• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Bumi Perkemahan Berbasis Mas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Bumi Perkemahan Berbasis Mas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan Bumi Perkemahan Berbasis Masyarakat di

Pantai Karangsewu Kecamatan Gilimanuk Taman

Nasional Bali Barat, Bali

¹Septyan Adi Wibowo

1. Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Indonesia 8011

Abstract

Planning for Community Based Campgrounds at Karangsewu Beach, Gilimanuk Village, Bali Barat National Park, Bali. This study aims to find out how far the community's contribution to the planning of Karangsewu Beach campground and the environmental carrying capacity of ecological sustainability. this research method refers to Rachman's (1984) complete thinking process in Norma (2013) which applies secondary data analysis at field study stage which consists of inventory, analysis, synthesis, concept, and planning. The final result of this planning is a Campsite Plan that is implemented in Karangsewu Beach.

Keywords: Karangsewu Beach, Community, Campground, carrying capacity

1. Pendahuluan

Pemerintah Indonesia melalui Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya pada peraturan Undang-undang nomor 5 tahun 1990 menyatakan bahwa Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Salah satu taman nasional yang ada di Pulau Bali adalah Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang sudah memenuhi kriteria dari pengertian Taman nasional secara umum.

(2)

Jembrana dan Kabupaten Buleleng. Taman nasional merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang berada di bawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Kementerian Kehutanan. Dalam pengelolaannya masyarakat terlibat dalam konsultasi public. Bagi nelayan, hasil dari perubahan zonasi ini adalah munculnya zona tradisional. (Mahmud A. 2015). Dalam hal pengelolaan, pemerintah masih dominan untuk mengontrol dan mengatur mekanisme pengelolaan, membuat aturan, merevisi aturan serta mekanisme pengambilan keputusan. Peran masyarakat belum seutuhnya aktif dalam hal pengelolaan dan diharapkan dapat berkontribusi yang seimbang antara pemerintah dan masyarakat. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat menciptakan suatu ekosistem yang berkelanjutan di bidang pelestarian dan ekonomi.

2. Metode Penelitian

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Gilimanuk berada pada ketinggian 500 m dpl yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Bali Barat. Taman Nasional Bali Barat berada di Kecamatan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali. 2.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi GPS Garmin 64s, kamera digital dan perangkat komputer dengan software Sketch Up, Adobe Photoshop, Ms. Word 2010 dan Easygps.

2.3 Metode Penelitian

(3)

Jembrana, Bali. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah berupa kuesioner, teknik pengumpulan data dengan form yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada obyek penelitian guna mendapat informasi.

2.3.1 Inventarisasi Tahap

inventarisasi merupakan kegiatan pengumpulan data aspek biofisik dan aspek sosial. Data biofisik meliputi iklim, topografi, vegetasi, satwa, penggunaan lahan, dan kualitas visual. Data sosial meliputi data kondisi sosial, aktifitas, dan persepsi pengguna.

2.3.2 Analisis

Tahap analisis merupakan tahapan pengelolaan data yang telah diperoleh dari berbagai aspek sehingga diperoleh potensi dan kendala yang terdapat pada tapak.

2.3.3 Sintesis

Tahap sintesis merupakan suatu tahap pemanfaatan segala potensi dan berbagai upaya pemecahan masalah yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Berbagai potensi pada tapak diusahakan untuk dimanfaatkan dan dikembangkan, sementara kendala diminimalisir sehingga dapat mendukung pengembangan potensi agar mendapatkan konsep yang tepat dan sesuai.

2.3.4 Konsep

Tahap ini merupakan pengembangan ide berdasarkan potensi dan solusi masalah yang telah dilakukan pada tahap sintesis. Konsep dibagi menjadi konsep dasar dan konsep pengembangan. Konsep dasar merupakan konsep utama yang kemudian dikembangkan menjadi konsep pengembangan. Pada tahap konsep pengembangan akan menggambarkan konsep ruang, konsep sirkulasi dan konsep vegetasi.

(4)

Perencanaan merupakan hasil yang dibuat berdasarkan analisis dan sintesis yang telah dilakukan dengan menghasilkan tata ruang, sirkulasi, dan tata hijau. Selanjutnya produk akhir yang dihasilkan dari konsep pengembangan yaitu berupa site plan tapak secara keseluruhan.

3. Hasil dan pembahasan

3.1 Inventarisasi tapak

3.1.1 Aspek biofisik

Pantai Karangsewu merupakan bagian dari TNBB berada pada zona pemanfaatan dan merupakan tanah terbuka dalam peta zonasi.

Ekosistem yang ada pada kawasan pantai Karangsewu merupakan vegetasi daerah pesisir, berada pada ketinggian 100 mdpl. Kawasan pantai Karangsewu didominasi oleh Mangrove api-api (Avicennia marina) dan rumput golf (Cynodon dactylon) serta beberapa pohon Cermai (Phyllanthus acidus).

Aksesibilitas untuk menuju pantai Karangsewu dapat ditempuh melalui Jalan Raya Gilimanuk menuju pintu masuk kawasan Pantai Karangsewu.

3.2 Analisis dan Sintesis

Pantai Karangsewu terletak dalam wilayah zona pemanfaatan TNBB. Mempunyai luas ±20.44 ha yang dapat menampung 200 tenda dengan ukuran 2m x 2m.

Pantai Karangsewu memiliki tekstur tanah lempung liat berpasir yang baik untuk menyerap air hujan.

Vegetasi dan satwa yang ada di Pantai Karangsewu memiliki potensi dan daya tarik pengunjung sehingga perlu dijaga kelestariannya. Vegetasi yang didominasi oleh mangrove mengelilingi pantai. Satwa seperti sapi mirip dengan situasi yang ada di Taman Nasional Alas Purwo.

(5)

Konsep dasar dari bumi perkemahan Pantai Karangsewu yaitu bumi perkemahan berbasis masyarakat dan daya dukung lingkungan terhadap keberlanjutan kawasan Pantai Karangsewu. Menurut Daya Dukung Lingkungan dalam Zoer’aini (1997) Daya dukung lingkungan (carrying capacity) adalah batas atas dari pertumbuhan suatu populasi, di mana jumlah populasi tersebut tidak dapat lagi didukung oleh sarana, sumberdaya dan lingkungan yang ada. Atau secara lebih singkat dapat dijelaskan sebagai batas aktivitas manusia yang berperan dalam perubahan lingkungan. Konsep ini berasumsi bahwa terdapat kepastian keterbatasan lingkungan yang bertumpu pada pembangunan.

3.4 Pengembangan konsep

Konsep perencanaan Bumi Perkemahan Pantai Karangsewu dibagi menjadi beberapa konsep pengembangan yaitu konsep ruang dan konsep vegetasi.

Konsep tata ruang dibagi menjadi tiga yaitu zona konservasi, zona perkemahan, dan zona pelayanan. Konsep vegetasi pada tapak ini berfungsi sebagai kawasan konservasi dengan mempertahankan vegetasi lokal yang ada pada tapak seperti Mangrove api-api (Avicennia marina) dan rumput golf (Cynodon dactylon) serta beberapa pohon Cermai (Phyllanthus acidus).

3.5 Perencanaan

3.5.1 Tata ruang

Tata ruang merupakan penataan zonasi tapak. Berdasarkan fungsinya, penataan ruang dibagi menjadi tiga yaitu zona konservasi, zona perkemahan, dan zona pelayanan. Zona konservasi merupakan hutan alami yang berfungsi sebagai penahan ombak dan tembok dari abrasi air laut. Zona perkemahan merupakan pusat aktivitas dari pengunjung untuk melakukan kemah di Bumi Perkemahan Pantai Karangsewu. Zona pelayanan atau fasilitas yang dapat dinikmati oleh pengunjung berfungsi mendukung aktivitas pengunjung sebagai penyedia mandi cuci kakus (MCK), pembelian tiket, dan keamanan pengunjung.

(6)

Tata hijau di area bumi perkemahan adalah memberikan kesan alami dan menjaga keseimbangan ekosistem yang ada pada tapak. Tata ruang dalam perencanaan Bumi Perkemahan Alun-alun Suryakencana memiliki fungsi hijau, diantaranya konservasi, penguat fungsi ruang, penguat aktivitas dan fasilitas.

4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan

1. Konsep dasar dari bumi perkemahan Pantai Karangsewu yaitu bumi perkemahan berbasis masyarakat dan daya dukung lingkungan terhadap keberlanjutan kawasan Pantai Karangsewu.

2. Konsep perencanaan Bumi Perkemahan Pantai Karangsewu dibagi menjadi beberapa konsep pengembangan yaitu konsep ruang dan konsep vegetasi. 3. Zona konservasi merupakan hutan alami yang berfungsi sebagai penahan

ombak dan tembok dari abrasi air laut.

4. Zona pelayanan atau fasilitas yang dapat dinikmati oleh pengunjung berfungsi mendukung aktivitas pengunjung sebagai penyedia mandi cuci kakus (MCK), pembelian tiket, dan keamanan pengunjung.

5. Perencanaan Bumi Perkemahan Pantai Karangsewu merupakan hasil dari analisis dan sintesis, selanjutnya dibuat konsep pengembangan dengan hasil akhir berupa site plan.

4.2 Saran

Hasil perencanaan bumi perkemahan Pantai Karangsewu ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan pengelola Taman Nasional Bali Barat untuk diaplikasikan di Pantai Karangsewu. Selanjutnya perencanaan ini dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik sehingga tercipta suatu lanskap yang ramah terhadap lingkungan, dan ekosistem yang ada. Selain itu juga dapat memberikan rasa nyaman dan menyenangkan bagi penggunanya.

(7)

Gunggung, Senoaji. 2009. Daya Dukung Lingkungan dan Kesesuaian Lahan Dalam Pengembangan Pulau Enggano Bengkulu. Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu

Lucyanti, Silvia. 2013. Penilaian Daya Dukung Wisatadi Obyek Wisata Bumi Perkemahan Palutungan Taman Nasional Gunung Ciremai Propinsi Jawa Barat. Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Fakultas MIPA. Universitas Diponegoro. Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti menggunakan teori semiotika dari John Fiske untuk penelitian ini karena setiap level yang dipaparkan oleh