• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ini HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DI POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN WONOSARI KLATEN TAHUN 2012 | Setyorini | Jurnal Kebidanan Ind

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PDF ini HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DI POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN WONOSARI KLATEN TAHUN 2012 | Setyorini | Jurnal Kebidanan Ind"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 50 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG

KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

DI POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN WONOSARI KLATEN

TAHUN 2012

Oleh

Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) 1)

Dosen Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta

ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA

DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DI

POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN WONOSARI KLATEN TAHUN 2012. Dewasa ini perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Melalui KMS, ibu dapat mengetahui kelompok bahan makanan sesuai gizi seimbang dan pedoman pemberian makanan yang sehat untuk balita ibu, sehingga diharapkan balita ibu akan bertumbuh dan berkembang.Mengingat pentingnya informasi yang ada dalam KMS, sebaiknya setiap ibu yang mempunyai balita memiliki KMS. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS.

Metode penelitian yang digunakan adalah desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling dimana sampelnya adalah ibu bayi balita yang datang ke posyandu cempaka II pada tanggal 23 Juni 2012 sebanyak 33 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner yaitu kuesioner pengetahuan dan sikap. Uji statistik menggunakan Spearmen Rank pada taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (p value < 0,05) antara tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012. Kesimpulan semakin baik tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS, maka semakin baik pula sikap ibu dalam penggunaan KMS sehingga terbentuk perilaku yang baik dalam penggunaan KMS.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat

(2)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 51

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak beresiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi.1

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau resiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.1

Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir, 60,9% diantaranya ditimbang lebih dari 4 kali, sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita memiliki KMS.1

Bentuk dan pengembangan KMS ditentukan oleh rujukan atau standar antropometri yang dipakai, tujuan pengembangan KMS serta sasaran pengguna. KMS di Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan. KMS yang pertama dikembangkan pada tahun 1974 dengan menggunakan rujukan Harvard. Pada tahun 1990 KMS revisi dengan menggunakan rujukan dari WHO-NCHS. Pada tahun 2008 KMS balita di revisi berdasarkan standar antropometri WHO tahun 2005, yang telah membedakan antara KMS untuk laki-laki dan perempuan. KMS ini juga untuk mengetahui keadaan gizi dan mengenali apakah seorang anak tumbuh normal.1

Dengan Kartu Menuju Sehat (KMS), ibu dapat mengetahui perkembangan yang harus dicapai oleh balita ibu, mulai dari gerakan kasar, gerakan halus, pengamatan, bicara aktif sampai sosialisasi sesuai perkembangan usianya. Melalui KMS, ibu juga dapat memantau pertumbuhan fisik balita terutama berat badannya. Berat badan terkait dengan tingkat kesehatan balita ibu. Dengan KMS, ibu dapat mengetahui pertumbuhan berat badan ideal yang harus dicapai oleh balita ibu sesuai dengan perkembangan usianya.2

Melalui Kartu Menuju Sehat (KMS), ibu dapat mengetahui kelompok bahan makanan sesuai gizi seimbang dan pedoman pemberian makanan yang sehat untuk balita ibu, sehingga diharapkan balita ibu akan bertumbuh dan berkembang. Mengingat pentingnya informasi yang ada dalam KMS, sebaiknya setiap ibu yang mempunyai balita memiliki KMS. KMS harus dibawa ketika memeriksakan balita di posyandu, puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya. Semua balita di Posyandu telah diberikan Kartu Menuju Sehat (KMS), tetapi banyak balita yang tidak membawa Kartu Menuju Sehat (KMS) pada saat datang ke Posyandu.3

(3)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 52 tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan.4

Di Posyandu Cempaka II terdapat banyak ibu bayi balita yang lupa membawa KMS ke posyandu bahkan ibu tidak mempunyai KMS. Hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu balita tentang KMS sangat kurang dan menyebabkan sikap ibu dalam penggunaan KMS juga sangat kurang.

Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara pada 5 ibu yang mempunyai balita di Posyandu Cempaka II tanggal 12 Maret 2012, terdapat 1 ibu memiliki pengetuhuan baik, 2 ibu mempunyai pengetahuan cukup dan 2 ibu mempunyai pengetahuan kurang tentang Kartu Menuju Sehat (KMS). Mereka hanya sebatas tahu tentang KMS selalu dibawa ke posyandu, tanpa mengetahui bagaimana pentingnya KMS untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balitanya. Dan sikap ibu dalam penggunaan KMS hanya 1 ibu yang sikapnya cukup, sebagian besar ibu masih kurang menyadari penggunaan KMS yang penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita. Selain itu, karena tingkat ekonomi sebagian besar warga menengah kebawah, menyebabkan mereka kurang memperhatikan masalah pentingnya KMS dan penggunaan KMS.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012”.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan Sikap Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012?”.

3. Tujuan Penelitian

(4)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 53

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Pada penelitian analitik, peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena baik antara faktor risiko dengan faktor efek. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar faktor-faktor resiko dengan faktor efek, dengan cara pendekatan, yang diobservasi sekaligus dalam waktu yang bersamaan.17 Sifat penelitian adalah penelitian korelasi (hubungan) yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara 2 variabel yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan kartu menuju sehat (KMS).17

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudiaan ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah : 18 (a) Variabel Independen (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu bayi balita tentang kartu menuju sehat (KMS). (b) Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap ibu bayi balita dalam penggunaan kartu menuju sehat (KMS).

3. Definisi Operasional

(5)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 54 Tabel 1

Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Kategori Alat Ukur Skala

Variabel bebas

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian, sumber data atau subyek penelitian, mempunyai karakteristik, tertentu, berbeda sesuai dengan tujuan penelitian.17 Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi balita di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten bulan Juni tahun 2012 sejumlah 76 orang. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.17 Pada penelitian ini menggunakan Accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi balita dan datang ke Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten yang secara kebetulan dijumpai oleh peneliti pada tanggal 23 Juni 2012 tahun 2012 sejumlah 33 responden.

5. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner (daftar pernyataan).17 Kuesioner dalam penelitian ini ada 2 yaitu kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap.

(6)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 55 Berdasarkan uji reabilitas didapatkan nilai apha cronbach’s pengetahuan yaitu 0,936, sedangkan nilai alpha cronbach’s sikap yaitu 0,839 dan dinyatakan reliabel karena nilai alpha cronbach’s > 0,70.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari responden yaitu dari kuesioner yang berisikan jawaban yang didapatkan langsung dari ibu yang mempunyai bayi balita di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012.

6. Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data :

1. Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.17 Editing yang dilakukan di penelitian ini meliputi meneliti kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden, dan mengembalikan kembali kepada responden apabila masih terdapat pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.

2. Coding, kegiatan memberi kode numerik (angka) terhadap data pada semua variabel.17 Dalam penelitian ini penulis memberikan kode pada analisa data yaitu untuk variabel tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS menggunakan ketegori baik, cukup dan kurang. Kategori kurang diberikan kode (1), cukup (2), dan baik (3). Variabel sikap dalam pennggunaan KMS menggunakan kategori baik, cukup, dan kurang, kategori kurang diberikan kode (1), cukup (2), dan baik (3).

3. Data Entry, kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer.17 Data entry dalam penelitian meliputi ini mmemasukkan hasil penelitian yang berupa jawaban dari semua item soal yang telah diisi oleh responden kedalam master tabel yang telah dibuat sebelumnya.

4. Tabulating, adalah kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.17 Dalam penelitian ini peneliti melakukan penghitungan berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan dan menyajikannya ke dalam tabel-tabel data.

Analisis data menggunakan Analisis Univariate dan Analisis Bevariate. 1. Analisis Univariate

Tingkat pengetahuan responden dikategorikan dengan 3 kategori yaitu : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > 26, dalam arti kata

pengetahuan responden dikatakan baik jika bisa menjawab pertanyaan benar 27 pertanyaan atau lebih.

b. Cukup, bila nilai 20 ≤ x ≤ 26, dalam arti kata pengetahuan responden dikatakan cukup jika bisa menjawab pertanyaan benar 20 sampai 26 pertanyaan.

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < 20, dalam arti kata pengetahuan responden dikatakan kurang jika bisa menjawab pertanyaan benar kurang dari 20 pertanyaan.

(7)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 56 a. Baik : 62,4-85, jika jumlah nilai jawaban responden 63-85. b. Cukup : 39,7-62,3, jika jumlah nilai jawaban responden 40-62. c. Kurang : 17-39,6, jika jumlah nilai jawaban responden 17-39. 2. Analisis Bevariate

Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi kemudian dibuat dalam bentuk tabel silang. Sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari sumber yang tidak sama, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Spearman Rank.

Apabila hasil perhitungan hitung > tabel, maka Ho ditolak artinya

ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang KMS dengan sikap ibu dalam penggunaan KMS.26 Bila nilai N lebih dari 30, dimana dalam tabel tidak ada maka pengujian signifikasi menggunakan rumus :18

t = r

Uji signifikan tersebut untuk menarik kesimpulan apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap. Dikatakan signifikan bila nilai Zhitung > Ztabel atau thitung > ttabel.18 Dan dengan melihat

nilai signifikan (p) jika nilai p < 0,05 maka dikatakan signifikan atau ho ditolak begitu sebaliknya.10

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli tahun 2012 di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten, dengan menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap pada 33 ibu bayi balita. Sebelum penulis menyajikan hasil penelitian, terlebih dahulu penulis sajikan data mengenai karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur

No Umur Frekuensi (F) Prosentase (%)

1 16-20 tahun 5 15,2

2 21 – 25 tahun 5 15,2

3 26 – 30 tahun 7 21,1

4 31 – 35 tahun 10 30,3

5 36-40 tahun 6 18,1

Jumlah 33 100

Sumber: Data Primer Tahun 2012

(8)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 57 Tabel 3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi (F) Prosentase (%)

1 Tamat SD 6 18,2

2 Tamat SMP 9 27,3

3 Tamat SMA 11 33,3

4 Tamat PT 7 21,2

Jumlah 33 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diketahui mayoritas pendidikan responden adalah tamat SMA yaitu sejumlah 11 responden (33,3 %) sedangkan paling sedikit adalah tamat SD yaitu sejumlah 6 responden (18,2 %).

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi (F) Prosentase (%)

1 IRT 18 54,5

2 Swasta 11 33,3

3 PNS 4 12,2

Jumlah 33 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diketahui mayoritas responden adalah ibu rumah tangga yaitu sejumlah 18 responden (54,5%), sedangkan yang paling sedikit adalah PNS sejumlah 4 responden (12,2%).

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

No Pengetahuan Frekuensi (F) Prosentase (%)

1 Baik 5 15,2

2 Cukup 24 72,7

3 Kurang 4 12,1

Jumlah 33 100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu bayi balita terbanyak adalah cukup sebanyak 24 responden (72,7%).

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Sikap responden

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel diatas dapat dillihat bahwa sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS terbanyak adalah cukup sebanyak 20 responden (60,6%).

No Sikap Ibu Bayi Balita Frekuensi Prosentase (%)

1 Baik 11 33,3

2 Cukup 20 60,6

3 Kurang 2 6,1

(9)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 58 Tabel 7

Tabel Silang Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap PENGETAHUAN * SIKAP Crosstabulation

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan ibu bayi balita yang memiliki pengetahuan kurang dengan sikap kurang sebanyak 1 responden (25,0%), pengetahuan kurang dengan sikap cukup ada 2 responden (50,0%), pengetahuan kurang dengan sikap baik sebanyak 1 responden (25,0%), pengetahuan cukup dengan sikap kurang sebanyak 1 responden (4,2%), pengetahuan cukup dengan sikap cukup sebanyak 17 responden (70,8%), pengetahuan cukup dengan sikap baik sebanyak 6 responden (25,0%), pengetahuan baik dengan sikap cukup sebanyak 1 responden (20,0%), pengetahuan baik dengan sikap baik sebanyak 4 responden (80,0%), sedangkan pengetahuan baik dengan sikap kurang tidak dijumpai.

Tabel 8

Korelasi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap

Correlations

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Sumber : Data Primer Tahun 2012

(10)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 59 Didapatkan nilai rs sebesar (0,379) dengan p value 0,030 < 0,05,

sehingga Ho : ditolak. Maka kesimpulannya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012.

Dari hasil perhitungan thitung sebesar 2,28 dengan nilai ttabel sebesar

2,042 sehingga thitung > ttabel . Maka kesimpulannya ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012.

2. Pembahasan

Pada penelitian ini didapatkan pengetahuan ibu bayi balita mayoritas cukup dikerenakan mayoritas umur ibu bayi balita 31-35 tahun, sehingga semakin matang usia seseorang, semakin banyak pengalaman ibu bayi balita dan karena ibu sudah mempunyai anak lebih dari satu sehingga sudah mempunyai pengalaman sebelumnya tentang KMS, hal ini juga akan berpengaruh pada pengetahuan ibu bayi balita. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan menerima atau mengingat suatu pengetahuan berkurang.8 Sedangkan pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.9

Sedangkan untuk sikap mayoritas sikap responden adalah cukup, hal ini dikarenakan pengaruh orang lain yang dianggap penting yaitu kader posyandu yang memberikan pengarahan dan penjelasan tentang penggunaan KMS yang seharusnya. Sikap ibu yang baik dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik sehingga memberikan sikap yang positif yaitu dengan selalu membawa KMS saat posyandu dan saat datang ke petugas kesehatan jika bayi balita sakit atau imunisasi dan selalu menyimpan KMS dengan baik.

Berdasarkan perhitungan statistik untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012 menggunakan Spearmen RankSpearmen Rank dengan taraf signifikansi 5% melalui bantuan SPSS for windows 17.00. Didapatkan nilai rs sebesar (0,379)

dengan p value 0,030 < 0,05, sehingga Ho : ditolak. Maka kesimpulannya ada

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012. Dari hasil perhitungan thitung sebesar 2,28 dengan

nilai ttabel sebesar 2,042 sehingga thitung > ttabel . Maka kesimpulannya ada hubungan

(11)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 60 Dalam penelitiaan ini didapatkan hasil ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012. Dengan demikian dalam penentuan sikap untuk memilih suatu pilihan dapat dipengaruhi salah satunya oleh pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil “tahu”, hal ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek, individu mempunyai dorongan utuk mengerti.19 Setelah seseorang mengetahui mengenai stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau obyek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan.4

Pengetahuan tentang KMS sangat penting bagi ibu bayi balita karena dengan pengetahuan yang baik ibu bayi balita dapat mengetahui pentingnya KMS dan penggunaan KMS yang seharusnya agar dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi balita.

Pada penelitian yang dilakukan Juhairiyah tahun 2007 mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Penggunaan KMS untuk Pemantauan Pertumbuhan Balita”. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam penggunaan KMS untuk pemantauan pertumbuhan balita. Dan pengetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan sikap, proses pembentukan sikap terjadi karena adanya pengetahuan yang dimiliki responden.

Seperti teori yang di uraikan diatas bahwa dengan pengetahuan tentang KMS yang baik sangat membantu ibu dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi balita dan akan berpengaruh dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS. Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan ibu bayi balita yang cukup tentang KMS akan memberikan sikap yang cukup juga bagi ibu bayi balita dalam penggunaan KMS.

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita Tentang Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan Sikap Ibu Bayi Balita Dalam Penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012 maka dapat ditarik simpulan :

a. Pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012 mayoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (72,7%).

b. Sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012 mayoritas memiliki sikap cukup sebanyak 20 responden (60,6%).

c. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012 karena rs sebasar 0,379 dengan thitung (2,28) > ttabel (2,042) dengan pvalue

(12)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 61 2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait diantaranya :

a. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan memanfaatkan sumber informasi dari kader posyandu, bidan, puskesmas, Rumah sakit, atau media-media lainnya.

b. Bagi Institusi

Agar memperbanyak daftar pustaka dan menambah referensi tentang Kartu Menuju Sehat (KMS).

c. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian yang terkait dengan penelitian sejenis ini dengan penambahan variabel, jumlah responden, metode pengambilan data dengan teknik wawancara dan cakupannya supaya diperluas agar penelitian selanjutnya lebih baik dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes.RI. 2009. Pedoman Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Jakarta

2. Depkes Jawa Barat. 2011. http://jabar.bkkbn.go.id/detail/program/21/ diakses tanggal 15 februari 2012 jam 11.20 WIB

3. Anomim. 2010. Kartu Menuju Sehat Baru Diluncurkan. http://dinkesbanggai.wordpress.com/2010/01/01/kartu-menuju-sehat-model-baru-diluncurkan/ diakses tanggal 15 februari 2012 jam 11.10 WIB

4. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

5. Ariawati, H. 2007. Tingkat Pengetahuan Mahasiawa Tingkat II Tentang KMS di Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘ulum tahun 2010. Surakarta: Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.

6. Juhairiyah. 2010. Hubungan tingakat pengetahuan dengan sikap ibu balita dalam penggunaan KMS untuk pemantauan pertumbuhan balita. http://alulum.baak.web.id/files/2.%20juhairiyah%januari%202010. pdf. Diakses tanggal 20 juni 2012 jam 12.45 WIB.

(13)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 62 8. Wawan, Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

9. Notoatmojo, S. 2007. Definisi Pengetahuan serta Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .http://duniabaca.com/definisi- pengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan-html.diunduh pada tanggal 18 Maret 2012 jam 17.15 WIB

10.Riwidikdo. 2007. Statistik Kesehatan.Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

11.Depkes RI, 2009. Pedoman penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI 2009. Bubidan.com, kabarbisnis.com diakses tanggal 15 februari 2012 jam 11.10 WIB

12.Giatno, B. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu. Jawa Timur : Dinas Kesehatan

13.Nursalam. 2005. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika

14.Depkes, RI. 2008. Referensi Kesehatan. http://creasoft.wordpress.com. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012 jam 14.20 WIB

15.Anonim. 2012. Kartu Menuju Sehat. http://anakspesial-edu.com/ kartu-menuju-sehat-kms di akses 15 februari 2012 jam 11.05 WIB

16.Wibowo, A. 2011. Kartu Menuju Sehat (KMS) Untuk Tumbuh Kembang Optimal.http://medicalera.com/info_answer.php.thread=20359. Diakses tanggal 4 Mei 2012 jam 13.30 WIB

17.Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

18.Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta

19.Ridwan, K. 2010. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analisis). Bandung : Alfabeta

20.Hidayat. 2008. Metodelogi Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya : Health Books Publishing

(14)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap

Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati) 63 22.Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi

VI. Jakarta : Rineka cipta

23.Notoatmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

24.Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

25.Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Gramedia Pustaka

26.Saryono S,dkk. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Gambar

Tabel 1 Definisi Operasional
Tabel 2
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan
Tabel Silang Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan Hamka, Quraish Shihab menyebutkan secara eksplisit dalam tafsirnya bahwa menurut Al-Qasimi, Buddha adalah seorang Nabi meskipun tidak termasuk

Tabel 4.8 Tabel Pengujian Kedua Tampilan Slideshow 4 Gambar Melalui Jaringan Internet Melsa Pada Komputer Client Dan Telkomsel 3G Pada Raspberry Pi ... 65 Tabel 4.9

Semua utusan tersbut dikirm untuk melakukan diplomasi perdagangan dengan Makassar dan membicarakan mengenai monopoli rempah-rempah di Maluku, namun semua hal

Penggunaan nilai dasar Akuntabilitas dengan mempertanggung jawabkan apa yang menjadi tanggung jawab dengan menggunakan teknik cermat dan tepat pedoman pada kegiatan evaluasi

Hasil penelitian dari Tujuan Publikasi Humas Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Survei Deskriptif : Tanggapan Warga RT 06/ RW 01, Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen,

Dalam tugas akhir ini digunakan SVC (Static Var Compensator) yang merupakan salah satu FACTS devices, yang berfungsi menyerap atau menginjeksikan daya reaktif untuk

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Faktor pendukung dalam pendayagunaan dana ziswaf melalui program MEC yaitu, MEC telah terakreditasi B, kekuatan antar cabang

Aktualisasi adalah sesuatu mengaktualkan. Dalam masalah ini adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila itu benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku dari seluruh