• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V AKHLAK DALAM KELUARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB V AKHLAK DALAM KELUARGA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

AKHLAK DALAM KELUARGA

A. BIRRUL WALIDAIN

Istilah Birrul Walidain tediri dari dua kata Birru dan al-Walidain. Birru atau Al-birru

artinya kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak. maka, Birrul

Walidain maknanya berbuat kebajikan kepada kedua orang tua.

Pemberian istilah birrul walidain ini berasal langsung dari rasulullah saw. Dalam sebuah riawayat disebutkan bahwa Abdullah ibnu mas’ud seorang sahabat nabi yang terkenal bertanya kepada Rasulullah saw tentang amalan apa yang paling disukai oaleh Allah SWT, beliu menyebutkan: pertama, shalat tepat pda waktunaya; kedua, birrul walidain dan ketiga, jihat fisabilillah. Teks lengkapnya sebagai berikut: bertanaya kepada Nabi saw: apa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT? Beliu manjawab: “shalat tepat pada waktunya”. Aku bertanya lagi: kenudian apa? Beliu menjawab “birrul walidain” kemudian aku bertanya lagi: seterusnya apa? Beliu

menjawab: “ jihat fi sabilillah.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Semakna dengan Birrul Walidain, Al-Qur’an Al–Karim menggunakan istilah ihsan (wa bi al-walidain), seperti yang terdapat anatara lain didalam surat Al-Isra’ ayat 23:

انناسمحياه نهييدملهاومليابهوم ههايلماهآللماهآويدهبهعيتماللمام كمبلهرم ىضمقموم

:ءارسلا)

23 )

dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan

hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya…” (QS.

Al-Isra’ 17:23)

Kedudukan Birrul Walidain

Bukti utama bahwa birrul walidain merupakan salah satu ajaran islam yang paling tinggi setelah berbuat taat kepada allah SWT adalah firman Allah SWT yang tertuang dalam Al-Qur’an. Dengan tegasnya Allah swt mengulang-ulang perintah birrul walidain mmenempati urutan kedua setelah allah swt. Ada beberapa alasan yang membuktikan hal tersebut, antara lain:

1. Perintah ikhsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah Swt di dalam Al-Qur’an langsung sesudah perintah beribadah hanya kepadanya semata-mata atau sesudah larangan mempersekutukan nya. Allah berfirman:

انناسمحياه نهييدملهومليابهوم همللااللماه نمويدهبهعيتمالم لمييءهآرمسياه ىنهبم قماثميمهانمذيخمامذياهوم

:ةرقبلا)

83 )

“Dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari bani israil yaitu: “janganlah kamu

menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak …” (QS. Al-Baqarah 2:

83)

انناسمحياه نهييدملهاومليابهومائنييشم ههبه كهرهشيتهالموم همللااودهبهعياوم

:ءاسنلا)

36 )

“sembahlah allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun dan

(2)

انناسمحياه نهييدملهاومليابهومائنييشم ههبه اويكهرهشيتهاللمام ميكهييلمعم ميكهبلهرم ممرلمحمامم لهتياهاويلم اعمتم ليقه

:ماعنلا)

151 ))

“katakanlah: “marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh tuhanmu, yaitu: jangnlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuatbaiklah terhadap kedua

orang ibu bapak…” (QS. Al-an’am 6: 151)

2. Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak. Allah berfirman:

:توبكنعلا اننسيحه هييدملهاومبه نماسمنيإهلياانمييصلموموم)

8 )

“dan kami wasiatkan (wajibkan ) kepada umat manusia supaya berbuat kebaikan kepada

dua ibu bapak…” (QS. Al-ankabut 29: 8)

:فاقحلا انناسمحياه هييدملهاومبه نماسمنيإهلياانمييصلموموم)

15 )

“kami wasiatkan (wajibkan) kepada umat manusia supaya berbuat kebaikan kepada dua

orang tua…” (QS. Al-Ahkaf 46: 15)

3. Allah SWT meletakkan perintah berterima kasih kepada ibu bapak langsunng sesudah perintah berterima kasih kepada Allah SWT. Allh berfirman:

،هييدملهاومبه نماسمنيإهلياانمييصلموموم

menyusukannya dalam dua tahun. Besyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu

bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Lukman 31:14)

4. Rasulullah meletakkan birrul walidain sebagai amalan nomor dua terbaik sesudah shalat tepat pada waktunya.

diriwayatkan dari abu abu abdirrahman ibn mas’ud ra, dia berkata: “aku bertanya

kepada nabi saw: apa amalamalan yang paling di sukai oleh Allah SWT? Beliu manjawab: “shalat tepat pada waktunya”. Aku bertanya lagi: kenudian apa? Beliu menjawab “birrul walidain” kemudian aku bertanya lagi: seterusnya apa? Beliu

menjawab: “ jihat fi sabilillah.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

5. Rasulullah saw meletakkan ‘uququl qalidain (durhaka kepada dua orang ibu bapak ) sebagi dosa besar nomor dua sesudah syirik.

:

ممللمسموم ههييلمعم ههللا ىللمصم ههللا لهويسهرم لمامق لماقم ههنيعم ههللا ىمضهر ثهرهاحمليا نهبي عهييفهنم ةمرمكيبم ىيبهام نيعموم

:

bersabda: “tidaklah aku akan beritahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar? Beliu mengulangi lagi pertanyaan tersebut tiga kali. Kemudian para sahabat mengiakan. Lalu Rasulullah saw menyebutkan: yaitu mempersekutukan Allah dan durhaka kepada ibu bapak”. Kemudian belliu merubah posisi duduknya yang semula bersitelekan menjadi duduk biasa dan berkata lagi: “begitu juga perkataan dan sumpah palsu.” Beliu mangulangi lagi hal yang demikian hingga kami menngharapkan mudah-mudahan beliu

(3)

6. Rasulullah saw mengaitkan keridhaan dan kemsahan allah swt dengan keridhaan dan lemarahan orang tua. Beliu bersabda:

دهله اومليا طهخمسم ىفه بلهرلملا طهخمسموم ،دهلهاومليا ىضمره ىفه بلهرلملا ىضمره

)

يذمرتلا هاور )

“keridhaan rabb (Allah)ada pada keridhaan orang tua, dan kemrahan rabb (allah) ada

pada kemarahan orang tua.” (HR. Tirmidzi)

Demikianlah Allah dan Rasul-nya mnempatkan orang tua pada posisi tempat yang angat istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati tempat yang sangat maulia, dan sebaliknya durhaka kepada keduanya juga menempati posisi yang sangat hina.

Penulis meggaris bawahi kata ihsan Berdasarkan lima ayat Al-Qur’an di atas yaitu: (QS. Baqarah 2:83), (an-nisa’ 4:36), (QS. an’am 6: 151), (QS. Ahkaf 46: 15), (QS. Al-ankabut 29: 8).yang memperkenalkan birrul walidain dengan istilah ihsan dan husn. Dua kata itulah yang di tampilkan Al-Qur’an untuk menjelaskan perintah berbuat kebajikan kepada orang tua.

Lalu, apakah makna ihsan atau husn di dalam ayat tersebut? Berikut ini adalah penjelesannya.

Ihsan adalah isim masdar dari kata

نسهحييه نسحيأم

-

yang bermakna “menjadikan sesuatu lebih baik. Jadi, Ihsan adalah berbuat kebaikan, kedermawanan, atau kemurahan hati. Ihsan adalah puncak segala kebaikan. kata ihsan lebih luas dari pada sekedar memberi nikmat atau nafkah. Kata ihsan lebih tinggi dari sekedar membalas kebaikan orang lain atau memberi sesuatu kepada orang lain. Kata ihsan lebih tinggi dari pada adil. Sebab, adil hanyalah memberi sesuatu seuai dengan hak masing-masing. Oleh karena itu, huungan anak dengan orang tua tidak bisa dipandang sebagai sekedar usaha balas budi anak kepda orang tua.

Ihsan berarti memprlakukan pihak lain lebih baik dari pelakunya terhadap kita, memberi lebih banyak dari pada yang harus kita beri. Dan mengambil lebih sedikit dari yang harus kita ambil. Jadi, dalam ihsan terdapat nilai tambah yang melampui kadar pepenuhan kewajiban.

Dalam konteks berbakti kepada orang tua, seorang anak harus memberi sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak dari pada yang elah diberikan orang tua. Criteria “baik” tentu meliputi aspek matrial maupun mental. Misalnya, anak menunjukkan ekspersi senag dan berkata dengan santun ketika mendengar orang tua memanggilnya atau mengatakan sesuatu kepadanya. Dia tidak menjawab atau menanggapi sekedarnya saja, tetapi memberi respon yang lebih baik dari pada yang dilakukan orang tua. Dalam contoh lain, orang tua memberi ongkos kepada anak untuk belajar di luar kota maka sang anak harus menjaga pemberian tersebut (sebagai amanah)sebaik mungkin dengan cara belajar secara maksimal dan mempersembahkan segala yang ia peroleh untuk orang tuanya tersebut. Ketika sudah sukses dan memperoleh pekerjaan anak juga harus lebih pengertian dengan memperhatikan kebutuhan orang tua, baik dari segi nafkah lahir maupun batin. Jangan sampai pemberian kepada orang tua didahului oleh permintaan maupun penderitaan orang tua.

Jika orang tua berbuat zalim, anak tidak boleh membalas kezaliman tersebut. Ia harus sabar dan tetap menjaga perasaan orang tua. Sabar disinai tentu bukan hanya berdiam diri saja, melaikan juga elakukan usaha agar orang tua terbebas dari dari silkap zalim tersebut.

(4)

benar-benar tulus untuk kedua orang tua, tidak di sertai motifmotif mencari keuntungan atau keterpaksaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, perintah untuk berabakti kepada orang tua disampaikan oleh Al-Qur’an sangat tegas, dan mengsankan. Perintah tersebut sungguh tersusun dengan sangat indah sehingga terjemahannya pun tidak bisa mengambarkan kemesraan hubungan orang tua sebagaimana ditujukkan bahsa Al-Qur’an. Itulah Al-Qur’an, yang jika kita baca secara terus menerus akan menimbulkan kesan yang semakin mendalam. Romantisme yang diusung Al-Qur’an dalam menggambarkan interaksi antara anak dengan orang tua tidak dapat ditandingi oleh kalimat yang dikarang maestro satra manapun. Diawali dengan perintah mendekatkan diri kepada allah SWT, dengan beribadah. Allah merangkainya dengan perintah berbuat baik kepada orang tua sampai mereka lanjut usia, ketika mereka telah beruban dan berada dalam keadaan yang lemah, ketika tenaga mereka tidak sekuat saat mereka muda dan sangat khawatir jika anak-anaknya tidak berbakti kepadanya. Anak dilarang berkata “uf” dan membentak. Sebaliknya, anak diajak untuk berkata dengan kata yang mulia dan berdo’a seraya mengingat momori masa kecilnya dulu yang penuh dengan kenangan indah bersama orang tua karena tidak mungkin ia memiki rasa benci kepda orang tua.

Bentuk-Bentuk Birrul Walidain

Banyak cara bagi seorang anak untuk adapat mewujudkan birrul walidain tersebut, antara lain:

Al-Qur’an dan Hadis merupakan pdoman hidup manusia, barang siapa berpegang kepda keduanya maka tidak akan sesat, yakni akan selamat serta bahagia di dunia dan di akhirat.di atas telah di uraikan tentang ayaat-ayat dan hadits yang berkaitan dengan perintah berbuat kebajikan atau berbakti kepada kedua orang tua, dalam hal ini akan diuraikan bentuk-bentuk birrul walidain. Banyak cara bagi seorang anak untuk adapat mewujudkan birrul walidain

tersebut, antara lain:

1. Menginguti keinginan dan saran orang tua dalam berabagai aspek kehidupan, baik masalh pendidikan, pekerjaan, jodoh maupun masalah lainya. Tentu dengan satu catatan pentiang: selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran Islam. Apabila bertentangan atau tidak sejalan dengan ajaran Islam, anak tidaklah punya kewajiban untuk mematuhinya. Bahkan harus menolaknya dengan cara yang baik, seraya berusaha meluruskannya. Hal demikian sesuai tuntunan Al-Qura’an:

عيبهتلماوم افنورهعيمم ايمنيدلهلا يفه اممههبيحهاصموم اممههعيطهته لفم ممليعه ههبه كملم سمييلم امم يبه كمرهشيته نأم ىلعم كمادمهماجم نإهوم

نمولهممعيتم ميتهنكه اممبه مكهئهبلهنمأهفم ميكهعهجهريمم يلملمإه ملمثه يلملمإه بمانمأم نيمم لميبهسم

“Dan jiaka keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku seseatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan…” (QS. Lukman 31: 15)

Juga sesuai dengan penegasan dari Rasulullah saw:

فهويرهعيممليا ىفه ةهعماطلملااممنلماه ،ههللا ةهيمصهعيمم ىفه ةمعماطملم

)

ملسم هاور )

Tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada allah, ketaatan hanyalah semata dalam hal

(5)

Dalam halini muncul problem, bagaiman kalau terjadi perbedaan pendapat dan keinginan antara orang tua dan anak-anak dalam hal-hal yang bersifat ijtihadiyyah. Misalnya dalam menentukan perguruan tinggi mana yang akan dimasuki, menentukan tempat kerja, tau yang seperti yang banyak terjadi yaitu perbedaan dalam menentukan jodoh.dalam kasus menent ukan jodoh, misalnya, seiring seirama solusi yang di ambil oleh si anak adalah mneikah tanpa memberi taahu orang tua. Kalau hal itu dilkukan oleh seorang muslimah, disamping dia melakukan pelanggaran akhlaq, juga pelanggaran hokum (fiqih), karena seorang wanita haaarus dinikahkan oleh walinya, atau petugas yang mendapatkan perwakilan dari walinya. Sedangkan kalau dilkukan oleh seorang pemuda muslim, dari segih hukuk (fiqih) tidak ada yan dilanggarnya (nikahnya sah ), tapi bagaimana dari sedi akhlaq? Bukankan dalam hal yang bubah, seorang anak dituntut untuk patuh kepada kedua orang tuanya, alasan yang sering di kemukakan untuk membenarkan tindakannya itu umumnya adalah tidak mau mengukir janji, tidak mau mengecewakan calon istri (karena sudah terlanjur janji ) atau alasan-alasan lainnya. Problem seperti itu muncul karena slah langkah sejak awal. Mengapa untuk memutuskankan hal yang begitu penting dalam kehidupan (memilih jodoh ) tidak mengajak kedua orang tua bermusyawarah. Baru kalau sudah terbentur, mengaku tiadak mau mengecewakan calon istrinya. Apakah dia lebih mengutamakan mengecewakan kedua orang tua yang begitu besar jasanya, disbanding mengecewakan seorang wanita yang baru saja dia kenal dalam waktu yang relatif singkat? Dalam kasus seperti di atas itulah akhlaq seorang anak tehadap orang tuanya diuji. Maukah dia menomor duakan keinginannya demi untuk melaksanakan

birrul walidain.

Namun demikian perlu juga dicatat, bahwa orang tua yang bijaksana tidak akan begitu saja memaksakan keinginannya kepada anaknya, disamping memang tidak ada orang tua yang tidak menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Disinilah diperlukan diaog dan keterbukaan. Hendaknya anak berusaha dengan maksimal dan argumentatif menjelaskan pilihannya tersebut, disamping mencoba secara tidak apriori memahami argumentasipilihan orang tua. Tetu saja kedua orang tua harus membuka diri dan berusaha juga untuk memehami pilihan anak.

2. Menghormati dan memeulaiakan kedua orang tua dengan penuh rasa terimakasih sayang atas jasa keduanya yang tidak munkian bisa dinilai dengan apapun. Ibu yang mengandung dengan susah paayah dengan penuh penderitaan. Ibu yang melahirkan, menyusui, mengasuh, mearawat dan membesarkan.bapak yang membanting tulang mencari nafkah untuk ibu dan anak-anaknya. Bapak yang menjadi pekindung untuk mendapatkan rasa aman. Allah SWT kepada kita untuk berterima kasih kepada ibu bapak setelah bersyukur kepada-Nya:

،هييدملهاومبه نماسمنيإهلياانمييصلموموم

يلملماهوم ،كميدملهوم ىلهريكهشيا نهام نهييمماعم ىفه هلهاصمفه ندهيوم ىلمعماننهيوم ههملهاه ههتيلمممحم

رهييصهممليا

:نامقل)

14 )

“dan kami perintahkan kepada manusia (supaya berbuat baik) kepda dua oran ibu bapaknya; ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah, dan menyusukannya dalam dua tahun. Besyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu

(6)

Banyak cara untuk amenunjukkan rasa hormat kepada orang tua, antara lain memanggilnya dengan panggilan yang menujukkan hormat, bebicara dengan lemah lembut, tidak mengucapkan kata-kata kasar (apalagi kalau mereka berdua sudah lanjud usia), pamit kalau meninggalkan rumah (kalu tinggal serumah ), member khabar tentang keadaan kita dan menanyakan keadaan keduanya lewat surat atau telpon (bila tidak tinggal serumah). Allah berfirman: berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra’

17: 23-24)

3. Membantu ibu bapak secara fisik dan matrial. Misalnya sebelum berkeluarga dan mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua ( terutama ibu) mengerjakan pekerjaan rumah; dan setelah berkeluarga atau berdiri sendiri membantu orang tua secara financial, baik untuk membeli pakain, makanan, minuman, apalagi untuk berobat. Rasulullah saw menjelaskan bahwa betapapun banyaknya engkau mengeluarkan uang untuk membantu orang tuamu tidak sebanding dengan jasanya kepadamu.

ههقمتهعييهفم ههيمرهتمشييمفماكنويلهميمم ههدمجهيم نيأم اللمإه ههدملهومدملموم ىرهجييمالم

)

ملسم هور )

“tidak dapat seorang anak membalas budi kebbialan ayahnya, kecuali jika mendapatkan

ayahnya terbawa menjadi hamba sahaya, kemudian di tebus dan dimerdekakanya.” (HR.

Muslim)

Rasullah juga menjelaskan bahwa orang tua (lebih-lebih lagi ibu) harus mendapatkan perioritas utama untuk dibantu dibandingkan dengan dengan orang lain. Hal itu diunkapkan beliu tatkala menjawab pertanyaan seorang sahabat:

“siapakah yang paling berhak aku bantu dengan sebaik-baiknya? Jawab nabi: “ibumu” kemudian siapa? Jawab nabi : “ibumu” kemudian siapa? Jawab nabi: “ibumu” kemudian siapa? Jawab nabi: “ibumu” lal siapa lagi? Jawab nabi: “bapakmu” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Mendo’akan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT keampunan, rahmat dan lain-lain sebagainya. Allah SWT menukilkan dalam al-qur’an do’a nabi nuh memintakan keampunan untuk orang tuanya, dan perintah kepdada setiap anak untuk memohonkan rahmat allah bagi orang tuanya.

يلمدملهاوملهوم ىلهريفهغيا ىبلهرم

:حون)...

28 )

“ya tuhanku, amppunilah aku, ibu bapak…” (QS. Nuh 71: 28)

ارنييغهصم ىنه ايمبلمرماممكم اممههميحمريا بلهرم ليقهوم ةهممحيرلملا نممه للهذلهلا حمانمجماممههلم ضيفهخيوم

:ءارسلا)

(7)

“ Dan rendahkan lah dirimu terhadap meeka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “wahai tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagamana mereka berdua telah mendidik aku waktu keci.” (qs. Al-isra’ 17:24)

5. Setealh orang atua meninggal dunia, birrul walidain masih bisa di teruskan dengan cara antara lain:

a. Menyelenggarakan janazahnya dengan sebaik-baiknya b. Melunasi hutangnnya

c. Melaksanakan wasiatnya

d. Meneruskan silaturrahim yang dibinanya wktu hidup e. Memuliakan sahabat-sahabatnya

f. Mendo’akannya

Seorang laki-laki dari bani salimah dating bertnya kepada rasululllah saw:

:

اممههييلعم ةهلمصلملا ،ميعمنم لماقم ؟اممههتهويممدعيبماممههرلهبمام ئمشم يلمومبمام رلهبم نيمه ىمقهبم ليهم ،ههللا لهويسهرمايم

رهافمغيتهسيإهلياوم

اممههقهييدهصم مهارمكياهوماممههبهاللمإه لهصمويتهالم ىتهللمام مهحهرلملا ةهلمصهوماممههدهعيبم نيمهاممههدههيعمذهافهنياهوماممههلم

)

دوادوبأ هاور )

“Ya rasulullah, adakah sesuatu kebikan yang masih dapat saya kerjakan unatuk ibu bapak saya sesudah keduanya meninggala dunia? Rsulullah menjawab: “Ada, yaitu: menshalatkan janazahnya, memintakan ampun baginya, menunaikan janjinya,

meneruskan silaaturrahimnknya dan memuliakan shabatnya.” (HR. Abu Daud)

Dan demikianlah beberapa bentuk birrul walidain yang bisa kita lakukan terhadap kedua orang tua baik yang masih hidup,maupun yang sudah maninggal dunia.

Uququl Wallidain

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa Allah SWT menempatkan perintah untuk

birrul walidain langsung sesudah perintah untuk beribadah kepda-Nya, maka sebaliknya Allah SWT pun menempatkan uququl walidain sebagai dosa besar yang menempatai ranking kedua sesudah syirik.

Jika ditinjau dari segi bahasa kata “uquq” artinya memotong (seperti halnya aqiqah yaitu memotong kambing). Uququl walidain adalah gangguan yang ditimbulkan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya baik perkataan maupun perbuatan. Jadi, Uququl walidain artitnya mendurhakai kedua orang tua. Istilah ini pun berasal dari rasulullah saw, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits:

:

سهويمهغمليا نهييمهيملياوم سهفينلملا لهتيقموم نهييدملهاومليا قهويقهعهومههللابه كهارمشيإهليام رهئهابمكمليام

)

راخبلا هاور )

“dosa-soasa besar adalah: mempersekutukan allah, durhaka kepada kedua orang tua,

membunuh orang dan sumpah palsu,” (HR. Bukhari)

Durhaka kepsda orang tua adalah dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah SWT, sehingga azabnya disegrkan allah di dunia ini. Hal itu dinyatakan oleh Rasululah saw:

ىفه ههبهحهاصمله ههلهجلهعميه ىلاعمتم همللا نلمإهفم ،نهييدملهاومليا قهويقهعهاللمإه اهمنيمهءماشمامم ىلاعمتم ههللارهخلهؤميه بهوينهذلهلا للهكه

تهاممممليا لمبيقمامينيدلهلا ةهايمحمليا

)

(8)

“Semua dosa-dosa diundurkan oleh allah (azabnya) sampai waktu yang dikehendaki-Nya kecuali durhaka kepada kedua orang tua, maka sesungghnya allah menyerkan

(azabnya) untuk pelaunya di waktu hidup di dunia ini sebelum dia meninggal.” (HR.

Hakim)

Dalam hadits lain rasulullah sawmenjelaskan bahwa Allah SWT tidak akan meridhai seseorang sebelum dia mendapatkan keridhaan dari kedua orang tuanya:

دهله اومليا طهخمسم ىفه بلهرلملا طهخمسموم ،دهلهاومليا ىضمره ىفه بلهرلملا ىضمره

)

يذمرتلا هاور )

“Keridhaan Rab( Allah) ada pada keridhaan orang tua, dan kemarahan rabb(allah) ada

pada kemarahan orang tua.” (Hr. Tirmizi)

Kita tentu dapat memahami kenapa Rasulullah saw mengaikan keridhaan Allah dengan keridhaan orang tua dan memasukkannya kedalam kelompok dosadosa besar, bahkan azabnya disegrakan di dunia; hal itu mengingat betapa istimewanya kedudukan oran tua dalam ajaran Islam sebagaiman sudah diuraikan di atas. Dan juga mengingat betapabesarnya jasa kedua orang tua terhadap anaknya. Jasa itu tidak bisa dig anti dengan apapun. Misalkan ada seorang ibu setelah melahirkan anak, dia pergi meninggalakan dia tidak peduli lagi dengannya. Begitu juga kalau ada seorang bapak yang tidak bertanggung jawab sama dekali tehadap anak-anaknya, bahkan tidak pernah melihatnya lagi setelah anak itu lahir. Sekalipun perbuatan ibu bapak seperti itu jelas-jelas salah dan tercela, tapi seorang anak tetap saja tidak boleh memungkiri bahwa mereka adah ibu bapaknya, dan untuk itu di tuntut untuk berbuat baik kepda mereka. Apalagi kalau ibu bapakanya melaksanakan kewajibannya sebagai orang tua dengan sebaik-baiknya. Wajar kalau Allah mengaitkan keridhaan dan kemarahannya dengan kemarahan dan keridhaan orang tua.

Kita perlu membaca dan merenungkannya kembali kisah anak-anak yang surhaka kepda orang tuanya, betapapun ringannya bentuk pendurhakaannya itu, dan betapapun rajinnya dia beribadah sepeti kisah Juraij dan Alaqamah. Juraij yang menjadi korban fitnah orang yang iri hati kepadanya karena dia tidak mengindahkan panggilan ibunya, dan Alqamah yang tidak bisa menirukan talqin kalimat suci la ilaha illallah menjelang ajalnya Karena dosanya mengutmakan istrinya daripada ibu kandungnya sendiri. Dan banyak lagi kisah-kisah lain yang bisa dijadiakan pelajaran berharga, baik kidah-kisah nyata , maupun hanya sekedar lagenda seperti hikayat Si Malinkundang Anak Durhaka, atau Sampuraga dan lain-lainnya.

Adapun bentuk-bentuk durhaka terhadap orang tua bemacam-macam bentuknya atara lain:

a. Menimbulkan ganguan terhadap orang tua, baik perkataan maupun perbuatan yang membuat orang tua sedih atau sakit hati

b. Membentak atau menghardik orang tua

(9)

d. Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua, engatakan bodoh, “kolot”, dan lain-lain

e. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan

f. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua

g. Malu mengakui orang tuanya

h. Berkata “ah” atau “cis” dan tidak memenuhi panggilan orang tua, lebih-lebih lagi bila salah satu diantara keduanya sudah lanjut usia sebagai mana yng telah dijealaskan di dalam Al-Qur’an:

اممههلل لقهوم اممههررهمنرتم ل

م وم ف

ف أه آممههلل لقهتم ل

م فم اممههل

م كك ورأم اممههدهحمأم رمبمككلرا كمدمنعك نلغملهبريم املإك

:

ءارسلا امميرككم ل

)

م ورقم

23

)

Jika salah seorang diantara keeduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam peliharanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mangatakan kepada keduanya perataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkan kepda mereka perkataan

yang mulia.” (QS. Isra’ 17: 23)

i. Dan masih banyak lagi contoh-contoh perbuatan durhaka kepada orang tua.

Demikianlah, sebagai penutup bahasan tentang birrul walidain ini marilah kita berdo’a kepada allah SWT :

ارنييغهصم ىنه ايمبلمرماممكم اممههميحمرياوم يلمدملهاوملهوم ىلهريفهغيا بلهرم

“ ya allah ampunilah dosa-dasaku dan dosa-dosa ibu bapakku, dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengsihiku di waktu aku masih kecil”.

A. HAK, KEWAJIBAN DAN KASIH SAYANG SUAMI ISETRI

Pernikahan merupakan sarana untuk melahirkan generasi umat manusia yang mempunyai tugas kekhalifahan untuk memakmurkan bumi. Selain itu, pernikahan juga bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga yang rukun, penuh cinta dan kasih sayang (sakinah, mawaddah). Kehidupan seperti ini merupakan kebutuhan yang telah menjadi fitrah atau naluri setiap manusia. Allah berfirman di dalm surat Ar-Rum ayat 21.

كملهذم يفه ﱠنإهةنممحيرمومةنﱠدوممم ميكهنمييبم لمعمجموماهمييلمإه اونهكهسيتمله اجناومزيأم ميكهسهفهنيأم نيمه ميكهلم قملمخم نيأم ههتهايمﺁ نيمهوم

)

نورهﱠكفمتميم مدويقمله تدايمﻵ

:مورلا

21 )

“Dan diantara kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dan jenismu sendiri, supaya kamu mendapatkan kehidupan yang tentram (sakinah), dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar erdapat tanda-tanda bagi kaum yang kafir.” (qs. Ar-rum 30: 21)

(10)

(kecantikan kegagahan)sedangkan rahmah lahir dari sesuatu yang bersifat rohani (hubungan batin). Dalam intrkasi yang terjadi atara suami istri, kedua faktor itu berperan. Pada pasangan muda yang laki-laki masih gagah dan yang wanita masih cantik yang leih sominan asadah faktor rahmah. Kita tidak boleh mengabaiakan salah satu dari dua faktor tersebut. Idealnya memang kedua faktor tersebut harus berjalan bersama-sama, tapi kondisisi itu tidak bisa dipertahankan terus, karena kondosi fisik tidak bisa dipertahankan terus menerus seperti watu muda, dia akan tunduk kepada sunnatullah; yang muda akan tua, yang kencang jadi keriput, yang hitam jadi putih dan seterusnya. Berseda dengan hubungan batin, sikap saling menghormati dan saling menghargai tentu bisa di pertahankan sepanjang kehidupan.

Dalam konteks ini, penulis punya dugaan kuat bahwa yang dianaggap oleh kaula muda sekarang ini dengan cinta tidak leih dar mawaddah, sebab rasa cinta yang muncul yang muncul lebih banyak di sebabkan oleh faktor fisik , bukan faktor rohani.

Apa yang ingin disampaikan dengan kenyataan di atas adalah bahwa kehidupan keluarga yang tentram tidak hanya ditentukan oleh faktor mawaddah semata-mata, tetap juga faktor rahmah. Oleh sebab itu perlu diperingatkan kepada muda mudi yang sudah berniat untuk membina kehidupan keluarga untuk berhati-hati, tidak mudah teergiur atau tergoda dengan ungkapan-ungkapan “cinta” yang dioral yang calon pasan hidupnya. Bukankah pengalaman menunjukkan banyak pasangan yang sebelumnya sudah mengikat cinta bertahun-tahun tapi hanya bida mempertahankan keutuhan keluarga setahun dua tahun atau bahkan ada yang Cuma berbilang bulan saja.

Empat Kriteria Memilih Pasangan

Karena membina keluarga tidaklah hanya moadal cinta dalam pengertian mawaddah semata-mata sebagaimana sudah di uraikan di atas tetapi haruslah berdasarkan mawadddah dan rahmah. Maka sekalilagi kita ingtkan perlu berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Ikutilah bimbingan yang diberikan rasulullah saw tentang kriteria apa yang dipakai oleh laki-laki dalam mentukan calon istri atau sebaliknya oleh seorang wanita untuk menentukan menerima atau menolak lamaran yang masuk. dalam salah satu hadis Rasulullah saw memberikan tuntunan:

ك

م ادميم ت

ر بمركتم ن

ك يدبلا ت

ك اذمبك ررفمظ

ر افم اهمنكيدكلكوم اهملكاممجملكوم اهمبكس

م ح

م لكوم اهملكامملك ععبمررلك

م ءهاس

م نبلا حهك

م نرته

)

دوادوباو ملسموراخبلا هاور )

Seorang wanita dinikahi berdasarkan empat pertimbangan; karena harta, keturunan,

kecantikan dan agamnya. Peganglah yang memiliki agama niscaya kedua tanagnmu tidak

akan terlepas.” (HR. Bukhari, Muslim, Dan Abu Daud)

(11)

keturunnan, kemudian diakhiri dengan satu riteria pokok yang tidak boleh ditawar-tawar yaitu agama.

Pertama, taentang kekayaan atau harta benda. Adanya uang dan harta sesuatu yang baik

dan bagus. Tatapi tidak boleh dipandang sebagai tujuan dari perkawinan. Kekayaan bukanlah kesempurnaan bagi manusia. Ia bukanlah sesuatu yang pokok bagi kehidupan suami isteri, bagi kesenangan da cinta mereka berdua, dan dalam mendapatkan tujuan yang utama dari perkawinan. Namun sebaiknya si peria dan wanita berada dalam satu tarap ekonomi, agar keserasian lebih mudah tercipta di antara meareka beardua. Bila tarap ekonomi mereka berdua berbeda, hal ini bisa menimbulkan problema-problema moral dan angan-angan berlebihan yang menyusahkan hidup. Namun masalah ini berlaku bagi setiap individu. Hal ini berkaitan dengan kadar keimanan, kecerdasan , kepandaian dan kemuliaan keluarga.

Kedua, tentang kencantikannya. Sesungguhnya kecantikan isteri adalah sifat yang hakiki,

ini tidak boleh di abaikan seorang peria menyukai isteri yan cantik dan mempesona, begitu juga seorang wanita menyukai seorang suami yang tampan dan gagah. Isalm tidak menentang tuntutan dan keinginan yang ini. Karena iulah Islam membolehkan seorang peria dan wanita saling melihat satu sama lain sebelum menikah. Rasulullah saw bersabda:

اذماه

جمولمزمتميم نيأم ميكه دهحمأ دمارمأم

اممجمليا دهحمأ رمعيشلملا نلمأهفم اهمههجيومنيعم له أمسييم ممكم اهمرهعيشم نيعم ل أمسييمليفم ةمأم ريممل اي

نييلم

هجام نبا هاور ))

“jika salah seorang dari kalian hendak mengawini seorang wanita, tanyalah temtang rambutnya sebagaiman ia perlu bertanya tentang wajahnya, karena rambut itusudah

salah satu kecantikan.” (HR. Ibnu Majah). (Abdullah Shonhaja,dkk, 1994: 602)

Ketiga, tentang keturunan atau nasab. Kemuliaan keluarga merupakan salah satu sifat

yang perlu di peratikan dalam memilih pasanhan hidup, karena beberapa alasan: (1) anak perempuan yang tumbuh dalam keleluarga yang mulia akan menjadi perempuan yang mulia, terhormat dan agung. (2) kelurga yang mulia terhadap pengantin peria dan wanita lebih baik, lebih sopan dibanding dengan keluarga yang hina dan rendah. Mereka memiliki adab, cara, dan norma-norma akhlak yang kuat. (3) manusia lazimnya akan berhubungan dengan keluarga isterinya. Sebaliknya, jika keluarga itu hina dan tidak terhormat, niscaya menemui penderitaan dan siksaan dari pergaulan dengan mereka.

Keempat, tentang agama, rasulullah menempatkan agama diurutan yang paling terakhir

(12)

نمييكهرهشيمهليااوحهكهنيتمالموم ،ميكهتيبمجمعيامويلموم ةدكمرهشيمه نيمهرمييخمةمنممهؤيمه ةمممأملموم ،نلممهؤييه ىتلمحم تهاكمرهشيمهليااوحهكهنيتمالموم

ميكهبمجمعيأمويلموم كدرهشيمه نيمهرمييخم نممهؤيمهدمبيعملموم ،اوينهمهؤييه يتلمحم

:هرقبلا)

221 )

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang yang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.

Buya Hamka mengumpamakan kekayaan, keturunan dan kecantikan masing-masing dengan angka nol, sedangkan agama denagan angka satu. Angka nol berapapun banyaknya tidak akan bernilai tanpa ada angka satu. Sebaliknya, sekalipun tidak ada angka nol angka satu sudah mmberikan nilai. Misalanya dapat wanita shalihah dan kaya nilainya sepuluh.shalihaah dan keturunan baik-baik nilainya seratus. Shalihah kaya dan keturunan baik-baik dan cantik nilainya sseribu. Bila ada angka satu, angka-angka nol di belakangnya jadi berharga. Tapi tanpa angka satu , semua angka nnol berapa buah pun berderet-deret tidak ada nnilainya. Buya Hamka menamakan teorinya ini dengan teori seribu.

Kenapa ketaatan seorang kepada agama yang paling menentukan? Jawabannya sederhana sekali; hanya dengan islamlah seseorang dapat mengerti bahwa penikahan adalah ibadah semata-mata mencari ridha Allah SWT, sekalipun dengan perikahan banyak hikmah yang bisa di petik seperti: penyaluran kebutuhan biologis, memelihara diri dari dosa, menjaga masyarakat dari kerusakan dan dekadensi moral, memperkokoh hubungan antar keluarga dan antar golongan, menjaga kelestarian keturunan umat manusia, dan lain-lain sebagainya. Dengan Isalamlah seorang dapat memahami hak dan kewajibannya masing-masing dalam berumah tangga. Sehingga bila suami istri masing-masing saling memahami tujuan dan hikmah pernikahan serta mengerati dan mau menjlankan hak dan kewajiban mereka masing-masing, maka keluarga tadi akan menjadi keluarga yang harmonis, segala sesuatu berjalan lancer, dan tentu saja pada akhirnya akan membuahkan ketenteraman.

Hak Bersama Suami Istri

Apabila akat nikah sudah sah dan perkawinan telah berjalan, maka akan menimbulkan akibat hukum serta menimbulkan pula hak dan kewajiban suami isteri. Dalam hubungan suami istri disamping hak masing-masig ada juga hak bersama yaitu (1) hak tamattu badani, (menikmati hubungan sebadan dan segala kesenagan badani lainnlya), (2) hak saling mewarisi, (3) hak nasab anak (4) hak ma’asyarah bi al makruf (saling menyenangkan dan membahagiakan ). Karena nomor empat akan diuraikan tersendiri maka di bawah ini penulis akan uraikan secara ringkas tiga nomor pertama.

1. Hak Tamattu’ Badani

(13)

lepas tanpa kendali. Islam mengtur penylurannya secara halal dan baik melaluai ikatan perkawinan.

Karena sifanya hak mersama, tentu juga sekaligus menjadi kewajiban bersama. Artinya hubungan seksual bukanlah semata kewajjiban suami kepada istri, tetapi juga merupakan kewajiban istri kepada suami. Suami tidak boleh mengabaikan kewajiban inisebagaiman istri tidak bole menolak keinginan suami

2. Hak saling mewarisi

Hubungan saling mewarisi terjadi karena sua sebab: perama, kaeran hubungan darah; kedua, hubungan perkawinan. Dalam hubungan perkawinan ini yang mendapat warisan hanya halpsangan suami istri. Suami mewarisi istri dan istri mewarisi suami. Dalam srat an-nisa’ ayat 12 dijelaskan bahwa suami mendapat ½( seengah)dari harta warisan bila Istri punya anakdan1/4 (seperempat) bila istri punya anak. Sebalikanya istri dapat ¼ (seperempat) bila suami tidak punya anak, dan 1/8 (seperdelapan0 bila suami punaya anak.

.

نيمه ،نمكيرمتماملممه عهبهرلهلا مهكهلمفمدملموم نلمههلم نماكم نيإهفم دملموم نلمههلم نيكهيم ميلم نياه ميكهجهاومزيأم كمرمتم امم فهصينه ميكهلموم

.

نلمههلمفم دملموم ميكهلم نماكم نيإهفم دملموم ميكهلم نيكهيم ميلم نيإه ميتهكيرمتماملممه عهبهرلهلا نلمههلموم ،ندييدموياماهمبه نمييصهوييه ةديلمصهومدهعيبم

ندييدموياماهمبه نمويصهويته ةديلمصهوم دهعيبم نيمه ،ميتهكيرمتم املممه نهمهثلهلا

:ءاسنلا)

13 )

“Dan bagimu ( suami-suami) seperdua dari harta yang di tinggalakan oleh istri-istrimua, jika mereka taidak mempuyai anak. Jika istri-istrimu tidak mempunyai anak, mka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah di penuhi wasiat yang mereka buat atau (dan)sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh sepermpaat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta kamu tinggalkan

sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat(dan) sesudah dibayar hutang-hutangnya.” (QS.

An-Nisa’ 4: 12)

Hubungan saling mewarisi hanya berlaku dalam perlawinan yang sah menurut syari’at islam dan sesame muslim.bila perkawinannya tidak sah, atau salah seorang tidak muslim baik dari awal atau ditengah pperkawinan maka haknya batal.

3. Hak Nasab Anak

Anak yang di lahirkan dalam hubungan perkawianan adalah anak berbeda, walupun secara formal islam mengajarkan supaya anak dinisbahkan kepada bapaknya, sebagai seorang anak disebut fulan ibn fulan, atau fulan bintu fulan, bukan fulan ibn fulan atau fulanah bintu fulanah. Apapun yang terjadi kemudian (misalnya pecaraian) seatus anak tetap anak berbeda masing-masing tidak dapat mengkelaim lebih berhak terhadap anak tersebut, walaupun pengadilan dapat memilih dengan siapa anak ikut. Perlu juga diingatkan disini bahwa penisbahan seorang anak kepada bapaknya secara formal tetep berlaku sekalipun bgi anak perempauan setelah menikah. Anak perempuan kalau sudah menikah tidak diajarkan oleh islam untuk manisbahkan dirinya kepada suami yang menjadi terdisi sebagian masyarakat kita.

Kewajiban Suami Kepada Istri

(14)

1. Mahar

Mahar adalah pemberian wajib dari suami untuk istri. Suami tidak boleh memamfaatkannya kecuali seizin dan serela istri. (QS. An-Niasa’ 4: 20-21). Jumlah minimal dan maksimal mahar tidak ditentukan oleh syara’. Tergantung kmampuan suami dan kerelaan istri. Yang penting ada nilainya. Bahkan boleh dengan sepasang sandal, atau mengajarkanbeberapa ayat Al-Qur’an, atau masuk islam, seperti yang pernah terjadi dengan sepasang sandal. Lalu rasulullah bertanya: “Apakah engkau rela dari diri dan hartamu dengan sepasang sandal?” perempuan itu menjawab: “Ya”.lalu rasulullah

membolehkannya.” (HR. Ahmad, Ibn Majah Dan Tirmidzi).

:

تيلماقمفمةمأمرمميإه ههتيئماجم مللمسموم ههييلمعم ههللا ىللمصم ههللا لمويسهرم نلمامدهعهاسملا ددعيسم نهبي لههيسم نيعم يموهره

“Diriwayatkan dari sahal ibn ba’ad bahwa seorang wanaita dating bertanya kepada nabi saw: “Ya rasulullah, aku serahkan diriku kepadamu (mencari suami). “ Wanita itu lama menunggu sampai seoran laki-laki berdiri dan berkata: “yarsulullah, kawinkan dia dengan akau jika engkau tidak menginginkannya. “kemudian rasulullah bertanya: “Engkau punya sesuatu untuk membayar mahar kepadanya. “laki-laki itu manjawab: “tidak ada kecuali pakaian ini.” Kata nabi saw: “Jika kau berikan oakainmu itu, tentu kamu tidak punya pakaian lagi. Carilah yang lain.” Laki-laki itu berkata: “aku tiadak punya apa-apa lagi”. Kata rasulullah: “Carilah walau sebuah cincin besi”.dia berusaha mencarinya tapi tidak mendapatkan apa-apa. Kemudian rasulullah bertanya kepadanya: “apakah engkau mengetahui sesuatu tentang Al-Qur’an?” kata laki-laki itu: “ada. Surat ini, surat ini…”,seraya menyebutkan beberapa surat. Kenudian nabi saw bersabda: “aku

kawinkan dia dengan engkau dengan mahar Al-Qur’an yang ada padamu.” (HR. Bukhari

dan muslim)

2. Nafkah

(15)

“Kewajiban memberi atasa bapak member belanja ibu anaknya dan pakain secara

“Tempatkanlah mereka dimana kamu tinggal, menurut tenagamu, dan janganlah kamu

member melarat kepada mereka sehingga kamu menyasahkan…” (QS. At-thalaq 65: 6)

،اهماتماءمامماللمإه اسنفينم ههللا فهللمكميهالم ،ههللا ههاتماءماملممه قيفهنييهليفم ههقهزيره ههييلمعم رمدهقه نيمموم ،ههتهعمسم نيمه ةدعمسم ويذه قيفهنييهله

ارنسييهردسيعهدمعيبم ههللا لهعمجييمسم

:قلطلا)

7 )

“Hendaklah orang yang mampu memberikann nafakah menurut kemampuannya. Barang siapa yang sedikit rezkinya, hendakah member nafkah menurut rizki yang diberiakan allah itu. Allah tidak membrati diri seseorang kecuali menurut yang diberikan allah

kepadanya. Nanti allh mengadakan kemudan sesudah kesulitan.” (QS. At-Thlaq 65: 7)

Rasulullah saw bersabda diwaktu haji wada’:

فهويرهعيممليابه نلمههتهومسيكهوم نلمههقهزيرهوم ميكهييلمعم نلمههلموم

)

ملسم هاور )

“…dan kewajibanmu atas mereka(istrimu) adalah memberi makan dan pakaian dengan

ma’ruf.” (HR. Muslim)

Kewajiban suami memberikan nafkah kepada istrinya sebanding dengan kewajiban istri memenui dan mematuhi dan meladeni suami, menyelenggarakan dan maengatur urusan rumah tangga serta mendidik anak. Kewajiban member nafakah gugur bila akat nikahnya tidak sah, bila istri tidak bersedia digauli atau tidak bersedia duduk bersama atau tidak bersedia mengikuti kepindahan suami kesuatu tepat.

Berapa jumlah nafkah yang wajib dibayar suami ditentukan ‘urf (sesuatu yang sudah dikenal secara luas oleh masyarakat) mkasudnya disesuaikan dengan kewajaran, kelaziman dan kemampuan suami. Suami pun tidak boleh kikir; mampu tapi tidak mau mancukukupi kebutuhan istri atau kelluarganya.

3. Ihsan Al-syarah

Ihsan al-syarah artinya bergaul denganistri dengan cara yang sebaik-baiknya. Teknisnya terserah kepda kiat masing-masing suami. Misalnya: membuat istri gembira, tuidak mencurigai istri, menjaga rasa malu istri, tidak membuka rahasia istri kepada orang lain, mengizinkannya mengunjungi orang tua dan familinya, membantu istri apabila ia memerlukan bantuan-sekalipun dalam tugas-tugas rumah tangga, menghormati harta miliknya peribadi dan lain-lain.( )

Ihsan al-syarah adalah suatu kewajiban berdasarkan kewajiban firman allah:

فهويرهعيممليابه نلمههويرهشهاعموم

:ءاسنلا)

19 )

…Bergaullah dengan istrimu dengan cara yang ma’ruf…” (QS. An-Nisa’ 4: 19)

Rasulullah saw sudah emberikan contoh teladan bagi bagaimana bergaul dengan istri dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu beliu menegaskan:

(16)

seorang imraraah shalihah. Dia harus mengajarkan hala-hal ang harus diketahui oleh seorang wanita tentang msalah agamanya terutama syari’ah, seperti masalah tharah, wudhu’, haidh, nifas, shlat, pusa dzikir, membaca Al-Qur’an, kewajiban wanita erhadap suami, anak-anak, orang tua, tetangga dan karib kerabat. Juga tentang cara berpakain dan tata kerama yang Islam serta hal-hal lainya. Disamping mengajar, seorang suami mempunyai kewjiban membimbing istrinya mengmalkan ajarn Islam.

Jika seorang suami tidak mampu mengajarkannya sendiri, dia harus memberikan izin kepada istrinya untuk belajar diluar atau mendatangkan guru krumah atau minimal menyediakan menyediakan buku bacaan.

Kewajiban Istri Kepada Suami

Hak suami atau kewajiban istri kepada suami hanya dua: (1) patuh pda suami dan (2) bergaul dengan suami dengan sebaik-baiknya (ihsan al-asyarah)

1. Patuh Pada Suami

Seorang istri wajib mematuhi suaminya selam tidak dibawa kelembah kemaksiata. Aisyah ra. Pernah bertanya kepda rasulullah saw tentang orang yang paling berhak dipatuhi oleh seorang istri. Rasulullah menjawab: “Suamunya” (HR. Hakim)

Dalam kesempatan lain lebih ditekankan lagi oleh rasulullh saw:

اهمجهويزملهدمجهسيتم نيأمةمأمريممليا تهريممأملمددحمأمله دمجهسييم نيام ادنحمأنارنمهآ تمنيكهويلم

)

ىذمتلا هاور )

“kalau aku boleh memerinatahkan sujud kepda seseorang, tenatu aku akan

perinatahkan seorang isteri untuk sujuat kepada suaminya.” (HR. Timidzi)

Dalam hadis lain rasulullah menempatkan wanita yang patuh kepada suaminya

menggembirakanmu, apabila engkau suruh dia patuh, apabila engkau member nafkah dia menerima dengan baik, dan apabila engkau tidak ada dismapinya dia akan menjaga

dari dan bertamu.” (HR. Nsa’i)

Taat atau patuh pada suami tidak bersifat mutlak. Harus selalu dikaitkan dengan ma’ruf, artinya selama tidak membawa kepda kema’siata. Apabila suami mengajak istrinya untuk melakukan yang harm atau meninggalkan kewajiban maka isteri berhak menentangnya dengan cara bijaksan bahkan harus berusaha menyadarkan nya dan kembali membawanya keja;an yang benar. Tapi dalam hal yang mubah atau sunnah yang menyebabkan suami kehilannngan haknya, si isteri harus mengikuti suami, misalnya puasa sunnah, haji sunnah atau keluar rumah.

Suamimendapatkan hak istimewa untuk dipatuhi isteri mengingat posisinya sebagai pemimpin dan kepala keluarga yang berkewajiban menafkahi keluarganya. Allah SWT berfirman:

ممييكهحمزمييزهعم ههللاوم ،ةمجمرمدم نلمههييلمعم لهاجمرلهللهوم ،فهويرهعيممليابه نلمههييلمعم ييذهللما لهثيمه نلمههلموم

:ةرقبلا)

228 )

“Hak-hak perumpuan (iseri) seumpma kewajiban yang dipikulkan kepadanya secara ma’ruf, dan untuk laki-laki (suami) ada kelebihan satu derajat dari perempuan.

Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS. Al-Baqarah 2: 288).

نيمهويقهفمنياماممبهوم ضدعيبم ىلمعم ميههضمعيبم ههللا لمضلمفماممبه ءهآسمنلهلا ىلمعم نمويمهاولمقم لهاجمرلهلا

ميههلهاومميام

:ءاسنلا)

(17)

“laki-laki itu (suami) mmenjadi pemimpin terhadap wanita (isteri). Sebab allah melebihkan kebaikan sebagian mereka (suami) memberi belanja dari hartanya (bagi isteri).” (QS. An-Nisa’4: 34).

2. Ihsan Al-‘ayarah

Ihsan al-‘asyarah isteri terhadap suaminya antara lain dalam bentuk: menerima pemberian suami, lahir dan batin dengan rasa puas dan terima kasih, serta tidak menuntut hal-hal yang tidak mungkin, meladeni suami dengan sebaik-baiknya (makan, minum, pakaian dan sebagainya), memberi perhatian pada suami sampai hal-hal yang kecil-kecil (misalnya suami pergi kerja antarlah sampai ke pintu, kalu pulang jemputlah ke pintau, sehhingga hati suami terpaut untuk selalu di rumah paabila tadak bertuagas), menjaga penmpilan supaya selalu rapi dan menarik, dan lain-lain sebagainya.

Demikianlah akhlaq suami isteri yang pembahasannya kita fokuskan pada maslah hak dan kewajiban yang tentu saja tidak bisa terlepaskan dari aspek hukum.

B. KASIH SAYANG DAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP ANAK Anak adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan orang tua kepada Allah SWT. Anak adalah tempat orang tua mencurahkan kasih sayang. Dan anak juga investasi masa depan untuk kepentinan orang tua di akhirat kelak. Oleh sebab itu orang tua harus memelihara, membesarkan merawat, menyantuni dan mendidik anak-anaknya dengan penuh tannggung jawab dan kasih sayang. Dengan pengertan seperti itu hubungan orang tua dengan anak dapat dilihat dari tiga segi:

1. Hubungan Tangung Jawab

Anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepda orang tua untuk dapat dibesarkan, dipelihara, dirawat dan dididik dengan sebaik-baiknya. Dengan ungkapan lain orang tua adalh pemimpin yang bertugas memimpin anak-anaknya dalam kehidupan di dunia ini. Kepemimpinan itu harus dipertanggungjawabkan hadapan Allh SWT. Rasulullah saw bersabda:

ههلهيام ىفه عدارملهجهرلملاوم،ههتهيلمعهرمنيعم لمويئهسيمموم عدارممه اممإهلياوم ،ههتهيلمعهرمنيعم لمويئهسيمم ميكهللهكهوم عدارمميللهكه

عدارممهدهاخملياوماهمتهيلمعهرم نيعم ةملمويئهسيمموماهمجهويزم تهييبم ىفه ةميمعهارمةهأمريمملياوم ههتهيلمعهرم نيعم لمويئهسيمموم

ههتهيلمعهرم نيعم لمويئهسيمموم عدارمميكهللهكهفم ههتهيلمعهرم نيعم لمويئهسيمموم ههدهيلهسم لهامم ىفه

)

هيلع قفتم )

setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab terhadap

kepemimpinannya. Kepala Negara adalh pemimpin dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin di rumah tangganya dan dia bertanggungjawab terhadap keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab terhadap rumah tangganya.seorang pembantu adalah pemimpin pada harta benda majikannya dan dia bertanggung jawab terhadap

kepemimpinannya.” (HR. Muttafaqun Alaih)

2. Hubungan Kasih Sayang

(18)

لممأم رمييخموم ابناومثم كمبلهرم دمنيعه رمييخم تهاحملهاصلملا تهايمقهابملياوم ايمنيدلهلا ةهايمحمليا ةهنميزه نمونهبملياوم لهاممليا

:فهكلا)

46 )

harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi

harapan.” (QS. Al-Kahfi 18: 46)

3. Hubungan Masa Depan

Anak adalah investasi masa depan di akhirat bagi orang tua. Karena anak yang shaleh akan selalu menalirkan pahala kepada orang tuanya, sebagaimana dinyatakan oleh nabi Muhammad saw:

:

اصمددلمومويأم ههبه عهفمتمنييه مدليعهويام ةديمرهاجم ةدقمدمصم نيمهاللمإه ةدثمالمثم نيمهاللمإه ههلهممعم ههنيعم عمطمقمنياه نهاسمنيإهليا تمامم اذماه

ههلم ويعهدييم حدله

)

ملسم هاور )

“jika seorang meninggal dunia putuslah (pahala) amalannya kecuali salah satu dari tiga hal: shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat yang dapat diamabilmanfaat darinya,

dan anak shaleh yang mendo’akannya.” (Hr. Muslim)

Dengan tiga alasan di ataslah seorang musalim di dorong untuk dapat berfungsi sebagai orang tua dengan sebaik-baiknya. Apalagi kalau dia fikirkan betapa pentinganya pembinaan dan pendidikan anak-anak untuk menjaga esistensi dan kualitas umat manusia umumnya san umat isalam khususnya pada masa yang akan datang.

Empat Tipologi Anak

Anak, menurut al-qur’an, dapat dikelompokkan kepada empat kelompok

1. Anak sebagai perhiasan hidip dunia

Al-Qur’ann menyaakan anak adalah perhhiasan hidup dunia (zunaitu al-bayah ad-dunya)

لممأم رمييخموم ابناومثم كمبلهرم دمنيعه رمييخم تهاحملهاصلملا تهايمقهابملياوم ايمنيدلهلا ةهايمحمليا ةهنميزه نمونهبملياوم لهاممليا

:فهكلا)

46 )

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehisupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi tuhanmu serta lebih baik untuk

menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi 18: 46)

Sepasang suami isteri merasa ruhah tangganya belum lengkap kalau belum dapat anak. Ibarat perhiasan, anak-anak perfungsi memperindah sebuah rumah tangga. Tetapi orang tua yang hanya mempungsikan anak sebagai perhiasan dan melupakan pembinaan dan pendidikannya akhirnya menjadikan anak tidak lebih dari sebuah “pajangan”yang secara fisik dapat dibanggakan, tetapi kualiatasnya sama sekali mengecewakan, baik kualitas iman, ilamu, maupun amalnya.

2. Anak sebagai Ujian

Selain sebagai perhiasan hidup dunia, anak juga sebai ujian (fitnah) bagi kedua orang tuanya. Allah perfirman:

:

28

لافنلا مميظهعم رمجيأم ههدمنيعه همللملا نلمأموم ةمنمتيفه ميكهدهلويأموم ميكهلهاومميأم اممنلمأم اومهلمعياوم

)

)

Dan katakanlah, harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan

(19)

Orang tua diuji dengan kehadiran anaknya. Apakah anak-anak dapat mealalaikannyadari beribadah kepada Allah SWT ataukah dia mampu melaksanakan tugasnya sebagai orang tua yang baik; mendidik dan membina anaknya menjadi anak yang shalih. Fitnah juga dalam arti anak bisa menyengsarakan dan mencemarkan nama baik orang tua. Biasa orang akan mengaitkan langsung kebaikan atau keburukan seorang anak dengan orang tuanya. Ertanyaan yang sering kita dengar dari setiap orang yang kagum dengan kebaikan seorang anak atau yang heran dan jengkel dengan keburukan (kenkalan atau bahkan kejahatan)nya adalah, “anak siapa itu.” Kalu orang tuanya mempunyai “reputsi” yang sama dengan anaknya, orang akan mengomentari, “pantas”. Seblinya kalau ternyata orang tuanya “orang baik”, komentar orang berbunyi, “heran” demikianlah anak menjadi ujian, cobaan bagi orang tuanya.

3. Anak Sebagai Musuh

Anak juga menjadi musuh bagi kedua orang tuanya: Allah berfirman:

ميههورهذمحيافم ميكهلم اولندهعم ميكهدهلويأموم ميكهجهاومزيأم نيمه نلمإه اونهممآ نميذهللما اهميلهأم ايم

:نباغتلا)

14 )

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya dianta isteri-isterimu dan anak-anak mu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…”

(QS. At-Taghabun 64: 14)

Sungguh sangat mengecewaan kalau anak menjadi musuh orang tua. Musuh bisa berarti secara fisik dan juga bisa dari segi ide, pikiran, cita-cita dan aktivitas. Bila orang tuanya dimana-mana melakukan amar ma’ruf nahi munkar, sang anak justru melakukan amar ma’ruf. Bila orang tuanya membangun., anak merusak; maka pada saat itu anak sudah berada pada posisi musuh.

4. Anak Sebaga Cahaya Mata

Tipe yang keempat ini oleh Al-Qur’an diistilahkan dengan Qurratu A’yun ( cahaya mata) allah berfirman:

انماممإه نميقهتلممهليله انمليعمجياوم نديهعيأم ةمرلمقه انمتهايلمرلهذهوم انمجهاومزيأم نيمه انملم بيهم انمبلمرم نمولهوقهيم نميذهللماوم

:ناقرفلا)

74 )

“orang-orang yang berkata: yatuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai cahaya mata (penyenang hati kami), dan jadikanlah

kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Furqan 28: 74)

Qurratu a’yun berate cahaya mmata, permata hati, sangat menyanangkan. Inilah tipologi

anak yang ideal. Criteria tipologi ini antara lain tunduk dan pauh kepada Allah SWT, berbakti kepada orang tua, bermuamlah dengan baik sesame manusia. Atau dengan ungkapan lalin bberiman, berilmu dan beramal. Hablumminallah dan hablumminannas nya berjalan dengan baik.tipologi keemoat inah yang boleh kita sebut dengan “anak shaleh”.

Anak Shaleh Tidak Dilahirkan

Anak shaleh atau qurratu a’yun tidak dilahirkan, tapi dibentuk dan dibina lewat pendidikan. Rsulullah saw mengajarkan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah yang berperan merubah fitrah itu menjadi salm bahasa rasul yahudi, nasrani atau majusi.

ههنهاسمجلهمميهويأم ههنهارمصلهنميه ويام ههنهادمولههمــــيه ههاويبهأمفم ،ةهرمطيفهليا ىلمعم دهلموييهددويلهويمم للهــــــكه

)

(20)

“Setiap anak dilahirkan dalam kekadaan fitrah,maka ibu bapaknyalah (yang akan berperan) “mengubah” anak itu menjadi seorang yahudi, atau nasrani, atau majusi.”

(HR. Bukhari)

Oleh sebab itu oaring tua mempunayai kewajiban memelihara dan mengembangkan fitrah atau potensi dasar keislaman anak tersebu sehingga tumbuh san berkembang menjadi muslim yang benar-benar menyerahkan diri secar total kepada allah swt. Kalau dibiarkan tidak terbina, potensi dasar tersebut akan berkembang ke arah yang bertentangan dengan maksud Allah menciptakannya. Dan pada akhirnya anak–anak akan menjadi penghuni neraka. Bukankah allah swt memerintahkan kepda orang tua, terutama kepala keluarga untuk memeliahara keluarganya dari siksaan api neraka?

ارنانم ميكهيلههيأموم ميكهسمفهنيأم اوقه اونهممآم نميذهللما اهميلهأم ايم

:مرحتلا)

6 )

“hai orang-orang yang beriman, prlihara dirimu dan keluargamu dari apai neraka…”

(QS. At-Tahrim 66: 6)

Pendidikan Yang Seimbang

Pembinaan atau pendidikan yang akan melahirkan anak shaleh adalah pendidikan yang seimbang, yaitu pendidikan yang memperhatikan seluruh aspek yang ada pada diri manusia; hati, akal dan fisik. Seorang pendidk harus menyantuni ketiga-tiganya. Masing-asing unsur tersebut tidak bisa berdiri seddiri. Ketiganya harus harmonis dan seimbang. Mengutamakan pembinaan fisik dengan mengabaikan akal dan hati akan melahirkan manusia hayawani, mengutamakan fikiran saja melahirkan manusia syaitani, sedangkan mengutamkan hati semata tentu tidak realistik, karena manusia tidak bida jadi malaiakat.

Pendidikan yang seimbang, harmonis dan utuh seprti di atas diistilahkan oleh para ahli dengan tarbiyah mutakamilah, yang menurut Abdullah Nashih Ulwan, peulis buku tarbiyah

al-aulad fi al-islam, mencakup pendidikan iaman, akhlaq, jasmani, akal, jiwa,

kemasyarakatan, dan seks (at-tarbiyah imaniyah, khuluqiyyah, jismiyyah, al-aqliyyah, an-nafsiyyah, al-ijma’iyyah dan al-jinsiyyah). (Abdullah Nashih Ulwan, 1981: 146).

Khusus pendidikan iman atau kita sebut saja pendidikan rohani harus dimulai sejak dini. Secara tisak langsung sudah mulai sejak pemilihan pasangan hidup yang baik, diteruskan dalam hubungan yang harmonis antar suami istri termasuk hubungan seksual san lebih khusus lagi pada waktu seorang ibu mengandung. Oleh sebab itu pendidikan anak harus dimulai semenjak memilih jodoh (sesuai dengan tuntutan Rasulullah saw).

(21)

sebagainya. Semuanya itu memberikan dasar iman (rohani) yang kuat bagi anak. Bukankah pengalaman waktu kecil meninggalakan bekas yang sanat lama bahkan senderung tidak terhapus. Peribahasa arab juga mengatakan “at-ta’allum fi as-sighar ka an-naqshi ala

al-bajar, wa at-ta’allum fi al-kibar ka an-naqshi ala al-ma’ (belajar di waktukecil sama dengan

menulis di atas batu, sedangkan belajar di watu baesar sama dengan menulis di atas air.” Disamping itu Rasulullah saw mengajarkan kepada orang tua untuk memberi nama anaknya dengan nama yang baik, yang mengandung harapan do’a. dan juga mencicipkan korma atau madu kedalam mulut bayi, dan seblaiknya dilakukan oleh seseorang yang shaleh dengan harapan semoga anak juga menjadi hamaba allah yang shaleh kelak kemudian hari. Pada hari ketujuh atau lipatan tujuh atau hari keberapa saja orang tua menyelenggarakan acara aqiqah anaknya dengan memotong dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan. Pada hari itulah nama anak diresmikan di samping mecicipkan korma atau madu tadi (tanik). Nama yang baik tentu untuk kepentingan anak kemudian hari, dan upasara pencicipan korma atau atau madu untuk menguatkan mulut anak menyusu. Sedangkan aqiqah adalah sebuah bentuk kesyukuran orang tua yang membagi kebahagiaannaya kepada orang banyak dengan menyungguhkan mkanan dari daging kambing.

Metote Pendidikan Luqman Al-Hakim

Ada baiknya sebagai pedoman dan perbandingan kita pelajari bagaiman luqman mendidika ankanya, sebagaimana yang diabadikan oleh Allah SWT dalam surat Lukman ayat 13-19. Luqman menekankan perhatiannya dalam pendidikan anaknya kepada empat aspek, yaitu aqidah, ibadah, akhlaq dan dakwah.

1. Pedidikan Ibadah

Lukman menyadari bahwa pendidikan aqidah perlu di tanamkan kepda anak sedini mungkin. Anak mengajak mengenal allah swt dengan memperkenalakan bermacam-macam allah yang maha rahman. Pendidikan tauhid sangat penting sekali sebagai modal dasar bagi anak dalam menjalani roda kehidupan nanti. Tegas-tegas Lukman mengatakan:

ميظهعم ممليظهلم كمريشلهلا نلمإه ههللملابه كيرهشيته الم يلمنمبه

:نامقل)

13 )

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan

(Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Lukman 31: 13)

Lukman menanamkan keyakinan kepada anaknya bahwa apa saja yang dia kerjakan manusia, betapapun halus dan kecilnya, tidak luput dari pandangan allah. Buruk baik semua akan dicatat dan diberi balasan yang adil:

ضهريأمليا يفه ويأم تهاوماممسلملا يفه ويأم ةدرمخيصم يفه نيكهتمفم لددمريخم نيمه ةدبلمحم لماقمثيمه كهتم نيإه اهمنلمإه يلمنمبه ايم

ريبهخم فميطهلم همللملا نلمإه ههللملا اهمبه تهأييم

:نامقل)

16 )

“Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada di dalam batu atau dilangit atau di dalam bumi, niscaya allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengtahwi.” (QS. Lukman

31: 16)

2. Pendidikan Ibadah

(22)

ringannya, kalau tidak dibiasakan akan terasa berat. Sebaliknya sesuatu yang berat kalau dibiasan teas ringa. Pertam Lukaman menyuruh anaknya mendirikan shalat karena shalat adalah tiang agama dan meenjadi barometer ketaqwaan seseorang kepada allah:

ةالمصلملا مهقهأم يلمنمبه ايم

:نامقل)

17 )

hai anakku, dirikanah shalat…” (Qs. Lukmanulhakim 31: 17)

Rasulullah saw mengajarkan kepada orang tua untuk menyuruh anaknya mendirikan shalat pada umur tujuh tahun dan memberikan sanksi pada umur sepuluh tahun bila masih belum mau mendirikan shalat.

ىفه ميههنمييبمويقهرلهفموم ،ردشيعم ءهانمبيأم ميههوم اهمييلمعم ميههويبهرهضياوم ،نميينهسه عهبيسم ءهانمبيأم ميههوم ةهلمصلملااــــبه ميكهدمالمويام ويرهمه

عهجهاضمممليا

)

دودوبأ هاور )

“suruhlah anakmu shalat diwaktu mereka berumur tujuh tahun. Pukullah mereka (jjika tidak mau mengerjakan) setelah berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tidur mereka

(darimu)”. (HR. Abu Daud)

Tentu saja disiplin ibadah baru bisa didirikan ditengah keluarga apabila bapak atau ibu terlebih dahulu melaksanakannya(akan lucu sekali kedengarannya apabila seorang bapak memarahi dan memukul anaknya karena tidak shalat, sedangkan dia sendiri tidak melaksanakannya). Disiplin yang ditnamkan dari kecil oleh orang tua akan meninggalkan bekas yang lama, hingga nantinya anak tidak mudah tergoda meninggalkan perintah-perintah Allah SWT

3. Pendidikan Dakwah

Lukman menanamkan kepada anaknya sifat keberanian menyatakan kebenaran, dan mengjak orang untuk malakukannya, serta keberanian menunjukkan mana yang salah dan melarang orang untuk mendekatinya. Inilah sikap da’I yang tidak mementingkan dirinya ssendiri tetapi juga memperhatikan lingkungan sekitarnya. Apabila setiap orang berusaha amar ma’ruf dan nahi munkar tentu dunia iniakan penuh kedamaian, silang sengketa akan bisa diatasi. Perhatikan apa kata lukaman kepada anakny:

ركمنيمهليا نهعم همنياوم فهورهعيممليابه ريمهأيوم

:نامقل)

17 )

“…Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari

perbuatan munkar…” (QS. Lukman 31: 17)

4. Pendidikan Akhlaq

Suatu tugas mau tidak mau harus mempunyai konsekuensi dan resiko. Resiko seorang da’i adalah mendapat tantangan dari masyarakat atau peribadi yang tidak senang. Untuk itu seorang da’i harus siap mental menerima segala macam cobaan; tidak pernah mundur dan patah semangat, harus memperlihatkan akhlaq seorang yang teguh iman dan sabar. Lukman lukaman mengingatkan anaknya untukbersabar menerima segala macam cobaan, katanya:

رومهأهليا مهزيعم نيمه كملهذم نلمإه كمبماصمأم امم ىلمعم ريبهصياوم

:نامقل)

17 )

“…dan bersabaralah erhadap apa yang maenimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian

itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Lukman 31:17)

(23)

harus menghormati orang lain. Yang tua dihormati, yang kecil disayangi. Sesama besar

Kalau engkau gembira jangan sanpai meledak-ledak dan lepas kendali; berpesta pora gila-gilaan. Menghambur-hamburkan kekayaan tampa menghiraukan batas-batas norma dan agama. Allah tidak mengasihi orang yang sombong dan bernegah-megah:

روخهفم لداتمخيمه للمكه بلهحهيه الم همللملا نلمإه احنرممم ضهريأمليا يفه شهميتم الموم

:نامقل)

18 )

“…dan jangnlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya allh tidak

menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Lukman 31: 18)

Cara berjalanpun harus di perhatikan. Berjalanlah dengan sederhana jangan terlalu menengadah seperti orah angkuh dan ajangan pula terlalu menunduk seperti orang patah hati. Tetapi sederhana pertengahan anata keduanya. Begitu juga cara berbicara, sekedar didengar oleh lawan bicara, jangan keterlaluan, terlalukeras atau terlalu lambat. Sejelek-jelek suera itu adalah suara keledai, kata lukman membberikan contoh.

رهييمهحمليا تهويصملم تهاومصيأمليا رمكمنيأم نلمإه كمتهويصم نيمه ضيضهغياوم كميهشيمم يفه ديصهقياوم

:نامقل)

19 )

“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya

sebruk-buruk suara ialah suara keldai.” (QS. Lukman 31:19)

Demikinlah metode lukman al-hakim mendidik anaknya yang baik kita teladani. C. SILATURRAHIM DENGAN KARIB KERABAT

Istilah silaturrahim (shilatu ar-rahimi) terdiri dari dua kata shillah (hubungan, sambungan) dan rahim (peranakan). Istitlah ini adalah sebuah simbol dari hubungan baik penuh kasih sayang antara sesame karib kerabat yang asal usulnya berasal dari satu rahim. Dikatakan simbol karena rahim atau (peranakan)secara materi tidak bisa disambung atau dihubungkan dengan rahim lain. Rahim yang dimaksud disini adalah qarabah atau nasab yang disatukan oleh rahim ibu. Hubungan anatara satu sama lain diikat dengan hubungan rahim. (Muhammad Ibn Alan As-Shiddiqi, 148)

Dalam bahasa indonisia sehari-hari juga dikenal istilahsilaturrahmi (shilatu ar-rahmi) dengan pengertian yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada jhubungan kasih sayang antara sesama karib kerabat, tetapi juga masarakat yang lebih luas. Dari segi bahasa, istilah tersebut tidak salah, kadena rahmi juga berarti kasih sayang, jadi silaturrahmi berate menghubungkan tali kasih sayang antara sesama anggota masyarat. Tetapi silaturrahim yang kita maksudkan dalam fasal ini adalah hubungan kasih sayang yang terbatas pada hubungan dalam sebuah keluarga besar atau qarabah.

Referensi

Dokumen terkait

 ةريغملا نأ قرزلْا نبا لآ نم ةملس نب ديعس نع ميلس نب ناوفص نع كلام نع ةملسم نب هللا دبع انثدح ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا لجر لأس لوقي ةريره ابأ عمس

Hasil penelitian ini juga mencerminkan bahwa rata-rata komite audit adalah 3,02 atau dapat dikatakan ukuran komite audit masih rendah, sehingga belum mampu untuk

Nyatanya, ratusan milyar rupiah yang mereka sumbangkan, baik secara langsung (resmi) atau tidak langsung melalui remitans (kiriman uang), yang harus diakui keberadaannya. Bekerja

Kebanyakan pengikut lain tidak begitu sabar; sebagian kelompok itu (yang sebetulnya merupakan mayoritas) semen- tara itu mengafiliasikan diri dengan mursyid baru, Kiai

Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar

Di samping memperhatikan hak asasi manusia dalam setiap melaksanakan tugas dan wewenangnya, setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib pula

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan tempe dengan labu siam yang digunakan dan jenis filler berbasis kacang-kacangan sehingga dapat

Kehidupan sehari -hari mereka yang telah melangsungkan perkawinan campur antara etnik Tionghoa dan pribumi khususnya di Cilacap, pada umumnya sudah tidak lagi