• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DAN PENDAHULUAN DAN HEPATITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN DAN PENDAHULUAN DAN HEPATITIS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS

DI RUANG PERAWATAN SAFIR RS. DR MOCH ANSARI

SALEH BANJARMASIN

DI SUSUN OLEH : LIA FITRIANI ( 14.IK.394)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS :

TEMPAT PENGAMBILAN KASUS :

NAMA :

Banjarmasin,...2016

Menyetujui,

Rs. Dr. Moch Ansari saleh Program Studi Ilmu Keperawatan

Banjarmasin STIKES Sari Mulia

Preseptor klinik (PK) preseptor Akademik (PA)

... ...

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS :

TEMPAT PENGAMBILAN KASUS :

NAMA :

Banjarmasin,...2016

Menyetujui,

Rs. Dr. Moch Ansari saleh Program Studi Ilmu Keperawatan

Banjarmasin STIKES Sari Mulia

Preseptor klinik (PK) preseptor Akademik (PA)

... ...

(4)

A. DEFINISI

 Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006).

 Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Wening Sari, 2008).

 Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwn Elizabeth J, 2001).

(5)

B. ETIOLOGI 1. Hepatitis A

Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA untai tunggal dan disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus serta dapat terjadi pada usia anak-anak & dewasa muda. Cara penularan fekal-oral, makanan, penularan melalui air, parenteral (jarang), seksual (mungkin) dan penularan melalui darah. Masa inkubasi 15-45 hari, rata-rata 30 hari pada usia anak-anak dan dewasa muda. Resiko penularan pada sanitasi buruk, daerah padat seperti rumah sakit, pengguna obat, hubungan seksual dengan orang terinfeksi dan daerah endemis. Tanda dan gejala dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu.

Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang dapat dideteksi didalam feses pada masa inkubasi dan fase praikterik. Awalnya kadar antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga memudahkan untuk mendiagnosis secara tepat adanya suatu inveksi HAV. Setelah masa akut antibodi IgG anti-HAV menjadi dominan dan bertahan seterusnya hingga menunjukkan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV di masa lampau da memiliki imunitas sedangkan keadaan karier tidak pernah ditemukan.

(6)

2. Hepatitis B

Nama virusnya HBV/Hepatitis serum dengan agen virus DNA berselubung ganda yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularannya parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak langsung, kontak seksual, oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya 50-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada aktivitas homoseksual, pasangan seksual multipel, pengguna obat melalui suntikan IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan kesehatan, tranfusi darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi. Bisa terjadi tanpa gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh, tidak enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan disertai dengan tinja berwarna cerah dan urin berwarna gelap. Hati penderita akan terasa nyeri tekan dan membesar hingga panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar dan kelenjar limfe servikal posterior juga membesar.

Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel HbcAg, HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relatif lama sehingga memungkinkan penularan virus tersebut.

3. Hepatitis C

Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen virus RNA untai tunggal yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama melalui darah hubungan seksual dan perinatal. Masa inkubasinya 15-160 hari dengan rata-rata 50 hari. Resiko penularannya pada pengguna obat suntik, pasien hemodialisis, pekerja layanan keehatan, hubungan seksual, resipien infeksi sebelum Juli 1992, resipien faktor pembekuan sebelum tahun 1987 dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi.

(7)

banyak menghasilkan negatif-palsu sehingga digunakan pemeriksaan rekombinan suplemental (recombinant assay, RIBA).

4. Hepatitis D

Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan agen virus RNA untai tunggal, dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama darah tapi sebagian melalui hubungan seksual dan parenteral. Masa inkubasinya 30-60 hari, 21-140 hari rata-rata 40 hari yang terjadi pada semua usia. Resiko penularan pada pengguna obat IV, penderita hemovilia dan resipien konsentrat faktor pembekuan.

Hepatitis D terdapat pada beberapa kasus hepatitis B. Karena memerlukan antigen permukaan hepatitis B untuk replikasinya, maka hanya penderita hepatitis B yang beresiko terkenahepatitis D. Antibodi anti-delta dengan adanya BBAg pada pemeriksaan laboratorium memastikan diagnosis tersebut. Gejala hepatitis D serupa hepatitis B kecuali pasiennya lebih cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati.

5. Hepatitis E

Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH dengan agen virus RNA untai tunggal tak berkapsul. Cara penularan fekal-oral dan melali air, bisa terjadi pada dewasa muda hingga pertengahan. Masa inkubasinya 15-60 hari, rata-rata 40 hari. Resiko penularannya pada air minum terkontaminasi dan wisatawan pada daerah endemis.

(8)

Hepatitis Toksik

Mendapat riwayat pajanan atau kontak dengan zat-zat kimia, obat atau preparat lain yang bersifat hepatotoksik. Gejala yang dijumpai adalah anoreksia, mual dan muntah. Pemulihan cepat apabila hepatotoksin dikenali dandihilangkan secara dini atau kontak dengan penyebabnya terbatas. Terapi ditujukan pada tindakan untuk memulihkan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, penggantian darah, memberikan rasa nyaman dan tindakan pendukung.

Hepatitis yang Ditimbulkan oleh Obat

(9)

C. PATOFISIOLOGI

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

(10)
(11)

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Masa tunas

Virus A :15-45 hari (rata-rata 25 hari) Virus B :40-180 hari (rata-rata 75 hari) Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)

2. Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC

berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.

3. Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

4. Fase penyembuhan

(12)

E. KOMPLIKASI

1. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.

2. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik. 3. Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel

hati akan diganti oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat

4. Hepatoma

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Pencegahan

1) Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan

sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.

2) pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa

memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.

b. Obat-obatan

1) Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa

dimana ada reaksi imun yang berlebihan.

2) Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.

3) Lactose 3 x (30-50) ml peroral.

4) Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr

intravena. 5) Roboransia.

6) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)

(13)

8) Infus glukosa 10% 2 lt / hr.

c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup

istirahat.

d. Jika penderita tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya

di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup

e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat –

obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

a. Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal.

b. Nutrisi yang adekuat

c. Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan dari

keluarga sehingga diperlukan perencanaan khusus untuk meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori.

(14)

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN v Pain control, v Comfort level

Kriteria Hasil :

 Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri berkurang

 Tanda vital dalam

rentang normal

NIC :

Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien dan

tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan

nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

(15)

intervensi

Ajarkan tentang teknik non

farmakologi

Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan kontrol

nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan dokter

jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan pasien

tentang manajemen nyeri

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Nutritional Status ; food and fluid intake

Kriteria Hasil :

 Adanya

penngkatan berat badan sesuai dengan tujuan

 Berat badan ideal

sesuai dengan tinggi badan

 Mampu

mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

 Tidak ada

tanda-tanda malnutrisi

 Tidak terjadi

penurunan berat badan yang berarti

NIC :

Nutrition Management

 Kaji adanya alergi makanan  Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yangdibutuhkan pasien

 Anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake Fe

 Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein da vitamin C

 Berikan substansi gula  Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

 Berikan makanan yang terpilih  Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makaan harian

 Monitor julahnutrisi dan

kandungan kalori

 Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

 Kaji kemampuanpasien untuk

(16)

dibutuhkan

 Nutrition Monitoring

 BB pasien dalam batas normal  Monitor adanya penurunan

berat badan

 Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa dilakukan

 Monitor lingkungan selama

makan

 Jadwalkan pengobatan

datindakan tidak selama jam makan

 Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi

 Monitor turgor kulit

 Monitor kekeringan, rambut

kusam dan mudah patah

 Monitor mual dan muntah  Monitor kadar albumin, total

protein, Hb dan kadar Ht

 Montor makanan esukaan  Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

 Monitor pucat, kemerahan dan

kekeringan jaringan konjungtiva

 Monitor kalori dan intake nutrisi  Catat adanya edema,

hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral

 Catat jika lidah berwarna

magenta, scarlet

 Suhu tubuh dalam

rentang normal

 Monitor suhu sesering

mungkin

 Monitor IWL

(17)

 Tidak ada

perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman

dan RR

 Monitor penurunan tingkat

kesadaran

 Monitor intake dan output  Berikan cairan intravena  Kompres pasien pada lipat

paha dan aksila

 Tingkatkan sirkulasi udara

Temperature regulation

 Monitor suhu minimal tiap 2

jam

 Monitor tanda-tanda hipertermi

dan hipotermi

 Tingkatkan intake cairan dan

nutrisi

Vital sign Monitoring

 Monitor TD, nadi, suhu, dan

RR

 Catat adanya fluktuasi tekanan

darah

 Monitor Vital Sign saat pasien

berbaring, duduk, atau berdiri

 Auskultasi TD pada kedua

lengan dan bandingkan

 Monitor TD, nadi, RR,

sebelum, selama, dan setelah aktivitas

 Monitor kualitas dari nadi  Monitor frekuensi dan irama

pernapasan

 Monitor suara paru

 Monitor pola pernapasan

abnormal

 Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit

(18)

(tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

 Identifikasi penyebab dari

perubahan vital sign

4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

NOC :

v Energy conservation v Self Care : ADLs

Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

Dorong anal untuk

mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan

Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan

Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat

Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas

Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

Activity Therapy

Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik

dalammerencanakan progran terapi yang tepat.

Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

(19)

Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek

Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai

Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas

Bantu pasien untuk

mengembangkan motivasi diri dan penguatan

Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

5 Resiko kerusakan integritas kulit

Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Kriteria Hasil :

Integritas kulit yang baik bisa yang mengalami gangguan

Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang

Mampumelindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan

NIC :

Pressure Management

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

Hindari kerutan padaa tempat tidur

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

Monitor kulit akan adanya kemerahan

Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

(20)

alami

DAFTAR PUSTAKA

Corwm, Elizabeth J,2001, Buku Saku Patofisiologi; alih bahasa Brahm U. Pendit...(et. Al.) ; Editor Endah P, Jakarta : EGC

Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC).

Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius.

Mc. Closkey, Joanne Mc., Nursing Intervention Classification (NIC),

(21)

Price, Sylvia Anderson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proes-proses

Penyakit.; alih bahasa, Brahm U. Pendit…(et. Al.) edisi 6, Jakarta : EGC

Priharjo Robert, 2006, Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta, EGC.

Ralph Sheila Sparh S., dkk, Nursing Diagnosis : Definition & Classification

2005-2006, NANDA International.

Suddarth & Brunner, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8

Referensi

Dokumen terkait

GH manusia, hormon yang hanya efektif pada manusia, dihasilkan dari tehnik rekombinasi asam deoksiribonukleat(DNA), dapat digunakan untuk mengobati pasien dengan

Untuk itu, Anda harus belajar dengan sabar dan tekun sehingga Anda bisa tahu, mau, dan mampu melakukan aktivitas berpikir tingkat tinggi (KeBiTT) tersebut melalui

Tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa : Membuat rangkuman materi dari buku-buku sumber tersebut di atas, dan membuat komentar mengenai isinya..

JALAN RAYA DESA PRINGGOBOYO RT.003 RW.001 KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN..

Suatu kegiatan penelitian, pastilah mempunyai tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:.. Untuk

Jenis jenis penyakit pernafasan yang dapat dijumpai atau pernah terjadi pada peternakan ayam (broiler atau layer) di Indonesia antara lain : Avian Influenza (AI-H5NI), Newcastle

Laporan Awal Dana Kampanye yang yang dilaporkan terhitung dari sejak pembukaan Rekening Khusus Dana Kampanye sampai dengan paling lambat 14 (empat belas) hari. sebelum hari

Pemanfaatan tanah komunal harus melibatkan simantek kuta (tetua adat) sebagai orang yang dianggap paling mengerti mengenai tanah komunal di kabupaten karo