• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP AKHLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP AKHLA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP AKHLAK  

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata KuliahAkhlak II

Dosen Pengampu :Ahmad Muthohar, M.Ag

   

 

  Disusun oleh:

 

Muthoharoh      (103111076 )

Naelal  Khamidah       (103111077)

Nanang Qosim       (103111078)

Nasta’in      (103111079)

Nayla Zati Zulalina       (103111080)

Amri Khan       (103111109)  

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2012    

 

KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP AKHLAK

       I.      PENDAHULUAN

Akhlak merupakan satu unsur yang dimiliki oleh setiap manusia.Dengan adanya akhlak yang telah ditentukan  oleh Allah swt kepada manusia, kita dapat berbuat apapun, berperilaku baik atau buruk dengan tanpa berfikir  panjang perbuatan itu timbul diakibatkan oleh adanya suatu dorongan.Baik dorongan dari luar ataupun dari  dalam.

(2)
(3)

Karakteristik, dapat kita sebut juga dengan ciri yang mendasar dimana itu memang khas dari sesuatu yang  dimaksud. Maka, ketika kita berbicara mengenai karakteristi dari akhlak maka yang akan kita bahas adalah  mengenai ciri yang mendasar dari akhlak itu sendiri.

Telah kita ketahui bersama bahwasannya akhlak itu berasal dan bersumber dari agama dari Allah khususnya,  maka secara otomatis ketika sesuatu itu berasal dari zat yang maha benar, maka pada dasrnya juga akhlak itu  adalahbaik.Jadi sifat dasar atau ciri dasar dari akhlak adalah baik. Namun, jika kita melihat bahwa masih ada  juga orang­orang yang berbuat dengan akhlak yang jelek, itu adalah dorongan dari hawa nafsunya yang tidak  dapat ia control.

Yusuf Al­Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari akhlak Islam.

1. Akhlak itu Mampu untuk difahami

Islam selalu bersandar pada penilaian yang logis dan alasan yang dapat diterima oleh akal yang lurus dan naluri  yang sehat, yaitu dengan menjelaskan kebaikan dibalik apa yang diperintahkan­Nya dan kerusakan dari  terjadinya apa yang dilarang­Nya.Walaupun harus mampu untuk dilogiskan namun, jangan sampai fikiran logis  kita bertentangan dengan wahyu yang sudah ada.

1. Moral yang Universal.

Moral dalam Islam berdasarkan karakteristik manusiawi yang universal, yaitu larangan bagi suatu ras manusia  berlaku juga bagi ras yang lain, bahkan umat Islam dan umat­umat yang lain adalah sama dihadapan moral  Islam yang universal. Dalam surat Al­Maidah ayat 8 :

Dan janganlah sekali­kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku  adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.”

Maka aturan­aturan yang Allah perintahkan itu sama, karena hal itu baik dan semuanya akan mengatakan itu  baik.

1. Kesesuaian dengan Fitrah

Islam datang dengan membawa suatu yang sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia 

serta penyempurnaannya.Islammengakui eksistensi manusia sebagaimana yang telah diciptakan Allah dengan  segala dorongan kejiwaan, kecenderunganfitrah serta segala yang telah digariskan­Nya.Islam menjadikan mulia  dan membuat batasan hukum untuknya agar dapat memelihara kebaikan masyarakat dan individu manusia itu  sendiri.

Kita dilahirkan dengan fitoh kita sebagaoi makhluknya maka kita harus berbuat sesuai dengan apa fitroh kita  sebagai makhluk maka hendaknya kita patuh kepada yang menciptakan kita yaitu Allah swt.

1.  Memperhatikan Realita.

Al­Qur’an tidak membebankan kepada manusia suatu kewajiban untuk mencintai musuh­musuhnya, karena hal  ini merupakan sesuatu hal yang tidak dimiliki jiwa manusia, akan tetapi Al­Qur’an memerintahkan kepada orang­ orang mukmin untuk berlaku adil kepada musuh­musuhnya, supaya ras permusuhan dan kebencian mereka  terhdap musuh­musuhnya tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran terhadap musuh­musuh mereka.

Penyesuaian dengan keadaan yang ada, artinya aturan Allah itu tidak statis namun dapat diterapkan diberbagai  situasi dan kondisi, misalkan dulu bangsa Arab itu sangat gemar sekali melakukan perang antar suku, maka  Allah katakana hal itu tidak baik dan dilarang, kemudian Allah menunjukan jalan mana yang baik begitu.

1.  Akhlakitu Positif.

Islam menganjurkan kita kuatakan, keyakinan dan cita­cita, melawan sikap ketidakberdayaan dan pesimisme,  malas serta segala bentuk penyebab kelemahan.Maka, kita hendaknya harus mempunyai sikap yang optimis,  dan selalu semangat dalam menghadapi arus dunia ini.

(4)

Islam mengajarkan bahwa hubungan kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan sesame manusia, dan 

hubungan kita dengan diri kita sendiri serta alam itu semua dapat terlihat dengan akhlak yang kita gunakan untuk membangun hubungan tersebut.

1.  Tawazun (Keseimbangan)

Tawazun dalam etika Islam yaitu menggabungkan sesuatu dengan penuh keserasian dan keharmonisan, tanpa  sikap berlebihan maupun pengurangan.Sesuai dengan kadarnya.

1. Ruang Lingkup dari Akhlak

Dalam pembahasan ruang lingkup dari akhlak ini kami akan membahasnya dalam dua bagian.Pertama, ruang  lingkup akhlak jika dilihat dari sisi hubungannya.Kedua, ruang lingkup akhlak jika dilihat dari sisi 

sifatnya.Cakupan akhlak meliputi semua aspek kehidupan manusia, sesuai dengan kedudukannya sebagai  makhluk Allah, makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk yang menghuni alam dan mendapatkan bahan  kehidupan darinya. Dengan kata lain, akhlak meliputi; akhlak pribadi, akhlak keluarga, akhlak sosial, akhlak  politik, akhlak jabatan, akhlak terhadap alam dan akhlak terhadap Allah.Akhlak secara global juga dapat dipilah  menjadi akhlak mulia (al­akhlaq al­karimah) dan akhlak yang tercela (al­akhlaq al­madzmumah).

1. Ruang Lingkup Akhlak dilihat dari sisi hubungannya

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah.Maka tidaklah mungkin kita dapat berpisah denganNya karena kitapun  disini diberi amanat untuk hidup.Maka tidaklah kita bisa lepas dari tidak berinteraksi atau muamalah dengan yang lainnya. Adapun ruang lingkup akhlak yang dilihat dari sisi hubungannya sebagai berikut:

1. Akhlak Manusia dengan sang kholiq (Allah)

Kita adalah makhluk ciptaannya maka sebagai makhluk yang taat kita harus berakhlak dengan akhlak yang baik  kepada Tuhan kita, maka kita harus menuruti semua perintahnya dan menjadi larangan itu. Pada dasarnya  kita  harus bertaqwa. Missal, kita sebagai makhluk diwajibkan untuk menuntut ilmu dan kita melakukannya maka  disitu kita menjalankan perintahNya. Jika kita patuh dan taat nisyaAlla kita telah membangun hubungan akhlak  yang baik dengan sang kholik.

1. Akhlak dengan sesama manusia

Manusia adalah makhluk social, yang saling membutuhkan, maka dari itu perlulah kita bangun dan perbaikai  kerusakan­kerusakan dalam Islam termasuk kewajiban memperhatikan kehidupan antara sesama orang­orang  beriman. Kedudukan seorang muslim dengan muslim lainnya adalah ibarat satu jasad, dimana satu anggaota  badan dengan anggota badan lainnya mempunyai hubungan yang erat. Hak orang Islam atas Islam lainnya ada  6 perkara :

1)      Apabila bertemudengan sesama maka ucapkanlah salam

2)      Apabila mendapat undangan maka hadirilah

3)      Apabila meminta nasihat maka berilah nasihat

4)      Apabila bersin maka doakanlah

5)      Apabila ada yang sakit maka jenguklah

6)      Apabila ada yang meninggal dunia maka kuburkanlah

Akhlak terhadap sesama manusia ini berlaku untuk setiap manusia, saling tolong­menolong. Karena dengan  kondisi masyarakat yang mayoritas berakhlak dengan akhlak yang baik, maka ketentraman, kenyamanan,  ketenangan dan sebagainya akan tercapai dan itulah sebuah persatuan.

1. Akhlak dengan diri sendiri

(5)

harus mampu bertanggung jawab dengan dirinya masing­masing.Dengan memenuhi kebutuhan­kebutuhannya  yang sesuai dengan apa yang ia butuhkan[5].

1. Ruang Lingkup Akhlak dilihat dari sisi sifatnya

Sifat adalah sesuatu yang melekat pada bendanya dan tidak bisa lepas, sehingga jadilah sebuah sesuatu yang  disifati kepada benda tersebutan.Jika dilihat dari sifatnya maka akhlak terbagi menjadi dua bagian, 

pertama, akhlaqqul karimath.kedua, akhlakul madzmumah.

1. Alakhlakalkarimah (akhlak terpuji)

karimah” itulah sifat yang melekat pada aspek ini yaitu terpuji, sehingga ketika ada  yang ingin berbuat sesuatu  dan akhirnya mendapatkan sebuah kekaguman atau pujian, maka itu dapat disebut akhlakul karimah. Tndakan  yang dapat dikatakan terpuji adalah tindakan yang tidak merugikan orang lain, yakni tindakan yang memeberikan manfaat baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.

1. Alakhlakalmazdmumah (akhlak tercela)

(6)

[1] Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al­qur’an, Jakarta: Amzah, 2007, hlm 1. [2]Ibid, hlm 2­3

[3]

   http://islamwiki.blogspot.com/2009/03/ruang­lingkup­akhlak.sabtu 10.35

[4] Ahmad Amin,  Etika Ilmu Akhlak,  Jakarta: Bulan Bintang, 1993, hlm 63.

[5]

   http://islamwiki.blogspot.com/2009/03/ruang­lingkup­akhlak.

(7)

KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP

AKHLAK

I.

PENDAHULUAN

Akhlak merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam

dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berapa perbuatan baik yang

disebut akhlak yang mulia dan perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela.

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,

sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat

tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir

batinnya sedangkan apabila akhlaknya rusak maka rusaklah lahir dan batinnya.

[1]

Akhlak Islami memiliki sejumlah karakteristik atau ciri khusus serta luas ruang

lingkupnya meliputi akhlak kepada Allah, Rasul, Lingkungan dan lain-lain.

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai karakteristik dan ruang lingkup akhlak.

II.

RUMUSAN MASALAH

A.

Apa Sajakah karakteristik akhlak islami?

B.

Apa Sajakah ruang lingkup akhlak?

III.

PEMBAHASAN

A.

Karakteristik Akhlak Islami

Pada hakikatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa

dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara

spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak mempunyai

beberapa karakteristik atau ciri khas yaitu :

1.

Bersifat umum dan terperinci.

Di dalam al-Qur’an ada materi akhlak yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang

mendetail. Misalnya dalam Q. S. al-Nahl (16) : 90, diserukan perintah untuk berakhlak secara

umum; berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan.

Sedangkan dalam surat al-Hujurat (49) : 12, secara terperinci dinyatalan larangan untuk

saling mencela dan memanggil dengan gelar yang buruk.

2.

Manusiawi

Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia.

Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlaq

dalam Islam. Ajaran ini diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam

arti hakiki bukan kebahagiaan semu.

3.

Universal

Maksudnya bahwa ruang lingkup akhlak itu luas sekali, yakni mencakup semua

tindakan manusia baik tentang dirinya maupun orang lain atau yang bersifat pribadi,

kemasyarakatan ataupun negara. Keuniversalan itu menunjukkan luasnya cakupannya yaitu

meliputi segenap aspek kehidupan secara pribadi maupun kemasyarakatan, dan menyangkut

semua interaksi manusia dengan semua aspek kehidupan.

[2]

(8)

Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam berada di tengah antara yang mengkhayalkan

manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan

manusia sebagai hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut

pandangan Islam memiliki 2 kekuatan dalam dirinya yaitu kekuatan baik pada hati nurani dan

akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan

kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani secara seimbang, serta memenuhi tuntutan hidup

bahagia di dunia dan akhirat secara berimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi

harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat.

5.

Realistik

Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun

manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding

makhluk-makhluk lain tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan

manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan

kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran.

Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan

untuk memperbaiki diri dengan bertaubat.

[3]

6.

Akhlak sebagai buah dari iman.

7.

Akhlak menjaga konsistensi antara cara dan tujuan. Islam tidak mengizinkan mancapai

tujuan, walaupun baik dengan cara-cara kotor yang bertentangan dengan syariat. Karena hal

tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Akhlaq al-Karimah.

[4]

B.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi :

1.

Akhlak terhadap Allah

a. Mengabdi hanya kepada Allah

Bertaqwa dan mengabdi hanya kepada Allah, tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa

pun dalam bentuk apa pun, serta dalam keadaan situasi dan kondisi yang bagaimanapun.

Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka

menyembah kepada-Ku”.(QS. Adz-Dzariyat: 56).

b. Tunduk dan patuh kepada Allah

Artinya: “Taatlah kepada (perintah) Allah dan (perintah) Rasul-Nya supaya kalian

mendapat rahmat”.(QS. Ali ‘Imran: 132(

c. Tawakkal

Artinya: “Yang apabila terjadi terhadap mereka satu kesusahan, mereka berkata;

sesungguhnya kami ini milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan

kembali”. (QS. Al-Baqarah: 15)

d. Bersyukur kepada Allah

Artinya: “Dan (ingatlah), tatkala Tuhan kamu memberitahu; jika kamu berterima kasih,

niscaya Aku tambah nikmat bagi kamu, apabila kamu tidak bersyukur, maka adzab-Ku itu

sangat pedih”.(QS. Ibrahim: 6-7)

e. Penuh harap kepada Allah

Artinya: “Sesungguhnya ummat yang beriman dan berhijrah serta bekerja keras (berhijrah)

di jalan Allah, mereka itu (ummat yang) berharap rahmad Allah; dan Allah itu Pengampun,

Penyayang”.(Al-Baqarah: 218)

f. Ikhlas menerima keputusan Allah

(9)

Allah dan Rasul-Nya akan member kepada kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami mencintai

Allah”.(QS. At-Taubah: 59)

[5]

g. Tadlarru’ dan khusyu’

Artinya: “Beruntunglah orang-orang yang beriman. Mereka yang khhusyu’ dalam

shalatnya”. (QS. Al-Mukminun: 1-2)

“Bermohonlah kepada Tuhan kalian dengan rendah hati dan dengan rahasia (suara hati).

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas”.(QS. Az-Zumar:

53)

h. Husnud-dhan

Artinya: “Janganlah mati salah seorang dari kalian, melainkan dalam keadaan baik sangka

kepada Allah”.(H.R. Muslim)

i.

Taubat dan istighfar

Artinya: “Hai orang-orang beriman! Hendaklah kalian benar-benar taubat kepada Allah,

agar segala dosa kalian diampuni dan kalian dimasukkan ke dalam surga yang di bawahnya

mengalir sungai-sungai”.(QS. At-Tahrim: 8)

[6]

2.

Akhlak terhadap Makhluk

a.

Akhlak kepada Manusia

1)

Rasulullah meliputi mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya,

menjadikan Rasulullah sebagai idola dalam hidup dan kehidupan, menjalankan apa yang

diperintah dan menjauhi larangannya.

2)

Akhlak terhadap orang tua meliputi mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya,

merendahkan diri kepada keduanya diiringi rasa kasih sayang, berkomunikasi dengan orang

tua dengan khidmat, pergunakan kata-kata lemah lembut, berbuat baik kepada keduanya

sebaik-baiknya dan mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang

atau kedua-duanya telah meninggal dunia.

3)

Akhlak terhadap diri sendiri meliputi : Memelihara kesucian diri, baik jasmaniah maupun

rohaniah, Memelihara kerapihan diri, Berlaku tenang, Menambah ilmu pengetahuan,

Membina disiplin pribadi

[7]

, Pemaaf dan memohon maaf, Sikap sederhana dan jujur dan

Menghindari perbuatan tercela.

[8]

4)

Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat, antara lain : saling membina rasa cinta dan

kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh

hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang dan memelihara

hubungan silaturrahim.

5)

Akhlak terhadap tetangga, antara lain : saling mengunjungi, saling bantu diwaktu senang

lebih-lebih tatkala susah, saling beri member, saling hormat menghormati, saling

menghindari pertengkaran dan permusuhan.

6)

Akhlak terhadap masyarakat, meliputi memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, saling menolong dalam melakukan kebajikan

dan taqwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuik dirin sendiri berbuat baik dan

mencegah diri sendiri dan mencegah orang lain melakukan perbuiatan jahat dan munkar dan

bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.

b.

Akhlak kepada bukan manusia atau lingkungan hidup antara lain : sadar dan memelihara

kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati,

fauna dan flora yang sengaja diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia dan makhluk

lainnya, sayang pada sesame makhluk.

[9]

(10)

A.

Karakteristik atau ciri khas akhlak yaitu : umum dan terperinci, manusiawi,

universal, keseimbangan, realistik, akhlak sebagai buah dari iman dan akhlak menjaga

konsistensi antara cara dan tujuan

B.

Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi : Akhlak terhadap Allah, Akhlak terhadap makhluk yang

meliputi manusia dan bukan manusia. Yang termasuk manusia yaitu: Akhlak terhadap

Rasulullah (Nabi Muhammad), Akhlak terhadap orang tua, diri sendiri, keluarga, Akhlak

terhadap tetangga dan akhlak terhadap masyarakat. Sedangkan Akhlak yang bukan manusia

atau lingkungan hidup.

V.

PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari dalam pembuatan

makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran

yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan

berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin....

[1]

Yatimin Abdullah,

Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an,

(Jakarta : Amzah, 2007), hlm.1

[2]

Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin,

Meneladani Akhlak Nabi Membangun Peradaban

Muslim,

(Bandung : PT.Remaja Rosdakarya), hlm. 99

[3]

Yunahar Ilyas,

Kuliah Akhlaq,

(Yogyakarta : LPPI, 2007), hlm. 12-14

[4]

http://abidponorogo.wordpress.com/2010/01/08/akhlak/7

[5]

Abdullah Salim,

Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat,

(Jakarta: Seri

Remaja, 1986), hlm. 23-27

[6]

Hamzah Ya’kub,

Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah,

(Bandung: CV. Diponegoro,

1988), hlm. 142-145

[7] Hamzah Ya’kub,

Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah,

hlm. 138-140

[8]

Abdullah Salim,

Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat,

(Jakarta: Seri

Remaja, 1986), hlm. 69-70

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil penelitian Yanuarisman (2012), pemberian pupuk bookashi eceng gondok pada tanaman sawi terhadap variabel tinggi tanaman menunjukan not signifikan

Hasil yang didapatkan, pada regresi Weibull faktor yang berpengaruh signifikan terhadap laju kesembuhan pasien adalah faktor usia, jenis kelamin, nyeri dada, dan

Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar

Halim(2008:325),”kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD(Satuan Kerja Perangkat Daerah) sebagai bagian dari

Berlandaskan penjelasan diatas penulis tertarik untuk meneliti dengan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: bagaimanakah peran fasilitator program gerbang

Pada awalnya hukum pidana di Indonesia tidak mengkategorikan perkosaan dalam perkawinan (marital rape) sebagai tindak pidana dikarenakan Pasal 285 KUHP yang memiliki unsur “di

Berdasarkan CEDAW Bagian I Pasal 2 ayat b yaitu membuat peraturan perundang- undangan yang tepat dan peraturan-peraturan lainnya termasuk sanksi-sanksinya dimana perlu,

Bahwa perbuatan Tergugat V dan Tergugat VI dan terus melakukan kegiatan diatas tanah milik Penggugat adalah suatu perbuatan melawan hukum atas hak orang lain yang menimbulkan