• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONTEKS PENELITIAN - Geng Motor (Studi Etnografi Pengorganisasian Geng Motor di Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KONTEKS PENELITIAN - Geng Motor (Studi Etnografi Pengorganisasian Geng Motor di Medan)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONTEKS PENELITIAN

Studi etnografi mengenai pengorganisasian geng motor di kota Medan ini dilakukan dalam ruang lingkup kota Medan itu sendiri. Secara lebih rinci, studi etnografi penelitian ini dilakukan pada suatu geng motor yang menamakan diri mereka RnR, dimana tempat mereka biasa berkumpul dan pada akhirnya yang menjadi lokasi penelitian saya yaitu di Jln. Abdul Hakim, Kec. Medan Selayang. Di lokasi penelitian inilah saya melakukan penelitian dengan anggota geng motor RnR dari awal penelitian hingga skripsi ini selesai. Lokasi lain sebagai pendukung dalam penelitian saya ini yaitu di Jln. Ringroad Kec. Medan Selayang yang sering menjadi tempat berkumpulnya para geng motor yang ada di kota Medan. Lokasi ini dipilih karena banyaknya aksi balap liar yang dilakukan di daerah tersebut, dimana lokasi Jalan Ring road ini mendukung karena jalur jalannya yang mulus, lebar dan panjang. Kedua lokasi penelitian tersebut masih merupakan bagian dari kota Medan.

(2)

2.1. Kota Medan Secara Geografis

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.

Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.

(3)

diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain.

Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

2.2. Kota Medan Secara Demografis

(4)

lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak factor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun.

Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.

(5)

dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya. Pada tahun 2009, diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai 2.121.053 jiwa. Dibanding hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 216.780 jiwa (11,38 %). Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 8.001 jiwa/km².

Tabel II. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2009

Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah %

0-4 85.479 92.031 177.510 8.4

5-9 92.938 95.831 188.769 8.9

10-14 93.816 101.718 195.534 9.3

15-19 112.384 102.112 214.469 10.2

20-24 118.376 123.835 242.211 11.5

25-29 101.077 105.293 206.370 9.7

30-34 85.089 72.358 157.447 7.5

35-39 75.751 88.369 164.120 7.8

40-44 77.067 77.986 155.053 7.4

45-49 57.601 51.876 109.477 5.2

50-54 47.369 52.936 100.305 4.9

55-59 36.150 38.715 74.865 3.5

60-64 27.363 23.351 50.714 2.4

65-69 21.220 19.092 40.312 2

70-74 11.793 13.230 25.023 1.2

75+ 5.984 12.863 18.847 0.1

Jumlah/Total 1.049.457 1.071.596 2.121.053 100

(6)

2.3. Kota Medan Dalam Dimensi Sejarah

Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang panjang. Dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutanya ditandai dengan perpindahan ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887, sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915.

Secara historis, perkembangan kota Medan sejak awal memposisikan nya menjadi jalur lalu lintas perdagangan. Posisinya yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura, serta adanya Kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembanganya, telah mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai Pusat Perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. Seiring dijadikanya Medan sebagai ibukota Deli juga telah medorong kota Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai saat ini, di samping merupakan salah satu daerah Kota, juga sekaligus ibukota Propinsi Sumatera Utara.

2.4. Kota Medan Secara Ekonomi

(7)

sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap.

Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan pengangguran faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar 26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen.

(8)

Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian Kota Medan, yaitu sebesar 69,21 persen, disusul sektor sekunder sebesar 27,93 persen dan sektor primer sebesar 2,86 persen. Masing masing lapangan usaha yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari lapangan usaha perdagangan/hotel/restoran, lapangan usaha transportasi/telekomunikasi sebesar 19,02 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2009 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 terjadi peningkatan sebesar 6,56 persen terhadap tahun 2008. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06 persen, sektor pertanian 4,18 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen, sektor industri 1,71 persen, dan penggalian tumbuh 0,46 persen. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun.

(9)

Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2009 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20 persen, disusul oleh ekspor neto 30,53 persen (ekspor 50,82 persen dan impor 20,29 persen), pembentukan modal tetap bruto 20,61 persen, konsumsi pemerintah 9,54 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64 persen. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp. 34,26 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena penduduk mengalami peningkatan dan berarti pula kebutuhan ekonomi juga akan bertambah. Hal ini hanya bisa diperoleh melalui peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDRB atas dasar harga konstan. Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota Medan selama periode 2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode yang sama, meningkat rata-rata di atas 7,77 persen. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.

Tabel III. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Tahun 2005 – 2007

Sektor/Lapangan Usaha 2005-2006 2006-2007

1. Pertanian

2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Konstruksi

(10)

2.5. Kota Medan secara Sosial

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya . Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang fenomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan.

Kemiskinan bukan lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Data SUSENAS tahun 2004, memperkirakan penduduk miskin di kota medan tahun 2004 berjumlah 7,13% atau 32.804 rumah tangga atau 143.037 jiwa. Dilihat dari persebarannya, Medan bagian Utara (Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan) merupakan kantong kemiskinan terbesar (37,19%) dari keseluruhan penduduk miskin.

2.6. Perkembangan Geng Motor di Medan

(11)

terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tersier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan menyebabkan semakin meningkat pula kesejahteraan masyarakat kota Medan.

Akibat perekonomian penduduk yang mengalami peningkatan tiap tahunnya berdasarkan data di atas, berarti semakin meningkat pula pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat di kota Medan itu sendiri. Salah satunya adalah pemenuhan akan transportasi. Umumnya kebutuhan akan kendaraan bermotor di kota-kota besar sangatlah tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah sepeda motor di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 80 juta unit. Tanpa merinci tahun, jenis dan model sepeda motor, dapat dibayangkan jumlah sepeda motor tersebut hampir setara dengan 1:3 jumlah penduduk Indonesia (lebih kurang 137 juta jiwa)12

Penjualan sepeda motor di Indonesia pada bulan Januari 2012 kembali melejit, yaitu 645.715 unit. Naik 39,3 persen dibandingkan Desember sebelumnya, 463.431 unit

.

13

12

. Tampilnya sepeda motor sebagai populasi kendaraan terbanyak di tanah air kita tentu ada sisi positifnya, misalnya memberikan solusi terhadap persoalan biaya transportasi yang semakin mahal dan tentu saja agar lebih efektif dan efisien mencapai tempat tujuan (terutama bagi yang tergantung pada sepeda motor). Namun selain sisi positif tersebut juga pasti membawa serta beberapa persoalan lainnya,

(12)

selain masalah dalam berlalu lintas, juga masalah sosial. Salah satunya adalah hadirnya geng motor yang sekarang menjadi pembahasan hangat nasional.

Peningkatan penjualan sepeda motor tersebut didukung dengan semakin mudahnya masyarakat dalam membeli sepeda motor dengan angsuran yang cukup ringan, hal inilah yang menyebabkan penjualan sepeda motor selalu tinggi setiap tahunnya. Karena semakin mudahnya dalam mengkredit sepeda motor, hal inilah yang menjadi faktor para orang tua ingin memfasilitasi anaknya yang mulai memasuki masa SMA membelikan sepeda motor. Hal ini dilakukan para orang tua agar memudahkan anaknya dapat pulang pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor, itulah tujuan awal dari pemikiran dari orang tua. Namun, kurangnya antisipasi orang tua dengan semakin tingginya pergaulan anak remaja zaman sekarang, mengakibatkan para remaja tersebut menyalahgunakan fasilitas yang telah diberikan oleh orang tua mereka.

(13)

meningkat pula, dimana di kota-kota besar jumlah penduduk remaja umumnya lebih besar dibandingkan jumlah penduduk lainnya.

Terbentuknya geng motor kebanyakan diawali dari kumpulan remaja yang melakukan balapan liar dan aksi-aksi menantang bahaya lainnya di jalan raya. Namun ada juga geng motor yang terbentuk dari kumpulan remaja yang berasal dari satu wilayah tempat tinggal atau berasal dari lingkungan sekolah yang sama. Setelah terbentuk kelompok, bukan hanya hubungan emosi para remaja saja yang menguat, dorongan untuk menunjukkan kehebatan masing-masing kelompok geng motor juga terjadi. Mereka ingin tampil beda dan dikenal luas, yaitu dengan cara membuat aksi-aksi yang meresahkan masyarakat, mulai dari kebut-kebutan (balap liar), tawuran antar geng, tindakan kriminal, hingga perlawanan terhadap aparat keamanan. Mereka biasanya melakukan aktivitas-aktivitas balap liar tengah malam. Balap liar dilakukan antar anggota geng motor yang sering dilakukan di kawsan Ringroad, Krakatau, Tasbi, Kapten Muslim dan Komplek MMTC.

(14)

Para korban di dalam mobil dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob. Tiga penumpang mobil tersebut mengalami luka serius terutama di bagian kepala14

Masing-masing jajaran Polresta Medan telah mengerahkan personil untuk melakukan patroli rutin di berbagai lokasi rawan aksi geng motor. Polsekta Medan Baru mengerahkan 55 personil, Medan Sunggal 47 personil, Medan Helvetia 32 personil, Percut Sei Tuan 44, Medan Kota 32, Delitua 30, Medan Barat 30, Medan Timur 30 personil, Medan Area 30, Pancurbatu 20 personil dan Polsek Kutalimbaru 20 personil

.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Polresta Medan, total kejahatan yang melibatkan geng motor yang ada di Medan tahun 2011 sebanyak 23 kasus. Kasus tersebut terdiri dari 12 kasus curanmor (pencurian kendaraan bermotor), dan 11 kasus jatanras (kejahatan dan kekerasan) yang dilakukan oleh kelompok geng motor yang ada di kota Medan. Untuk kasus geng motor di tahun 2012 mulai dari bulan januari sampai bulan Mei belum ada, dikarenakan gencarnya patroli polisi kota Medan guna meredam aksi dari geng motor tersebut.

15

14

. Ulah geng motor sudah sangat meresahkan warga Kota Medan akhir-akhir ini. Berdasarkan data dari Polresta Medan, setidaknya ada empat geng motor yang paling berpengaruh di Kota Medan yaitu: RnR (Rock n Roll), Ezto (Ezeon Thoelia), NKB (Nekat Kami Bang) dan SL (Simple Life). Dalam penelitian ini penulis memilih salah satu komunitas geng motor yang akan dijadikan sebagai informan, yaitu geng motor RnR. Namun identitas dan peranan informan dalam geng motor tersebut akan disamarkan sesuai dengan kesepakatan antara penulis dengan

2012).

15

(15)

informan demi menjaga keamanan informan karena geng motor ini menjadi incaran dari pihak kepolisian.

Awal berdirinya geng motor RnR terbentuk mulai dari tahun 2007 dan masih bertahan sampai sekarang. Pada awalnya geng motor RnR ini berbentuk kumpulan pertemanan (komunitas) pelajar-pelajar dari beberapa sekolah SMA di kota Medan dan belum berbentuk suatu geng motor. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan akhirnya mereka membentuk suatu geng motor, yaitu akibat terjadinya pertengkaran dengan kumpulan (komunitas) lain dan akibat dari setiap anggotanya memiliki sepeda motor saat bersekolah, dan mereka sering konvoi di jalanan beramai-ramai sehabis pulang sekolah sehingga mereka pun membentuk dan menganut nilai dari geng motor. Hal ini didukung juga pada tahun 2007 geng motor menjadi pusat pemberitaan, karena pada saat itu sering terjadi kasus-kasus kriminal yang dilakukan geng motor khususnya geng motor yang ada di Bandung.

Maraknya kasus kriminal yang dilakukan geng motor di Bandung, menyebabkan gencarnya pemberitaan mengenai geng motor di berbagai media masa. Hal ini menimbulkan pandangan dari masyarakat umum kelompok remaja yang bergerombol menggunakan sepeda motor pastilah geng motor. Hal ini pun akhirnya secara tidak langsung menginspirasi mereka untuk membentuk suatu geng motor dan mengasuh nilai dan norma yang ada dalam geng motor khususnya geng motor di Bandung, walaupun ada beberapa nilai dan norma yang mereka tentukan sendiri untuk membentuk identitas dari geng motor RnR itu sendiri. Seperti yang diungkapkan salah seorang pengurus mereka Kristian (21) saat diwawancarai:

(16)

geng motor betulan, padahal awalnya kami ini lebih sering ngumpul sama kawan-kawan di studio musik untuk ngejam bareng, mungkin gara-gara musim geng motor waktu itu, jadi kami pun ikut-ikutan dibilang geng motor”.

Sebutan RnR itu berasal dari singkatan Rock ‘n Roll, dimana kata penghubung ‘n tersebut merupakan singkatan dari kata dalam bahasa inggris and. Kadang ada juga yang menyebut RnR’07. Tambahan angka “07” dibuat sesuai dengan tahun terbentuknya geng motor tersebut. Kata Rock ‘n Roll dipakai untuk mencerminkan gaya dan kesukaan mereka terhadap aliran musik rock ‘n roll itu sendiri. Tidak seperti geng motor pada umumnya yang terbentuk dari kesamaan hobi balap motor, geng motor ini terbentuk karena para anggota RnR pada masa itu menyukai dan hobi bermain musik beraliran rock and roll dan mereka sering ngejam (bermain musik di studio) bersama.

2.7. Identitas Pada Geng Motor

(17)

orang lain maupun geng motor yang lainnya, dimana identitas tersebut mereka bangun dan mereka ciptakan dengan konsep pemikiran yang lebih modern agar anggota-anggota dalam geng tersebut kelihatan gaul dan mengikuti zaman. Hal ini dilakukan agar geng mereka dianggap mengikuti tren yang ada dan tidak kalah gaul dengan geng yang lainnya.

Selain identitas yang mereka ciptakan bertujuan untuk membuat mereka kelihatan gaul dikalangan remaja, identitas pada geng motor umumnya digunakan juga untuk menunjukkan kehebatan dan kegarangan dari geng motor tersebut. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan eksistensi dari keberadaan suatu geng motor pada lingkungan sekitarnya. Bentuk-bentuk identitas tersebut mereka tunjukkan dalam berbagai cara seperti slogan-slogan maupun simbol-simbol tertentu yang mereka pakai untuk memperkenalkan geng mereka maupun dari pakaian yang mereka kenakan.

(18)

2.7.1. Slogan Geng

Setiap geng motor umumnya memiliki slogan untuk mencerminkan semboyan suatu geng motor. Tidak seperti slogan pada umumnya yang berisi kalimat yang menarik dan bersifat persuasif (ajakan) dan untuk menunjukkan sifat suatu organisasi, semboyan pada geng motor umumnya bercirikan kata-kata yang keras dan bersifat ajakan yang tujuannya menuju perkelahian atau pertengkaran dengan kelompok lain. Dalam geng motor slogan dipakai untuk menunjukkan tanda bahwa suatu geng motor itu sangar atau kejam, dan slogan memberikan pesan peringatan kepada geng motor yang lain agar jangan sampai mengganggu salah satu dari anggota geng motor tersebut.

Pada geng motor RnR, terdapat beberapa slogan yang mereka ciptakan bersama yang digunakan untuk menunjukkan eksistensi dan kehebatan mereka terhadap masyarakat umum dan geng motor lainnya, diantaranya ada yang berasal dari bahasa asing. Slogan pada geng motor RnR antara lain:

Chaos : kata chaos berasal dari bahasa Inggris yang berarti “kekacauan”. Hal

ini ditunjukkan untuk menunjukkan ancaman kepada masyarakat atau geng motor lain agar waspada saat geng motor RnR ini apabila mereka sedang konvoi di jalanan, sebab jika geng motor RnR ini sedang konvoi bersama, maka akan tercipta kekacauan. Sehinggga baik itu masyarakat maupun geng motor lain yang berjumpa dengan mereka saat ada konvoi, maka akan terjadi kekacauan kepada siapa saja yang menghalangi jalan mereka.

Jumpa libas : kalimat ini dipakai untuk memberikan semangat dan arahan

(19)

musuh, mereka harus langsung menyerang tanpa belas kasihan. Asal “jumpa” langsung “libas”.

Jumpa tengah : kalimat ini dipakai untuk mengajak perkelahian antar geng

motor. Jika terjadi permasalahan dengan geng motor lain, maka salah satu akan mengajak bertempur yang berisi ajakan berperang di suatu tempat tertentu agar jangan terlalu dekat dengan markas atau wilayah masing-masing, melainkan harus di daerah yang netral. Maksud daerah netral disini merupakan daerah yang tidak terlalu dekat dengan wilayah atau markas salah satu geng motor, karena sebagian geng motor terbentuk dari pertemanan remaja-remaja yang tinggal dalam satu wilayah tempat tinggal.

2.7.2. Bendera Geng

(20)

mereka menjadi logo dari bendera yang dituliskan dengan warna merah dengan dasar bendera berwarna hitam.

Bendera digunakan sebagai simbol untuk menjelaskan identitas dari suatu geng motor. Oleh karena itu, pada saat geng motor akan konvoi, mereka akan membawa benderanya untuk memperkenalkan identitas geng mereka baik kepada geng motor lain maupun kepada masyarakat umum. Namun, karena kasus yang melibatkan geng motor mereka dan gencarnya pembasmian geng motor oleh pihak kepolisian kota Medan yang mengakibatkan geng motor RnR diincar. Hal ini menyebabkan geng motor RnR ini menjadi vakum dan melakukan kegiatan sembunyi-sembunyi dan jarang mengadakan konvoi bersama akibat dari gencarnya pihak kepolisian melakukan razia terhadap geng motor tersebut.

Gambar 2. Bendera Geng Motor RnR yang bertuliskan Slogan Geng Tersebut

(21)

dari anarki. Anarki yang mereka anut bukan seperti arti sebenarnya yaitu tindakan anti kapitalisme (perlawanan terhadap pemerintahan), melainkan tindakan anarkis itu sendiri, yaitu perlawanan dengan menggunakan tindakan kekerasan.

2.7.3. Seragam Geng

Seragam merupakan pakaian (outfit) yang digunakan oleh anggota dalam suatu kelompok tertentu, untuk menandakan setiap anggotanya merupakan bagian dari kelompok tersebut. Seragam dalam suatu kelompok diperlukan untuk menunjukkan identitas kelompok, sehingga mencerminkan kekompakan antar anggotanya. Seragam pada geng motor memiliki corak dan warna yang khas, yang dimaksudkan untuk membedakan antara geng motor yang satu dengan geng motor yang lainnya.

(22)

Gambar 3. Anggota-anggota RnR yang Mengenakan Seragam

Corak loreng di sini ingin menunjukkan seperti seragam ala militer yang memiliki corak loreng. Pemakaian seragam sangat berpengaruh terhadap psikologi pemakainya. Terjadi semacam peningkatan derajat dalam perasaan mereka. Seseorang akan merasa menjadi lebih superior, lebih hebat ketika diseragami memiliki corak ala militer. Mereka menggunakan seragam seperti itu karena ingin dipandang gagah seperti militer. Namun, mereka juga menerjemahkannya bahwa mereka juga harus bertindak ala militer, yaitu mengedepankan ‘kekerasan’.

(23)

Gambar

Tabel II. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun
Tabel III. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Tahun 2005 – 2007
Gambar 2. Bendera Geng Motor RnR yang bertuliskan Slogan Geng Tersebut
Gambar 3. Anggota-anggota RnR yang Mengenakan Seragam

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul Faktor Keluarga Dalam Kenakalan Remaja (Studi Deskriptif Mengenai Geng Motor Di Kota Bandung), diharapkan bisa menjelaskan faktor keluarga yang

Perlu adanya kerjasama antara pihak kepolisian dengan orang tua warga setempat untuk membahas masalah timbulnya geng motor sebagai yang dilakonkan anak-anak remaja dari

Dengan keluarnya anggota geng motor tersebut, maka mantan anggota geng motor dituntut untuk melakukan penyesuaian sosial terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat

Untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku remaja yang memiliki kecenderungan menjadi anggota geng motor agar terhindar dari aksi negatif geng tersebut dibutuhkan

Sedangkan, anggota geng motor RnR berstatus pendidikan siswa SMA maupun mahasiswa bersedia mengikuti permintaan ketua berdasarkan prinsip commitment/consistency..

Kelompok geng motor yang ada di Indonesia biasanya beranggotakan anak- anak remaja yang sedang mencari jati dirinya, dan tidak jarang mereka melakukan kekerasan terhadap

Mengidentifikasi potensi atau kekuatan yang dimiliki anggota geng motor penting dilakukan karena faktor-faktor kekuatan dari kelompok yang bermasalah seringkali terabaikan

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Kenakalan Remaja di Perkotaan (Studi Kasus Munculnya Fenomena Geng Motor di Kalangan Pelajar di Kota Medan)”,