NASKAH DRAMA “ADEKDOT HUKUM PERADILAN “
Tokoh-tokoh:
1. Nurul Jannah sebagai Narator
2. Rusdianto sebagai yang Mulia Hakim
3. Andi Emi Farida sebagai keluarga pemilik pedati 4. Khaerul Imam Ma’arif sebagai Pembuat jembatan 5. Devi Anthea Ellysia sebagai Tukang Kayu
6. Fitrianingsih sebagai Pembantu tinggi dan besar
7. Rabiatul Adawiyah sebagai Pembantu pendek dan kurus 8. M. Adisan Iwan Putra sebagai Pengawal
Pada zaman dahulu di suatu negara ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Suatu pagi dia
melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, dia terjatuh ke sungai karena kayu yang dibuat untuk jembatan itu tidak kuat, kuda beserta daganganya hanyut.
Si tukang pedati dan keluarganya tidak terima, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si pembuat jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi.
Keluarga pemilik pedati : Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan dagangan di
dalamnya karena jembatan yang dilalui roboh. Pembuat jembatan itu itu harus dihukum.
Yang Mulia hakim : Baik,kalau begitu Pengawal! Panggil si pembuat jembatan kemari!
(sesampainya si Pembuat jembatan di hadapan Yang Mulia Hakim)
Pembuat Jembatan : Yang Mulia Hakim, apa kiranya salah hamba sehingga hamba harus hadir di persidangan ini?
Yang Mulia Hakim : kesalahanmu adalah kamu membuat jembatan tidak dengan kayu yang bagus sehingga si Tukang pedati ini kehilangan seluruh dagangan beserta kudanya.
Pembuat jembatan : kalau begitu jangan salahkan saya, salahkan tukang kayu yang menyediakan kayu untuk saya
Yang mulia hakim : Baik kalau begitu. Pengawal! Panggil tukang kayu ke hadapan saya.
(sesampainya Tukang kayu di depan Yang mulia hakim)
Tukang Kayu : Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?
Yang Mulia Hakim : Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang Pedati.
Tukang Kayu : Kalau itu permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual kayu yang jelek.
membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan. Kalau begitu pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya!
Penjual Kayu : Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?
Yang Mulia Hakim : Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukang Kayu sehingga
jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati
Penjual Kayu : Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah yang menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek kepada si Tukang Kayu itu.
Yang Mulia Hakim : Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu. Kalau begitu, pengawal bawa si Pembantu ke hadapanku!
Pembantu tinggi dan besar : Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?
Yang Mulia Hakim : Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak memberi kayu yang baik kepada majikanmu (Tukang Kayu) dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati
(Namun karena si pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang Hakim)
Yang Mulia Hakim : Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!
(beberapa menit kemudian)
Yang Mulia Hakim : Hai, Pengawal apakah hukuman sudah dilaksanakan?
Pengawal : Belum, Yang Mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya
Yang Mulia Hakim : Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?
Pengawal : Sulit, Yang Mulia. Si Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita.
Yang Mulia Hakim : Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari
pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang!
(sesaat kemudian si Pembantu kurus dan pendek berada di hadapan hakim)
Pembantu pendek dan kurus : Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?
Yang Mulia Hakim : Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang!!!!
setelah si Pembantu kurus di penjara dan uangnya disita....
Yang Mulia Hakim : Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?