• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

BIMBINGAN DAN KONSELING PESERTA DIDIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Oleh

Andri Pahrulroji 1301784

PENDIDIKAN SENI RUPA B

S-1 PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: contoh membuat laporan hasil wawancara

(2)

KATA PENGANTAR

Maha suci Allah, tiada kata yang pantas kita ucapkan selain puji dan syukur kehadirat Ilahi Rabbi, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya sampai saat ini kita masih dapat merasakan nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW., kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.

Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakan pentingnya bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas, indentifikasi masalah bimbingan dan konseling diSekolah Menengah Atas. Bab kedua berisikan pengertian bimbingan dan konseling menurut para ahli, kedudukan bimbingan dalam pendidikan, tujuan, fungsi, jenis, prinsip-prinsip dan asas-asas dalam bimbingan dan konseling, pelaksanaan observasi dan wawancara di SMKN 14 Bandung, proses wawancara dan observasi serta hasil dari observasi dan wawancara bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas. Bab ketiga berisikan mengenai kesimpulan dan saran.

Adapun maksud dan tujuan Pembuatan Makalah ini adalah sebagai upaya untuk mendukung Proses Pembelajaran dan melengkapi salah satu matakuliah Bimbingan dan Konseling Peserta Didik.

Berbagai kendala dan kesulitan yang hampir mematahkan semangat penulis dalam menyelesaikan makalah ini dapat teratasi berkat petunjuk serta nasehat dari dosen. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

(3)

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar... 2

Daftar Isi ... 3

BAB I PENDAHULUAN... 5

1.1 Latar Belakang Masalah ... 5

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penulisan ... 6

1.4 Metode Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN... 8

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling ... 8

2.1.1 Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli ... 8

2.1.2 Pengertian Konseling Menurut Para Ahli ... 8

2.2 Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan ... 9

2.3 Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling ... 10

2.3.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling ... 10

2.3.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling ... 10

2.3.3 Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ... 10

2.4 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ... 11

2.5 Asas Bimbingan dan Konseling... 13

2.6 Pelaksanaan Observasi di SMKN 14 Bandung ... 13

2.6.1 Profil SMKN 14 Bandung... 13

2.6.2 Tanggapan Program BK di SMKN 14 Bandung... 14

2.6.3 Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 Bandung... 14

(4)

2.6.5 Hasil Wawancara dan Observasi... 15

a. Wawancara dan Observasi Pertama... 15

b. Wawancara dan Observasi Kedua... 17

BAB III PENUTUP... 18

3.1 Kesimpulan... 18

3.2 Saran... 18

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.

Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai peserta didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikan yang bermutu disekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar BAB X, Pasal 25 Ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa :

“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh Guru Pembimbing”

Dalam upaya menghantarkan peserta didik yang tidak hanya menyangkut aspek akademis saja, tetapi menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual untuk persiapan menghadapi masa depan dilakukan melalaui bimbingan yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 BAB X Pasal 25 Ayat 1 dan 2 tentang Pendidikan Dasar bahwa bimbingan merupakan salah satu bantuan melalui lembaga pendidikan yang diberikan oleh Guru Pembimbing atau walikelas dalam upaya untuk menemukan jati diri, mengenal lingkungan dan untuk merencanakan masa depan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

(6)

4. Masalah-masalah yang sering muncul di Sekolah Menengah atas

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah atas

2. Mengetahui apakah dilaksanakan atau tidak Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

4. Mengetahui masalah-masalah yang sering muncul pada Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini adalah : 1. Observasi.

2. Wawancara.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar data tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan susunan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah

(7)

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling 2.1.1 Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli 2.1.2 Pengertian Konseling Menurut Para Ahli 2.2 Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan

2.3 Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling

2.3.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling 2.3.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling 2.3.3 Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling 2.4 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling 2.5 Asas Bimbingan dan Konseling

2.6 Pelaksanaan Observasi di SMKN 14 BANDUNG

2.7.1 Profil SMKN 14 BANDUNG

2.7.2 Tanggapan Program BK di SMKN 14 BANDUNG

2.7.3 Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 BANDUNG 2.7.4 Proses Wawancara dan Observasi di SMKN 14 BANDUNG 2.7.5 Hasil Wawancara dan Observasi

BAB III PENUTUP

(8)

BAB II

TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling 2.1.1 Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli

Dalam mendefinisikan pengertian Bimbingan, Para Ahli memiliki pengertian yang berbeda-beda. Namun memiliki kesamaan arti yaitu bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan. Berikut ini pengertian Bimbingan menurut beberapa Ahli:

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.

Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik

anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.

Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian Bimbingan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk merencanakan masa depan. Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik.. Bantuan dimaksud adalah bantuan yang bersifat psikologis.

2.1.2 Pengertian Konseling Menurut Para Ahli

Pengertian konseling menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

(9)

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Dari kedua ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapai oleh klien.

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu pemberian pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara individu atau perorangan agar mandiri dan berkembang secara optimal melalui berbagai bentuk Bimbingan guna menghadapi dan merencanakan masa depannya.

2.2 Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan

Pendidikan merupakan hal penting bagi setiap individu. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa). Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai individu berada dalam proses berkembang atau menjadi

(becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah

kehidupannya.

Pendidikan hanya mengajarkan pada bidang akademik dan administratif yang mungkin akan menghasikan siswa yang pintar dalam bidang akademik atau bidang administratif saja, tetapi kurang dalam aspek psikologi, sosial maupun aspek-aspek yang lainnya. Padahal dalam program Bimbingan dan Konselng banyak kompetensi-kompetensi yang perlu untuk disampaikan kepada peserta didik guna membantu dalam proses pembelajaran serta pemahaman dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Ada beberapa alasan mengapa pentingnya Bimbingan dan Konseling untuk seklah dasar bagi para siswa. Pertama, adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam

mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling. Kedua, pendidikan senantiasa

(10)

2.3 Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling 2.3.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan umum Bimbingan dan Konseling adalah memadirikan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan potensi mereka secara optimalsesuai bakat, kemapuan, minat dan nilai-nilai, serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Untuk mencapai

kebahagiaan pribadi sebagai mahluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam kehidupan masyarakat, dapat bersosialisasi dengan individu lain dan harmonisasi antara kemampuan dengan cita-cita.

Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling merupakan penjabaran yang lebih spesifik dari tujuan umumnya, misalnya dalam proses pembelajarn guru atau konselor memberikan bimbingan belajar, bimbingan sosial maupun bimbingan karier dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

2.3.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling memiliki beberapa fungsi yang hendak dipenuhi dalam

pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam ruang lingkup sekolah. Dalam ruang lingkup di sekolah fungsi Bimbingan dan Konseling di bagi menjadi beberapa fungsi yaitu fungsi pemahaman

(Informatif), fungsi pencegahan (Preventif), fungsi perbaikan/pengobatan (Kuratif), dan fungsi developmental. Adapun penjelasan keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Pemahaman (Informatif), yaitu fungsi bimbingan yang menghasilkan pemahaman mengenai sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan murid. Pemahaman tersebut meliputi pemahaman tentang diri sendiri (potensi dan kelemahan) dan lingkungan (keluarga, pendidikan, karir, sosial budaya dan nilai).

b. Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu bimbingan yang diberikan kepada murid dengan tujuan agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hambatan tersebut seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya. c. Fungsi Perbaikan/pengobatan (Kuratif), yaitu layanan yang membantu murid dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkngan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Bantuan yang diberikan tergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung bertatap muka atau melalui pihak lain.

d. Fungsi Developmental, yaitu layanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu mengembangkan keseluruhan potensiny dengan mantap dan terarah seperti memperoleh

kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu perkembangan sebaik mungkin.

(11)

Kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dikembangkan dalam suatu program bimbingan dan konseling yang dituangkan dalam empat kegiatan utama yaitu:

a. Layanan Dasar Bimbingan, yaitu layanan umum yang diperuntukkan bagi semua murid yang bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan prilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik.

b. Layanan Responsif, yaitu layanan yang diarahkan untuk membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada saat itu. Layanan responsif ini bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini bersifat preventif atau mungkin kuratif.

c. Layanan Perencanaan Individual, yaitu layanan yang dimaksudkan untuk membantu murid mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pendidikan, karir, dan pribadi. Tujuan utama dari layanan ini adalah untuk membantu siswa memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangan secara proaktif. Sedangkan tujuan sistem ini adalah membimbng murid untuk merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.

d. Komponen Dukungan Sistem, yaitu komponen yang berkaitan dengan aspek manajerial yang mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan staf, alokasi dana dan fasilitas, kerjsama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan pengembangan. Dengan tujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/ penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan.

2.4 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami individu, program pelayanan, tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Adapun penjabaran mengenai prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan sasaran layanan. Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan maupun kelompok. Setiap individu pasti berbeda-beda, misalnya dalam umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, kedudukan sosial, jabatan dan lain-lain. Secara lebih khusus yang menjadi sasaran pelayanan adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya sehingga dalam merumuskan prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan sasaran layanan sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupan sebagai berikut:

a) Bimbingan dan Konseling melayani setiap individu. Tanpa memandang umur, jenis kelamn, suku bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.

(12)

2. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu. Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap

kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulka masalah tertentu pada diri individu. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan program pelayanan adalah sebagai berikut:

a) Bimbingan dan koseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh. Salah satu caranya dengan mengintegrasikan program bimbingan dan konseling pada setiap mata pelajaran.

b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga(misalnya sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat.

c) Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai orang dewasa, disekolah misalnya dari jenjang pendidikan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

d) Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penilaian yang teraturuntuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dari pelaksanaannya.

4. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu :

a) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.

b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.

c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

(13)

e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

2.5 Asas Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling memiliki beberapa asas-asas. Pemenuhan atas asa-asas itu akan memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta

mengurangi atau mengaburkan hasil layanan kegiatan. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut: a. Asas Kerahasiaan

b. Asas Kesukarelaan c. Asas Keterbukaan d. Asas kegiatan e. Asas kemandirian

f. Asas Kekinian g. Asas Kedinamisan h. Asas Keterpaduan i. Asas Kenormatifan j. Asas Keahlian

k. Asas Alih Tangan Kasus

l. Asas Tut Wuri Handayani

2.6 Pelaksanaan Observasi di SMKN 14 BANDUNG 2.6.1 Profil SMKN 14 BANDUNG

Nama Sekolah : SMKN 14 BANDUNG

Status Sekolah : Negeri

Alamat : Jln Cijawura Hilir No. 341 Kelurahan/ Desa : Margasuka

(14)

Provinsi : Jawa Barat

SMKN 14 BANDUNG adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kelompok bidang keahlian Seni Rupa, Kria dan Teknologi. Keberadaannya

didukung oleh dunia usaha dan dunia industri, baik dalam pembelajaran maupun penyerapan lulusannya. Pembelajaran teori dan praktek tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi dilakukan di dunia industri melalui praktek kerja industri di perusahaan-perusahaan yang relevan.

Lulusannya telah tersebar di berbagai perguruan tinggi dan Dunia

Usaha/Dunia Industri. Kesempatan untuk melanjutkan studi dan bekerja sangat terbuka luas bagi lulusannya. Jalur PMDK tersedia bagi lulusan yang berprestasi baik PN maupun Swasta. Bagi siswa yang ingin bekerja, penempatannya

didukung oleh Disnaker melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) sesuai dengan

kualifikasi yang di persyaratkan oleh perusahaa, serta siswa dapat berwirausaha sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing.

Visi dan Misi

Visi : Menjadi Sekolah Unggulan

Misi : Menyiapkan tenaga kerja (tingkat media) dalam bidang senirupa, kria dan teknologi yang berwawasan profesional, produktif dan memiliki budaya kerja keras, budaya tertib, budaya bersih, untuk menjadi manusia unggulan yang jujur dan mandiri dengan branding unggulan dalam prestasi santun dalam perilaku.

2.6.2 Tanggapan Program BK di SMKN 14 BANDUNG

Bimbingan dan Konseling adalah bentuk bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dirinya sebagai persiapan dalam menghadapi masa depan. Menurut Bu Yati Rusyati S.Pd , sebagai perwakilan dari sekolah bahwa pemberian bimbingan dan konseling kepada peserta didik sangatlah penting, karena dengan bimbingan dan konseling guru atau pembimbing dapat melihat permasalahan-permasalah yang dihadapi peserta didik, sehingga guru pembimbing bisa melaksanakan bimbingan. Masalah-masalah yang sering muncul dalam proses belajar mengajar, sosial maupun karir. Beliau mengutarakan beberapa masalah yang sering muncul pada peserta didik seperti:

· Terlamabat mengerjakan atau menyelesaikan setiap pelajaran, sering melaun dan diam. · Sering tidak masuk sekolah

2.6.3 Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 BANDUNG

(15)

kelas dikarenakan kkurangnya guru BK yang mengajar di sekolah itu. Di SMKN 14 BANDUNG terdapat 3 guru Bimbingan dan Konseling, dan cuma ada satu guru lulusan Bimbingan dan Konseling

2.6.4 Proses Wawancara dan Observasi di SMKN 14 BANDUNG

Pada hari Jumat 16 Mei 2014, sekitar pukul 08.30 WIB saya sampai ke SMKN 14 BANDUNG untuk melakukan observasi setelah sebelumnya sudah melakukan perizinan untuk melakukan obervasi ini di jauh-jauh Hari, pertama yang saya lakukan yakni menemui guru BK di SMK tersebut, Alhamdulilah saya di sambut dengan baik oleh guru-guru disana, terutama Bu Yati Rusyati S.Pd yang sebagai kepala guru BK disana yang membuka acara ini. Kami di beri waktu dan ruangan untuk melakukan observasi yang melebihi kata cukup, Sebelumnya kami diberi informasi tentang profil SMKN 14 BANDUNG, Obervasi dilakukan sampai waktu sholat jum’at. Dan penutupan observasi ini dilakukan pada pukul 13.00 WIB.

2.6.5 Hasil Wawancara dan Observasi

a. Wawancara dan Observasi Pertama kepada Guru yang bersangkutan Topik : Bimbingan dan Konseling

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai Program Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 BANDUNG. Narasumber : Bu Yati Rusyati S.Pd

Hari, tanggal : Jumat 16 Mei 2014 Tempat : SMKN 14 BANDUNG Daftar Pertanyaan

1. Apa di Sekolah ibu ada guru khusus untuk program Bimbingan dan Konseling?

2. Kapan diberkan Program Bimbingan dan Konseling kepada Peserta didik? Apa dari kelas rendah 10?

3. Bagaimana cara pemberian mataeri program Bimbingan dan Konseling pada setiap kelas? 4. Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling apa saja yang diberikan pada anak didik

5. Masalah apa saja yang sering muncul pada anak didik di SMKN 14 BANDUNG?

Hasil wawancara

(16)

Ada, Namun disini cuma saya yang lulusan Bimbingan dan Konseling

2. Kapan diberkan Program Bimbingan dan Konseling kepada Peserta didik? Apa dari kelas rendah 10 ?

Ia, Diberikan dari awal mereka masuk sampai mereka lulus

3. Bagaimana cara pemberian mataeri program Bimbingan dan Konseling pada setiap kelas? Disini kami tidak ada jam khusus, namun kami melakukannya melalui setiap Wali Kelas, dan Dilakukannya piket rutin.

4. Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling apa saja yang diberikan pada anak didik ?

Ruang lingkup di berikan berdasarkan tingkatan kelas mereka, karena tida bisa di samakan Siswa/siswi yang baru masuk dan yang mau melanjutkan ke perguruan tinggi

5. Masalah apa saja yang sering muncul pada anak didik di SMKN 14 BANDUNG? Pengerjaan/Pengumpulan tugas, Sering tidak masuk sekolah.

II. Pokok-pokok Informasi Wawancara

1. Guru yang menangani Program Bimbngan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas. 2. Waktu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

3. Cara pemberian Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik di Sekolah Menengah Atas 4. Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

5. Masalah-masalah yang sering muncul pada siswa/siswi Sekolah Menengah Atas

III. Hasil Wawancara

Program Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 Bandung berbeda dengan dengan SMA/SMK pada umumnya, yang biasanya Pelaksanaannya di masukan dalam salah satu mata kuliah, ternyata SMKN 14 BANDUNG tidak. Namun khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling belum ada. Untuk guru khusus yang menangani Bimbingan dan Konseling ada tetapi lebih ditangani oleh wali kelas masing-masing kelas, dikarenakan kurangnya guru BK yang mengajar di sekolah itu. Di SMKN 14 BANDUNG terdapat 3 guru Bimbingan dan Konseling, dan cuma ada satu guru lulusan Bimbingan dan Konseling

(17)

b. Wawancara dan Observasi Kedua Terhadap siswa/siswi yang bersangkutan Topik : Permasalahan yang di hadapi di Sekolah

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai masalah yang dihadapi

Narasumber : Wibie Sultan Risyadi,Bisma Wahyu,Dikha Bozan Fauzy Hari, tanggal : Jum’at, 16 Mei 2014

Tempat : SMKN 14 BANDUNG

(18)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Program Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 Bandung berbeda dengan dengan SMA/SMK pada umumnya, yang biasanya Pelaksanaannya di masukan dalam salah satu mata kuliah, ternyata SMKN 14 BANDUNG tidak. Namun khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling belum ada. Untuk guru khusus yang menangani Bimbingan dan Konseling ada tetapi lebih ditangani oleh wali kelas masing-masing kelas, dikarenakan kurangnya guru BK yang mengajar di sekolah itu. Di SMKN 14 BANDUNG terdapat 3 guru Bimbingan dan Konseling, dan cuma ada satu guru lulusan Bimbingan dan Konseling

Inti dari sumber masalah yang dihadapi siswa/siswi SMKN 14 Bandung yakni tidak adanya jam khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling, dan kurangnya guru BK yang memadai (asli lulusan jurusan mata kuliah Bimbingan dan Konseling)

3.2 Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum. 2004. Pedoman Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas Juntika Nurihsan, Achmad.(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/

http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran nilai BER tidak di-lakukan sebelum proses swap karena data yang diambil tidak akan digunakan lagi dan hanya akan memperlambat proses swap, akan tetapi

Paksi Jaladara sudah menduga bahwa lawan pasti akan menahan jurus tendangan ‘Kelebat Ekor Elang’, ia langsung dilanjutkan dengan gerakan menukik tajam ke bawah, dimana sepasang posisi

Akan tetapi, ada beberapa referensi yang menyampaikan bahwa senam yoga prenatal juga dapat membantu ibu hamil untuk mencapai keseimbangan jiwa dan pikiran dengan cara

Descriptive text diartikan sebagai sebuah teks bahasa Inggris untuk mengggmbarkan seperti apa benda atau mahluk hidup yang kita deskripsikan, baik

Sama dengan pengelolaan resiko operasional, lembaga keuangan dapat meminimalisir resiko kredit pada kontrak Musyarakah permanen dengan cara terlibat langsung dalam

Bahwa benar Terdakwa telah meninggalkan dinas tanpa ijin yang sah, dimana pada waktu itu Terdakwa sedang menjalankan pendidikan Raider di Rindam XVII/Cendrawasih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan dengan komite audit sebagai variabel moderasi pada perusahaan real

One-Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keterlaksanaan, lembar tes keterampilan proses sains, dan lembar angket