• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan pada era global dewasa ini yang semakin kompleks dan kompetitif mendorong perusahaan untuk memperhatikan sumber daya yang

dimilikinya agar dapat bersaing dan terus berkembang. Kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada sejauh mana perusahaan mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal dengan segala potensi

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat penting bagi

suatuperusahaan karena manusialah yang merencanakan, mengatur, mengolah, dan mengendalikansetiap kegiatan yang ada pada perusahaan. Sehingga SDM didalam suatu perusahaanharus dimaksimalkan secara optimal dan diupayakan

agar menjadi tenaga kerja yang memilikikualitas kinerja yang baik untuk mencapai keuntungan perusahaan yang maksimal.

Dalam melaksanakan tanggungjawab pekerjaannya, karyawan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya sehingga dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas

(2)

Sedangkan Sutrisno(2010) mengartikan kinerja (performance) adalah hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasisesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja karyawan berhubungan dengan banyak faktor di dalam perusahaan,

oleh karena itu upaya peningkatan kinerja karyawan dapat dicapai melalui proses dan membutuhkan waktu tertentu. Peningkatan kinerja karyawan erat kaitannya dengan bagaimana memotivasi karyawan, bagaimana pengawasan dilakukan, dan

bagaimana cara mengembangkan budaya kerja yang efektif serta bagaimana menciptakan lingkungan dan iklim kerja yang nyaman dan kondusif, agar

karyawan dapat dan mau bekerja optimal sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Organisasi yang telah mempunyai norma yang kuat, akan mempengaruhi

setiap tindakan yang dilakukan setiap karyawan dan akan menjadikan kesadaran setiap anggotanya tentang apa yang harus diperbuat setiap waktu, ketika mereka

berada di bidang kerjanya, oleh karena itu sangat diperlukan budaya organisasi.Budaya organisasi ini merupakan salah satu peluang untuk membangun SDM melalui aspek perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan mampu

menyesuaikan diri dengan tantangan yang sedang berjalan dan yang akan datang.

Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak,

(3)

aktivitas kerja. Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam suatu organisasi

mempelajari budaya yang berlaku di dalam organisasi tersebut. Apalagi bila ia sebagai orang baru supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat bekerja, ia berusaha mempelajari apa yang dilarang dan apa yang diwajibkan, apa yang baik

dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah, dan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam organisasi tempat bekerja

itu. Jadi, budaya organisasi mensosialisasikan dan menginternalisasi pada para anggota organisasi.

Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan perusahaan,

sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-tujuan perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya kuat,

nilai-nilai bersama dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh sebagian besar para anggota organisasi (karyawan perusahaan). Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja

perusahaan. Kuat lemahnya budaya suatu organisasi atau perusahaan sangat tergantung pada bagaimana para karyawan mengahayati dan mengamalkan

nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut. Dengan demikian karyawan akan tetap setia pada organisasinya dan tidak akan mudah terpengaruh oleh faktor-faktor lain, baik dari luar organisasi maupun dari dalam organisasi sendiri.

Budaya perusahaan juga akhirnya akan berfungsi sebagai motivator bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

(4)

kemudian akan mengantarkan organisasi memiliki SDM yang mumpuni.Dalam

konteks budaya organisasi sebagai alat manajemen inilah, budaya organisasi dapat dianggap sebagai bagian dari strategi organisasi dalam meraih tujuan. Budaya organisasi telah hadir sebagai bagian dari sinergi yangmenghasilkan

perkembangan dan kemajuan organisasi. Budaya organisasi berkaitan erat dengan komponen organisasi lainnya, seperti struktur dan strategi organisasi. Artinya,

untuk memperoleh hasil sinergi yang optimal bagi perkembangan organisasi harus ada keselarasan antara strategi (bagaimana organisasi mencapai tujuan), struktur (bagaimana bentuk organisasi dapat mendukung pencapaian tujuan), dan kultur

(bagaimana tindakan yang benar untuk mencapai tujuan).

Jadi, budaya organisasi yang benar-benar dikelola sebagai alat manajemen

akan berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk berperilaku positif, dedikatif, dan produktif. Nilai-nilai budaya itu tidak tampak, tetapi merupakan kekuatan yang mendorong perilaku untuk menghasilkan efektivitas

kinerja.

PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan atau PTPN III merupakan

salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tetap berusaha meningkatkan kinerja pegawainya, seiring dengan pergeseran lingkungan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan harus segera berbenah dalam

pengelolaan manajemen yang terorganisir tanpa harus menghilangkan fungsinya sebagaiBUMN.PTPN III menyadari bahwa untuk terus berada di depan dalam

(5)

tidak saja ditentukan dari berbagai upaya menarik hati pelanggan, tetapi juga

karyawan yang merupakan asset terbesar perusahaan adalah pihak yang harus diprioritaskan pula pengembangannya.

Untuk itu, PTPN III menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) sesuai Keputusan Menteri BUMN, yang mana dalam jangka

panjang penerapan GCG ini diyakini dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam

bentuk kinerja yang tinggi serta citra baik perusahaan. Karenanya PTPN III berupaya agar prinsip-prinsip GCG dapat menjadi budaya perusahaan dalam aktivitas sehari-hari.

Salah satu hal yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip GCG tersebut ialah dengan membuat Code Of Conduct(COC) PTPN III. COC adalah pedoman

internal perusahaan yang berisikan sistem nilai, etika bisnis, etika kerja, komitmen, serta penegakan terhadap aturan-aturan perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan

stakeholders.

Sistem nilai adalah tatanan nilai yang dikembangkan perusahaan. Sistem

(6)

Sistem nilai perusahaan mengedepankan kejujuran dan perilaku etis untuk

menjadi pegangan dalam menentukan:

1. Hal-hal yang baik dan buruk.

2. Hal-hal yang terpuji dan tercela.

3. Hal-hal yang dihargai dan tidak dihargai.

Sistem nilai dan paradigma baru diperlukan dalam mewujudkan budaya

kerja guna merubah sikap dari perilaku individu perusahaan untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi.

Tata nilai (dalam Annual ReportPTPN III 2011:37) yang dianut dan

dijunjung tinggi oleh PTPN III adalah :

1. PROAKTIF, selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi

risiko yang mungkin terjadi.

2. KESEMPURNAAN, selalu memperlihatkan gairah keunggulan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi.

3. KERJA SAMA, perusahaan selalu mengutamakan kerjasama tim agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. INOVASI, selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metode baru dan produk baru.

5. TANGGUNG JAWAB, selalu bertanggungjawab atas akibat keputusan yang

(7)

Kelima tata nilai ini dikembangkan perusahaan mencakup hal-hal yang

mengunggah karyawan untuk memberikan kontribusi positif kepada perusahaan, hubungan antar karyawan, dan hubungan dengan stakeholders.

Suatu organisasi bisnis (perusahaan) dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para individu yang terdapat pada organisasi tersebut. Dengan kata lain, kinerja individu berhubungan sejalan dengan kinerja organisasi. Pada

organisasi bisnis, jika kinerja sumber daya (karyawan) baik, maka kinerja perusahaan akan baik juga.

Setiap perusahaan tidak lepas dari adanya penurunan, hal ini bisa dilihat dari daftar absensi karyawan PTPN III tahun 2008 sampai tahun 2010, dimana terjadi peningkatan jumlah karyawan yang sering izin (tidak masuk kerja), cuti, sakit, dan

tanpa keterangan. Dari data daftar absensi ini juga diketahui bahwa tingkat kehadiran karyawan tiap tahun semakin menurun. Berikut adalah daftar absensi

(8)

Tabel 1.1:

Daftar Absensi Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Tahun 2008 – 2010

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat persentase daftar absensi karyawan PTPN III yang meningkat setiap tahunnya dan terjadi penurunan pada tingkat kehadiran. Dilihat dari persentase daftar absensi karyawan di atas, dari tahun 2008 sampai

tahun 2010, absensi karyawan yang cuti meningkat setiap tahunnya, yaitu tahun 2008 persentase sebesar 0,30%, pada tahun 2009 persentase naik menjadi 0,55%,

dan pada tahun 2010 persentase mengalami kenaikanan kembali menjadi 0,74%.

Kemudian untuk absensi karyawan yang sakit, pada tahun 2008 persentase sebesar 0,58%, pada tahun 2009 persentase naik menjadi 0,94%, dan pada tahun

2010 persentase mengalami kenaikanan kembali menjadi 2,47%. Sementara untuk absensi karyawan yang izin, pada tahun 2008 persentase sebesar 0,73%, pada

tahun 2009 persentase naik menjadi 1,29%, dan pada tahun 2010 persentase mengalami kenaikanan kembali menjadi 4,69%.

Sedangkan persentase absensi tanpa keterangan juga meningkat setiap

(9)

persentase naik menjadi 2,57%, dan pada tahun 2010 persentase mengalami

kenaikanan kembali menjadi 5,85%, sungguh kenaikan yang sangat besar dalam rentang waktu hanya satu tahun. Yang lebih menghawatirkan lagi adalah turunnya tingkat kehadiran karyawan setiap tahun, pada tahun 2008 persentase yang hadir

sebesar 97,44%, pada tahun 2009 persentase turun menjadi 94,62%, dan pada tahun 2010 persentase mengalami penurunan kembali menjadi 86,25%.

Maka menurut data yang diperoleh pada Tabel 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa absensi karyawan setiap tahunnya mengalami kenaikan dan persentase kehadiran mengalami penurunan. Hal ini kemudian berdampak kepada target

pendapatan perusahaan yang tidak sesuai dengan realisasi pendapatan yang di peroleh, yang mana kemudian berpengaruh pada pencapaian kinerja karyawan

PTPN III dari tahun 2008 sampai tahun 2010 yaitu mengalami penurunan. Hal ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Table 1.2:

Persentase Pencapaian Kinerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Tahun 2008 – 2010

No. Tahun Target

(10)

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat target pendapatan yang ditetapkan perusahaan

tidak dapat dipenuhi karena realisasi pendapatan yang diperoleh masih berada di bawah target perusahaan. Pada tahun 2008 target perusahaan (dalam Rp juta) adalah 551.995, namun realisasi yang di dapat sebesar 547.731. Kemudian pada

tahun 2009 target perusahaan adalah 861.207, namun realisasi yang di dapat sebesar 833.027. Sedangkan pada tahun 2010 target perusahaan adalah 656.311,

namun realisasi yang didapat hanya sebesar 612.475.

Hal ini yang kemudian berdampak pula bagi rata-rata pencapaian kinerja karyawan yang tidak mencapai target (100%) dan terjadi penurunan kinerja setiap

tahunnya. Dilihat dari persentase pencapaian kinerja karyawan dari tahun 2008 sampai tahun 2010, kinerja karyawan belum tercapai secara maksimal sesuai

dengan target yang ditentukan, antara lain tahun 2008 persentase pencapaian sebesar 99,22%, pada tahun 2009 persentase menurun menjadi 96,72%, dan pada tahun 2010 persentase pencapaian mengalami penurunan kembali menjadi

93,32%. Maka menurut data yang diperoleh pada Tabel 1.2 dapat dilihat realisasi kinerja karyawan setiap tahunnya mengalami penurunan dan target yang

ditentukan belum tercapai secara maksimal.

Oleh sebab itu, budaya organisasi sangat penting untuk diterapkan. Budaya organisasi PTPN III harus menjiwai seluruh insan karyawan kedepannya dan juga

memberikan karakter khas bagi PTPN III dan menjadi suatu harapan agar tujuan perusahaan bisa tercapai. Sehingga dengan budaya organisasi yang kuat dan

(11)

maksimal demi peningkatan kinerja/organisasi melalui pemahaman budaya

organisasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih

dalam tentang pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dengan mengadakan sebuah penelitian dengan judul, “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti menetapkan yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahuiapakah ada

(12)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam hal :

1. Sebagai pengembangan teori dari ilmu-ilmu yang diperoleh dan dipelajari selama mengikuti program perkuliahan di Departemen Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP USU.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pentingnya

budaya organisasi dalam mempengaruhi kinerja karyawan.

3. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berguna bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan di PTPN III atau

perusahaan lain.

4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya atau sebagai bahan

Gambar

Tabel 1.1:
Table 1.2:

Referensi

Dokumen terkait

yang tidak setuju dengan pendirian pondok pesantren waria ini.

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi pestisida golongan karbamat dengan jenis karbofuran dan metomil di perairan Pantai Mlonggo, Kabupaten

Unit RDC Telkom selaku unit yang dikhususkan untuk melakukan riset teknologi telah melakukan kajian dan pengujian implementasi IPv6 berskala lab yang difokuskan kepada

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009..

Nomor surat dan kode surat yang dibatasi garis miring ditulis rapat tanpa spasi dan tidak diakhiri tanda titik atau..

yang dijalankan oleh Divisi Manajemen Risiko Bank serta Divisi Kepatuhan sebagai Risk Control Unit dan third line of defence yaitu Satuan Pengawas Internal sebagai Risk

Capaian Program Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran SKPD yang dibuat secara benar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.