• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Kadar hemoglobin, asupan zat besi, asupan protein, ibu hamil trimester II dan III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Kadar hemoglobin, asupan zat besi, asupan protein, ibu hamil trimester II dan III"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Anggun Ningrum*, Nancy. S. H Malonda*, Maureen I. Punuh*

*Fak ultas Kesehatan Masyarak at, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Anemia defisiensi besi adalah masalah nutrisi yang umum di dunia . dampak dari k ek urangan zat besi pada wanita hamil dapat dilihat dari besarnya ibu mortalitas dan morbiditas, peningk atan mortalitas dan morbiditas janin, serta peningk atan resik o berat lahir rendah (BBLR) dan penyebab utama k ematian ibu .Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara asupan zat besi dan protein dengan k adar hemoglobin pada ibu hamil di wilayah k erja Pusk esmas Tuminting Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional, penelitian dilak uk an di Wilayah k erja Pusk esmas Tuminting Kota Manado, pada bulan September – Ok tober 2016. Populasi seluruh ibu hamil trimester II dan III yang berada di Wilayah Kerja Pusk esmas Tuminting Kota Manado berjumlah 60 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini 59 sampel. Pengambilan sampel menggunak an Total Sampling. Uji statistik yang digunak an untuk analisis bivariat menggunak an uji Rank Spearman di mana α = 95% dan p= <0,05.Asupan protein dan zatbesi di nilai menggunak an recall 24 jam k adar HB menggunak an alat Hematologi Analyzer. Kadar hemoglobin rendah memilik i nilai distribusi 69%, k adar hemoglobin normal memilik i nilai distribusi 31%. Asupan zat besi k urang memilik i nilai distribusi 86%, asupan zat besi cuk up memilik i nilai distribusi 10% dan asupan zat besi lebih memilik i nilai distribusi 3%. Asupan Protein k urang memilik i nilai distribusi yaitu sebanyak 61%,asupan protein cuk up memilik i nilai distribusi 20% dan asupan protein lebih memilik i nilai distribusi 19%. Penelitian ini menunjuk k an terdapat hubungan antara asupan zat besi (p=0,000) dan protein (0,004) dengan k adar Hb. Kata Kunci: Kadar hemoglobin, asupan zat besi, asupan protein, ibu hamil trimester II dan III

ABSTRACT

Iron deficiency anemia is a common nutritional problem in the world. The impact of iron deficiency in pregnant women can be seen from the magnitude of maternal mortality and morbidity, increased mortality and morbidity of the fetus, as well as an increased risk of low birth weight (LBW) and a major cause of maternal mortality. The objective of research is to determine the relationship between the intak e of iron and protein with hemoglobin levels in pregnant women in Pusk esmas Tuminting Manado. The type of this research is analytic survey with cross sectional research was conducted at the Regional Public Health Center Tuminting Manado, in September-October 2016. The entire population of pregnant women trimester II and III that are in Pusk esmas Tuminting Manado of 60 peoples , The number of samples in this research 59 samples. Total of the sample uses sampling. The statistical test used for bivariate analysis using Spearman Rank test where α= 95% and p = <0,.05. The intak e of protein and iron in the value of using a 24 -hour recall HB levels using the Hematologyanlyzer tool.

Hemoglobin levels lower value distribution 69%, normal hemoglobin level has a distribution value of 31%. Intak e of iron lack s distribution value 86%, iron intak e enough to have a value distribution 10% and iro n intak e more value distribution 3%. Protein intak e of less value distribution that is as much as 61%, sufficient protein intak e has a distribution value of 20%and more protein intak e has a distribution value of 19%. This research demonstrated an association between iron intak e (p= 0.000) and protein (0.004) with hemoglobin levels. Keywords: Hemoglobin levels, iron intak e, protein intak e, pregnant women trimester II and III

(2)

2 PENDAHULUAN

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang luas terkait dengan peningkatan resiko morbiditas dan mortalitas, terutama pada wanita hamil dan anak-anak. Di antara berbagai faktor, dari segi gizi seperti vitamin dan mineral dan dari segi non gizi seperti penyakit infeksi dan hemoglobinopati. Kekurangan zat besi dan penyakit malaria merupakan kontribusi terjadinya anemia. Kekurangan zat besi dianggap sebagai salah satu dari sepuluh faktor risiko global yang terkemuka (Klaus Kraemer, 2007).

Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang lazim di dunia. Di Indonesia, anemia masih merupakan salah satu masalah gizi utama disamping tiga masalah gizi lainnya yaitu kurang energi protein, defisiensi vitamin A dan gondok endemik. Dampak dari kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat dilihat dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR) dan penyebab utama dari kematian maternal (Arisman, 2010).

Anemia karena defisiensi zat besi menyerang lebih dari 2 milyar penduduk di dunia. Di negara berkembang, terdapat 370 juta wanita yang menderita anemia karena defisiensi zat besi. Prevalensi rata-rata lebih tinggi pada ibu hamil dengan persentase sebesar 51% dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil yaitu 41%. Prevalensi di antara ibu hamil bervariasi dari 315 di Amerika Selatan hingga 64% di Asia bagian Selatan (Gizi Kesehatan Masyarakat, 2009).

World Health Organization (WHO) 2014 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada wanita umur 15-49 tahun menunjukkan 38% atau 32,4 juta wanita hamil mengalami anemia (WHO, 2014). Sebaliknya World Health Organization (WHO) 2015 menunjukkan penurunan sebesar 23% wanitahamil yang mengalami anemia (@HO, 2015).

Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, prevalensi anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil di Indonesia yaitu sebesar 24,5% dan berdasarkan kelompok umur penderita anemia berumur 5-14 tahun yaitu sebesar 9,4% dan kelompok umur 15-24 tahun sebesar 6,9% (Riskesdas, 2007). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan sebesar 37,1% dan berdasarkan kelompok umur penderita anemia berumur 5-14 tahun mengalami peningkatan sebesar 26,4% dan kelompok umur 15-24 tahun juga mengalami peningkatan sebesar 18,4% (Riskesdas, 2013). Data Puskesmas Tuminting menunjukkan bahwa ibu hamil yang telah melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin di dapatkan hasil 41 ibu hamil mengalami anemia dengan kadar hemoglobin <11 g/dl. Berdasarkan latar belakang dan data di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian di Puskesmas Tuminting, untuk mengetahui hubungan antara auspan zat besi dan protein dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross

(3)

3 sectional. Penelitian inidilaksanakan pada bulan September – Oktober 2016 di Wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester II dan III yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado yaitu berjumlah 60 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 59 sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan alat Hematologi Analyzer dan asupan zat besi dan protein didapat melalui wawancara dengan responden menggunakan formulir food recall 24 jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian berdasarkan usia kehamilan yaitu pada trimetser II memiliki distribusi sebesar 61% dan trimester III sebesar 39%. Responden dengan kelompok umur tertinggi yaitu 16-25 tahun memiliki distribusi tertinggi sebesar 51% dan terendah yaitu 36-45 tahun sebesar 10%. Responden dengan latar belakang pendidikan tertinggi yaitu SMA memiliki distribusi tertinggi sebesar 68% dan terendah S1/S2/S3 sebesar 3%. Pekerjaan suami yaitu bekerja sebagai pegawai swasta memiliki distribusi tertinggi sebesar 56% dan terendah bekerja sebagai buruh/tukang sebesar 5%. Pekerjaan responden yaitu bekerja sebagai IRT memiliki distribusi tertinggi sebesar 92% dan terendah sebagai pegawai sebesar 3%. Responden yang mengkonsumsi tablet Fe memiliki distribusi

tertinggi sebesar 42% dan tidak mengkonsumsi zat besi sebesar 24%.

Kadar hemoglobin terendah pada ibu hamildalam penelitian ini yaitu 7,1 gr/dL dan kadar hemoglobin tertinggi yaitu 13 gr/dL dengan nilai rata-rata kadar hemoglobin yaitu 10,52 gr/dL.

Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kadar Hemoglobin, Asupan Zat Besi dan Asupan Protein

Karakteristik Responden N % Kadar Hemoglobin Rendah 41 69 Normal 18 31

Asupan Zat Besi

Kurang 51 86 Lebih 6 10 Cukup 2 3 Asupan Protein Kurang 36 61 Lebih 12 20 Cukup 11 19

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kadar hemoglobin rendah memiliki nilai distribusi yaitu sebanyak 41 responden (69%) , kadar hemoglobin normal memiliki nilai distribusi yaitu sebanyak 18 responden (31%) dari jumlah 59 responden dalam penelitian ini.

Asupan zat besi terendah pada ibu hamil yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu 11,7 mg dan asupan zat besi tertinggi sebesar 50,95 mg dengan nilai rata-rata asupan zat besi yaitu 19,51 mg. Asupan zat besi kurang memiliki nilai distribusi yaitu sebanyak 51 responden (86%) , asupan zat besi cukup memiliki nilai distribusi sebanyak 6 responden

(4)

4 (10%) dan asupan zat besi lebih memiliki nilai distribusi sebanyak 2 responden (3%) dari jumlah 59 responden dalam penelitian ini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2014) yang dilaksanakan di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawaka Kabupaten Deli Serdang diketahui bahwa distribusi asupan zat besi pada ibu hamil menunjukkan bahwa asupan zat besi yang kurang dengan persentase sebesar 72,5% dan asupan zat besi cukup dengan persentase 27,5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang menjadi responden dalam penelitian memiliki jumlah asupan zat besi <80% dari nilai Angka Kecukupan Gizi 2013 (AKG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata asupan zat besi pada responden yaitu 19,51 mg. Nilai ini masih berada jauh di bawah nilai asupan zat besi harian yang dianjurkan berdasarkan tabel Angka Kecukupan Zat Besi yaitu 35 mg untuk ibu hamil trimester II dan 39 mg untuk ibu hamil trimester III.

Selama masa kehamilan massa sel darah merah pada ibu hamil bertambah menjadi 18%, sehingga diperlukan zat besi yang cukup untuk pembentukan sel darah merah. kebutuhan zat besi yang lebih terjadi pada trimester III kehamilan dan janin menyimpan zat besi sebagai cadangan dalam tubuhnya (Fikawati, 2015). Asupan Protein terendah pada ibu hamil yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu 30,90 g dan asupan protein tertinggi sebesar 116,40 g dengan nilai rata-rata asupan protein yaitu 62,41 g. Asupan Protein kurang memiliki nilai distribusi yaitu

sebanyak 36 responden (61%) ,asupan protein cukup memiliki nilai distribusi yaitu sebanyak 12 responden (20%) dan asupan protein lebih memiliki nilai distribusi yaitu sebanyak 11 responden (19%) dari jumlah 59 responden dalam penelitian ini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandasari (2014) yang dilaksanakan di Desa Joho Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa distribusi asupan protein pada ibu hamil menunjukkan asupan protein kurang dengan persentase sebesar 62,0% dan asupan protein cukup dengan persentase sebesar 36,0%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang menjadi responden dalam penelitian memiliki jumlah asupan protein <80% dari nilai Angka Kecukupan Gizi 2013 (AKG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata asupan protein pada responden yaitu 62,41g, yang artinya nilai ini masih berada jauh di bawah nilai asupan protein harian yang dianjurkan berdasarkan tabel Angka Kecukupan Protein untuk ibu hamil trimester II dan III yaitu 79 g kelompok umur 16-18 tahun, 76 g kelompok umur 19-29 tahun, 77 g kelompok umur 30-49 tahun.

Selama hamil ibu mengalami perubahan berbagai perubahan fisiologis, protein berperan penting untuk pembentukan dan pemeliharaan sel yang menunjang pertumbuhan janin dan juga berperan dalam pertumbuhan plasma dan cairan amnion (air ketuban). Jika kebutuhan protein tidak mencukupi maka akan berdampak pada terhambatnya pertumbuhan plasenta. Protein

(5)

5 memiliki peran dalam pembentukan jaringan dan regenerasi sel terutama untuk sel payudara, rahim dan volume plasma yang bertambah hingga 50%. Protein dapat menjadi cadangan makanan yang digunakan untuk persiapan persalinan, masa setelah melahirkan dan selama menyusui (Fikawati, 2015).

Hubungan Antara Asupan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah KerjaPuskesmas Tuminting Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,493 dan nilai p sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masturiyah (2014) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi 2 Lampung Utara menyatakan bahwa terdapat hubungan antara asupan zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Caesaria (2014) pada ibu hamil di Klinik Usodo Comoladu Karanganyar menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan zat besi dan vitamin C dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Tabel analisis mengenai hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hubungan Antara Asupan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting

Variabel R p

Asupan Zat Besi

0,493 0,000 Kadar Hemogoblin

Hubungan Antara Asupan Protein dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,370 dan nilai p sebesar 0,004 (<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara asupan protein dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting. penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti (2014) di wilayah kerja Puskesmas Padongka Kabupaten Barru menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara yang bermakna antara asupan protein dengan status hemoglobin pada ibu hamil. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eliana Sinaga (2014) di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status anemia pada ibu hamil. Sebaliknya hasil penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2014) di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran Banyumas menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Tabel analisis mengenai hubungan antara asupan protein

(6)

6 dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hubungan Antara Asupan Protein dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting

Variabel R P

Asupan Protein

0,370 0,004 Kadar Hemogoblin

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian pada 59 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuminting maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Ibu hamil dengan kadar hemoglobin rendah

yaitu 69% dan 31% ibu hamil dengan kadar hemoglobin rendah.

2. Gambaran asupan zat besi kurang pada ibu hamil yaitu 86%, asupan zat besi cukup yaitu 10% dan asupan zat besi lebih yaitu 3%.

3. Gambaran asupan protein kurang pada ibu hamil yaitu 61%, asupan protein cukup yaitu 20% dan asupan protein lebih yaitu 19%.

4. Terdapat hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuminting 5. Terdapat hubungan antara asupan protein

dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuminting.

SARAN

1. Diharapkan ibu hamil lebih memperhatikan konsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan protein, rajin mengkonsumsi susu ibu hamil dan tablet Fe, rajin melakukan pemeriksaan antenatal care minimal empat kali, rajin mengkonsumsi sayuran dan buahan-buahan.

2. Bagi pihak Puskesmas Tuminting untuk meningkatkan pelayanan antenatal care pada ibu hamil dengan melaksanakan pemeriksaan kadar hemoglobin secara rutin dan melakukan sosialisai untuk mengkonsumsi tablet Fe dan asam folat sebanyak 90 tablet selama kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG

Caesaria, D., Soviana, E., Widowati, D. 2014. Hubungan Asupan Zat Besi dan Vitamin C Dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Klinik Usodo Comoladu Karanganyar

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia

Fikawati, S., Syafiq, A., Karima, K. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Gibney, M., Margetts, B., Kearney, J. Arab, L. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat.

(7)

7 Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG

Hidayanti, S., Kesumasari, C., Fatimah, St. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Penerima Suplemen Zat Gizi Di Kabupaten Barru

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Kraemer, K., Zimmermann B., Michael. 2007.

Nutritional Anemia. Sight and Life Press. Basel, Switzerland

Mandasari, R. 2014. Hubungan Konsumsi Asupan Protein, Zat Besi dan Vitamin C Dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Desa Joho Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Masturiyah Ninik. 2015. Hubungan Antara

Antara asupan Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi 2 Lampung Utara Tahun 2014. Jurnal Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume 10 Edisi 2. Diakses pada tanggal 28 September 2016

Profil Puskesmas Tuminting Tahun 2015 Sinaga, E., Lubis, Z., Siagian A. 2014.

Hubungan Asupan Protein dan Zat Besi Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara

Utomo, A., Nurdiati, D., Padmawati, R. 2015.Rendahnya Asupan Zat Besi Dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran Banyumas. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia Volumen 3 Nomor 1. Diakses pada tanggal 28 September 2016

World Health Organization. 2014. Global Nutrition Targets 2025 : Anemia Policy Brief (WHO/NMH/NHD/14.4). Geneva : World Health Organization

World Health Organization. 2015. Global Health Indicators II

Gambar

Tabel  1  Distribusi  Karakteristik  Responden  Berdasarkan  Kadar  Hemoglobin,  Asupan  Zat  Besi dan Asupan Protein
Tabel  2  Hubungan  Antara  Asupan  Zat  Besi  dengan  Kadar  Hemoglobin  pada  Ibu  Hamil  di  Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting
Tabel  3  Hubungan  Antara  Asupan  Protein  dengan  Kadar  Hemoglobin  pada  Ibu  Hamil  di  Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting

Referensi

Dokumen terkait

atas rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Hubungan Pemberian Suplemen Zat Besi dengan Peningkatan Kadar

Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pemberian S uplemen Zat Besi dengan Peningkatan

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu: hipervolemia yang menyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan volume plasma yang tidak sebanding

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “Hubungan Pemberian Suplemen Zat Besi dengan Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III” dan telah

Hubunganantara status gizi dengan kadar Hb padaibuhamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Balong, Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo tahun 2013. O INISIAL GR USIA PEND

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 di Wilayah Kerja Puskesmas Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, diketahui bahwa responden

Koefisien korelasi (r) pada analisis hubungan asupan zat besi dan kadar hemoglobin dikontrol dan tanpa dikontrol usia kehamilan menunjukkan bahwa hasil koefisien

5.2 Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Godang Kabupaten Padang