• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PROSES PELAKSANAAN PENELITIAN - BAB 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 1 PROSES PELAKSANAAN PENELITIAN - BAB 1"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PROSES PELAKSANAAN PENELITIAN

Apakah itu penelitian? Penelitian adalah sebuah proses di mana anda melakukan seperangkat langkah yang logis. Di dalam bab ini, kita akan mendefenisikan apa itu penelitian, akan kita diskusikan kenapa penelitian itu penting, akan kita ajukan enam langkah dalam melakukan penelitian, dan akan kita identifikasi bagaimana kita bisa melakukan penelitian secara etis dengan memanfaatkan ketrampilan-ketrampilan yang sudah kiata miliki.

Pada akhir bab ini, anda diharapakan akan mampu:  Mendefenisikan penelitian pendidikan

 Mengidentifikasi tiga alasan kenapa penelitian itu penting

 Menyebutkan enam langkah yang biasanya diikuti oleh para peneliti dalam sebuah proses penelitian

 Mengidentifikasi isu-isu etika penting dalam pelaksanaan penelitian

 Melakukan refleksi terhadap ketrampilan-ketrampilan yang anda gunakan dalam proses penelitian

Maria, seorang guru dengan pengalaman mengajar selama 10 tahun, mengajar bahasa Inggeris pada sekolah menengah metropolitan yang berukuran sedang. Pada masa terakhir, sejumlah insiden, di beberapa sekolah, terjadi pada para siswa dalam hal pemilikan senjata:

 Seorang guru menemukan siswa kelas 10 menyembunyiakn sebuah pisau di dalam locker-nya;

 Seorang siswa kelas 12 mengancam siswa lain, dengan mengatakan, “ia takkan melihat cahaya matahari lagi” kecuali apabila ia berhentimengganggunya;  Di sebuah sekolah menengah yang berdekatan, seorang siswa memperlihatkan

senjata tangan (handgun) kepada siswa lainnya di luar sekolah;

(2)

Maria melihat tugas komite sekolah dan persyaratan penelitian pada program pasca sarjana merupakan peluang yang saling mendukung untuk melakukan penelitian tentang tindak kekerasan dan kepemilikan senjata di sekolah. Dari mana dia harus mulai?

Situasi Maria yang mencoba menyeimbangkan antara peranan ganda sebagai seorang profesional dan seorang mahasiswa program pasca sarjana boleh jadi tidak asing lagi bagi anda. Coba perhatikan situasi penelitian yang dihadapi saat ini:

 Maria menyadari perlunya penanganan isu penting ini secara cermat – kekerasan dan kepemilikan senjata di sekolah – walaupun ia sebenarnya baru dalam dunia penelitian. Walaupun demikian, dia bukanlah orang asing yang mencari topik-topik ini di perpustakaan atau mencarinya di iternet, apabila ia memiliki pertanyaan tentang sesuatu hal. Ia sekali-sekali membolak balik jurnal-jurnal penelitian, seperti High School journal, the Journal of Educational Research, dan Theory into Practice, di perpustakaan sekolahnya dan pernah mendengar guru-guru lain berbicara tentang kajian-kajian penelitian berkenaan dengan kekerasan di sekolah ini. Walaupun dia tidak memiliki latar belakang penelitian, ia berharap bahwa penelitian akan menghasilkan temuan-temuan pentng bagi komite sekolahnya dan juga membantunya memenuhi persyaratan untuk melakukan penelitian berskala kecil untuk gelar pasca sarjananya.

 Untuk menyelesaikan penelitian yang diwajibkan bagi program pasca sarjananya, Maria harus menanggulangi rasa takut untuk merancang dan melaksanakan sebuah penelitian. Untuk itu, ia perlu berpikir tentang penelitian yang bukan berkala besar tapi seperangkat langkah-langah kecil dan dapat dilakukan. Mengetahui langkah-langkah kecil ini merupakan kunci bagi keberhasilan merencanakan dan menyelesaikan penelitiannya.

Situasi anda boleh jadi sama dengan situasi yang dihadapi oleh Maria. Pada tahap ini, perhatian anda boleh jadi dimulai dengan pertanyaan “Apa itu penelitian?”

APAKAH ITU PENELITIAN?

Research (penelitian) adalah sebuah proses langkah demi langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi guna meningkatkan pemahaman kita tentang sesuatu topik atau isu. Pada tataran umum, penelitian terdiri dari tiga langkah:

 Mengajukan pertanyaan

(3)

Proses ini sebenarnya tidak asing lagi. Anda terlibat dalam mencari solusi terhadap masalah hampir setiap hari dan anda mulai dengan sebuah pertanyaan, mengumpulkan informasi, dan kemudian membangun jawaban. Walaupun masih ada beberapa langkah lagi di dalam penelitian disamping tiga langkah disebutkan terdahulu, ini merupakan kerangka menyeluruh bagi sebuah penelitian. Apabila anda melihat sebuah penelitian yang sudah dipublikasikan, atau melaksanakan penelitian anda sendiri, anda akan menemukan ketiga bahagian ini sebagai unsur inti.

KENAPA PENELITIAN PENTING?

Tidak semua pendidik memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap penelitian. Bagi beberapa orang, penelitian boleh jadi kelihatannya sebagai sesuatu yang penting hanya bagi para dosen yang berada di menara gadingnya perguruan tingg dan universitas. Walaupun benar bahwa para dosen di perguruan tinggi dan unversitas menilai dan melakukan penelitian, personalia yang terdapat di seting-seting pendidikan lainnya juga membaca dan menggunakan penelitian, seperti psikolog sekolah, kepala sekolah, anggota dewan pendidikan, para pendidik yang bergerak dalam bidang pendidikan orang dewasa, para administrator perguruan tinggi, dan para mahasiswa program pasca sarjana. Penelitian itu penting dengan tiga alasan.

Penelitian Menambah Pengetahuan Kita

Para pendidik selalu berupaya melakukan perbaikan yang berkelanjutan. Ini memerlukan penanganan masalah atau isu dan berupaya mencari solusi yang potensial tehadap masalah. Adding to knowledge (menambah pengetahuan) bermakna bahwa para pendidik melakukan penelitian untuk bisa memberikan kontribusi terhadap informasi yang ada tentang isu. Kita semua menyadari akan isu-isu pendidikan yang menantang yang diperdebatkan dewasa ini, seperti memasukkan pendidikan tentang AIDS ke dalam kurikulum sekolah.

(4)

Bagaimana penelitian secara khusus memberikan kontribusi terhadap dasar pengetahuan dan bahan kepustakaan yang ada? Sebuah laporan penelitian boleh jadi menyajikan sebuah penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan dengan demikian mengisi kekosongan dalam pengetahaun yang ada. Ia juga memberikan hasil-hasil tambahan untuk mengkonfirmasi atau menolak hasil-hasil-hasil-hasil penelitian sebelumnya. Ia bisa membantu menambah bahan kepustakaan tentang sesuatu praktek yang memang ampuh atau mengembangkan praktek-praktek yang sudah lebih baik yang dilakukan oleh para pendidik di seting-seting kependidikan. Ia bisa memberikan informasi tentang orang dan tempat yang sebelumnya belum pernah diteliti. Pada bab 3, kita akan diskusikan kontribusi ini secara lebih mendalam dan melakukan peninjauan kembali terhadap masalah ini.

Misalkan anda memutuskan untuk meneliti bagaimana anak-anak sekolah dasar mempelajari ketrampilan-ketrampilan sosial. Apabila anda meneliti bagaimana anak-anak mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial, dan penelitian terdahulu tidak pernah menyinggung-nyinggung soal ini, penelitian anda berkaitan dengan adanya kekosongan (gap) dalam pengetahuan. Apabila penelitian anda menelusuri bagaimana anak-anak African Americans menggunakan ketrampilan-ketrampilan sosial pada saat pulang dari sekolah, penelitian anda pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya akan tetapi akan menguji hasilnya dengan partisipan yang baru pada situs penelitian yang juga baru. Apabila penelitian anda mengkaji bagaimana anak-anak menggunakan ketrampilan-ketrampilan sosial pada saat mereka bermain, tidak di halaman sekolah, akan tetapi pada saat pulang dari sekolah, penelitian anda memberikan kontribusi terhadap pengetahuan dengan jalan mengembangkan pemahaman kita tentang topik tersebut. Apabila penelitian anda mengkaji anak-anak wanita pada saat mereka pulang dari sekolah, penelitian anda akan menambah suara-suara wanita yang sering tidak disuarakan dalam penelitian. Apabila penelitian anda memiliki implikasi tentang bagaimana mengajarkan ketrampilan-ketrampilan sosial kepada anak-anak, ia memiliki nilai praktis.

Penelitian Memperbaiki Praktek

(5)

tentang pelatihan guru-guru saat ini ketimbang 20 tahun yang lalu. Zeichner (1999) membuat keringkasan dari dampak penelitian terhadap pelatihan guru selama periode ini (lihat tabel 1.1). Para pelatih guru-guru dewasa ini memiliki pengetahuan tentang kemampuan-kemampuan akademik yang dimiliki para siswa, karakteristik program pelatihan guru yang baik, praktek-praktek dalam program pelatihan guru terkini, kebutuhan untuk menantang keyakinan-keyakinan dan pandangan-pandangan hidup para siswa, dan tekanan-tekanan yang dihadapi oleh para pendidik guru (teacher educator) di dalam lembaga mereka sendiri. Akan tetapi sebelum hasil-hasil penelitian ini memberikan dampak terhadap pelatihan guru atau aspek apa saja dari pendidikan, para individu di dalam seting-seting kependidikan perlu menyadari keberadaan hasil-hasil penelitian, tahu bagaimana membaca laporan-laporan penelitian, mencari konklusi-konklusi penting dari laporan tersebut, dan menerapkan temuan-temuan tersebut pada situasi-situasi mereka masing-masing yang unik. Para pendidik yang menggunakan penelitian boleh jadi para guru PAUD sampai guru kelas 12, para pengawas di kantor-kantor dinas pendidikan, psikolog yang menangani anak-anak dengan masalah-masalah tingkah laku di sekolah, atau para pendidik PLS yang mengajar bahasa Inggeris sebagai bahasa asing. Penelitian boleh jadi membantu individu-individu ini memperbaiki praktek-praktek dalam pekerjaan mereka.

Penelitian menawarkan kepada para pendidik dalam praktek gagasan-gagasan baru untuk dipertimbangkan ketika mereka memulai pekerjaan mereka. Dari membaca hasil-hasil penelitian, para pendidik mengetahui praktek-praktek terkini yang dicobakan di seting-seting atau situasi-situasi yang lain. Contoh, pendidik orang dewasa yang menangani para imigran boleh jadi menemukan bahwa interaksi dalam kelompok kecil yang terfokus pada pemanfaatan objek-objek kultural dari berbagai tanah leluhur bisa jadi meningkatkan kecepatan para imigran itu menguasai bahasa Inggeris.

(6)

Contoh, seorang guru membaca (reading teacher) memutuskan untuk memasukkan lebih banyak informasi tentang perspektif budaya ke dalam kelas. Penelitian merekomendasikan bahwa ini bisa dilakukan dengan interaksi-interaksi di dalam kelas dengan jalan mengundang pembicara ke dalam kelas (alur A) atau dengan jalan menyuruh anak-anak berpikir (kognitif) tentang perspektif budaya yang berbeda ketika berbicara dengan individu-individu pada pusat kebudayaan lokal (alur B). Ini bisa dilaksanakan dengan jalan menyuruh anak-anak menemukannya di dalam pesan-pesan kultural yang terkandung di dalam iklan-iklan (alur C) atau mengidentifikasi materi budaya yang terkandung di dalam pidato-pidato orang-orang yang terkenal (alur D). Sebuah alur penelitian kemudian dipilih yang membantu guru mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh kelas tersebut. Guru tersebut bisa jadi Maria, guru kita yang sedang melaksanakan penelitian tentang kepemilikan senjata di sekolah dan yang memiliki potensi timbulnya kekerasan. Maria berharap menyajikan pilihan-pilihan dalam menangani isu ini kepada komite sekolahnya dan perlu mengidentifikasi alur-alur penelitian yang berguna dan mempertimbangkan pendekatan-pendekatan yang diambil oleh sekolah-sekolah lain.

Pada tataran yang lebih luas, penelitian membantu pendidik dalam praktek untuk membangun koneksi dengan para pendidik lain yang sedang menguji coba gagasan-gagasan yang sama pada lokasi-lokasi yang berbeda. Guru pendidikan luar biasa, misalnya, bisa jadi membangun koneksi pada konferensi-konferensi penelitian di mana para individu melaporkan topik-topik yang diminati bersama, seperti penggunaan strategi-strategi kelompok kecil untuk pengelolaan disiplin di dalam kelas.

Penelitian Memberikan Masukan pada Debat Kebijakan

(7)

tepat, dan mencakupi bukt-bukt berbasis data. Contoh, penelitian yang bermanfaat bagi pembuat kebijakan boleh jadi menyarikan alternatif-alternatif tentang:

Kesejahteraan dan pengaruhnya terhadap pendidikan (persekolahan) bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah

Pilihan sekolah dan argumentasi yang disulkan oleh yang pro atau yang kontra

BEBERAPA MASALAH TERKAIT DENGAN PENELITIAN DEWASA INI

Walaupun penelitian penting, kita harus secara realistis mengevaluasi kontribusinya. Kadang-kadang hasil penelitian hanya memperlihatkan temuan-temuan yang saling bertentangan dan samar-samar. Seorang aid dalam bidang pendidikan yang bekerja pada the Education and Labor Committee of the US House of Representatives, selama 27 tahun menunjukkan kebingungan: “Saya membaca setiap evaluasi satu demi satu ... mencari kalimat inti – sebuah kalimat deklaratif—sesuatu yang dapat saya masukkan ke dalam legislasi (perundang-undangan), dan ternyata sangat sedikit sekali” (Viadero, 1999, halaman 36). Tidak hanya pembuat kebijakan yang mencari “kalimat deklaratif” yang jelas, banyak para pembaca laporan penelitian pendidikan mencari beberapa bukti yang berisi pernyataan langsung tentang isu pendidikan. Walaupun demikian, penelitian mengakumulasikan hasil-hasilnya lambat sekali, dan apa yang kelihatannya bertentangan secara bersama-sama, pada waktunya, memperlihatkan makna. Berdasarkan pada informasi yang sudah diketahui, misalnya, hampir memakan waktu 4 tahun untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasar tentang bagaimana seorang ketua jurusan atau dekan fakultas membantu para dosennya menjadi para peneliti yang baik (Creswell, Wheeler, Seagren, Egly, & Beyer, 1990).

(8)

Terhadap isu-isu ini, kita bisa menambahkan pernyataan-pernyataan yang tidak jelas berkenaan dengan tujuan penelitian, kurang terbukanya prosedur-prosedur pengumpulan data, atau pernyataan-pernyataan yang kurang terartikulasi berkenaan dengan masalah penelitian yang menggerakkan keseluruhan kegiatan penelitian. Penelitian memang memimiliki keterbatasan, dan anda perlu tahu bagaimana menganalisis penelitian karena para peneliti boleh jadi tidak menuliskan laporannya sejelas dan seakurat mungkin. Kita tidak bisa “menghapus” semua penelitian yang jelek yang dilaporkan di dalam dunia pendidikan. Walaupun demikian, kita bisa, selaku peneliti yang bertanggung jawab, berupaya mencari jalan tengah terhadap temuan-temuan penelitian yang berbeda-beda dan menggunakan prosedur-prosedur yang baik dalam pengumpulan dan penganalisisan data dan memberikan arah yang jelas bagi penelitian kita.

APA LANGKAH-LANKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN?

Ketika para peneliti melaksanakan sebuah penelitian, mereka bergerak melalui serentetan langkah yang jelas. Bertahun-tahun yang lalu langkah-langkah ini diidentifikasi sebagai “metoda ilmiah” dalam penelitian (Kerlinger, 1972; Leedy & Omrod, 2001). Dengan menggunakan “metoda ilmiah” ini para peneliti:

 Mengidentifikasi sebuah masalah yang mendefenisikan tujuan penelitian  Membuat prediksi yang, apabila dikonformasi, merupakan solusi dari masalah  Mengumpulkan data yang relevan terhadap prediksi tersebut

 Menganalisis dan menginterpretasi data untuk melihat apakah data tersebut mendukung prediksi dan menjawab pertanyaan yang menginisiasi penelitian

Sebagaimana diterapkan dewasa ini, langkah-langkah ini memberikan fundasi bagi penelitian pendidikan. Walaupun tidak semua penelitain mencakup prediksi, anda melakukan langkah-langkah ini kapanpun anda melakukan sebuah penelitian. Seperti diperlihatkan dalam Diagram 1.2, the process of research (proses penelitian) terdiri dari enam langkah:

1. Mengidentifikasi masalah penelitian 2. Melakukan tinjauan kepustakaan 3. Merumuskan tujuan penelitian 4. Mengumpulkan data

(9)

Mengidentifikasi Masalah Penelitian

Anda memulai sebuah kegiatan penelitian dengan mengidentifikasi sebuah topik untuk diteliti – biasanya sebuah isu atau masalah dalam bidang pendidikan yang perlu dicarikan pemecahannya. Identifying a research problem (mengidentifikasi masalah penelitian) adalah menspesifikkan sebuah isu yang akan diteliti, mengembangkan justifikasi kenapa hal tersebut perlu diteliti, dan memperlihatkan pentingnya hal tersebut diteliti bagi audience tertentu yang akan membaca laporan penelitian tersebut. Dengan menspesifikkan “masalah”, berarti anda membatasi materi dan memfokuskan perhatian pada aspek yang lebih spesifik dari penelitian. Perhatikan “masalah-masaah” berikut yang masingnya memiliki manfaat untuk diteliti

 Anak-anak belasan tahun tidak belajar bagaimana berhubungan dengan orang-orang lain di dalam komunitas mereka;

 Kebiasaan merokok bagi anak-anak belasan tahun akan berakibat pada banyaknya kematian prematur

Kebutuhan-kebutuhan, isu-isu atau kontroversi-kontroversi seperti ini muncul sebagai sebuah kebutuhan dalam bidang pendidikan yang terungkapkan oleh para guru, sekolah, pembuat kebjakan, atau para peneliti, dan kita menyebutnya sebagai masalah penelitian. Anda akan merumuskan masalah penelitian tersebut pada bahagian-bahagian pendahuluan dari sebuah laporan penelitian dan memberikan rasional atas pentingnya masalah tersebut. Dalam maknanya yag lebih formal, masalah ini merupakan bahagian dari bahagian yang lebih besar yang disebut “rumusan masalah”, bahagian ini mencakup topik, masalah, justifikasi bagi pentingnya masalah, perlunya masalah tersebut diteliti untuk audience tertentu seperti para guru, admnistrator, atau peneliti.

Coba perhatikan penelitian Maria untuk melihat bagaimana ia menspesifikkan masalah penelitiannya:

Maria berencana meneliti kekerasan dan kepemilikan senjata di sekolah. Ia memulai dengan sebuah masalah: peningkatan kasus kepemilikan senjata oleh para siswa di sekolah menengah. Ia perlu menjustifikasi terhadap masalah tersebut dengan memberikan bukti tentang pentingnya masalah tersebut dan mendokumentasikan bagaimana penelitiannya itu akan memberikan pemahaan baru terhadap masalah dimaksud.

(10)

Tinjauan Kepustakaan

Penting diketahui siapa-siapa saja yang sudah melakukan penelitian tentang masalah yang rencananya akan anda teliti. Anda boleh jadi merasa takut menggagas dan melakukan penelitian yang cuma merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Walaupun demikian, para dosen dan para pembimbing sering merasa takut pula bahwa anda berencana melakukan penelitian yang tidak dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah ada dan tidak memberikan kontribusi terhadap akumulasi temuan-temuan tentang sesuatu topik. Karena hal-hal seperti inilah, tinjaun kepustakaan merupakan sebuah langkah yang penting dalam proses penelitian. Reviewing the literature (tinjauan kepustakaan) bermakna mencari keringkasan-keringkasan, buku-buku, jurnal-jurnal, dan publikasi-publikasi yang berindeks tentang sesuatu topik; memilih secara selektif bahan kepustakaan mana yang bisa dimasukkan ke dalam tinjauan kepustakaan; dan kemudian membuat keringkasan dari bahan kepustakaan dalam sebuah laporan tertulis.

Ketrampilan yang diperlukan untuk bisa melakukan tinjauan kepustakaan berkembang sejalan dengan berjalannya waktu dan berkat latihan. Anda bisa belajar tentang bagaimana mencari artikel-artikel jurnal dan buku-buku pada sebuah perpustakaan akademik, mengakses data base yang sudah terkomputerisasi, memilih dan mengevaluasi kualitas penelitian tentang topik anda, dan membuat keringkasannya dalam sebuah tinjauan. Sumber-sumber perpustakaan bisa jadi sangat banyak sekali, sehingga diperlukan strategi untuk mencari bahan kepustakaan dan menuliskan tinjauannya merupakan hal yang sangat penting. Mari perhatikan pendekatan Maria dalam melakukan tinjauan kepustakaan.

Untuk menginformasikan komitenya tentang bahan kepustakaan terkini tentang kekerasan di sekolah dan rencana penelitiannya sendiri, Maria perlu melakukan tinjauan kepustakaan. Proses ini akan mencakup membiasakan diri anda terhadap holdings (kumpulan-kumpulan) bahan kepustakaan yang terdapat pada perpustakaan universitas tentang topik anda. Menghabiskan waktu beberapa saat mengkaji sumber-sumber yang ada dan memutuskan bahan kepustakaan apa yang akan digunakan, dan menuliskan keringkasan resmi dari bahan kepustakaan tentang kekerasan di sekolah. Ia mengecek kataog perpustakaan di univeritasnya dan berencana mencari bahan kepustakaan melalui data base yang sudah terkomputerisasi.

Tipe-tieep prosedur yang akan diperlukan Maria dideskripsikan pada bab 4, “Tinjauan Kepustakaan”

(11)

Apabila masalah penelitian anda mencakup bidang permasalahan yang luas, anda perlu memfokuskannya sehingga anda bisa menelitinya. Rumusan masalah yang sudah terfokus itulah yang dimaksud dengan purpose statement (rumusan tujuan penelitian). Rumusan ini mengungkapkan tujuan atau maksud penelitian secara menyeluruh. Ia merupakan pernyataan yang paling penting dalam sebuah penelitian. Ia mengetengahkan keseluruhan kegiatan penelitian, memberikan sinyal terhadap prosedur-prosedur yang akan digunakan dalam mengumpulkan data, dan memperlihatkan tipe-tipe hasil penelitian yang diharapkan akan diperoleh.

Purpose of research (tujuan penelitian) terdiri dari identifikasi maksud atau tujuan utama dari penelitian dan mempersempitnya menjadi pertanyan-pertanyaan penelitian atau hipotesis. Rumusan tujuan penelitian berisikan fokus utama penelitian, para partisipan penelitian, lokasi atau situs penelitian. Rumusan tujuan penelitian kemudian dipersempit menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian atau prediksi yang direncanakan akan menjawab pertanyaan penelitian. Mari kita cek lagi apa yang dilakukan Maria untuk melihat bagaimana ia menuliskan rumusan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitiannya.

Maria sekarang perlu merumuskan tujuan penelitiannya dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan pada masing-masing individu yang diseleksi dalam penelitiannya. Di dalam draft yang sudah berkali-kali berubah, ia kemudian membuat uraian singkat tentang tujuan penelitiannya, menyadari bahwa rumusan tujuan tersebut akan memberikan arahan utama dari penelitiannya dan yang akan membantunya memfokuskan pada tujuan utama penelitian tersebut. Dari tujuan yang bersifat umum, Maria sekarang perlu mempersempit penelitannya pada pertanyaan-pertanyaan spesifik atau pernyatan-pernyataan yang ia harapkan akan dijawab oleh para partisipan.

Bab 5, ”Menukikkan Tujuan Penelitian dan Pertanyaan-pertanyaan Penelitian atau Hipotesis.” Memberikan informasi tentang unsur-unsur yang perlu dimasukkan dalam rumusan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian dan hipotesis.

Pengumpulan Data

(12)

bahagian metoda atau prosedur dalam laporan penelitian anda. Bahagian ini menyedikan pembahasan yang rinci dan tehnis berkenaan dengan mekanisme dan administrasi pengumpulan data. Walaupun demikian, banyak keputusan terkait dengan bagaimana menciptakan posedur pengumpulan data yang baik. Mari teliti bagaimana Maria menangani pengumpulan data penelitiannya.

Pada titik ini dalam proses penelitian, Maria perlu memikirkan di mana ia harus melakukan penelitian terkait dengan kekerasan dan kepemilikan senjata di sekolah, siapa yang akan berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana ia mendapat izin untuk melakukan penelitian, data apa yang harus ia kumpulkan, dan bagaimana ia harus mengumpulkan data. Ia perlu memutuskan apakah ia akan minta para siswa mengisi formulir atau berbicara dengan mereka langsung untuk mengumpulkan data dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Apapun bentuk kegiatan yang dipilih, ia perlu mendapat izin dari para siswa sekolah menengah tersebut, dan karena para siswa tersebut masih anak-anak (minor), maka izin tersebut harus diperoleh dari orang tua mereka.

Bab 6, “Pengumpulan Data Kuantitatif”. Dan bab 8. “Pengumpulan data Kualitatif”, mendeskripsikan tipe-tipe prosedur yang perlu diikuti oleh Maria dalam penelitiannya.

Menganalisis dan Menginterpretasikan Data

Selama atau setelah pengumpulan data selesai, anda perlu memberi makna terhadap informasi yang diberikan oleh para individu di dalam penelitian. Analisis ini terdiri dari “memilah-milah data” untuk menentukan respon masing-masing individu dan kemudian “memadukan kembali” agar dapat membuat keringkasannya. Analyzing and interpreting data (menganalisis dan menginterpretasikan data) mencakup menarik kesimpulan tentang data; menyajikannya dalam bentuk tabel, diagram, gambar dalam rangka membuat keringkasannya; menjelaskan konklusinya dalam bentuk kata-kata guna memberikan jawaban atas pertanyan penelitian. Anda melaporkan analisis dan interpretasi data pada bahagian laporan penelitian biasanya dengan judul Hasil-Hasil Penelitian, Temuan-Temuan Penelitian, atau Pembahasan. Bagaimana Maria melakukan analisis dan menginterpretasikan data dalam penelitiannya?

Apabila Maria mengumpulkan informasi dengan menggunakan angket tertulis dari para siswa di dalam wilayah dinas pendidikan kabupaten/kota, ia perlu melakukan entri data angket tersebut ke dalam program komputer, memilih prosedur statistik, melakukan analisis, melaporkan hasil-hasilnya dalam bentuk tabel, dan menarik kesimpulan tentang (atau memberikan interpretasi) apakah data-data memberikan konfirmasi atau menolak kecenderungan atau prediksi yang diharapkan. Apabila ia melakukan wawancara langsung (bersimuka), ia akan mengumpulkan audiotape (rekaman audio) para siswa berbicara tentang kepemilikan senjata di sekolah dan mentranskripsikan rekaman audio tersebut untuk mendapatkan rekaman tertulisnya. Dengan transkripsi tersebut, ia akan berupaya memahami apa yang dikatakan oleh para siswa dengan jalan menseleksi kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf tertentu dan mengidentifikasi tema-tema yang terkandung di dalam informasi. Dari tema-tema ini, ia akan memberikan interpretasi tentang makna dari komentar para siswa atas dasar posisi atau pandangan pribadi mereka dan saran-saran yang ditemukan di dalam penelitian-peneitian terdahulu.

(13)

Menginterpretasikan data Kuantitatif,” dan bab 9, “Menganalisis dan Menginterepretasi Data Kualitatif”.

Melaporkan dan Mengevaluasi Penelitian

Setelah selesai mekakukan penelitian, anda harus menyusun laporan tertulis dan membagi-bagikannya kepada beberapa audience tertentu (seperti teman sejawat para guru, admnistrator, orang tua, para siswa) yang bisa menggunakan informasi anda . Reporting research (melaporkan penelitian) mencakup menentukan audience, menyesuaikan struktur laporan dengan format yang terterima oleh audience, dan kemudian menyusun laporan sedemikian rupa sehingga sensitif bagi para audience-nya. Audience dari penelitian bervariasi mulai dari para peneliti akademik yang memberikan kontribusi dan membaca artikel-artikel jurnal, sampai pada para penasehat akademis dan komite (panitia penguji) yang melakukan tinjuan terhadap tesis master dan disertasi doktor, sampai pada pejabat dari perwakilan-perwakilan lembaga pendidikan dan dinas pendidikan yang mencari laporan-laporan penelitian tentang topik-topik pendidikan terkini. Struktur laporan penelitian anda akan bervariasi bagi masing-masing audience, mulai dari format yang resmi untuk tesis dan disertasi sampai pada laporan berupa dokumen-dokumen yang kurang resmi seperti laporan-laporan biasa. Walaupun demikian, dalam setiap tipe laporan ini, para peneliti perlu menjaga kehormatan diri mereka dan menghindarkan diri dari penggunaan bahasa yang diskriminatif dari sisi jender, orientasi seksual, ras, atau kelompok etnik.

Audience untuk laporan anda memiliki standar sendiri dalam rangka menilai kualitas dan kemanfaatan penelitian anda. Evaluating research (melakukan penilain terhadap penelitian) mencakup menilai kualitas suatu penelitian dengan menggunakan standar yang diajukan oleh individu-individu di dunia pendidikan. Tak diraguan lagi, , tidak akan ada standar yang ironclad (tak bisa berubah) dalam melakukan evaluasi terhadap penelitian pendidikan di dalam komunitas penelitian akademik; di lingkungan dinas pendidikan kabupaten/kota, agen-agen pendidikan pada tingkat lokal, provinsi atau nasional. Kita memerlukan alat untuk menentukan kualitas penelitian, terutama penelitian-penelitian yang dipublikasikan atau laoran-laporan yang disajikan pada audience praktisi. Coba lihat bagaimana Maria mereka-reka bagaimana ia mengorgankisasikan laporan penelitiannya.

Maria mereka-reka tentang bagaimana ia mengorganisasikan laporan akhir yang akan ia serahkan pada komite sekolahnya dan panitia ujian pada program pasca sarjana. Panita ujian di program pasca sarjana cenderung memiliki struktur dalam benak pikiran mereka sebagai sebuah penelitian pasca sarjana, dan untuk itu ia perlu berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya tentang format yang biasanya digunakan oleh para mahasiswa. Ia harus memiliki gambaran umum tentang bahagian-bahagian utama apa saja yang harus tercakup dalam laporan penelitiannya itu, akan tetapi isi dan gagasan dari paragraf-paragraf tertentu akan terbentuk sejalan dengan berkembangnya analisis dan interpretas data.

(14)

Bab 10, “Melaporkan dan Mengevaluasi Penelitian”, memberikan fokus terhadap strategi-strategi yang berkemungkinan ditemukan bermanfaat oleh Maria dalam menulis laporan akhrnya.

PRAKTEK-PRAKTEK ETIKA APA SAJA YANG HARUS DIIKUTI?

Hormat terhadap audience dan penggunaan bahasa yang nondiskriminatif merupakan isu etika yang harus diikuti oleh Maria. Pada semua langkah dalam proses penelitian, anda akan terlibat dengan praktek-prakteke etika. Anda akan diberitahu tentang isu etika ketika isu itu muncul pada bab-bab selanjutnya. Pada tahap pendahuluan terhadap penelitian, anda mungkin terpikir pada isu tentang etika ini apabila kita berbicara tentang hal-hal seperti menghoramti hak-hak partisipan, menghargai situs-situs penelitian yang anda kunjungi, dan melaporkan penelitian secara utuh dan jujur.

Menghormati Hak-hak para Partisipan

Standar-standar etika yang digunakan dalam penelitian tersedia pada asosiasi-asosiasi profesional. Contoh-contoh dari asosiasi-asosiasi profesional yang menawarkan petunjuk-petunjuk yang bermanfaat mencakup American Educational Research Association (AERA, Ethical Standards of the American Educational Research Association, Strike, et al., 2002), American Psychological Association (APA, Ethcal Principles of psychologists and Code of Conduct, 2003), the American Anthropological Association (AAA; Code of Ethics, 1998), dan the Joint Committee on Standards for Educational Evaluation (Program Evaluation Stnadards, diadopsi 21 Nopember, 1980, diubah sampai 20 September, 1995).

Menurut petunjuk-petunjuk ini, para indvidu yang berpartisipasi dalam sebuah penelitian memiliki beberapa hak tertentu. Sebelum berpartisipasi dalam penelitian, para individu tersebut harus mengetahui tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, bagaimana hasil penelitian akan digunakan, dan konsekuensi-konsekuensi sosial apa terhadap hidup mereka yang disebabkan oleh penelitian tersebut. Mereka juga memiliki hak untuk menolak untuk berpartisipasi dalam sebuah penelitian atau mengundurkan diri kapan saja. Apabila mereka berparrtisipasi dan memberikan informasi, anonimitas (kerahsiaan) mereka harus dijaga dan dijamin oleh si peneliti. Para individu tidak boleh ditawari imbalan-imbalan finansial yang berlebihan agar berpartisipasi dalam proyek penelitian, Para partisipan juga memiliki hak untuk mendapat sesuatu dari penelitian. Para peneliti perlu secara aktif berupaya melakukan segala sesuatu secara timbal balik karena para partisipan telah memberikan waktunya secara suka rela. Contoh, dalam sebuah penelitan yang melibatkan individu-individu penderita HIV, para peneliti memberikan bahagian royalti keada para partisipan. Dalam penelitian yang lain, seorang peneliti secara suka rela membantu mengawasi kegiatan-kegiatan makan siang di dalam ruangan sebagai ganti dari infromasi yang ia peroleh dari para siswa di sekolah tersebut.

Menghormati Situs-situs Penelitian

(15)

sekolah.Petunjuk-petunjuk tersebut menyebutkan sejumlah alasan kenapa sesuatu proyek tidak diberi izin. Proyek-proyek yang tidak dizinkan tersebut adalah proyek-proyek yang banyak mengambil waktu belajar; memerlukan banyak guru, administrator, atau banyak sekali waktu kantor yang habis (dinas pendidikan boleh saja minta penggantian biaya pemberian informasi, waktu staf yang habis, bahan yang habis); campur tangan pengumpulan data oleh dinas pendidikan atau pengerjaan proyek penelitian yang sedang berlangsung; direncanakan pada bulan pertama atau bulan terakhir tahun ajaran sekolah; atau yang diterima sangat terlambat pada tahun yang sedang berjalan sehingga tidak cukup waktu untuk mempertimbangkannya lagi.

Strategi lain dalam rangka menghormati situs penelitian dengan gangguan yang sesedikit mungkin adalah untuk mendapatkan akses melalui gate keeper (penjaga situs). Para peneliti boleh jadi perlu berkonsultasi dengan gate keeper yang berbeda pada beberapa tataran yang berbeda dalam sebuah organisasi. Contoh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah ruang kelas di sebah sekolah, si peneliti harus minta beberapa orang individu, termasuk dewan sekolah yang bertanggung jawab atas jaminan bahwa hak-hak para human partisipant (partisipan manusia) diproteksi, staf yang terkait dengan kegiatan penelitian pada dinas pendidikan, kepala sekolah, guru di sekolah pemerintah, dan para siswa yang berpartisipasi dalam penelitian serta orang tua mereka.

Melaporkan Penelitian secara Utuh dan Jujur

Anda perlu menunjukkan penghormatan anda pada audience yang membaca dan menggunakan informasi dari penelitian. Data harus dilaporkan secara jujur, tanpa mengubah atau memodifikasi temuan-temuan guna memuaskan kelompok-kelompok tertentu atau menyesuaikannya dengan prediksi. Walaupun demikian, akan lebih baik apabila peneliti utama menyerahkan kepada para partisipan di situs penelitian sebuah prelimenary copy (laporan awal) penelitian yang akan dipublikasikan. Tambahan lagi, penelitian-penelitian yang diselesaikan atau dikerjakan oleh peneliti-peneliti lain tidak diplagiatkan dan penghargaan harus diberikan kepada bahan yang dikutip oleh peneliti-peneliti lain tersebut. Penghargaan ini mencakup mengutip pengarang dan tanggal penerbitan, dan daftar penerbitan dalam bahagian referensi penelitan. Tambahan lagi, penelitan harus bebas dari jargon dan harus difahami oleh orang-orang yang diteliti. Sebagai seorang pendidik yang beretika, kita perlu melakukan setiap upaya untuk mengkomuniksikan signifikansi praktis dari penelitian kita kepada komunitas peneliti dan komunitas praktisi sehingga dengan demikian kegiatan penelitian akan selalu mendapat dorongan dan hasil-hasilya dimanfaatkan.

Konteks Etika

(16)

pengumpulan dan penganalisisan data sampai pada penulisan laporan akhir penelitian. Etka seharusnya, setiap saat, berada di depan dari agenda peneliti (Hesse-Bieber & Leavy, 2006).

APA-APA SAJA KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN SEORANG PENELITI?

Sebagai seorang peneliti pemula, anda mungkin tertanya-tanya dalam hati apakah anda memiliki kemampuan membaca, mengevaluasi, dan melakukan penelitian. Mmengetahui proses penelitian, anda mungkin bertanya, apakah tidak menjamin pelaksanaan penelitian yang baik? Tentu saja Maria, yang baru dalam dunia penelitian, memiliki kehawatiran yang sama.

Coba saya tenangkan pikiran anda. Anda telah mempelajari kemampuan-kemampuan penelitian yang sangat berguna sekali melalui pengalaman hidup anda. Kemampuan-kemampuan ini mencakup menyelesaikan teka-teki, memberikan perhatian terhadap sesuatu yang berjangka panjang, menggunakan perpustakaan, dan, tentu saja, menuliskan buah pemikiran anda.

Menyelesaikan Teka-teki

Para peneliti melihat pada penelitian kayak melihat teka-teki yang harus diselesaikan atau dicarikan jawabannya. Langkah-langkah dalam proses penelitian dilihat sebagai serentetan cabikan-cabikan teka-teki yang harus disusun kembali oleh si peneliti. Anda sudah memiliki ketrampilan dalam menyelesaikan teka-teki. Anda cocok-cocokkan debit dan kredit untuk melihat balance buku tabungan anda. Sebagai orang tua, anda memainkan peran yang bermacam ragam selama sehari penuh yang memerlukan anda melakukan tugas-tugas yang berbeda. Ini merupakan teka-teki yang kita lakukan dengan jalan memilah-milahnya menjadi bahagian-bahagian yang manajebel (“Apa tuntutan teradap saya pada penggalan waktu ini?”), menyusun tujuan-tujuan yang bisa diraih (“Saya memiliki hari yang sibuk di tempat kerja, makanya saya akan memfokuskan pada pekerjaan saya hari ini”). Dan barangkali menuliskannya (“Saya perlu membuat daftar apa yang harus saya wujudkan hari ini”). Ketika anda perhatikan sebuah kegiatan penelitian, atau anda terlibat dalam melakukan penelitian, menyatukan bahagian-bahagian dari teka-teki ini – seperti mula-mula mengerjakan masalah penelitian dan kemudian menspesifikkan tujuan penelitian – akan memerlukan agar semua bahagaian-bahagian tadi menyatu, sebagaimana halnya dengan teka-teki yang dalam kehidupan sehari-sehari kita selesaikan.

Memperpanjang Rentang Perhatian

Walaupun kita umumnya menyediakan waktu untuk menyelsaikan tugas-tugas yang kita cintai, rentang perhatian kita tentu saja bervariasi dari satu tugas ke tugas lainnya. Proses penelitian mencakup enam langkah yang bisa saja berjangka waktu enam buan atau lebih. Membaca sebuah artikel jurnal dan mengidentifikasi masing-masing langkah ini, contohnya, memerlukan kesabaran sebagaimana halnya pengetahuan tentang apa yang harus dicari. Semua kita memerlukan rentang perhatian dengan bervariasi panjangnya terhadap proses penelitian ini. Akan tetapi apabila kita perhatikan tugas-tugas yang kita cintainya dan jumlah waktu yang kita dedikasikan untuknya, kita bisa melihat bahwa kita telah memberikan rentang perhatian yang cukup panjang terhadap penelitian.

(17)

Langkah dalam proses penelitian yang mengharuskan anda meninjau bahan kepustakaan bermakna bahwa anda harus menghabiskan waktu anda beberapa saat di perpustakaan akademik. Bagi kebanyakan kita, berkunjung ke sebuah perpuskaan di mulai pada saat kita masih di sekolah dasar dengan melakukan kunjungan ke sebuah perpustakaan sekolah. Terlibat dalam penelitian memerlukan waktu untuk dihabiskan dengan sumber-sumber perpustakaan, suatu proses yang difasilitasi oleh home computer dan sambungan intenet ke katalog-katalog perpustakaan. Akan tetapi proses penelitian mengharuskan anda menggunakan ketrampilan-ketrampilan mencari laporan-laporan penelitian, membuat keringkasannya, dan menuliskan tinjauan kepustkaannya. Kterampilan-ketrampilan ini akan bertumbuh kembang selama proses penelitian, apabila anda belum memilikinya. Ketrampilan tersebut akan berkembang mulai dari merasa nyaman dengan perpustakaan dan dengan pengalaman-pengalaman yang dimulai semenjak awal masuk sekolah dan terus berlanjut sampai saat ini.

Menulis, Mngedit, dan Menulis Lagi

Para peneliti tidak bisa terbebas dari pekerjaan tulis menulis sebagai suatu faset kunci dalam penelitian. Sebagai penulis, kita terlibat dalam berbagai tahap penulisan draft, menerima reaksi dari orang-orang lain, dan mengembangkan draft baru lagi dan seterusnya. Penelitian mencakup penulisan laporan untuk sesuatu audience. Apakah anda senang menulis dan mengkomunikasikan pemikiran anda? Apakah anda suka menulis artikel untuk jurnal atau menulis catatan harian? Apakah anda mendapakan kepuasan dengan telah menyelesaikan sebuah proyek penelitian? Anda barangkali telah menulis beberapa esei di perguruan tinggi atau menulis laporan penelitian dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya atau dengan seorang dosen. Singkatnya, anda telah berpengalaman dalam menulis. Seperti yang anda ketahui, menulis lebih dari sekedar merekam gagasan di atas kertas atau di file komputer. Ia mencakup mengorganisasikan gagasan, menyiapkan pertanyaan-pertanyaan wawancara, membuat catatan-catatan selama observasi, dan minta izin, melalui tulisan, untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan atau artikel-artikel orang lain. Menulis wujud dalam setiap fase proses kreatif dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

(18)

Dalam buku ini, terutama bab 2 sampai bab 10, kita akan mengacu pada dua buah atikel jurnal yang menyajikan penerapan secara khusus langkah demi langkah proses penelitian. Pada saat ini, bacalah dengan cermat kedua artikel tersebut pada akhir bab ini. Artikel tersebut adalah:

 Deslandes, R., & Bertrand, R. (2005). Motivation of parent involvement in secondary-level schooling (Motivasi keterlibatan orang tua dalam pendidikan persekolahan tingkat menengah) , Journal of Educational Research, 98(3), 164-175;

 Asmussen, K. J., & Creswell, J. W. (1995). Campus response to a student gunman. (Respon kampus terhadap penggunakan senjata api oleh siswa). Journal of Higher Education, 66, 575-591.

Baca artikel jurnal ini, pada halaman 17 dan 33, sebelum memulai bab 2, “Quantitative and Qualitative Approaches”. Ketika anda membaca artikel ini, perhatikan anotasi pada garis pinggir di dalam artikel yang paralel dengan langkah-langkah proses penelitian yang dibicaraan dalam bab ini. Juga, anotasi-anotasi ini menandai karakteristik utama dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif yang didiskusikan dalam bab 2. Pada bab 2, kita akan sering memberikan refleksi kepada kedua artikel tersebut untuk memperlihatkan penggunaan karakteristik dimaksud.

Juga, ketika anda membaca kedua artikel ini, harap diingat bahwa artikel tersebut boleh jadi susah dibaca dan difahami. Anda baru dalam penelitian. Membaca laporan penelitian, pada waktunya, akan menjadi lebih mudah karena anda akan memahami ciri-ciri mendasar dari sebuah penelitian yang baik. Tambahan lagi, berikut ada beberapa petunjuk yang akan mempermudah bacaan anda:

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan & Asumsi Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Simulated Annealing?. Merupakan salah satu metode metaheuristik yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja sistem pengaman pintu ber-password, serta menganalisis kemampuan kerja dari beberapa komponen penggerak

Kumparan jangkar yang berbeda pada belitan jangkar DC harus dihubungkan secara seri satu sama lain dengan cara mengakhiri sambungan (sambungan belakang dan sambungan depan) dengan

Disarankan agar Bagi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto untuk meningkatkan kinerja petugas surveilans kusta maka perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan

Kaedah bertulis ialah kajian terhadap sesuatu peristiwa daripada maklumat pada sumber yang 雕刻 dipahat atau ditulis.. Di Asia Tenggara, tulisan tertua dikesan di 山洞 dinding

Serba Serbi Iklan Baris Iklan Baris AHLI WC AGEN ALAT SALON ALAT MUSIK ALAT RMH TANGGA BAHAN BANGUNAN BIRO BANGUNAN BENGKEL APARTMENT DIKONT BARANG ANTIK.. DICARI DISTRIBUTOR utk

Skor tersebut berada pada kisaran antara 56-75 dengan kategori cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa laboratorium virtual cukup efektif digunakan sebagai

Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Merdeka Belajar Dalam Penentuan Kelulusan Peserta Didik dan