• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemberdayaan Ekonomi Kaum Perempuan Oleh Rumah Kawan Bunda Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pemberdayaan Ekonomi Kaum Perempuan Oleh Rumah Kawan Bunda Medan"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

ANDRE M. ABDILLAH NIM. 0501163213

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Oleh:

ANDRE M. ABDILLAH NIM. 0501163213

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(3)
(4)
(5)
(6)

iv ABSTRAK

Andre M. Abdillah, NIM 0501163213, “Analisis Pemberdayaan Ekonomi Kaum Perempuan Oleh Rumah Kawan Bunda Medan”. Di bawah bimbingan pembimbing I Bapak Dr. Muhammad Yafiz, M.Ag dan Pembimbing II Ibu Tri Inda Fadhilah Rahma, M.E.I

Rumah Kawan Bunda adalah wadah bagi perempuan untuk meningkatkan keterampilan nya dalam kegiatan dan program – program yang dapat menghasilkan pendapatan sehingga bisa membantu perekonomian keluarga, Dikarenakan masih banyak perempuan yang belum diberdayakan dalam program – program yang mendukung keseharian mereka terutama dalam ekonomi. Di Sumatera Utara pun kini sudah banyak terdapat para pelaku usaha wanita. Mereka berjualan aneka kebutuhan mulai dari makanan, kelengkapan kantor, pakaian, dan lain-lain. Melihat prospek wirausaha wanita yang terus bergerak di bidang industri rumahan maka dirasa perlu membekali mereka dengan ilmu berbisnis ketika mereka mampu menguasai keterampilan bisnis, maka perekonomian keluarga pun akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemberdayaan ekonomi perempuan Rumah Kawan Bunda dan hasil program Pemberdayaan Rumah kawan Bunda terhadap Peningkatan Ekonomi kaum perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, dengan informan sebanyak 20 orang pendiri dan anggota Rumah Kawan Bunda. Untuk menganalisa data penulis menggunakan analisis reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Bentuk program pemberdayaan ekonomi perempuan Rumah Kawan Bundadikelola dengan memberikan delapan fasilitas pendampingan dengan harga mengikuti pelatihan seharga Rp 5.000,00-Rp 10.000,00 per hari. Dengan pelatihan yang ada member merasakan banyak manfaat terutama dalam upaya memanfaatkan waktu dan peluang untuk menghasilkan incoma tambahan bagi keluarga.Hasil program Pemberdayaan Rumah Kawan Bunda terhadap Peningkatan ekonomi kaum perempuan pada dasarnya mampu meningkatkan dalam aspek finansial dan pertambahan jumlah pelanggan. Hal ini tidak terlepas dari delapaan fasilitas yang merupakan strategi utama bagaimana memberdayakan perempuan agar memiliki usaha tambahan. Selain itu perhatian terhadap lima aspek pemerataan pemberdayaan perempuan turut menambah kepercayaan member pada rumah kawan bunda.

(7)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji beserta syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah memberikan Rahmat Hidayah dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta tidak lupa pula shalawat beserta salam penulis sanjungkan dan hadiahkan kepada junjungan alam kita Nabi besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, yang mana berkat perjuangan beliau menyampaikan dan menyebarkan ajaran Agama Islam kepada seluruh umat manusia sebagai ajaran Rahmatallil’alamin. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah:Analisis Pemberdayaan Ekonomi Kaum PerempuanOlehRumah Kawan Bunda Medan.Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak do’a, semangat, dan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk yang teristimewa orang tua penulis, Ayahanda tercinta Massaeran, dan Ibunda tercinta Sri Rahayu, serta Adik – Adik tercinta Arief Pambudi Abdillah, Imas Ayu Salamah, dan Putri Aulia Rahmah.juga seluruh keluarga yang senantiasa memberikan do’a, semangat, nasihat, bantuan baik berupa moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas di perkuliahan dan dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Selain itu, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis juga banyak mendapatkan bantuan bimbingan dan arahan dari perbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis turut mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Saidurrahman, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Andri Soemitra, MA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

(8)

vi

3. Ibu Dr. Marliyah, MA. Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

4. Ibu Neila Susanti, M.S. Selaku Pembimbing Akademik saya

5. Bapak Dr. Muhammad Yafiz,M.Ag selaku Pembimbing Skripsi I dan Ibu Tri Inda Fadhilah Rahma, M.E.I. Selaku Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di lingkungan Jurusan Ekonomi Islam UIN Sumatera Utara atas segala didikan dan bantuannya selama masa perkuliahan.

7. Keluarga saya tercinta yang selalu mendoakan, membantu, dan memotivasi (Ayah dan Ibu, serta adik - adik)

8. Ustad saya, Ustad Junaidi, M.M. dan Dewan Nazir Wakaf serta teman – teman seperjuangan di Pondok Pesantren Mawaridussalam yang banyak mendoakan dan memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman – teman saya ( Sofian Hidayat, Ridho Alfarizi, M. Hanafi, Zulkifly Ismail, Deni Karo – Karo, Fajar Kaloko, Fathan Aziz ) yang telah mendukung, mendo’akan, serta memberi semnagat dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Kepada Mbak Sry lestari yang telah banyak membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini dan juga Siti Fadhilla Rahmi yang selalu mendoakan dan memotivasi saya.

11.Seluruh teman - teman seperjuangan Ekonomi Islam-D dan Alumni ke 4 Mawaridussalam Savior Generation.

Terimakasih atas kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan. Semoga kebaikan yang telah kalian berikan dibalas oleh Allah Subhanallahu WaTa’ala. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

(9)

vii

Akhir kata saya mengucapkan sekian dan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, Juli 2020

Andre M. Abdillah Nim. 0501163213

(10)

viii DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN...i LEMBAR PERSETUJUAN...ii LEMBAR PENGESAHAN...iii ABSTRAK ... iv KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah...6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Model Pemberdayaan Masyarakat ... 8

B. Pemberdayaan Perempuan ... 11

C. Tahap, Metode, dan Unsur Penting ... 13

D. Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di RKB ... 16

E. Penelitian Terdahulu ... 25

F. Kerangka Teoritis...31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 33

B. LokasiPenelitian ... 33

C. Informan ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisa Data ... 36

F. Pengujian Kredibilitas Data...37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(11)

ix A. Hasil Penelitian ... 39 B. Pembahasan ... 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN

(12)

x DAFTAR TABEL Tabel 1...26 Tabel 2...41 Tabel 3...41 Tabel 4...42 Tabel 5...44 Tabel 6...68

(13)

xi DAFTAR GAMBAR Gambar 1 ... 32 Gambar 2 ... 40 Gambar 3 ... 49 Gambar 4 ... 52 Gambar 5 ... 55 Gambar 6 ... 56 Gambar 7 ... 69 Gambar 8 ... 71

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada era pemerintahan sekarang ini, pertumbuhan ekonomi menjadi isu sentral yang menjadi prioritas pembangunan ekonomi kedepan. Salah satu fondasi pembangunan ekonomi yang menjadi fokus perhatian adalah pengembangan kewirausahaan. hal ini disebabkan karena pengalaman didalam menghadapi persoalan-persoalan krisis dimasa lalu, dimana keberhasilan didalam menghadapi krisis tersebut sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dunia usaha tersebut dalam bertahan. Dalam hal ini, usaha kecil dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat untuk dapat dijadikan pilihan menciptakan lapangan pekerjaan baru, karena banyak terbukti perusahaan-perusahaan skala kecil ternyata mampu bertahan dari krisis global yang pernah melanda Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan akan berhasil jika ditunjang oleh para wirausaha yang dapat membuka lapangan kerja.

Berwirausaha tidak hanya dimiliki oleh para lelaki, tetapi wanita pun saat ini mulai tergerak untuk membuat suatu usaha yang dapat dijadikan tumpuan hidupnya. Mengingat kondisi sosial ekonomi sedang lemah serta sulitnya mencari pekerjaan di sektor pemerintahan atau pegawai negeri sipil yang membutuhkan berbagai persyaratan melalui jenjang pendidikan. Maka situasi tersebut menimbulkan semakin banyak peluang bagi wanita untuk mencari atau membentuk usaha pibadi melalui gagasan atau ketrampilan yang dimiliki dan dengan modal yang fleksibel.

Sektor kewirausahaan merupakan salah satu bidang usaha yang menjadi pilihan bagi banyak perempuan untuk pembuktian kemampuan dirinya dalam berusaha. Sudah banyak wanita yang membuktikan dirinya mampu untuk menjadi pengusaha dari tingkat usaha kecil, menengah, dan besar, dengan maksud untuk membantu suami mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga ataupun sebagai wahana beraktifitas dan berkreatifitas dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, pada saat ini wanita tidak lagi hanya berperan sebagai ibu rumah tangga dan bergantung pada

(15)

suaminya, tetapi juga sudah aktif berperan dalam berbagai bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun politik. Wanita termasuk salah satu komponen penting yang juga diharapkan dapat mengisi pembangunan. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduk Indonesia yang hampir 50 % dari 250 juta jiwa penduduk adalah wanita. Partisipasi wanita untuk mandiri dengan berwirausaha menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Data dari Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun 2015 tercatat, dari sekitar 52 juta pelaku UKM yang ada di seluruh Indonesia, sebanyak 60 persen usaha dijalankan oleh perempuan.1

Di daerah perkotaan, lapangan dan pengalaman kerja dalam sektor ekonomi formal sulit didapat oleh perempuan. Hal ini menyebabkan banyak perempuan, terutama para janda, berada dalam keadaan rawan. Akan tetapi, di beberapa daerah-daerah, perempuan secara ekonomi lebih aktif, kebanyakan mereka meningkatkan penghasilan untuk menambah pendapatan keluarga terutama melalui usaha rumah tangga skala kecil.

Ada beberapa kendala perempuan dalam meningkatkan usahanya. Salah satunya adalah gagap teknologi. Seperti yang kita ketahui saat ini teknologi terus berkembang dan telekomunikasi semakin berinovasi. Dengan kemajuan dibidang teknologi informasi serta komunikasi sekarang ini, dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang dan waktu. Internet membawa dampak yang besar karena menciptakan paradigma baru dalam berwirausaha maupun berbisnis. Salah satu yang paling menonjol perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis adalah penjualan online.

Penjualan online didefinisikan sebagai pembelian, penjualan, dan bertukar produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer, terutama internet. Penjualan online membawa manfaat untuk organisasi, dan juga pada pelanggan serta masyarakat. Pelanggan dan konsumen dapat menemukan ribuan produk dan mencari kualitas terbaik di penjualan online. Kini perusahaan, masyarakat dan pelaku wirausaha dapat terlibat dalam aktivitas bisnis secara kemajuan internet. Penggunaan internet dalam wirausaha dan bisnis sangat efektif karena tidak

1

(16)

membutuhkan modal yang besar dan waktu yang lama. Menurut laporan APJII(Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia), dari total populasi penduduk yang mencapai 264,14 juta orang ternyata ada 171,17 juta di antaranya yang terhubung jaringan internet sepanjang 2018. Dibandingkan tahun sebelumnya, ada pertumbuhan 27,9 juta pengguna internet di 2018. APJII (Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia) menggunakan metode survei dan menggunakan data lapangan 9 Maret - 14 April 2019. Dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun penggunaan internet oleh masyarakat Indonesia semakin meningkat. Hal ini membuktikan bahwa ke depannya internet tak akan lepas dari kehidupan masyarakat.

Internet terus berkembang hingga saat ini bahkan masyarakat menjadikannya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya yaitu kegiatan pembelian atau berbelanja barang ataupun jasa secara online, perdagangan elektronik, yang disebut juga e-commerce adalah penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melakukan proses bisnis.2

Melihat perkembangan internet yang semakin pesat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, teknologi dan sistem informasi terus melahirkan berbagai inovasi, khususnya teknologi finansial untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat termasuk akses layanan finansial dan pemprosesan transaksi. Begitu halnya dengan layanan keuangan, semakin maraknya teknologi maka semakin mudah dan efesien masyarakat dalam memanfaatkan layanan keuangan. Penerapan teknologi dalam layanan keuangan sangat membantumasyarakat dalam bertransaksi, sehingga masyarakat yang belum bisa mengakses layanan keuangan dapat memanfaatkan finansial teknologi.3

Tren pembelian online mulai diminati karena proses pembelian online tidak serumit dengan proses pembelian offline (toko). Dengan berbelanja online dapat menghemat waktu, menghemat biaya dan memudahkan kita dalam

2

Margaretha, F. (2017). Analisis Hubungan Antara Motif Dengan Tingkat Kepuasan Pengguna Aplikasi Shopee Sebagai Media Berbelanja Online Pad Shopeeholics Di Kota Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, 5 (4). pp 26–40.

3Rahma, T. I. F. (2018). Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Penggunaan

(17)

melakukan transaksi pembelian dan pembayarannya. Salah satu penjualan online yang banyak diminati masyarakat adalah melalui media sosial. Media sosial mempunyai peranan yang penting di dalam dunia bisnis khususnya dibidang penjualan dan menjadi salah satu media yang dapat dengan sangat cepat menyebarkan sebuah informasi.4

Demikianlah pengaruh pesatnya kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi, telah sedikit banyak mengubah pola yang terapan strategi penjualan yang dilakukan oleh pelaku usaha. Saat sebelum kemunculan internet, para wirausahawan atau pelaku bisnis menerapkan strategi penjualan secara manual atau bertemu langsung dengan konsumen dan juga sangat terbatas. Gaya pemasaran dengan model konvensional seperti itu, saat ini disebut dengan penjualan offline. Namun kemudian melalui kemunculan internet, pola strategi pelaku usaha yang diterapkan mereka menjadi masif dan sangat besar yang bisa disebut menggunakan teknik internet marketing. Konsep penjualan dengan internet marketing disebut dengan penjualan online.

Dapat dikatakan penjualan offline dapat didukung dengan penjualan online begitu pun sebaliknya. Namun sangat disayangkan masih banyak pelaku usaha atau wirausahawan khususnya perempuan yang belum mengenal atau menggunakan strategi penjualan online tersebut. Hal ini berkaitan dengan penguasaan teknologi informasi yang mungkin sulit dicerna pelaku usaha. Metode penjualan online berbasis web seperti media sosial, situs web, e-mail, atau toko online bagi wirausahawan yang gagap teknologi tentunya membuat mereka bingung dan akhirnya usahanya pun di era digital ini semakin redup. Maka diperlukan usaha untuk meningkatkan kompetensi penjualan online dan offline tentunya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan penjualan produk para pelaku usaha.

Di Sumatera Utara pun kini sudah banyak terdapat para pelaku usaha industri rumahan. Mereka berjualan aneka kebutuhan mulai dari makanan, kelengkapan kantor, pakaian, dan lain-lain. Secara umum para pelaku usaha

4Putri, C. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian konsumen cherie

(18)

tersebut yang aktif memasarkan produknya adalah para wanita. Melihat prospek wirausaha wanita yang terus bergerak di bidang industri rumahan maka dirasa perlu membekali mereka dengan ilmu berbisnis. Ketika mereka mampu menguasai keterampilan bisnis, maka perekonomian keluarga pun akan meningkat.

Menyadari akan fenomena ini dibentuklah suatu wadah pemberdayaan perempuan dalam berwirausaha yakni Rumah Kawan Bunda. Di Rumah Kawan Bunda, terdapat berbagai program edukasi dan kolaborasi guna meningkatkan produksi dan penjualan anggotanya. Rumah Kawan Bunda berlokasi Jl. Veteran Ps. 4 No.22, Helvetia, Kec. Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20244. Berdasarkan prapenelitian, tujuan Rumah Kawan Bunda sendiri adalah sebagai ruang bagi para wirausaha wanita yang ingin meningkatkan kompetensi berwirausahanya sekaligus sebagai wadah edukasi dan kolaborasi bisnis antar sesama pelaku usaha. Dari segi sosial, Rumah Kawan Bunda ingin menunjukkan bahwa wanita baik itu single atau ibu rumah tangga mampu berdaya dan tak melulu berkutat dengan urusan dapur semata.

Para wirausaha wanita di Rumah Kawan Bunda dibekali berbagai ilmu penjualan baik itu secara online maupun offline. Rumah kawan bunda juga menghadirkan mentor bisnis untuk mengajarkan strategi penjualan online dan offline tersebut. Dapat dikatakan Rumah Kawan Bunda adalah jawaban bagi wirausaha wanita yang ingin memajukan usahanya dan meningkatkan kompetensinya dalam berjualan baik secara online maupun offline di era digital ini. Berangkat dari rasa kagum pada para wirausaha wanita di Rumah Kawan Bunda tersebut, maka penulis ingin mencari tahu lebih dalam bagaimana program pemberdayaan kaum perempuan oleh rumah kawan bunda dalam meningkatkan ekonomi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah:

(19)

1. Wirausaha wanita semakin berkembang di Indonesia namun belum dibekali keterampilan berwirausaha.

2. Wirausaha wanita berjuang meningkatkan perekonomian keluarganya melalui memproduksi olahan makanan dan sebagainya berbasis industri rumahan

3. Wirausaha wanita belum optimal produksi dan penjualannya dikarenakan kurang diberi edukasi tentang konsep berwirausaha di era digital.

4. Pemberdayaan para wirausaha wanita sangat dibutuhkan guna meningkatkan pengetahuan dan juga kerja sama di era digital ini.

C. Batasan Masalah

Setiap penetitian pada dasarnya memiliki batasan-batasan penelitian, hal ini guna memberikan ruang lingkup yang jelas sehingga hasil yang diperoleh akan mudah dilihat dan jelas arahnya. Berdasarkan identifikasi masalah maka pembahasan selanjutnya dalam penelitian ini hanya terbatas program pemberdayaan perempuan di Rumah Kawan Bunda dalam meningkatkan ekonomi anggotanya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana program pemberdayaan ekonomi perempuan Rumah Kawan Bunda?

2. Bagaimana hasil program Pemberdayaan Rumah Kawan Bunda terhadap Peningkatan Ekonomi kaum perempuan ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

a) Menganalisis program pemberdayaan ekonomi perempuan Rumah Kawan Bunda.

(20)

b) Menganalisis hasil program Pemberdayaan Rumah kawan Bunda terhadap Peningkatan Ekonomi kaum perempuan.

2. Manfaat Penelitian

a) Bagi mahasiswa adalah kemampuan menganalisis program pemberdayaan perempuan di Rumah Kawan Bunda dalam meningkatkan ekonomi anggotanya.

b) Bagi Lembaga adalah sebagai sumbangan pengetahuantentang program pemberdayaan perempuan di Rumah Kawan Bunda dalam meningkatkan ekonomi anggotanya, sekaligus memperkenalkan rumah kawan bunda sebagai wadah edukasi dan kolaborasi wirausaha wanita.

c) Bagi pengelola diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memberikan informasi yang berharga bagi masyarakat untuk memberdayakan perempuan dalam meningkatkan ekonomi anggotanya dengan berwirausaha.

(21)

8 BAB II

KAJIAN TEORITIS A. Model Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan salah satu program penting dalam pembangunan berkelanjutan setiap negara yang mengikutsertakan masyarakat dalam pelaksanaannya. Proses pembangunan menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan perubahan (growt plus change) dalam perubahan struktur ekonomi. Program pembangunan mempunyai tujuan untuk membentuk masyarakat menjadi mandiri. Inisiatif pribadi masyarakat diperlukan agar program ini sukses. Negara hanya sebatas menyediakan sarana dan prasarana pendukungprogram pemberdayaan tersebut.5

Negara pada kenyataannya sangat menggantungkan harapan besar agar program pemberdayaan masyarakat berjalan dengan baik. Hal itu bukan tanpa alasan. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat, perekonomian negara dipercaya akan tumbuh dan berkembang. Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar. Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah paling tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal, yaitu akses terhadap sumber daya, akses terhadap teknologi, akses terhadap pasar dan akses terhadap permintaan.6

Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama dengan kemandirian masyarakat. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.7 Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemandirian masyarakat merupakan kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan untuk berpikir, memutuskan dan melakukan

5 Rozikin, M. (2012). Analisis Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan di Kota Batu.

Jurnal Review Politik, 2(02). pp 219-243.

6

Maharani, O. D. P. (2019). Pemberdayaan Perempuan Dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi Pada Home Industry Kerajinan Batok Kelapa" Coco Art" di Tanjungsari Kota Blitar) (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

7Widjajanti, K. 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan,

(22)

sesuatuyang dipandang tepat dalam mencapai solusi dari masalah yang dihadapi dengan mempergunakan keahliannya sendiri.

Rahmadani, et al. (2019) mengatakan, ada 3 (tiga) tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat, yakni meningkatkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir masyarakat. Setiap individu dalam masyarakat memiliki kemampuannya masing-masing. Kemampuan itulah yang harus diarahkan agar menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Kemampuan itu dapat berbagai bentuk, misalnya kemampuan untuk berwirausaha, kemampuan mencari informasi, hingga kemampuan untuk mengelola kegiatan.8

Konsep pemberdayaan ini disebut dengan empower yang artinya memberi kuasa atau wewenang. Konsep ini berkembang sejak tahun 1980-an dan digunakan oleh agen-agen pembangunan hingga sekarang. Dari situlah pemberdayaan menjadi jargon yang sangat populer di kalangan para agen pembangunan masyarakat, khususnya dalam penanganan kemiskinan.9 Sedang menurut Kurniawati, et al. (2013), konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan biasanya selalu dikaitkan dengan konsep kemandirian, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan. Artinya, adanya program pemberdayaan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Melalui program pemberdayaan upaya penanggulangan kemiskinan tidak hanya sebatas memberikan bantuan langsung kepada penduduk miskin, tapi ikut serta melibatkan masyarakat dalam prosesnya membangun kualitas hidupnya melalui pengembangan potensi dan penguatan kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat sebagai pelaku dalam pembangunan.10

8 Rahmadani, A., Hakim, L., & Setiawati, B. (2019). Pengaruh Pemberdayaan Usaha

Kecil Dan Menengah Terhadap Pembangunan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Wara Kota Palopo. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 5(2). pp 244-261.

9

Tampubolon, J., Sugihen, B. G., Samet, M., Susanto, D., & Sumardjo, S. (2006). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendekatan Kelompok (Kasus Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Jurnal Penyuluhan, 2(2).

10

Wulan, Y. C., Ati, N. U., & Widodo, R. P. (2019). Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUBE)(Studi Tentang Program Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Pakistaji Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, Jawa Timur). Respon Publik, 13(4). pp 104-109.

(23)

Pemberdayaan dianggap sebagai proses kerjasama kolaboratif di mana orang yang kurang berdaya atau lemah akan sumber daya bernilai dikerahkan untuk meningkatkan akses dan kontrol atas sumber daya untuk memecahkan masalah pribadi atau rakyat. sehingga dengan kolaborasi antara keduanya pihak yang diberdayakan mampu untuk mandiri dan melepaskan diri dari ketergantungan pihak lain. Dari Sisi perkembangan informasi dan komunikasi, masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang memiliki kesadaran dan kebutuhan terhadap Informasi sebagai sumber kekuatan (power). Masyarakat yang dapat menggunakan informasi untuk mengambil keputusan yang baik bagi dirinya sendiri, bertindak secara kritis dalam upaya memperbaiki keadaan dan mengatasi masalahnya sendiri, mampu terlibat dalam proses proses sosial dan politik termasuk dalam proses pengambilan keputusan publik yang dilakukan komunitasnya. Masyarakat yang demikian biasanya disebut juga masyarakat informasi (informations society) dan masyarakat pembelajar (learning society).11

Pengertian pemberdayaan sesungguhnya sangat tergantung pada konteksnya. Secara sederhana, pemberdayaan dapat diartikan sebagai pemberian power atau kekuatan kepada kelompok yang lemah sehingga mereka memiliki kekuatan untuk berbuat.12 Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu kepada kata empowerment, yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumberdaya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam pembangunan. Masyarakat dalam kelompok ini dapat ditandai dengan adanya pengangguran, keterbelakangan sosial dan ketidakberdayaan.13

Jika dirunut berdasarkan penjelasan tersebut, maka pemberdayaan pada dasarnya lebih difokuskan kepada kaum perempuan. Pemberdayaan perempuan

11

Susanti, N., & Marliyah, M. (2018). Pola Pemberdayaan Ekonomi Generasi Milenial Komunitas Serikat Saudagar Nusantara (SSN)(Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)).

12

Ife, J. (1995). Community Development, Creating Community Alternatives: Vision, Analysis and Practice. Australia: Longman.

13Kurniawati, D. P. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Usaha Ekonomi (Studi

Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat kota Mojokerto). Jurnal Administrasi Publik, 1(4). pp 9-14.

(24)

merupakan suatu upaya mewujudkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam akses, partisipasi, kontrol dan manfaat di semua bidang pembangunan. Keseluruhan tujuan itu hanya berfokus pada satu hal, yakni untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan perekonomian keluarga demi mencapai kesejahteraan keluarga.14

B. Pemberdayaan Perempuan

Berdasarkan data proyeksi pertumbuhan penduduk Badan Perencanaan Pembangunan Nasioal, Badan Pusat Statistik (BPS) dan United Nations Population Fund, jumlah penduduk Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 131,88 juta jiwa berjenis kelamin perempuan.15Angka itu menandakan jumlah kaum perempuan nyaris mencapai setengah dari total penduduk Indonesia. Sumber daya ini akan menjadi beban jika tidak dimaksimalkan peran dan fungsinya dalam segala lini pembangunan. Ini merupakan potensi yang sangat besar dan harus dimanfaatkan dengan baik agar kaum perempuan bisa ikut serta mewujudkan program pembangunan negara.

Selama ini perempuan kurang terlibat dalam program pembangunan negara karena adanya diskriminasi gender. Diskriminasi gender membuat kaum perempuan termarginalkan dalam ketenagakerjaan. Budaya patriarki yang ada dalam kehidupan sosial dan budaya di Indonesia menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan pada segala aspek. Hal itu tentu saja semakin menyudutkan kaum perempuan dalam mencari pekerjaan.16

Di era globalisasi dan modernisasi saat ini, ketimpangan gender sudah berangsur menghilang. Hal itu disebabkan era ini menuntut percepatan dalam pembangunan sumber daya manusia. Sehingga tanpa sadar, kaum perempuan mulai berpartisipasi dalam segala aspek meski jumlahnya belum sebanding

14Nur, S. (2019). Pemberdayaan Perempuan Untuk Kesetaraan & Meningkatkan

Partisipasi Dalam Pembangunan Lingkungan Hidup. AN-NISA: Jurnal Studi Gender dan Anak, 10(1). pp 99-111.

15

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/06/08/jumlah-penduduk-perempuan-indonesia-pada-2018-mencapai-1319-juta-jiwa

16Hasanah, U., & Musyafak, N. (2018). Gender And Politics: Keterlibatan Perempuan

(25)

dengan laki-laki. Oleh karena itu, pemberdayaan kaum perempuan menjadi satu-satunya cara agar program pembangunan ekonomi dapat terealisasikan. Bayangkan saja bila seluruh perempuan di Indonesia sukses diberdayakan, pasti angka kemiskinan bisa mecapai nol (0) persen sesuai target Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Program pemberdayaan perempuan di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak 1978 silam. Melalui pemberdayaan, beberapa daerah telah menunjukkan hasil memadai dalam meningkatkan kapasitas diri, meningkatkan ekonomi, meningkatkan kesehatan, serta meningkatkan kualitas hidup kaum perempuan.17 Persoalannya adalah ternyata masih banyak perempuan yang belum tersentuh oleh program pemberdayaan. Ini merupakan pekerjaan rumah penting bagi pemerintah untuk bisa melakukan terobosan baru dalam proses pemberdayaan perempuan.

Makna dari pemberdayaan perempuan merupakan suatu proses penyadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih besar seperti keluasan, pengawasan, dan pengambilan keputusan serta tindak transformasi yang mengarah pada perwujudan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki.18 Pemberdayaan perempuan merupakan upaya untuk mewujudkan kesetaraan peran, akses, dan kontrol perempuan dan laki-laki di semua bidang pembangunan. Program-program pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat selama ini merupakan upaya untuk senantiasa mewujudkan tercipatanya dan terdistribusinya manfaat pembangunan bagi laki-laki dan perempuan secara berimbang.19

Berbagai langkah dapat dilakukan untuk menciptakan kesetaraan laki-laki dan perempuan atau kesetaraan gender, antara lain dengan mengembangkan kewirausahaan keluarga sehingga dapat terwujud peran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan perekonomian keluarga demi mencapai kesejahteraan keluarga.

17

Ibid, 125.

18Ma’arif, Syafi’i.(2003). Pembangunan dalam Perspektif Gender. Malang: UMM Press. 19Marwanti, S., & Astuti, I. D. (2012). Model pemberdayaan perempuan miskin melalui

pengembangan kewirausahaan keluarga menuju ekonomi kreatif di Kabupaten Karanganyar. Sepa, 9(1). pp 134-144.

(26)

Menurut Yuniriyanti et al. (2019)20, tujuan pemberdayaan pemberdayaan perempuan di antaranya adalah:

1) Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 2) Meningkatkan peranan perempuan sebagai pengambil keputusan dalam

mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender;

3) Meningkatkan kualitas peran kemandrian organisasi perempuan dengan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan;

4) Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender;

5) Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuan, kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta perlindungan anak.

Berbagai konsep dan pendekatan untuk program keterlibatan perempuan dalam pembangunan sudah diperkenalkan dan dicoba untuk diterapkan dalam proyek-proyek pemberdayaan perempuan. Dari uji coba tersebut diketahui bahwa peningkatan peranan perempuan juga memerlukan bidang ilmu yang menopangnya. Artinya, perempuan juga harus memiliki pendidikan yang cukup untuk bisa terlibat dalam proyek pemberdayaan.

Karena pemberdayaan perempuan merupakan agenda bangsa yang secara keseluruhan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, pelaksanaannya pun perlu disiapkan dan dilaksanakan secara terencana, terarah, terpadu dan berlanjut. Kebijakan pemberdayaan perempuan diarahkan secara bertahap dan berkesinambungan untuk memenuhi baik kebutuhan praktis perempuan maupun kebutuhan strategik perempuan.21

C. Tahap,Metode, dan Unsur Penting

20YuniriyantI, E., Nurdewanto, B., & Sudarwati, R. (2019). Pemberdayaan Perempuan

Desa Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Pencapaian Ketahanan Pangan Keluarga. In Seminar Nasional Sistem Informasi (SENASIF) 3(1). pp 1708-1719.

21Mulyono, J. 2010. Kebijakan Pemberdayaan perempuan Melalui Kebutuhan Strategis

(27)

Pemberdayaanperempuan yang memiliki kemampuan memadai untuk memikirkan dan menentukan solusi terbaik dalam pembangunan, tentunya tidak selamanya harus dibimbing, diarahkan dan difasilitasi. Dapat dikatakan bahwa pemberdayaan itu hanya bersifat sementara. Pemberdayaan dilakukan hanya sampai target masyarakat mampu untuk mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri. Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan itu melalui suatu masa proses belajar, hingga mencapai status mandiri. Proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang dilalui meliputi22:

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk menghantarkan pada kemandirian.

Upaya pemberdayaan adalah konsekuensi dari adanya kelompokkelompok tertentu yang mengalami diskriminasi dalam suatumasyarakat seperti masyarakat miskin , etnis minoritas, perempuan,dan lainnya yang pada umumnya mengalami ketidakberdayaan.Seringkali keadaan dan perilaku tidak berdayaaan kelompokkelompokini dikalim sebagai akibat dari diviasi (penyimpangan)yang disebabkan oleh diri mereka sendiri, padahal ketidakberdayaantersebut merupakan lebih disebabkan faktor struktural dari adanyakekurang adilan dan faktor sosial-kultural yang diskriminatif dalamaspek-aspek kehidupan tertentu.23

22

Sumodiningrat, Gunawan. (2000). Visi Misi Pembangunan dengan Basis Pemberdayaan Masyarakat. Seminar Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Menyongsong Indonesia Baru. Yogyakarta: IDEA.

23

Yafiz, M., Yusrizal, Y., & Fatimah, F. (2015). Pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Tanjung Balai. Medan: FEBI UIN-SU Press..

(28)

Selain itu, ada hal lain yang perlu dipahami dalam proses pemberdayaan perempuan. Yaitu mengenai metode yang diberlakukan selama pemberdayaan24.

1. Menghilangkan mitos yang menyatakan kaum perempuan hanya sebagai pelengkap dalam rumah tangga.

2. Memberi beragam ketrampilan bagi kaum perempuan sehingga bisa produktif dan tidak menggantungkan nasibnya kepada kaum laki-laki. 3. Memberikan kesempatan seluas-luasnya terhadap kaum perempuan

untuk menempuh pendidikan dan mengaplikasikan pendidikannya dalam pemberdayaan.

Dalam proses pemberdayaan perempuan, Kabeer dalam Mardhiah (2018) menyatakan ada lima unsur utama yang wajib diperhatikan. Kelima unsur tersebut adalah25:

1. Welfare (Kesejahteraan). Unsur ini merupakan salah satu aspek terpenting dalam upaya peningkatan pemberdayaan perempuan. Dalam aspek kesejahteraan, perempuan menempati posisi yang tidak menguntungkan. Misalnya ketidakberuntungan dalam partisipasi ekonomi keluarga, pencapaian pendidikan, kesehatan, dan pengupahan. 2. Consientisation (Konsientisasi). Konsientisasi pemahaman atas

perbedaan peran jenis kelamin dan peran gender.

3. Participation (Partisipasi). Kesetaraan partisipasi perempuan dalam proses pembuatan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, dan administrasi. Partisipasi ini merujuk pada keterwakilan perempuan yang setara dalam struktur pembuatan keputusan baik secaara formal maupun informal, dan suara mereka dalam penformulasian kebijakan mempengaruhi masyarakat mereka.

4. Equality of Control (Kesetaraan dalam Kekuasaan). Kesetaraan dalam kekuasaan atas faktor produksi dan distribusi keuntungan, sehingga baik perempuan maupun laki-laki berada dalam posisi yang dominan

24Ibid

25Mardhiah, N. (2018). Optimalisasi Pemerintah Daerah Nagan Raya Dalam Memberikan

Pemahaman Kepada Aparatur Gampong Mengenai Undang-Undang Desa. Jurnal Public Policy, 2(1).

(29)

5. Acces (Akses). Akses diartikan sebagai kemampuan perempuan untuk dapat memperoleh seluruh haknya. Akses terhadap sumber daya produktif seperti tanah, kredit, pelatihan, fasilitas, pemasaran, tenaga kerja, dan pelayanan publik yang setara dengan laki-laki.

Akses terhadap teknologi dan informasi juga merupakan hal penting lainnya. Melalui teknologi dan informasi, perempuan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan sosial mereka dan mempengaruhi lingkungan tempat mereka tinggal. Tanpa akses, pemahaman, serta kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi, perempuan miskin jauh lebih termajinalisasi dari komunitasnya, negaranya, dan bahkan dunia.26

Pemanfaatan teknologi dalam program pemberdayaan tak hanya berfungsi sebagai media edukasi, melainkan juga berfungsi sebagai sarana penjualan produk hasil pemberdayaan. Pengetahuan tentang teknologi khususnya media sosial sangat dibutuhkan di era digitalisasi seperti saat ini. Dengan pemanfaatan teknologi, masyarakat dapat mempromosikan produknya tanpa harus repot menyewa kios atau stan. Produk yang ditawarkan melalui media sosial akan lebih dikenal secara luas dan cepat. Oleh karena itu, teknologi menjadi hal yang wajib dipelajari bagi perempuan-perempuan hasil program pemberdayaan untuk menjual produknya.

D. Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Rumah Kawan Bunda

Rumah Kawan Bunda merupakan suatu wadah edukasi dan kolaborasi dalam penjualan online dan offline produk industri rumahan wirausaha wanita. Wadah edukasi dan kolaborasi yang berlokasi Jl. Veteran Ps. 4 No.22, Helvetia, Kec. Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20244 ini memilikitujuan sebagai ruang bagi para wirausaha wanita yang ingin meningkatkan kompetensi berwirausahanya sekaligus sebagai wadah edukasi dan kolaborasi bisnis antar sesama pelaku usaha. Dari segi sosial, Rumah Kawan Bunda ingin menunjukkan bahwa wanita baik itu single atau ibu rumah tangga mampu berdaya dan tak melulu berkutat dengan urusan dapur semata.

26Ibid

(30)

Para wirausaha wanita di Rumah Kawan Bunda dibekali berbagai ilmu penjualan baik itu secara online maupun offline. Rumah kawan bunda juga menghadirkan mentor bisnis untuk mengajarkan strategi penjualan online dan offline tersebut. Dapat dikatakan Rumah Kawan Bunda adalah jawaban bagi wirausaha wanita yang ingin memajukan usahanya dan meningkatkan kompetensinya dalam berjualan baik secara online maupun offline di era digital ini. Rumah kawan bunda dengan program-programnya ingin memberdayakan perempuan dan mencetak anggotanya sebagai wirausahawan yang unggul, dengan langkah – langkah berikut :

1. Rumah Kawan Bunda Memberdayakan Ekonomi Anggotanya

Menurut David,strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang akan hendak dicapai. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan usaha patungan atau joint venture, Menurut Barney & Hesterly dalam Muchtar (2014), strategi dijelaskan sebagai sebuah teori tentang bagaimana cara perusahaan meraih keunggulan-keunggulan kompetitif (Competitive Advantages). Menurut Hitt dalam Muchtar(2014), strategi merupakan sebuah rangkaian yang terpadu dan terkoordinasi dari komitmen dan tindakan yang dirancang untuk mengeksplotasi kompetensi utama dan meraih keunggulan kompetitif.27

Strategi memberi jawaban bagi pihak manajemen mengenai bagaimana cara mencapai tujuan perusahaan dan bagaimana caranya untuk mencapai misi organisasi dan visi strategis. Pembuatan strategi adalah tentang bagaimana mencari target-target, bagaimana bersaing dengan para kompetitor, bagaimana mencapai keunggulan bersaing yang berkepanjangan, bagaimana membuat visi strategis manajemen sebagai sebuah kenyataan bagi suatu perusahaan.28

Rumah Kawan Bunda yang merupakan wadah untuk menaungi sebuah fungsi yang telah ditentukan, tentu saja mempunyai Program yang sudah terukur.

27Muchtar, A. F. (2014). Business Plan & Rencana Aksi. Bandung: Yrama Widya. 28Faruq, M. A., & Usman, I. (2014). Penyusunan Strategi Bisnis Dan Strategi Operasi

Usaha Kecil Dan Menengah Pada Perusahaan Konveksi Scissors Di Surabaya. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan| Journal of Theory and Applied Management, 7(3).

(31)

Penelitian ini melihat bagaimana cara Rumah Kawan Bunda dapat melayani anggotanyanya dalam suatu kegiatan yang mengandung proses pembelajaran atau edukasi tentang penjualan offline dan online dan program lainnya yaitu.

a. Kolaborasi

Ada beberapa bentuk kolaborasi yang bisa diterapkan dalam kerjasama yaitu29:

1. Fully-Integrated Merger

Kolaborasi yang terjadi ketika dua atau lebih organisasi mengkombinasikan kegiatan-kegiatan operasional dan misi-misi kedalam satu organisasi. Kolaborasi ini paling umum digunakan dalam kerjasama atau biasa dikenal dengan merger. 2. Partially-Integratef Merger

Kolaborasi ini adalah merupakan alternatif bentuk kolaborasi bagi kerjasama organisasi yang menginginkan tidak adanya bentuk organisasi yang baru. Kolaborasi ini memanfaatkan sumber daya yang ada untuk dijadikan sebagai keuntungan strategis organisasi.

3. Joint Program Office

Model kolaborasi ini terjadi karena adanya suatu program yang dikerjakan oleh dua atau lebih organisasi dengan tujuan untuk menguatkan visi kerjasama kedua organisasi tanpa harus menciptakan struktur organisasi yang baru dari kedua belah pihak.

4. Joint Partnership with Affiliated Programming

Dua atau lebih organisasi yang berkolaborasi dalam mengirimkan layanan (service) pada suatu program tertentu atau pada kegiatan operasional mereka yang melibatkan klien. Kolaborasi seperti ini biasanya dilakukan pada kerjasama jangka panjang ataupun yang sedang fokus pada proses menjalin hubungan kerjasama untuk jangka panjang.

5. Joint Partnership for issue Advocacy

Model kolaborasi ini sangat cocok digunakan untuk organisasi komunitas dalam membagi kebutuhan untuk berbicara dengan satu suara sehingga pesan

29Hager, Mark A & Curry, Tyler. (2009). Models Of Collaboration: Non Profit

(32)

kolektif tersebut bisa didengar. Kolaborasi seperti ini muncul akibat sebuah isu. Kerjasama bisa dalam skala jangka pendek atau sesuai dengan periode isu yang berkembang. Organisasi-organisasi yang mengimplementasikan bentuk kolaborasi seperti ini memungkinkan mereka untuk bergerak, berkomunikasi, dan memobilisasi dalam sebuah kesatuan.

6. Joint administrative office and Back office operations

Kolaborasi pada joint adminstrative office merupakan strategi pencapaian efisiensi yang akan dicapai melalui pembagian administrasi kantor dan personil, termasuk dalam hal finansial, manajemen sumber daya manusia, dan teknologi informasi.

7. Confederation

Memunculkan sebuah organisasi baru tanpa menghilangkan organisasi yang lama. Sebuah program bersama yang akan lebih baik jika bekerja secara terpisah dengan organisasi yang mandiri yang dibentuk oleh kerjasama dua atau lebih organisasi. Pembuatan organisasi yang baru mencerminkan kedewasaan tujuan dari kedua organisasi tersebut.

8. Joint Partnership with the birth of a new formal organization

Kolaborasi konfederasi merupakan bentuk kolaborasi yang dipakai di Amerika Serikat, dimana setiap negara bagian mempunyai kewenangan operasional sendiri yang dikontrol oleh payung organisasi yang bernama federasi. Diantara entitas-entitas yang terpisah ini, konfederasi dapat membangun dan menciptakan koordinasi yang keluar dari sebuah kekacauan dan pembagian. Payung organisasi merupakan pemegang kendali penuh yang mengontrol sumberdaya dan informasi.

b. Edukasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), edukasi atau edukatif diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya. Namun pendidikan sendiri terbagi atas dua bagian yaitu pendidikan formal dan

(33)

pendidikan non formal. Sedangkan konsep edukasi yang diterapkan pada “Rumah Kawan Bunda” adalah pendidikan yang non formal yang terdiri dari workshop dan seminar.

2. Metode Penjualan Produk Hasil Pemberdayaan

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik konsumen sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan30.

a. Penjualan Offline

Penjualan offline atau offline marketing atau biasa juga disebut dengan penjualan langsung memiliki pengertian sebuah strategi untuk memasarkan produk atau jasa yang ditujukan untuk mempengaruhi tindakan konsumen31. Penjualan langsung lebih menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan atas rasional atau karena adanya keuntungan tambahan yang diberikan suatu produk. Offline marketing juga memiliki istilah lain yaitu direct selling yang diterjemahkan sebagai sebuah metode penjualan langsung dimana pemasaar atau produsen mendekati pelanggan potensial secara langsung dengan produk barang atau jasa yang ditawarkan contohnya adalah penawaran properti melalui telepon, kalatog/brosur, iklan outdoor.32

Wujud dari penjualan langsung dapat ditemui dalam bentuk promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi(personal selling), penjualan langsung (direct response marketing), serta merchandising dan point of purchase. Tujuan dari penjualan langsung adalah menginformasikan kepada pelanggan tentang produk atau jasa yang

30Marwan, A. (1991). Marketing. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. 31

Cahyono, B., Haryono, A. T., & Malik, D. (2019). Analisa Kekuatan Strategi Pemasaran Melalui Online Marketing, Offline Marketing Dan Service Excellent Terhadap Loyalitas Konsumen Pt. Adinata Graha Raya Kaliwungu Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Kontemporer, 2(1).

(34)

mungkin dibutuhkan tanpa menunggu pelanggan tersebut mencari informasi mengenai produk atau layanan. Dalam penjualan langsung untuk menyentuh pikiran dan perasaan konsumen, dapat menggunakan beberapa media diantaranya33:

1. Promosi penjualan (sales promotion) 2. Penjualan pribadi (personal selling)

3. Penjualan langsung (direct response marketing)

4. Penjualan Partaian (merchandising) dan titik pembelian (point of purchase)

Dalam melakukan penjualan, manfaat tidak hanya dirasakan dari sisi penjual saja, dari sisi pembeli sekalipun penjualan langsung mendapatkan manfaat yang cukup dirasakan oleh mereka antara lain yaitu34:

1) Pembeli dapat meilihat langsung produk yang ditawarkan. Melalui penjualan secara langsung, para pelanggan dapat melihat langsung produk yang ditawarkan, dapat mengecek langsung secara detail, baik fisik dan fungsi.

2) Menjalin hubungan sosial yang intens. Pelanggan dapat langsung berinteraksi dengan tenaga pemasar secara langsung, dapatmenanyakan semua hal seputar produk yang ditawarkan.

3) Kepuasan dalam mengambil keputusan. Melalui penjualan langsung, pembeli memiliki tingkat kepuasan yang tinggi karenasebelum mengambil keputusan membeli, pembeli sudah melihat langsung, mempelajari langsung dan mengetahui semua hal secara langsung baik dari mempelajari langsung produk tapi juga berdasarkan informasi dari tenaga pemasar produk.

Penjualan langsung juga menghasilkan banyak manfaat bagi penjual, yaitu35:

1. Pembentukan hubungan dengan konsumen

33Ibid

34Ibid 35Ibid

(35)

Para penjual dapat langsung menyusun informasi dan data tentang pelanggan yang berpotensi menghasilkan penjualan berkelanjutan (reorder) dengan berbasis data yang diperoleh, tenaga penjual dapat mengembangkan penjualan berkelanjutan.

2. Menyesuaikan penawaran

Penjualan langsung memberikan kemudahan bagi penjual untuk menyesuaikan penawaran sesuai konsumen yang mereka tuju. Sehingga penjualan mereka semakin tepat sasaran.

3. Mendapatkan Respon yang lebih tinggi

Penjualan langsung juga memudahkan penjual untuk mengetahui lebih cepat bagaiman respon konsumen terhadap barang yang mereka tawarkan. Penjualan langsung memiliki beberapa bentuk yang dapat dijabarkan sebagai berikut36:

1. Penjualan tatap muka

Sebagian besar pemasar sangat bertumpu pada gugus penjualan tatap muka untuk mencari calon konsumen, menggarapnya sehingga menjadi pelanggan, membangun hubungan yang bertahan lama, dan menumbuhkan pendapaan perusahaan.

2. Penjualan jarak jauh

Penjualan jarak jauh juga sering diistilahkan dengan tele marketing, merupakan penjualan yang menggunakan telepon untuk menawarkan dan menjual langsung kepada konsumen.

3. Pemasaran melalui surat langsung

Pemasaran melalui surat langsung meliputi tindakan mengirimkan penawaran, pengumuman, pemberitahuan kepada calon konsumen. Beberapa cara yang dipakai dalam pemasaran melalui surat ini seperti: surat langsung, surat fax, email, voice mail.

4. Pemasaran melalui katalog

Produsen membuat katalog untuk merangkum semua item produk yang dijual untuk memudahkan calon konsumen mempelajari dan mengenal

(36)

lebih dekat produk produk mereka sebagai bahan awal untuk mempengaruhi keputusan calon konsumen.

5. Pemasaran melalui iklan televisi maupun media cetak

Produsen dapat memanfaatkan media massa televisi dan media cetak untuk menampilkan informasi seputar produk mereka sebagai bagian kampanye pemasaran langsung.

6. Pemasaran langsung melalui Event atau Pameran

Untuk makin mendekatkan produk yang dijual, produsen dapat memanfaatkan event-event yang sering dibuat dewasa ini. Seperti pameran bersama di mall, event di CFD, maupun kampanye langsung ke tempat tempat kerja mapupun komunitas tertentu melalui presentasi.

Baik strategi pemasaran online maupun offline, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Tenaga pemasar yang lihai dan cerdas tidak akan fanatik pada salah satunya, namun mampu mengkombinasikan untuk meningkatkan penjualan produk demi tercapainya target penjualan dan kinerja penjualan yang maksimal.

b. Penjualan Online

Saluran online adalah saluran yang dapat dijangkau seseorang melalui komputer dan modem. Modem menghubungkan komputer dengan jalur telepon sehingga komputer dapat menjangkau beragam layanan informasi online. Ada dua jenis saluran online, yaitu37:

a. Saluran online komersial. Saluran online menyediakan bagi pelanggan lima layanan utama: informasi (berita, kesempatan dialog (bulletin board,forum, kotak bincang-bincang), dan e-mail.

b. Internet. Internet adalah jaringan global sekitar 45.000 jaringan komputer yang memungkinkan komunikasi global yang instan dan terdesentralisasi. Internet yang pada mulanya dibentuk untuk menyokong riset dan pertukaran akademis, kini tersedia bagi pemirsa yang jauh lebih luas dan berjumlah sekitar 25 juta orang. Pemakai

37Kotler, Philip, dan Keller, Kevin L. (2008). Manajemen Pemasaran (Ed. 12. Jilid 2 ).

(37)

dapat mengirim e-mail, bertukar pikiran, berbelanja barang-barang, serta mengakses berita, resep makanan, informasi seni, dan informasi bisnis. Internet sendiri adalah gratis, meskipun pemakai harus membayar layanan komersial agar dapat terhubung dengannya. Ada dua manfaat pemasaran online, yaitu38:

1. Memberikan tiga manfaat utama bagi pembeli potensial: a) Kemudahan.

Pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari dimana mereka berada. Mereka tidak harus berkendara, mencari tempat parkir, dan berjalan melewati gang yang panjang untuk mencari dan memeriksa barang-barang. Dan mereka tidak harus berkendara ke toko, hanya untuk menemukan bahwa barang yang dicari sudah habis.

b) Informasi.

Pelanggan dapat memperoleh setumpuk informasi komparatif tentang perusahaan, produk, dan persaingan tanpa meninggalkan kantor atau rumah mereka. Mereka dapat memusatkan perhatian pada kriteria objektif seperti harga, kualitas, kinerja, dan ketersediaan.

c) Rongrongan yang lebih sedikit.

Dengan layanan online, pelanggan tidak perlu menghadapai atau melayani bujukan dan faktor-faktor emosional.

2. Memberikan sejumlah manfaat bagi pemasar: a) Penyesuaian yang cepat terhadap kondisi pasar.

Perusahaan dapat dengancepat menambah produk pada penawaran mereka serta mengubah harga dan deskripsi.

b) Biaya yang lebih rendah.

Pemasar online mencegah biaya pengelolaan toko dan biaya sewa, asuransi, dan prasarana yang menyertainya.

c) Pemupukan hubungan.

38Ibid

(38)

Pemasar online dapat berbicara dengan pelanggan dan belajar dengan lebih banyak dari mereka. Pemasar juga dapat meng-upload laporan yang berguna, atau demo gratis perangkat lunak mereka.

d) Pengukuran besar pemirsa.

Pemasar dapat mengetahui berapa banyak orang yang mengunjungi situs online mereka dan berapa banyak yang singgah di tempat tertentu dalam situs tersebut.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa yang memiliki kesamaan objek walaupun perbedaan dalam metode, data, serta lokasi (tempat). namun penelitian terdahulu penulis jadikan sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian dan membedakan hal-hal yang diperlukan pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

(39)

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

Nama Judul Hasil Perbedaan

Muhammad Yafiz, Fatimah, Yusrizal (2015) Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakatdi Tanjung Balai Pertama, Pemberdayaan perempuan di Kota Tanjung Balai meruapakan pemberdayaan yang mencul atas kesadaran sendiri untuk membantu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.Kedua, Kegiatan usaha perempuan di kota Tanjung Balai dalam bidang ekonomi banyak terkonsentrasi pada sektor informal. Mereka memiliki cara-cara atau terobosan yang sangat berarti dalam membantu suami untuk menunjang kelangsungan ekonomi keluarga mereka. Ketiga, Di Penelitin tersebut meneliti secar garis besar kehidupan kaum perempuan di tanjung balai dengan beberapa indikator penilaian, sedangkan penelitian yang akan penulis paparkan adalah ruang lingkup daerah sekitar jalan veteran pasar 4 helvetia saja, dengan Rumah kawan Bunda sebagai objek yang telah membina kaum perempuan di daerah tersebut.

(40)

antara bentuk usaha yang digeluti adalah kerajinan tangan dengan memanfaatkan kulit kerang. Keempat, Bahwa ternyata

keberadaan para perempuan pengrajin kulit kerang tersebut telah terbukti secara jelas ikut

meningkatkan kesejahteraan hidup ekonomi keluarga dan masyarakat di TanjungBalai. Achmad Tantowi Hendra Setiawan, Nanik Yuliati, Niswatul Imsiyah (2018) Peran Pemberdayaan Perempuan Terhadap Peningkatan Ekonomi KeluargaDi PKBM Ngupoyo Ilmu Muncar Kabupaten Banyuwangi peran pemberdayaan perempuan terhadap peningkatan ekonomi keluarga di PKBM Ngupoyo Ilmu sudah berjalan dengan baik, karena ada perubahan yang dirasakan oleh peserta setelah mengikuti pelatihan menjahit yang diselenggarakan oleh PKBM Ngupoyo Ilmu yaitu mampu meningkatkan Penelitian penulis terkait dengan program – program yang disediakan oleh Rumah Kawan Bunda yang berfokus pada industry rumahan yang telah dikuasai atau ingin belajar membuat produk industri rumahan, lalu penjualan juga akan di bantu dengan disediakannya fasilitas offline dan

(41)

ekonomi keluarga. online. Anifatus Solihah (2016) Pemberdayaan Kaum Perempuan Dalam Menunjang Peningkatan Pendapatan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Home Industry Bulu Mata Sokawera Cilongok Banyumas) 1. Pemberdayaan perempuan melalui Home Industry Bulu Mata di Desa

Sokawera Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas, telah ikut ambil bagian dalam menambah pendapatan keluarga. Kontribusi pendapatan perempuan pengrajin bulu mata terhadap pendapatan keluarga meningkat cukup signifikan, 2. Dalam perspektif ekonomi Islam, pemberdayaan perempuan pada Home

Industry Bulu Mata di Desa Sokawera Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas, dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga sudah sesuai Industri Rumahan yang penulis akan teliti mengenai keterampilan – keterampilan yang di kuasai kaum

perempuan sekitar, jadi tidak terfokus oleh satu industri rumhan saja, tetapi meliputi segala bidang, makanan, minuman, pakaian, alat rumah tangga, dll.

(42)

dengan ketentuan-ketentuan dalam Islam, di antaranya: Pertama, tidak boleh melalaikan tugasnya di sektor domestik, dan kedua, adalah mendapatkan ijin dari suaminya. Para pengrajin bulu mata di Desa Sokawera, walaupun bekerja di luar rumah, akan tetapi ia tetap melaksanakan

tugasnya dalam rumah tangga dengan baik. Nika Risqi Fitrina (2016) Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Industri Kecil di Pedesaan (Studi dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Serang Di Desa 1. Kegiatan yang berlangsung di KUB Serang selangkah lebih maju dibandingkan KUB lain di Desa Pulorejo. KUB Serang tidak hanya memproduksi batik dalam bentuk lembaran saja, akan tetapi KUB Serang sudah berani membuat inovasi produk.

Berdasarkan konsep

Penelitian penulis lebih cenderung ke sarana – sarana yang mendukung penjualan atau juga edukasi tentang industri rumahan yang dapat di kembangkan, dan juga dapat

berkolborasi dengan pihak yang lain sehingga cakupan penjualan akan semakin luas.

(43)

Pulorejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan) partisipasi, partisipasi hanya sebagai cara program tersebut hanya pada tahap menuju pemberdayaan karena perempuan hanya sebagai objek. 2. Faktor-faktor pendukung perempuan dalam mengembangkan kelompok usaha bersama (KUB) Serang adalah adanya motivasi perempuan, dukungan keluarga serta dukungan pemerintah yang membuat perempuan semakin antusias menjalankan usaha bersama. Faktor-faktor penghambat adalah kurangnya modal uang dan bahan baku, serta permintaan pasar yang masih tergantung di wilayah.

(44)

F. Kerangka Teoritis

Pada masa kini wanita bergerak aktif dalam meningkatkan perekonomian keluarga melalui wirausaha. Banyak wirausaha wanita mencari atau membentuk usaha pibadi melalui gagasan atau ketrampilan yang dimiliki dan dengan modal yang fleksibel.Sudah banyak wanita yang membuktikan dirinya mampu untuk menjadi pengusaha dari tingkat usaha kecil, menengah, dan besar, dengan maksud untuk membantu suami mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga ataupun sebagai wahana beraktifitas dan berkreatifitas dalam kehidupan sehari-hari.

Namun dalam perjalanannya, banyak wirausaha wanita yang terkendala dalam pengembangan usahanya. Salah satu kendala tersebut adalah karena kemajuan teknologi informasi yang tak dibarengi dengan keterampilan menggunakannya. Seharusnya wirausahawan wanita harus beradaptasi dengan kemajuan tersebut, mereka harus menguasai teknologi informasi dan internet tersebut agar usahanya tetap berjalan dan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah beralih ke media online sehingga dalam pemasaran produk pun kini harus juga dipasarkan secara online melalui internet. Bila hanya memasarkan secara offline maka usaha atau bisnis dapat redup.

Namun tidak semua wirausahawan wanita mampu bersaing di era digital ini dikarenakan keterampilan dan pengetahuan yang terbatas. Maka baik adanya wirausahawan belajar dan memberdayakan diri mereka demi meningkatkan produksi dan pemasaran produk. Terdapat wadah untuk membekali wirausahawan dalam meningkatkan skillsberwirausaha khusus wanita yakni Rumah Kawan Bunda. Rumah Kawan Bunda memiliki tujuan sebagai ruang edukasi dan kolaborasi para wirausahawan khususnya wanita. Di tempat ini wirausaha wanita berkumpul dan diberikan program-program yang berdampak pada peningkatan produksi dan penjualan.

Maka dari itu penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana program Rumah Kawan Bunda dalam memberdayakan atau membekali para anggotanya guna meningkatkan perekonomian mereka. Di samping itu penelitian ini juga akan menggambarkan bagaimana Rumah Kawan Bunda sebagai ruang edukasi dan kolaborasi para wirausahawan wanita.

(45)

Gambar 1

Bagan Kerangka Teori

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA WANITA RENDAH PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DIGITAL EDUKASI, KOLABORASI, DLL PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN RUMAH KAWAN BUNDA

WIRAUSAHA WANITA YANG MANDIRI DAN MAMPU MENINGKATKAN EKONOMI

(46)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif, yang artinya mendeskripsikan suatu peristiwa atau perilaku tertentu yang ada dalam waktu tertentu, yaitu hanya semata - mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwa tanpa suatu maksud mengambil kesimpulan yang berlaku secara umum. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, dan fenomena - fenomena secara langsung di lapangan. Data akan disajikan dalam bentuk narasi, dalam hal ini berkaitan mengenai analisis program pemberdayaan kaum perempuan oleh rumah kawan bunda dalam meningkatkan ekonomi.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Rumah Kawan Bunda, yang beralamat di Jl. Veteran Ps. 4 No.22, Helvetia, Kec. Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20244.

C. Informan

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sample. Purposive sample adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.39Adapun sample yang menjadi informan pada penelitian ini adalah :

1. Pendiri Rumah Kawan Bunda (Asri Wahyuni) 2. Admin Rumah Kawan Bunda

3. Anggota Rumah Kawan Bunda

(47)

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi yaitu “suatu teknik dengan mengamati langsung serta mencatat hal - hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti”.40Pada penelitian kualitatif, observasi merupakan salah satu cara mengumpulkan data yang populer. Untuk terlaksananya observasi dengan baik perlu disusun instrumen, yaitu pedoman observasi. Pedoman tersebut biasanya dalam bentuk daftar cek (chek list) atau daftar isian. Adapun aspek yang diobservasi meliputi keperilakuan, keadaan fisik, pertumbuhan dan perkembangan subjek tertentu dan sebagainya.41 Dalam hal ini, pengamatan dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

a) Pengamat berperan serta, yaitu seorang pengamat melakukan dua peran sekaligus sebagai pengamat dan menjadi anggota resmi dari objek atau kelompok yang diamati.

b) Pengamatan tanpa berperan serta, yaitu seorang pengamat hanya berfungsi untuk melakukan pengamatan saja, tanpa ikut menjadi anggota dari objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi langsung dan tanpa berperan serta karena penulis hanya sebagai pengamat dan tidak ikut mendaftar sebagai anggota di Rumah Kawan Bunda dikarenakan penulis berjenis kelamin laki-laki sebab yang menjadi anggota adalah para wanita saja. Sedangkan objek yang diamati adalah program pemberdayaan kaum perempuan oleh rumah kawan bunda dalam meningkatkan ekonomi.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

40Ibid 41Ibid

Gambar

Gambar 2.  Logo Rumah Kawan Bunda
Gambar 3. Alur Program Pemberdayaan di Rumah Kawan Bunda
Gambar 4.  Proses pengambilan Keputusan menjadi Member di Rumah  Kawan Bunda dengan motivasi atas kegiatan dan fasilitas yang ada
Gambar 5. Program dalam bentuk Fasilitas di Rumah Kawan Bunda
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan, dikemukakan beberapa temuan yang berhubungan dengan pola pengendalian sosial pelanggaran disiplin sekolah

Untuk mencapai sasaran strategis Tersedianya kebijakan pembangunan yang efektif bidang pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat KP melalui

Merupakan simbol / karakter yg biasa dilibatkan dalam suatu program dan digunakan untuk melakukan suatu operasi atau manipulasi1. Macam-macam Operator pada

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PELAYANAN, LOKASI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

Dalam  Jurnal  “Bridging  the  Gap:  A  Genre  Analysis  of  Weblogs”  (2004),  Herring,   dkk mengatakan bahwa blog bisa menjadi populer karena membuat blog itu

Karaktenstik keluarga, dukungan keluarga, pengetahuan serta persepsi ibu terhadap anak ASO temyata tidak bemubungan signifikan dengan strategi koping yang digunakan

Variabel dummy DF dan D diduga akan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran, artinya tingkat pengangguran diharapkan akan semakin menurun setelah desentralisasi

Disamping itu pada analisis skenario 1 dan skenario 2 keduanya menghasilkan kesimpulan tentang prioritas kontruksi yang hampir sama, yaitu prioritas ke-1 (alternatif A) dan