• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Fuzzy Inference System (FIS) Pada Metode Tsukamoto Dalam Peramalan Produksi Roti (Studi Kasus: Harum Bakery)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Fuzzy Inference System (FIS) Pada Metode Tsukamoto Dalam Peramalan Produksi Roti (Studi Kasus: Harum Bakery)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

7871

Implementasi

Fuzzy Inference System

(FIS) Pada Metode Tsukamoto

Dalam Peramalan Produksi Roti

(Studi Kasus: Harum

Bakery

)

Meriza Nadhira Atika Surya1, Nurul Hidayat2, Bayu Rahayudi3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1merizanadhira@gmail.com,2ntayadih@ub.ac.id,3ubay1@ub.ac.id

Abstrak

Pada saat ini, roti sudah menjadi tren makanan yang banyak digemari tidak hanya oleh penduduk luar negeri, tetapi masyarakat Indonesia juga. Permasalahan pada Harum Bakery yaitu masih mengalami kesulitan dalam memperamalan produksi roti dikarenakan metode yang digunakan masih bersifat konvesional karena perhitungan yang digunakan masih sebatas perkiraan sendiri sehingga roti yang diproduksi terkadang jumlahnya mengalami kelebihan atau kekurangan. Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan metode Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto. Metode ini cukup bagus digunakan pada kasus peramalan suatu produksi. Dari sistem dengan metode FIS Tsukamoto, diharapkan dapat membantu perusahaan sehingga dapat meminimalisir kerugian dan mengoptimalkan keuntungan. Hasil yang diperoleh kemudian dievaluasi dengan metode RMSE. Tingkat kesalahan paling rendah selama pengujian yaitu pada pengujian menggunakan 20 data latih pada roti manis yaitu dengan hasil untuk roti manis yaitu 69,9957142, dan pada roti cake yaitu 8,77496439. Kemudian untuk peramalan roti tawar paling baik yaitu menggunakan 60 data latih dengan nilai RMSE sebesar 3,47850543.

Kata kunci: peramalan produksi roti, Fuzzy Inference System Tsukamoto (FIS), harum Bakery.

Abstract

Nowadays, bread has became a trend of food that is much favored not only by foreign residents, but also by the people of Indonesia. The problem in Harum Bakery is still having difficulty in the production of bread because the method used is still conventional because the calculation used is still limited to its own estimates so that the bread produced sometimes the amount of excess or lack. In this study, the method used in this study is Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto. This method is good enough to be used in the case of forecasting a production. From the system with the FIS method Tsukamoto, is expected to help the company so as to minimize losses and optimize profits. The results obtained were then evaluated by the RMSE method, the lowest error rate during the tests using 20 training data on the sweet bread with the result for sweet bread that is 69,9957142, and the bread cake is 8,77496439. Then for forecasting, the best result is using 60 training with RMSE value of 3.47850543.

Keywords: forecasting of bread production, Fuzzy Inference System tsukamoto (FIS), harum Bakery.

1. PENDAHULUAN

Pada zaman yang modern seperti saat ini, teknologi sudah semakin berkembang begitu juga dengan ilmu komputer. Mengingat perkembangan teknologi dan ilmu komputer di era ini, tidak heran jika kita temui sudah banyak permasalahan yang dapat terselesaikan. Ilmu komputer pada saat ini banyak dibutuhkan untuk permasalahan klasifikasi, klustering, peramalan, perancangan sistem, jaringan dan masih banyak lagi serta pada bidang ekonomi, politik,

pendidikan, kesehatan, dan masih banyak bidang lainnya.

(2)

lainnya.

Harum Bakery merupakan sebuah toko roti yang berlokasi di daerah Kabupaten Malang, di Jalan Raya Sengkaling No 217. Permasalahan yang masih menjadi keluhan adalah perusahaan Harum Bakery masih mengalami kesulitan dalam memperamalan penjualan konsumen terhadap produksi roti oleh Harum Bakery, dikarenakan metode yang digunakan masih bersifat konvensional karena perhitungan yang digunakan masih sebatas perkiraan sendiri sehingga roti yang diproduksi terkadang jumlahnya mengalami kelebihan atau kekurangan. Semakin besar penjualan oleh konsumen, maka pihak dari perusahan harus menyediakan stok bahan yang lebih atau malah sebaliknya. Maka dari itu, butuh dilakukan suatu sistem dengan data sebelumnya sebagai acuan agar dapat menentukan peramalan produksi roti. Pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan metode Fuzzy Mamdani yang diteliti oleh Novi Apriyanti dan Huzainsyahnoor Aksad, mengenai produksi roti, didapatkan hasil yaitu berdasarkan uji beda produksi dan pengelompokannya secara manual (pretest), dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi yang diperoleh sebesar 66,67% dengan 18 data latih berdasarkan penjualan roti di bulan April 2012. (Apriyanti & Aksad, 2013)

Pada penelitian lain dengan Fuzzy Inference System Tsukamoto dan Particle Swarm Optimization oleh Nur Intan Savitri Bromastuty, yaitu mengenai penentuan jumlah produksi gula. Didapatkan hasil yaitu nilai fitness paling tinggi pada iterasi ke-600 yaitu 0,001782 dan pada jumlah partikel ke-60 yaitu 0,001652. Kemudian, nilai fitness paling rendah ditemukan pada iterasi ke-700 yaitu 0,001519 dan pada jumlah partikel ke-100 yaitu 0,001456. (Bromastuty, 2018)

Pada penelitian lain yang ditulis oleh Ida Wahyuni, Wayan Firdaus Mahmudy dan Atiek Iriany mengenai peramalan curah hujan musiman di Tengger, Jawa Timur. Didapatkan hasil yaitu Fuzzy Inference System Tsukamoto dapat digunakan untuk meramalkan curah hujan musiman di Tengger. Selain itu, nilai RMSE terbesar yang diperoleh adalah 9,64, dan RMSE terkecil adalah 8,64. (Wahyuni, et al., 2016)

Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan salah satu metode sistem pendukung keputusan (SPK) yaitu metode Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto. Metode ini cocok untuk digunakan pada kasus peramalan

suatu produksi yang dapat menghasilkan hasil yang cukup akurat dan menggunakan nilai tegas (crisp) dari inferensi berdasarkan basis pengetahuan (rule) yang didapatkan, serta menggunakan penalaran yang monoton.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis membuat sebuah penelitian dengan judul “Implementasi Fuzzy Inference System (FIS) pada metode Tsukamoto dalam Peramalan Produksi Roti (Studi Kasus: Harum Bakery)” diharapkan dapat membantu perusahaan sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan yang didapat.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Roti di Harum Bakery

Di toko roti Harum Bakery menjual berbagai macam roti dengan cita rasa yang manis dan menggugah selera. Toko roti ini menjual tiga jenis roti, yaitu roti manis, roti tawar dan roti cake. Untuk produksi setiap jenis roti, Harum Bakery minimal membuat 3 kilogram roti manis, 3 kilogram roti tawar dan 3 liter roti cake. Dan untuk jumlah roti yang dihasilkan, 1 kilogram roti manis dapat menghasilkan 46 buah roti manis, 1 kilogram roti tawar dapat menghasilkan 4 buah roti tawar, dan 1 liter roti cake dapat menghasilkan 7 buah roti cake. Untuk proses produksi roti, roti dibuat pada pagi hari sehingga pada siang dan sore hari tidak dilakukan proses pembuatan roti lagi dengan banyak roti yang dibuat yaitu 3 kilogram roti manis, 3 kilogram roti tawar dan 3 liter roti cake untuk setiap satu kali produksi. Roti yang diproduksi dapat bertahan selama 4 hari, sehingga kelebihan jumlah roti yang diproduksi kadang kali disumbangkan ke panti asuhan di kota Malang pada hari Senin atau hari Kamis selama beberapa kali yang tidak dipastikan dalam satu bulan dan disisakan minimal sebanyak 30 buah untuk roti manis, 20 buah untuk roti cake, dan 20 buah untuk roti tawar untuk dijual pada keesokan harinya.

2.2. Peramalan

(3)

produksi yang fleksibel yaitu dengan perencanaan kapasitas produksi yang sesuai dengan seberapa besar kebutuhan permintaan. Jika kapasitas produksi yang direncanakan ukurannya terlalu besar sehingga dapat melebihi kebutuhan permintaan yang sebenarnya, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian yang cukup besar. Perencanaan kapasitas produksi yang baik harus sesuai dengan besarnya kebutuhan permintaan.

2.3. Fuzzy Inference System

Logika fuzzy merupakan sebuah alternatif yang digunakan untuk menyampaikan suatu data. Logika ini mendefinisikan data atau pengetahuan yang masih diketahui secara tidak pasti. Logika ini berbasis logika boolean yang secara umum digunakan dalam komputasi. Di dalam logika fuzzy, suatu proposisi dapat ditunjukkan dengan derajat kebenaran. (Kaya & Alhajj, 2006) Logika fuzzy adalah daerah soft computing yang dapat memungkinkan sistem komputer untuk memberi alasan terhadap suatu ketidakpastian. Orang yang pertama kali memperkenalkan Logika fuzzy yaitu Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Pada teori himpunan fuzzy, peran dari suatu derajat keanggotaan yaitu sebagai penentu bahwa adanya unsur dalam satu himpunan sangat penting. Derajat fungsi keanggotaan berperan sebagai karakteristik utama dari penalaran logika fuzzy.

2.4. Metode Tsukamoto

Metode Tsukamoto merupakan metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Metode ini berlaku untuk penggunaan penalaran aturan yang monoton, yaitu untuk menggunakan sistem dengan aturan yang sama/tetap. Implikasi dari setiap aturan dalam bentuk implikasi “Sebab-Akibat” atau implikasi “Masukan -Keluaran” di mana masukan (input) dan keluaran (output) harus berhubungan secara konsekuen. Setiap aturan diwakili dengan menggunakan asosiasi fuzzy, dengan menggunakan fungsi keanggotaan yang monoton. Lalu, untuk menentukan hasil dari sebuah perusahaan (Crisp Solution) digunakan dengan remusu pernyataan (defuzzyfikasi) yang disebut dengan “berpusat metode rata-rata”.

2.5. Fuzzyfikasi

Merupakan proses nilai crisp untuk mendapatkan hasil derajat keanggotaan berasal dari data masukan yang sesuai dengan peraturan-peraturan fuzzy. Perhitungan fuzzyfikasi

berdasarkan pada batas fungsi keanggotaan pada setiap variabel dan himpunan Fuzzy yang ditentukan.

Dari gambar 1, dapat diketahui

derajat keanggotaan

TURUN

dan

NAIK

yang kemudian didapatkan Persamaan (1)

dan Persamaan (2).

a

b

Gambar 1. Fungsi Keanggotaan

1 , x ≤ b

μ

(turun)= Fungsi keanggotaan turun

μ

(naik) = Fungsi keanggotaan naik

x = Data yang dimasukkan

a = Batas tinggi

b = Batas rendah

2.6. Basis Pengetahuan (Rule)

Dari proses fuzzyfikasi, maka dihasilkan nilai keluaran yaitu berupa nilai crisp yang dapat menjadi basis pengetahuan fuzzy (rule dalam bentuk IF-THEN). Basis pengetahuan ini akan digunakan untuk menentukan nilai MIN pada α -predikat. Basis pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Basis Pengetahuan Produksi Roti Harum Bakery

Rule Penjualan Persediaan

(4)

2.7. Basis Pengetahuan (Rule)

Mesin inferensi menggunakan fungsi implikasi MIN untuk memperoleh nilai α -predikat untuk setiap rule (α1, α2, α3, ... αn). Kemudian, nilai α-predikat digunakan untuk menghitung output hasil inferensi secara tegas (crisp) pada masing-masing rule (z1, z2, z3, ..., zn) Proses α-predikat ditunjukkan pada Persamaan (3).

α_p

i =

μ

A

∩ μ

B

(3)

Keterangan:

α_p = Alpha predikat (nilai

minimum dari derajat

keanggotaan)

μ = Fungsi keanggotaan dari

fuzzyfikasi

i = Jumlah rule fuzzy yang

diperoleh

A, B = Himpunan fuzzy A dan B

2.8. Defuzzyfikasi

Pada proses Defuzzyfikasi, dapat diperoleh nilai output yaitu nilai Z (crisp) yang dihitung dengan proses merubah input yaitu himpunan Fuzzy menjadi bilangan pada domain himpunan Fuzzy. Proses defuzzyfikasi yang digunakan pada metode Tsukamoto adalah metode defuzzyfikasi rata-rata terpusat pada Persamaan (4).

Z

=

∑(

𝛼_𝑝𝑖 ∗ 𝑧𝑖)

𝛼_𝑝𝑖

(4)

Keterangan:

Z = Rata-rata defuzzyfikasi terpusat

zi = Nilai tegas (crisp)pada

proses inferensi

α_p = Alpha predikat (nilai minimum dari derajat keanggotaan)

i = Jumlah rule fuzzy yang diperoleh

2.9. RMSE (Root Squared Mean Error) Untuk menentukan level akurasi peramalan, maka keakuratan sistem dapat dihitung dengan rumus RMSE (Root Mean Squared Error) seperti pada Persamaan (5).

RMSE = √1

𝑛∑ (𝑦𝑖𝑛𝑖=1 ′− 𝑦𝑖)2 (5)

Keterangan:

RMSE = Root Mean Squared Error

yi' = Data peramalan

yi = Data aktual

n = Jumlah data

3. MODEL PENELITIAN

Pada proses Fuzzy Inference System Tsukamoto, langkah perhitungan diawali dengan memasukkan data-data fungsi keanggotaan, yaitu fungsi keanggotaan jumlah penjualan, jumlah persediaan dan jumlah produksi roti. Setelah data dimasukkan ke dalam sistem, kemudian sistem akan menjalankan fungsi fuzzyfikasi di mana nilai masukan akan diubah menjadi derajat keanggotaan sesuai dengan

(5)

fungsi keanggotaan masing-masing. Derajat keanggotaan tersebut kemudian digunakan untuk membentuk basis pengetahuan (rule) untuk digunakan pada fungsi inferensi di mana akan didapatkan nilai MIN pada alpha predikat dari dua variabel komponen yang berbeda setelah melakukan perhitungan pada fungsi fuzzyfikasi. Setelah nilai MIN pada alpha predikat diperoleh, maka nilai z dihitung sebelum dilakukan perkalian nilai alpha predikat dengan nilai z pada setiap rule. Pada tahap akhir, yaitu fungsi defuzzyfikasi akan diperoleh hasil peramalan dalam produksi roti. Flowchart Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto dapat dilihat pada Gambar 2.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada pengujian ini, akan ditampilkan hasil peramalan roti pada Harum Bakery. Terdapat tiga macam pengujian yang akan dibahas dalam penelitian ini. Yaitu, pengujian menggunakan data roti dari Harum Bakery sebanyak 20 data, 40 data dan 60 data. Untuk pengujian menggunakan 20 data, dilakukan selama 10 kali percobaan. Pengujian menggunakan 20 data roti dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengujian Menggunakan 20 Data Hasil Sistem Data Aktual

Tanggal m c t m c t perbedaan selisih paling jauh ditemukan pada roti manis dan jumlah selisih paling sedikit ditemukan yaitu pada roti tawar.

Kemudian, ditampilkan hasil evaluasi RMSE untuk peramalan menggunakan 20 data latih.

Tabel 3. Hasil RMSE Peramalan Produksi Roti Menggunakan 20 Data

No Jenis Roti Hasil RMSE

1 Manis 69,9957142

2 Cake 8,77496439

3 Tawar 5,54075807

Dari Tabel 3, dapat diketahui bahwa hasil RMSE untuk roti manis yaitu sebesar 69,99, roti cake yaitu sebesar 8,77, dan roti tawar sebesar 5,54. Dari hasil RMSE yang diperoleh dari ketiga roti, produksi roti manis hasil lebih buruk dibandingkan dengan roti cake dan roti tawar. Hasil tersebut disebabkan oleh batasan yang ditentukan oleh pakar kurang sesuai dengan data yang digunakan.

Untuk pengujian menggunakan 40 data dilakukan selama 10 kali percobaan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengujian Menggunakan 40 Data Hasil Sistem Data Aktual

Tanggal m c t m c t perbedaan selisih paling jauh ditemukan pada roti manis dan jumlah selisih paling sedikit yaitu ditemukan pada roti tawar.

Kemudian, ditampilkan hasil evaluasi RMSE untuk peramalan selama dua bulan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil RMSE Peramalan Produksi Roti Menggunakan 40 Data

No Jenis Roti Hasil RMSE

1 Manis 69,84984

2 Cake 9,954898

3 Tawar 4,20713679

(6)

Hasil tersebut disebabkan oleh batasan yang ditentukan oleh pakar kurang sesuai dengan data yang digunakan.

Untuk pengujian menggunakan 60 data dilakukan selama 10 kali percobaan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengujian Menggunakan 60 Data Hasil Sistem Data Aktual

Tanggal m c t m c t perbedaan selisih paling jauh ditemukan pada roti manis karena jumlah data roti manis yang besar. Dan jumlah selisih paling sedikit yaitu ditemukan pada roti tawar.

Kemudian, ditampilkan hasil evaluasi RMSE untuk peramalan menggunakan 60 data pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil RMSE Peramalan Produksi Roti Menggunakan 60 Data

No Jenis Roti Hasil RMSE

1 Manis 71,8046

2 Cake 10,44988

3 Tawar 3,47850543

Dari Tabel 7, dapat diketahui bahwa hasil RMSE untuk roti manis yaitu sebesar 71,8, roti cake yaitu sebesar 10,44, dan roti tawar sebesar 3,47. Dari hasil RMSE yang diperoleh dari ketiga roti, produksi roti manis hasil lebih buruk dibandingkan dengan roti cake dan roti tawar. Hasil tersebut disebabkan oleh batasan yang ditentukan oleh pakar kurang sesuai dengan data yang digunakan.

Dari ketiga pengujian menggunakan RMSE yang telah ditampilkan, maka dapat diketahui bahwa tingkat kesalahan paling tinggi ditemukan pada peramalan roti manis. Sedangkan, tingkat kesalahan paling rendah ditemukan pada peramalan roti tawar.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang telah diperoleh, maka diambil kesimpulan. Diketahui bahwa nilai hasil RMSE paling baik yaitu menggunakan 20 data latih pada peramalan roti manis dan roti cake, dengan nilai RMSE untuk peramalan roti manis yaitu 69,9957142, dan untuk peramalan roti cake yaitu 8,77496439. Sementara, peramalan menggunakan 60 data latih memberikan hasil paling baik untuk roti tawar dengan nilai RMSE sebesar 3,47850543.

Maka, dapat diketahui dari Tabel 3, Tabel 5 dan Tabel 7 bahwa akurasi peramalan produksi untuk roti manis dikatakan buruk karena batasan yang diberikan oleh pakar kurang sesuai dengan data yang digunakan untuk peramalan. Kemudian, peramalan produksi untuk roti cake dan roti tawar dapat dikatakan cukup baik.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian berikutnya, yaitu menggunakan nilai batasan yang sesuai dengan data yang digunakan dan menggunakan metode lain agar dapat mengoptimalkan nilai peramalan menggunakan Fuzzy Inference System Tsukamoto.

6. DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, N. & Aksad, H., 2013. Penerapan

Metode Fuzzy Mamdani dalam

Perencanaan Produksi Roti. Progresif, Volume 9, pp. 861-918.

Bromastuty, I. S. N., 2018. Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Inference System Tsukamoto dengan Particle Swarm Optimization pada Penentuan Jumlah Produksi Gula (Studi Kasus : Pabrik Gula Kebonagung Malang). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Volume 2, pp. 2902-2908.

Heizer, J. H. & Render, B., 2001. Principles of operations management. United States: Prentice Hall.

Kaya, M. & Alhajj, R., 2006. Utilizing Genetic Algorithm to Optimize Membership

Function for Fuzzy Weighted

(7)

Gambar

Gambar 1. Fungsi Keanggotaan
Gambar 2. Flowchart FIS Tsukamoto
Tabel 2. Pengujian Menggunakan 20 Data
Tabel 7. Hasil RMSE Peramalan Produksi Roti Menggunakan 60 Data

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Self Esteem dengan Kecenderungan Cinderella Complex Mahasiswi Semester VI (Enam) Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

 perdarahan pas$a pas$a persalinan persalinan 6an4 6an4 disebabkan disebabkan oleh oleh atonia atonia uteri. 7indak 7indakan an ini ini men44unakan men44unakan

Secara substantif antara akad dan kontrak dalam perjanjian syariah di lembaga keuangan syariah memiliki kesamaan, hanya beberapa bagian tertentu saja yang terdapat perbedaan

Bila yang disoroti sisi bentuk dari ujaran bermakna (shigat ma’niyah), berarti kita membahasnya sebagai satuan leksikal, sedangkan jika yang disoroti lebih pada sisi

Dalam keadaan normal, selalu terjadi filtrasi cairan ke dalam rongga pleura melalui Dalam keadaan normal, selalu terjadi filtrasi cairan ke dalam rongga pleura

Jika bystander i effect i semakin i tinggi, makai terjadinyai kecenderungani kecurangani akuntansii juga semakini tinggi... Jika bystanderi effecti semakini tinggi, makai

Perlakuan beberapa pupuk cair urine hewan pada bibit kelapa sawit umur 3-7 bulan berpengaruh terhadap pertambahan tinggi bibit, pertambahan diameter bonggol,

57 Dalam konfrensi Stockholm terdapat beberapa hal penting, yaitu: (a) Merupakan konfrensi pertama tentang lingkungan hidup di tingkat dunia, (b) Konfrensi ini menjadi