Pengertian Politik dan Ilmu Politik Menurut Stephen L Wasby1
I. DESKRIPSI
Definisi Ilmu Politik
Ada sebuah pertanyaan, apa itu ilmu politik? Ilmu politik dapat diartikan pada dua
definisi yaitu dapat bersifat kajian politik dan apa yang telah dilakukan pengamat/peneliti
dibidang politik. Definisi pertama tidak akan banyak membantu sampai kita mengerti makna
politik itu sendiri, sedangkan definisi kedua digunakan untuk menyatakan ketidak sepakatan
atas suatu definisi bidang kajian sekaligus untuk menunjukkan pengertian yang luas dimana
beberapa orang akan menyebutnya ilmu politik.
Sebagai sebuah kajian bidang akademis, ilmu politik menyertakan kajian politik atau
keterkaitan dengan pemerintahan. Kebanyakan penelitian ilmu politik dilaksanakan di
Universitas-universitas, tetapi beberapa dilaksanakan diluar lingkar akademis. Namun tidak
semua peneliti menggunakan data politik, seperti para jurnalis, anggota partai dan para
pejabat (Mereka juga dapat diartikan sebagai ilmuwan/peneliti politik). Tidak semua
penelitian politik itu menjadi ilmu politik, karena tidak semua penelitian dilaksanakan
melalui proses-proses ilmiah. Namun, bahan yang dikembangkan untuk mencapai tujuan
tertentu, seperti yang dilakukan organisasi-organisasi politik untuk konsumsi public (sebagai
contoh bibliografi kandidat yang diusung sebuah partai) umumnya tidak menjadi ilmu politik
meski jelas menjadi kepentingan para praktisi politik.
Mereka yang sekarang atau telah menjadi praktisi politik mendapatkan pelatihan
khusus, dimana pengetahuan secara khusus telah ditranformasikan, terlepas perbedaan dalam
pendekatan maupun kepentingan dalam beberapa pengertian bersatu dalam upaya yang sama.
Karakteristik pelatihan khusus dan kesamaan pandangan kelompok ini membuat mengenal
ilmu politik sebagai sebuah profesi.
Ada beberapa pendapat bahwa ilmu politik tidak memiliki pengetahuan secara khusus,
karena setiap orang ingin menjadi praktisi politik. Namun fakta bahwa banyak orang
membicarakan ilmu politik sering tidak memberikan jenis informasi secara khusus, tepat dan
mendalam, berbeda dengan orang yang mempelajari ilmu politik. Tidak semua yang
mempelajari ilmu politik kemudian menjadi peneliti, hal ini seperti orang yang bekerja dalam
1 Wasby, Stephen L. Political Science. The Discipline and Its Dimensions. New York : Charles Scribners’s
pemerintahan, memegang kedudukan tinggi atau jabatan elektif atau sekedar membantu
menjalankan birokrasi. Garis besar disiplin ilmu berdasarkan para ahli adalah sebagai berikut:
1. Keteraturan cara kerjanya, tercermin dalam penekanan yang ditempatkan diatas
analisis kritis pertumbuhan dan perkembangan bidang kajian
2. Merupakan sebuah karya klasik
3. Spesialisasi personel oleh subbidang
4. Mudah membedakan pokok bahasan
5. Sebuah generalisasi atau abstraksi, sebagiannya ditambahkan, dihapus, atau diperbaiki
seiring waktu yang dianggap perlu dan pantas
6. Konsep-konsep khas bidang tersebut
7. Metode analisis yang dibakukan
8. Kesesuaian data dan laporan-laporan mengenai data
Beberapa orang berpendapat bahwa ilmu politik merupakan seni dan pengetahuan.
Tanggapan para pembaharu pemikiran dituangkan secara baik oleh Charles Hyneman dalam
The Study of Politics : The Present of American Political Science bahwa perbaikan terhadap
literature tidak boleh dihentikan karena ilmu politik selalu berkembang serta memenuhi
tuntutan-tuntutan yang dipaksakan oleh metode ilmiah yang ketat.
Diantara dua golongan yang yang menyebutkan kajian politik semata hanya untuk
kegiatan politik dan pendidikan kewargaan merupakan ilmu kebijakan. Apa yang dilakukan
ilmu politik itu terkait aktifitas politik baik secara langsung maupun tidak langsung. Satu
pandangan adalah bahwa pokok bahasan ilmu politik haruslah ditentukan oleh
persoalan-persoalan kebijakan atau isu-isu yang berkembang maupun yang akan datang. Untuk
mengatakan bahwa ilmu politik haruslah menjadi ilmu kebijakan tidak perlu berbicara para
pejabat public harus menentukan apa yang dikaji peneliti di bidang ilmu politik. Gagasan
pemikiran hanya sekedar membantu memberikan kriteria apa yang penting untuk dikaji.
Ilmu politik pada bagian tertentu memiliki batasan, namun memiliki bagian penting
yang menyebabkan perdebatan besar dan kontroversional dalam pengambilan makna kajian
politik, paling tidak disinilah tedapat consensus. Namun mesikpun ilmu politik bersifat lunak,
sama halnya dengan ilmu-ilmu behavioral atau ilmu social lainnya, beberapa ilmuwan politik
menggunakan model-model dari disiplin ilmu keras dan membuat cara kerja ilmu politik
seperti ilmu fisika meskipun hasil akhir tidak dapat dicapai. Bagi kebanyakan akademisi
berbicara soal kajian ilmiah politik hanya untuk membuat kajian itu menjadi sistematik dan
tertata, dan bahwa para mahasiswa berupaya untuk menemukan apa yang sebenarnya ada,
sebagai metode ilmiah. Mereka juga menggunakan informasi yang dikumpulkan untuk
membentuk generalisasi dari teori-teori politik walaupun dalam waktu singkat teori politik
yang kuat tidak dapat ditemukan. Untuk mengembangkan generalisasi tersebut pengamat
politik akan tertarik pada karakteristik umum dari data ketimbang pada peristiwa-peristiwa
politik yang dilakukan actor-aktor politik, sebuah focus yang berbeda dari sejarahwan yang
umumnya memusatkan perhatian kepada hal unik atau luar biasa.
Dalam mengembangkan temuan-temuan para pengamat politik menggunakan metode
sejarahwan, sosiolog, ekonom, psikolog dan antropolog meski metode-metode yang
digunakan dari ilmu-ilmu social tersebut biasanya diaplikasikan untuk disesuaikan dengan
persoalan-persoalan spesifik dari keterkaitan data dan interpretasi yang dihadapi ilmu politik.
Ilmu politik berbeda dari bidang-bidang kajian lain, bahkan ketika kelompok beberapa
disiplin kajian memiliki objek kajian yang sama, tapi ilmu politik tidak dapat diartikan pada
metode-metode khusus atau unik.
Terminologi yang digunakan ilmuwan di bidang politik mungkin lebih menggambarkan
karakteristikanya daripada metodenya. Konsep Negara yang sesekali menandai kajian politik
secara umum sekarang dianggap kuno, seperti kata demokrasi dan koalisi yang merupakan
khas bagi ilmu politik menjadi bahasa politik sehari-hari. Upaya yang dilakukan untuk
mengembangkan definisi-definisi baru yang ingin diterapkan menghasilkan dugaan bahwa
ilmu politik itu dibangun atas jargon, tetapi tidak cukup pengenalan ilmu politik hanya
melalui terminologinya.
Ilmu politik merupakan bidang kajian yang bias dikenali, dengan lingkup dan muatan
yang sering diperdebatkan, praktisi ilmu politik banyak ditemukan di institusi-institusi
pendidikan tinggi, lembaga penelitian maupun di pemerintahan, para praktisi ini berbeda
dengan para politisi. Kajian politik dilakukan berkaitan dengan keberlangsungan
penyelenggaraan Negara, meskipun para pengamat politik memiliki pandangan berbeda
seperti harus diterapkan secara langsung demi pembanguan menyeluruh, dan beberapa
lainnya memandang pentingnya menekankan isu-isu kebijakan yang menjadi pokok kajian
utama oleh para pengamat politik.
Ilmu politik bukanlah ilmu yang sama dengan ilmu fisika, akan tetapi dapat dikaji
secara sistemtis dengan metode ilmiah. Dalam kurun waktu yang panjang dibutuhkan untuk
membahas sebuah definisi tentative ilmu politik menguraikan bahwa ilmu politik tidak
mampu mengembangkan model utama yang berlaku sebagai titik tolak pemikiran yang logis
dibangun selama berabad-abad, bersama kubah, puncak menara, serambi, sudut dinding dan
celah-celahnya.
Definisi Politik – Apa itu politik?
Politik merupakan seni atau ilmu? Politik disepakati sebagai sebuah seni, sedangkan
kajian politik dipandang sebagai ilmu, meski kita harus berhati-hati untuk tidak
melebih-lebihkan perbedaan ini. Beberapa keahilian dalam politik bisa dipelajari. Pada tataran itu
politik memiliki aspek-aspek ilmiah.
Bagi sebagian orang politik melibatkan kekuasaan dan pengaruh. Satu formulasi dari
gagasan-gagasan ini adalah politik memberikan jawaban atas pertanyaan “pendapat siapa,
kapan dan bagaimana?” pendapat lain bahwa politik melibatkan pengaruh dan
keberpengaruhan. Kekuasaan pada umumnya dipandang melibatkan aksi oleh seseorang yang
melawan kehendak atau hasrat orang lain. Sebagian memberi sifat definisi melalui
penambahan gagasan dimana kekuasaan harus digunakan untuk menjalankan kebijakan
public.
Jika politik memang melibatkan kekuasaan, pelaksanaan kendali oleh sebagian orang
atas yang lainnya demi tujuan-tujuan tertentu, seberapa jauh langkah kita untuk menemukan
kekuasaan itu? Apakah kita menerima dugaan bahwa ilmu politik melibatkan kajian
organisasi masyarakat dalam pengertian yang paling luas, termasuk organisasi, keluarga,
serikat buruh dan Negara dengan rujukan khusus kepada aspek tingkah laku manusia.
Sebagai contoh apakah kekuasaan orang tua, serikat buruh dan korporasi itu politis? Sekali
lagi, seperti pada ilmu politik, kita masuk kedalam permasalahan definisi.. Sampai sekarang,
kebanyakan pengamat politik sepakat bahwa kekuasaan yang dilaksanakan
organisasi-organisasi swasta bukanlah politis, ini bahwa kekuasaan di dalam keluarga disebabkan
apolitis atau pra-politis, itu jelas bukan bagian dari kajian politik. Kelompok-kelompok
seperti perserikatan bermanfaat untuk dikaji hanya disebabkan proses-proses internal mereka
sejalan yang terdapat dalam politik. Sejumlah besar pengamat politik kini merasa bahwa
kekuatan dalam perserikatan, kelompok-kelompok kepentingan lain dan asosiasi-asosiasi
swasta dalam bisnis atau bahkan dalam keluarga jelas bagian dari politik kesesuaiannya bagi
tekanan-tekanan yang diangkat untuk dipikul atau tidak dibawa untuk dipikulkan kepada
pemerintah. Namun jika keluarga, serikat buruh, korporasi bisnis berada dalam wilayah ilmu
politik, tidak semua aspek harus dikaji.
Telah dibahas bahwa politik melibatkan alokasi nilai-nilai otoritatif di dalam sebuah
kekuasaan atas masyarakat. Banyak nilai-nilai dalam politik tidak begitu saja dapat diukur.
Nilai-nilai (tujuan) politik tidaklah harus selalu abstrak seperti keabsahan dan tatanan,
biasanya begitu kita terapkan kepada contoh-contoh yang spesifik seperti ketika kebebasan
seseorang untuk berunjuk rasa atau kompak mengganggu tatanan yang dihargai tinggi oleh
pengusaha ataupun politisi, hal seperti ini yang menggiring definisi politik sebagai
pengejaran tujuan-tujuan pertentangan. Mereka juga sering juga berpendapat bahwa mereka
sering tidak mendapatkan apa yang mereka mau tanpa menabrak aktifitas pencarian tujuan
lain sehingga yang lain mendapatkan sesuatu mereka mendapat sedikit sama ketika hak kerja
seseorang bertentangan dengan hak berkumpul orang lain atau kebebasan pers surat kabar
bertentangan dengan hak untuk mendapatkan keadilan bagi pelaku.
Dalam memaknai politik kita sering membedakan antara public dan privat. Terkadang
kita berbicara soal para pejabat public atau kehidupan public dengan seseorang, sementara
beberapa organisasi seperti Kiwanis, rotary dan lion clubs biasanya dianggap privat meski
mereka sering terlibat dalam aktifitas masyarakat. Istilah public dan privat juga terkadang
digunakan untuk menunjukan preferensi. Apa yang disebut privat dianggap melampaui
sentuhan pemerintah, apa yang disebut public, seperti dalam frase bisnis dipengaruhi oleh
kepentingan public dianggap menjadi subjek bagi pengaturan dan kendali pemerintah.
Dalam sebuah definisi, Christian Bay membatasi politik dengan mensyaratkan bahwa
kegiatan yang ditujukan pada peningkatan atau perlindungan kondisi-kondisi demi pemuasan
kebutuhan dan tuntutan manusia harus didasarkan pada sebuah skema prioritas universalistic
untuk bisa disebut politis.
Unsur lain dalam sebuah definisi politik adalah kontroversi. Dimana ada politik disitu
terdapat kontroversi dan dimana ada persoalan disitu ada politik. Ketika tidak ada kontoversi
dan persoalan yang diperdebatkan, maka politik tidak ada. Kontroversi ini harus dicatat
tidaklah terbatas kepada kegiatan-kegiatan partai politik yang saling bersaing, tetapi termasuk
kelompok-kelompok lain dan individu baik itu secara eksplisit politik maupun bukan.
Konsensus dalam politik itu penting agar konflik terjadi. Kesepakatan pada sejumlah
nilai biasanya mendasari terjadinya konflik mengenai niali-nilai lain. Konsensus mungkin
juga mempengaruhi penyelesaian, seperti ketika tekanan untuk mengakhiri konflik didorong
oleh pengakuan bahwa tingkatan konflik tertentu akan membahayakan sebuah masyarakat
atau bangsa.
Ilmu politik bertahun-tahun berkonsentrasi kepada apa yang jinni kita anggap menjadi
sekedar aspek politik terbatas yang berkaitan dengan pemerintah, institusi-institusi formal,
kasus dengan cepat. Konsentrasi kajian mahasiswa lebih mengenai bangsa-bangsa di dunia
barat, khususnya Negara-negara Eropa Barat, mengarah kepada gagasan bahwa system
politik memiliki batasan yang jelas dan ditentukan.
Penekanan lain dari ilmu politik yang lebih tua yang mungkin menyertakan Negara
adalah mengenai tatanan politik sebuah istilah yang menunjukkan konsentrasi pada
konstitusi, baik tertulis maupun tidak dan kepada konstitualisme atau prinsip-prinsip tatanan
bagi pemerintahan. Sebuah tema implisit dalam kebanyakan hal yang sebelumnya dibahas
adalah bahwa poliyik merupakan satu aspek masyarakat dimana manusia tinggal. Bahkan jika
institusi-institusi khusus dikembangkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi politik, politik itu
tidak terpisahkan dari masyarakat yang lebih luas. Dalam satu pengertian, hal ini sekedar
sebuah bagian-bagian dalam system social, yang dipisahkan secara analitik dikaji lebih dalam
lagi, sama seperti fungsi-fungsi ekonomi yang dipisahkan dalam penelitian oleh penelitian
oleh para ekonom. Untuk mengkaji politik harus mengacu pada metode penelitian social,
sebuah bagian penting dari bagian-bagian struktur dan cara kerjanya. Kita perlu mengetahui
apa yang bisa dilakukan dalam aspek politik masyarakat, subsistem politiknya, atau
pemerintahnya bagi seluruh masyarakat.
Fungsi utama performa pemerintahan bagi masyarakat adalah pencapaian tujuan,
tujuan-tujuan dipilih dan upaya-upaya dibuat untuk mendapatkan kepentingan secara kolektif.
Ada kecenderungan pengamat politik untuk menekankan secara berlebihan kepada distribusi
nilai-nilai yang baik untuk mengabaikan atau mengurangi fungsi pencapaian tujuan dari
pemerintahan. Bagaimanapun jika seseorang mengambil posisi bahwa kekuasaan hanyalah
satu aspek politik, dan pemerintah membantu untuk mengendalikan masyarakat, maka fungsi
pencapaian tujuan satu hal paling mungkin untuk melibatkan kontroversi tidaklah harus
membutakan kita kepada fungsi-fungsi lain yang juga diperhatikan oleh pemeintah seperti
integrasi system, yang berkaitan yang menyatukan system bersama dan meningkatkan
konsesus. Dilihat dari fungsi-fungsinya yang disebabkan oleh subsistem-subsistem dalam
II. ANALISIS
Dipandang penting makna atau definisi ilmu politik seperti yang diuraikan oleh Sthepen
L. Wasby sebelum memaknai ilmu politik tersebut harus kita pahami terlebih dahulu apa itu
politik?. Menurut Wasby politik merupakan seni yang melibatkan kekuasaan dan pengaruh,
pengaruh dan keberpengaruhan. Menurutnya kekuasaan dibentuk untuk membatasi kehendak/
hasrat seseorang. Namun Miriam budiarjo berpendapat politik merupakan usaha menggapai
kehidupan lebih baik. Sejak dahulu kala masyarakat mengatur kehidupan kolektif dengan
baik mengingat masyarakat sering menghadapi terbatasnya sumber daya alam, atau perlu
dicari satu cara distribusi sumber daya agar semua warga merasa bahagia dan puas.
Selanjutnya inilah yang disebut politik.2 Berarti ilmu politik dapat kita artikan sebagai ilmu
yang mempelajari tatanan untuk menggapai kehidupan yang lebih baik.
Berbicara tatanan maka kita dapat mengartikan ilmu politik merupakan ilmu yang
multidisiplin karena akan berkaitan dengan ekonomi, hukum, social, budaya, sejarah,
pendidikan dan lain sebagainya agar menggapai kehidupan lebih baik. Wasby menilai sulit
mengartikan politik dalam arti yang tetap, karena kajian politik selalu berkembang dan selalu
memunculkan asumsi baru, sehingga ilmu politik harus memiliki batasan-batasan
metodologi. Kajian politik merupakan ilmu lunak, namun penggunaan metode dalam kajian
politik banyak mengikuti metode-metode ilmu keras agar dapat tersistematis dan terstruktur
yang kemudian dinamakan metodologi ilmiah, menurutnya hal ini terlalu dipaksakan.
Berbeda dengan pandangan Ramlan Subakti mengatakan yang menjadi pusat perhatian ilmu
politik ialah proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.3
Garis besar disiplin ilmu berdasarkan para ahli adalah sebagai berikut:
1. Keteraturan cara kerjanya, tercermin dalam penekanan yang ditempatkan diatas analisis
kritis pertumbuhan dan perkembangan bidang kajian
2. Merupakan sebuah karya klasik
3. Spesialisasi personel oleh subbidang
4. Mudah membedakan pokok bahasan
5. Sebuah generalisasi atau abstraksi, sebagiannya ditambahkan, dihapus, atau diperbaiki
seiring waktu yang dianggap perlu dan pantas
6. Konsep-konsep khas bidang tersebut
2 Budiardjo, Miriam. Dasar Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Gramedia : Jakarta. 2008. Hlm 13
7. Metode analisis yang dibakukan
8. Kesesuaian data dan laporan-laporan mengenai data
Miriam lebih menyempitkan pendapatnya terkait pokok pembahasan ilmu politik
menurut behavioralis adalah sebagai berikut :
1. Perilaku politik memperlihatkan keteraturan (regularities) yang dapat dirumuskan dalam
generalisasi-generalisasi.
2. Generalisasi-generalisasi ini pada asasnya harus dapat dibuktikan kebenarannya
(verification) dengan menunjuk pada perilaku yang relevan.
3. Diperlukan teknik-teknik penelitian yang cermat dalam pengumpulan dan penafsiran
data.
4. Untuk mencapai kecermatan dalam penelitian diperlukan pengukuran dan kuantifikasi
melalui ilmu statistika dan matematika
5. Dalam membuat analisa politik nilai-nilai si pribadi peneliti sedapat mungkin tidak
bermain peran.
6. Penelitian politik mempunyai sifat terbuka terhadap konsep-konsep, teori-teori dan ilmu
social lainnya.4
Wasby menilai politik itu adalah sebuah seni, sementara pada wilayah kajian politik
dipandang sebagai ilmu, berbeda dengan keahlian politik, hal tersebut dapat dipelajari dan
pada sampai tataran tersebut memiliki aspek-aspek ilmiah sementara kebanyakan proses
pengumpulan data itu kreatif, dengan begitu itu merupakan bagian dari kualitas-kulaitas seni.
Lebih jauh lagi dalam buku-buku teori politik5 mebahas politik merupakan seni pemerintahan
yang artinya adalah penerapan kendali dalam masyarakat melalui pembuatan dan
pemberdayaan keputusan kolektif.
Dalam bukunya wasby menilai kekuasaan merupakan pembawaan aksi seseorang untuk
melawan/membatasi kehendak orang lain dengan menjalankan kekuasaannya membuat
kebijakan public. Senada dengan Miriam6 namun dalam bahasa yang berbeda kekuasaan
adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok mempengaruhi perilaku seorang atau
kelompok lain, sesuai keinginan para pelaku. Dalam konteks politik, kekuasaan yang dirujuk
adalah kekuasaan social, yaitu produksi, distribusi, dan penggunaan sumber daya masyarakat.
Dalam asumsi ini, politik dilihat sebagai penggunaan kapital.7
4 Budiardjo, Miriam. Dasar Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Gramedia : Jakarta. 2008. Hlm 10
5 Mufti, Muslim. Teori-teori Politik. Pustaka Setia : Bandung. 2013. Hlm 19
6Loc. Cit. Hlm 17-18
Politik melibatkan nilai-nilai secara otoritatif di dalam masyarakat yang dilakukan
secara penuh oleh pemegang kekuasaan. Namun Horald D. Laswall mengungkapkan politik
adalah masalah siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana.8
Kebijakan public merupakan sebuah pengaturan atau kendali bagi masyarakat atas
dasar kepentingan public. Pada buku lain dikatakan bahwa cita-cita bersama yang ingin
dicapai melalui usaha bersama, dan untuk itu keperluan ditentukan rencana-rencana yang
mengikat yang dituang dalam kebijakan oleh pihak berwenang, dalam hal ini pemerintah.9
Dalam pemaparan bahasan terdapat aspek kontroversi, dikatakan oleh Wasby dimana
ada politik disitu ada kontroversi, dimana ada persoalan disitu ada politik. Namun pada
buku-buku lain bagian ini bukanlah sebuah aspek dalam politik, namun dijelaskan sebuah
kontoversi yang dapat menyebabkan pertumpahan darah, konflik dan kekerasan dapat
diselesaikan melalui kompromi di atas meja.10
Konsensus dikatakan apabila terjadi konflik yang pada akhirnya terjadi kesepakatan,
biasanya kesepakatan tersebut memiliki jumlah nilai. Ramlan Subakti11 mengatakan
Perbedaan, persaingan dan pertentangan dalam upaya mendapatkan dan / atau
mempertahankan nilai-nilai yang dianggap penting dapat dijelaskan melalui mekanisme yang
disepakati bersama.
8 Laswell, Horald D. Who Gets What, When, How. New York : Meridian Books Inc. 1959. dalam Budiardjo,
Miriam. Dasar Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Gramedia : Jakarta. 2008. Hlm 22.
9 Budiardjo, Miriam. Dasar Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Gramedia : Jakarta. 2008. Hlm 20-21
10
Mufti, Muslim. Teori-teori Politik. Pustaka Setia : Bandung. 2013. Hlm 20
III. KESIMPULAN
Ilmu politik menurut Wasby ialah ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya,
namun dalam penjelasannya yang disampaikan terlalu berbelit-belit dengan perumpamaan
penggunaan metode ilmu lain seperti fisika, sehingga metodenya tidak akan mendapatkan
hasil sesuai yang ingin dicapai.
Kajian yang dibuat dalam buku ini bersifat aplikatif sesuai dengan kultur negaranya
namun tidak akan terlalu cocok diterapkan pada Negara-negara timur. Terutama bahan kajian
ini merupakan bahan ajar, sehingga dapat dikatakan aplikatif dalam sisi kajian akademis.
Instrumen pembahasan politik dan ilmu politik dalam buku ini tidak memiliki banyak
perbandingan, seperti pada buku dasar-dasar ilmu politik (Miriam Budiardjo), memahami
ilmu politik (Ramlan Subakti) maupun teori-teori politik (Muslim Mufti).
Politik mempelajari kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan
public dalam masyarakat tertentu di wailayah tertentu, dan kendali ini didukung oleh
instrument yang bersifat otoritatif dan koersif. Definisi lain juga berbicara tentang teori
politik modern yaitu mencakup pemerintahan suatu Negara yang didirikan manusia lain,
bahwa pemerintah adalah otoritas yang terorganisasi dan menekankan pelembagaan
kepemimpinan serta pengalokasian nilai secara otoritatif. Sedangkan ilmu politik dapat kita
artikan sebagai ilmu yang mempelajari tatanan untuk menggapai kehidupan yang lebih baik.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan behavioral yang berarti
setiap individu manusia sebagai unit dasar politik. Konsep-konsep pokok dalam politik ialah :
Negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan pembagian / alokasi. Ada
beberapa aspek yang dikaji dalam buku ini antara lain politik melibatkan niali-nilai,
DAFTAR BACAAN
Budiardjo, Miriam. Dasar Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Gramedia : Jakarta. 2008.
Laswell, Horald D. Who Gets What, When, How. New York : Meridian Books Inc. 1959.
dalam Budiardjo, Miriam. Dasar Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Gramedia : Jakarta.
2008.
Mufti, Muslim. Teori-teori Politik. Pustaka Setia : Bandung. 2013.
Subakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Grasindo : Jakarta. 2010.
Wasby, Stephen L. Political Science. The Discipline and Its Dimensions. New York : Charles