• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Meningkatkan 4 Kompetensi pada guru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cara Meningkatkan 4 Kompetensi pada guru"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Cara Meningkatkan 4 Kompetensi pada guru, yaitu pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional.

1. Cara Meningkatkan Kompetensi Pedagogik

a) Mengikuti kegiatan organisasi seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru dalam kelompoknya masing-masing, menyatukan terhadap kekurangan konsep makna dan fungsi pendidikan serta pemecahannya terhadap kekurangan yang ada. Disamping itu juga untuk mendorong guru malakukan tugas dengan baik, sehingga mampu membawa mereka kearah peningkatan kompetensinya.

b) Mengikuti Kursus Kependidikan

Mengikuti kursus dapat membantu guru mengembangkan pengetahuan profesi mengajar dan menambah keterampilan guru dalam melengkapi profesi mereka. Dengan mengikuti kursus guru diarahkan ke dalam dua hal, pertama sebagai penyegaran, dan kedua sebagai upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan mengubah sikap tertentu. Dengan demikian, diharapkan guru dapat mengikuti kursus yang berkaitan dengan dunia kependidikan. Misalnya kursus keterampilan/kecakapan hidup (life skill) seperti kursus computer, elektro, jurnalistik (kepenulisan), tata boga, bahasa asing, maupun kursus kepribadian.

c) Mengadakan Workshop Kependidikan

Kegiatan workshop dilakukan yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapai melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perorangan. Masalah yang dibahas muncul dari peserta sendiri, metode pemecahan masalah dengan cara musyawarah dan penyelidikan d) Mengadakan Penataran Guru

Penataran dilakukan berkaitan dengan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Mengingat tugas rutin di dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas mendidik dan mengajar, maka guru perlu untuk menambah ide-ide baru melalui kegiatan penataran.

e) Memberikan Penghargaan (Reward)

(2)

untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien, agar tidak menimbulkan dampak negatif.

2. Cara Meningkatkan Kompetensi Sosial a) Mengembangkan Kecerdasan Sosial

Mengembangkan kecerdasan sosial merupakan suatu keharusan bagi guru. Hal tersebut bertujuan agar hubungan guru dan siswa berjalan dengan baik. Contohnya hubangan guru kepada siswa akan berpengaruh terhadap rasa hormat dan motivasi siswa dalam belajar. Karena dengan siswa merasa diperhatikan dan dipedulikan ,siswa merasa dapat dukungan untuk tumbuh gairah belajar lebih giat untuk mewujudkan cita citanya. Jadi guru tidak hanya berfokus pada siswa yang pintar saja alias memperhatikan siswa yang berprestasi dibidang mata pelajarannya melainkan kepada seluruh siswa dalam kelas. berinteraksi.

b) Mengikuti Pelatihan yang Berhubungan dengan Kompetensi Sosial Guru

Untuk mengembangkan kompetensi sosial guru hendaknya mengikuti pelatihan-pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial. Namun sebelum itu juga perlu diketahui tentang target atau dimensi-dimensi kompetensi ini yaitu; kerja tim, melihat peluang, peran dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab sebagai warga, kepemimpinan, relawan sosial, kedewasaan dalam berelasi, berbagi, berempati, kepedulian kepada sesama, toleransi, solusi konflik, menerima perbedaan, kerjasama, dan komunikasi. c) Menjadi Tempat Curhat Siswa

Siswa memiliki berbagai persoalan yang kadang tidak tahu kemana menemukan jawabannya. Lantaran ketidak tahuan menemukan tempat curhat yang dapat diperacaya dapat menjaga rahasia dan kepercayaan inilah siswa bisa salah jalan atau putus asa. Kesediaan guru menjadi tempat curhat siswa bukan semata milik guru bimbingan konseling (BK) saja,apalagi belum membudayanya siswa mencurahkan isi hatinya kepada guru BK dan persepsi negatif jika siswa berhubungan dengan BK menyebabkan kehadiran guru BK belum satu satunya sebagai tempat curhat siswa menyelesaikan masalahnya. Kepercayaan siswa untuk curhat bisa kepada guru yang di rasanya dapat menampung keluh kesah dan memberikan solusi ,guru tersebut bisa guru mata pelajaran ,ekstra kurikuler dan wali kelas. Guru yang dapat dipercaya siswa akan dihormatinya sekaligus dapat mendatangkan perubahan positif bagi kehidupan siswa. d) Menggunakan Media Sosial sebagai Alat Komunikasi dan Informasi Kepada Siswa

(3)

siswa yang membutuhkan bimbingan atau konsultasi persoalan pribadi maupun akademik atau sekedar sharing. Bagi siswa , kemudahan mengakses guru yang dibutuhkannya adalah solusi yang bermanfaat dan bagi guru akan mendapatkan informasi serta perkembangan perilaku siswa termasuk berkaitan dengan penggunaan situs jejaring sosialnya.

3. Cara Meningkatkan Kompetensi Kepribadian Guru a) Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Sekolah

Dengan mengikuti kegiatan keagamaan maka pengetahuan guru tentang agama akan bertgambah. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, mencakup: (a) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender; dan (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam

b) Membiasakan Kesadaran Berperilaku, sehingga apapun yang Dilakukan bukan tanpa alasan dan tanggung jawab pendidikan.

Dapat dimulai dengan menjadi pendengar yang baik. Menjadikan teman bicara itu penting dan dihargai. Melakukan semua pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab dan sepenuh hati.

c) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, mencakup: (a) menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi; (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri; dan (c) bekerja mandiri secara profesional.

d) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: (a) memahami kode etik profesi guru; (b) menerapkan kode etik profesi guru; dan (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

e) Melakukan Penilaian Diri dengan Lembar Quesionare

(4)

masing-masing guru berdasarkan petunjuk penghitungan. Dari hasil kesimpulan ini maka guru bisa menilai dirinya sendiri sebaik/seburuk apa dia menurut penilaian orang lain. Hal ini akan membantu guru dalam proses intropeksi/mengenal diri. Mengenali diri maksudnya adalah memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari segi keunggulan yang dimiliki maupun segi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri. Diharapkan, penilaian obyektif ini bisa memacu guru untuk melakukan perubahan sikap yang semakin baik.

4. Cara Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru a) Menyusun Program Penyetaraan bagi Guru-Guru

Dalam melaksanakan pembinaan professional guru, kepala sekolah bisa menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang menunjang tugasnya.

b) Ikut serta dalam Seminar dan Pelatihan dari Diknas

Untuk meningkatkan prefossional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam membenahi dan metodologi pembelajaran

c) Ikut Seta dalam Kegiatan Pemantapan Kerja Guru

Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru). Melalui wadah inilah para guruh diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas

d) Menigkatkan Kesejahteraan Guru

Referensi

Dokumen terkait

Upaya yang dilakukan untuk menunjang terlaksananya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) agar dapat meningkatkan motivasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Abstrak —Telah dilakukan penelitian mengenai Analisis pengaruh antena MIMO 2Tx2Rx terhadap kecepatan akses 4G LTE yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecepatan

Anak yang lahir dari perkawinan tidak sah adalah anak tidak sah,sehingga anak tersebut hanya mempunyai hubungan dengan ibunya dan keluarga ibunya (Pasal 43 UU No 1 Tahun

Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa sistem memiliki nilai kompleksitas yang rendah sehingga mudah untuk melakukan perbaikan serta 100% valid

dengan derajat klinis yang buruk; (2) pasien dengan keadaan umum yang tidak stabil; (3) pada lokasi aneurisma yang meningkatkan risiko operasi, seperti sinus kavernosus

Äikäs (2004) näkee suomalaisessa kaupunkimarkkinoinnissa kaksi ongelmaa, jotka ovat relevantteja vielä 2010-luvullakin. Ensinnäkin se, että kaupungit ovat kilpailun ja

dengan satu perantara penjualan kepada konsumen hal ini tentunya bertujuan mengefektifkan kegiatan pemasaran perusahaan dalam melakukan perantara penjualan