• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah seni rupa mesir kuno

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah seni rupa mesir kuno"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan syukur kehadirat illahi rabbi, yang telah memberikan cinta dan hidayah-nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Seni Rupa serta membantu para pembaca dalam proses pembelajaran.

Makalah ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan materi yang terkini sehingga para pembaca dapat memahamikarya ilmiah ini secara mudah dan cepat.

Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan para pembaca. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan sebagai upaya penyempurnaan karya ilmiah ini di masa yang akan datang.

(2)

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Beakang

Jauh sebelum dimulai perhitungan tahun masehi, dibeberapa tempat di daerah timur sudah memperlihatkan suatu kebudayaan yang bermutu tinggi. Dan sangat berpengaruh baik di timur maupun di daerah barat

Kesenian timur pada awal perkembangannya berpusat di Mesir, Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga daerah ini menampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing – masing sesuai dengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya

Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan kebudayaanya dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal jenis tulisan yang disebutHirogli.

Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak Dewa), seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan

sebaginya, dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat sakral, penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai pada bangunan – bangunan yang monumental dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni patung dibuat dari batu kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih dapat kita lihat sampai sekarang

B. Tujuan

(3)

Bab II

Pembahasan

A. Peradaban Mesir Kuno

Kebudayaan Mesir termasuk kebudayaan yang tua mulai bangit pada 4000 tahun sebelum Masehi, pada jaman 3200 sebelum Masehi di Mesir telah ada kerajaan yang diperintah oleh paraPharao atau Firaun. Kerajaan ini disebut sebagai dinasti awal dari kerajaan Mesir. Raja-raja yang berkuasa di masa itu dapat dikenal dari fakta-fakta peninggalan antara lain: Raja Manes, Aha, Jer, Den dan Persibsen (Joyce Milton: 1980, 12-13).

Latar belakang dari kerajaan ini adalah kepercayaan atau agama kuno orang Mesir yang memuja dewa-dewa. Selain itu kepercayaan orng Mesir pada dinasti awal ini menjadi dasar bagi perkembangan kebudayaan Mesir untuk masa

selanjutnya. Agama mesir percaya bahwa kehidupan itu akan mati, dan sesudah itu akan terjadi kebangitan kembali.

Orang Mesir membangun kuburannya bagaikan rumah atau istana yang lengkap dengan segala perabotannya. Para raja tentunya juga membangun kuburan yang bersifat monumental dan mewah. Dalam kehidupan yang baru setelah dibangkitkan dari kematian orang masih akan membutuhkan keperluan seperti dalam waktu keadaan hidup di dunia. Orang mati diberi bekal kubur berwujud keperluan seperti layaknya orng hidup. Perlengkapan hidup sehari-hari, meja, kursi, tempat tidur, tongkat, pakaian, alat makan minum, senjata, perhiasan, jimat dan lain sebagainya disertakan dalam kubur (Lionel Casson: 1983, 71-92).

Seni rupa Mesir sangat erat hubungannya dengan kekuasaan dan kepercayaan Mesir. Banyaknya karya seni monumental yang bersifat kekuasaan dan keagamaan hadir memenuhi lembaran sejarah Mesir. Masa awal dinasti mesir tidak lepas dari masa Pra Sejarah, karena perkembangan masa-masa itu saling berkaitan yang sebenarnya, masa awal ini tidak begitu jelas kronologinya, sehingga sulit untuk ditarik garis pemisahnya.

(4)

B.Letak Geografis

Kebudayaan Mesir Kuno hidup dan berkembang di lembah sungai Nil. Bagi bangsa Mesir,sungai Nil punya arti khusus dalam kehidupan mereka. Sungai nil yang berhulu di pedalaman Afrika, setiap tahunnya membawa banjir ke Laut tengah . Banjir ini , selain membawa malapetaka, juga memberiberkah yaitudengan menyuburkan daerah yang dilewatinya. Sungai Nil bagi bangsa mesir adalah lambing bagi kehidupan.

Pada zaman Prasejarah dan juga pada zaman kekuasaan firaun, sungai nil mempunyai daerah pesisir yang lebih dari masa sekarang ini . Mesir pada waktu itu adalah daerah yang subur yang sangat cocok untuk penternakan , pertanian dan perburuan .

Sungai Nil terbentang dari Pegunungan Kilimanjaro (Sudan) hingga Laut Tengah dengan panjang kira-kira 5000 km. Sungai ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena daerah di sekilingnya adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan akan terjadi bah yang membawa lumpur-lumpur mineral. Dari lumpur inilah tanah sangat cocok untuk dijadikan lahan bercocok tanam.

Keterasingan bangsa Mesir dengan kondisi geografis yang sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama dalam sebuah kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah

peradaban. Di lain sisi, kondisi ini memberikan keamanan bagi bangsa Mesir dari serangan luar.

(5)

Pola hidup bangsa Mesir sangat menggantungkan diri kepada kondisi Sungai Nil, apabila musim hujan mereka akan bercocok tanam dan apabila musim kemarau mereka akan menghindar. Kemampuan bercocok tanam ini bertahan lama sampai jumlah populasinya bertambah banyak dan mengharuskan bangsa Mesir

mengembangkan sistem pengaturan air yang baik dan bisa dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama antar individu membentuk sebuah kelompok kecil dan

berkembang menjadi kelompok besar yang memerlukan sebuah aturan dalam organisasi yang teratur.

SISTEM KEKUASAAN RAJA

Sistem pemerintahan peradaban Mesir Kuno adalah kerajaan. Berarti, kekuasaan tertinggi berada di tangan raja. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, kedudukan raja yang mutlak (absolut)itu sesuai dengan kehendak para dewa. Mereka percaya bahwa raja adalah turunan dewa matahari bernama Re. Dewa tersebut dianggap sebagai raja pertama Mesir.

Raja dianggap amat suci sehingga rakyat biasa tidak boleh berhadapan langsung dengan raja (melihat muka raja), bahkan menyebut nama raja. Bila mau menyebut nama raja, rakyat Mesir kuno menyebut istilah Per-O (artinya “Istana Agung”) sebagai ganti nama raja. Dari istilah itulah, diperoleh

sebutan Pharao atau Firaun untuk raja Mesir Kuno. Tanggung jawab Firaun Mesir :

• Memerintah dengan adil.

• Memelihara keseimbangan alam semesta. • Mengatur kelancaran sistem panen dan irigasi.

• Mengatur pemerintahan, hukum, dan kebijakan luar negeri. • Memimpin angkatan perang.

(6)

A. Oganisasi Pemerintahan Mesir Kuno

Peradaban Mesir Kuno yang tinggi didukung oleh organisasi pemerintahan yang mantap. Dalam menjalankan pemerintahanriya, raja dibantu oleh sejumlah pejabat dan pegawai. Masing-masing sudah memiliki kedudukan dan tugas yang jelas. Pejabat tertinggi di bawah raja adalah vassal, (raja bawahan): satu untuk Mesir Hulu, satu untuk Mesir Hilir. Vassal Mesir Hulu berkedudukan di Memphis, vassal Mesir Hilir berkedudukan di Thebe. Tugas utama vassal adalah memantau pelaksanaan kebijakan pusat dan pengumpulan pajak.

Vassal membawahi sejumlah pegawai, juru tulis, dan duta. Pegawai

bertugas menangani urusan keuangan, bangunan kerajaan, lumbung, dan peternakan. Juru tulis (sikretris) bertugas mencatat seluruh kegiatan pemerintahan sehingga pemerintah mengetahui sejauh mana kebijakan dan aturan dijalankan. Duta bertugas menangani hubungan luar negeri

b. Sejarah Pemerintahan Mesir Kuno

1. Kerajaan Mesir Tua (3100-2134 SM)

Kerajaan Mesir Tua berlangsung sejak masa pemerintahan Firaun Menessampai pemerintahan Firaun Pepi II. Mesir dipersatukan di b awah pemerintah pusat yang kuat. Sebagai Raja Mesir Tua yang pertama, Firaun Menes bergelar Nesut-biti, yang artinya raja bermahkota kembar. Mahkota kembar melambangkan keberhasilannya mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Masa Kerajaan Mesir Tua dikenal sebagai Abad Piramida. Pada masa itulah dibangun sejumlah piramida raksasa. Firaun terkenal selain Menes dan masa itu antara lain Zoser, Cheops, Chefren, dan Mekaure.

Pada masa Kerajaan Mesir Tua, ibu kota terletak di Memphis. Ketika itu, Mesir dibagi atas 42 distrik aministratif yang disebut nomes. Masing-masing nomes dipimpin oleh seorang pejabat. Mula-mula, masa tugas pejabat di nomes berlangsung singkat. Setelah selesai, mereka kembali ke Memphis. Lama kelamaan, pejabat ini menetap secara permanen di nomes, dan disebut nomarch. Mereka menjadi

(7)

2. Kerajaan Mesir Pertengahan (2040-1640 SM)

Masa Kerajaan Mesir Pertengahan diawali oleh keberhasilan Firaun Mentuhotep II dari Thebe menaklukkan raja Herakleopolis. Mesir dipersatukan kembali dengan ibu kotanya Thebe. Untuk memperkuat pemerintahan pusat, Mentuhotep melakukan pembersihan terhadap berbagai pihak yang melawan kebijakannya. ia juga

mengangkat sejumlah tokoh dan Thebe yang loyal (setia) menjadi pejabat penting dalam pemerintahan.

Masa Kerajaan Mesir Pertengahan sempat ditandai perebutan kekuasaan. Ketika itu,Amenemhet I berhasil menggulingkan Mentuhotep IV. Amenemhet I kemudian memindahkan ibu kota Mesir ke Itjawy dekat Memphis. Akan tetapi, kudeta itu tidak mengakhiri Kerajaan Mesir Pertengahan. Bahkan, kerajaan itu mengalami kejayaan semasa pemerintahan Amenemhet I dan para penggantinya. Firaun terkenal dari masa itu antaralain Senusret I, Senusret III, danAmenemhet III.

Pada awal masa Kerajaan Mesir Pertengahan, pengaruh para nomarch masih kuat. Sepak terjang mereka dapat membahayakan persatuan Mesir. Untuk mengatasi masalah itu, Senusret III melakukan reorganisasi. Nomes dihapuskan. Sebagai gantinya, Mesir dibagi menjadi 3 daerah administratif yang disebut waret. Sejak pemerintahan Ratu Sobek-neferu, pemerintahan pusat semakin lemah. Sementara itu, muncul persaingan di antara pejabat pemerintahan.

Mesir kembali terpecah belah. Kondisi Mesir yang Iemah mengundang invasi musuh dari luar. Akhir Kerajaan Mesir Pertengahan ditandai oleh serangan bangsa

Hyksos dan Timur tengah Selanjutnya, Mesir diperintah oleh bangsa dan rumpun Semit itu. Ibu kota Mesir berpindah ke Awaris.

(8)

Kerajaan Mesir Baru diawali oleh keberhasilan pasukan Mesir dibawah pimpinan Ahmosis mengusir bangsa Hyksos. Masa ini merupakan masa paling gemilang dibandingkan dua masa sebelumnya. Mesir membangun armada militernya menjadi amat kuat sehingga mampu memperluas wilayah ke Asia Barat. Dengan kekuatan militernya, Mesir menjadi kerajaan yang amat disegani di wilayah sekitar Laut Tengah ketika itu.

Kejayaan Kerajaan Mesir Baru didukung oleh keunggulan raja-raja yang memerintah. Firaun ternama dari masa itu antara lain :

Firaun Ternama :

(9)

B. SISTEM KEPERCAYAAN

Sistem kepercayaan Mesir kuno adalah polytheisme. Artinya, menyembah banyak dewi. Bangsa Mesir mengenal sekitar 2000 dewi. Ada dewa-dewi yang bersifat nasional, artinya disembah seluruh rakyat Mesir Kuno. Ada pula dewa-dewi yang bersifat lokal, artinya disembah rakyat Mesir dan kalangan tertentu dan di wilayah tertentu saja.

Dewa-dewi yang disembah secara nasional ternyata berbeda dari masa kerajaan yang satu ke masa kerajaan yang lain. Pada masa Kerajaan Mesir Tua, pemujaan utama terarah kepada Re, dewa matahari. Untuk memuja Re, bangsa Mesir Kuno membangun kuil di Heliopolis. Pada masa Kerajaan Mesir Pertengahan, pemujaan utama terarah kepada Osiris, dewa hakim di alam baka. Kemudian, pada masa Kerajaan Mesir Baru, pemujaan utama terarah kepada Dewa Amun, raja para dewa.

Dewa tersebut sering disembah bersama dewa matahari sehingga digabung

menjadi Dewa Amun-Re. Pembaharuan keagamaan pernah terjadi saat Amenhotep IV memerintah, semasa Kerajaan Mesir Baru. Raja itu mengubah agama Mesir yang polytheis menjadi monotheis.Meskipun ditentang kalangan pendeta Amun-Re, ia menciptakan ibadah kepada satu dewa, yakni Aten, yang dilambangkan dengan cakram matahari. Dewa-dewi lain dianggap tidak ada. Namun, setelah raja tersebut meninggal, ibadah kembali terarah kepada Amun-Re dan dewa-dewi lainnya. Dewa-dewi Mesir :

• Ma’at: dewi keadilan dan kebenaran.

Selanjutnya, kepercayaan Mesir Kuno tidak dapat dilepaskan dari tradisi

pengawetan jenasah mummi. Tradisi itu memperlihatkan kepercayaan Mesir Kuno bahwa orang yang telah mati akan hidup abadi asalkan raganya tetap utuh. Mummi yang terkenal antara lain jenasah Tutankhamun, firaun dan masa Kerajaan Mesir Baru, yang ditemukan oleh arkeolog Inggris pada tahun 1922.

(10)

Bangsa Mesir kuno telah mengenal tulisan sejak 3300 SM. Tulisan itu berupa gambar(pictogram), tiap abjad dilambangkan dengan gambar tertentu. Bangsa Mesir Kuno menamai sistem tulisannya sebagai“sabda para dewa”. Sebutan itu

diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani menjadi hieroglyph, yang artinya “tulisan suci”. Itulah sebabnya, sampai sekarang kita menyebut tulisan Mesir Kuno sebagai hieroglyph. Bangsa Mesir Kuno memahat tulisan hieroglyph pada dinding bangunan. Di samping itu, mereka pun menulis dengan semcam kuas ataupun pena dan tinta pada lembaran papyrus. Lembaran itu terbuat dari dedaunan yang banyak tumbuh di Timur Tengah. Dan kata papyrus itulah diperoleh kata paper untuk kertas.

Tidak semua rakyat Mesir Kuno sanggup menulis. Tulisan hieroglyph memerlukan keahlian khusus. OIeh karena itu, orang yang terampil menulis hieroglyph (juru tulis) mendapat perlakuan khusus. Perlakuan itu membuat juru tulis memperoleh hak dan kedudukan istimewa. Dengan mudah mereka memperoleh pekerjaan di kuil-kuil dan dalam pemerintahan. Telah kita ketahui bahwa juru tulis menjadi bagian dari organisasi pemerintahan Mesir Kuno. Dalam perkembangannya, tulisan hieroglyph hanya untuk keperluan keagamaan (kitab-kitab suci) dan pemerintahan (hukum, laporan pajak,panen, dan urusan pemerintahan lain). Sedangkan untuk keperluan lainnya digunakan sistem tulisan lain, yaitu hieratis dan demofis. Tulisan

hieratisdigunakan semasa Kerajaan Mesir Tua, sedangkan tulisan demotis digunakan sejak 700-an SM.

(11)

Bangsa Mesir Kuno amat tertarik pada astronomi (ilmu perbintangan). Mereka telah memahami adanya perbedaan antara planet-planet dan bintang-bintang.

Pengetahuan itu mereka gunakan untuk membuat sistem penanggalan. Penanggalan Mesir Kuno berdasarkan peredaran bintang-bintang. Bintang yang merek anggap penting adalah Sopdet (Sirius). Berdasarkan pengamatan mereka, Sopdet

menghilang di balik cakrawala pada saat yang sama setiap tahun, dan muncul

kembali tepat 70 hari kemudian sebelum matahari terbit. Kemunculan itu bersamaan dengan naiknya permukaan Sungai Nil yang mengawali banjir tahunan. Bangsa Mesir Kuno menyebut saat itu sebagai tahun baru. Mereka menyebutnya wepet renpet

Penanggalan yang pertama itu dibuat semasa Kerajaan Mesir Tua. Tokoh yang berjasa membuat penanggalan itu bernama imhotep, seorang imam agung, arsitek, dan dokter semasa pemerintahan Firaun Sozer. Berdasarkan penanggalan itu, 1 tahun terdiri atas 365 hari. Penanggalan itu juga mengenal tahun kabisat. Ketika Julius Caesar dari Romawi mengunjungi Mesir, ia terkagum-kagum oleh sistem

penanggalan bangsa itu. Berdasarkan penanggalan Mesir itu, ia membuat sistem penanggalan Romawi yang di kemudian hari menjadi dasar penanggalan Masehi sekarang ini.

(12)

Bangsa Mesir Kuno memproduksi seni untuk berbagai tujuan. Selama 3500 tahun, seniman mengikuti bentuk artistik dan ikonografi yang dikembangkan pada masa Kerajaan Lama. Aliran ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan terpengaruh aliran lain. Standar artistik—garis-garis sederhana, bentuk, dan area warna yang datar

dikombinasikan dengan karakteristik figure yang tidak memiliki kedalaman spasial —menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya. Perpaduan antara teks dan gambar terjalin dengan indah baik di tembok makam dan kuil, peti mati, maupun patung.

Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat. Cat didapatkan dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga atau arang (hitam), dan batu kapur (putih). Cat dapat dicampur dengan gum arab sebagai pengikat dan ditekan (press), disimpan untuk kemudian diberi air ketika hendak digunakan. Firaun menggunakan relief untuk mencatat kemenangan di pertempuran, dekrit kerajaan, atau peristiwa religius. Pada masa Kerajaan Pertengahan, model kayu atau tanah liat yang menggambarkan kehidupan sehari-hari menjadi populer untuk ditambahkan di makam. Sebagai usaha menduplikasi aktivitas hidup di kehidupan setelah kematian, model ini diberi bentuk buruh, rumah, perahu, bahkan formasi militer.

Meskipun bentuknya hampir homogen, pada waktu tertentu gaya karya seni Mesir Kuno terkadang mengikuti perubahan kultural atau perilaku politik. Setelah invasi Hykos di Periode Pertengahan Kedua, seni dengan gaya Minoa ditemukan di Avaris. Salah satu contoh perubahan gaya akibat adanya perubahan politik yang menonjol adalah bentuk artistik yang dibuat pada masa Amarna: patung-patung disesuaikan dengan gaya pemikiran religius Akhenaten. Gaya ini, yang dikenal sebagai seni Amarna, langsung diganti dan dibuah ke bentuk tradisional setelah kematian Akhenaten.

(13)

Bahkan sebelum masa keemasan di bawah kekuasaan Kerajaan Lama, bangsa Mesir kuno telah mampu mengembangkan sebuah material kilap yang dikenal sebagai tembikar glasir bening, yang dianggap sebagai bahan artifisial yang cukup berharga. Tembikar glasir bening adalah keramik yang terbuat dari silika, sedikit kapur dan soda, serta bahan pewarna, biasanya tembaga.[133] Tembikar glasir bening digunakan untuk membuat manik-manik, ubin, arca, dan lainnya. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menciptakan tembikar glasir bening, namun yang sering digunakan adalah menaruh bahan baku yang telah diolah menjadi pasta di atas tanah liat, kemudian membakarnya. Dengan teknik yang sama, bangsa Mesir kuno juga dapat memproduksi sebuah pigmen yang dikenal sebagai Egyptian Blue, yang diproduksi dengan menggabungkan silika, tembaga, kapur dan sebuah alkali seperti natron.[134]

Bangsa mesir kuno juga mampu membuat berbagai macam objek dari kaca, namun tidak jelas apakah mereka mengembangkan teknik itu sendiri atau bukan.[135] Tidak diketahui pula apakah mereka membuat bahan dasar kaca sendiri atau

mengimpornya, untuk kemudian dilelehkan dan dibentuk, namun mereka dipastikan memiliki kemampuan teknis untuk membuat objek dan menambahkan elemen mikro untuk mengontrol warna dari kaca tersebut. Banyak warna yang dapat mereka ciptakan, termasuk di antaranya kuning, merah, hijau, biru, ungu, putih, dan transparan.

(14)

Kuil Edfu adalah salah satu hasil karya arsitektur bangsa Mesir Kuno.

Karya arsitektur bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: Piramida Giza dan kuil di Thebes. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno mampu membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.

Kediaman baik untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah hancur seperti batu bata dan kayu, karenanya tidak ada satu pun yang terisa saat ini. Kaum tani tinggal di rumah sederhana, di sisi lain, rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit. Beberapa istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang terletak di Malkata dan Amarna, menunjukkan tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan dengan gambar pemandangan yang indah.Struktur penting seperti kuil atau makam dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama.

Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek menambahkan pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle; gaya ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi. Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah mastaba, struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.

(15)

PIRAMIDA

KARYA/PENINGGALAN SENI RUPA

(16)

PIRAMIDA

(17)

Piramida Yang dibengkokkan, dibangun masa pemerintahan Raja Sneferu ( 2575 BC-2551 BC). Awalnya arsitek membangun dinding dengan sudut 55 derajat, Kemudian mereka

(18)
(19)
(20)

HIEROGLIEF

(21)

LUKISAN

Anubis dan Mumi Orang Mesir Yang masa lampau percaya bahwa dewa mereka yang mati, Anubis, adalah pencipta membalsem. Potongan seni ini menunjukkan yang

jackal-headed Anubis menyiapkan suatu mumi. [Itu] biji dari 1314-1200 BC

Kereta Tempat tidur/alas orang mesir Sebagian dari yang paling awal dan paling merinci contoh mebel sudah selamat sebab mereka telah dipelihara pusara orang mesir masa

(22)

LUKISAN

Bagian Buku, untuk yang mati terdiridari suatu teks yang berisi doa, mantera, dan himne, pengetahuan untuk digunakan oleh yang mati untuk memandu dan melindungi jiwa pada

perjalanan menuju alam baka.

Mulai Dinasti yang 18th, Buku Yang mati terukir pada lontar. Bagian ini satu. seperti (itu) buku, dari awal Dinasti 19th, menunjukkan pertimbangan akhir yang ditinggal menuju kerajaan Osiris, dewa kematian.

(23)

Perjamuan Thebe, bagian dari dinding yang dicat bertanggal tanggal sekitar 1400 BC, sepanjang periode Kerajaan.

Bagian Puncak menunjukkan kalangan bangsawan dan isteri mereka yang menerima perhatian dari para budak menyajikan makanan, pada sisi kanan.

(24)

Lukisan Raja Narmer dari Hierakonpolis dibuat pada papan batu. tinggi 62.5 cmdari periode Predynastic Egypt's, Penahan pukulan musuh.Lukisanmenggambarkan pemuliaan raja yang

(25)
(26)

RELIEF

(27)

Raja Thutmose III datang ke dalam [kuasa/ tenaga] pada ujung pemerintahan wanita [itu] pharaoh Hatshepsut di (dalam) 1458 BC. [Sebagai/Ketika/Sebab] penguasa tertinggi

Mesir, Thutmose III menaikkan pada [atas] suatu empire-building kampanye yang memperluas orang mesir mempengaruhi ke dalam Syria, Palestine, dan Phoenicia. Antar

(28)

RELIEF

Aton 18th-dynasty

(29)

KUIL

(30)
(31)
(32)

Kuil Luxor, berada di timur Sungai Nil, mulai dibangun sekitar tahun 1200s BC untuk menghormati para dewa. Bangunan Kuil ditambahkan ke atas oleh masing-masing dinasti. Di depan terdapat tugu (obelist) dan patung kolosal. Kuil ini dihubungkan ke Kuil Al Karnak oleh jalan sepanjang 3.5 km. Sepanjang jalan dihiasi dengan beratus-ratus sphinx. Dalam sekali setahun dewa Amon diangkut oleh tongkang dari Al Karnak ke

(33)
(34)
(35)

TEMBIKAR

(36)

PATUNG

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

Patung kecil batu gamping dicat melukiskan Raja Akhenaton Dan Ratu Nefertiti, penguasa Mesir sepanjang Amarna periode. Selama periode ini, Orang Mesir dewa worshiped, Aton, [siapa] yang berbadan kedua-duanya [jantan/pria] dan prinsip wanita alam semesta [itu]. Seniman oleh karena itu melukiskan Akhenaton, siapa [yang dulu] wakil;contoh Aton di atas bumi, dengan karakteristik [yang] mereka menghormati [ketika;seperti] feminin, seperti bahu sempit, suatu pinggang tinggi, dan melafalkan perut,

(45)
(46)

Amenhotep III menguasai Mesir di (dalam) mid-1300s BC, selama masa damai dan kemakmuran. Ia membangun istana nya pada Malqata dekat Thebes. Ini memahat kepala Amenhotep III lebih dari 3,000 tahun usia.

(47)

AMULET

Jimat

Orang Mesir masa lampau percaya bahwa jimat bisa melindungi mereka dari kejahatan. Atas dari kiri ke kanan, jimat tiang djed, jimat wedjat mata, dan jimat lontar bertunas, dibuat

dari blueish faience, suatu tembikar dipasangi kaca.

Bagian tengah jimat buaya pucat dan suatu warna coklat jimat obsidian.

(48)

MUMI

Mumi Mesir Kuno Orang Mesir Yang masa lampau dipercaya

sebagai orang-orang yang pertama untuk praktek pembalseman, di mana suatu mayat secara palsu dipelihara untuk memperlambat [itu] membusuk proses. Orang Mesir percaya bahwa itu adalah diperlukan untuk memelihara suatu

badan dalam rangka mengijinkan jiwa [itu] untuk survive.Metoda Pembalseman masa lampau yang yang dimasukkan mencakup mayat [itu] dengan karbonat air soda dan unsur

alami menyuntik seperti tumbuh-tumbuhan bumbu balsamic ke dalam rongga nya [sebelum/di depan] membungkus

mayat [itu] dengan kain, menciptakan suatu mumi. Hari ini penggunaan orang yang membalsem siap-siap[kan] unsur

(49)
(50)

Daftar Pustaka

Suharyono, Bagyo. 2003. Sejarah Seni Rupa Timur. Departemen Pendidikan Nasional

http://ardantyanulansa.blogspot.com/2011/04/makalah-ardan-hasil-hasil-karya-seni.html

diakses pada 7 Desember 2013

diakses pada tanggal 7 Desember 2013

http://www.isomwebs.net/2011/11/definisi-peradaban/ diakses pada tanggal 7 Desember 2013

http://www.love-egypt.com/ancient-egypt-art.html diakses pada tanggal 6 Desember 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir_Kuno diakses pada tanggal 6 Desember 2013

http://www.love-egypt.com/pyramid-builders.html diakses pada tanggal 6 Desember 2013

http://id.wikibooks.org/wiki/Mesir_Kuno/Kuliner diakses pada tanggal 5 Desember 2013

http://ucu-syarief.blogspot.com/2011/03/makalah-sejarah-tentang-peradaban.html

http://likkachus.blogspot.com/2013/09/makalah-tentang-seni-mesir-kuno_18.html

(51)

Penutup

A. Kesimpulan

Pengaruh Kebudayaan Mesir Terhadap Eropa dan Dunia

Mesir berada di wilayah Laut Tengah, dimana juga berada pusat-pusat peradaban lainnya. Selain berada di Laut tengah, Mesir juga mudah di datangi bangsa-bangsa Eropa dan Asia. Untuk menuju Mesir, bangsa Asia dapat melewati Kanaan (Syria, Lebanon, Palestina), sedangkan bagi bangsa Eropa, khususnya Yunani, dapat menyeberangi Laut Tengah. Keadaan Geografis Mesir yang demikian dapat memudahkan terjadinya pertukaran budaya antar bangsa yang berbeda kebudayaan.

Meskipun demikian, keadaan tersebut tidak membuat Mesir kehilangan identitas budaya khasnya, bahkan pengaruh langsung dari Asia tidak bisa mengubah corak khas Mesir. Mesir tetap tampil sebagai bangsa besar mandiri, dan menjadikannya salah satu pusat peradaban.

B. Saran

Pengaruh Mesir pada dunia tidak dapat dipisahkan begitu saja. Sistem penggalan matahari yang ditemukan para wali kuil masih digunakan sampai saaat ini bahkan menjadi patokan penanggalan hampir seluruh dunia. Ilmu astrologi dan astronomi yang mempelajari tentang bintang dan benda langit juga masih digunakan dunia hingga saat ini. Selain itu sistem irigasi Mesir, yang membuat Mesir kaya akan hasil pertanian, sekarang juga digunakan pada pertanian modern di seluruh dunia.

(52)
(53)

Makalah Seni Rupa

Kesenian Mesir Kuno

Disusun Oleh :

KELOMPOK I SHAZRIE SUKUR RISNAWIRA HASRIATI B

NUR FAJRI RESKI SIMULIA DURAJI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN SENI RUPA

(54)

Gambar

Gambar menunjukan

Referensi

Dokumen terkait

Seni grafs merupakan salah satu cabang seni rupa dua dimensi yang dikerjakan dengan teknik cetak. Terdapat beberapa ragam

Orang-orang Mesir telah memiliki teknik yang cerdik, sebagai salah satu contoh yaitu membuat pondasi dasar makam dengan mengenal teknik sifat datar, kemiringan piramid yang

Ada juga mantra yang melindungi diri sendiri karena menurut orang Mesir kuno, mereka akan diserang dalam perjalanan ke akhirat melalui berbagai media seperti

Mesir, adalah sebuah kompleks yang terdiri tidak hanya dari patung besar itu sendiri, tetapi juga kuil tua, sebuah kuil Kerajaan Baru dan beberapa struktur kecil lainnya.. Hal ini

• Para perupa akademis dari beberapa perguruan tinggi seni rupa di Yogyakarta dan Bandung mendeklarasikan gerakan seni rupa baru yang menentang kemapanan pakem dan konsep seni

Untuk menggunakan dan melihat sarana pembelajaran mengenai sejarah Mesir kuno maka user dapat mengklik pada teks keterangan yang terdapat pada tampilan menu..

Genre ini dikenal sebagai Sebayt (instruksi) dan dikembangkan sebagai usaha untuk menurunkan ajaran dan tuntunan bangsawan terkenal. Kisah Sinuhe yang ditulis dalam bahasa

Melalui pendekatan yang dilakukan dengan penjelasan mengenai beberapa definisi kata seni yang diambil dari sumber seperti kamus, dapat ditarik kesimpulan bahwa seni merupakan