• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Kenegaraan (Statehood) Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah (Low-Lying Island Nations) Yang Seluruh Wilayahnya Terendam Air Laut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Status Kenegaraan (Statehood) Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah (Low-Lying Island Nations) Yang Seluruh Wilayahnya Terendam Air Laut"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

PAULINA TANDIONO NIM: 090200069

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

PAULINA TANDIONO NIM: 090200069

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

Disetujui Oleh:

NIP: 196403301993031002 Arif, S.H., M.Hum.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H

NIP: 196207131988031003 NIP: 196403301993031002 Arif, S.H., M.Hum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT” ini sesuai dengan harapan.

Latar belakang penulisan skripsi ini tidak semata-mata untuk kelulusan kegiatan akademik belaka, tetapi penulis juga ingin mengkaji dan menelaah isu mendesak yang kian mendapat perhatian masyarakat internasional berkaitan dengan statehood negara – negara yang terancam punah. Perubahan iklim secara drastis beberapa dekade terakhir telah mengakibatkan naiknya permukaan laut, sehingga negara-negara kecil seperti Kiribati, Tuvalu dan Maladewa terancam terendam secara keseluruhan. Masyarakat internasional, organisasi internasional dan regional serta negara-negara terus berdebat mengenai statehood negara – negara demikian, dalam forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tentang apakah negara – negara demikian berhak mempertahankan statehood mereka..

(4)

lingkungan dan bencana alam. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini dan perkembangan hukum internasional pada umumnya.

Dengan penuh rasa hormat, penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penulisan skripsi dan dalam pembelajaran penulis, yakni:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;

2. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum USU, beserta seluruh jajaran pimpinan Fakultas Hukum USU;

3. Bapak Arif, SH, M.Hum. selaku Ketua Departeman Hukum Internasional Fakultas Hukum USU;

4. Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H. selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini; 5. Bapak Deni Amsari Purba, SH, L.L.M. selaku Dosen Wali penulis yang

telah banyak memberikan arahan dan nasehat selama penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum USU;

6. Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.LI. selaku Pembina Tim USU dalam Phillip C. Jessup International Moot Court Competition;

(5)

8. Seluruh civitas Fakultas Hukum USU: jajaran staf administrasi dan seluruh pegawai Fakultas Hukum USU lainnya;

9. Keluarga Penulis, Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan;

10.Saudara-saudara penulis dan keluarga mereka, Angeline dan keluarga, James dan keluarga, dan Christian untuk dukungan dan semangat yang diberikan selama ini;

11.Teman-teman Grup B Wynne Wijaya, Hanssen, Budi Praptio, Sophie Dhinda, Sari Mariska beserta teman-teman ILSA;

12.Senior-senior dan teman-teman di Philip C. Jessup International Law Moot Court Club (ILMCC), Heriyanto, Kak Tere, Kak Lisa, Kak Sandra,

Kak Deby, Kak Christie, Kak Lila, Kak Maria, Bang Naan, Bang Frans, Kak Nisa, Kak Dorothy, Yuthi Sinari, Jennifer, Azis Alsa, Michael Timothy, Andi Putra, Herbert, Henjoko, serta anggota-anggota lainnya; 13.Teman-teman Stambuk 2009 Fakultas Hukum USU serta pihak-pihak lain

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, 20 Maret 2014 Hormat penulis,

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT” ini sesuai dengan harapan.

Latar belakang penulisan skripsi ini tidak semata-mata untuk kelulusan kegiatan akademik belaka, tetapi penulis juga ingin mengkaji dan menelaah isu mendesak yang kian mendapat perhatian masyarakat internasional berkaitan dengan statehood negara – negara yang terancam punah. Perubahan iklim secara drastis beberapa dekade terakhir telah mengakibatkan naiknya permukaan laut, sehingga negara-negara kecil seperti Kiribati, Tuvalu dan Maladewa terancam terendam secara keseluruhan. Masyarakat internasional, organisasi internasional dan regional serta negara-negara terus berdebat mengenai statehood negara – negara demikian, dalam forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tentang apakah negara – negara demikian berhak mempertahankan statehood mereka..

(7)

diberikan kepada orang-orang yang dipaksa meninggalkan negaranya dikarenakan lingkungan dan bencana alam. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini dan perkembangan hukum internasional pada umumnya.

Dengan penuh rasa hormat, penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penulisan skripsi dan dalam pembelajaran penulis, yakni:

14.Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;

15.Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum USU, beserta seluruh jajaran pimpinan Fakultas Hukum USU;

16.Bapak Arif, SH, M.Hum. selaku Ketua Departeman Hukum Internasional Fakultas Hukum USU;

17.Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H. selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini;

18.Bapak Deni Amsari Purba, SH, L.L.M. selaku Dosen Wali penulis yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat selama penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum USU;

19.Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.LI. selaku Pembina Tim USU dalam Phillip C. Jessup International Moot Court Competition;

(8)

21.Seluruh civitas Fakultas Hukum USU: jajaran staf administrasi dan seluruh pegawai Fakultas Hukum USU lainnya;

22.Keluarga Penulis, Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan;

23.Saudara-saudara penulis dan keluarga mereka, Angeline dan keluarga, James dan keluarga, dan Christian untuk dukungan dan semangat yang diberikan selama ini;

24.Teman-teman Grup B Wynne Wijaya, Hanssen, Budi Praptio, Sophie Dhinda, Sari Mariska beserta teman-teman ILSA;

25.Senior-senior dan teman-teman di Philip C. Jessup International Law Moot Court Club (ILMCC), Heriyanto, Kak Tere, Kak Lisa, Kak Sandra,

Kak Deby, Kak Christie, Kak Lila, Kak Maria, Bang Naan, Bang Frans, Kak Nisa, Kak Dorothy, Yuthi Sinari, Jennifer, Azis Alsa, Michael Timothy, Andi Putra, Herbert, Henjoko, serta anggota-anggota lainnya; 26.Teman-teman Stambuk 2009 Fakultas Hukum USU serta pihak-pihak lain

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, 20 Maret 2014 Hormat penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

Abstraksi ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 5

C. TUJUAN PENULISAN ... 6

D. KEASLIAN PENULISAN ... 7

E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 8

F. METODE PENELITIAN ... 10

1. Jenis Pendekatan ... 10

2. Data Penelitian ... 10

3. Teknik Pengumpulan Data ... 11

4. Analisis Data ... 12

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ... 13

BAB II PENGERTIAN DAN FUNGSI STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL ... 16

A. Pengertian Statehood ... 16

B. Fungsi Statehood dalam Hukum serta Hubungan Internasional ... 19

(10)

1. Subjek – Subjek Hukum Internasional ... 21

i. Negara ... 22

ii. Takhta Suci Vatikan ... 23

iii. Organisasi internasional ... 24

iv. Individu ... 25

v. Komite Internasional Palang Merah ... 26

vi. Pihak – pihak yang bersengketa ... 26

2. Negara sebagai Subjek Hukum Internasional Utama ... 27

BAB III KRITERIA STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL ... 29

A. Kriteria Statehood Berdasarkan Konvensi Montevideo 1933 ... 29

1. Sejarah Lahirnya Kriteria Statehood dalam Konvensi Montevideo..29

2. Tinjauan Umum terhadap Kriteria Statehood Berdasarkan Konvensi Montevideo ... 34

i. Penduduk Yang Permanen (A Permanent Population) ... 35

ii. Wilayah yang Jelas (A Defined Territory) ... 37

iii. Pemerintah yang Berdaulat (Government) ... 41

iv. Kesanggupan Berhubungan dengan Negara Lain (Capacity to Enter into Relations with Other States) ... 43

B. Pengakuan Negara (State Recognition) sebagai Kriteria Statehood ... 45

1. Pengertian State Recognition ... 45

(11)

3. Bentuk - Bentuk State Recognition ... 54

4. Teori yang Dianut dalam State Recognition ... 60

i. Teori Konstitutif ... 60

ii. Teori Deklaratif ... 63

iii.Teori Jalan Tengah ... 66

5. Negara – Negara yang Tetap Diakui Meskipun Tidak Memenuhi Kriteria Statehood Konvensi Montevideo ... 68

i. Ordo Malta... 68

ii. Kosovo ... 71

iii.Somalia ... 78

C. Kemerdekaan (Independence) sebagai Kriteria Statehood ... 82

1. Pengertian Independence ... 84

2. Kedaulatan (Sovereignty) sebagai Manifestasi Independence ... 86

D. Hak Menentukan Nasib Sendiri (Right to Self – Determination) sebagai Kriteria Statehood ... 88

BAB IV STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT ... 92

A. Implikasi Kenaikan Permukaan Air Laut terhadap Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah ... 92

1. Hilangnya Teritori secara Permanen ... 93

(12)

B. Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah (Low – Lying Island Nations) Tidak Akan Kehilangan Statehood-nya berdasarkan Konvensi

Montevideo ... 97

1. Low-Lying Island Nations Tidak Terikat pada Konvensi Montevideo ... 97

2. Konvensi Montevideo Tidak Mengatur Punahnya Suatu Negara ... 98

3. Doktrin Praduga Kelanjutan Keberadaan Negara (Presumption of State Continuity) ... 100

C. Solusi serta Kendala yang Timbul dalam Mempertahankan Statehood dari Low-Lying Island Nations ... 103

1. Pembelian Wilayah Baru... 103

2. Penyewaan Wilayah Milik Negara Lain ... 106

3. Pembentukan Pulau Buatan ... 110

i. Pulau Buatan Tidak Dapat Dianggap sebagai ‘Teritori yang Jelas’ ... 110

ii. Pulau Buatan Tidak Memberikan Hak – Hak Maritim ... 112

D. Perlindungan atas Situasi Sui Generis dari Low-Lying Island Nations...113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

A. KESIMPULAN ... 117

B. SARAN ... 118

(13)

STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT

*) Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H **) Arif, SH.,M.Hum

***) Paulina Tandiono ABSTRAKSI

Dalam perkembangan masyarakat internasional, belum pernah sekalipun terjadi hilangnya suatu negara secara fisik. Namun, perubahan iklim yang drastis selama beberapa dekade terakhir ini mengancam timbulnya fenomena demikian. Perubahan iklim telah menyebabkan suhu udara di bumi meningkat sehingga es dan salju mencair dengan cepat. Adapun akibat yang paling mengkhawatirkan adalah konsekuensi lanjutannya: naiknya permukaan air laut di seluruh dunia. Kenaikan permukaan air laut akan memiliki dampak parah terhadap negara – negara kepulauan kecil yang hanya memiliki ketinggian rata – rata beberapa meter di atas permukaan laut. Bahkan, teritori negara – negara tersebut mungkin akan terendam seluruhnya. Peristiwa tersebut menimbulkan pertanyaan kompleks di bawah hukum internasional, yaitu apakah negara – negara tersebut tetap dapat mempertahankan status kenegaraannya (statehood) mengingat gagasan kenegaraan meliputi persyaratan wilayah.

Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana tinjauan umum terhadap statehood dan kriterianya berdasarkan hukum internasional, bagaimana kriteria statehood lain berdasarkan hukum internasional serta bagaimana statehood negara – negara kepulauan berdataran rendah (low-lying island nations) yang seluruh wilayahnya terendam air laut.

Metode penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku, jurnal, internet, instrumen hukum internasional dan hasil tulisan ilmiah lainnya yang erat kaitannya dengan maksud dan tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini.

Inilah saatnya masyarakat internasional bergerak melampaui pemahaman kontemporer akan arti kedaulatan dan kenegaraan dalam sistem hukum internasional demi memungkinkan munculnya konsep-konsep baru mengenai legitimasi negara dan pengakuan. Di samping itu, Konvensi PBB tentang Hukum Laut kurang memberikan perlindungan terhadap negara – negara kepulauan kecil yang terancam keberadaannya beserta klaim – klaim maritimnya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa dampak kenaikan permukaan air laut tampaknya tidak pernah dibahas dari ketika dirancangnya Konvensi tersebut. Oleh karena itu, ada urgensi untuk mengadakan perubahan dan/atau tambahan terhadap ketentuan di dalamnya demi memberikan perlindungan kepada negara – negara tersebut. Kata kunci: Statehood, Kenegaraan, Teritori

*) Dosen Pembimbing I **) Dosen Pembimbing II

Referensi

Dokumen terkait

dapat perbedaan yang ta;jam antara auami dengan isteri. Yaitu dapat disebutkan. aebagai berikut, bahwa iateri se-. cara tegas tidak mau rukun lcerabali dengan suami,

Adapun faktor yang dimaksud yaitu (1) apakah sarana dan prasarana angkutan sudah memadai, dalam rangka mengirim barang ke tujuan secara tepat waktu ( transportation ),

Tindakan sosial yang tidak sesuai dengan realitas masyarakat multikultural adalah ...B. Perubahan sosial menurut

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.Absorbsi radiasi oleh

Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Praktek Muzaroah di Desa Sambera Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara. Telah Disetujui

Beberapakarakteristik individu yang diduga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien adalah; pendidikan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi ekonomi

Berapa kadar etanol yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisiae pada fermentasi etanol menggunakan substrat hasil sakarifikasi dengan gula pereduksi paling

Konsumsi barang-barang Distro di kalangan anak muda Jakarta lebih bersifat gaya hidup dan membentuk identitas diri. Barang- barang Distro yang mereka gunakan,