• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SAMBUNGAN ANTARA RIGID CONNECTION DAN SEMI-RIGID CONNECTION PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM PORTAL BAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS SAMBUNGAN ANTARA RIGID CONNECTION DAN SEMI-RIGID CONNECTION PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM PORTAL BAJA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SAMBUNGAN ANTARA RIGID CONNECTION

DAN SEMI-RIGID CONNECTION PADA SAMBUNGAN

BALOK DAN KOLOM PORTAL BAJA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh :

MUTIA SHELBI 11 0424 022

BIDANG STUDI STRUKTUR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Analisis Sambungan Antara Rigid Connection Dan Semi-Rigid Connection Pada Sambungan Balok Dan

Kolom Portal Baja”.

Penyelesaikan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, serta bimbingan dari berbagai belah pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil;

2. Bapak Ir. Syahrizal, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil;

3. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc, selaku Koordinator PPSE, Departemen Teknik Sipil;

4. Bapak Ir. Torang Sitorus, MT, selaku Pembimbing, yang telah memberikan arahan, dukungan, masukan, serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran Beliau dalam membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini;

(5)

6. Bapak/ibu seluruh Staff Pengajar, serta Pegawai Administrasi Departemen Teknik Sipil;

7. Kedua Orang Tua penulis yang teristimewa, Ayahanda Yusuf Effendi dan Ibunda Yunes Nelly, serta kedua Saudari penulis, kakanda Puji Maya Sari dan adinda Ketty Wulandari, yang telah bersabar dan tak henti-hentinya memberikan doa, motivasi, nasehat, serta dukungan. Terima kasih atas segala pengorbanan, cinta, dan kasih sayang yang tiada batas untuk penulis;

8. Teman-teman seperjuangan penulis : Icha, Pipit, Nisa, Delima, Mazia, Dewi, dan Dhilla, serta teman-teman Mahasiswa/i Angkatan 2011-2013 lainnya, terima kasih atas bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan untuk menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2015

Hormat saya,

(6)

ABSTRAK

Pada konstruksi baja, penyambungan terjadi karena profil yang digunakan memiliki panjang batang yang kurang dari perencanaan, serta terjadinya pertemuan antara suatu batang dengan batang yang lain pada satu titik buhul, yang kemudian penyambungannya dibantu dengan menggunakan pelat buhul. Dalam perencanaan sambungan, pemilihan alat sambung yang akan digunakan mempengaruhi kekuatan sambungan dan kondisi kekakuan yang berbeda-beda sesuai jenis dan fungsinya. Pada analisa mengenai sambungan antara balok dan kolom ini, bertujuan untuk melihat apakah sambungan bersifat rigid atau semi-rigid, dimana sambungan yang ditinjau berupa end-plate connection jenis extended one way, dengan menggunakan profil baja IWF 350 x 175 x 7 x 11, spesifikasi Bj 37 (fy = 2400 kg/cm2). Alat sambung yang digunakan adalah baut mutu biasa (baut hitam A307) dan baut mutu tinggi A325. Peraturan yang digunakan sebagai pedoman adalah peraturan SNI 03-1729-2002 untuk Struktur Baja dengan metode LRFD (Load and Resistance Factor Design), serta panduan dari American Institute of Steel Construction (AISC). Dari hasil analisa dan perhitungan, diperoleh nilai kekuatan penampang balok yang digunakan pada sambungan, berupa momen elastis My sebesar 1.865.136 kg.cm dan momen plastis Mp sebesar 2.018.040 kg.cm. Sedangkan momen tahanan nominal Mn sambungan baut yang terjadi pada sambungan dengan menggunakan baut mutu biasa (Baut Hitam) sebesar 1.424.201,21 kg.cm, dan baut Mutu Tinggi sebesar 3.357.047,09 kg.cm. Dengan demikian, sambungan antara balok dan kolom yang menggunakan alat sambung Baut Hitam merupakan sambungan Semi-rigid Connection, karena momen yang terjadi pada sambungan (pengaruh alat sambung) lebih kecil dari momen yang disambung (pengaruh kekuatan penampang balok). Sedangkan sambungan yang menggunakan Baut Mutu Tinggi merupakan sambungan Rigid Connection, karena momen yang terjadi pada sambungan lebih besar dari momen yang disambung.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR NOTASI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 4

1.5 Pembatasan Masalah ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Umum ... 9

2.2 Material Baja ... 9

2.3 Sambungan Konstruksi Baja ... 12

2.3.1 Sambungan Momen (Moment Connection) ... 14

(8)

2.3.2.2 Sambungan Sederhana (Simple Framing) ... 23

2.3.2.3 Sambungan Semi-kaku (Semi-rigid Connection) 24 2.4 Alat Sambung Konstruksi Baja ... 26

2.4.1 Baut ... 26

2.4.1.1 Jenis Baut ... 26

2.4.1.2 Kekuatan Baut ... 36

2.4.1.3 Kriteria Perencanaan Baut ... 41

2.4.1.4 Sambungan Kombinasi Geser dan Tarik Menggunakan Baut ... 42

2.5 Hubungan Sambungan Antara Balok dan Kolom ... 50

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN SAMBUNGAN ... 53

3.1 Pendahuluan ... 53

3.2 Permodelan Sambungan ... 53

3.3 Data Perencanaan Sambungan ... 54

3.4 Analisis Sambungan Antara Balok dan Kolom ... 55

3.4.1 Sambungan Baut ... 55

3.4.1.1 Filosofi Pendesainan ... 55

3.4.1.2 Tahapan Analisa ... 55

(9)

BAB IV ANALISIS SAMBUNGAN ANTARA BALOK DAN KOLOM .... 72

4.1 Data Perencanaan ... 73

4.2 Perencanaan Sambungan Antara Balok dan Kolom ... 73

4.2.1 Analisa Kekuatan Penampang Balok ... 74

4.2.2 Daerah Tegangan ... 75

4.2.3 Sambungan Baut Hitam ... 75

4.2.3.1 Diameter Baut ... 75

4.2.3.2 Momen Tahanan ... 77

4.2.3.3 Desain End Plate ... 80

4.2.3.4 Daerah Tekanan End Plate ... 81

4.2.3.5 Gaya Geser Pada Web Kolom ... 82

4.2.3.6 Gaya Geser Vertikal Baut ... 82

4.2.4 Sambungan Baut Mutu Tinggi ... 83

4.2.3.1 Diameter Baut ... 83

4.2.3.2 Momen Tahanan ... 85

4.2.3.3 Desain End Plate ... 88

4.2.3.4 Daerah Tekanan End Plate ... 89

4.2.3.5 Gaya Geser Pada Web Kolom ... 90

4.2.3.6 Gaya Geser Vertikal Baut ... 90

BAB V PENUTUP ... 92

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Jenis sambungan menurut perilaku sudut rotasi antara balok dan kolom : (a) sendi; (b) kaku; (c) semi-kaku

Gambar 2.1. Hubungan tegangan - regangan secara umum Gambar 2.2. Momen-rotasi pada sambungan

Gambar 2.3. Klasifikasi sambungan momen

Gambar 2.4. Karakteristik momen-rotasi ketiga jenis sambungan AISC

Gambar 2.5. Distribusi momen tahanan terhadap momen jepit sempurna pada sambungan kaku

Gambar 2.6. Sambungan rigid connection

Gambar 2.7. Distribusi momen tahanan terhadap momen jepit sempurna pada sambungan sederhana

Gambar 2.8. Sambungan simple connection

Gambar 2.9. Distribusi momen tahanan terhadap momen jepit sempurna pada sambungan semi-kaku

Gambar 2.10. Sambungan semi-rigid connection Gambar 2.11. Alat sambung baut

Gambar 2.12. Mekanisme sambungan tumpu Gambar 2.13. Mekanisme sambungan friksi

Gambar 2.14. Permodelan sambungan baut dalam kondisi tidak diberi pratarik dan diberi pratarik

(11)

Gambar 2.17. Kegagalan tarik Gambar 2.18. Kegagalan tumpu Gambar 2.19. Tata letak baut

Gambar 2.20. Sambungan kombinasi geser dan tarik Gambar 2.21. Jenis-jenis las

Gambar 2.22. Jenis-jenis sambungan las Gambar 2.23. Tebal efektif las tumpul Gambar 2.24. Ukuran las sudut

Gambar 2.25. Ukuran maksimum las sudut Gambar 2.26. Tebal efektif las sudut

Gambar 2.27. Sambungan balok ke kolom (sambungan yang dilas ke sayap kolom)

Gambar 2.28. Sambungan balok ke kolom (sambungan baut)

Gambar 2.29. Sambungan balok ke kolom (sambungan yang dilas ke badan kolom)

Gambar 3.1. Permodelan sambungan yang ditinjau Gambar 3.2. Kekuatan sambungan

Gambar 3.3. Kemampuan perlawanan dari barisan baut Gambar 3.4. Geometri Sambungan

Gambar 3.5. Cek tipikal tegangan pada badan

Gambar 3.6. Penyebaran kekuatan untuk tekanan pada badan Gambar 3.7. Panjang untuk tekuk pada badan

Gambar 3.8. Gaya geser lokal pada badan

(12)

Gambar 3.10. Tegangan dan geser baut Gambar 3.11. Cek tahanan dan tekuk stiffener

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sifat mekanis baja struktural

Tabel 2.2. Metode perencanaan rangka bangunan Tabel 2.3. Tarikan baut minimum

Tabel 2.4. Sifat-sifat baut

Tabel 2.5. Jarak tepi minimum baut Tabel 2.6. Ukuran minimum las sudut

(14)

DAFTAR NOTASI

Ab Luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir (cm2) As Daerah geser baut (dianjurkan daerah ulir, cm2)

Asg Luas kotor stiffener (cm2)

Asn Luas bersih stiffener yang berhubungan dengan sayap kolom (cm2) Aw Luas badan kolom yang diperkenankan untuk tekuk (cm2)

Aw Luas geser efektif las (cm2) B Lebar sayap kolom (cm) Bb Lebar sayap balok (cm) bp Lebar end plate (cm) bsg Lebar stiffener (cm)

b1 Panjang penahan kekakuan berdasarkan 45o penyebaran melalui end plate dari tepi las (cm)

c Jarak dari pusat berat ke serat terluar (cm) d Tinggi badan antara las (cm)

db Diameter baut pada daerah tak berulir (cm) Dc Tinggi penampang kolom (cm)

ex Jarak tepi (cm)

Fri Kekuatan akhir pada barisan baut i (kg) Fu Kuat tarik pelat (kg/cm2)

fu Kuat tarik putus terendah dari baut atau pelat (kg/cm2)

Kuat tarik baut (kg/cm2)

(15)

g Jarak horizontal antar pusat baut (cm) hi Jarak dari pusat tekanan ke baris i (cm) I Momen inersia (cm4)

L Panjang stiffener (cm)

Leff Panjang efektif garis lentur (cm)

Lt Panjang regangan efektif pada badan dengan asumsi pelebarannya 60o dari baut ke pusat badan (cm)

M Momen (kg.cm)

m Jumlah bidang geser

m Jarak dari pusat baut ke 20% dari jarak ke tepi kolom atau las end plate (cm)

Mn Momen nominal (kg.cm)

Mp Kapasitas momen plastis (kg.cm) My Momen elastis/leleh (kg.cm) N Gaya aksial pada balok (kg)

n2 Perolehan panjang dari perbandingan 1 : 2,5 penyebaran melalui sayap kolom dan radius kaki (cm)

(16)

pb Nilai minimum dari kuat tekan baut atau bagian sambungan pc Kuat tekan rencana badan kolom

pc Kuat tekan stiffener

Pr Kemampuan perlawanan dari barisan baut, atau kelompok baut (kg) Pri Kekuatan pada barisan baut i (kg)

ΣPt’ Jumlah kapasitas tegangan untuk semua baut dalam kelompok (kg)

(17)

Tb Tebal sayap balok (cm) tb Tebal badan balok (cm) Tc Tebal sayap kolom (cm) tc Tebal badan kolom (cm) tp Tebal pelat (cm)

ts Tebal stiffener (cm) Tu Beban tarik terfaktor (kg)

tw Tebal badan kolom atau balok (cm) V Beban geser (kg)

Vu Gaya geser terfaktor (kg) Z Modulus plastik (cm3) μ Koefisien gesek φ Faktor reduksi tahanan

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian alat sambung baut pada balok konsole yang dimaksud adalah untuk mengetahui kekakuan struktur akibat pembebanan yang dilakukan pada balok dengan menggunakan alat sambung

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik balok bambu tali menggunakan alat sambung kombinasi pasak dan tali, serta alat sambung baut, pada posisi

Sambungan ini memiliki bentuk plat penyambung yang lebarnya lebih tinggi dari pada ketinggian balok yang akan disambung sehingga baut yang berguna sebagai media penyambungnya

Penelitian dalam Disertasi ini bertujuan untuk (1) melakukan uji eksperimental statik monotonik dan uji siklik dari sambungan balok-kolom eksterior kayu

2.3 Sambungan momen jepit balok – kolom Pada hubungan balok kolom portal baja gaya dalam yang terjadi adalah: gaya momen dan gaya lintang atau geser, karena itu

Dari Penelitian yang dilakukan dapat kesimpulan bahwasanya balok pada sambungan balok kolom memberikan kekuatan lentur yang berbeda, semakin besar kuat balok menahan beban

Pengujian kuat tarik sambungan CFS menggunakan alat sambung kombinasi baut dengan sekrup terbagi menjadi 2 variasi yaitu baut tanpa ring dengan sekrup (SB) dan baut

Perbedaan nilai kekakuan sambungan pada pemodelan semi rigid tidak mengakibatkan perbedaan siginfikan pada hasil analisis struktur gabungan seperti