Gejala penyebab hipertensi
Selain dengan pernyatan yang tertera diatas, ada beberapa gejala penyebab hipertensi ini. Berikut gejala penyebabnya adalah :
Sering terjadi muntah
Salah satu gejala penyebab hipertensi adalah sering mengalami muntah. Gejala muntah ini terjadi pada siapa saja. Biasanya akibat dari gejala muntah ini, bisa menimbulkan masuk angin. Hal inilah yang bisa memicu terjadinya penyakit ini datang dan muncul. Maka dari itu, Anda harus bisa menjaga kondisi kesehatan dengan baik dan benar, agar penyakit ini, tidak dapat terjadi pada diri Anda, yang pada intinya penyakit ini, bisa
membahayakan diri Anda sendiri, khususnya bagi penderita penyakit hipertensi ini, jika telat dalam penanganan atau tindakan untuk menyembuhkan atau mengatasinya.
Sering mengalami sakit jantung
Salah satu gejala penyebab hipertensi adalah seringnya mengalami sakit pada bagian jantung. Hal inilah yang bisa memicu terjadinya penyakit ini datang dan muncul. Maka dari itu, Anda harus bisa menjaga kondisi kesehatan dengan baik dan benar, agar penyakit hipertensi tidak dapat terjadi pada diri Anda, yang pada intinya, penyakit ini bisa membahayakan diri Anda sendiri, khususnya bagi penderita penyakit hipertensi ini, yang jika telat dalam mengobatinya atau mengatasinya.
Etiologi Hipertensi
Penyebab Hipertensi tidak diketahui pada sekitar 95% kasus terutama pada bentuk hipertensi idiopatik disebut juga hipertensi primer atau esensial. Faktor genetic berperan penting. Anak-anak yang salah satu atau kedua orangtuanya menderita hipertensi,cenderung mempunyai tekanan darah tinggi ,faktor lingkungan juga berperan penting. Intake garam yang
meningkat telah lama diamati berperan dalam pathogenesis hipertensi esensial. Faktor lain yang terlibat dalam hipertensi esensial:
a. Hiperaktivitas sistem saraf simpatis b. Sistem renin-angiotensin
c. Defek natriuresis
e. Faktor eksaserbasi
Penyebab hipertensi sekunder adalah: a. Penggunaan estrogen
b. Penyakit ginjal
c. Hipertensi vascular ginjal
d. Hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing e. Feokromositoma
f. Koarktasio aorta
g. Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan h. Penyebab lain.
3. Patofisiologi hipertensi
Mengenai patofisiologi hipertensi masih banyak terdapat ketidakpastian. Sebagian kecil pasien (2% - 5%) menderita penyakit ginjal atau adrenal sebagai penyebab meningkatnya tekanan darah. Pada sisanya tidak dijumpai penyebabnya dan keadaan ini disebut hipertensi esensial.
Beberapa mekanisme fisiologis terlibat dalam mempertahankan tekanan darah yang normal, dan gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hipertensi esensial. Faktor yang telah banyak diteliti ialah : asupan garam, obesitas, resistensi terhadap insulin, sistem renin-angiotensin dan sistem saraf simpatis (Lumbantobing, 2008).
Terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Curah jantung dan tahanan perifer
Mempertahankan tekanan darah yang normal bergantung kepada
keseimbangan antara curah jantung dan tahanan vaskular perifer. Sebagian terbesar pasien dengan hipertensi esensial mempunyai curah jantung yang normal, namun tahanan perifernya meningkat. Tahanan perifer ditentukan bukan oleh arteri yang besar atau kapiler, melainkan oleh arteriola kecil, yang dindingnya mengandung sel otot polos. Kontraksi sel otot polos diduga berkaitan dengan peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler.
Kontriksi otot polos berlangsung lama diduga menginduksi perubahan sruktural dengan penebalan dinding pembuluh darah arteriola, mungkin dimediasi oleh angiotensin, dan dapat mengakibatkan peningkatan tahanan perifer yang irreversible. Pada hipertensi yang sangat dini, tahanan perifer tidak meningkat dan peningkatan tekanan darah disebabkan oleh
meningkatnya curah jantung, yang berkaitan dengan overaktivitas simpatis. Peningkatan tahanan peifer yang terjadi kemungkinan merupakan
kompensasi untuk mencegah agar peningkatan tekanan tidak disebarluaskan ke jaringan pembuluh darah kapiler, yang akan dapat mengganggu
homeostasis sel secarasubstansial. 2. Sistem renin-angiotensin
Sistem renin-angiotensin mungkin merupakan sistem endokrin yang paling penting dalam mengontrol tekanan darah. Renin disekresi dari aparat
atau kurang asupan garam. Ia juga dilepas sebagai jawaban terhadap stimulasi dan sistem saraf simpatis.
Renin bertanggung jawab mengkonversi substrat renin (angiotensinogen) menjadi angotensin II di paru-paru oleh angiotensin converting enzyme (ACE). Angiotensin II merupakan vasokontriktor yang kuat dan
mengakibatkan peningkatan tekanan darah. 3. Sistem saraf otonom
Stimulasi sistem saraf otonom dapat menyebabkan konstriksi arteriola dan dilatasi arteriola. Jadi sistem saraf otonom mempunyai peranan yang penting dalam mempertahankan tekanan darah yang normal. Ia juga mempunyai peranan penting dalam memediasi perubahan yang berlangsung singkat pada tekanan darah sebagai jawaban terhadap stres dan kerja fisik.
4. Peptida atrium natriuretik (atrial natriuretic peptide/ANP)
ANP merupakan hormon yang diproduksi oleh atrium jantung sebagai jawaban terhadap peningkatan volum darah. Efeknya ialah meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal, jadi sebagai semacam diuretik alamiah. Gangguan pada sistem ini dapat mengakibatkan retensi cairan dan
hipertensi
4. Klasifikasi hipertensi
a. Hipertensi primer (essensial)
Onset hipertensi essensial biasanya muncul pada pasien yang berusia antara 25-55 tahun, sedangkan usia di bawah 20 tahun jarang di temukan.
b. Hipertensi sekunder
Kira-kira 5% pasian dengan hipertensi , diketahui mempunyai penyebab yang spesifik. Riwayat penyakit, pemeriksaan dan tes laboratorium rutin dapat mengidentifikasi pasien yang mungkin mempunyai hipertensi sekunder dan memerlukan evaluasi lebih lanjut, khususnya pada pasien yang mengalami hipertensi pada usia sangat muda tanpa adanya riwayat hipertensi pertama kali pada usia lebih dari 50 tahun.
5. Management dan edukasi pasien hipertensi 1. Non farmakologi :
a. Pembatasan garam dalam makanan
Pada beberapa orang dengan hipertensi ada yang peka terhadap garam dan ada yang resisten terhadap garam. Penderita yang peka terhadap garam cendrung menahan natrium,berat badan bertambah dan menimbulkan hipertensi pada diet yang tinggi garam. Sebaliknya, penderita yang
resistensi terhadap garam cendrung tidak ada perubahan dalam berat badan atau tekanan darah pada diet garam rendah atau tinggi. Dari penelitian diketahui bahwa diet yang mengandung 1600 sampai 2300 mg natrium/hari menurunkan rata-rata pada tekanan sistolik sebesar 9 sampai 15 mmHg dan tekanan diastolic 7 sampai 16 mmHg.
b. Mengurangi berat badan
disertai penurunan tekanan darah. Beberapa penelitian menghitung penurunan rata-rata sebesar 20.7 sampai 12.7 mmHg dapat mencapai penurunan berat badan rata-rata sebesar 11.7 kg.
c. Pembatasan alcohol
Mengurangi minum alcohol dapat menurunkan tekanan darah. 2. Edukasi
a. Menghindarkan pasien dari faktor resiko
b. Menyarankan pasien untuk tidak melakukan hal yang memperburuk gejala hipertensi
c. Mengurangi kebiasaan buruk tentang makanan dan minuman yang berhubungan dengan hipertensi bahkan jika bisa dihilangkan.
d. Olahraga teratur e. Pola makan teratur 3. Farmakologi
a. Beta bloker
Bekerja dengan menekan beta-1 jantung sehingga denyut jantung dan kontraktilitas miokard menurun. Efek pemakaian jangka panjang
menyebabkan peningkatan kadar glukosa,merangsang katekolamin dan insulin dalam darah menyebabkan LDL meningkat, HDL menurun. Efek
samping : mimpi buruk, pencernaan, depresi, allergy, blok AV, gagal jantung, bronkospasme.
b. Ace Inhibitor
Bekerja dengan menghambat enzim konversi angiotensin , angiotensi II yang berasal dari angiotensi I tidak terbentuk.
c. Diuretic
Bekerja dengan mempercepat dieresis air dan zat-zat yang terlarut didalamnya melalui ginjal. Pemakaian lama dapat menyebabkan
meningkatnya asam uratdalam tubuh, gangguan profil lipid dan metabolism glukosa.
6. Komplikasi hipertensi a. Retinopati hipertensif
Keith,wagner, dan barker menemukan pertama kali bahwa penderita-penderita retinopati dengan gol I (penciutan), II(sklerosis dan A-V nicking), III(perdarahan dan eksudat), IV (pupil edema) bila tidak diobat bisa bertahan 5 tahun berturut-turut 85%. 50%, 13%, dan 0%.
b. Penyakit jantung dan pembuluh darah
Dua bentuk utama penyakit jantung yang timbul pada penderita hipertensi yaitu penyakit jantung koroner (PJK ) dan penyakit jantung hipertensif. Hiprtensi merupakan penyebab paling umum dari hipertropi ventrikel kiri. Waktu yang lama dan hebatnya kenaikan tekanan darah tidak mutlak sebagai persyaratan untuk timbulnya hipertropi ventrikel kiri, karena ada faktor-faktor selain tekanan darah yang penting untuk perkembangannya. Sewaktu-waktu dapat timbul suatu bentuk kardiomiopati hipertensif.
Hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke karena perdarahan atau ateroemboli. Kekerapan dari stroke bertambah dengan kenaikan tingkat tekanan darah .
Perdarahan kecil (microhemorrhage) atau penyumbatan dari pembuluh-pembuluh kecil dapat menyebabkan infark pada daerah-daerah kecil,paling sering, di putamen, thalamus, nucleus kaudatus, pons atau cabang posterior dari kapsula internal.
d. Ensefalopati hipertensi
Sindroma yang ditandai dengan kelainan-kelainan neurologis mendadak atau sub akut yang timbul sebagai akibat tekanan arteri yang meningkat, dan kembali normal apabila tekanan darah diturunkan. Ini biasanya terjadi pada hiprtensi maligna yang meningkat cepat (accelerated) walaupun retinopati hipertensi yang lanjut sering tidak ada.
e. Nefrosklerosis karena hipertensi
Tes diagnostic yang lebih khusus sering menunjukkan gangguan fungsi ginjal , kenaikan sebagian pengeluaran natrium dan mikroalbuminuria. Namun tes-tes diagnostic ini tidak dibenarkan untuk prognosa atau pengobatan
hipertensi apabila tes-tes klinik biasa untuk fungsi ginjal berada dalam batas normal.
II. Laporan hasil pemeriksaan pasien 1. Riwayat penyakit pasien
a. RPS : Sakit kepala sudah seminggu, seperti dipukul-pukul bangun dari berbaring,pandangan kabur.
b. Keluhan tambahan : sakit dibagian tekuk, sakit seluruh badan, sesak napas, susah tidur, cepat lelah, pandangan kabur, jantung berdebar-debar, perih dalam perut. c. RPD : hipertensi sejak lama
d. RPK : disangkal
2. Faktor resiko yang ada pada pasien
Bu ruhani sudah lama mengkomsumsi kopi setiap pagi. 3. Riwayat pengobatan dan respon terhadap pengobatan.
Selama menjalani pengobatan dari puskesmas bu Ruhani meras ada kecocokan dan respon yang baik dengan pengobatannya, dengan berkurangnya sakit kepala dan gejala lainnya.
4. Masalah yang ada pada pasien yang berkaitan dengan proses penanganan kesehatnnya.
a. Gaya hidup atau kebiasaan nya yang masih minum kopi yang membuat proses penanganan hipertensi nya sulit di tuntaskan, di karenakan memang budaya minum kopi daerah tersebut.
b. Keluarga, bu Ruhana seorang janda, dan harus menghidupi kebutuhan hidup dengan berswah dan berkebun, dimana berpengaruh terhadap ketahanan tubuhnya di usia 60 tahun ini.
Dimana, saat dia menjalani medika mentosa, bu Ruhana masih
mengkonsumsi kopi, dimana kopi sangat berpengaruh terhadap hipertensi. III. Evaluasi
1. Hal-hal positif yang didapatkan pada kunjungan
a. Dokter pembimbing sangat baik, dimana kami di tunjukkan pasien hipertensi dan di berikan waktu dan tempat khusus untuk anamnesis dan pemeriksaa kepada pasien.
b. Dokter pembimbing bahkan setia menunggu seluruh kelompok selesai, hingga bisa mendapatkan tanda tangan.
2. Hal-hal negative yang di dapat pada kunjungan.
PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIBAB I
PENDAHULUAN
Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampaksekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan.Sampai saat ini prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 5-10%. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai hipertensi primer(hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi yang dapatditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder).
1
Tekanan darah tingi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke.Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik (menurunnya suplaidarah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan
serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh oto t jantung yangmenebal.
2
Patofisiologi dari penyakit jantung hipertensi adalah satu hal komplek yang melibatkanbanyak faktor yang saling mempengaruhi, yaitu hemodinamik, struktural,neuroendokrin, seluler, dan faktor molekuler. Di satu sisi, faktor-faktor ini memegangperanan dalam perkembangan hipertensi dan
komplikasinya, di sisi lain peningkatantekanan darah itu sendiri dapat memodulasi faktor-faktor tersebut.
3
Diagnosis penyakit jantung hipertensi didasarkan pada riwayat,pengkuran tekanandarah, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan awal pasienhipertensif harus menyertakan riwayat lengkat dan pemeriksaan fisis untukmengkonfirmasi diagnosis hipertensi, menyaring faktor-faktor risiko penyakitkardiovaskular lain, menyaring
hipertensi dan komorbiditas lain,memeriksa gaya hidup terkait-tekanan darah, dan menentukan potensi intervensi.Pengukuran tekanan darah yang terpercaya tergantung pada perhatian terhadap detailmengenai tekhnik dan kondisi pengukuran. Karena peraturan terkini yang melarangpenggunaan merkuri karena perhatian mengenai toksisitas potensialnya, sebagian besarpengukuran dibuat menggunakan instrumen aneroid. Akurasi