPT, untuk mengapresiasi dukungan penguatan inovasi yang dilakukan oleh unit kerja pranata penelitian, pengembangan dan perekayasaan.

Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA BPPT), yang dikomandoi Prof.Dr. Wimpie AN Aspar dalam berhasil melakukan inovasi dan layanan teknologi modifikasi cuaca untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan di Sumatera.

BPPT bekerja sama dengan BNPB terlibat aktif dalam penanggulapangan asap akibat KARHUTLA dengan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Riau dan Sumatera

Selatan, sampai 2 Agustus 2016 sudah

5,5 Milyar m3 air hujan dijatuhkan untuk membasahi lahan gambut dan berhasil meminimalisir kebakaran hutan dan lahan.

Dalam Teknologi Lingkungan BPPT juga

2016 ini aktif dalam isu sampah nasional terkait Teknologi Pengelolaan Sampah guna mereduksi volume sampah dan pemusnahan Sampah dan menghasilkan Bonus Energi. Selain itu BPPT pada Mei 2016 ini telah berhasi melakukan Layanan Teknologi Survei Kelautan guna mendukung Program Nasional Fish Stock Assessment bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Survey dengan Kapal Riset Baruna Jaya IV BPPT ini ditujukan menghasilkan data terkini dan terakurat terkait pengelolaan perikanan di 11 wilayah Indonesia

Di Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR-BPPT) yang dikepalai oleh Dr. Erzi A Gani, telah berhasil

melakukan inovasi teknologi Pesawat Udara Nir Awak (Drone). Model Medium Range Drone: WULUNG merupakan Drone Indonesia pertama yang mendapat sertifikasi dari Indonesia Military Airworthinness Authority (IMAA) dan

telah diproduksi PT DI untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI. Selain itu

guna menuju kemandirian industri hankam matra laut telah dilakukan pengembangan desain kapal

cepat rudal, kapal perang nasional, kapal patroli, teknologi kapal selam, rancang bangun Swamp Boat. Selain itu TIRBR juga melakukan layanan teknologi permesinan pabrik gula Glenmore.

Di Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT BPPT) pimpinan Dr. Tatang A. Taufik,

BPPT terus berupaya mewujudkan program nasional Pengembangan

Technopark serta Technical Assistance Pengembangan

perkuliahan technopreneurship, pengembangan

Pusat-pusat Inovasi dan Layanan

bersama (ko-inkubasi).

Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan penebaran benih ikan nila salina di kawasan Techno Park Perikanan Kota

Pekalongan. Menghasilkan

produk tenant hasil dari inkubasi di Pusat Inovasi di beberapa kawasan Technopark yang di asistensi oleh BPPT. Selain itu BPPT juga berupaya membawa konsep Smart City atau Daerah Cerdas yakni suatu Daerah yang pemerintah dan masyarakatnya memiliki kemampuan dan prestasi sangat tinggi atau meningkat sangat pesat dalam membawa kemajuan, kualitas kehidupan dan keseimbangan lingkungan daerahnya serta dalam beradaptasi terhadap dinamika perubahan.

Sementara di bawah arahan Sekretaris Utama BPPT, Dr. Soni S. Wirawan, tahun ini BPPT

berhasil menuntaskan Refokusing Organisasi BPPT, yang diharapkan mampu merumuskan tugas dan fungsi Unit Kerja guna menghasilkan kontribusi nyata untuk mendukung Visi dan Misi Presiden RI. Selain itu tahun ini BPPT juga berhasil meraih Opini WTP atas kinerja keuangan dan Meraih Penghargaan Laporan Pelaksanaan dan Pengelolaan Keuangan terbaik pertama oleh KPPN dari 58 Kementerian/ Lembaga. Kemudian meraih nilai BB

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Mengarah pada unsure obyektif, suatu kejahatan terhadap nyawa dapat dilakukan dengan sengaja, karena kelalaian kealpaan atau karena tindak pidana lain yang

Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi hanya satu kali sejak Arduino dihidupkan, dan pada umumnya void setup ini digunakan untuk menentukan

 – To avoid finding patterns in noise  – To compare clustering algorithms  – To compare two sets of clusters  – To compare two clusters.. Determining the clustering tendency of

Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan bentuk akar.

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti (2014) di wilayah kerja Puskesmas Padongka Kabupaten Barru menunjukkan bahwa terdapat

Yang dimaksud dengan faktor eksternal ialah faktor- faktor permasalahan yang berasal dari luar Ombudsman sebagai Lembaga Pengawas Pelayanan

1) Memberikan informasi tentang terbitan yang telah diterima dari penerbit. 2) Memberikan kelebihan jumlah bahan perpustakaan sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun

Seiring dengan perkembangan pada dunia radio streaming tersebut, maka marak juga fenomena trend foto narsis dikalangan penyiar radio streaming, yang mengupdate