• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM JUST IN TIME JIT PENTING BAGI PER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM JUST IN TIME JIT PENTING BAGI PER"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM JUST IN TIME ( JIT ) PENTING BAGI

PERUSAHAAN INDUSTRI

Oleh : Putu Sulastri

Abstraksi

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal dan harus ada keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dari itulah timbul yang namanya konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/ stocking cost. Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman dan meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk, karena JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.

I. PENDAHULUAN

(2)

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal dan harus ada keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dari itulah timbul yang namanya konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/ stocking cost. Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok dan bagian produksi haruslah baik karena keterlambatan akibat salah perhitungan atau kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya sebab ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan

hanya sebesar kuantitas yang diminta karena tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen- komponen lainnya.

(3)

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Just in Time (JIT).

JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang.

JIT sasaran utamanya adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk, karena JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.

2. Konsep Dasar Sistem Just In Time.

Sistem produksi just in time pada awalnya dikembangkan dan di promosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang. Strategi ini kemudian banyak diabdosi oleh banyak perusahaan Jepang, terutama setelah terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari diterapkannya system produksi just in time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industry secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus-menerus (john A. White : Production Hand Book, Georgia Institute of Technology, 1987). Sasaran dari strategi produksi just in time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (Capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam system industry. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas dari pada sekedar suatu program pengendalian inventori. JIT

Ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time (JIT) dalam kegiatan industri yaitu :

1. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan.

(4)

2. Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size).

Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan persediaan barang dalam proses yang merupakan sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses produksi selain itu juga menggunakan pola produksi campur merata yaitu : memproduksi bermacam-mcam dalam satu lini produksi.

3. Menghilangkan pemborosan.

Untuk menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan penjadwalan dengan menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung sistem produksi tarik, selain menghasilkan produksi dengan baik sejak awal yaitu pantang menerima, pantang memproses dan pantang menyerahkan produk cacat dengan bekerjasama dengan pemasok dengan persediaan yaitu mengurangi jumlah barang yang datang, menghilangkan persediaan penyangga, mengurangi biaya pembelian, memperbaiki penanganan bahan baku, tercapainya persediaan dalam jumlah kecil dan mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.

4. Memperbaiki aliran produksi.

Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S yang antara lain : Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja dengan cara melakukan pemisahan berbgai alat atau komponen ditempat masing-masing sehingga untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Seiton atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau pembersihan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan. Seiketsu atau pemantapan/ perawatan yaitu manajemen visual dan pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, kode, dsb. Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.

5. Menyempurnakan kualitas produk.

(5)

tercapainya mutu, meningkatkan pandangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian mutu produk dengan tegas, memberikan wewenang kepada karyawan untuk mengadakan pengendalian mutu produk, menghendaki koreksi terhadap produk cacat oleh karyawan, tercapainya inspeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercapai komitmen terhadap pengedalian mutu jangka panjang.

6. Orang-orang yang tanggap.

Penerapan sistem JIT ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai seluruh bidang dalam perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan seluruh karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua karyawan bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan.

7. Menghilangkan ketidak pastian.

Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan sistem produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata.

8. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.

Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki mutu, fleksibelitas dalam mengadakan pesanan barang, pemesanan dalam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

3. Manfaat JIT.

JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan tetapi juga merupakan system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsidan aktivitas.

(6)

dan cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya, e) Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik, f) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok, g) Layout pabrik yang lebih baik, h) Pengendalian kualitas dalam proses.

4. Persyaratan-persyaratan JIT yang harus dipenuhi dalam penerapan JIT:

1. Organisasi Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi. 2. Pelatihan/ Tim / Keterampilan. JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila

dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional dan bagaimana cara kerja JIT. • Membentuk Aliran/Penyederhanaan. Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup

sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.

• Kanbal Pull System. Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan : a) Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya, b) Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan, c) Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya, d) Meratakan beban produksi, e) Mentaati instruktur kanban pada saat fine tuning, f) Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.

3. Visibiltas/ pengendalian visual. Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.

4. Eliminasi Kemacetan. Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.

(7)

menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.

6. Total Productive Maintance (TPM) merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.

7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan berkesinambungan. Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal : Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.

5. Strategi-strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan yaitu:

Strategi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIT tidak dapat terlaksana. Mengubah sistem, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan diperusahaan.

(8)

6. Hubungan antara JIT dan TQM.

Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan adanya system total quality secara keseluruhan dalam organisasi. JIT mensyaratkan semua departemen dapat merespon kebutuhan-kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JIT tetapi organisasi secara keseluruhan tidak mengupayakan Total Quality Management (TQM), maka personil departemen produksi akan menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga sering kali timbul penolakan dari departemen yang memiliki komitmen untuk berubah. Perbaikan secara terus-menerus (kaizen) selalu beriringan dengan TQM. Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus-menerus (just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen juga bisa merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprenhensif dan terintegrasi.

7. Keuntungan JIT antar lain yaitu :

1. Seluruh system yang ada pada perusahaan dapat berjalan lebih efisien.

2. Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya. 3. Barang produksi tidak selalu harus di cek, disimpan atau di retur kembali.

4. Kertas kerja bisa lebih simple.

5. Penghematan yang telah dilakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi, misalnya : mengadakan promosi tambahan.

8. Sistem Just In Time (JIT) penting bagi Perusahaan Industri.

(9)
(10)

persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

III. SIMPULAN.

Persediaan, JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan sisa. Sistim JIT menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus agar dapat berproduksi. Dalam sistem JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan digudang. Produksi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan. Pada sistem JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam pengiriman barang dengan JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukan pesanan terhadap perusahaan dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan memilih keperusahaan yang lain.

(11)

orang-orang yang tanggap, g ) menghilangkan ketidak pastian, h ) penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Fandy Tjiptono & Anatasia Dianan, Total Quality Manajemen, Andi offet Yogyakarta.

http://pakguruonline.pendidikan.net./mpmbs4.html

http://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan -mutu-berbasis.html Schonberger, R.J, “Just In Time Production System : Replacing Complexity with Simlpicity in Manufacturing Management”, Industrial Engineering, vol. 16 no. 10, 1984.

Mursyidi, Akuntansi Biaya : “Conventional Costing, Just in Time dan Activity-Based Costing “, Penerbit Karisma, 2009

http://mistc.unila.ac.id/filelemlit/1-Semua-%20(word).pdf http://saintek.uin-suka.ac.id/file_ilmiah/Kaunia.pdf

(12)

Judul : Sistem just in time ( jit ) penting bagi Perusahaan industri Penulis : Putu Sulastri

Referensi

Dokumen terkait

Most of the ingredients of Agastya Haritaki Rasayana are having - Tikta, Kashyaya, Madhura rasa , laghu, ruksha, tikshna guna, katu vipaka, ushna veerya and having

Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Daftar Berita mengenai Konflik Rohingya pada Surat Kabar Republika Berita yang dianalisis pada penelitian ini sejumlah 109 artikel pada surat kabar Republika periode

Penulis bersyukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis penelitian yang

Pada hasil kristalisasi yang diperoleh dari pelarut etanol (IBED), metanol (IBMD) dan aseton (IBAD) dengan metode pendinginan memiliki sifat alir yang baik.. Hasil ini mendukung

Kritik terhadap Jung Penugasan mandiri merangkum, menyimpulkan, dan mengidentifi- kasi persoalan terkait pokok bahasan; Diskusi Kelompok dengan pembelajaran berbasis kasus

Berdasarkan informasi kualitatif dan kuantitatif yang dihimpun dari instrumen penelitian (lembar observasi, GPS) dan sumber data penelitian (dosen, mahasiswa,

Jika petak tersier hanya memperoleh air pada satu tempat saja dari jaringan (pembawa) utama, hal ini akan memerlukan jumlah bangunan yang lebih sedikit di saluran