• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Panduan tugas akhir Lapangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buku Panduan tugas akhir Lapangan"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BUKU PANDUAN

MATA KULIAH LAPANGAN

Disusun Oleh : Suharyanto Supardi

Dibyo Pramono Haripurnomo Kushadiwijaya

Hari Kusnanto Citra Indriani Riris Andono Ahmad

Minat Utama Epidemiologi Lapangan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

(3)

PENGANTAR

Buku ini ditujukan untuk memberi panduan pada mahasiswa dalam menulis dan melaporkan kegiatan tugas lapangan selama melakukan kegiatan magang.

Buku ini memuat SOP untuk penilaian dan pengumpulan lapangan tugas lapangan, dan silabus dari masing-masing tugas lapangan serta panduan

penyusunan laporan.

Pada dasarnya, sistematika setiap laporan akhir mata kuliah lapangan baik yang diselenggarakan dalam semester I maupun semester berikutnya, menggunakan pola yang sudah ditentukan oleh Program Pascasarjana di Buku

Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis (

http://ph-gmu.org/test/admisi/download/panduan_tesis.pdf). Akan tetapi, berhubung tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh para peserta program ini bersifat spesifik dan publikasi ilmiah merupakan tuntutan di era ini untuk mengkomunikasikan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan tugas lapangan, maka telah dilakukan modifikasi terhadap bentuk laporan yang telah baku tersebut. Namun demikian, dalam modifikasi tersebut telah diusahakan agar tidak meninggalkan lineraritas alur pikir dan penuangan secara logis sebagaimana layaknya sebuah karya tulis ilmiah.

Sudah barang tentu, sistematika ini bersifat sangat fleksibel, mengingat masalah kesehatan masyarakat yang dijumpai sangat variatif. Oleh karena itu, petunjuk ini lebih disiapkan sebagai pedoman dalam menyusun tugas

lapangan bukan merupakan buku petunjuk yang baku untuk sistematika penulisan laporan

(4)

Bagian awal adalah sama untuk setiap laporan, akan tetapi tidak demikian

halnya dengan bagian utama. Berhubung bagian utama dari tiap-tiap laporan berbeda-beda strukturnya, maka pedoman penulisan disajikan satu-persatu, meskipun kadang-kadang terjadi pengulangan yang tidak terhindarkan.

Pada akhir buku ini juga menjelaskan sistematika penulisan abstrak.

(5)

DAFTAR ISI

Pengantar ... i

Daftar Isi... iii

SOP Penilaian Laporan ... 1

SOP Pengumpulan Laporan... 3

Kalender Akademik ... 5

Silabus KUI 726 Analisis Masalah Kesehatan ... 7

KUI 721 Evaluasi Dan Implementasi Sistem Surveilens ... 8

Skrining Masalah Kesehatan... 9

KUI 723 Penelitian Epidemiologi Analitik... 10

KUI 724 Evaluasi Program Kesehatan Masyarakat... 11

KUI 725 Penyidikan KLB ... 12

Pedoman Sistematikan Dan Penulisan Laporan Tugas Lapangan Bagian Awal ... 15

Analisis Masalah Kesehatan (Analisis Situasi) ... 17

Evaluasi Dan Implementasi Sistem Surveilans ... 21

Skrining Masalah Kesehatan ... 28

Penelitian Epidemiologi Analitik... 30

Evaluasi Program Kesehatan ... 35

Penyidikan Kejadian Luar Biasa ... 42

Bagian Akhir ... 49

Contoh Halaman Judul ... 50

Contoh Halaman Pengesahan ... 51

Pedoman Pembuatan Abstrak ... 53

(6)

SOP PENILAIAN LAPORAN

1. Laporan disetujui oleh Pembimbing Lapangan (PL) dengan mendapatkan tanda tangan pengesahan pada lembar pengesahan.

2. Disetujui oleh Pembimbing Akademik (PA) dengan mendapatkan tanda tangan pengesahan pada lembar pengesahan.

3. Melaporkan ke sekretariat akademik, dengan menunjukkan lembar pengesahan yang telah ditandatangani oleh Pembimbing Akademik (PA)dan Pembimbing Lapangan (PL).

4. Sekretariat akademik memberikan lembar penilaian untukPembimbing Akademik (PA) dan Pembimbing Lapangan (PL) untuk mendapatkan nilai akhir. Penilaian meliputi aspek kognisi, aspek afektif dan aspek

psikomotor.

5. Mengumpulkan lembar penilaian ke sekretariat akademik dalam amplop

tertutup.

(7)

LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA

Nama mahasiswa :

NIM :

Judul tugas lapangan :

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI ANGKA

I. KOGNITIF (rata-rata dari I.1 –I.3)

1. Materi

2. Metodologi

3. Sistematika, Bahasa dan Tata tulis

II AFEKTIF

menanggapi pendapat orang lain selama proses pembelajaran, menghargai orang lain, mengajukan

pertanyaan selama proses pembelajaran,

menyampaikan ide/pendapat selama proses

pembelajaran, bekerjasama dalam kelompok,

mengatur atau mengorganisasi serta kesungguhan dan keaktifan selama proses pembelajaran.

III PSIKOMOTOR

ranah ini meliputi perilaku mahasiswa selama proses pembelajaran. Meliputi perilaku yang ditunjukkan karya siswa yang menunjang kompetensi dalam tugas lapangan yang dikerjakan (penguasaan) serta perilaku professional sebagai epidemiolog lapangan yang ditugaskan di institusi kesehatan.

TOTAL ANGKA

 form penilaian ini cukup diberikan nilai angka dikolom sisi kanan

NILAI ANGKA …….., ………., ……..

A : 3,46 – 4,00 Pembimbing Lapangan/Akademik

B+ : 3,25 – 3,45

B : 3,00 – 3,24

(8)

SOP PENGUMPULAN LAPORAN

1. Menyerahkan file/soft copy laporan tugas lapangan dengan lengkap dalam bentuk PDF

File lengkap berisi :

- Dokumentasi lengkap proses penyusunan tugas lapangan

o Latar belakang

o Tinjauan Pustaka

o Metodologi

o Data dan Analisa

 Dalam analisa termasuk do file / syntax

o Hasil

 Semua bahan referensi yang digunakan untuk menulis mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan dan pembuatan saran

o Dokumentasi kegiatan

- Laporan

o Judul

o Lembar pengesahan

o Abstrak bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

o Laporan dalam bentuk naskah publikasi berbahasa Indonesia

 Penulis

- Penulis merupakan karyasiswa, pembimbing lapangan dan pembimbing akademik, dan orang lain yang ikut terlibat

(9)

Penetapan orang lain dalam penulisan laporan disepakati

dengan pembimbing lapangan dan akademik. Karyasiswa akan menjadi penulis pertama, nama karyasiswa ditulis pertama kali dalam urutan penulis, urutan penulis untuk pembimbing akademik dan pembimbing lapangan dan penulis lain didiskusikan dengan kedua pembimbing

 Pendahuluan

 Metodologi

 Hasil

 Pembahasan

 Kesimpulan dan Saran

 Ucapan terima kasih (acknowledgement)

- Pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya

kegiatan tugas lapangan

- Penyandang dana

- Lain-lain,bila dianggap penting namun kontribusinya tidak cukup sebagai penulis

 Daftar pustaka metode Harvard

 PDF file diberikan bookmarkdaftar isi

(10)

SEMESTER TANGGAL KEGIATAN DURASI

I 26Agustus 2014 Kuliah Perdana IKM & Welcome Party 1 hari 27 Agustus 2014 Kuliah Perdana UGM 1 hari 7 September 2014 Orientasi Kampus 1 hari 1 September 2014 - 5 Desember 2014 Kuliah 14 minggu

8 Desember 2014 - 12 Desember 2014 Ujian 1 minggu 15 Desember 2014 - 19 Desember 2014 Libur semester 1 1 minggu 22 Desember 2014 - 30 Januari 2015 Kegiatan Lapangan 6 minggu II 2 Februari 2015 - 3 April 2015 Kuliah 9 minggu 6 April 2015 - 10 April 2015 Ujian 1 minggu 13 April 2015 - 3 Juli 2015 Kegiatan Lapangan 14 minggu

6 Juli 2015 - 24 Juli 2015 Libur Semester 2 dan Libur Lebaran 3 minggu 27 Juli 2015 - 28 Agustus 2015 Kegiatan Lapangan 3 minggu

III 31 Agustus 2015 - 9 Oktober 2015 Kuliah 6 minggu 12 Oktober 2015 - 16 Oktober 2015 Libur Semester 3 1 minggu 19 Oktober 2015 - 5 Februari 2016 Kegiatan Lapangan 16 minggu

8 Februari 2016 - 12 Februari 2016 Seminar Proposal 1 minggu

IV 15 Februari 2016 - 11 Maret 2016 Penulisan Karya Ilmiah Tugas Lapangan & Seminar Hasil Tugas Lapangan

5 minggu

14 Maret 2016 - 18 Maret 2016 Libur Semester 4 1 minggu 21 Maret 2016 - 15 Juli 2016 Kegiatan Lapangan Tesis 17 minguu 18 Juli 2016 - 19 Agustus 2016 Seminar Hasil Tesis dan Ujian Tesis 5 minggu

25 Oktober 2016 Wisuda

(11)
(12)

ANALISIS MASALAH KESEHATAN

KUI 726

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk mengasah kemampuan karyasiswa dalam melakukan analisis masalah kesehatan dan menetapkan prioritas masalah kesehatan setempat.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu melaksanakan suatu analisis situasi dan analisis masalah kesehatan setempat dan menyajikannya dalam suatu laporan komprehensif yang mencakup : besar dan jenis masalah kesehatan dan distribusinya menurut variabel orang, tempat, dan waktu, faktor-faktor yang terkait dengan masalah kesehatan yang ditemui, dan penetapan skala prioritas dari masalah-masalah tersebut.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan analisis masalah kesehatan setempat di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN

No Kegiatan

1 Pengumpulan data geografis, data demografis, data sosial ekonomi, data sarana dan tenaga kesehatan, data masalah kesehatan masyarakat, data upaya pelayanan kesehatan atau data struktur organisasi

2 Identifikasi masalah kesehatan atau masalah dalam progam kesehatan 3 Penetapan prioritas masalah kesehatan atau prioritas dalam program

kesehatan yang menjadi prioritas

4 Analisis penyebab masalah kesehatan prioritas

5 Penetapan rekomendasi untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas.

5. METODE EVALUASI

 Proposal

 Laporan akhir

 Supervisi lapangan

(13)

EVALUASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SURVEILENS

KUI 721

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk mengasah kemampuan karyasiswa dan menerapkan ilmu evaluasi dan implementasi sistem surveilans penyakit.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap suatu sistem surveilens yang sedang berjalan berdasarkan atribut-atribut surveilens, mengenali/mengidentifikasi kelemahan yang ada, melakukan intervensi, dan mengamati perubahan yang terjadi.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan evaluasi dan implementasi sistem surveilans di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN

No Kegiatan

1 Penetapan masalah kesehatan yang sistem surveilens-nya hendak dievaluasi. 2 Penyusunan kuesioner untuk mengevaluasi kelemahan sistem

surveilens yang ada.

3 Pelaksanaan evaluasi (dengan rapid survey). 4 Identifikasi kelemahan sistem surveilens. 5 Analisis penyebab kelemahan sistem surveilens.

6 Penetapan jenis intervensi untuk mengatasi kelemahan sistem surveilens. 7 Implementasi/intervensi.

(14)

SKRINING MASALAH KESEHATAN

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mulai angkatan tahun 2014, mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan pilihanyang ditujukan untuk melatih dan mengasah kemampuan karyasiswa dalam melakukan skrining masalah kesehatan masyarakat.Tugas lapangan skrining dapat dikerjakan sebagai bagian dari studi epidemiologi analitik.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu merancang, mengelola, dan mengevaluasi suatu program skrining masalah kesehatan masyarakat, yang mencakup : assessment untuk kebutuhan skrining, penetapan kelompok sasaran, penetapan uji diagnostik dan baku emas, pengelolaan tim skrining, analisis hasil skrining, dan penetapan rekomendasinya.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan skrining masalah kesehatan masyarakat di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN

No Kegiatan

1 Penetapan masalah kesehatan yang akan dilakukan skrining. 2 Penetapan tujuan dari skrining

3 Penetapan sasaran skrining. 4 Penetapan baku emas.

5 Penetapan/pemilihan uji diagnostik.

6 Penghitungan sensitifitas, spesifisitas, PPV dan NPV. 7 Penetapan rekomendasi

8 Penyusunan laporan

5. METODE EVALUASI

 Proposal

 Laporan akhir

 Supervisi lapangan

(15)

STUDIEPIDEMIOLOGI ANALITIK

KUI 723

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk melatih dan mengasah kemampuan karyasiswa dalam melakukan penelitian epidemiologi analitik.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu merencanakan, melakukan, dan menulis laporan penelitian epidemiologi dengan rancangan analitik, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko penyakit atau masalah kesehatan, dalam rangka untuk meningkatkan upaya-upaya preventif dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan program kesehatan masyarakat.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan penelitian epidemiologi analitik di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN

No Kegiatan

1 Penetapan masalah penelitian. 2 Penetapan tujuan penelitian.

3 Penyusunan kerangka teori dan kerangka konsep penelitian. 4 Penyusunan hipotesis.

5 Pemilihan rancangan penelitian. 6 Penetapan variabel penelitian.

(16)

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT

KUI 724

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk melatih dan mengasah kemampuan karyasiswa dalam melakukan evaluasi program kesehatan masyarakat.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi suatu program kesehatan masyarakat secara komprehensif dan sistematik, yang mencakup aspek-aspek :input, proses, output, danoutcome.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan evaluasi program kesehatan masyarakat di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN

No Kegiatan

1 Pemilihan program kesehatan masyarakat yang hendak dievaluasi. 2 Penetapan indikator-indikator evaluasi.

3 Penetapan instrumen evaluasi.

4 Penetapan metode dan rancangan evaluasi.

5 Pengumpulan data (aspek :input, proses, output, dan outcome) 6 Analisis data secara deskriptif (variabel input dan proses) maupun

secara analitik (variabel output dan outcome), termasuk analisis ekonomi (cost benefit analysis, cost effectiveness analysis, etc). 7 Penulisan laporan.

5. METODE EVALUASI

 Proposal

 Laporan akhir

 Supervisi lapangan

(17)

PENYIDIKAN KLB

KUI 725

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk melatih dan mengasah kemampuan karyasiswa dan menerapkan ilmu penyelidikan kejadian luar biasa.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu mengenali, menetapkan, mengidentifikasi source of infectiondan mode of transmission suatu kejadian luar biasa, serta memberikan rekomendasi kepada pengambil keputusan tentang upaya-upaya penanggulangannya dan upaya pencegahan agar KLB serupa tidak terjadi di masa yang akan datang.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan penyelidikan kejadian luar biasa setempat di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN

No Kegiatan

1 Konfirmasi terhadap informasi awal KLB.

2 Pengkajian terhadap etiologi dan perjalanan alamiah penyakit yang diduga sedang terjadi KLB.

3 Penyusunan hipotesis mengenai sumber dan cara penularan pada KLB tersebut.

4 Penetapan kriteria diagnosis.

5 Penyusunan instrumen pengumpulan data. 6 Penemuan kasus-kasus tambahan.

7 Penetapan KLB : deskripsi menurut variabel tempat, orang, dan waktu, penyajian kurva epidemik, dan perhitungan attack rate. 8 Penetapan source of infectiondan mode of transmission.

9 Merumuskan rekomendasi tentang cara penanggulangan KLB kepada pengambil keputusan.

(18)

5. METODE EVALUASI

 Proposal

 Laporan akhir

 Supervisi lapangan

(19)
(20)

BAGIAN AWAL

Sesuai dengan Buku Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis, bagian awal dari laporan ilmiah berisi :

I. HALAMAN JUDUL

Halaman ini merupakan halaman sampul depan laporan. Halaman ini berisi judul laporan, nama penyusun (ditulis tanpa gelar), nomor mahasiswa, dan instansi yang dituju, ialah Minat Utama Epidemiologi Lapangan, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada serta tahun penulisan laporan.

II. HALAMAN PENGESAHAN

Setiap laporan yang diserahkan kepada pengelola program harus sudah diseminarkan di lapangan.Dalam seminar tersebut dilakukan penilaian terhadap cara penyajian, isi, sistematika dan metodologi. Penilaian sekurang-kurangnya dilakukan oleh : (1) Pembimbing Akademik dan (2) Pembimbing Lapangan. Bila mungkin, ditambah dengan Pembimbing Kampus yang bidang keahliannya sesuai dengan tema laporan yang ditulis.

Bila dalam seminar tersebut banyak sanggahan yang menuntut perbaikan laporan, revisi harus dilakukan sebelum penyerahan laporan. Oleh karena itu, dalam halaman pengesahan akan terdiri dari :

A. Judul laporan

Judul laporan sama dengan yang tertulis pada halaman judul.

B. Maksud penulisan laporan

Ialah untuk melengkapi pelaksanaan mata kuliah lapangan, misalnya Penyidikan KLB (KUI 725).

C. Pengesahan Pembimbing/Penguji Seminar

(21)

III. INTISARI/ ABSTRAK

(22)

ANALISIS MASALAH KESEHATAN

(ANALISIS SITUASI)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam bagian ini disajikan alasan yang relevan dilakukan analisis situasi masalah kesehatan.

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya analisis situasi masalah kesehatan dideskripsikan dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

II. SITUASI WILAYAH atau PROGRAM

Bagian ini sangat tergantung dengan analisis situasi yang akan atau sedang dikerjakan. Sebagai contoh melakukan analisis situasi campak di Indonesia yang berkaitan dengan peningkatan penolakan terhadap imunisasi maka mahasiswa bisa menggunakan pendekatan analisis pasar diantaranya adalah 5 C yaitu Consumer, Company, Competitors, Collaborators, Context atau Climate atau PEST analisis yaitu faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor teknologi. Bagian dibawah ini diadopsi dari petunjuk sebelumnya dan baru mencakup situasi wilayah yang meliputi kondisi geografis, demografis, social ekonomi dan sarana dan prasarana.

A. Kondisi Geografis

Sajikan keadaan geografis wilayah yang sedang dianalisis, yang mencakup : letak wilayah, batas-batas wilayah, iklim, keadaan alam, curah hujan dan karakteristik lainnya yang mungkin berkaitan dengan terjadinya penyakit di wilayah itu.

B. Kondisi Demografis

(23)

C. Kondisi Sosial Ekonomi

Sajikan dalam bagian ini: jenis pekerjaan penduduk, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan dependency ratio-nya. Selain itu sajikan pula karakteristik penduduknya secara sosiologis yang mungkin berpengaruh terhadap terjadinya dan distribusi penyakit di wilayah itu.

D. Kondisi Sarana dan Tenaga Kesehatan

Dalam bagian ini uraikan semua jenis sarana kesehatan yang ada di wilayah itu. Termasuk di dalamnya adalah : unit-unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, laboratorium klinik pemerintah dan swasta, dokter praktek, bidan dan paramedis praktek, posyandu dan sebagainya.

Selain itu disajikan pula rincian tentang jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang ada di unit-unit pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas, rumah sakit dan dinas kesehatan) di wilayah itu serta rationya terhadap jumlah penduduk.

III. TINJAUAN MASALAH KESEHATAN

Apabila masalah kesehatan yang akan dianalisis adalah masalah kesehatan spesifik sebagai contoh gizi buruk atau HIV atau diabetes mellitus di Kabupaten XX maka sajikanlah derajat kesehatan, upaya pelayanan kesehatan yang relevan dengan masalah kesehatan yang dianalisis.

A. DerajatKesehatan/ Situasi Masalah Kesehatan

(Disesuaikan dengan analisis masalah yang dikerjakan apakah ruang lingkupnya masalah kesehatan di satu kabupaten/wilayah atau spesifik masalah kesehatan tertentu)

1. Tingkat Kematian

Sajikan indikator tingkat kematian utama yang dicapai daerah yang bersangkutan (misalnya : angka kematian kasar, angka kematian ibu, angka kematian bayi, dsb.).

2. Angka Kesakitan

Dalam bagian ini disajikan data dan fakta mengenai tingkat kesakitan (baik prevalensi maupun insidensi) yang ditemukan dari laporan unit pelayanan kesehatan (puskesmas dan rumah sakit) baik yang rawat jalan maupun rawat inap, serta angka kesakitan yang ditemukan di masyarakat.

3. Status Gizi

(24)

B. Upaya Pelayanan Kesehatan

Dalam judul ini sajikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh program di Dinas Kesehatan Dati II Kabupaten, termasuk di dalamnya adalah : 1. Kegiatan KIA pelayanan kesehatan yang disajikan adalah yang terkait dengan masalah kesehatan tersebut.

C. Identifikasi Masalah Kesehatan/Program Kesehatan

Dari gambaran keadaan kesehatan tersebut di atas, kemudian diberlakukan penetapan penyakit atau masalah kesehatan yang masih menjadi beban daerah setempat. Penetapan penyakit-penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut menggunakan kriteria misalnya: tingkat disabilitasnya (untuk penyakit kronik), kelompok penduduk yang menderita, tingkat atau akselerasi penularannya.

IV. PENETAPAN MASALAH PRIORITAS/ PROGRAM PRIORITAS A. Teknik Penetapan Masalah/Program Prioritas

Berdasarkan penetapan atau identifikasi masalah kesehatan yang diperoleh, kemudian dilakukan penetapan masalah kesehatan prioritas. Dengan kata lain, akan dilakukan penjenjangan atau urutan prioritas masalah kesehatan yang ada. Untuk menetapkan prioritas masalah, dikenal beberapa macam teknik.Pilih salah satu teknik penetapan prioritas, sajikan alasan mengapa teknik itu yang dipilih, dan deskripsikan bagaimana teknik itu digunakan.

B. Penetapan Masalah/ Program Prioritas

(25)

V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

Dalam bagian ini sajikan saran-saran pemecahan masalah kesehatan prioritas yang telah ditetapkan, baik secara teknis maupun statistik.

CATATAN

(26)

EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

SISTEM SURVEILENS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sebagai latar belakang, sajikan masalah kesehatan masyarakat yang sistem surveilensnya akan diintervensi. Deskripsinya mencakup morbiditas (insidensi dan prevalensi), disabilitasnya serta mortalitasnya.Bandingkan beban sakit daerah setempat dengan data yang berskala nasional dan regional.

Sajikan alasan-alasan yang mendorong untuk dilakukannya analisis terhadap sistem surveilens.Misalnya pengamatan sepintas tentang ketidaklengkapan data surveilens, data surveilens tidak bisa mengungkap atau mendeteksi peningkatan kasus atau mungkin belum ada sistem pelaporan untuk penyakit tertentu.

B. Tujuan

Jelaskan tujuan umum dari evaluasi atau analisis terhadap sistem surveilens ini.Tujuan umum dari analisis ini adalah untuk mengetahui kelemahan suatu sistem surveilens.Bila sistem surveilensnya belum ada, tujuan umum adalah untuk mengetahui kebutuhan suatu sistem surveilens untuk penyakit tertentu, bila sistem yang sudah ada tidak bisa mencakup masalah kesehatan atau penyakit tersebut.

II. PELIBATAN STAKEHOLDER

(27)

III. ANALISIS KELEMAHAN/KEBUTUHAN SISTEM SURVEILENS Deskripsi Sistem Surveilens yang Dievaluasi

Sebelum menganalisis pelaksanaan suatu sistem surveilens di daerah kerja tertentu,perlu disajikan terlebih dahulu deskripsi sistem yang ada. Jelaskan sistem tersebut secara sistematis mulai dari tujuan sistem, manajemen organisatoris, job description termasuk di tingkat mana keputusan atau umpan balik dilakukan, path atau jalur informasi yang dilalui, jenis data yang dilaporkan, form-form pendukungnya secara operasional, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pelaporan informasi misalnya validitas dan reliabilitasnya dan sebagainya. Deskripsi ini sangat penting karena akan dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai pelaksanaan sistem surveilens di daerah kerja tertentu. Deskripsi sistem ini meliputi:

1. Deskripsi dari pentingnya masalah kesehatan masyarakat dari masalah atau penyakit yang diamati secara terus menerus

 Indeks –indeks frekuensi dari penyakit yang diamati

 Indeks-indeks keparahan

 Disparitas atau inekuitas yang berhubungan dengan penyakit yang diamati

 Biaya yang berhubungan dengan penyakit atau masalah kesehatan yang diamati

 Kemampuan untuk dicegah

 Akibat dari masalah atau penyakit yang diamati bila intervensi tidak dilakukan

 Ketertarikan publik

2. Deskripsi dari tujuan dan bagaimana sistem surveilans berjalan

 Tujuan dan manfaat dari sistem

 Rencana pemanfaatan data dari sistem yang berjalan

 Masalah kesehatan yang diamati, termasuk definisi kasus

 Otoritas legal untuk pengumpulan data

 Letak sistem dalam organisasi

 Level integrasi dengan sistem lain, bila ada

 Bagan alur dari sistem yang berjalan

(28)

3. Deskripsi sumberdaya yang digunakan untuk mengoperasikan sistem surveilans

 Sumber pembiayaan

 Kebutuhan personel

 Sumber daya lain yang ada

IV. MEMFOKUSKAN DESAIN EVALUASI

Arah dan proses evaluasi harus terfokus untuk memastikan bahwa waktu dan sumberdaya yang digunakan dapat sefisien mungkin. Berdasarkan uraian tentang deskripsi sistem surveilans yang ada diatas, maka langkah berikutnya adalah memfokuskan desain dari evaluasi yang akan dilakukan, hal ini meliputi:

1. Menentukan tujuan khusus dari evaluasi (contoh: perubahan praktek dalam dalam pencatatan)

2. Identifikasistakeholderyang akan menerima hasil evaluasi dan rekomendasi 3. Pertimbangkan apa yang akan dilakukan dengan informasi yang dihasilkan

dari evaluasi yang dilakukan (manfaat atau kegunaan yang diinginkan) 4. Menspesifisikkan pertanyaan pertanyaan yang akan dijawab melalui

evaluasi

5. Menetapkan standar untuk menilai performa sistem yang ada

Pendekatan untuk menetapkan standar ini meliputi kajian dari literatureilmiah yang terbaru untuk masalah kesehatan yang diamati (contoh: pedoman, jurnal, dll) dan atau konsultasi dengan ahli yang sesuai termasuk pengguna data.

Desain evaluasi dapat sederhana ataupun menjadi kompleks, hal ini disesuaikan dengan pertanyaan spesifik yang akan dijawab oleh evaluasi yang akan dilakukan. Desain evaluasi yang efektifdidukung oleh pertama pemahaman stakeholder tentang tujuan spesifik dari evaluasi dan yang kedua adalah orang-orang yang memerlukan hasil temuan dan rekomendasi berkomitmen untuk menggunakan informasi yang didapatkan dari evaluasi ini.

V. MENDAPATKAN BUKTI YANG CREDIBLE UNTUK MENILAI PERFORMA SISTEM SURVEILANS

(29)

provinsi.Evaluasi bisa dilakukan terhadap data yang dihasilkan, penggunaan informasinya atau mungkin dukungan ketenagaan secara kualitatif maupun kuantitatif.

Sebagaimana suatu penelitiian, maka perlu dijelaskan bagaimana cara yang akan dipergunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem surveilens tersebut. Jelaskan cara, prosedur, dan alat ukur yang dipergunakan.Evaluasi ini bisa dilakukan pada seluruh segmen sistem atau pada critical points yang tertentu, misalnya dengan pertimbangan efisiensi dan sebagainya.

Oleh karena itu, bagian ini akan mencakup dua pokok, yaitu : cara (metode) evaluasi serta penyajian dan analisa hasil yang diperoleh.

 Cara evaluasi. Jelaskan cara kerja untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem surveilens secara terperinci. Bila menggunakan alat ukur, jelaskan alat ukur yang dipakai, bagaimana data dikumpulkan, siapa responden atau subyek penelitiannya.

 Hasil dan analisa. Hasil yang telah diperoleh perlu disajikan secara informatif dan dianalisis sehingga dapat diidentifikasi kelemahan yang ada.

Dalam bagian ini, sajikanlah

1. Indikasi tingkat kemanfaatan sistem surveilans yang dievaluasi

Penilaian kemanfaatan sistem surveilans kesehatan masyarakat dimulai denganmelakukan kajian ulang terhadap tujuan dari sistem surveilans dan harus mempertimbangkan efek dari sistem tersebut terhadap pengambilan kebijakan dan program pengendalian penyakit.Tergantung dari tujuan sistem surveilans tertentu, sistem tersebut tersebut dapat dipertimbangkan bermanfaat bila sistem ini telah dapat menjawab paling tidak satu dari pertanyaan berikut

a. apakah sistem mampu mendeteksi penyakit atau cedera atau paparan yang merugikan yang penting secara tepat waktu sehingga kontak dapat didiagnosis akurat atau dicegah atau diterapi atau ditangani secara tepat waktu dan benar?

(30)

c. Apakah sistem mampu mendeteksi tren yang menggambarkan sinyal perubahan kejadian penyakit, cedera atau paparan yang merugikan termasuk deteksi epidemic (atau kejadian luar biasa?)

d. Apakah sistem mampu menilai efek dari program pencegahan dan pengendalian?

e. Apakah sistem mampu mengarahkan perbaikan dalam praktek klinis, perilaku, social, kebijakan serta lingkungan? atau

f. Apakah sistem mampu menstimulasi penelitian yang dibutuhkan untuk mengarahkan upaya pencegahan atau pengendalian

Suatu survey kepada orang-orang yang menggunakan data dari sistem surveilans yang dievaluasi dapat membantu untuk mendapatkan bukti kredible mengenai kemanfaatan dari sistem yang ada.

2. Gambaran setiap atribut sistem surveilans a. Kesederhanaan

VI. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KELEMAHAN SISTEM SURVEILENS

Setelah suatu sistem surveilens diketahui kelemahannya, perlu dianalisis faktor-faktor penyebabnya. Analisis ini penting, karena hasilnya akan dipakai sebagai dasar untuk melakukan intervensi. Berdasarkan analisis tersebut akan diketahui tindakan-tindakan apa yang diperkirakan bisa memperbaiki kelemahan yang ada.

VII. KESIMPULAN dan REKOMENDASI

(31)

Rekomendasi sebaiknya mencakup modifikasi dan atau tetap dijalankan/dipertahankankan pengoperasian sistem surveilans yang tengah berjalan.Sebelum merekomendasikan modifikasi, evaluasi ini harus mempertimbangkan biaya dari sistem tersebut dan atributnya. Penguatan salah atribut dari sistem dapat berdampak negative/melemahkan atribut yang lain yang justru merupakan prioritas. Dalam rekomendasi ini dapat mencakup juga perhatian terhadap etika dari sistem surveilans yang dilakukan.

VIII. RENCANA IMPLEMENTASI/INTERVENSI SISTEM SURVEILENS A. Aspek Yang Diintervensi

Seperti telah dijelaskan di atas, dalam suatu sistem surveilens terlibat banyak sekali aspek. Karena tidak mungkin untuk mengintervensi seluruh kelemahan yang ada, maka tetapkan aspek mana dan segmen atau tingkat mana suatu sistem akan diintervensi. Jelaskan mengapa aspek tersebut yang akan diintervensi dan apa harapan yang akan didapatkan dengan melakukan intervensi ini. Berikanlah dukungan literatur ilmiah dan masukan dari stakeholder untuk justifikasi intervensi yang dilakukan.

B. Metode Intervensi

Jelaskan secara terinci metode yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Misalnya dengan membuat pelatihan, mendesain form baru, menyederhanakan form lama atau mungkin merubah job description sesuai dengan kondisi setempat yang mempunyai implikasi desentralisasi pengambilan keputusan dan umpan balik, dan sebagainya.

C. Cara Evaluasi Intervensi

Jelaskan cara evaluasinya misalnya apakah evaluasi sesaat atau evaluasi secara longitudinal, kapan dilakukan evaluasi, tolok ukur dan alat ukur yang dipergunakan, siapa yang mengevaluasi dan sebagainya.Setelah dievaluasi, sajikan hasilnya. Dari penyajian hasil ini akan diketahui efektivitas intervensi.

IX. HASIL EVALUASI

(32)

X. PENUTUP

Bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.Kesimpulan disusun berdasarkan hasil/peningkatan sistem surveilens dalam sistem kewaspadaan dini secara luas. Dari temuan selama evaluasi dan intervensi, dapat diajukan saran-saran yang akan bisa dimanfaatkan oleh para pengelola program pada khususnya maupun sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.

XI. LAMPIRAN

 Jadwal pelaksanaan evaluasi

 Budget untuk melaksanakan evaluasi dan intervensi

 Instrument

 TOR untuk intervensi

 Dokumentasi

(33)

SKRINING

MASALAH KESEHATAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sajikan uraian yang sistematis yang mendorong perlukan dilakukan skrining masalah kesehatan tertentu.Uraian bisa berisi gambaran epidemiologis penyakit atau masalah kesehatan yang hendak diskrining dan magnitude-nya saat ini di daerah setempat.

B. Tujuan

Uraikan tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya skrining.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Epidemiologi

Gunakan sumber-sumber pustaka yang recent dan relevan untuk menguraikan epidemiologi penyakit atau masalah kesehatan yang hendak diskrining.Uraian harus secara komprehensif mencakup penyebaran (distribusi) penyakit menurut variabel orang, waktu dan tempat, dan faktor-faktor risiko atau penyebabnya. Uraian ini akan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan sasaran skrining, yaitu kelompok masyarakat dengan risiko tinggi, agar supaya skrining ini memperoleh yield yang tinggi.

B. Perjalanan Alamiah Penyakit

Dengan menggunakan sumber pustaka yang recent dan relevan, sajikan uraian tentang perjalanan alamiah penyakit atau masalah kesehatan yang hendak diskrining, mulai dari masuknya agen ke dalam tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis serta akibatnya. Uraian ini akan dipergunakan sebagai dasar dalam penentuan pada titik mana (dalam perjalanan alamiah penyakit) skrining akan dilakukan.

III. METODE SKRINING A. Sasaran dan Lokasi

(34)

B. Uji Diagnostik dan Baku Emas

Sajikan uraian tentang cara penegakan diagnosis penyakit yang hendak diskrining. Berdasarkan uraian tersebut, tetapkan uji diagnostik dan baku emasnya, disertai alasan mengapa hal itu dipilih.

IV. HASIL SKRINING DAN PEMBAHASAN A. Hasil Skrining

Dalam bagian ini sajikan hasil skrining yang meliputi prevalensi penyakit/masalah kesehatan yang diskrining.Sajikan dalam bentuk tabel atau grafik penyebaran penyakitnya menurut variabel orang atau tempat (variabel waktu tidak relevan).

Dengan menggunakan baku emas, sajikan pula sensitifias, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif dari uji diagnostik yang telah digunakan.

B. Pembahasan

Dalam bagian ini sajikan uraian mengapa hasil skrining yang diperoleh seperti itu. Bandingkan dengan hasil skrining serupa yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Sajikan pula faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi yield, misalnya lead time bias.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Rumuskan kesimpulan dan skrining penyakit/masalah kesehatan yang telah dilakukan.

B. Saran

(35)

PENELITIAN

EPIDEMIOLOGI ANALITIK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Latar belakang berisi uraian yang mengantar kepada adanya permasalahan.Pada dasarnya, masalah ditimbulkan oleh adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Khusus untuk program FETP, kepentingan daerah setempat harus diutamakan sebagai alasan pemilihan masalah. Masalah juga bisa ditimbulkan oleh belum adanya kesepakatan di antara para peneliti terdahulu tentang suatu hal.Selain itu, latar belakang juga harus menyajikan alasan-alasan yang mengungkapkan bahwa masalah yang dikemukakan penting untuk diteliti dan belum terjawab secara konklusif.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka timbullah masalah penelitian yang secara terperinci dan jelas akan dirumuskan pada bagian ini. Masalah harus dirumuskan secara jelas dan singkat.Masalah penelitian lazimnya dirumuskan dalam bentuk interogatif (kalimat tanya).Selain itu, masalah secara implisit harus menghubungkan antara sedikitnya 2 variabel.

Perumusan masalah adalah sangat penting dalam konteks penelitian secara keseluruhan, karena masalah penelitian merupakan pangkal tolak adanya suatu penelitian, juga akan menentukan arah penelitian, oleh karena itu perumusan masalah harus cukup singkat, jelas dan operasional. Bila masalahnya kompleks, rumuskan lebih dari satu rumusan.

C. Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini, sebutkan tujuan umum dan tujuan khusus (tujuan jangka panjang dan jangka pendek) dari penelitian ini.

D. Manfaat Penelitian

(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka memuat semua kerangka teori yang akan dipergunakan sebagai landasan untuk membangun hipotesis. Oleh karena itu, bagian ini perlu disajikan secara sistematis, sehingga secara logis adalah alasan mengapa hipotesis tertentu dibangun.

Telaah pustaka harus memuat semua penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Data-data dari penelitian terdahulu akan ditambah dengan fakta-fakta lain baik berupa konsep maupun teori dan kemudian secara induktif maupun deduktif akan menghasilkan suatu kesimpulan sementara yang disebut hipotesis. Penarikan kesimpulan secara induktif dan deduktif ini dilakukan secara berganti-ganti dan berulangkali.Cara berpikir semacam ini disebut cara berpikir reflektif.

B. Hipotesis

Hipotesis secara logis merupakan kesimpulan yang ditarik dari telaah pustaka, yang merupakan jawaban dari masalah penelitian.Disebut jawaban sementara, karena hipotesis masih perlu diuji kebenarannya secara empiris. Hipotesis sudah benar menurut kerangka pikir yang logis dan teoritis akan tetapi belum tentu benar secara empiris.

Jadi penelitian yang akan dilakukan pada hakekatnya adalah suatu proses untuk menguji hipotesis harus baik. Hipotesis yang baik akan memenuhi beberapa kriteria yaitu :

1. Disajikan secara deklaratif. Berbeda dengan masalah penelitian yang disajikan secara interogatif, maka hipotesis dinyatakan secara deklaratif.

2. Mempertautkan antara sedikitnya 2 variabel.

3. Hipotesis yang baik adalah yang bersifat operasional, artinya bisa diuji. Hipotesis bersifat operasional jika variabel-variabel yang terlibat bersifat operasional.

(37)

III. CARA PENELITIAN A. Bahan Penelitian

Yang dimaksud dengan bahan penelitian adalah subjek utama dari penelitian yang akan kita laksanakan. Oleh karena penelitian ini adalah penelitian epidemiologis, sedangkan epidemiologi adalah ilmu pengetahuan tentang distribusi penyakit dan faktor-faktor penyebabnya, maka subjek penelitiannya adalah manusia.

Lazimnya, karena subjek penelitian kita terlalu banyak, kita melakukan pengambilan sampel atau contoh dari seluruh subjek tersebut. Keseluruhan subjek yang akan kita teliti tersebut kita sebut populasi, sedangkan bagian populasi yang kita kenai tindakan kita sebut sampel.

Bila penarikan sampel dilakukan, perlu dideskripsikan terlebih dahulu batasan-batasan populasi yang hendak disampel. Selain untuk menentukan frame (kumpulan subjek yang akan dipilih), batasan populasi akan berguna untuk generalisasi hasil penelitian.

1. Batasan populasi

Deskripsikan dengan jelas batasan atau kriteria subjek yang menjadi anggota populasi, misalnya golongan umurnya, daerah tempat tinggal yang dicakup, karakteristik lainnya seperti mengidap penyakit tertentu selama periode tertentu.

2. Besar sampel

Karena akan mewakili seluruh populasi, sampel harus cukup besar. Artinya, sampel harus lebih dari batas sampel minimal yang disyaratkan secara statistik. Penghitungan besar sampel biasanya menggunakan dasar tingkat signifikansi, kuasa uji (power of the test) dan parameter lainnya tergantung disain yang dipergunakan.

3. Cara pengambilan sampel

Karena tidak semua anggota populasi akan terpilih sebagai anggota sampel, uraikan cara pemilihannya. Cara pemilihan atau cara pengambilan sampel ini lazimnya disebut sampling.

B. Alat

(38)

alat tersebut. Untuk menentukan validitas dan reliabilitas alat ukur yang dipergunakan, perlu dilakukan uji coba.

C. Jalan Penelitian

Uraikan dengan terperinci jalannya penelitian

1. Jenis penelitian. Sebutkan apakah penelitian ini penelitian analitik (observational) atau penelitian eksperimental (intervensi).

2. Rancangan penelitian. Sebutkan rancangannya.

3. Identifikasi variabel. Dalam penelitian analitik atau eksperimental, secara umum ada 3 macam variabel, yaitu variabel bebas (independent variables), variabel terpengaruh (dependent variables) dan variabel pengganggu (confounding variables). Sebutkan masing-masing variabel dengan skala pengukurannya.

4. Definisi operasional. Semua konsep yang bisa diartikan secara lain harus didefinisikan dengan jelas. Definisi ini disebut definisi operasional. 5. Cara analisa data. Jelaskan cara analisa data yang diperoleh. Bila

dilakukan analisa statistik, jelaskan uji statistik yang dipergunakan. Agar lebih jelas, sajikan pula dummy table untuk data hasil penelitian.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan secara tekstual, tabular, dan grafik atau kombinasi dari ketiganya, atau bentuk penyajian lainnya seperti spot maps dan sebagainya. Hasil harus disajikan secara terinci dan mengikuti pola yang sistematis. Perlu diingat bahwa bagian ini tidak mendeskripsikan tentang metode penelitian.

Bila tabel atau grafik bentuk penyajian visual lainnya dipergunakan, perhatikan kaidah-kaidah penyusunannya.Lazimnya tabel atau grafik harus sederhana, jelas dan informatif. Tabel atau grafik harus berdiri sendiri dan independen terhadap teks.

B. Pembahasan

(39)

Dalam bagian ini perlu ditambahkan juga kelemahan-kelemahan penelitian yang dilakukan baik dari segi metodologi maupun substansi, yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Informasi semacam ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti yang lain yang akan melakukan penelitian sejenis.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan harus disajikan dengan ringkas dan jelas. Kesimpulan harus linier dengan masalah penelitian dan hipotesis penelitian.

B. Saran

(40)

EVALUASI PROGRAM

KESEHATAN

Langkah-langkah evaluasi program kesehatan tidak jauh berbeda dengan langkah-langka yang dilakukan untuk evaluasi sistem surveilans.Perbedaannya terletak pada poin-poin yang dievaluasi, dalam sistem surveilans poin evaluasi lebih ditekankan pada penilaian performa surveilans melalui atribut sistem surveilans, sedangkan pada evaluasi program kesehatan poin penekanan terletak performa dari program yang dijalankan.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam bagian ini disajikan gambaran umum tentang morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh penyakit yang programnya hendak dievaluasi. Kecuali itu, disajikan pula gambaran geografis daerah yang hendak dievaluasi. Secara umum, latar belakang hendaknya mencerminkan pentingnya untuk dilakukan evaluasi.

B. Tujuan Umum

Uraikan tujuan umum evaluasi ini. Tujuan umum dari suatu evaluasi program adalah untuk mengetahui keberhasilan program bila dilihat pada aspek outcomenya.Outcomeatau outputdapat menjadi konteks mengapa dilakukan evaluasi dan tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap outcomeyang tidak baik.

II. PELIBATAN STAKEHOLDER

Bagian ini menyajikan pemangku kepentingan siapa saja yang dilibatkan dalam proses evaluasi ini dan mendeskripsikan bagaimana pemangku tersebut terlibat dan dilibatkan dalam proses ini.

III. DESKRIPSI PROGRAM YANG DIEVALUASI

(41)

1. Kebutuhan

Suatu pernyataan kebutuhan program menggambarkan masalah atau kemungkinan program dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan yang ada dan menunjukkan bagaimana program akan berdampak terhadap masalah kesehatan yang ada.

2. Efek yang diharapkan

Deskripsi harapan dari pelaksanaan program, hal-hal apa saja yang harus diselesaikan atau dicapai sehingga suatu program bisa dikatakan sukses (efek program). Deskripsi harapan ini harus terorganisir berdasarkan waktu, berkisar antara konsekuensi dari yang spefisik sampai ke yang luas (segera-jangka panjang)

3. Kegiatan-kegiatan

Deskripsikan kegiatan-kegiatan program, dapat meliputi langkah-langkah atau strategi atau aksi-aksi yang disusun dalam urutan yang logis. Hal ini menggambarkan bagaimana setiap aktivitas program berhubungan dengan aktivitas yang lain dan mengklarifikasi mekanisme hipotesis program atau teori perubahan. Kegiatan-kegiatan dalam program ini harus dibedakan dengan aktivitas yang merupakan tanggung jawab langsung dari program dengan aktivitas yang dilakukan oleh program atau partner lain. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesuksesan program juga harus dicatat dalam bagian ini.

4. Sumberdaya

Sumberdaya meliputi waktu, teknologi, peralatan, informasi, uang, dan asset lain yang tersedia untuk melakukan aktivitas program. Deskripsi sumberdaya untuk program bisa menggambarkan jumlah dan intensitas layanan program dan menjelaskan keberadaan situasi ketidaksesuaian antara aktivitas yang diinginkan dengan sumber daya yang tersedia.

5. Tahap pengembangan

(42)

untuk mengidentifikasi dan menilai dampak yang diinginkan dan tidak diinginkan. Identifikasilah pada tahap mana program yang akan dievaluasi.

6. Konteks

Deskripsi konteks program meliputi setting dan pengaruh lingkungan (sejarah, geografi, politilk, kondisi social ekonomi, dan upaya dari organisasi lain) dimana program berjalan.

7. Model logic

Suatu model logic ini menggambarkan urutan kejadian untuk membawa perubahan dengan mensintesis elemen-elemen program utama kedalam suatu gambar tentang bagaimana program seharusnya bekerja.Model ini biasanya digambarkan dalam suatu bagan alir, peta atau tabel untuk memotret urutan langkah-langkah program.

(43)

IV. MEMFOKUSKAN DESAIN EVALUASI A. Tujuan Evaluasi

Setelah mendapatkan gambaran dari program yang akan dievaluasi, maka langkah berikutnya adalah memfokuskan evaluasi agar dapat menilai isu yang menjadi perhatian terbesar dari stakeholder dengan memanfaatkan waktu dan sumberdaya seefisien mungkin. Desain dari evaluasi sangat tergantung dari informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder. Dalam memfokuskan evaluasi, lihatlah kembali dalam tahap pengembanan program ini, apakah perencanaan, implementasi atau efek. Oleh karena hal ini penting untuk menetapkan tujuan dari evaluasi yang akan dilakukan. Penetapan tujuan akan membantu untuk memfokuskan desain evaluasi.

(44)

B. Pertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan memberikan panduan untuk evaluasi yang akan dilakukan dengan menyatakan aspek apa dari program yang akan dievaluasi. Membuat pertanyaan-pertanyaan evaluasi mampu menarik stakeholder untuk yakin evaluasi ini akanmenjawab apa. Apabila pertanyaan cukup banyak maka perlu dilakukan prioritas.Pertanyaan-pertanyaan ini akan memandu metode apa yang akan digunakan.

C. Metode

Metode untuk evaluasi berasal dari opsi-opsi penelitian ilmiah, terutama yang dikembangkan untuk penelitian sosial, perilaku dan kesehatan. Klasifikasi desain meliputi eksperimen, kuasi-eksperimen, observasi atau metode campuran. Tidak ada desain yang lebih baik dari desain yang lain, tetapi desain tertentu akan baik untuk menjawab pertanyaan spesifik tertentu. Selama proses evaluasi metode mungkin perlu dikaji ulang dan dimodifikasi, hal ini dilakukan karena terdapat perubahan kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan perubahan atau mendesain ulang untuk menjaga evaluasi tetap pada jalurnya.

1. Rancangan Evaluasi

Suatu evaluasi program lazimnya akan mencakup 2 jenis kajian, yaitu kajian deskriptif dan kajian analitis. Kajian deskriptif lazimnya dilakukan untuk mengevaluasi aspek input dan proses. Aspek output dan outcome lazimnya dievaluasi secara analitis. Terhadap aspek yang terakhir, diperlukan rancangan penelitian tertentu. Tetapkan rancangan yang dipergunakan dalam evaluasi ini, bisa berupa : rancangan paralel, rancangan pre-test dan post-test, atau rancangan lain yang lebih complicated.

2. Subjek Evaluasi

(45)

3. Alat Ukur

Terhadap semua mata amatan (variabel) yang hendak dianalisis, tetapkan semua alat ukur yang digunakan. Jelaskan pula mengapa alat ukur itu yang digunakan bila terdapat banyak alat ukur yang bisa

Penyajian hasil evaluasi dapat bervariasi tergantung dari metode dan model apa yang yang dikerjakan. Berikut ini adalah contoh untuk evaluasi yang menggunakan model input, proses dan output.

A. Input (Masukan)

Evaluasi terhadap input mencakup : 1. Tenaga

Dalam aspek ini dinilai kelengkapan dan jenis tenaga yang tersedia dalam program dan dibandingkan dengan jenis, kualifikasi dan kuantitas tenaga yang seharusnya ada di dalam program.

2. Bahan dan Alat

Lakukan evaluasi terhadap tersedianya bahan dan alat untuk mendukung program. Sajikan pula evaluasi terhadap penguasaan teknologinya. 3. staffingdan job analysis 4. proses pengambilan keputusan 5. supervisi

(46)

C. Output

Kajian terhadap output (keluaran) adalah evaluasi terhadap hasil kegiatan.Perbedaan output dan outcome adalah bahwa output lebih merupakan pencapaian hasil jangka pendek, lebih kuantitatif dan lebih terukur. Bila outcome (dampak) adalah hasil akhir, maka output adalah hasil antara.

Sebagai contoh, bila kita mengevaluasi program DBD misalnya, maka outputnya berupa : (1) angka bebas jentik, (2) house index, (3) container index, dan sebagainya.

D. Outcome

Evaluasi terhadap outcome(dampak) dilakukan terhadap variabel-variabel : 1. angka kesakitan (insidensi dan prevalensi), dan

2. angka kematian

Evaluasi terhadap dampak dan keluaran inilah yang lazimnya menggunakan rancangan tertentu. Rancangan yang paling sering digunakan adalah rancangan pre-test dan post-test. Artinya pencapaian program tahun ini dibandingkan dengan pencapaiannya tahun lalu atau pada saat program belum dilaksanakan.

E. Pembahasan

Sajikan kajian analitis dan sistematis yang menjelaskan secara komprehensif mengapa hasil pencapaian programnya seperti itu. Di dalamnya masukkan asumsi-asumsi yang mendukung fakta-fakta bahwa tujuan program telah tercapai atau belum tercapai.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

(47)

PENYIDIKAN

KEJADIAN LUAR BIASA

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bagian ini merupakan pengantar yang mendasari mengapa dilakukan penyelidikan KLB. Bagian ini diawali dengan sedikit patofisiologi dan epidemiologi penyakit yang diduga sedang berjangkit.

Kemudian pada bagian selanjutnya disajikan mengapa timbul dugaan adanya KLB. Adanya dugaan bahwa telah terjadi KLB dilakukan dengan pengamatan terhadap data surveilens (misalnya W2) yang menunjukkan indikasi peningkatan daripada biasanya. Sudah barang tentu dilaporkan juga secara sepintas apakah data surveilens tersebut valid dan reliabel.

Selain dari pengamatan terhadap data surveilens, kecurigaan bisa timbul atas dasar laporan pejabat Dinas Kesehatan Dati II atau Kepala Puskesmas, atau bahkan laporan dari media massa.

Bila beritanya diperoleh dari media massa, perlu dilakukan konfirmasi untuk memperoleh informasi yang lebih terperinci seperti jumlah kasus, daerah terjadinya KLB, jumlah kasus yang meninggal (dan CFR-nya) dan sebagainya.

B. Tujuan Penyelidikan

1. Umum 2. Khusus

Deskripsikan tujuan penyelidikan KLB secara umum dan khusus.

II. ANALISA SITUASI DAN TELAAH PUSTAKA

(48)

faktor risiko yang berkaitan dengan terjadinya penyakit tersebut, harus diketahui terlebih dahulu perjalanan alamiah penyakit (PAP) tersebut. Oleh karena itu sebelumnya perlu dideskripsikan secara terperinci patofisiologi penyakitnya. Kemudian untuk mendapatkan masukan tentang metode penyelidikan KLB penyakit tersebut yang dilakukan sebelumnya, perlu dilaporkan juga artikel tentang penyelidikan KLB sejenis.

Informasi tersebut di atas bisa ditambah dengan keterangan atau wawancara singkat dengan para pejabat kesehatan di tingkat Puskesmas maupun Kabupaten. Semua informasi tersebut kemudian dirangkum dan dipergunakan untuk sebagai dasar pengajuan hipotesis tentang diagnosis penyakit yang menimbulkan KLB, sumber dan cara penularan. Oleh karena itu, bagian ini terdiri dari :

A. Kondisi Geografis B. Kondisi Demografis

C. Kondisi Pelayanan Kesehatan D. Telaah Pustaka

1. Patofisiologi penyakit

2. Perjalanan alamiah penyakit dan faktor risiko 3. Laporan KLB sejenis

III. METODOLOGI

Bagian ini merupakan deskripsi operasional tentang bagaimana penyelidikan akan dijalankan mengikuti langkah-langkah yang dilakukan dalam investigasi kejadian luar biasa. Dalam bagian ini dijelaskan batasan wilayah pelacakan, kriteria diagnosa yang dipergunakan untuk mendefinisikan kasus, cara pengumpulan data baik primer maupun sekunder, darimana dan dengan cara apa data dikumpulkan.

A. Identifikasi tim investigasi dan sumber daya B. Tentukan Keberadaan Kejadian Luar Biasa

1) Pengumpulan Data Sekunder

Sebutkan data sekunder yang akan dikumpulkan dan sebutkan darimana data tersebut dapat diperoleh. Data tersebut misalnya :

(49)

iv. Data Dinas Kesehatan Dati II v. Data Penunjang lain

Data tersebut dapat berupa distribusi kejadian penyakit di wilayah penyelidikan atau wilayah kabupaten selama periode beberapa tahun ke belakang. Data laporan KLB yang pada tahun

C. Memastikan (Verifikasi) Diagnosis

Sebutkan dengan jelas kriteria diagnosa yang dipergunakan baik secara klinis maupun laboratorium. Jelaskan juga bagaimana diagnosia penyakit tersebut ditegakkan. Hal ini penting untuk definisi kasus.

D. Membuat definisi kasus

Sebagai panduan untuk langkah selanjutnya dalam investigasi KLB yaitu pencarian kasus secara aktif, maka definisi kasus harus dibuat sebagai panduan kita di lapangan. Sebutkan criteria atau definisi kasus dalam investigasi KLB, definisi atau kriteria kasus dapat memuatdefinite, probable dan suspect cases, bila diperlukan. Definisi kasus seharusnya memuat komponen waktu, tempat dan orang. Definisi kasus bisa berdasarkan buku pedoman yang telah ada sebelumnya dan dapat disertai dengan modifikasi sesuai dengan KLB yang terjadi bila diperlukan.

E. Penemuan kasus sistematis dan membuat line listing

1) Batasan Wilayah Pelacakan

Sebutkan dengan jelas batasan wilayah pelacakan, misalnya Desa Gedang, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.

2) Pengumpulan Data Primer (Penemuan kasus aktif secara sistematis)

Data primer yang dikumpulkan berupa pelacakan penderita dan pencarian kasus tambahan. Perlu dijelaskan juga bagaimana cara pelacakan penderita dan pencarian kasus tambahan.

F. Analisa Deskriptif dan Hipotesis

(50)

G. Studi Analitik Lanjutan

Studi analitik ini digunakan untuk menguji hipotesis yang dibuat pada bagian sebelumnya. Penelitian potong lintang atau kasus kontrol atau kohort dapat dilakukan. Desain studi yang dipilih disesuaikan dengan hipotesis yang akan diuji. Apabila hipotesis sudah terjawab dengan jelas, cara dan sumber penularan sudah jelas maka studi analisis tidak harus selalu dilakukan. Diskusikanlah dengan pembimbing lapangan dan pembimbing akademik.

1) Penelitian Kasus Kontrol/Kohort

Untuk membantu menentukan sumber dan cara penularan, perlu dilakukan studi kasus kontrol. Dalam studi kasus kontrol perlu

Sedangkan pada penelitian Kohort perlu dijabarkan a) Batasan terpapar

b) Batasan tidak terpapar c) Cara pengambilan

d) Variabel-variabel penelitian

2) Cara Analisa Data

Untuk menolak atau mendukung hipotesis dan untuk mencapai tujuan khusus penyelidikan, data yang telah terkumpul harus disajikan dengan jelas dan dianalisa. Jelaskan cara analisa data yang akan dipergunakan. Bila akan dilakukan analisa statistik, sebutkan uji statistik yang dipergunakan.

3) Definisi Operasional

(51)

IV. HASIL PENYELIDIKAN

Setelah dianalisis, semua data hasil penyelidikan harus disajikan dengan cara sederhana, ringkas tapi jelas dan informatif, dalam bentuk tekstual, tabular dan grafik atau kombinasi.

A. Kepastian Diagnosa

Bagian pertama dari bab hasil penyelidikan adalah hasil pemeriksaan/verifikasi terhadap diagnosa yang telah dipergunakan untuk menetapkan kasus. Bila kasusnya sangat banyak, dan pemastian diagnosanya tidak fleksibel, verifikasi cukup dilakukan terhadap sampel kasus.

B. Penetapan KLB

Untuk menetapkan terjadinya KLB, sajikan data W2 selama 5 tahun terakhir. Tunjukkan bahwa memang terjadi pelonjakan kasus bila dibandingkan dengan jumlah kasus yang “biasa”. Perlu diingat bahwa data W2 tersebut mungkin kurang valid atau reliabel, oleh karena itu perlu dikonfirmasi atau di cross-check dengan data lain misalnya LB1, RL 2a, dan RL 2b serta data dari laboratorium baik swasta maupun pemerintah yang ada di daerah itu yang mungkin memberikan data yang lebih lengkap.

Bila ternyata memang telah terbukti terjadi KLB, tetapkan waktu mulai terjadinya KLB tersebut dengan menentukan titik peningkatan kasus yang disajikan dalam grafik batang. Penetapan waktu ini sangat penting artinya dalam menetapkan sumber penularan, karena dengan mengetahui lama pemaparan, akan dapat diduga di mana seorang penderita tertular oleh sumber penularan.

C. Deskripsi KLB

(52)

Secara sistematis sajikan data dalam sub judul berikut ini :

1) Daftar kasus

Sajikan jumlah kasus dari minggu ke minggu berikutnya. Berdasarkan diagnosanya, kelompokkan kasus dalam definite, probable dan suspect. Sajikan dalam bentuk grafik garis (line curve), sehingga bisa diamati puncak kejadian, periode terjadinya KLB.

2) Deskripsi kasus menurut variabel tempat, orang dan waktu

Sajikan kurva epidemi dan tabel silang yang menggambarkan jumlah kasus versus variabel tempat, orang dan waktu seperti yang dijelaskan di atas. Sajikan pula spot map yang menggambarkan distribusi kasus berdasarkan tempat tinggal kasus.

3) Lama pemaparan

Dalam bagian ini sajikan data tentang masa epidemi dan masa inkubasi berdasarkan data primer (wawancara dengan kasus) maupun lama pemaparan secara teoritis.

4) Attack rate menurut golongan umur

Sebagai pelengkap dari penyajian data, jumlah kasus versus variabel orang, tempat, dan waktu, hitung attack ratemenurut pengelompokan karakteristik.

5) Populasi risiko tinggi

Berdasarkan data yang telah disajikan di atas, tetapkan populasi dengan risiko untuk terserang penyakit yang sedang berjangkit, baik menurut variabel orang, tempat dan waktu.

D. Identifikasi Sumber dan Cara Penularan

Bila dilakukan studi kasus kontrol, sajikan hasil studi ini dalam bagian ini, dengan urut-urutan sebagai berikut :

1) Hasil penelitian kasus kontrol

2) Sajikan perhitungan odds ratio ke faktor-faktor risiko terhadap terjadinya penyakit. Faktor risiko yang mempunyai odds ratioterbesar dan bermakna, mempunyai potensi untuk menjelaskan sumber dan cara penularan (meskipun tidak selalu demikian)Sumber penularan

(53)

terjadi pada awal periode KLB. Hal ini lebih mudah ditentukan bila KLB-nya masih dalam tahap awal.

3) Cara penularan

Untuk menetapkan cara penularan, selain dengan menggunakan indeks kasus, odds ratio juga harus dipertimbangkan semua faktor lain (misalnya sosial budaya, geografi, topografi dan sebagainya) yang tidak tercakup dalam studi kasus kontrol.

V. PEMBAHASAN

Pembahasan berisi kajian analitis terhadap (terutama) diagnosa penyakit KLB, sumber dan cara penularan. Dalam pembahasan, semua faktor yang mempengaruhi terjadinya KLB dianalisis baik secara deskriptif maupun analitis, dan pada akhirnya diketahui atau dipastikan sumber dan cara penularan.

Pembahasan juga berisi deskripsi tentang alasan mengapa hipotesis yang diajukan telah ditolak atau diterima. Hipotesis diterima bila sumber dan cara penularan yang diketahui dari hasil penyelidikan sesuai dengan yang diduga. Bandingkan pula dengan hasil penyelidikan KLB sejenis terdahulu tentang sumber dan cara penularan, apakah ada persamaan atau perbedaan. Bila ada perbedaan, berikan analisa mengapa demikian, faktor-faktor apa yang mempengaruhinya dan sebagainya.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

(54)

BAGIAN AKHIR

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka disusun menurut abjad nama akhir pengarang pertama. Penulisan daftar pustaka tidak diberi nomor urut.Penulisan sumber berupa buku (textbook) dan majalah (journal) tidak ada perbedaan yang berarti kecuali urutannya ke kanan.

A. SUMBER BERUPA BUKU

Bila sumber berupa buku, penulisan daftar pustaka mengikuti urutan sebagai berikut :

Nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid, terbitan (edisi) ke, nomor halaman yang diacu (kecuali bila seluruh buku diacu), nama penerbit dan nama kota tempat penerbitan.

B. SUMBER BERUPA MAJALAH

Bila sumber berupa majalah, penulisan daftar pustaka mengikuti urutan sebagai berikut :

Nama penulis, tahun terbit, judul artikel, nama majalah dengan singkatan resminya, volume: nomor halaman yang diacu.

Urutan aturan yang lebih terinci tentang penulisan daftar pustaka, periksa buku Petunjuk Penulisan Usulan dan Tesis.

LAMPIRAN

(55)

Contoh Halaman Judul

LAPORAN PENYIDIKAN KLB HEPATITIS A DI KABUPATEN SIDOMULYO KECAMATAN UNG KABUPATEN UNGARAN PROVINSI JAWA TENG

Disusun Oleh : Tatiek Hediati Supadi 14

/2931240/PKU/107653

Minat Utama Epidemiologi Lapangan (Field Epidemiology Training Program – FETP) Program Pascasarjana, Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran – Universitas Gadjah Mada 2014

PATITIS A N UNGARAN

TENGAH

(56)

Contoh Halaman Pengesahan

LAPORAN PENYIDIKAN KLB HEPATITIS A DI KELURAHAN SIDOMULYO KECAMATAN UNGARAN

KABUPATEN UNGARAN PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun untuk melengkapi pelaksanaan mata kuliah lapangan PENYIDIKAN KLB

(KUI 725)

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Akademis,

Dr. Wijaya Atmaja, PhD tanggal ………..

Pembimbing Lapangan,

(57)
(58)

PEDOMAN PEMBUATAN ABSTRAK

Abstrak yang dibuat harus memuat/mengandung bagian-bagian sebagai berikut:

1. Latar belakang

Membahas tentang latar belakang ilmiah, rasional dari studi yang dilakukan dan kepentingan dilakukannya studi dari sisi kesehatan masyarakat. Abstrak akan dibagikan kepada para partisipan dan moderator maka janganlah berasumsi bahwa semua orang telah memahami topik studi yang dilakukan. Jelaskan mengapa studi yang dilakukan ini penting dan pertanyaan apa yang akan dijawab dengan studi Anda.

 Nyatakanlah secara jelas tentang setting latar belakang studi dan deskripsikanlah tujuan dari studi. Sebagai contoh:

- Suatu KLB penyakit terdeteksi dan suatu studi dibutuhkan untuk merespon satu atau semua hal berikut ini: identifikasi agen penyebab, menentukan alat untuk perkembang-biakan atau transmisi, dan menetapkan langkah-langkah pengendalian yang sesuai;

- Data dari sistem surveillans menunjukkan adanya kebutuhan untuk studi lapangan dan analisis lebih lanjut;

- Suatu survei dilakukan untuk menentukan faktor risiko atau populasi yang terpengaruh oleh masalah kesehatan yang ada (contoh: dengue, hepatitis A, penggunaan tembakau, prevalensi penyakit, akses terhadap intervensi prevensi)

- Perhatian masyarakat politisi atau media mengenai suatu masalah kesehatan yang spesifik. Studi sebelumnya menunjukkan adanya kebutuhan akan investigasi lebih lanjut dari masalah kesehatan.

 Signifikansi dari sisi kesehatan masyarakat biasanya ditentukan oleh kriteria sebagai berikut:

- Keseriusan masalah kesehatan yang terjadi (contoh: angka mortalitas tinggi, angka fatalitas kasus, tahun potensial hidup yang hilang)

- Frekuensi (contoh: angka morditas yang tinggi, angka morbiditas yang tinggi atau angka prevalensi faktor risiko yang tinggi pada populasi yang spesifik)

Gambar

Gambar 1 : Contoh bookmark
Gambar 2. Contoh model logic untuk program TB
Gambar 3. Beberapa contoh kegunaan dari evaluasi program

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini penulis akan mencoba merancang, membuat serta mengimplementasikan sistem pengambilan keputusan ke dalam bentuk yang terkomputerisasi yaitu dalam bentuk

z “ “ Suatu Suatu Organisasi Organisasi yang yang memiliki memiliki ketrampilan ketrampilan menciptakan menciptakan , , menguasai?. menguasai dan dan membelajarkan

>> Para pihak bebas melangsungkan perjanjian dan membentuk perjanjian menurut kehendak mereka sendiri, asal tidak melampaui batas-batas yang teleh ditentukan oleh kaidah-

Dari ketiga metode yang perbanyakan tanaman pasak bumi, perbanyakan secara generatif dengan cabutan alam memberikan rerata hasil lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Biji

Tingkat pencemaran tanah ditentukan oleh peruntukan tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia dalam tanah (alamiah), jumlah partikel tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang Penggantian Biaya Kepada Saksi Atau Ahli Dalam

Gambar 3.3 Rancangan Diagram Arus Data Level 1 Proses Nomor 4 Pengolahan Data User Cabang...192. Gambar 3.4 Rancangan Diagram Arus Data Level 1 Proses Nomor 7 Pengolahan Data

1) Humas berperan dalam Pencitraan Universitas Sam Ratulangi Manado dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Humas dengan informasinya mampu memberi pengetahuan