• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KADAR LDL (Low Density Lipoprotein) PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RS. IBNU SINA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN KADAR LDL (Low Density Lipoprotein) PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RS. IBNU SINA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2016"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KADAR LDL (Low Density Lipoprotein) PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DAN TANPA DIABETES MELITUS

TIPE 2 DI RS. IBNU SINA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2016

Zulfitriani Murfat

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Alamat Korespondensi :

Alamat : Jl. Urip Sumoharjo no 225 Makassar, Prodi FK UMI Email : fkumi@umi.ac.id

(2)

ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyakit yang paling umum ditemukan dalam kedokteran primer. Peningkatan tekanan darah menyebabkan 7,5 juta kematian di seluruh dunia. Diabetes melitus adalah kumpulan gejala yang timbul karena adanya peningkatan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif. Dislipidemia salah satu faktor resiko berbagai penyakit seperti aterosklerosis, diabetes melitus, PJK, stroke dan hipertensi. DM, hipertensi, dan peningkatan LDL merupakan keadaan yang sering dijumpai saling berkaitan. Mengetahui adanya perbedaan kadar LDL pada pasien hipertensi dengan dan tanpa DM Tipe 2 di RS. Ibnu Sina Makassar .penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bersifat retrospektif. Sampel dianalisis dari data rekam medik penderita hipertensi di RS Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari - 31 desember 2016. Dari hasil analisis, didapatkan perbandingan kadar LDL pasien hipertensi dengan dan tanpa DM Tipe 2 diperoleh nilai (p value=0.012). Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan yang bermakna antara dua sampel yang diteliti. Kelompok hipertensi yang tidak disertai DM distribusi tertinggi profil LDL terdapat pada kelompok Optimal (42.7%), hipertensi yang disertai DM distribusi tertinggi profil LDL pada kelompok Garis Batas Tinggi (28.1%). Terdapat perbedaan kadar LDL yang bermakna pada pasien hiepertensi dengan dan tanpa DM tipe 2 di RS Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari sampai 31 Desember 2016.

(3)

ABSTRACT

Hypertension is the most common diseases found in primary medicine. An increase blood pressure cause 7.5 million deaths worldwide. Diabetes mellitus is numerous of symptoms that arise due to an increase blood sugar levels caused by decreased of insulin secretion progressivly. Dyslipidemia is the most risk factors for diseases such as atherosclerosis, DM, CHD, stroke and hypertension. DM, hypertension, and high LDL are common conditions that are connected. To determine the difference of LDL between patiens diagnosed with hypertension with and without DM Type 2 in Ibnu Sina Hospital Makassar. a descriptive research with a cross sectional approach, using reptrospective. The sample was analyzed from medical record of patients diagnosed with hypertension in Ibnu Sina Hospital Makassar since January 1 to December 31 2016. From the results show that the ratio of LDL of patients diagnosed with hypertension with and without DM Type 2 obtained (p value= 0.012). This shows, there is a significant difference between two samples that has been analyzed. Hypertension without DM, the highest distribution of LDL profile was in the the Optimal group (42.7%), hypertension with DM, the highest distribution of LDL profile was in the High Boundary group (28.1%). There is a significant difference of LDL between hypertension patients diagnosed with hypertension with and without Diabetes Mellitus type 2 in Ibnu Sina Hospital Makassar period January 1 to December 31 2016.

(4)

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum ditemukan dalam kedokteran primer.1 Diseluruh dunia, peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian, sekitar 12,8% dari total seluruh kematian. Ini menyumbang 57 juta ketidakmampuan mencapai usia hidup atau 3,7% dari total ketidakmampuan mencapai usia hidup.2 Sementara di Indonesia, Hipertensi juga merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas.3 Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Data Dinas Kesehatan Kota Makassar menunjukkan jumlah kasus Hipertensi di kota Makassar tahun 2012 kasus hipertensi turun menjadi 12.298 kasus dari 25.332 kasus pada tahun 2011.4 Sehingga, tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan.2

(5)

proporsi LDL yang sangat tinggi (≥ 190 mg/dl), 22.9 % mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dl, dan 11.9% dengan kadar trigliserid yang sangat tinggi (≥ 500 mg/dl).6

Diabetes Melitus, hipertensi dan peningkatan LDL merupakan keadaan yang sering dijumpai saling berkaitan. Prevalensi hipertensi dan Diabetes meningkat pada negara-negara industri karena penuaan populasi. Diperkirakan 35- 75% dari komplikasi Diabetes, penyakit kardiovaskular dan ginjal dapat dikaitkan dengan hipertensi. Pernyataan Chen yang dikutip dari jurnal Prevalence of Hypertens ionin Rural Areas of China: A Meta-Analysis of Published Studies menyatakan bahwa hipertensi berhubungan dengan 30% kematian pada pasien Diabetes dan 25% kejadian kardiovaskular pada pasien diabetes. Hipertensi dan peningkatan LDL kolesterol bisa menjadi kondisi komorbiditas yang menyertai Diabetes Melitus,8 sehingga keadaan ini adalah masalah yang membutuhkan pengelolaan yang tepat dan seksama.9.7 Berdasarkan data dan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Perbandingan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) pada pasien Hipertensi dengan dan tanpa Diabetes Melitus Tipe 2 di RS. Ibnu Sina Makassar”. BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Waktu penelitian yaitu bulan 8-9 Januari 2018.

Desain penelitian

(6)

Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah data sekunder dari pasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar pada periode 1 Januari hingga 31 Desember 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah data sekunder yang melampirkan pemeriksaan profil lipid LDL pasien hipertensi dengan dan tanpa Diabetes Melitus tipe 2.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik yang diperoleh dari institusi yang dituju dengan mencakup kadar LDL pasien.

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang data demografi, riwayat tekanan darah, diagnosis Diabetes Melitus tipe 2 dan hasil pengukuran LDL pasien. HASIL PENELITIAN

Karakteristik Sampel Pasien Hipertensi dengan dan tanpa Diabetes Melitus Tipe 2 di RS. Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari – 31 Desember 2016.

Pada tabel 5.1 diperoleh bahwa responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 15 responden (16.1%), 17 reponden (18.3%) dengan usia antara 71-80 dan sebagian besar responden dengan usia antara 51-60 dan 61-70 tahun masing-masing yaitu sebanyak 28 dan 29 responden dari total 93 responden (30,1% dan 31,2%). Sementara itu, hanya terdapat satu responden pada rentang usia 91-100 tahun (1,1%), dan 3 reponden (3.2%) dengan usia antara 81-90.

Distribusi Responden yang Mengalami Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2 di RS. Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari – 31 Desember 2016

(7)

sebanyak 16 orang (28.1%), sampel dengan kadar LDL yang tinggi sebanyak 9 orang (15.8%), dan kadar LDL sampel yang sangat tinggi sebanyak 14 orang (24.6%).

Disribusi Responden yang Mengalami Hipertensi tanpa Diabetes Melitus tipe 2 di RS. Ibnu Sina Makassar 1 Januari - 31 Desember 2016

Pada tabel 5.3 diperoleh bahwa distribusi hipertensi tanpa Diabetes Melitus tipe 2 dengan kadar LDL optimal sebanyak 17 orang (47.2%), dengan kadar LDL dekat optimal sebanyak 6 orang (16.7%), kadar LDL dengan garis batas tinggi sebanyak 2 orang (5.6%), sampel dengan kadar LDL yang tinggi sebanyak 5 orang (13.9%), dan kadar LDL sampel yang sangat tinggi sebanyak 16 orang (16.7%).

Karakteristik Sampel Berdasarkan yang Diteliti (Bivariat)

Sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel 5.4 diperoleh p-value sebesar 0,012 <

(8)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dengan menganalisis data rekam medik penderita hipertensi di RS Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016, data yang telah diperoleh didapatkan total populasi sebanyak 375 sampel namun setelah dilakukan analisa berdasarkan inklusi dan eksklusi, didapatkan sebanyak 93 total sampel. Hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa sampel tidak memiliki kadar LDL pada rekam medik, sebagian didiagnosis dengan hipertensi yang disertai sindrom nefrotik, hipertensi yang disertai perlemakan hati, dan hipertensi yang disertai diabetes melitus tipe 1.

Dari hasil analisis, diperoleh distribusi usia penderita hipertensi dengan dan tanpa Diabetes Melitus serta diketahui profil lipid LDL-nya. Jumlah sampel yaitu 93 rekam medik dari 36 responden yang diagnosis hipertensi tanpa Diabetes Melitus dan 57 reponden yang diagnosis hipertensi dengan Diabetes Melitus. Diperoleh bahwa sebagian besar responden berusia > 50 tahun dengan jumlah 78 responden (83.9%) dan < 50 tahun hanya berjumlah 15 reponden (16.1%) dari 93 total responden.

Data dari analasis The Third National Health and Nutrituon Examination Survey

(NHANES III) blood pressure data, hipertensi terjadi pada 26% populasi muda (usia

≤ 50 tahun), Kemudian 74% pada populasi tua (usia >50 tahun),. Jika data NHANES III ini dibandingkan dengan data hasil penelitian maka didapatkan kesesuaian yaitu kejadian hipertensi semakin tinggi pada usia > 50 tahun dan relatif rendah pada usia < 50 tahun.11

(9)

menurun. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik.

(10)

DHEAS mempunyai hubungan terbalik dengan tingginya konsentrasi insulin plasma puasa. Keempat faktor diatas menunjukkan bahwa kenaikan kadar glukosa darah pada usia lanjut terjadi karena resistensi insulin. Umumnya diabetes orang dewasa hampir 90% masuk diabetes tipe 2.Golberg dan Coon menyebutkan bahwa umur memang sangat erat kaitannya dengan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah, sehingga pada golongan umur yang makin tua prevalensi gangguan toleransi glukosa akan meningkat.24. 25

Sementara itu, hasil analisis perbandingan kadar profil lipid LDL pasien hipertensi dengan dan tanpa Diabetes Melitus menunjukan bahwa pemeriksaan LDL pada kelompok hipertensi dengan Diabetes Melitus didapatkan rata-rata kadar LDL lebih tinggi dibandingkan pada kelompok hipertensi tanpa Diabetes Melitus dan secara statistik menggunakan uji Mann Withney dijumpai perbedaan bermakna dengan nilai p=0,012.

Terdapat penelitian yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan tingginya kadar LDL dan trigliserida pada kejadian diabetic foot ulcer di RSU. Pusat Sanglah, dimana diperoleh nilai bermakna sebesar 0.001.26 Hal tersebut menunjukkan adanya kesesuaian terhadap hasil analisa yang telah didapatkan. Disamping itu, penelitian lainnya juga dilakukan oleh Sukatemin yang dimana menunjukkan adannya hubungan yang signifikan mengenai hubungan dislipidemia terhadap nilai hb1ac dengan nilai p

yang bermakna sebesar 0.011.

(11)

lemak bebas akan menjadi trigliserida kembali dan menjadi bagian dari VLDL. Oleh karena itu VLDL yang dihasilkan pada keadaaan resistensi insulin akan sangat kaya trigliserid, disebut VLDL kaya trigliserida atau VLDL besar.11

Dalam sirkulasi trigliserid yang banyak di VLDL akan bertukar dengan kolesterol ester dari kolesterol-LDL. Hal mana akan menghasilkan LDL yang kaya akan trigliserid tetapi kurang kolesterol ester (Cholesterol ester LDL). Trigliserid yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisis oleh enzim hepatik lipase (yang biasanya meningkat pada resistensi insulin) sehingga menghasilkan LDL kecil padat (small dense LDL). Partikel LDL kecil ini sifatnya mudah teroksidasi, oleh karena itu sangat aterogenik. Sehingga, pada resistensi insulin terjadi kelainan profil lipid serum.11 DAFTAR PUSTAKA

1. Muhadi. Analisis-JNC 8: Evidance-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa. Jakarta: Divisi Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2016.

2. Prevalensi dan Faktor Resiko Peningkatan Tekanan Darah: World Health Organization; 2017 [cited 2017 24 Mei]. Available from: http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_text/en/. 3. Indonesia PDSK. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular.

Jakarta: Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015.

4. Dinkes Makassar . Profil kesehatan kota Makassar. Makasar: Dinkes Kota Makasar. 2012.

5. American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes—2016 abridged for primary care providers. Clinical diabetes: a publication of the American Diabetes Association. 2016;34(1):3.

6. Kemenkes. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2013. 7. Palandeng HM. Prevalensi Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe-2 di Puskesmas

Kota Manado Tahun 2015. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik. 2015;3(4). 8. Noviyanti F, Decroli E, Sastri S. Perbandingan kadar LDL pada Pasien Diabetes

Melitus Tipe 2 dengan dan tanpa Hipertensi di RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;4(2).

9. Ayuza D. Diabetes Mellitus Tipe 2 Dan Hipertensi Tahap 2 pada Pria Lansia dengan Pola Makan yang Tidak Sehat. Lampung: Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. 2016;4:22.

10. Arsana PM, Rosandi R, Manaf A, Budhiarta A, Hikmat Permana, Sucipta KW, et al. Panduan Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia - 2015. Jakarta: PERKENI. 2015.

(12)

12. Ben Greenstein DFW. The Endocrine System at A Glance 2, editor. London and Cambridge: Blackwell Publishing; 2010.

13. Santoso M, Ndraha S, Merdekawati A. Hubungan antara Dislipidemia Diabetik Dengan Prevalensi Hipertensi Ada Pasien yang Dirawat di Bagian Penyakit Dalam RSUD Koja Periode Juni 2001-Juni 2005. Jurnal Kedokteran Meditek. 2005;13(34).

14. Lilyasari O. Hipertensi dengan obesitas: adakah peran endotelin-1. Jurnal Kardiologi Indonesia. 2007;28(6):460-75.

17. Skuta G, Cantor L, Weiss J. Basic and clinical science course. Lens and Cataract American Academy of Ophthalmology. 2010;2011(6):71.

18. Buraerah H. Analisis Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Tanrutedong, Sidenreg Rappan. Jurnal Ilmiah Nasional. 2010.

19. Putra M. Hubungan Faktor Resiko Retinopati Hipertensi Pada Penderita Hipertensi Esensial Di RSUP H Adam Malik Medan 2015.

20. Teixeira-Lemos E, Nunes S, Teixeira F, Reis F. Regular physical exercise training assists in preventing type 2 diabetes development: focus on its antioxidant and anti-inflammatory properties. Cardiovascular Diabetology. 2011;10(1):12.

21. Jasri M. Klasifikasi Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Metode Algoritma C4. 5 (Studi Kasus: Rumah Sakit Waluyojati Kraksan Probolinggo). Prosiding SNATIF. 2017:25-32.

22. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta: PERKENI. 2011.

23. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, Professional Edition E-Book: Elsevier Health Sciences; 2014.

24. J.R S. Diabetes Mellitus and Vascular Disease. AHA. 2013: 943.

25. Long N.A D, Jack D.S. The Comorbidities of Diabetes and Hypertension: Mechanisms and Approach to Target Organ Protection. J Clin Hypertension (Greenwich). 2013;13(4).

26. Nita Utami NK, Subawa A, Sutirta Yasa IW. Tingginya Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan Trigliserida pada Kejadian Diabetic Foot Ulcer (DFU) di RRSU. Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2014. E-Jurnal Medika Udayana. 6(2).

(13)

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia

Usia (Tahun) N %

41 – 50 15 16.1

51 – 60 28 30.1

61 – 70 29 31.2

71 – 80 17 18.3

81 – 90 3 3.2

91 – 100 1 1.1

TOTAL 93 100.0

Sumber : Data Sekunder

Tabel 5.2 Distribusi Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2

Sumber: Data Sekunder

Tabel 5.3 Distribusi Hipertensi Tanpa Diabetes Melitus tipe 2

Kadar LDL N %

Optimal 17 47.2

Dekat Optimal 6 16.7

Garis Batas Tinggi 2 5.6

Tinggi 5 13.9

Sangat Tinggi 16 16.7

TOTAL 36 100

Sumber: Data Sekunder

Kadar LDL N %

Optimal 10 17.5

Dekat Optimal 8 14.0

Garis Batas Tinggi 16 28.1

Tinggi 9 15.8

Sangat Tinggi 14 24.6

(14)

Tabel 5.4 Analisis perbandingan kadar LDL pasien hipertensi dengan dan tanpa Diabetes Melitus

KADAR LDL TOTAL

P

HIPERTENSI HIPERTENSI-DM

N % N % N %

0.012

Optimal 17 18.3% 10 10.8% 27 29.0%

Dekat Optimal 6 6.5% 8 8.6% 14 15.1%

Garis Batas Tinggi

2. 2.2% 16 17.2% 18 19.4%

Tinggi 5 5.4% 9 9.7% 14 15.1%

Sangat Tinggi 6 6.5% 14 15.1% 20 21.5%

TOTAL 36 38.7% 57 61.3% 93 100%

Gambar

Tabel 5.2 Distribusi Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2
Tabel 5.4 Analisis perbandingan kadar LDL pasien hipertensi dengan dan tanpa

Referensi

Dokumen terkait

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG TENTANG PENGANGKATAN PENGURUS FORUM MAHASISWA BIDIKMISI UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN 2OL7. : Ivlemberhentikan dengan

Fenomena lain di lapangan terjadi kesenjangan/gap antara kinerja pelayanan travel (shuttle service) dengan kepuasan penumpang yang mendorong penulis untuk melakukan

[r]

Sampel dalam bentuk masif dan lapisan tipis kemudian dikarakterisasi menggunakan XRD (X-Ray Diffraction) untuk menentukan struktur Kristal dan parameter kisi, SEM

untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara penggunaan.. Bahasa Jawa Dan Bahasa Indonesia Dengan Persepsi Kepuasan Mad’u Pada Ceramah Dr. Darmawan, S.Hi., M.Hi

· Walaupun faktor-fak1or pengetahuan, sikap, perilaku dan komunikasi kader posyandu di Kelurahan Neglasari ini tergolong baik, tapi usaha-usaha untuk mempertahankan dan

Tombol ini digunakan untuk mengubah dan menghapus data pelanggaran siswa yang sudah dimasukkan dalam data penyimpanan1. Jika tombol ini diklik akan ditampilkan grid

Judul Artikel : The differences of soft corals spatial distributions between sheltered and exposed sites at Pongok Island in South of Bangka and Tegallsland in.. Lampung