BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Menghadapi persaingan di era globalisasi yang semakin cepat, mengharuskan setiap perusahaan untuk lebih adaptif dan responsif dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Suatu perusahaan harus mampu terus bertahan dan bersaing, sehingga dominasi teknologi saja tidak cukup jika tidak ditunjang oleh sumber daya manusia (SDM) yang handal dan memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Perusahaan sebagai organisasi mempunyai peranan yang besar dalam mengelola faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan. Hal yang perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan dalam menjalankan proses produksinya salah satunya adalah faktor sumber daya manusia, karena setiap kegiatan perusahaan tidak terlepas dari faktor manusia, yang bersatu untuk mencapai keuntungan bagi semua pihak. Sehingga berkembang atau tidaknya suatu perusahaan tergantung pada kualitas dan perilaku sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut.
Selain itu, menurut Mondy (2008:4) Manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tercapai tidaknya suatu tujuan dalam perusahaan tidak semata-mata dipengaruhi oleh kemampuan pegawai yang baik dan tinggi, tetapi dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan dan adanya dorongan yang diberikan oleh perusahaan kepada para pegawainya. Dorongan tersebut disebut juga sebagai motivasi kerja yang akan mengarahkan individu untuk bekerja secara optimal.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi kerja akan berpengaruh terhadap hasil kerja pegawai sesuai dengan besarnya dorongan yang muncul. Hasil kerja dari pegawai merupakan wujud kinerja dalam suatu organisasi.
keselamatan dan kesehatan karyawan. Program ini penting disebabkan karena program ini akan mengarahkan tenaga kerja yang sehat, lebih enerjik, dan produktif. Selain itu program keselamatan dan kesehatan kerja mengarah ke penurunan yang signifikan dalam biaya perawatan kesehatan dan semangat kerja karyawan meningkat. Dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan tapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, program kesehatan dan keselamatan kerja akan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.
Tabel 1.1.
Rekapitulasi Absensi Karyawan BESTARI MELATI Bulan Januari - Desember 2012
Sumber : Para Mandor BESTARI MELATI Dinas Kebersihan wilayah Medan II, data diolah 2013.
Keterangan: A : Alpa I : Izin S : Sakit
Tabel 1.2
Target dan Realisasi Retribusi Sampah Periode 2011 dan 2012
Tahun 2011 Tahun 2012
Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) 9.546.666.660 4.694.824.800 10.213.333.333 4.093.725.000
Pada Tabel 1.2 terlihat penurunan realisasi pada target 2011 dan 2012.
Penurunan ini di disebabkan oleh kurangnya motivasi karyawan sehingga
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang ditunjukkan pada tabel pendapatan
retribusi sampah. Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami tidak tercapainya target
dan realisasi dari tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan.
Salah satu cara agar motivasi kerja karyawan dapat dipertahankan dan
ditingkatkan adalah dengan memperhatikan kesejahteraan karyawan yang meliputi
kesehatan fisik dan mental, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja.
Sehubungan dengan itu, perusahaan perlu memiliki Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja yang memberikan rasa aman dan kenyamanan kepada para
karyawannya.
Hal yang bisa mendorong karyawan untuk lebih termotivasi dalam
menjalankan pekerjaannya adalah terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman dalam
bekerja. Disamping itu, pada Tabel 1.3 dapat dilihat data kecelakaan dari bulan
Tabel 1.3.
Ringan : pecahan kaca, tertusuk paku/duri, dsb Sedang : benturan di kepala, pendarahan, dsb Berat : tertabrak, jatuh dari truk, opname, dsb
Dari Tabel 1.3 dapat dilihat terjadinya kenaikan angka kecelakaan kerja dari
periode Januari - Desember 2012 yaitu sebanyak 1826. Hal ini terlihat dari
meningkatnya jumlah kecelakaan kerja pada bulan September 2012 sebanyak 312.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan
kerja pada Dinas Kebersihan Kota Medan belum optimal dilaksanakan karena
pada Dinas Kebersihan Kota Medan khususnya pada bagian operasional Dinas Kebersihan Wilayah Medan II.
Hal ini dapat dilihat dari belum terdapatnya poster-poster yang menggambarkan tentang tata cara bekerja yang baik dan aman pada Dinas Kebersihan Kota Medan membuat kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan masih tergolong rendah. Mengingat tenaga kerja merupakan salah satu unsur terpenting dan sangat menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan dan pentingnya peranan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Motivasi Kerja karyawan BESTARI MELATI Pada Dinas Kebersihan Kota Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi kerja pada karyawan BESTARI MELATI di Dinas Kebersihan Kota Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas yang diteliti
Memberikan masukan bagi Dinas Kebersihan Kota Medan dalam
menyusun dan melaksanakan program-program yang menyangkut
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
2. Bagi peneliti
Dapat mengetahui bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja
dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai pedoman atau refrensi dalam melakukan penelitian mengenai