• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.Sistem Saraf - Gambaran Psikologis dan Kognitif pada Pasien Gangguan Sistem Saraf di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.Sistem Saraf - Gambaran Psikologis dan Kognitif pada Pasien Gangguan Sistem Saraf di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Pengertian

Sistem saraf merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk memantau dan merespon perubahan yang terjadi di dalam atau luar tubuh atau lingkungan. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sietem persepsi, perilaku dan daya ingat, serta merangsang pergerakan tubuh (Farley Aet al, 2014).

1.2.Fungsi saraf

Fungsi sistem saraf secara umum adalah : 1. Menerima atau menangkap rangsangan

2. Mengontrol gerakan-gerakan otot-otot kerangka 3. Otak sebagai pusat indera

4. Otak besar sebagai pusat daya rohaniah yang tinggi

5. Otak sebagai pengontrol fungsi pernapasan dan peredaran darah 1.3.Gangguan Fungsi Saraf

a. Stroke

(2)

otak terhentisecara tiba-tiba karena adanya penyumbatan pembuluh darah ke otak. Stroke iskemik karena trombosis lebih sering terjadi dibandingkan stroke iskemik karena emboli. Stroke dapat terjadi baik di pembuluhdarah besar maupun di pembuluh darah kecil. Stroke perdarahan terjadi karena ruptur pembuluh darah serebral. Perdarahan intra serebral biasanya disebabkan oleh pecahnya berry aneurysm karena hipertensi. Sedangkan perdarahan sub arachnoid adalah masuknya darah ke rongga arachnoid. Dua penyebab utama perdarahan sub arachnoid adalah ruptur aneurisma dan malformasi pembuluh darah arteri dan vena ( Mulyatsih, 2003).

b. Cedera Kepala

Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan fisik dan mental yang kompleks.Gangguan yang ditimbulkan dapat bersifat sementara maupun menetap, seperti defisit kognitif, psikis, intelektual, serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena trauma kepala dapat mengenai berbagai komponen kepala mulai dari bagian terluar hingga terdalam, termasuk tengkorak dan otak (Tarwoto, 2013).

c. Epilepsi

(3)

sebgaian atau seluruh daerah yang berada dalam otak ( Smeltzer dan Bare, 2002).

d. Tumor otak

Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang didalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar masuk kedalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dari infiltrasi jaringan. Akibat perubahan fisik bervariasi, yang menyebabkan beberapa kejadian patofisiologis seperti peningkatan tekanan intrakranial, edema serebral, aktivitas kejang, tanda-tanda neurologis vokal, hidrosefalus, dan gangguan fungsi hipofisis ( Tarwotoet al, 2007).

e. Multiple Sclerosis

Multiple Sclerosis merupakan salah satu gangguan neurologis yang paling sering ditemukan paa usia muda. Kasus ini sedikit lebih banyak menyerang wanita dibandingkan dengan pria. Usia rata-rata penderita penyakit ini adalah 30 tahun, dengan batas antara 18-40 tahun.

(4)

berbagai antibodi campak serta ada bukti yang menyatakan bahwa zat anti tersebut dihasilkan dalam otak. penyelidikan lain mengajukan kwmungkinan adanya faktor-faktor genetik sehingga ada orang-orang yang lebih rentan terhadap serangan berbagai virusyang bereaksi lambat pada sistem saraf pusat. virus lambat ini mempunyai masa inkubasi yang lama dan mungkin hanya berkembang dalam kaitannya dengan status imun yang abnormal atau terganggu (Batticaca, 2008).

f. Parkinson

(5)

g. Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah penyakit degenerasi neuron kolinergik yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun ke atas. Penyakit alzheimer ditandai oleh hilangya ingatan dan fungsi kognitif secara progresif.sampai sekrang belum satupun penyebab penyakit ini diketahui, tetapi ada tiga teori utaman mengenai penyebabnya adalah Virus lambat, Proses autoimun , dan keracunan aluminium ( Tarwotoet al, 2007).

h. Migrain

Migren adalah nyeri kepala berulang dengan adanya interval bebas gejala dan sedikitnya memiliki 3 dari gejala berikut: nyeri perut, mual atau muntah, nyeri kepala berdenyut, unilateral, adanya aura (visual, sensori, motorik), gejala berkurang dengan tidur, dan adanya riwayat keluarga yang sama.1 Lama serangan pada anak adalah 2 sampai 4 jam, sedang pada dewasa 4 sampai 72 jam .

i. Herniasi Nukleus Pulposus

(6)

nyeri di punggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas HNP sentral dan HNP lateral. HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, retensi urine. sedangkan HNP lateral bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah area bokong dan betis, belakang tumit, dan telapak kaki (Tarwotoet al, 2007)..

j. Miastenia Gravis

Miastenia gravis adalah kelemahan otot yang parah , akibat menurunnya jumlah dan efektivitas reseptor acethylcoline pada persambungan antar neuron. Tand dan gejalanya bervariasi dari masing-masing individu. Gejala yang mungkin timbul adalah gangguan pada mata, otot wajah, otot palatal, otot leher, otot-otot pernapasan ( Tarwotoet al, 2007).

k. Aniorisma Intrakranial

Aniorisma Intrakranial adalah dilatasi dinding arteri cerebral yang berkembang sebagai hasil dari kelemahan dinding arteri. Aniorisma mungkin terjadi karena aterosklerosis, yang mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dengan dilanjutkan kelemahan pada pembuluh darah, kerusakan kongenital, penyakit vaskular, trauma kepala atau pertambahan usia (Karrenet al2010).

l. Low Back Pain

(7)

atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.

2. Tinjauan Psikologis

2.1. Pengertian Psikologi

Psikologi berasal bahasa Yunani “pshyce” yang artinya jiwa dan “logos”

yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (Sunaryo, 2014).

Psikologi kesehatan adalah istilah yang diberikan untuk disiplin akademik yang berusaha memahami peran dari proses-proses biologis didalam pengalaman sehat dan sakit, penyebab sehat dan sakit, dan konsekuensi sehat dan sakit. Psikologi kesehatan berupaya memahami relasi antara berbagai mekanisme psikologis dan biopsikologis didalam sehat, sakit, dan perilaku sehat (Albery dan Munafu, 2007 dalam Hardianti, 2013).

2.2. Respon Psikologis terhadap Penyakit Fisik

(8)

3. Depresi

3.1.Pengertian

Salah satu penyebab dari depresi pasa pasien dengan penyakit neurologis adalah kombinasi dari fisik dan psikologis yang beraspek kepada emosi kecemasan hingga akhirnya depresi( Schup dan Chaple 2010, Taylor, 2006 dalam Darussalam 2011 ).

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka secara berlebihan dan berkepanjangan. Kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi seperti menarik diri, tidak mau bicara, malas mandi dan makan (Sunaryo, 2014). Depresi adalah perasaan sedih, pesimis, dan merasa sendirian yang merupakan bagian dari depresi mayor dan gangguan masalah mood lainnya (Kaplan & Sadock, 1996). 3.2. Gejala Klinis

Gejala klinis depresi ialah keadaan emosi yang tertekan sebagian besar dalam satu hari, hampir setiap hari yang ditandai oleh laporan subjektif. Menurut Keltner (dkk, 1999 dalam Maulida, 2012) beberapa gejala yang mungkin terjadi pada seseorang yang mengalami depresi yaitu :

- Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar watu dalam satu hari, hampir setiap hari. - Kehilangan berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau

bertambah berat badan ssecara signifikan. - Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

(9)

- Perasaan kelelahan atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari

- Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar hampir setiap hari.

- Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi - Berulang kali muncul pikiran untuk kematian atau untuk bunuh diri. 3.3.InstrumenZung Self-rating Depression Scale(ZSDS)

Zung Self-rating Depression Scaleadalah alat pengukuran yang dikembangkan oleh William WK Zung pada tahun 1960. Inu wicaksono telah mengadaptasi instrumen ini dan telah menguji validitas dan reliabilitasnya. ZSDS terdiri dari 20 iteem, masing-masing dengan skor 1-4. Dari jumlah skor yang diperoleh dapat dikategorikan dengan skor total kurang 50 berarti tidak depresi, 50-59 mengalami depresi ringan, 60-69 mengalami depresi sedang dan 70 atau lebih mnegalami depresi berat.

4. Kecemasan

4.1. Pengertian

Setelah seseorang terdiagnosa oleh suatu penyakit makan ada respon yang muncul, yaitu kecemasan. Banyak pasien yang kewalahan karena perubahan pada kehidupan mereka seperti penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan sehingga menimbulkan perubahan emosi (Taylor, 1995).

(10)

Kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup. Ansietas merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala otonomik yang berlangsung beberapa waktu (Stuart dan Laraia, 1998).

4.2. Tingkatan Kecemasan

Pieter(dll, 2011), meyebutkan beberapa tingkatan kecemasan yaitu : a. Kecemasan Ringan

Respons-respons fisiologis orang yang mengalami ansietas ringan adalah sesekali mengalami nafas pendek, naiknya tekanan darah dan nadi, muka berkerut, bibir bergetar, dan mengalami gejala pada lambung. Respons kognitif yaitu lapang peresepsi melebar, dapat menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan dapat menjelaskan masalah secara efektif. Respon perilaku dan emosi adalah tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi.

b. Kecemasan Sedang

(11)

terhadap apa yang menjadi perhatian. Respons perilaku dan emosi adalah gerakan-gerakan tersentak, mereams tangan, sulit tidur, dan perasaan tidak aman.

c. Kecemasan Berat

Respons-respons fisiologis adalah nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, banyak berkeringat, rasa sakit kepala, penglihatan kabur, dan mengalami ketegangan. Respons kognitif orang yang mengalami ansietas berat adalah lapangan persepsi yang sangat sempiy dan tidak mampu menyelesaikan masalah. Respons perilaku dan emosinya addalah terlihat dari perasaan tidak aman, verbalisasi yang cepat, danblocking.

d. Panik (Berat Sekali)

(12)

4.3. InstrumenHamilton Rating Scale-Anxiety(HRS-A)

Kecemasan dapat diuukur menggunakan alat ukur yang disebut Hamilton Rating Scale-Anxiety (HRS-A). Skala HRS-A merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya tanda dan gejala pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala tersebut terdapat 14 symptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item diberi tingkatan skor antara 0 sampai dengan 4. Seluruh nilai total dapat dikategorikan, bila kurang 14 tidak ada kecemasan, 14-20 kategori kecemasan ringan, 21-27 kategori kecemasan sedang, 28-41 kategori kecemasan berat, 42-56 kategori kecemasan berat sekali.Skala HRS-A telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.

Skala HRS-A menurut Nursalam (2003) penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi :

a. Perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.

b. Ketegangan, merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.

c. Ketakutan seperti takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri, dan takut pada binatang besar.

d. Gangguan tidur, sukar memulai tidur, terbangun dimalam hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.

(13)

f. Perasaan depresi seperti hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari. g. Gejala somatic nyeri pada otot-otot dan kaku, gertkana gigi, suara

tidak stabil, dan kedutan otot

h. Gejala sensorik misanlnya seperti ditusuj-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat seperti merasa lemah.

i. Gejala kardiovaskuler seperti takikardi, nyeri di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek j. Gejala gastrointetinal seperti sulit menelan, obstipasi, berat badan

menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas diperut.

k. Gejala pernapasan seperti rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek.

l. Gejala urogenital seperti sering kencing, tidak dapat menahan kencing, aminorea, reksi lemah atau impotensi.

m. Gejala vegetatif seperti mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

(14)

5. Konsep Kognitif

5.1.Pengertian

Kognitif adalah kemampuan berpikir dan memberikan rasional,termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan (Ahmad, 2012) .Fungsi kognitif dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan seseorang dalam belajar, menerima, dan mengelola informasi dari lingkungan sekitarnya. Kerusakan otak merupakan faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif, sehingga memunculkan manifestasi gangguan fungsi kognitif. Kerusakan hemisfer kiri dan kanan memberikan wujud gejala yang berbeda karena telah terjadi proses lateralisasi dari fungsi-fungsi tertentu ke salah satu hemisfer (dominasi serebral). Kerusakan hemisfer kiri akan menimbulkan gangguan kemampuan berbahasa, membaca, menulis, menghitung, memori verbal dan gerakan motorik terampil. Kerusakan hemisfer kanan akan menimbulkan gangguan fungsi visuospasial (persepsi), visuomotor, pengabaian (neglect), memori visual, dan koordinasi motorik (Harsono, 2007).

5.2. Aspek Kognitif

Menurut Kemenkes (2010), aspek kognitif meliputi:

(15)

b. Registrasi menggunakan perhatian untuk menduplikasi informasi, dan bagian dari kemampuan mengingat dengan mengulang kembali apa yang telah disebutkan.

c. Atensi merupakan kemampuan untuk memfokuskan (memusatkan) perhatian pada masalah yang dihadapi. Konsentrasi merupakan hal yang penting dalam belajar. Hal ini memberikan kemampuan untuk memproses hal penting yang dipilih dan mengabaikan yang lainnya. Visuospasial merupakan fungsi kognitif yang kompleks mengenai kemampuan tata ruang, termasuk menggambar 2 maupun 3 dimensi. Pada gangguan visuospasial penderita mudah tersesat di lingkungannya.

d. Memori menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Memori membuat kita mampu menginterpretasi dan bereaksi terhadap persepsi yang baru dengan mengacu kepada pengalaman lampau. Evaluasi yang akurat dan tepat dari fungsi memori merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam evaluasi fungsi kognitif. Mereka mungkin lupa tanggal, lupa rincian pekerjaan atau gagal mengingat janji di luar kegiatan rutin.

(16)

5.3. Penurunan Fungsi Kognitif Pada Pasien Saraf

Secara umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka seseorang akan mengalami gejala yang berbeda, sesuai dengan yang terganggu yaitu (Stuart and Sundeen, 1995):

a. Gangguan pada lobus frontalis, akan ditemukan gejala-gejala kemampuan memecahkan masalah berkurang, hilang rasa sosial dan moral, impilsif, regresi.

b. Gangguan pada lobus temporalis akan ditemukan gejala amnesia dan demensia.

c. Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala yang hampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi.

d. Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi seperti gangguan daya ingat, memori, dan disorientasi.

5.4.Prinsip Dasar Stimulasi/Rehabilitasi Kognitif

Menurut Kemenkes (2010), prinsip dasar stimulasi/rehabilitasi kognitif adalah menilai gangguan yang berkaitan dengan fungsi dan struktur otak tertentu dengan cara menganalisis proses kognitif. Adapun prinsip dasar stimulasi/rehabilitasi kognitif adalah sebaggai berikut:

(17)

b. Stimulasi/rehabilitasi kognitif dilaksanakan dengan melakukan diagnostik medis dan diagnostik neuropsikologis, untuk melihat gangguan yang terjadi dan penyebabnya meliputi perspektif fisik, kognitif, emosi, dan sosial.

c. Sesi stimulasi/rehabilitasi kognitif selalu terstruktur dan terencana dengan membangun aktivitas dengan referensi dari kedua pengukuran (pengukuran gangguan kognitif dan gangguan aktivitas sosial/sehari-hari) dengan data yang ada dan merespon kebutuhan evaluasi objektif untuk menilai efektivitas terapi.

d. Rehabilitasi kognitif bersifat fleksibel dan memberikan pemahaman penderita untuk lebih memahami kondisi saat ini sehingga dapat beradaptasi dengan memunculkan kemampuan-kemampuan baru yang adaptif serta memodifikasi/merubah pemikiran, perasaan dan emosi negatif.

e. Pendekatan stimulai/rehabilitasi sosial dilakukan dengan dukungan dari terapis, klien, dan anggota keluarga yang menyembuhkan. Pendekatan dilakukan dengan melalui partisipasi aktif dan berorientai pada tujuan yang terfokus untuk mengatasi problem pasien agar dapat membangun kepercayaan diri.

(18)

menjadi suatu metode pemeriksaan status mental yang digunakan paling bnayak didunia(Zulsita,2010).

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Utama AgroA 3(2-1) 29 Warnita, Prof.Dr.Ir. MP

Latar belakang dan arah kebijakan pembukaan serta pemanfaatan lahan rawa pada awalnya (1969- 1984) ditujukan untuk pengembangan tanaman pangan, khususnya padi seiring

Metode AHP memiliki beberapa keunggulan yaitu : (1) dapat memecahkan berbagai persoalan yang kompleks; (2) dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah untuk dipahami oleh

Etilen (eten), biljni hormon koji se pri normalnim uvjetima tlaka i temprature nalazi u plinovitome agregacijskom stanju, lako se kreće kroz biljna tkiva, a regulacija

Bingung?Maksudnya begini.ketika kita (manusia) membaca artikel, kita tahu jelas bedanya antara yang bagus dan jelek.Artikel yang bagus biasanya dibaca dalam waktu lama,

Router Cisco menggunakan access list di KPP Pratama Palembang Seberang Ulu ? Agar permasalahan lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka

Faktor Umur terhadap Perilaku Perawatan Kebersihan Alat Reproduksi Hasil penelitian di SMA Bhakti Karya Kaloran Temanggung dari 49 responden diperoleh data bahwa sebagian

Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik, Etos Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawaipada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kota