LAPORAN PRAKTIKUM
STUDI KELAYAKAN USAHA
“PETERNAKAN KAMBING PERAH ETAWA SELAMA 5
TAHUN (MASA PRODUKTIF 1 GENERASI)”
PARAREL 09
OLEH
RYAN ILHAM
1310611011
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’allamin, segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah yang mahakuasa, karena berkat rahmat dan karunianya kita bisa melakukan berbagai macam aktifitas,terutama kepada penulis sendiri sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Studi Kelayaka Usaha ini sesuai dengan waktu yang telah diberikan,dan tidak lupa penulis menyampaikan salam serta salawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah berjuang untuk memanusiakan manusia, hal ini sangat penting untuk kita semua sebagai umatnya, dan penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen yang memberikan Prtaktikum ini sehingga pengetahuan kami semakin bertambah,dan pihak pihak yang lain, baik secara langsung maupun tidak,penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dimata pembaca, oleh karena itu saran dan kritik sangat berpengaruh dalam penyempurnaan Laporan ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan kepada pembaca. Amin.
Padang,11 Juni 2015
Daftar Isi
E. Pemberian Pakan Pada Induk Kambing Peranakan Etawa………... 5
F. Pemeliharaan Induk Bunting………. 5
G. Pemeliharaan Induk Masa Laktasi……… 6
H. Penanganan Kelahiran……….. 6
I. Studi Kelayakan Usaha Peternakan Kambing Peranakan Etawa………... 7
B. Status Tanah….………. 12
C. Legalisasi Usaha..………..12
V. Aspek Produksi………….…..……….. 13
A. Teknis………....……….……….. 13
VI. Aspek Finansial………….…..………..……….. 16
VII. Aspek Lingkungan…….…..……….. 19
VIII. Aspek Manajemen dan SDM.………. 20
IX. Kesimpulan……….. 22
Daftar Pustaka………. 23
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kambing perah merupakan komoditas baru di Indonesia yang kemungkinan memiliki prospek pengembangan yang baik. Walaupun belum terbukti secara Ilmiah, anggapan yang berkembang di masyarakat adalah bahwa susu kambing dapat menyembuhkan berbagai penyakit pernafasan, seperti asma dan TBC. Oleh karena itu permintaan cenderung semakin meningkat dan harga yang masih cukup tinggi. Di sisi lain kambing perah dapat berperan ganda sebagai peghasil susu dan daging. Dari kebutuhan investasi, usaha kambing pernah memerlukan investasi jauh lebih kecil dibandingkan dengan sapi perah dan disamping ini relatif lebih mudah dalam manajemen.
Kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia umumya kambing peranakan Etawah (PE), yang umumnya masih lebih dominan sebagai sumber daging dibandingkan dengan sumber air susu. Susu kambing belum dikenal secara Iuas seperti susu sapi padahal memiliki komposisi kimia yang cukup baik (kandungan protein 4,3% dan lemak 2,8%) relatif lebih baik dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan protein 3,8% dan lemak 5,0% (Sunarlim dkk, 1992). Disamping itu dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mudah dicerna, karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan secara alamiah sudah berada dalam keadaan homogen (Sunarlim dkk, 1992) (Sinn, 1983).
Pengembangan usaha kambing PE mempunyai peluang pasar yang cukup tinggi di Indonesia karena daya dukung kesesuaian iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen. Tingginya impor dan masih rendahnya produksi susu sapi dalam negeri, merupakan pasar yang perlu dijajagi.
Dari aspek produksi daging, permintaan daging kambing di Indonesia maupun di dunia juga mengalami peningkatan pesat selama 10 tahun terakhir ini. Indonesia mengkonsumsi kambing sebagai salah satu sumber protein hewani yang utama setelah sapi dan ayam. Pasokan daging kambing relatif terbatas karena usaha peternakan kambing di Indonesia di dominasi oleh usaha rumah tangga dengan skala pemilikian 4 – 10 ekor.
Permintaan kambing untuk konsumen khususnya seperti restauran dan hotel-hotel masih dipenuhi oleh impor. Hal ini disebabkan daging kambing dalam negeri kurang sesuai untuk masakan yang dikehendaki oleh restauran dan hotel tersebut. Pengembangan pasar ke pasar spesifik merupakan peluang ekonomi yang pantas diraih dengan pengusahaan peternakan kambing sistem ranch, dan hal ini sangat sesuai dengan kambing PE. Komoditas susu kambing juga memiliki propek yang baik sejalan dengan semakin memasyarakatnya susu tersebut.
B.Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Beternak Kambing.
Permintaan akan ketersediaan kambing tiap tahun semakin meningkat, hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan olahan berbahan dasar kambing baik itu susu ataupun daging. Apalagi ternak kambing tidaklah sesulit seperti ternak hewan-hewan yang lain.
Kambing Peranakan Etawa (PE) adalah hasil dari persilangan kambing etawa yang berasal dari india dengan kambing lokal (kambing kacang). Jenis kambing ini juga sudah tersebar di seluruh wilayah indonesia. Kambing Peranakan Etawa (PE) memiliki dua keuntungan yaitu sebagai penghasil daging serta penghasil susu.
Ciri- ciri dari kambing PE yaitu telinganya panjang dan terkulai lemas, telinganya memiliki panjang 18-30 cm, warna bulu coklat muda sampai kehitaman. Kambing PE jantan, bulu di atas leher dan pundak relatif lebih tebal dan panjang, sedangkan untuk betina bulu bagian paha panjang. Bobot kambing PE betina ± 35 kg dan jantan ± 40 kg, tinggi pundaknya 76-100 cm.
Memelihara kambing etawa pada dasarnya hanya terdiri dari tiga hal yaitu Pengadaan,Pakan dan Pelaksanaan. Jika kita dapat melakukan ketiga hal tersebut dengan baik, maka segalanya akan baik - baik saja. Namun tidaklah mudah, terutama dalam pelaksanaan. Biasanya tetap ada kendala berupa apapun. Kambing PE telah beradaptasi dengan baik terhadap kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).
B. Sistem Pemeliharaan.
Sistem pemeliharaan secara intensif memerlukan pengandangan terus menerus atau tanpa pengembalaan dan lebih terkontrol (Williamson dan Payne 1993). Kambing jantan dan betina dipisahkan begitu juga betina muda dari umur tiga bulan sampai cukup umur untuk dikembang biakkan. Kambing pejantan harus dipisahkan dengan yang betina (Devendra dan Burns, 1994). Pertambahan bobot badan pada sistem pemeliharaan intensif ini bisa mencapai 100-150 gram per hari dengan rata-rata 120 gram perhari (Sarwono, 1999 )
C.Pemeliharaan Induk Kambing Laktasi.
Pemeliharaan induk kambing lakatasi dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan susu anaknya dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya yaitu dengan melakukan penangan pada waktu melahirkan, kemudian memperhatikan pakan dan air minum yang diberikan dan juga sanitasi (kebersihan kandang supaya terhindar dari sumber – sumber penyakit yang bisa mengurangi produktifitas induk kambing laktasi tersebut (Anonim, 2014)
D.Penanganan Kesehatan Induk.
Pengobatan ternak kambing khususnya penyakit scabies bisa menggunakan obat seperti Asuntol, Tiguvon, Neguvon, Termadex, Benzyl Benzonate dan bias dilakukan dengan cara menempatkan ternak ditempat yang hangat dan pakan bergizi tinggi, rambut kambing dicukur dan dimandikan serta bisa juga menggunakan obat-obatan seperti serbuk belerang dicampur kunyit dan minyak kelapa yang dipanasi, kemudian dioleskan (Muljana 2001).
Ciri penyakit ini adalah kepucatan pada lingkar putih mata, dibagian dalam mulut, rectum dan vagina serta kadang-kadang disertai mencret. Pengobatan penyakit ini bisa dilakukan dengan memberikan anti parasite setiap 2-3 bulan sekali. Jenis anti parasit yang diberikan sebaiknya rotasi setiap tahun untuk mencegah timbulnya resistensi terhadap anti parasit yang diberikan.
E. Pemberian Pakan Pada Induk Kambing Peranakan Etawa.
Pakan menjadi salah satu factor penting dalam pemeliharaan induk bunting. Dengan memberikan pakan yang baik, akan memenuhi kebutuhan zat gizi untuk mendukung pertumbuhan anakan kambing ataupun kesehatan indukan. Indukan juga membutuhkan pakan yang baik untuk mempertahankan kesehatan, terutama kesehatan tulang sekaligus untuk memproduksi air susu. Beberapa bahan pakan utama yang dibutuhkan oleh induk bunting, antara lain pakan yang mengandung kalsium, asam amino esensial tertentu, seperti lisin, dan karbohidrat sebagai sumber energy ( Abdul syukur, 2014).
F.Pemeliharaan Induk Bunting.
G.Pemeliharaan Induk Masa Laktasi.
Masa laktasi adalah masa kambing perah mampu menghasilkan susu. Sesaat setelah melahirkan , ambing kambing sudah menghasilkan cairan yang disebut kolostrum. Kolostrum bisa keluar dengan cara diisap oleh cempe atau diperah. Untuk kambing-kambing perah, sebaiknya kolostrum dikeluarkan dengan cara diperah dan diberikan kepada cempe dengan menggunakan ambing buatan berupa botol susu bayi. Tujuannya untuk menghindari kotornya ambing yang akan menyebabkan susu kambing yang akan dihasilkan tercemar. Kolostrum dihasilkan oleh ambing selama 2-7 hari, setelah itu ambing akan menghasikan susu normal. Atas dasar pertimbangan ekonomi,sebaiknya cempe diberi susu buatan, sedangkan susu kambing yang dihasilkan seluruhnya dijual (Sodiq dan Abidin.2002).
H. Penanganan Kelahiran.
1. Penanganan Induk Menjelang Kelahiran
Pengelolaan induk menjelang melahirkan, saat melahirkan dan beberapa saat setelah anak dilahirkan merupakan salah satu periode singkat namun kritis bagi pencapaian produktivitas seekor induk kambing. Diperlukan berbagai tindakan persiapan yang mendetail ataupun tindakan pada saat melahirkan maupun setelah dilahirkan untuk terutama mencegah kematian baik induk maupun anak yang dilahirkan. Sehubungan dengan itu, maka kemampuan menduga secara akurat saat melahirkan seekor induk akan sangat membantu keberhasilan manajemen melahirkan secara keseluruhan.
2. Penanganan Induk Setelah Kelahiran.
Anak sebaiknya dibaringkan didekat hidung induk agar dapat dibersihkan oleh induk dengan cara dijilat sekujur tubuhnya. Apabila induk tetap menolak membersihkan tubuh anaknya, bersihkan seluruh tubuh dan bagian kepala serta hidung anak kambing dengan kain kering da bersih agar dapat bernapas dengan lancer. Apabila anak tidak menunjukkan gerakan bernapas secara normal, lakukan bantuan dengan mencoba menempelkan jerami halus atau rumput kering kedalam rongga hidung untuk meransang anak bernapas. Induk dan anak dapat ditempatkan pada kandang beranak portable (1mx1m) selama seminggu atau induk dikelompokkan kedalam kandang beranak (Abdul syukur,2014).
3.Proses Kelahiran.
Proses kelahiran akan berlangsung mulus jika posisi anak yang dikandung normal.Perlu diketahui bahwa posisi normal anak dalam kandungan normal.Perlu diketahui bahwa posisi normal anakdalam kandungan ada dua macam,yaitu posisi interior dan posterior.Posisi interior jika satu atau dua kaki depan dan kepala terletak dalam saluran peranakan.Sementara itu,posisi posterior jika kedua kaki belakang berada dalam saluran peranakan (Sarwono,2012)
Proses awal kelahiran adalah keluarnya ketuban dari vagina induk. Biasanya berbentuk bulat seperti bola berisi air, tak berapa lama gelembung keluar akan pecah diikuti oleh proses kelahiran cempe. Pada posisi cempe normal, akan keluar dengan sendirinya tanpa memerlukan bantuan peternak (Anonym, 2014).
I.Studi Kelayakan Usaha Peternakan Kambing Peranakan Etawa.
Menurut Soeharto (1999), Investasi dapat dilakukan oleh swasta maupun negara dengan motif keuntungan finansial ataupun keuntungan non finansial. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. pemerintah dan lembaga nonprofit melihat apakah proyek bermanfaat bagi masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan yang melimpah, dan penghematan devisa. Semakin luas skala proyek maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun social semakin luas.
J.Aspek Aspek Analisis Usaha
Aspek-aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis. Menurut Subagyo (2007), pembagian dan pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekundear.
III. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Aspek pasar sangat penting dalam pelaksanaan studi kelayakan proyek. Salah satu syarat agar pemasaran berhasil, proyek yang akan dilaksanakan harus dapat
memasrkan hasil produksinya secara kompetitif dan menguntungkan. Analisis aspek
pasar terdiri dari rencana perasarana output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana
penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek
(Gittinger, 1986). Kriteria kelayakan pada aspek pasar dikatakan layak apabila usaha
kambing perah memiliki peluang pasar, artinya potensi permintaan lebih besar dari
penawaran. Keberhasilan dalam menjalankan usaha perlu adanya strategi pemasaran
dan pengkajian aspek pasar dengan cermat.
A. Permintaan
Berkembangnya pola perubahan gaya hidup, menyebabkan seseorang mulai
memperhatikan pola hidup sehat. Adanya trend back to nature mengarahkan konsumen untuk mengkonsumsi yang bersumber dari alam. Selain itu didukung
dengan pengetahuan masyarakat tentang khasiat susu kambing sehingga
menyebabkan terjadi peningkatan permintaan susu kambing. Sampai saat ini belum
ada data pasti baik dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag)
maupun Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai jumlah permintaan susu kambing
secara nasional maupun ekspor. Namun informasi permintaan susu kambing dapat
diketahui dari Ketua Asosiasi Peternak Kambing Perah (Indonesia) yang mengatakan
“dari kebutuhan 6,000 liter per hari hanya baru seperempatnya yang bisa terpenuhi”.
Permintaan susu kambing akan tetap ada selama masih ada yang sakit dan keinginan
masyarakat untuk menjaga kesehatan. Dilihat dari segmentasi pasar konsumsi susu
B. Penawaran
Sampai saat ini Deperindag dan BPS belum dapat menyajikan data mengenai
total penawaran yang pasti untuk produksi susu kambing, khususnya untuk wilayah
Bogor. Berdasarkan informasi dari hasil survei dan dilihat dari jumlah peternak dan
pedagang (agen) susu kambing banyak terlihat di pinggir pinggir jalan. Beberapa
peternak atau kelompok peternak sudah mulai mengembangkan peternakan kambing
dengan tujuan utama sebagai penghasil susu mengarah pada pengusahaan skala besar
dalam menjalankan usahanya.
Adanya peningkatan jumlah penduduk dan menyebarnya informasi tentang
kasiat susu kambing diharapkan menjadikan peluang meningkatnya permintaan
terhadap susu kambing.
C. Pangsa Pasar
Usaha ternak kambing PE dilihat dari pesaing usaha dapat dikatakan cukup
tinggi. Hal ini tercermin dari jumlah peternakan kambing perah yang cukup banyak.
Informasi ini mengindikasikan tingginya minat peternak untuk mengembangkan
usaha ternak kambing perah, akan tetapi jumlah peternak yang cukup banyak tersebut
tidak menimbulkan persaingan yang terlalu ketat. Persaingan yang terjadi bersifat
sehat dan saling melengkapi. Artinya sesama pelaku produsen susu kambing saling
menginformasikan jika ada pesanan susu yang disesuaikan dengan daya beli
konsumen. Pola hidup masyarakat dewasa ini mengarah kepada minuman kesehatan
dan pengobatan alami membuat kebutuhan akan mengkonsumsi susu kambing
meningkat. Selain susu kambing sebagai sumber pendapatan dapat juga menjual
produk lain seperti ternak afkir, anakan kambing hingga pada kotoran ternak yang
digunakan sebagai pupuk organik. Hal ini menjadi peluang karena dapat memberikan
D. Strategi Pemasaran
Promosi produk bagi usaha yang baru berjalan perlu dilakukan. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan Anggororatri (2008), susu kambing merupakan
produk yang masih berada pada tahap perkenalan, pada proses tahap perkenalan
perlunya pengembangan terhadap kesadaran tentang susu kambing salah satunya
dengan pemberian edukasi manfaat dan khasiat susu kambing.
Promosi yang dilakukan untuk mengenalkan produknya kepada konsumen
yaitu pada mulanya pemilik menginformasikan melalui mulut ke mulut. Diantaranya
pemilik memperkenalkan produk kepada sesama rekan kerja, saudara terdekat dan
menawarkan kepada individu lainnya serta memberikan kartu nama guna
memudahkan untuk berkomunikasi bila tertarik untuk memesannya.
Pemasaran susu kambing dipengaruhi juga oleh sertifikasi produk. Sertifikasi
produk berguna untuk meyakinkan konsumen akan khasiat dan kandungan zat dari
susu yang dihasilkan oleh produsen. Sebelum agen bekerjasama memasarkan produk
susu kambing tersebut, pemilik menginformasikan terlebih dahulu mengenai
keunggulan susu yang dihasilkan dan khasiat susu kambing bila mengkonsumsinnya.
Selain itu pemilik memberikan fasilitas berupa spanduk yang berisikan mengenai
khasiat susu kambing dan mencantumkan nama Peternakan Super sebagai
produsennya.
Hal ini dilakukan juga sebagai bentuk promosi Peternakan Super sebagai
produsen susu kambing, disamping baik agen maupun konsumen mengetahui manfaat
dan khasiat susu kambing yang diproduksinya. Sehingga dengan adanya informasi
tersebut diharapkan konsumen mengingat dan tertarik untuk mengkonsumsi susu
IV. ASPEK HUKUM/ LEGALISASI
A. Perencanaan Wilayah.
Wilayah yang dijadikan sebagai tempat beternak adalah wilayah pertanian, dan berdasarkan aspek teknis wilayah ini sangat cocok dijadikan sebagai wilayah peternakan, khususnya kambing peranakan etawa,dengan demikian lokasi tempat usaha yang didirikan tidak menyalahi peraturan Perundang undangan yang ada.
B.Status Tanah.
Lahan yang dijadikan sebagai tempat beternak memiliki status hak milik pribadi dan dibuktikan dengan sertifikat tanah. Dengan demikian keberadaan tanah atau lahan lokasi usaha mempunyai kekuatan hokum yang tetap,sehingga sudah aman untuk melakukan usaha (tidak dalam sengketa lahan). Usaha ini dikembangkan dalam jangka waktu yang relative panjang. Untuk memulai usaha ini sudah diperoleh izin dari instansi yang berwenang diantaranya :
Surat Izin Usaha Peternakan (SIUP)
Surat Izin Mendirikan Bangunan Kandang Ternak (SIMB)
C. Legalisasi Usaha
Usaha ini pada dasarnya memiliki izin atas kepemilikan tanah,dan juga izin mendirikan bangunan kandang. Dengan memperhatikan kenyamanan bagi penduduk sekitar, atas pembangunan usaha ini yang berlandasan pada :
Undang Undang No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Pemukiman.
Peraturan pemerintah No.9 Tahun 1994 Tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Undang Undang No.18 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan
V.ASPEK PRODUKSI
A. Teknis
Populasi kambing di Indonesia saat ini mencapai 7 juta ekor. Jumlah ini 76% diantaranya berada di Pulau Jawa. Kambing umumnya dipelihara dengan cara yang sangat sederhana di setiap rumah tangga pedesaan. Setiap keluarga pada umumnya memiliki 4 – 6 ekor kambing yang dipelihara dengan dikandangkan di halaman rumah dan digembalakan di areal bekas panen atau lahan beras. Pakan yang diberikan setiap hari berasal dari rumput yang ada di seputar rumah.
Jenis kambing yang saat ini banyak dipelihara adalah kambing lokal dan kambing etawa. Jenis kambing etawa merupakan jenis yang memiliki produktivitas tinggi dan daya tahan yang Iebih baik. Kambing betina jenis ini mencapai kematangan seksual pada umur 8 – 9 bulan. Masa kehamilan selama 5 bulan dan masa Iaktasi 4 bulan.
Dengan peemeliharaan yang baik, kambing dapat dikawinkan lagi 2 – 3 bulan lagi setelah melahirkan. Setiap melahirkan kambing mampu menghasilkan 2 – 3 ekor anak, sehingga dalam dua tahun dapat menghasilkan 6 – 9 ekor anak. Kambing dewasa jenis ini memiliki berat karkas bersih 18 – 20 kg untuk kambing jantan dan 15 – 18 untuk betina. Masa subur kambing betina setelah berusia 5 tahun.
Secara teoritis, kambing dapat menghasilkan 6 – 9 anak setiap dua tahun. Reproduksi kambing juga dipengaruhi oleh tingkat kecukupan gizi yang ada. Kebutuhan pakan kambing dipenuhi dengan rumput yang di tanam oleh proyek di areal yang ada. Selain rumput, kambing juga memerlukan makanan tambahan berupa bijibijian untuk mempercepat pertumbuhannya.
Daging kambing jantan umumnya kurang disenangi karena memiliki serat yang kenyal dan bau yag cukup tajam. Oleh karenanya, penjualan kambing jantan dilakukan pada usia muda kecuali kambing jantan yang hendak dijadikan pejantan.
VI. ASPEK FINANSIAL
Tujuan dilakukannya aspek finansial dari analisis kelayakan usaha adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersedian dana,biaya modal,kemampuan usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah usaha akan dapat berkembang terus (Umar,2001).
Perhitungan rugi laba dan arus kas memberikan gambaran mengenai keuntungan dan biaya operasional selama periode tertentu. Laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan keuntungan suatu perusahaan selama periode waktu tertentu, dimana aspek aspek yang termasuk didalam laporan laba rugi adalah aspek pendapatan dan aspek pengeluaran.
Arus Kas (Cash Flow) adalah aliran kas perusahaan yang secara nyata diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan operasi,pendanaan,dan investasi. Aliran kas yang masuk ke perusahaan disebut juga dengan cash in flow, sedangkan aliran kas yang keluar adalah cash out flow. Berikut adalah data :
A.Biaya Pra-Operasi
Jenis Biaya Satuan Jm satuan Harga satuan Nilai Total
8 Tempat Pembuangan
Limbah m
2 50 IDR 25,000.00 IDR 1,250,000.00
9 Pagar m 655 IDR 6,500.00 IDR 4,257,500.00
Total IDR 112,357,500.00
D. Biaya Mesin dan Peralatan No
.
Jenis Biaya Satuan Jumlah
satuan
Harga satuan Nilai Total
1 Mesin Choper Unit 3 IDR 25,000,000.00 IDR 75,000,000.00 2 Mesin Air Unit 5 IDR 3,500,000.00 IDR 17,500,000.00 3 Komputer & Printer Unit 3 IDR 11,200,000.00 IDR 33,600,000.00 4 Timbangan Ternak Unit 2 IDR 55,000,000.00 IDR 110,000,000.00 5 Gerobak Dorong Unit 12 IDR 450,000.00 IDR 5,400,000.00 6 Instalasi Listrik Unit 1 IDR 4,500,000.00 IDR 4,500,000.00 7 Peralatan Lain-lain Unit 6 IDR 13,500,000.00 IDR 81,000,000.00
VII. ASPEK LINGKUNGAN
Untuk menangani masalah sanitasi dan pencemaran lingkungan, peternakan ini akan membuat bak penampung kotoran dan urin yang nantinya bias diolah menjadi pupuk Kompos atau MOL. Dengan demikian usaha yang akan dilakukan tidak merusak atau mencemari lingkunan sekitar. Oleh sebab itu usaha peternakan ini juga diwajibkan untuk membayar Pajak, sehingga usaha ini memiliki kartu bebas pajak dan kelegalan secara hukum.
VIII. ANALISIS ASPEK MANAJEMEN DAN SDM
Analisis aspek manajemen sumber daya manusia bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi usaha diperkirakan layak atau tidak dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia. Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam skema organisasi, dimana dalam skema ini akan memberikan gambaran secara keseluruhan tentang kegiatan kegiatan dan proses prose yang terjadi pada suatu organisasi
Perencanaan tenaga kerja merupakan salah satu cara untuk menetapkan keperluan mengenai tenaga kerja pada suatu periode tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas dengan car acara tertentu. Perencanaan ini dimaksudkan agar perusahaan terhindar dari kelangkaan sumber daya manusia pada saat dibutuhkan maupun kelebihan sumber daya manusia pada saat kurang dibutuhkan (Umar,2001).
Dalam aspek sumber daya manusia ini juga menggambarkan mengenai aspek Organisasi dan Manajemen, dan fungsi manajemen yang digunakan dalam hal ini adalah POAC (Planing,Organaizing,Actuating dan Controling)
Planing
Dalam perencanaan usaha peternakan ini kami merencanakan untuk melakukan penerimaan tenaga kerja khususnya tenaga kerja yang terampil di bidang peternakan dan tenaga kerja yang berdomisili di lingkungan peternakan, adapun perbandingan tenaga kerja yang kami butuhkan diantaranya adalah 70 % untuk penerimaan tenaga kerja laki laki dan 30 % untuk peneriamaan tenaga kerja wanita.
Organisation
Actuating
Pelaksanaan dalam manajemen sumber daya manusia dalam usaha ini dikhususkan bagi para pekerj atau karyawan yang bekerja di peternakan kami, pelakasanaan dimulai dari pemasukan lamaran pekerjaan, tahap seleksi, tahap orientasi atau pengenalan, tahap pelatihan, perekrutan dan penempatan tenaga kerja berdasarkan kriteria dan kemampuan daripada tenaga kerja.
Hal ini dialkukan agar peternakan ini berjalan secara efektif dan efisien dan juga memperoleh keuntungan bagi pemilik peternakan dan yang terpenting adalah terpenuhinya kebutuhan akan susu dan daging kambing peranakan etawa.
Controling
Controlling atau pengendalian merupakan suatu kegiatan dalam menguraikan informasi yang memonitoring rencana serta proses untuk meyakinkan bahwa hal itu selaras dengan tujuan dan juga tidak menyimpang dari tujuan.
PEMIMPIN PERUSAHAAN
PUPUK
PAKAN PEMASARAN
PEKERJA
IX. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Umar,Husein,2001, Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Anonim.2014. Http://Yandefrazzylovewiq.Blogspot.Com/. Diakses Tanggal
15 desember 2014.
Anonim.2014.http://www.usahaternak.com/2013/12/panduan-lengkap-carabudidaya- kambing.html. Diakses tanggal 18 desember 2014.
Anonim.2014 https://www.sipendik.com/cara-praktis-ternak-kambing/. Diakses tanggal 18 desember 2014.
Anonim.2014.http://hadipeternakan.blogspot.com/2011/12/tanda-tanda-ternakkambing-yang-akan.html. Diakses tanggal 18 desember 2014.