• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN KEBIDANAN PADA BALITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN KEBIDANAN PADA BALITA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA BALITA

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan

OLEH

KELOMPOK 5

1. DIAN FERLIYA ANGGRENI (16.14.02.006)

2. FEPY SISILIAY (16.14.02.011)

3. KHOLIFAH ANGGRAENI (16.14.02.015)

4. NANIK SURYANI (16.14.02.019)

5. PASIH PAULINA (16.14.02.024)

6. SURYA INDAH PRADINA (16.14.02.033)

7. ZUNISTIA AZIZZAHARRO’IFAH (16.14.02.037)

AKADEMI KEBIDANAN PAMENANG

JL. SOEKARNO HATTA NO. 15 BENDO PARE KEDIRI

TELEPON (0354) 393102

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat plastisitas

otak yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran

dan pengayaan. Sedangkan menurut profil kesehatan, balita merupakan anak yang

usianya berumur antara satu hingga lima tahun.

Saat usia balita kebutuhan akan aktivitas hariannya masih tergantung penuh

terhadap orang lain mulai dari makan, buang air kecil dan kebersihan diri. Masa balita

merupakan masa yang sangat penting bagi proses kehidupan manusia, kelompok anak

yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya

memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan

motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan

spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi

yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang

dilalui oleh anak tersebut. Pada masa ini akan berpengaruh besar terhadap

keberhasilan anak dalam proses tumbuh kembang selajutnya.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Balita?

2. Bagaimana pertumbuhan balita?

3. Bagaimana perkembangan fisik balita?

4. Bagaimana perkembangan psikososial balita?

5. Bagaimana perawatan kesehatan balita?

6. Bagaimana komunikasi pada balita?

7. Bagaimana peran keluarga dan bidan dalam tumbuh kembang balita?

1.3Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

(3)

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui definisi dari Balita.

2. Untuk mengetahui pertumbuhan balita.

3. Untuk mengetahui perkembangan fisik balita.

4. Untuk mengetahui perkembangan psikososial balita.

5. Untuk mengetahui perawatan kesehatan balita.

6. Untuk mengetahui komunikasi pada balita.

7. Untuk mengetahui peran keluarga dan bidan dalam tumbuh kembang

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Balita

Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat plastisitas

otak yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran

dan pengayaan. Sedangkan menurut profil kesehatan (2013), balita merupakan anak

yang usianya berumur antara satu hingga lima tahun. Anak Balita sebagai masa emas

atau "golden age" yaitu insan manusia yang berusia 0-5 tahun (UU No. 20 Tahun

2003), meskipun sebagian pakar menyebut anak balita adalah anak dalam rentang

usia 0-8 tahun.

Kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik

(koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,

kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta

agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

Secara psikologis, rentang usia balita dibagi dalam 3 tahapan yaitu masa sebelum

lahir, masa bayi dan masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahapan tersebut banyak

terjadi perubahan yang mencolok, baik fisik maupun psikologis, karena tekanan

budaya dan harapan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan tertentu, yang akan

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pembagian menurut tahapan tersebut sangat

tergantung pada faktor sosial, yaitu tuntutan dan harapan untuk menguasai proses

perkembangan yang harus dilampaui anak dari lingkungannya.

2.2 Pertumbuhan Balita

Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya

senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni :

1. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju tubuh bagian bawah (

(5)

akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan

kakinya.

2. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.

Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan

untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya.

3. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi

keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan

lain-lain.

Usia Tiga Sampai Empat Tahun

1. Gerakan

Pada usia tiga tahun anak prasekolah tidak lagi harus berkonsentrasi pada

mekanisme berdiri, berlari, melompat, atau berjalan. Gerakannya sekarang cukup

lentur, apakah berjalan ke depan, ke belakang, atau naik dan turun tangga. Selagi

berjalan dia berdiri tegak, bahu ditarik ke belakang dan perutnya di tahan oleh otot

perut yang kuat. Dia menggunakan gerakan berjinjit, dengan melangkah pada jarak,

lebar, dan kecepatan yang sama. Dia juga dapat mengendarai sepeda roda tiga dengan

mudah.

Akan tetapi, tidak semuanya datang dengan mudah. Anak masih perlu

membuat usaha secara sadar untuk berdiri dengan ujung jari kaki atau dengan satu

kaki. Anak yang berusia tiga tahun masih selektif seperti ketika dia berusia dua

tahun,tetapi dia lebih tertarik pada permainan yang terstruktur pada usia ini

Anak prasekolah kelihatan terus-menerus bergerak sepanjang waktu. Ini

karena dia menggunakan tubuhnya untuk menyampaikan pikiran dan emosi yang

tidak dapat dia gambarkan melalui bahasa. Karena kendali diri, penilaian, dan

koordinasi anak masih berkembang, pengawasan oleh orang dewasa tetap penting

untuk mencegah kecelakaan dan cidera.

2. Keterampilan Tangan dan Jari

Pada usia tiga tahun, anak sedang mengembangkan kendali otot dan

(6)

akurat. Aktifitas yang membutuhkan waktu, dan dapat membantu memperbaiki

keterampilan tangan anak adalah :

a. Membangun balok-balok.

b. Puzzle jigsaw sederhana ( empat atau lima potong besar ).

c. Kotak-kotak kayu.

d. Manik-manik kayu besar.

e. Mewarnai dengan krayon atau kapur.

f. Membuat istana dari pasir.

g. Menuangkan ke dalam wadah dari berbagai ukuran.

h. Memakai pakaian dan melepas pakaian boneka dengan ritsleting besar,

kancing dan tali.

3. Perkembangan Bahasa

Pada usia tiga tahun anak harus mempunyai kosakata yang aktif kira-kira tiga

ratus sampai seribu kata. Dia akan dapat berbicara dalam kalimat lima sampai enam

kata, dan meniru sebagian besar bunyi perkataan orang dewasa. Kadang-kadang dia

tampak mengoceh terus menerus suatu fenomena yang kadang-kadang mengganggu,

tetapi sangat penting untuk proses belajar kata-kata baru dan mendapatkan

pengalaman dalam menggunakan bahasa dan berpikir dengan kata tersebut.

4. Perkembangan Kognitif

Anak yang berusia tiga tahun akan menghabiskan kebanyakan waktunya

dengan bertanya tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Pertanyaan “ mengapa “ yang lebih abstrak umumnya lebih menyulitkan, sebagian karena

pertanyan ini muncul beratus kali sehari dan juga karena beberapa di antaranya tidak

ada jawabannya atau tidak di ketahui.

Ketika anak yang berusia tiga tahun di hadapkan dengan tantangan belajar

yang khusus, anda akan mendapatkan bahwa penalarannya masih satu sisi. Dia belum

dapat melihat masalah dari dua sudut, tidak juga dapat memecahkan masalah yang

(7)

5. Perkembang Sosial

Pada usia tiga tahun anak tidak terlalu egois dibanding ketika dia berusia dua

tahun. Dia juga tidak terlalu bergantung pada anda, suatu tanda bahwa penginderaan

identitasnya lebih kuat dan lebih aman. Sekarang dia benar-benar bermain dengan

anak lain, berinteraksi alih-alih hanya bermain berdampingan sendiri-sendiri. Dalam

proses ini, dia akan mengenali bahwa tidak setiap orang berpikir tepat sama seperti

dia, dan bahwa masing-masing teman bermainnya mempunya banyak kualitas yang

unik, beberapa menarik dan beberapa lagi tidak.

Anak-anak pada usia ini seringkali mengalami proses identifikasi yang sangat

ekstrem. Anak perempuan akan memaksa untuk mengenakan rok, cat kuku, dan rias

muka ke sekolah atau tempat bermain. Anak laki-laki akan bersikap gagah, sangat

asertif, dan membawa pistol mainan ke mana saja mereka pergi. Perilaku ini

memperkuat rasa kelaki-lakiannya atau kewanitaannya.

6.Perkembangan Emosional

Kehidupan fantasi anak usia tiga tahun akan membantu mengeksplorasi dan

mendapatkan berbagai emosi, dari cinta dan ketergantungan sampai marah, protes,

dan ketakutan. Dia tidak saja mencoba berbagai identitas sendiri, tetapi juga

seringkali memberikan kualitas hidup dan emosi terhadap benda-benda tidak

(8)

2.3 Perkembangan Fisik Balita

Setiap anak tentu memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda

antara anak satu dengan anak yang lainnya. Faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak adalah:

1. Faktor Internal

Adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik balita seperti: ras,

etnik, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, kelainan kromosom.

2. Faktor Eksternal

Adalah faktor berasal dari luar diri anak antara lain: prenatal, ini berhubungan

dengan gizi, toksin atau zat kimia. Bisa pula faktor pascanatal yang berhubungan

dengan gizi, kelainan, ekonomi, sosial, psikologis, pengasuhan , stimulasi dan

obat-obatan.

Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada konteks ini

berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh

anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasiorgan tubuh anak, disertai

penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal ini ditandai oleh :

a. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan.

b. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.

c. Bertambahnya ukuran lingkar kepala.

d. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.

e. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan

sebagainya.

Berat badan balita dipengaruhi jenis kelamin, asupan gizi dan umur. Gen atau

keturunan juga bisa mempengaruhi berat badan balita, contoh keturuanan bertubuh

besar.

Pada balita yang normal umumnya perubahan yang paling dramatis akan

terjadi pada proporsi tubuh balita. Pada waktu yang sama tingginya akan meningkat ,

(9)

dengan cepat. Tubuh anak akan terus kehilangan lemaknya dan mulai berotot selama

waktu ini, memberikan penampilan yang matang dan lebih kuat. Kenaikan tinggi

badan jauh lebih cepat daripada kenaikan berat badan. Pada usia anak 3 tahun,

gerakannya sekarang cukup lentur, apakah berjalan ke depan, ke belakang atau naik

dan turun tangga. Selagi berjalan dia berdiri tegak, bahu di tarik ke belakang dan

perutnya ditahan oleh otot-otot perut yang kuat. Anak mampu berdiri dengan 1 kaki,

mampu menendang bola kedepan, melempar bola dengan tangan. Wajah anak juga

akan matang pada tahun-tahun ini. Panjang dari tengkoraknya akan meningkat

sedikit, rahang bagian bawah akan menjadi menonjol. Pada waktu bersamaan, rahang

atas akan melebar untuk member ruang gigi permanennya. Wajahnya akan tampak

lebih besar.

Anda akan melihat bahwa balita sekarang dapat mengerakkan

masing-masing jarinya secara mandiri atau bersama-sama. Dapat mengambar segi empat,

lingkaran, dan menulis dengan bebas. Anak prasekolah sekarang sudah mempunyai

koordinasi dan keseimbangan seorang dewasa. Selagi anak berjalan dan berlari

dengan langkah- langkah panjang, mengayun, penuh percaya diri, naik turun tangga

tanpa memegang pegangan tangga, berdiri berjinjit, berputar dalam lingkaran dan

mengayun.

2.4 Perkembangan Psikososial Balita

Terdapat 8 jenis tahap-tahap perkembangan psikososial Erickson.

1. Psikososial Tahap 1

Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)

Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun

(infancy). Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain,

perkembangan rasa percaya yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan

kesungguhan & kualitas penjaga (yang merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah

berhasil membangun rasa percaya terhadap si penjaga, dia akan merasa nyaman &

terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika penjagaannya tidak stabil &

(10)

percaya pada lingkungan sekitar. Kegagalan mengembangkan rasa percaya

menyababkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan

memberikan kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu

curiga pada orang lain.

2. Psikososial Tahap 2

Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.

Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular stages), masa ini disebut

masa balita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood). Pada masa ini

anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak

terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak. Namun tidak pula terlalu

memberikan kebebasan melakukan apapun yang dia mau. Pembatasan ruang gerak

pada anak dapat menyebabkan anak akan mudah menyerah dan tidak dapat

melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Begitu pun sebalikny, jika anak

terlalu diberi kebebasan mereka akan cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan

tanpa memperhatikan baik buruk tindakan tersebut. Sehingga orang tua dalam

mendidik anak pada usia ini harus seimbang antara pemberian kebebasan dan

pembatasan ruang gerak anak. Karena dengan cara itulah anak akan bisa

mengembangkan sikap kontrol diri dan harga diri.

3. Psikososial Tahap 3

Inisiatif vs kesalahan

Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age). Anak-anak

pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungak sekitarnya sehingga menimbulkan

rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya. Mereka mencoba mengambil

banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka alami. Akan tetapi bila anak-anak

pada masa ini mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah

dan akhirnya hanya berdiam diri. Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan

untuk menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.

4. Psikososial Tahap 4

(11)

Tahap ini merupakan tahp laten usia 6-12 tahun (school age) ditingkat ini

anak mulai keluar dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah sehingga semua

aspek memiliki peran misal orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi

perhatian, teman harus menerima kehadirannya. Pada usia ini anak dituntut untuk

dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil melalui tuntutan tersebut. Anak dapat

mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka

merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri.

Sebab itu, peranan orang tua maupun guru sangat penting untuk memperhatikan apa

yang menjadi kebutuhan anak pada usia ini usaha yang sangat baik pada tahap ini

adalah dengan mengembangkan kedua karakteristik yang ada. Dengan begitu ada

nilai positif yang dapat dipetik dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni

kompetensi.

5. Psikososial Tahap 5

Identitas vs kekacauan identitas

Tahap ini merupakan tahap adolense (remaja), dimulai pada saat masa puber

dan berakhir pada usia 12-18 tahun/anak. Di dalam tahap ini lingkup lingkungan

semakin luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di

masyarakat. Pencarian jati diri mulai berlangsung dalam tahap ini. Apabila seorang

remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan

tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya, jika remaja bergaul dalam

lingkungan yang kurang baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja

tersebut.

6. Psikososial Tahap 6

Keintiman vs isolasi

Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal (young adult), usia sekitar 18/20-30

tahun. Dalam tahap ini keintiman dan isolasi harus seimbang untuk memunculkan

nilai positif yaitu cinta. Cinta yang dimaksud tidak hanya dengan kekasih melainkan

(12)

7. Psikososial Tahap 7

Generatifitas vs stagnasi

Masa dewasa (dewasa tengah) ditempati oleh orang-orang yang berusia yang

berusia sekitar 20 tahunan sampai 55 tahun (middle adult). Dalam tahap ini juga

terdapat salah satu tugas yang harus dicapai yaitu dapat mengabdikan diri guna

mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generatifitas) dengan tidak

melakukan apa-apa (stagnasi). Harapan yang ingin dicapai dalam masa ini adalah

terjadinya keseimbangan antara generatifitas dan stagnasi guna mendapatkan nilai

positif yaitu kepedulian. Ritualisasi dalam tahap ini meliputi generational dan

otoritisme. Generational merupakan interaksi yang terjalin baik antara orang-orang

dewasa dengan para penerusnya. Sedangkan otoritisme merupakan interaksi yang

terjalin kurang baik antara orang dewasa dengan para penerusnya karena adanya

aturan-aturan atau batasan-batasan yang diterapkan dengan paksaan.

8. Psikososial Tahap 8

Integritas vs keputusasaan

Tahap ini merupakan tahap usia senja (usia lanjut). Ini merupakan tahap yang

sulit dilewati karena orang pada masa ini cenderung melakukan introspeksi diri.

Mereka akan memikirkan kembali hal-hal yang telah terjadi pada masa sebelumnya,

baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Jika dalam masa sebelumnya orang tersebut

memiliki integritas yang tinggi dalam segala hal dan banyak mencapai keberhasilan

maka akan menimbulkan kepuasan di masa senja nya. Namun sebaliknya, jika orang

tersebut banyak mengalami kegagalan maka akan timbul keputus asaan.

2.5 Perawatan Kesehatan Balita

a. Perawatan Sehari-hari Anak

1. Kebersihan anak

 Memandikan dengan sabun 2 kali sehari.

 Cuci rambut dengan sampo 3 kali seminggu.

 Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, buang

air kecil, dan setelah makan.

(13)

 Gunting kuku tangan dan kaki anak jika panjang.

 Ajari anak buang air besar dan kecil di kamar mandi.

 Jaga kebersihan pakaian, mainan,dan tempat tidur.

 Jaga kebersihan perlengkapan makan dan minum.

2. Perawatan gigi

 Gogok gigi anak dengan pasta gigi dan sikat gigi khusus untuk anak

sesudah sarapan dan sebelum tidur.

 Tanyakan petugas kesehatancara menggosok gigi.

 Ajari anak menggosok gigi sendiri.

 Jangan biasakan anak makan manis dan lengket.

 Periksakan setiap 6 bulan sekali ke puskesmas atau dokter gigi.

3. Kebersihan lingkungan

 Jauhkan anak-anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah, dan polusi

kendaraan bermotor.

 Buang air besar dan kecil di kamar mandi.

 Bersihkan rumah dan lingkungan anak bermain dari debu dan sampah.

 Balita sebaiknya tidur di dalam kelambu.

 Untuk daerah endemis malaria, balita harus tidur di dalam kelambu

antinyamuk (mengandung insektisida).

 Jauhakan anak dari bahaya seperti :

 Benda yang disangka makanan dan minuman : obat-obatan,

racun tikus, racun serangga, minyak tanah, sabun atau detergen.

 Benda panas : kompor, setrika, termos air panas.

 Benda berbahaya : pisau, colokan listrik, kabel.

 Jangan biarkan anak bermain di dekat : sumur, kolam, sungai,

jalan raya.

b. Perawatan Anak Sakit

1. Obat yang harusa disediakan di rumah, seperti :

 Oralit untuk diare.

(14)

 Paracetamol untuk demam.

2. Batuk

 Berikan air minum lebih banyak.

 Beri kecap atau madu dicampur dengan air jeruk nipir.

 Jauhkan anak dari asap rokok, asap dapur, dan asap pembakaran sampah.

 Bawa ke fasilitas kesehatan jika :

 Batuk tidak sembuh dalam 2 hari.

 Anak sesak napas.

 Demam.

3. Diare

 Berikan segera cairan oralit setiap anak buang air besar.

 Jika tidak ada oralit, berikat air minum, kuah sayur, atau air tajin.

 Jika anak masih menyusu, terus berikan ASI dan MP-ASI.

 Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan

 Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, jika :

 Timbul demam.

 Ada darah di dalam tinja.

 Diare semakin parah.

 Muntah terus menerus.

 Air terlihat sangat haus.

 Anak tidak mau makan dan minum.

4. Demam

 Beri minum lebih sering dan lebih banyak

 Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering.

 Jangan diselimuti atau diberi baju tebal.

 Kompres dengan air biasa atau air hangat.

 Jangan kompres dengan air dingin karena anak bias menggigil.

 Jika demam tinggi, beri obat penurun panas (parasetamol) sesuai dosis.

 Untuk derah endemis malaria, balita harus tidur di dalam kelambu anti

(15)

 Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, jika :

 Demam disertai kejang.

 Demam tidak turun selama 2 bari.

 Demam disertai bitnik-bintik merah, perdarahan di hidung, dana tau

buang air besar berwarna hitam.

5. Luka dan sakit kulit

 Luka

 Beri obat merah atau povidone iodine.

 Koreng

 Tutup dengan kain bersih.

 Jangan dibubuhkan ramuan apapun.

 Jaga kebersihan kulit

 Mandi secara teratur.

 Ganti pakaian jika basah atau kotor.

 Cuci tangan dan kaki dengan sabun setiap habis bermain.

 Bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, jika :

 Kulit kemerahan.

 Terasa gatal.

 Luka bernanah atau berbau.

c. Memberi Makan Anak

1. Beri makan anak makanan orang dewasa yang berisi nasi, lauk pauk, dan

sayuran.

2. Beri makan anak 3 kali sehari, masing-masing ½ posi (piring) orang dewasa.

3. Berikan makanan selingan 2 kali sehari.

4. Jangan berikan makanan manis atau minuman manis sebelum waktu makan,

karena bias mengurangi nafsu makan.

2.6 Komunikasi Pada Balita

(16)

1. Menatap ke ibu

2. Mengeluarkan suara ketika diajak berbicara ibu sebagai tanda respon

3. Tersenyum

4. Lengan dan kaki bergerak aktif

Pada umur 3 bulan bayi bisa :

1. Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap

2. Tertawa ketika ada yang mengajak bercanda

3. Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan

4. Mengamati tangannya

Pada umur 6 bulan bayi bisa :

1. Meniru bunyi yang ditunjukkan ibu

2. Meraih benda yang ada di dekatnya

3. Tengkurap sendiri

4. Menoleh ke arah sumber suara

Pada umur 9 bulan bayi bisa :

1. Duduk sendiri

2. Mengucapkan ma... ma.. ma... ma... da... da.. da... da...

3. Senang bermain sendiri dan bertepuk tangan

4. Mulai mengerti ketika disuruh/disarankan

Pada umur 12 bulan bayi bisa :

1. Bermain CI LUK BA

2. Menjimpit benda kecil

3. Meniru kata sederhana papa, dada

4. Berdiri dan jalan berpegangan

Pada umur 2 tahun anak bisa :

1. Dapat menunjukkan dan menyebut nama bagian tubuh

(17)

3. Menirukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu dan mengelap

4. Mencoret-coret di kertas

Pada umur 3 tahun anak bisa :

1. Berbicara dengan kata-kata yang dapat dimengerti

2. Menyebut warna dan angka

3. Sering mengulang kalimat yang dia mengerti

4. Mulai banyak mengajukan banyak pertanyaan tentang apa yang menarik

perhatiannya.

5. Bicara tanpa peduli dan tanpa peduli seseorang yang diajak bicara mengerti

atau tidak.

6. Mulai memiliki empati, misalnya memeluk dan mencium orang yang terdekat

dengan anak.

Pada umur 4 tahun anak bisa :

1. Menceritakan cerita dengan penuh antusias dan dilebih-lebihkan

2. Mulai mengetahui lagu-lagu sederhana, dan cenderung untuk ingin bisa

menyayikannya.

3. Menyebutkan satu atau lebih warna

4. Memahami analogi seperti “ bila api panas”

Pada umur 5 tahun anak bisa :

1. Dapat menghitung sampai 10

2. Mulai mengenal dan mampu menyebut nama teman-temannya satu per satu

3. Mulai bisa menjawab beberapa pertanyaan sederhana seperti “siapa namamu?

Siapa nama ibumu?”

4. Mengerti lawan kata seperti panas-dingin, tinggi-rendah

5. Menceritakan pengalaman kepada orang-orang yang baru dikenal dan

dianggap dekat kecuali orang tua.

(18)

2.7 Peran Keluarga Dan Bidan Dalam Tumbuh Kembang Balita

1. Peran orang tua saat anak berusia 2 tahun

a. Orang tua mulai mengajari anak naik ke tangga dan berlari

b. Orang tua mengawasi anak saat mencoret-coret pensil pada kertas

c. Orang tua mengajari anak untuk menunjuk satu atau lebih bagian

tubuhnya

d. Orang tua mengajari anak untuk menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti,

seperti bola, piring, dan sebagainya.

e. Orang tua mengajari anak untuk memegang cangkir sendiri

f. Orang tua mengajari anak untuk makan-minum sendiri

2. Peran orang tua saat anak berusia 2-3 tahun

a. Orang tua mengajari anak untuk berpakaian sendiri

b. Orang tua mengajak anak untuk melihat buku bergambar

c. Orang tua membacakan cerita kepada anak

d. Orang tua mengajari anak makan di piringnya sendiri

e. Orang tua mengajari anak untuk mencuci tangan

f. Orang tua mengajari anak buang air besar dan kecil di tempatnya

3. Peran orang tua saat anak berusia 3 tahun

a. Orang tua mengajari anak untuk mengayuh sepeda roda tiga

b. Orang tua mengajari anak berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan

c. Orang tua mengajari anak bicara dengan baik menggunakan dua kata

d. Orang tua mengajari anak mengenal 2-4 warna

e. Orang tua mengajari anak menyebut nama, umur dan tempat

f. Orang tua mengajari anak menggambar lurus

g. Orang tua mengawasi anak saat bermain dengan teman

h. Orang tua mengajari anak melepas pakaiannya sendiri

i. Orang tua mengajari anak menggunakan sepatu

4. Peran orang tua saat anak berusia 3-5 tahun

a. Orang tua meminta anak menceritakan apa yang ia lakukan

(19)

c. Jika anak gagap, orang tua mengajari bicara dengan pelan-pelan

d. Orang tua mengawasi anak yang mencoba hal baru

5. Peran orang tua saat anak berusia 5 tahun

a. Orang tua mengawasi anak saat melompak-lompat dengan satu kaki,

menari, dan berjalan lurus

b. Orang tua melihat dan mengawasi anak saat menggambar tiga bagian

tubuh orang (kepla, badan, tangan/kaki)

c. Orang tua megawasi anak menggambar tanda silang dan lingkaran

d. Orang tua mengawasi anak menangkap bola kecil dengan kedua tangan

e. Orang tua mendengarkan anak menjawab pertanyaan dengan kata-kata

yang benar

f. Orang tua mendengar anak menyebut angka, menghitungjari

g. Orang tua mendengar anak saat bicaranya mudah dimengerti

h. Orang tua mengawasi anak saat berpakaian sendiri tanpa dibantu

i. Orang tua mengawasi anak mengancing baju atau pakaian boneka

j. Orang tua mengawasi anak menggosok gigi tanpa bantuan

6. Peran bidan

a. Melakukan pelayanan stimulasi deteksi dini dan intervensi dini tumbuh

kembang anak

b. Melakukan anjuran pemberian rangsangan perkembangan dan nasihat

pemberian makan pada orang tua

c. Melakukan pemantauan penyakit dan masalah perkembangan pada anak

d. Melakukan pemantauan perkembangan, test daya lihat, dan test daya

dengar, serta mental emosional pada anak

e. Melakukan skrining dini penyimpangan tumbuh kembang anak

f. Melakukan pemantauan saat penimbangan anak setiap bulan di posyandu

dan apabila berat badan anak tidak naik dua kali berturut-turut atau BGM

(20)

2.8 Contoh ASKEB

ASUHAN MANAJEMEN

KEBIDANAN PADA An”N”

DENGAN BALITA FISIOLOGIS

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin,17 Oktober 2016

Jam : 16.00 WIB

Tempat : BPS

Nama Pengkaji : Kelompok 5

I.

PENGKAJIAN

A.Data Subjektif

1. Biodata

Nama Anak : An.”N” Umur : 2 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dsn. Jatisari 005/002 Krenceng

Nama Ibu : Ny.”B” Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Dsn. Jatisari 005/002 Krenceng

Nama Suami :Tn.”L” umur : 28 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

(21)

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Dsn. Jatisari 005/002 Krenceng

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan ingin Memeriksakan dan menimbang berat badan anaknya.

3. Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang : Ibu mengatakan anaknya tidak sedang menderita

penyakit kejang, TBC, dan diare.

Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita

penyakit kejang, TBC, dan diare

Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang

menderita penyakit jantung, asma, darah tinggi, kencing manis, dan TBC.

4. Riwayat Imunisasi

BCG : 1x

Hepatitis B : 2x

DPT : 3x

Polio : 4x

Campak : 1x

5. Riwayat Persalinan

Jenis Persalinan : Spontan

Tempat : Rumah

Penolong : Bidan

Penyulit : Tidak Ada

Afgarscor : Tidak terkaji

Refleks

Moro : Tidak terkaji

Suchlin : Tidak terkaji

Plantar : Tidak terkaji

Roting : Tidak terkaji

Baby sky : Tidak terkaji

(22)

BB : 3700 gr LD : 33 an

PB : 51 an LK : 34 an

6. Kebutuhan Sehari-hari

Jenis Kebutuhan Sekarang

1. Nutrisi

a. Makanan

Frekuensi : 3x/1 Hari

Porsi : 1 Piring

Jenis : Bervariasi

Keluhan : Tidak ada

b. Minuman

Jumlah : 3-4x/hari

Jenis : Air Putih + susu

Keluhan : Tidak Ada

2. Eliminasi

a. BAB

Frekuensi : 1-2x/Hari

Konsistensi : Lembek

Keluhan : Tidak Ada

b. BAK

Frekuensi : 4-5x/Hari

Warna : Kuning Jernih

Keluhan : Tidak Ada

3. Istirahat dan Tidur

Tidur Siang : ±5Jam

Keluhan : Tidak ada

Tidur Malam : ±10jam

Keluhan : Tidak ada

4. Personal hygine

(23)

Ganti Baju : 2x/hari setiap basah+Kotor

5. Aktifitas sehari-hari

Pergerakan : Normal

Keaktifan : Aktif

Keluhan : Tidak Ada

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmenthis

Tanda-tanda vital

 Nadi : 120x/Menit

RR : 40x/Menit

Suhu : 36,7ºC

Tinggi Badan : 80 cm

Berat Badan : 14 kg

Lingkar Kepala : -

 Lingkar Badan : -

Lila : -

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Rambut

Distribusi : Merata

Kebersihan : Bersih

Warna : Hitam

Nyeri tekan : Tidak Ada

Benjolan : Tidak ada

b. Muka

Warna : Tidak Pucat

c. Mata

(24)

Sklera : An Itenik

Konjungtiva : An Anemis

d. Hidung

Kebersihan : Bersih

Polip : Tidak Ada

Pengeluaran cairan/Secret : Tidak Ada

e. Mulut

Bibir : Lembab

Caries : Tidak ada

Gusi : Tidak ada

f. Telinga

Bentuk : Simetris

Kebersihan : Bersih

Pengeluaran secret : Tidak Ada

Pendengaran : +

Leher Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar Limfe : Tidak ada

g. Dada/Payudara

Bentuk : Simetris

Pernafasan : Normal

Bunyi jantung : Normal

h. Abdomen

Pembesaran Hepar : Tidak ada

Nyeri Tekan : Tidak ada

Genetalia : Bersih

Lubang vulva dan anus : Ada

Keluhan : Tidak ada

i. Ekstriminitas

a. Atas

(25)

Pergerakan : Aktif

b. Bawah

Bentuk : Simetris

Kuku : Tidak pucat

Pergerakan : Aktif

II.

Interprestasi Data

Diagnosa :

An. “N” Umur 2 tahun, kondisi umum baik dengan balita normal

III.

Masalah potensial

: Tidak ada

IV.

Tindakan Segera

: Tidak ada

V.

Intervensi

1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan anaknya

2. Jelaskan pada ibu tentang asupan nutrisi pada anaknya

3. Jelaskan pada ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan anaknya

4. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan istirahat anaknya

5. Anjurkan pada ibu untuk tetap menjaga personal hygiene pada anaknya

6. Jelaskan pada ibu tanda bahaya pada anaknya

7. Jelaskan pada ibu aktivitas anaknya

8. Anjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang

VI.

Implementasi

Tanggal : 17 Oktober 2016

Jam : 16.00 WIB

1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan anak baik yaitu berat badan dan tinggi

badan normal karena sesuai dengan usianya dan angka kecukupan gizi yaitu

berat badan 13-14 kg dan tinggi badan 80-91 cm.

2. Menjelaskan pada ibu tentang asupan nutrisi anaknya dengan memberi anak

makan makanan yang bergizi yaitu makan tiga kali sehari dengan menu nasi,

sayur dan lauk, serta tambahan susu, buah dan air yang cukup agar anak tidak

(26)

3. Menjelaskan pada ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan anaknya yaitu

BB meningkat sesuai dengan usia dan angka kecukupan gizi.

4. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga personal hygienenya yaitu mandi dua

kali sehari.

5. Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan anaknya yaitu memberikan

imunisasi tambahan untuk menambah kekebalan tubuh misalnya imunisasi

meningitis, tambahan asupan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh serta

susu sebagai tambahan asupan kalsium.

6. Menjelasakan pada ibu tentang bahaya pada anaknya yaitu demam tinggi.

Suhu tubuh normal anak balita yaitu 36.50 - 37.50 Celcius, sehingga apabila

suhu tubuh anak melebihi 37.50 Celcius, maka anak tersebut mengalami

demam.

7. Menjelaskan pada ibu tentang aktivitas anaknya yaitu dengan memberikan

mainan boneka, puzzle, masak-masakan untuk merangsang sifat feminim dan

rangsangan saraf motorik pada anak.

8. Menganjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang satu bulan yang akan datang

dan jika saat anak dalam keadaan bahaya atau saat ada keluhan.

VII.

Evaluasi

1. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang keadaan anaknya saat ini.

2. Ibu mampu mengulangi penjelasan bidan

3. Ibu Tahu kapan harus kunjungan ulang kebidanan yaitu datang setiap bulan

(27)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian balita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan anak

usia dibawah 5 tahun. Proses tumbuh kembang anak merupakan proses yang

berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Anak sehat akan menunjukkan

tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan parameter baku perkembangan anak.

3.2 Saran

Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan harus mampu bertugas

memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan melibatkan keluarga. Salah

satunya adalah mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh

kembang balita agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana

mestinya.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami

mengharapkan ada makalah lain yang dapat melengkapi makalah kami, serta saran

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2003. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta : Tridasi

Printer.

______________________. 2006. Pedoman Manajemen Kebidanan. Jakarta.

______________________. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :

Salemba Medika.

Dinas Kesahatan Kota Mojokerto. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta :

Departemen Kesehatan RI.

Markum, A.H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta FKUI.

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yoyakarta : Fitah

Maya.

Hassan, Rusepno. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak

FKUI.

Purwoastuti dan Walyani. 2015. Konsep Kebidanan. Klaten : Pustaka Baru Press.

Steven, Robert. 2005. Buku Perawatan Untuk Bayi Dan Balita. Jakarta : Arcan.

Sunaryo, Nano. 2005. Panduan Merawat Bayi dan Balita agar Tumbuh Sehat dan

Cerdas. Yogyakarta : Diva Press.

Yulifah dan Surachmindari. 2014. Konsep Kebidanan untuk Pendidikan Kebidanan.

(29)

LAMPIRAN

(30)

Gambar

Gambar balita

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian orang mungkin hanya mengalami serangan pada malam hari, sedangkan yang lain bisa mengalaminya kapan saja... Berikut adalah beberapa gejala

Emosi negatif adalah perasaan individu yang dirasakan kurang menyenangkan (ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, kebencian, kemarahan) yang berlebihan yang dapat

Proses yang harus dilakukan dalam mengimplementasikan Learning Vector Quantization (LVQ) untuk klasifikasi kualitas air sungai adalah mulai dari mungumpulkan

Demikian halnya perbedaan tarif riil dengan tarif paket INA-CBG pada pembayaran klaim Jamkesmas pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo yang di antaranya

[r]

Sedangkan peneliti sekarang meneliti tentang persepsi mahasiswa akuntansi dalam pembelajaran berbasis komputer, dan sampel yang digunakan di STIE Perbanas Surabaya.. Dewi,

Keluarga Berencana (KB); 2) ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; 3) bayi mendapat imunisasi dasar lengkap; 4) bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif;

Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai budaya dalam cerita rakyat Keling-Kumang masyarakat Dayak Kantuk Kecamatan Empanang Kabupaten