• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

48

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan November sampai bulan Desember tahun 2015.

B. Populasi dan Sampel

Suharsimi Arikunto (2000: 115) menyatakan, “Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi”. Menurut Sugiyono (2008: 117) bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII tahun pelajaran 2015/2016 SMP Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 189 siswa.

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menggunakan rancangan Analisis Faktor Konfirmatori (Emzir, 2008: 48). Analisis faktor

(2)

adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah perubahan-perubahan yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan perubahan yang lebih sedikit dari jumlah perubahan awal. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah (http://www.slideshare.net/ganuraga/analisis-faktor).

Metode satistik multivariat banyak digunakan. Salah satu multivariat digunakan dalam bidang olahraga untuk mengukur variabel dominan anthropometri dan fisik dalam kemampuan jump shoot bolabasket dimana variabelnya yaitu (enam variabel bebas dan satu variabel terikat) yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa menggunakan Program Statistik Komputerisasi dengan sistem SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 22 dan menggunakan AMOS 18. Satistik multivariat membutuhkan banyak perhitungan matematis yang tidak memungkinkan dilakukan secara manual. Dengan banyak metode multivariat lain seperti analisi faktor konfirmatori yang tingkat kompleksnya dapat melebihi metode regresi berganda maka dilakukan penghitungan menggunakan SPSS dan AMOS (Santoso, 2012: 58).

Menurut Latan (2012: 74) analisis faktor konfirmatori atau sering disebut confirmatory factor analysis (CFA) digunakan untuk menguji dimensionalitas suatu konstruk. Sedangkan Widarjono (2010: 275) mengatakan bahwa analisi faktor merupakan cara untuk mencari atau mendapatkan sejumlah variabel indikator yang mampu memaksimumkan korelasi antara variabel indikator. Ada dua jenis analisis faktor yaitu analisis faktor exploratori (exploratory factor analysis = EFA) dan analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis). Pada analisis eksploratori kita mencari sejumlah indikator untuk membentuk faktor umum (common factor) tanpa ada landasan teori sebelumnya. Dengan kata lain

(3)

analisis eksporatori sebuah metode untuk membangun sebuah teori (theory building). Sedangkan pada analisis faktor konfirmatori kita mencari sejumlah variabel indikator yang membentuk variabel yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada.

Sejarah terciptanya software structural equation modeling (SEM) berawal dari dikembangkannya analysis covariance. Tujuan utama dikembangkannya softwer SEM kala itu adalah untuk menghasilkan suatu alat analisis yang powerful dan dapat digunakan untuk menjawab berbagai masalah riset yang bersifat substantif. SEM merupakan kombinasi metodelogi dua disiplin ilmu, yaitu model analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis model) yang diambil dari psychometric dan model persamaan struktural (structural equation model) yang diambil dari econometrics. SEM lebih mengutamakan pengujian confirmatory dibandingkan dengan pengujian exploratory sehingga lebih tepat digunakan untuk menguji teori dibanding dengan mengembangkan teori (Latan, 2012: 2).

Menurut (Sarwono dan Budiono 2012: 280), diagram jalur SEM berfungsi untuk menunjukkan pola hubungan antara variabel yang kita teliti. Dalam SEM pola hubungan antar variabel akan diisi dengan variabel yang diobservasi, variabel laten dan indikator. Didasarkan pola hubungan antar variabel, SEM dapat diuraikan menjadi dua bagian yaitu: model pengukuran, dan model struktural. Model pengukuran mengidentifikasi hubungan atar variabel yang diobservasi dan yang tidak diobservasi. Dengan kata lain model pengukuran menyediakn hubungan nilai-nilai antara instrumen pengukuran varibael-variabel indikator yang diobservasi dengan konstruk-konstruk yang dirancang untuk diukur (variabel-variabel laten yang tidak diobservasi).

(4)

Sedangkan model struktural mengidentifikasi hubungan antar semua variabel yang tidak diobservasi. Itulah sebabnya model struktural mengidentifikasi variabel-variabel laten mana saja yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi perubahan nilai variabel laten lainnya dalam model. Dalam diagram jalur yang dimodifikasi dapat diterangkan sebagai berikut: (1) Ada 1 variabel laten, yaitu jump shoot (Y). (2) Variabel laten mempunyai indikator/ variabel yang dapat diobservasi secara langsung. (3) Diasumsi variabel-variabel X tersebut mempengaruhi variabel Y.

(5)

Rancangan penelitian analisis faktor

Yang menegaskan penyelidikan

Kasus variabel Jenis Q analisis faktor atau analisis cluster Masalah penelitian Apakah menggunakan analisis eksplorasi atau

konfirmasi?

Tujuan penelitian Apa yang sedang

dikelompokkan variabel dan kasus? Menggunakan (sem) model Pemodelan persamaan Jenis R analisis faktor Rancangan penelitian

Apa saja variabel yang dicakup? Variabel apa saja yang diukur? Ukuran sampel yang dikehendaki?

Asumsi-asumsi

Pertimbangan statistik tentang normalitas, linearitas dan skema persamaan, homogen, homogenitas dari pada hubungan konseptual

contoh

Memilih metode faktor apakah yang dianalisa hanya jumlah variannya

atau varian umum?

Acak faktor dengan analisis komponen

Acak faktor dengan analisis faktor

umum

B A

(6)

iya A

Mengkhususkan matrik faktor Seberapa banyak faktor

dipertahankan?

Memilih metode rotasi

Apakah faktor itu berkorelasi atau tidak berkorelasi?

Metode yang bisa dipakai Varimax

Equimax Quartimax

Metode yang bisa dipakai Oblimin

Promax Orthoblique

Matriks faktor yang dirotasikan Apakah bisa ditemukan muatan yang

signifikan?

Bisakah faktor tersebut diberi nama?

Mengkhususkan kembali model tersebut

Apakah variabel yang dihapus dalam pase interprestasi tersebut? Apakah Anda menginginkan jenis lain rotasi?

Apakah Anda ingin mengubah jumlah factor tersebut?

Validasi matriks faktor dipisahkan / beberapa sampel analisis

pisahkan analisa untuk sub sub grop mengidentifikasi pengaruh masalah

Pemilihan

variable-variabel pengganti penghitungan skor-skor faktor

(7)

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Analisis Faktor (Joseph, dkk 1995: 369-370)

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 7 (tujuh) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu:

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah sebagai variabel atributif, yang terdiri dari faktor anthropometri dan kemampuan fisik:

a. Tinggi Badan b. Berat Badan c. Panjang tungkai d. Panjang Telapak Kaki e. Kecepatan Lari f. Power Otot Tungkai g. Kekuatan Otot Perut

2. Variabel terikat (dependent) yaitu, prestasi lompat jauh gaya jongkok.

E. Definisi Operasional

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap faktor anthropometri dan kemampuan fisik dominan penentu prestasi lompat jauh gaya jongkok, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian sebagai berikut:

a. Anthropometri (1) Tinggi badan

Tinggi badan merupakan jarak dari ujung kaki (telapak kaki) sampai dengan kepala bagian atas (ubun-ubun) dengan berdiri sikap tegak. Untuk mengukur tinggi

(8)

badan menggunakan stadiometer. Angka atau nilai yang di peroleh dari hasil pengukuran merupakan tinggi badan dengan satuan centimeter (cm).

(2) Panjang Tungkai

Panjang tungkai merupakan jarak dari tulang belakang terbawah atau dapat juga dari trochanter sampai ke lantai. Untuk mengukur panjang tungkai dengan menggunakan roll meter. Angka atau nilai yang di peroleh dari hasil pengukuran merupakan panjang tungkai dengan satuan centimeter (cm).

(3) Berat Badan

Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan atlet yang diukur dengan timbangan berat badan dalam satuan kilogram (kg)

(4) Panjang Telapak Kaki

Panjang telapak kaki adalah panjang telapak kaki mahasiswa yang diukur dari depan jari-jari kaki sampai dengan bagian kaki belakang. Angka atau nilai yang di peroleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat stadium meter yang dengan satuan centimeter (cm).

b. Kemampuan Fisik (1) Kecepatan Lari

Kecepatan lari adalah kemampuan siswa dalam melakukan gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya, yakni berlari pada saat awalan sebelum melaksanakan lompat ke dalam bak pasir. Tes kecepatan disini dilakukan saat awalan dalam melakukan lompat jauh gaya

(9)

jongkok. Alat tes yang digunakan yaitu, stop watch, pada sampel memulai awalan hingga jarak 60 meter dan kemudian di hentikan

(2) Power otot tungkai

Power otot tungkai merupakan kemampuan otot-otot tungkai untuk dikerahkan secara maksimal dalam waktu yang singkat. Power otot tungkai diukur dengan standing broad jump test. Jarak yang dicapai merupakan kemampuan power otot tungkai yang diukur dengan satuan centimeter.

(3) Kekuatan Otot Perut

Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja, Sajoto (1995: 8) berpendapat: ‘‘kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Dalam penelitian ini yang dimaksud kekuatan otot perut adalah gerakan-gerakan kontraksi otot perut saat melakukan awalan, melayang dan akhir”. Kekuatan otot perut diukur dengan melakukan sit-up. Hasil hitungan dalam 60 detik, 1 menit diperoleh berapa banyak.

c. Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok

Prestasi lompat jauh gaya jongkok adalah suatu gerakan melompat yang di awali dari berlari, menolak di papan tumpu dan mendarat di bak pasir, gerakan lompat jauh gaya jongkok dapat diukur dengan cara sampel melakukan gerakan lompat jauh dan diukur sesuai dengan aturan pengukuran hasil lompatan dalam olahraga lompat jauh. Pengukuran lompatan diambil dari balok ujung balok tumpu yang terdekat dengan bak pasir, sampai pada tanda awal pendaratan. Angka atau

(10)

nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan satuan sentimeter (cm). Skala data yang di peroleh menggunakan ukuran rasio (data rasio) yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Data rasio, yang diperoleh melalui mengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol. Interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di atas.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan pengukuran dari PPLP/SKO/PPLM (2013). Jenis tes dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tinggi Badan

a. Tujuan untuk mengukur tinggi badan. b. Perlengkapan:

- Stadiometer atau pita pengukur yang diletakkan dengan kuat secara vertikal di dinding, dengan tingkat ketelitian sampai 0.01 cm.

- Sebaiknya dinding tidak mengandung papan yang mudah mengerut. - Apabila menggunakan pita pengukur, dipersiapkan pula segitiga

siku-siku.

- Permukaan lantai yang dipergunakan harus rata dan padat. c. Prosedur:

- Testi berdiri tegak tanpa alas kaki, tumit, pantat dan kedua bahu menekan pada stadiometer atau pita pengukur.

(11)

- Kedua tumit sejajar dengan kedu alengan yang menggantung bebas di samping badan (dengan telapak tangan menghadap ke arah paha). - Dengan berhati-hati tester menempatkan kepala testi di belakang

telinga agar tegak agar tubuh terentang secara penuh.

- Pandangan testi lurus ke depan sambil menarik napas panjang dan berdiri tegak.

- Upayakan tumit testi tidak terangkat (jinjit).

- Apabila pengukuran menggunakan stadiometer, turunkan flatform-nya sehinga dapat menyentuh bagian atas kepala. Apabila menggunakan pita pengukur, letakkan segi tiga siku-siku tegak lurus pada pita pengukur di atas kepala, kemudian turunkan ke bawah sehingga menyentuh bagian atas kepala.

d. Penilaian: catatlah tinggi badan dalam posisi berdiri tersebut dengan ketelitian 0.01 cm.

2. Berat Badan

a. Tujuan untuk mengukur berat badan

b. Alat dan fasilitas: penimbang berat badan, formulir, dan alat tulis c. Petugas : pengamat hasil ukuran merangkap mencatat hasil d. Pelaksanaan :

1) Siswa mengenakan pakaian seminim mungkin tanpa mengenakan alas kaki

2) Saat peimbangan badan tegak dan pandangan lurus ke depan

(12)

3. Panjang Tungkai

a. Tujuan untuk mengukur panjang tungkai. b. Perlengkapan:

- Meteran baja - Alat tulis c. Prosedur:

- Testi berdiri tegak diatas lantai yang rata.

- Tester meraba bagian tulang yang terluar di sebelah lateral pada paha (pada trochanter mayor), dan bila paha di ayunkan anterior maupun ke posterior nampak menonjol (trochantor mayor bergerak) d. Penilaian testor meletakan meteran tepat pada titik trochanter mayor lalu

tarik meteran sampai kaki bagian terbawah (telapak kaki) sampai dengan ketelitian 0,1 meter.

4. Panjang telapak kaki

a. Tujuan : Untuk mengukur panjang telapak kaki.

b. Alat & Fasilitas : Lantai yang rata, alat ukur(meteran) formulir, alat tulis.

c. Petugas : Pengamat hasil ukuran merangkap mencatat hasil. d. Pelaksanaan : testee di panggil sesuai dengan nama dalam daftar.

testee diukur kaki tanpa menggunakan alas kaki dengan alat stadiummeter. e. Penilaian : Nilai/angka yang tertera pada alat stadiommeter saat

pengukuran. 5. Kecepatan Lari

(13)

a. Tujuan : untuk mengukur kecepatan lari 60 meter

b. Alat dan fasilitas : lantai yang rata, bersih, stadiometer, formulir, dan alat tulis

c. Petugas : pengamat hasil ukuran merangkap mencatat hasil

d. Pelaksanaan :

1) Sampel dipanggil sesuai dengan nama dalam daftar

2) Sampel dipersilahkanmenempatkan diri di belakang garis yang telah ditentukan, menunggu aba-aba dari seorang starter, setelah ada aba-aba yak maka sampel berlari secepat-cepatnya dan pencatat waktu sudah siap di garis finish.

e. Penilaian : nilai yang tertera pada alat stopwatch saat pengukuran

6. Power Otot Tungkai

a. Tujuan : untuk mengukur kekuatan otot tungkai b. Alat dan fasilitas : isolasi hitam, formulir, dan alat tulis

c. Petugas : mengawasi tata cara pelaksanaan dan mencatat hasil

d. Pelaksanaan :

1) Siswa berdiri di belakang garis pembatas

2) Sampel melakukan gerakan melompat sebanyak 3 kali lompatan 3) Petugas mengukur jarak lompatan

4) Petugas yang lain mencatat hasil skor lompatan

e. Penilaian : hasil lompatan dalam satuan centimeter /cm 7. Kekuatan Otot Perut

(14)

a. Tujuan : untuk mengukur kekuatan otot perut

b. Alat dan fasilitas : lantai yang rata , stopwatch, formulir, alat tulis

c. Petugas : pengamat waktu merangkap mencatat hasil menghitung gerakan

d. Pelaksanaan :

1) Siswa berbaring, lutut ditekuk, angkat kepala sampai perut menyentuh paha

2) Kedua telapak tangan berada di samping telinga

3) Pelaksanaan berbaring angkat tubuh, dilakukan sebanyak mungkin selama 1 menit

4) Pelaksanaan dinyatakan betul bila saat tubuh terangkat, kedua tangan di samping telinga

e. Penilaian : hasil hitungan dalam 60 detik, 1 menit diperoleh berapa banyak.

8. Lompat jauh gaya jongkok

a. Tujuan : Untuk mengukur jarak lompatan b. Alat & Fasilitas : stadiummeter dan alat tulis. c. Petugas : pencatat hasil.

d. Pelaksanaan : 1) testee melakukan lompat jauh gaya jongkok sebanyak 3 kali kesempatan.

e. Penilaian : hasil lompatan yang terbaik dalam melakukan lompat jauh

(15)

Metode statistik yang dapat mempertimbangkan sekian banyak faktor untuk menjelaskan hubungan yang terjadi dalam sebuah fenomena sosial atau alam yang kompleks. Metode itu dinamakan statistik multivariat. Kata “multi” menunjukkan kemampuan metode tersebut, sekaligus juga ciri metode itu, untuk mengolah sekian variabel secara bersama-sama dalam menjawab persoalan statistik tertentu.

Menurut JR. Hair Joseph F, dkk (1995: 364-417) analisis faktor adalah suatu analisis yang digunakan untuk menganalisis struktur interrelationship atau korelasi diantara sejumlah variabel. Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis faktor dalam penelitian ini adalah:

Menurut Santoso dan Tjiptono (2002:248), “Analisis faktor digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakanya sebagai faktor”. Langkah analisis faktor menurut Malhotra (1996: 648) adalah sebagai berikut.

Construct the Correlation Matrix

Determine the Number of Factor

Rotate Factor

Determine Model Fit Interpret Factor Formulate the Problem

(16)

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Analisis Faktor (Malhotra 1996) Langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Merumuskan Masalah (Formulate the Problem)

Langkah ini menjelaskan rasional tujuan penelitian menggunakan analisis faktor. Pada langkah ini ditentukan variabel yang akan diteliti, yaitu hal-hal yang menyangkut kondisi fisik dan antropometri sebagai penentu prestasi cabang lompat jauh diSurakarta. Variabel yang dipertimbangkan ada 7 variabel, variabel X1 sampai

dengan variabel X7.

b) Membuat Matrik Korelasi (Construct the Correlation Matrix)

Matriks korelasi merupakan koefisien korelasi antar variabel dan sebagai bahan baku dari analisis faktor. Pada tahap ini dilakukan Bartlett’s Test of Sphericity dan uji KMO (Keiser-Meyer-Olkin). Uji Bartlett’s digunakan untuk menguji korelasi variabel yang diteliti. Jika hasil uji bartlett’s diperoleh angka < 0.05 maka antar variabel terjadi korelasi. Sedangkan uji KMO dimaksudkan untuk menentukan apakah secara umum analisis faktor layak dilakukan. Nilai KMO yang tinggi > 0.5 mengindikasikan bahwa analisis faktor layak digunakan.

c) Menentukan Jumlah Faktor (Determine the Number of Factor)

Select Surrogate Variables Calculate Factor

(17)

Untuk menentukan jumlah faktor terlebih dahulu harus dilakukan ekstraksi faktor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik PCA (Principal Component Analisis). Pada tahap ini akan diketahui sejumlah faktor yang layak mewakili variabel yang dianalisis dengan melihat besarnya nilai Eigenvalues. Faktor yang terbentuk adalah variabel yang memiliki nilai Eigenvalues > 1.

d) Rotasi Faktor (Rotate Factor)

Jika matrik sulit diinterpretasikan, maka perlu dilakukan rotasi. Metode yang digunakan adalah rotasi varimax. Tujuanya untuk memperjelas factor loading dalam setiap faktor. Variabel yang mempunyai factor loading > 0.55 menunjukkan variabel tersebut berperan dan sebaliknya jika factor loading < 0.55 maka variabel dikeluarkan.

e) Interpretasi Faktor (Interpret Factor)

Interpretasi faktor dengan pertimbangan initial factor matrix, eigenvalue, percent of variance dan factor loading minimum. Dari kriteria faktor loading minimum dapat ditentukan variabel masuk kedalam faktor mana, sehingga teridentifikasi nama variabel yang bergabung.

f) Ketetapan Model (Determine Model Fit)

Langkah didasarkan asumsi bahawa korelasi antar variabel dapat dihubungkan dengan faktor umum. Korelasi ini direproduksi dari estimasi variabel dan faktor tersebut. Residual dilakukan untuk melakukan uji ketepatan model. Jika residu ”e” maka peneliti dapat mendeteksi apakah model yang dihasilkan dari analisis faktor tepat atau tidak berdasarkan banyaknya residu dengan nilai absolut > 0.05. Untuk mengukur ketepatan model ini digunakan teknik PCA dengan melihat

(18)

sampai seberapa besar residual antar korelasi awal yang diamati dengan korelasi hasil reproduksi.

Referensi

Dokumen terkait

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

Untuk memahami komunikasi yang baik antara suami yang berasal dari papu dan istri yang berasal dari jawa haruslah keduanya adanya saling mengerti satu masa

Di samping itu, perkawinan poligami di bawah tangan ini juga akan mengakibatkan anak yang lahir dari perkawinan tersebut tidak sah secara hukum negara (Undang-Undang No. 1 Tahun

dan strategi umum (grand strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki. { Mengembangkan sasaran tahunan

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 &lt; 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

Sertiflkasi produk pupuk kalium sulfat dilakukan oleh LPK yang telah terakreditasi oleh KAN berdasarkan SNI ISO/IEC 17065, Penilaian Kesesuaian - Persyaratan untuk