• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN KETENAGAKERJAAN SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP EKSPLOITASI PEKERJA ANAK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN KETENAGAKERJAAN SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP EKSPLOITASI PEKERJA ANAK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PERATURAN

PERUNDANG – UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM

TERHADAP EKSPLOITASI PEKERJA ANAK

TESIS

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan

Program Magister Ilmu Hukum

OLEH :

Drs. EKA TJAHJANTO

B4A 005 264

PEMBIMBING

PROF. DR. MOEMPOENI MARTOJO, SH.

ANI PURWANTI, SH. MHum.

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

IMPLEMENTASI PERATURAN

PERUNDANG – UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM

TERHADAP EKSPLOITASI PEKERJA ANAK

DISUSUN OLEH :

Drs. EKA TJAHJANTO

B4A 005 264

DIPERTAHANKAN DI DEPAN DEWAN PENGUJI

PADA TANGGAL 3 JULI 2008

TESIS INI TELAH DITERIMA

SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR

MAGISTER ILMU HUKUM

PEMBIMBING

MAGISTER ILMU HUKUM

(3)

IMPLEMENTASI PERATURAN

PERUNDANG – UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM

TERHADAP EKSPLOITASI PEKERJA ANAK

DISUSUN OLEH :

Drs. EKA TJAHJANTO

B4A 005 264

DIPERTAHANKAN DI DEPAN DEWAN PENGUJI

PADA TANGGAL 3 JULI 2008

TESIS INI TELAH DITERIMA

SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR

MAGISTER ILMU HUKUM

PEMBIMBING MENGETAHUI MAGISTER ILMU HUKUM KETUA PROGRAM

(4)

KATA PEN GAN TAR

Assalam ualaikum Wr. Wb.

Dengan m em anj at kan puj i syukur kehadirat Allah SWT, at as Rahm at dan

Karunia – Nya akhirnya penulis dapat m enyelesaikan Tesis ini, dengan Judul

I m ple m e nt a si Pe r a t u r a n Pe r u nda n g- Un da n ga n Ke t e n a ga k e r j a a n

Se ba ga i Upa ya Pe r lin dun ga n H uk u m Te r h a da p Ek sploit a si Pe k e r j a

An a k, akan t et api penulis sadari m eskipun banyak m asukan, arahan,

bim bingan yang diberikan I bu Dosen Pem bim bing sebagai upaya

penyem purnaan dalam penyusunan Tesis ini, nam un penulis rasakan bahwa

Tesis ini m asih j auh dari kesem purnaan dan banyak kekurangan. Hal ini

m erupakan ket erbat asan penget ahuan dan pengalam an penulis, dan bukan

m erupakan suat u kesengaj aan.

Dengan kerendahan hat i penulis m engharapkan adanya m asukan, krit ik

sert a saran yang bersifat m em bangun guna kesem purnaan Tesis ini.

Dalam kesem pat an yang baik ini dan dengan kerendahan hat i sert a

penuh rasa horm at yang t inggi penulis m enghat urkan t erim a kasih yang

sebesar – besarnya, kepada yang t erhorm at :

1. Prof. Dr . Paulus Hadisuprapt o, S.H. MH. selaku Ket ua Pr ogram

Pascasarj ana Magist er I lm u Hukum Universit as Diponegoro dan selaku

Dosen Pem bim bing Met odologi Penelit ian Hukum dalam Tesis ini.

2. Prof. Dr . Moem poeni Moelat ningsih Mart oj o, S.H. selaku Dosen

(5)

3. Prof. Dr. Barda Naw aw i Arief, S.H. selaku Gur u Besar pada Program

Magist er I lm u Hukum dan Mant an Ket ua Program Pascasarj ana Magist er

I lm u Hukum Universit as Diponegoro pada saat penulis yang t ergabung

dalam Kelas Khusus Polda sebagai Mahasisw a.

4. Dr. Arief Hidayat , S.H. MH. selaku Dosen pada Program Pascasarj ana

Magist er I lm u Hukum dan Dekan Fakult as Hukum Universit as Diponegoro

sert a Dosen Penguj i Tesis.

5. I bu Ani Purw ant i, S.H. MHum . selaku Dosen Pem bim bing Pem bant u dan

selaku Sekret aris Program Pascasarj ana Magist er I lm u Hukum , yang t elah

banyak m em beri m asukan dan m em bant u pada penulis.

6. I bu Lit a Tyest a ALW., S.H. MHum . selaku Ket ua Bagian Hukum Tat a

Negara Fakult as Hukum Universit as Diponegoro dan Dosen Penguj i Tesis.

7. I bu Am alia, S.H. MHum . selaku Kepala Bagian Keuangan Program

Pascasarj ana Magist er I lm u Hukum , sert a Bapak Eko Sabar Prihat in, S.H.

MH. dim ana Beliau – Beliau ini t elah banyak m em bant u dem i keberhasilan

penulis.

8. Para Guru Besar, Bapak dan I bu Dosen sert a Seluruh Civit as Akadem ika

Program Magist er I lm u Hukum Universit as Diponegoro Sem arang yang

t elah banyak m em berikan bim bingan dan m em bant u dalam penyelesaian

Tesis ini.

9. Bapak – Bapak dan I bu yang t ergabung dalam Kelas Khusus Polda, yang

t elah bersam a – sam a dengan penulis m enunt ut I lm u pada Program

(6)

10. Bapak I rj en Pol ( Purn) Drs. H. Chaerul Rasj id, S.H. MH. yang t elah

m em berikan kesem pat an kepada penulis saat Beliau Menj abat Kapolda

Jat eng unt uk bergabung dalam Kelas Khusus Polda unt uk st udy lanj ut

pada Program Magist er I lm u Hukum Universit as Diponegoro Sem ar ang

11. I st riku yang t ercint a Hj . I ndra Sum art ini dan Put ri- Put riku t ersayang Mira

Rulit asari, Rani Karina Sakant i dan Rat ih List iarini yang selalu m endorong

dan m endo’akan unt uk kesuksesan penulis dalam m enem puh st udi pada

Program Pascasarj ana Magist er I lm u Hukum Universit as Diponegoro

Sem arang.

12. Sem ua pihak yang t idak dapat penulis sebut kan sat u persat u yang t elah

banyak m em bant u dem i kelancaran dan keberhasilan penulis unt uk

m enyelesaikan Tesis ini.

Akhirnya besar har apan penulis agar Tesis ini dapat ber nilai st rat egis dan

berm anfaat bagi siapapun yang m em baca dan m enggunakannya unt uk

kepent ingan dan kem aj uan kehidupan berm asyarakat , ber bangsa dan

bernegar a.

Bilahi t aufiq w al hidayah, Wasalam ualaikum Wr. Wb.

Sem arang, J u n i 2008.

Horm at kam i,

(7)

ABSTRAK

Masih banyak perusahaan yang m em pekerj akan “ pekerj a anak” bert am bah pula pekerj a anak yang m em erlukan sist em perlindungan hukum , sehingga sangat lah m enarik unt uk dikaj i dan dit elit i, bagaim ana sesungguhnya perlindungan hukum pekerj a anak dari t indakan eksploit asi ket enagakerj aan. Sehingga dapat dirum uskan isu sent ral dalam t esis ini, yait u bagaim ana im plem ent asi perat uran perundang- undangan ket enagakerj aan sebagi upaya perlindungan hukum t erhadap eksploit asi pekerj a anak dan bagaim ana ham bat an- ham bat an dan langkah- langkah yang dit em puh Pem erint ah dalam m enanggulangi eksploit asi pekerj a anak.

Penelit ian ini t erm asuk j enis penelit ian yuridis norm at if yang m erupakan penelit ian kepust akaan yait u penelit ian t erhadap dat a sekunder m eliput i invent arisasi hukum posit if.

Berdasarkan hasil penelit ian dapat digam barkan bahwa sist em perlindungan hukum pekerj a anak yang ada belum dilaksanakan secara nyat a, pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pengusaha t idak m endapat kan t indakan hukum sebagaim ana m est inya, karena t idak t erlaksananya fungsi pegaw ai pengawas ket enagakerj aan. Oleh karena it u perlu diupayakan sat u kesat uan t ekad dan langkah dari para pej abat pem erint ah, aparat ur pelaksana, para pengusaha, para orang t ua sert a seluruh kom ponen Bangsa unt uk benar-benar m eniadakan pekerj a anak.

Kat a Kunci : perat uran ket enagakerj aan, perlindungan hukum , eksploit asi

(8)

ABSTRACT

There are st ill m any com panies em ploying “ children w orkers” ; t herefore, t he num ber of children w orkers needing a lawful pr ot ect ion syst em is increasing, t hus, t his m at t er is very int erest ing t o be st udied and exam ined in how t he lawful prot ect ion for children w orkers against m anpow er exploit at ion act ually is. From t hose m at t ers, t herefore, t he cent ral issues in t his t hesis can be concluded, w hich are, how is t he im plem ent at ion of m anpower legislat ion is as t he effort s of lawful prot ect ion against children workers exploit at ion and what t he obst acles and m easures are t aken by t he governm ent in prevent ing children workers exploit at ion.

This research is a j uridical- norm at ive research, w hich is a bibliographical research; a research of secondary dat a covering t he invent ory of posit ive law .

Based on t he research result s, it can described t hat t he exist ing law ful prot ect ion syst em for children worker s has not been execut ed in realit y; t he lawful violat ions done by t he em ployers do not undergo any law ful act ions as t hey should because t he funct ion of m anpow er supervisory officers is not execut ed. Therefore, t he unit y of det erm inat ion and m easure of governm ent al officers, execut ive funct ionaries, businessm en / em ployers, parent s, and all nat ional com ponent s t o abolish children workers com plet ely should be st riven.

Keywor ds : m anpow er legislat ion, law ful prot ect ion, children worker s

(9)

D AFTAR I SI

Hal

HALAMAN JUDUL ··· i

HALAMAN PENGESAHAN ··· ii

KATA PENGANTAR ··· iii

ABSTRAK ··· vi

ABSTRACT ··· vii

DAFTAR I SI ··· viii

BAB I PENDAHULUAN ··· 1

A. Lat ar Belakang ··· 1

B. Perm asalahan ··· 9

C. Tuj uan Penelit ian ··· 9

D. Kerangka Pem ikiran ··· 10

E. Met ode Penelit ian ··· 14

F. Sist em at ika Penulisan ··· 16

BAB I I TI NJAUAN PUSTAKA ··· 18

A. Pengert ian Pekerj a Anak ··· 18

B. Eksploit asi Anak dalam Bidang Ket enagakerj aan ·· 24

C. Sist em Perlindungan Hukum Pekerj a Anak ··· 31

D. Hak- hak Anak ··· 41

E. Kewenangan Penanganan Pekerj a Anak ··· 45

(10)

A. I m plem ent asi Perat uran Perundang- undangan Ket enagakerj aan

Terhadap Eksploit asi Pekerj a Anak··· 52

B. Ham bat an - ham bat an Pem erint ah dalam Menanggulangi Eksploit asi Pekerj a Anak ··· 66

C. Langkah - langkah Pem erint ah dalam Menanggulangi Eksploit asi Pekerj a Anak ··· 85

BAB I V PENUTUP ··· 95

A. Kesim pulan ··· 95

B. Saran ··· 97

(11)

BAB I

PEN D AH ULUAN

A. La t a r Be la k a n g

Negara I ndonesia adalah Negara Hukum yang m enj unj ung t inggi

harkat dan m art abat m anusia, sehingga sudah seharusnya set iap m anusia

baik dew asa m aupun anak- anak dilindungi dari upaya- upaya

m em pekerj akannya pada pekerj aan yang m erendahkan har kat dan

m art abat m anusia at au pekerj aan yang eksploit at if karena bersifat t idak

m anusiaw i.

Upaya perlindungan t enaga kerj a yang dapat m enj angkau seluruh

t enaga kerj a baik dew asa m aupun t enaga kerj a anak, t erlebih m engenai

t enaga kerj a anak akhir- akhir ini banyak disorot dan t elah m enj adi isu

nasional bahkan int ernasional yang harus m endapat perhat ian serius dari

pem erint ah dan m asyarakat , karena m em punyai dam pak negat if bagi

generasi penerus bangsa.

Anak sebagai m akhluk Tuhan Yang Maha Esa m em iliki hak asasi at au

hak dasar sej ak dilahirkan, yait u j am inan unt uk t um buh kem bang secara

ut uh baik fisik, m ent al m aupun sosial, dan berakhlak m ulia, perlu dilakukan

upaya perlindungan sert a m ew uj udkan kesej aht eraannya dengan

m em berikan j am inan t erhadap pem enuhan hak- haknya sert a adanya

perlakuan t erhadap diskrim inasi, sehingga t idak ada m anusia at au pihak

(12)

Perlindungan anak adalah segala kegiat an unt uk m enj am in dan

m elindungi anak dan hak- haknya agar dapat hidup, t um buh, berkem bang

dan berpart isipasi secara opt im al sesuai dengan harkat dan m art abat

kem anusiaan, sert a m endapat perlindungan dari kekerasan dan

diskrim inasi.1

Bekerj a bagi anak m em punyai dam pak posit if t et api j uga m em punyai

dam pak negat if. Sebenarnya dengan m ereka bekerj a akan kehilangan

kesem pat an m asa kanak- kanak m ereka unt uk berm ain dan m enunt ut ilm u.

Dam pak posit if bagi anak yang bekerj a berart i m ereka sej ak kecil sudah

t erlat ih unt uk bert anggungj aw ab m elakukan pekerj aan dan bagi keluarga

dapat m em bant u m encukupi kebut uhan hidup at au bahkan m ereka bekerj a

agar dapat m elanj ut kan sekolahnya.

Set elah dua t ahun I ndonesia m engalam i krisis m onet er, ada pet unj uk

bahw a j um lah anak yang m encari pekerj aan di pabrik- pabrik dan dunia

usaha lainnya t erus m eningkat . Banyaknya pem ut usan hubungan kerj a oleh

pengusaha m em buat banyak rum ah t angga para pekerj a sem akin t erpuruk

kondisi sosial ekonom i m ereka. Keadaan ini t elah m em aksa anak- anak

harus m em bant u m encukupi kebut uhan ekonom i keluarga m ereka, at au

set idak- t idaknya unt uk m encukupi kebut uhan diri m ereka sendiri.2

Pada hakekat nya anak t idak boleh bekerj a karena wakt u m ereka

selayaknya dim anfaat kan unt uk belaj ar, berm ain, bergem bira, berada

dalam suasana dam ai, m endapat kan kesem pat an dan fasilit as unt uk

1

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, Pasal 1 Ayat 2

2

(13)

m encapai cit a- cit anya sesuai dengan perkem bangan fisik, psikologik,

int elekt ual dan sosialnya. Nam un pada kenyat aannya banyak anak- anak

dibaw ah usia 18 t ahun yang t elah t erlibat akt if dalam kegiat an ekonom i,

m enj adi pekerj a anak ant ara lain di sekt or indust ri dengan alasan t ekanan

ekonom i yang dialam i orang t uanya at aupun fakt or lainnya.3

Salah sat u m asalah anak yang harus m em peroleh perhat ian khusus,

adalah isu pekerj a anak (child labor) . I su ini t elah m engglobal karena

begit u banyak anak- anak di seluruh dunia yang m asuk bekerj a pada usia

sekolah. Pada kenyat aannya isu pekerj a anak bukan sekedar isu

anak-anak m enj alankan pekerj aan dengan m em peroleh upah, akan t et api lekat

sekali dengan eksploit asi, pekerj aan berbahaya, t erham bat nya akses

pendidikan dan m engham bat perkem bangan fisik, psikis dan sosial anak.

Bahkan dalam kasus dan bent uk t ert ent u peker j a anak t elah m asuk sebagai

kualifikasi anak- anak yang bekerj a pada sit uasi yang paling t idak bisa

dit olelir (t he int oler able form of child labor) .4

Pada um um nya pekerj a anak kurang m endapat kan perlindungan yang

m em adai baik dari segi hukum m aupun sosialnya, hal ini disebabkan kondisi

anak yang t erpaksa bekerj a t erkadang hanya sebagai t am bahan t enaga

pada proses produksi ( eksploit asi ekonom i) yang pada um um nya m ereka

t idak t er ikat pada kesepakat an kerj a, karena syarat - syar at form al

( kecakapan) yang harus dipenuhi dalam rangka pelindungan t idak dim iliki

3

Syamsuddin, 1997, Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Anak yang Bekerja, Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, Jakarta, hal:1

4

(14)

oleh anak yang bekerj a. Disam ping it u anak j uga dianggap belum cukup

um ur unt uk m elakukan kesepakat an ( perj anj ian) kerj a.

Ket erlibat an anak yang bekerj a t idak lepas dari pengaruh prinsip

ekonom i, yait u bahw a suat u perusahaan akan bersem boyan m engeluarkan

m odal yang sekecil kecilnya t et api m enghasilkan keunt ungan yang sebesar

-besarnya. Salah sat u aspek yang perlu diperhat ikan adalah m ereka akan

berusaha m endapat kan t enaga kerj a yang m urah yang salah sat unya

dengan m em pekerj akan anak, karena t enaga kerj a anak dipandang lebih

m urah dan t idak akan berbuat aneh- aneh dalam art i lebih m udah

dikendalikan.

Pengusaha lebih m enem pat kan pekerj a anak sebagai salah sat u fakt or

ekonom i, bukan sisi kem anusiaan dan at au sosialnya dan pada gilirannya

m ereka diperlakukan sebagaim ana pekerj a dew asa t et api m endapat kan

upah yang j auh lebih rendah. Dengan dem ikian, pengusaha yang

m em pekerj akan anak t idak m elihat aspek pr odukt ivit as, t et api lebih

cenderung m enekankan pada aspek econom ical out put- nya ( upah rendah,

kepat uhan dan t idak banyak m enunt ut ) . Dari sinilah dapat diket ahui

cerm in at as kej ahat an kem anusiaan yang t idak ada t aranya, karena

t erdapat pengingkaran t erhadap hak anak dan pengingkaran t erhadap

perlindungan anak, hal ini pada dasarnya adalah pengahancuran generasi

penerus suat u bangsa.

Di beberapa kabupat en dan kot a di I ndonesia, m isalnya Kabupat en

Banyum as j uga t idak luput dari isu global pekerj a anak, pada t ahun 2000 di

(15)

sekt or form al dan 943 anak yang bekerj a di sekt or inform al, t ahun 2002

t erdapat 47 perusahaan dari 407 perusahaan yang ada m em pekerj akan

anak sebanyak 473 pekerj a anak, dengan m endapat upah ant ara Rp.2000,-

sam pai dengan Rp.12.000,- set iap harinya. Bahkan sam pai t ahun 2007

j um lahnya t erus m eningkat . Hal ini m enunj ukan, bahw a pada um um nya

m asih cukup banyak anak di kabupat en/ kot a di I ndonesia dan khususnya

anak- anak di Kabupat en Banyum as yang seharusnya m em anfaat kan

w akt unya unt uk m enunt ut ilm u m engenyam pendidikan, berm ain dan

berkem bang secara opt im al, akan t et api m ereka m em anfaat kan w akt unya

unt uk m enanggung beban ekonom i.5

Dalam Convent ion on t he Right of t he Child ( CRC) , yang t elah

dirat ifikasi oleh pem erint ah I ndonesia dengan Keput usan Presiden Nom or

36 t ahun 1990, m em uat em pat prinsip um um t ent ang hak anak, yait u :

1. bahw a anak- anak dibekali dengan hak- hak t anpa kecuali;

2. bahw a anak- anak m em punyai hak unt uk hidup dan berkem bang;

3. bahw a kepent ingan anak harus m enadi pert im bangan ut am a dalam sem ua keput usan at au t indakan yang m em pengaruhi anak;

4. bahw a anak- anak diperbolehkan unt uk berpart isipasi sebagai pesert a akt if dalam segala hal yang m em pengaruhi hidupnya. Oleh karena it u I ndonesia berkew aj iban m engharm onisasikan sem ua perangkat kebij akan dengan Kelangsungan Hidup Anak, m ensosialisasikannya,

m elakukan pem ant auan dan m em buat laporan.6

Dalam sist em pem erint ahan Negara Republik I ndonesia sekarang ini,

lem baga yang diserahi kewenangan m enangani perm asalahan

ket enagakerj aan t erm asuk pekerj a anak adalah Dinas Tenaga Kerj a dan

Transm igrasi unt uk t ingkat pusat , sedangkan unt uk Kabupat en diserahkan

5 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah, 2002, Himpunan naskah Sosialisasi Warna

Perlindungan Terhadap Hak Anak yang Terpaksa Bekerja, Semarang

6

(16)

kepada Bupat i dalam hal ini Dinas Daerah yang m enangani

ket enagakerj aan.7

Sej ak diberlakukannya ot onom i daerah, kewenangan m asalah

ket enagakerj aan, t erm asuk m asalah pekerj a anak diserahkan kepada Dinas

Kependudukan Cat at an Sipil Tenaga Kerj a dan Transm igrasi.8

Sebagai dasar hukum dalam m enangani pekerj a anak dari t indakan

eksploit asi ket enagakerj aan, pem erint ah m endasarkan kepada beberapa

perat uran, yait u Keput usan Presiden Nom or 36 t ahun 1990 yang

m erupakan rat ifikasi dari Konvensi hak- hak anak t ahun 1989,

Undang-Undang Nom or 20 t ahun 1999 yang m erupakan rat ifikasi dari Konvensi I LO

Nom or 138 t ent ang usia m inim um anak diperbolehkan bekerj a yait u 15

t ahun, Undang- Undang Nom or 1 t ahun 2000 yang m er upakan rat ifikasi dari

Konvensi I LO Nom or 182 t ent ang Bent uk- bent uk Pekerj aan Terburuk unt uk

Anak, Undang- Undang Nom or 23 t ahun 2002 t ent ang Perlindungan Anak

sert a Perm enaker Nom or 01/ MEN/ 1987 t ent ang Perlindungan Anak yang

Terpaksa Bekerj a.

Pekerj a anak sebagaim ana pekerj a dew asa at aupun m anusia pada

um um nya j uga m em erlukan sist em perlindungan hukum , m aka m eskipun

sudah ada upaya penanganan pekerj a anak dalam bent uk program

Penaggulangan Pekerj a Anak yang m erupakan suat u rangkaian sist em

perlindungan hukum pekerj a anak yang berlaku, nam un dengan adanya

fakt a em piris bahw a m asih banyak perusahaan yang m em pekerj akan

7

Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 7

8

(17)

“ pekerj a anak” bert am bah pula pekerj a anak yang m em erlukan sist em

perlindungan hukum , sehingga sangat lah m enarik unt uk dikaj i dan dit elit i,

bagaim ana sesungguhnya perlindungan hukum pekerj a anak dari t indakan

eksploit asi ket enagakerj aan.

B. Pe r u m u sa n M a sa la h

Bert olak dari paparan lat ar belakang m asalah dapat dirum uskan

sebagai isu sent ral dalam penelit ian t esis ini yait u:

1. Bagaim ana im plem ent asi perat uran perundang- undangan

ket enagakerj aan sebagai upaya perlindungan hukum t erhadap

eksploit asi pekerj a anak ?

2. Bagaim ana ham bat an- ham bat an yang dihadapi pem erint ah dalam

m enanggulangi eksploit asi pekerj a anak ?

3. Bagaim ana langkah- langkah yang dit em puh Pem erint ah dalam

m enanggulangi eksploit asi pekerj a anak ?

C. Tu j u a n Pe n e lit ia n

Penelit ian t esis ini bert uj uan unt uk :

1. m enget ahui dan m enganalisa im plem ent asi perat ur an per

undang-undangan ket enagakerj aan sebagai upaya perlindungan hukum t erhadap

eksploit asi pekerj a anak.

2. m enj elaskan ham bat an- ham bat an yang dihadapi pem erint ah dalam

(18)

3. m enj elaskan langkah- langkah yang dit em puh pem erint ah dalam

m enanggulangi eksploit asi pekerj a anak.

D . Ke r a ngk a Pe m ik ir a n

Anak m erupakan sum ber daya m anusia dim asa m endat ang yang akan

m engem ban t ugas unt uk m ener uskan perj uangan bangsa dalam

m ew uj udkan cit a- cit anya. Oleh karena it u agar m am pu m em ikul t anggung

j awab, anak perlu m endapat kan perlindungan agar dapat t um buh dan

berkem bang secara w aj ar j asm ani, rohani dan sosial.

Sist em adalah sat u kesat uan yang t erdiri dari unsur- unsur dan

m engadakan int er aksi sat u sam a lain dan t idak m enghendaki adanya

konflik didalam nya. I nt er aksi ialah kont ak t erdiri dari 2 m acam yait u

kont ak yang m engunt ungkan dan yang t idak m engunt ungkan. Dengan

adanya int eraksi at au kont ak m aka t idak dapat dihindarkan adanya konflik.

Konflik selalu ada dan t idak dikehendaki oleh sist em karena it u j ika t erj adi

konflik akan diselesaikan oleh sist em it u sendiri, j adi konflik hukum harus

diselesaikan oleh sist em hukum didalam sist em hukum it u sendiri.9

Upaya perlindungan t erhadap t enaga kerj a t erm asuk t enaga kerj a

anak, m eliput i aspek- aspek :

1) Perlindungan hukum , yait u apabila dapat dilaksanakan perat uran perundang- undangan dalam bidang ket enagakerj aan yang m engharuskan at au m em aksa m aj ikan bert indak sesuai dengan perundang- undangan t ersebut dan benar- benar dilaksanakan oleh sem ua pihak yang t erkait .

9

(19)

2) Perlindungan ekonom i, yait u perlindungan yang berkait an dengan usaha- usaha unt uk m em berikan kepada pekerj a suat u penghasilan yang cukup m em enuhi keperluan sehari- hari baginya dan keluarganya. 3) Perlindungan sosial, yait u suat u perlindungan yang berkait an dengan

usaha kem asyarakat an yang t uj uannya m em ungkinkan pekerj a it u m engenyam dan m engem bangkan perikehidupannya sebagai m anusia dan sebagai anggot a m asyarakat .

4) Perlindungan t eknis, yait u suat u perlindungan yang berkait an dengan usaha unt uk m enj aga pekerj a dari bahaya kecelakaan yang

dit im bulkan at au berkait an dengan keselam at an dan kesehat an kerj a.10

Perlindungan hukum selalu t erkait dengan kekuasaan, dalam

kekuasaan ini ada dua hal yang selalu m enj adi banyak perhat ian, yait u

kekuasaan pem erint ah dan kekuasaan ekonom i. Perlindungan hukum yang

berhubungan dengan kekuasaan pem erint ah adalah berupa perlindungan

hukum bagi rakyat ( yang diperint ah) t erhadap pem erint ah ( yang

m em erint ah) . Dalam perlindungan hukum yang berhubungan dengan

kekuasaan ekonom i, perlindungan hukum bagi si lem ah ekonom i t erhadap

si kuat ekonom inya.11

Perlindungan hukum ada dua m acam yait u perlindungan hukum

prevent if dan perlindungan hukum represif. Perlindungan hukum prevent if,

bahwa hukum m encegah t erj adinya sengket a. Fungsi ini dit uangkan dalam

bent uk perat uran- perat uran pencegahan yang pada dasarnya m erupakan

pat okan bagi set iap t indakan yang akan dilakukan m asyarakat , m eliput i

seluruh aspek t indakan m anusia. Perlindungan hukum represif bersifat

10 Asikin Zaenal, 1993, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo, Jakarta, hal : 76 11

(20)

penanggulangan at au pem ulihan keadaan sebagai akibat t indakan

t erdahulu.12

Berbicara m engenai perlindungan anak, set idaknya ada dua aspek

yang t erkait didalam nya. Aspek pert am a yang berkait an dengan kebij akan

perat uran perundang- undangan yang m engat ur m engenai perlindungan

anak. Aspek kedua ber kait an dengan pelaksanaan dari kebij akan

perundang- undangan t ersebut . Mengenai aspek pert am a, sam pai saat ini

t elah cukup perundang- undangan unt uk m engat ur hal- hal berkait an dengan

perlindungan anak. Aspek kedua adalah apakah dengan t elah t ersedianya

berbagai perangkat perundang- undangan t ent ang hak- hak anak t ersebut

t elah dengan sendirinya usaha- usaha unt uk m ew uj udkan hak- hak anak dan

upaya penghapusan prakt ik- prakt ik pelanggaran hukum anak dan

m engabaikan t erhadap hak anak sebagaim ana yang dikehendaki dapat

diakhiri.13

Dalam penegakkan hukum ket enagakerj aan adalah harus adanya

pengaw asan t erhadap dipat uhinya pelaksanaan perat uran

perundang-undangan ket enagakerj aan, dim ana pengaw asan ini m enj adi t ugas dan

kew aj iban dari pegawai pengawas ket enagakerj aan, yang secara lengkap

fungsi pegaw ai pengaw as ket enagakerj aan adalah :

1) Mengawasi pelaksanaan ket ent uan- ket ent uan hukum m engenai

ket enagakerj aan;

12

Hadjon M Philipus, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif) Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, hal:2

13 Wahyudi S., 2002, Beberapa Permasalahan Pelaksanaan Perlindungan Anak dan Peran Forum Perlindungan Anak

(21)

2) Mem beri penerangan t eknis sert a nasehat kepada pengusaha dan t enaga

kerj a t ent ang hal- hal yang dapat m enj am in pelaksanaan efekt if dari

perat uran- perat uran ket enagakerj aan;

3) Melaporkan kepada yang berw enang t ent ang kecurangan dan

penyelew engan dalam bidang ket enagakerj aan yang t idak j elas diat ur

dalam perundang- undangan.14

E. M e t ode Pe n e lit ia n

1 . Je n is Pe n e lit ia n

Penelit ian hukum yuridis norm at if m erupakan penelit ian

kepust akaan yait u penelit ian t erhadap dat a sekunder m eliput i

invent arisasi hukum posit if15. Ruang lingkup penelit ian hukum norm at if

m enurut Soerj ono Soekant o m eliput i:16

a. Penelit ian t erhadap asas- asas hukum . b. Penelit ian t erhadap sist em at ika hukum .

c. Penelit ian t erhadap t araf sinkronisasi hukum secara vert ikal dan horisont al.

d. Per bandingan hukum . e. Sej arah hukum .

Ruang lingkup penelit ian ini m enggunakan t araf sinkronisasi

hukum secara vert ikal dan horisont al.

14

UU 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, penjelasan Pasal 16

15

Ronny Hanintijo Soemitro, Peran Metodologi dalam Pengembangan Ilmu Hukum, Masalah-masalah hukum. Majalah

16

(22)

2 . Je n is D a t a

Mengingat penelit ian ini m erupakan penelit ian hukum yang bersifat

norm at if, m aka dit it ik berat kan pada dat a sekunder. Dat a sekunder yang

digunakan dalam penelit ian ini di kum pulkan dari bahan- bahan sebagai

berikut :

1. Bahan hukum prim er, yait u bahan- bahan yang m engikat , yang t erdiri

dari:

a. UUD 1945;

b. Perat uran Perundang- undangan Nasional I ndonesia;

c. Perat uran Pem eriht ah dan ket et apan MPR.

2. Bahan hukum sekunder yait u yang m em berikan suat u penj elasan

m engenai bahan hukum prim er, sepert i Rancangan Undang- undang,

hasil- hasil penelit ian, karya t ulis kalangan hukum .

3. Bahan hukum t ersier yait u bahan- bahan yang m em berikan pet unj uk

rnaupun penj elasan t erhadap bahan- bahan hukum prim er dan

sekunder, ant ara lain:

a. Kam us;

b. Ensiklopedia;

c. Maj alah- m aj alah at au j urnal hukum .

3 . M e t ode Pe n gum pu la n D a t a

Unt uk m em peroleh dat a yang dibut uhkan dalam penelit ian ini

digunakan alat dan cara m elalui penelit ian kepust akaan dengan

(23)

m erupakan dat a sekunder. Pert am a- t am a dipilih dan dihim pun sem ua

perat uran- perat uran yang berkait an dengan bidang hukum yang m enj adi

obj ek penelit ian. Selanj ut nya dari bahan- bahan t ersebut dipilih

asas-asas, dokt rin dan ket ent uan- ket ent uan lain yang m engat ur perlindungan

hukum t erhadap hak- hak anak. Hasil yang diperoleh kem udian disusun

dalam sebuah kerangka secara sist em at is sehingga akan m em udahkan

dalam m elakukan analisis dat a.

4 . Te h n ik Ana lisa D a t a

Set elah dat a sekunder diperoleh, kem udian disusun secar a

sist em at is, sehingga akan diperoleh gam baran yang j elas m engenai

perat uran perundang- undangan ket enagakerj aan sebagai upaya

perlindungan hukum t erhadap eksploit asi pekerj a anak. Yang pada

akhirnya akan diperoleh kerangka pem ikiran yuridis yang sesuai dengan

kaidah hukum .

F. SI STEM ATI KA PEN ULI SAN

Penulisan ini diaw ali dengan Bab I t ent ang Pendahuluan yang

m enguraikan perm asalahan, kerangka t eori, m et ode penelit ian dan

sist em at ika penulisan.

Bab I I Tent ang Tinj auan Pust aka yang m enguraikan pengert ian

pekerj a anak, eksploit asi anak dalam bidang ket enagakerj aan, sist em

perlindungan hukum pekerj a anak, hak- hak anak dan kew enangan

(24)

Bab I I I Tent ang Hasil Penelit ian dan Analisa m engenai perlindungan

hukum t erhadap eksploit asi pekerj a anak, ham bat an- ham bat an dan

langkah- langkah yang dit em puh pem erint ah dalam m enanggulangi

eksploit asi pekerj a anak.

Bab I V Tent ang Penut up yang berisi kesim pulan dan saran

(25)

BAB I I

TI N JAUAN PU STAKA

A. Pe nge r t ia n Pe k e r j a An a k

Sangat sukar unt uk m enet apkan suat u pengert ian pekerj a anak.

Ungkapan pekerj a anak m engesankan suat u k ondisi dim ana m ereka

t erbelenggu dengan suat u j enis pekerj aan dalam kondisi yang sangat

bervariat if. Pekerj aan it u m ereka lakukan dalam suat u rangkaian panj ang.

Kegiat an yang berkelanj ut an dan t idak t ahu kapan berakhirnya. Mungkin

pada salah sat u uj ungnya pekerj aan it u akan berm anfaat dapat

m eningkat kan at au m em percepat perkem bangan fisik, j iwa, em osi, sosial

dan m oral m ereka sebagai anak. Sem ent ara uj ung yang lainnya akan

m eram pas dan m erusak kehidupan m ereka sebagai anak, ist ilahnya

dest rukt if dan eksploit at if” . Pada kedua kut ub inilah beragam bidang

pekerj aan dengan kegiat annya yang luas digelut i oleh pekerj a anak.17

Pengert ian pekerj a anak sekt or inform asi adalah anak- anak yang

berusia 4 hingga 18 t ahun yang bekerj a diberbagai bidang pekerj aan yang

berkelanj ut an dan m enyit a ham pir seluruh w akt u m ereka sebagai anak

sehingga t idak dapat bersekolah sepert i anak- anak lainnya secara norm al.18

Pekerj a anak dalam hal ini adalah anak yang kehilangan m asa

kanak-kanak dan m asa depannya yang bekerj a sepanj ang hari dengan upah

rendah dan dibaw ah kondisi yang m enim bulkan akibat buruk t erhadap

17

Depdiknas, 2001, Pedoman Teknis Pelayanan Pendidikan Bagi Pekerja Anak Sektor Informal, Jakarta., hal : 8

18

(26)

kesehat an, perkem bangan fisik m aupun m ent al, dim ana t er kadang har us

berpisah / dipisahkan dari kesem pat an unt uk m em peroleh pendidikan sert a

m elakukan berbagai pekerj aan yang bert ent angan dengan hukum dan

delegasi int ernasional.19

1 . Fa k t or ya n g m e m pe n ga r u hi a n a k be k e r j a

Di Negara berkem bang t erm asuk I ndonesia t idak dapat dipungkiri

banyak anak yang t erpaksa m elakukan pekerj aan dikar enakan adanya

dorongan ekonom i dalam art i m em bant u m encari nafkah unt uk

m enopang kebut uhan hidup bagi dirinya sendiri dan keluarga. Anak yang

bekerj a dipengaruhi oleh beberapa fakt or, yait u :

1) Rendahnya rat a- rat a kem iskinan penduduk I ndonesia at au penduduk

I ndonesia banyak yang hidup dibawah garis kem iskinan. Melihat

kondisi sepert i ini sangat m em pengaruhi orang t ua unt uk m engaj ak

anaknya bekerj a m encari t am bahan penghasilan guna m em enuhi

kebut uhan hidup;

2) Budaya m asyarakat yang m endidik anak unt uk bekerj a m em bant u

orang t ua m erupakan suat u hal yang w aj ar dan biasa. Adanya

anggapan bahw a anak t idak m au m em bant u bekerj a m aka dianggap

sebagai anak yang t idak berbakt i, m er eka dididik sej ak usia dini unt uk

bekerj a m em bant u or ang t uanya, m aka bekerj a sej ak kecil

m erupakan proses pendidikan keluarga agar anak m au ber bakt i

kepada orang t ua;

19

(27)

3) Rendahnya kesadaran penduduk akan art i pent ing pendidikan sebagai

sarana peningkat an kualit as hidup bagi anak di m asa m endat ang.

Karena unt uk apa harus sekolah t inggi yang pent ing m ereka dapat

bekerj a. Sehingga sekolah yang sebenarnya m erupakan kegiat an

ut am a bagi anak unt uk pengem bangan diri t idak lagi m erupakan

suat u kegiat an yang m enarik karena m ahalnya biaya dan t idak

t erlihat langsung m anfaat bagi si anak it u sendiri m aupun orang t ua;

4) Kem am puan Pem erint ah dalam m enyediakan fasilit as unt uk belaj ar

m engaj ar sangat t erbat as;

5) Terj adinya keret akan rum ah t angga (broken hom e) sehingga anak

kurang m endapat kan perhat ian dari orang t uanya dan m ereka

berusaha m encari j at i- dirinya dengan j alan bekerj a dengan har apan

dapat m enghasilkan uang unt uk m em enuhi kebut uhan hidupnya

sendiri.20

2 . Be nt u k - be nt u k pe k e r j a a n a na k

Di I ndonesia dapat diident ifikasi em pat bent uk pekerj aan yang

dilakukan pekerj a anak, yait u :

1) Pekerj a anak sebagai pem bant u rum ah t angga, m erupakan pekerj aan

yang paling sering dilupakan. Meskipun secara fisik bekerj a di rum ah

lebih am an dan t idak m em bahayakan, nam un paling rent an unt uk

dieksploit asi dan sukar dilindungi. Mereka sering dibayar sangat

rendah at au bahkan t idak dibayar, kondisi m ereka seringkali

20

(28)

sepenuhnya t ergant ung pada m aj ikan dan t idak m em perhit ungkan

hak- hak m ereka sebagai anak.

2) Pekerj aan anak sebagai buruh di pasar , m ereka bekerj a secara

berkeliaran di pasar- pasar t radisional dengan pekerj aan m ereka

sebagai buruh panggul, m engangkut sayur at au buah, m ereka

cenderung dengan kebersihan fisik dan kesehat an yang kurang

t erj aga.

3) Pekerj a anak di j alanan, anak- anak yang bekerj a di persim pangan

j alan, diat as bis kot a, st asiun keret a api dan t erm inal- t erm inal dengan

m elakukan pekerj aan sepert i m engam en, asongan, penyem ir sepat u,

dan perilaku m ereka m enam pilkan sik ap yang liar, em osional, m udah

t ersinggung dan sangat sedikit yang m asih bersekolah.

4) Pekerj a anak di laut / anak j erm al, anak- anak yang bekerj a di

berbagai penangkapan, penam pungan, pelelangan dan pengolahan

ikan.21

Dari sisi kualifikasi / penggolongan pekerj aan, yang boleh

dilakukan unt uk dilakukan oleh anak- anak yang t erpaksa bekerj a

adalah:

1) Pekerj aan ringan, yait u pekerj aan yang apabila dilakukan t idak

m engganggu perkem bangan m ent al, fisik, pendidikan dan social

dalam t um buh kem bang.

2) Pekerj aan kesenaian, adalah pekerj aan yang dilakukan dalam rangka

m enyalurkan bakat dan m inat anak.22

21

(29)

3 . D a m pa k n e ga t if a n a k ya n g t e r pa k sa be k e r j a

Banyak pekerj aan yang m em berikan dam pak negat ive t erhadap

perkem bangan anak, pekerj aan yang t idak ber bahaya bagi pekerj a

dew asa dapat m enj adi sangat berbahaya bagi anak- anak. Ada t iga aspek

pert um buhan dan perkem bangan anak yang dapat t erancam at as suat u

pekerj aan, yait u :

1) Pert um buhan fisik, t erm asuk kesehat an secara m enyeluruh, kekuat an

penglihat an dan pendengaran, karena m ereka m engeluarkan t erlalu

banyak st am ina yang harus dipert ahankan hingga usia dewasa;

2) Pert um buhan em osiaonal, t erm asuk harga diri, ikat an keluarga,

perasaan dicint ai dan dit erim a oleh lingkungan secara m em adai dapat

j uga hilang dan t erham bat ;

3) Pert um buhan kognit if t erham bat , t erm asuk kem am puan baca, t ulis,

hit ung dan perolehan penget ahuan lainnya yang diperlukan unt uk

kehidupan norm al.23

Dari sudut kesehat an dan keselam at an kerj a, anak yang bekerj a

apalagi di t em pat yang berbahaya, sepert i j erm al akan m engganggu

kesehat an fisik, m ent al m aupun perkem bangan sosialnya. Dari segi

fisiknya anak yang bekerj a secara m onot on dan ber ulang- ulang unt uk

w akt u yang lam a akan m engganggu perkem bangan kreat ifit asnya,

sehingga anak t ersebut akan cenderung bodoh dan t idak kreat if.24

22

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah, 2002, Himpunan naskah Sosialisasi Warna Perlindungan Terhadap Hak Anak yang Terpaksa Bekerja, Semarang, hal : 5

23

Depdiknas, 2001, Op cit, hal : 16

24

(30)

Anak yang bekerj a dapat berpengaruh pada pert um buhan dan

perkem bangan anak, pengar uh t ersebut dapat ber upa : Kelainan fisik

( pandangan / penglihat an) ; Gizi kurang; Berkurangnya st am ina unt uk

perkem bangan em osi, sosial, m oral dan et ika; Berkurangnya

kesem pat an unt uk rekr easi, ist irahat , kelelahan; Pengar uh orang- orang

pekerj a dew asa.25

B. Ek sploit a si An a k da la m Bida n g Ke t e n a ga k e r j a a n

Perlu disadari bahw a anak m erupakan sum ber daya m anusia bagi

Pem bangunan Nasional dan karena it u perlu pengem bangan dan pem binaan

sedini m ungkin t erm asuk pem binaan kesej aht eraannya. Adalah m enj adi

t anggungj aw ab orang t ua at au suat u lem baga t ert ent u unt uk t erlaksananya

pengem bangan anak sepert i t ert era dalam Art icle 25 dari Convent ion On

The Right s of The Child sebagai berikut :

The benefit s should, where appropriat e, be grant ed, t aking int o account t he resour ces and t he circum st ances of t he child and persons having responsibilit y and m aint enance of t he child, as w ell as any ot her considerat ion relevant t o an applicat ion for benefit m ade by or on behalf of t he child ( Orang t ua at au orang lain yang bert anggungj aw ab at as anak m em ikul t anggung j aw ab ut am a unt uk m enj am in, dalam bat as kem am puan dan kapasit as keuangan m ereka,

kondisi kehidupan yang perlu unt uk pengem bangan anak) .26

Anak j uga m erupakan anggot a m asyarakat , oleh karena it u anak j uga

m em punyai hak berkum pul dan berm ain bersam a anak- anak lainnya.

Pada hakekat nya anak t idak boleh bekerj a karena wakt u m ereka

selayaknya dim anfaat kan unt uk belaj ar, ber m ain, bergem bir a, berada

dalam suasana dam ai, m endapat kan kesem pat an dan fasilit as unt uk

25

Ibid, hal : 8

26

(31)

m encapai cit a- cit anya sesuai dengan perkem bangan fisik, psikologis

int elekt ual dan sosialnya. Nam un pada kenyat aannya banyak anak- anak

dibaw ah usia 18 t ahun yang t elah t erlibat akt if dalam kegiat an ekonom i,

m enj adi pekerj a anak ant ara lain di sect or indust ri dengan alasan t ekanan

ekonom i yang dialam i orang t uanya at aupun fakt or lainnya.27

Adapun m engenai penget ahuan at au bat asan penger t ian t ent ang

anak, hingga sekarang m asih t erj adi kont roversi karena senant iasa

berubah. Undang- Undang Nom or 1 Tahun 1951 ( Undang- Undang Kerj a)

m enet apkan pengert ian anak adalah m ereka yang usianya dibaw ah 14

t ahun, sedangkan m ereka yang berusia ant ara 14 hingga 18 t ahun

digolongkan sebagai ” orang m uda” . Sedangkan m enurut PBB yang t erm uat

dalam St andard Minim al Rules for The Adm inist rat ion of Juvenile Just ice,

yang dim aksudkan dengan anak adalah m ereka yang ber um ur 7 t ahun

sam pai dengan 18 t ahun at au diat asnya, sepert i pernyat aan berikut28:

This m akes for a wide variet y of ages com ing under definit ions of

“ j uvenile” , ranging from 7 years t o 18 years or above.

Sem ent ara it u, sesuai dengan Undang- Undang Nom or 20 Tahun 1999

( Rat ifikasi Konvensi I LO Nom or 138 Tahun 1978) t ent ang usia m inim um

unt uk diperbolehkan bekerj a, m enet apkan usia m inim um unt uk bekerj a

adalah t idak boleh kurang dari usia t am at belaj ar yait u t idak kurang dari 15

t ahun.

Pada t ahun 1998 t ercart at ada 1,6 j ut a anak at au 8,3 % dari sem ua

anak I ndonesia berusia 10 – 14 t ahun yang bekerj a at au m enj adi pekerj a

27 Syamsuddin, 1997, Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Anak yang Bekerja, Departemen Tenaga Kerja Republik

Indonesia, Jakarta, hal : 1

28

(32)

anak. Dari j um lah t ersebut kira- kira 88,4 % nya bekerj a t anpa m endapat

bayaran.29

I su pekerj a anak harus m em peroleh perhat ian khusus, sebab pada

kenyat aannya isu pekerj a anak bukan sekedar isu anak- anak m enj alankan

pekerj aan dengan m em peroleh upah rendah, akan t et api lekat sekali

dengan eksploit asi, pekerj aan berbahaya, t erham bat nya akses pendidikan

dan m engham bat perkem bangan fisik, psikis dan sosial anak. Malahan

dalam kasus dan bent uk t ert ent u, pekerj a anak t elah m asuk kualifikasi,

anak- anak yang bekerj a pada sit uasi yang paling t idak bisa dit olerir (t he

m ost int olerable form s of child labor) . Dalam Konferensi Pekerj a Anak

I nt ernasional di Oslo ( Norwegia) pada 27 – 29 Okt ober 1997, isu pekerj a

anak j erm al di Medan, Sum at era Ut ara dim asukkan kedalam bent uk

pekerj aan yang paling t idak bisa dit olerir lagi.30

Secara khusus Ment eri Tenaga Kerj a dan Transm igrasi t elah

m em berikan pet unj uk penanganan anak yang t erpaksa bekerj a,

m enet apkan bahw a indust ri dan pekerj aan yang dilarang bagi anak adalah :

Pert am bangan, baik galian di perm ukaan m aupun dibawah t anah; Met alurgi

( indust ri logam ) ; Pengelasan dan peleburan logam ; Marit im , khususnya

sebagai m ekanik dan j uru api; Jerm al; Usaha- usaha di kedalam an air;

Mesin yang bergerak, baik sebagai operat or , m ereparasi dan m erawat ;

Gergaj i put ar; Mengangkat dan m engangkut beban yang m enyit a banyak

energi sehingga berakibat m erubah post ur ; Bekerj a dengan pesaw at angkat

29

Hadjon M Philipus, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif) Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, hal : 2-4

30

(33)

dan angkut ; Konst ruksi, reparasi dan m erubuhkan bangunan, baik it u j alan,

gedung m aupun irigasi; Usaha per kebunan, kehut anan, pengolahan kayu;

Rum ah pot ong dan pengolahan daging; Penyam aan kulit ; Perusahaan

t ekst il; Perusahaan j asa hiburan; Produksi dan m engedarkan pornografi;

Transport asi um um ; I ndust ri bahan peledak; I ndust ri yang pada prosesnya

m enim bulkan uap, asap, debu, gas dan bahan polut an lainnya dalam udara;

Usaha- usaha dim ana t erdapat bahan radioakt if; I ndust ri yang

m enggunakan bahan kim ia; Perusahaan yang t erdapat pem aparan bahan

pat hogen; Pekerj aan yang m enggunakan peralat an yang dialiri list rik ( SE.

Menaker No: SE.12/ M/ BW/ 1997) .

UNI CEF m enent ukan beber apa crit eria peker j aan anak yang t idak

dapat dit olerir, yait u : ( 1) . Apabila anak bekerj a penuh w akt u (full t im e)

pada usia t erlalu dini; ( 2) . Terlalu banyak wakt u yang digunakan unt uk

bekerj a; ( 3) . Pekerj aan m ereka m enim bulkan t ekanan fisik, m ent al dan

sosial m ereka sebagai anak; ( 4) . Upah yang t idak pant as dan m encukupi;

( 5) . Tanggungj aw ab kerj a yang t erlalu banyak; ( 6) . Pekerj aan yang

m engham bat akses pada pendidikan; ( 7) . Pekerj aan yang m engurangi

m art abat dan harga diri anak; ( 8) . Pekerj aan yang m erusak perkem bangan

sosial dan kej iw aan.31

Mendasar kan kepada laporan I LO (I nt ernat ional Labor Organizat ion)

sebagai badan khusus PBB yang m enangani m asalah perburuhan

int ernasional, bahw a sej um lah 7 % anak- anak di kaw asan Am er ika Lat in

t erlibat perburuhan, di kaw asan Asia diperkirakan sej um lah 18 % anak

m enj adi pekerj a anak. Sem ent ara it u di I ndonesia m enurut dat a yang

31

(34)

dikeluarkan Biro Pusat St at ist ik ( BPS) diperkirakan sej um lah 2,4 j ut a anak

usia 10 sam pai dengan 14 t ahun akt if secara ekonom i m enj adi pekerj a

anak.32

Masih banyaknya pekerj a anak di dunia ini, t erut am a di

Negara-negara berkem bang, dikarenakan upaya- upaya unt uk m engat asi m asalah

pekerj a anak pada sekit ar sat u abad t erakhir ini berj alan sangat lam bat dan

a lot . Hal ini t idak t erlepas dari skept ism e sert a beberapa argum ent asi yang

berkem bang di m asyarakat , ant ara lain ialah : ( a) . pendidikan yang ada

seringkali t idak sesuai dengan kebut uhan anak- anak keluarga m iskin dan

bahkan m enj auhkan m ereka dari lingkungannya. ( b) . anak diperlukan unt uk

m em berikan kont ribusi bagi kesej aht eraan keluarga, khususnya bagi

keluarga- keluar ga m iskin. ( c) . pekerj a anak diperlukan agar produk- produk

indust ri t ert ent u m em iliki daya saing yang lebih t inggi. ( d) .

Undang-Undang at au perat uran m engenai pekerj a anak t idak m ungkin unt uk

dilaksanakan m engingat begit u banyak per usahaan yang m em pekerj akan

m ereka. ( e) . anggapan bahw a pem erint ah t idak sepat ut nya

m encam puri keinginan orang t ua t erhadap apa yang dirasakan m ereka

paling berm anfaat bagi anak- anak m ereka sendiri.33

Dit inj au dari segi bent uk dan j enis pekerj aan yang dilakukan

anak-anak sert a ancam an resiko yang dihadapi anak-anak, t erdapat pekerj a anak-anak yang

t elah m asuk dalam kualifikasi eksploit asi anak dan bahkan bent uk

pekerj aan yang paling t idak bisa dit olerir lagi. Gam baran ini m enunj ukkan

32 Muhammad Joni dan Zulechaina Z, Tanamas 1999. Op cit, hal : 7 33

(35)

bahw a bet apa m asalah anak belum t erat asi dengan baik dalam

perkem bangan pem bangunan yang pesat ini. Gam baran ini j uga

m enunj ukkan bahw a perlindungan anak dan pelaksanaan hak- hak anak

m asih perlu dim aksim alkan sebagai gerakan m enyelur uh yang m elibat kan

selur uh pot ensi yang ada, t idak t er kecuali dari aspek hukum dan lem baga

yang ber w enang m elaksanakan t egaknya hukum yang berlaku.34

C. Sist e m Pe r lin dun ga n H u k u m Pe k e r j a An a k

Anak m erupakan sum ber daya m anusia di m asa m endat ang yang

akan m engem ban t ugas unt uk m eneruskan perj uangan bangsa dalam

m ew uj udkan cit a- cit anya. Oleh karena it u agar m am pu m em ikul

t anggungj aw ab, anak perlu m endapat kan perlindungan agar dapat t um buh

dan berkem bang secara waj ar j asm ani, rohani dan sosial.

Sist em adalah sat u kesat uan (int egrat ed w hole) yang t erdiri dari

unsur- unsur dan m engadakan int eraksi sat u sam a lain dan t idak

m enghendaki adanya konflik di dalam nya. I nt eraksi adalah kont ak t erdiri

dari 2 m acam yait u kont ak yang m engunt ungkan dan yang t idak

m engunt ungkan. Dengan adanya int eraksi at au kont ak m aka t idak dapat

dihindark an adany a konflik . Konflik selalu ada dan t idak dikehendaki oleh

sist em karena it u j ika t erj adi konflik akan diselesaikan oleh sist em it u

sendiri, j adi konflik hukum harus diselesaikan oleh sist em hukum di dalam

sist em hukum it u sendiri.35

34

Muhammad Joni dan Zulechaina Z, Tanamas 1999. Op cit, hal : 5

35

(36)

Hukum pada dasarnya t idak lain adalah him punan perat uran yang

m engat ur keseluruhan kegiat an kehidupan m anusia disert ai sanksi

pelanggarannya.36

Pengusaha yang m elanggar ket ent uan Pasal 2 ayat ( 1) , Pasal 3 dan

Pasal 4 Perm enaker 01/ MEN/ 1987 diancam dengan pidana kurungan

selam a- lam anya 3 ( t iga) bulan at au denda set inggi- t ingginya Rp.

100.000,-.

Perlindungan hukum m asuk dalam sist em hukum , Undang- Undang

Nom or 14 Tahun 1969 sebagai dasar pem bent ukan perat uran m engenai

ket enagakerj aan t elah m em berikan perlindungan kepada para pihak,

sebagaim ana dapat dilihat pada pernyat aan : “ m em berikan ancam an pidana

at as pelanggaran kurungan selam a- lam anya t iga bulan at au denda set

inggi-t ingginya Rp. 100.000,- “ .37

Upaya perlindungan t erhadap t enaga kerj a t erm asuk t enaga kerj a

anak, m eliput i aspek- aspek :

1) Perlindungan hukum , yait u apabila dapat dilaksanakan perat uran

perundang- undangan dalam bidang ket enaga kerj aan yang

m engharuskan at au m em aksakan m aj ikan bert indak sesuai dengan

perundang- undangan t ersebut dan benar- benar dilaksanakan oleh sem ua

pihak yang t erkait .

2) Perlindungan ekonom i, yait u perlindungan yang berkait an dengan

usaha-usaha unt uk m em berikan kepada pekerj a suat u penghasilan yang cukup

m em enuhi keperluan sehari- hari baginya dan keluarganya.

36

Ibid, hal : 2

37

(37)

3) Perlindungan sosial, yait u perlindungan yang berkait an dengan usaha

kem asyarakat an yang t uj uannya m em ungkinkan pekerj a it u m engenyam

dan m engem bangkan perikehidupannya sebagai m anusia dan sebagai

anggot a m asyarakat .

4) Perlindungan t eknis, yait u perlindungan yang berkait an dengan usaha

unt uk m enj aga pekerj a dari bahaya kecelakaan yang dit im bulkan at au

berkait an dengan keselam at an dan kesehat an kerj a.38

Perlindungan hukum selalu t erkait dengan kekuasaan, dalam

kekuasaan ini ada dua hal yang selalu m enj adi banyak perhat ian, yait u

kekuasaan pem erint ah dan kekuasaan ekonom i. Perlindungan hukum yang

berhubungan dengan kekuasaan pem erint ah adalah berupa perlindungan

hukum bagi rakyat ( yang diperint ah) t erhadap pem erint ah ( yang

m em erint ah) . Dalam perlindungan hukum yang berhubungan dengan

kekuasaan ekonom i, perlindungan hukum bagi si lem ah ekonom i t erhadap

si kuat ekonom inya.39

Perlindungan hukum ada dua m acam yait u perlindungan hukum

prevent if dan perlindungan hukum represif. Perlindungan hukum prevent if,

bahw a hukum m encegah t erj adinya sengket a. Fungsi ini dit uangkan dalam

bent uk perat uran- perat uran pencegahan yang pada dasarnya m erupakan

pat okan bagi set iap t indakan yang akan dilakukan m asyarakat , m eliput i

seluruh aspek t indakan m anusia. Perlindungan hukum represif bersifat

38 Asikin Zaenal, 1993, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo, Jakarta, hal : 76 39

(38)

penanggulangan at au pem ulihan keadaan sebagai akibat t indakan

t erdahulu.40

Bahwa perlindungan hukum t erhadap t enaga kerj a t erm asuk t enaga

kerj a anak m encakup : perlindungan j am kerj a dan ist irahat , j am inan upah

dan j am inan sosial keselam at an dan kesehat an kerj a, sert a perlakuan

secara waj ar dan m anusiawi.41

Berbicara m engenai perlindungan anak, set idaknya ada dua aspek

yang t erkait didalam nya. Aspek pert am a yang berkait an dengan kebij akan

perat uran per undang- undangan yang m engat ur m engenai perlindungan

anak. Aspek kedua ber kait an dengan pelaksanaan dari kebij akan

perundang- undangan t ersebut . Mengenai aspek pert am a, sam pai saat ini

t elah cukup per undang- undangan unt uk m engat ur hal- hal berkait an dengan

perlindungan anak. Aspek kedua adalah apakah dengan t elah t ersedianya

berbagai perangkat perundang- undangan t ent ang hak- hak anak t ersebut

t elah dengan sendirinya usaha- usaha unt uk m ew uj udkan hak- hak anak dan

upaya penghapusan prakt ik- prakt ik pelanggaran hukum anak dan

m engabaikan t erhadap hak anak sebagaim ana yang dikehendaki dapat

diakhiri.42

Agar kepent ingan m anusia t erm asuk anak t erlindungi, m aka hukum

harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung dalam keadaan

norm al dan dam ai, akan t et api dapat j uga t erj adi pelanggaran hukum .

40

Hadjon M Philipus, 1994, Op cit, hal : 2

41

Aloewi Thjepy F, 1994, Syarat-syarat kerja, masalah Hub Industrial, Organisasi Ketenagakerjaan dan Perspektif PJPT II, Majalah Fak. Hukum Airlangga No. 5 Tahun 1994, Surabaya, hal : 55

42 Wahyudi S., 2002, Beberapa Permasalahan Pelaksanaan Perlindungan Anak dan Peran Forum Perlindungan Anak

(39)

Melalui penegakan hukum inilah hukum m enj adi kenyat aan, selanj ut nya

dalam penegakan hukum ada t iga unsur yang harus diperhat ikan, yait u

kepast ian hukum , kem anfaat an dan keadilan.43

Dalam penegakkan hukum ket enagakerj aan adalah harus adanya

pengaw asan t erhadap dipat uhinya pelaksanaan perat uran

perundang-undangan ket enagakerj aan, dim ana pengaw asan ini m enj adi t ugas dan

kew aj iban dari pegawai pengawas ket enagakerj aan, yang secara lengkap

fungsi pegaw ai pengaw as ket enagakerj aan adalah :

1) Mengaw asi pelaksanaan ket ent uan- ket ent uan hukum m engenai

ket enagakerj aan;

2) Mem beri penerangan t eknis sert a nasehat kepada pengusaha dan t enaga

kerj a t ent ang hal- hal yang dapat m enj am in pelaksanaan efekt if dari

perat uran- perat uran ket enaga kerj aan;

3) Melaporkan kepada yang berwenang t ent ang kecurangan dan

penyelewengan dalam bidang ket enagakerj aan yang t idak j elas diat ur

dalam perundang- undangan.44

Pe r a t u r a n Pe r u n da n ga n M e n ge n a i Pe r lin du n ga n H u k um Pe k e r j a

An a k

Dalam rangka perlindungan hukum pekerj a anak, pem erint ah I ndonesia

t elah berupaya dengan cara m engeluarkan perat uran perundangan t ent ang

pekerj a anak dan bat asan anak yang diperbolehkan bekerj a. Perat uran

perundangan t ersebut ant ara lain :

43

Mertokusumo, 1996, Op cit, hal : 1

44

(40)

1) Undang- Undang Nom or 1 Tahun 1951 yang m erupakan dasar kebij akan

perlindungan pekerj a anak dalam rangka m em elihara kondisi

keselam at an dan kesehat an anak yang pada um um nya m asih lem ah

unt uk m elakukan pekerkaan. Secara yuridis ket ent uan yang berbunyi

“ Anak- anak t idak boleh m enj alankan pekerj aan di perusahaan j enis

apapun” m aksudnya adalah unt uk m enj aga kesehat an, pendidikan dan

perkem bangan anak, t et api secara filosofis ket ent uan t ersebut

m enginginkan j ika m em ungkinkan anak dibawah usia sekolah t idak

m elakukan pekerj aan unt uk m em enuhi kebut uhan hidup dasar bagi

orang t uanya m aupun dirinya sendiri. Karena usia m ereka diharapkan

unt uk dapat m em peroleh pendidikan, berm ain dan m engem bangkan diri

secara waj ar.45

2) Secara hist ories bahw a perat uran perundang- undangan t ent ang t enaga

kerj a anak sudah dikenal sej ak j am an penj aj ahan Belanda, ant ara lain

dengan dikeluar kannya:

( 1) . Ordonansi t anggal 17 Desem ber 1925 t ent ang t enaga kerj a anak

dan kerj a m alam w anit a, dit egaskan bahw a anak dibaw ah um ur 12

t ahun t idak boleh m elakukan pekerj aan di dalam at au unt uk

keperluan perusahaan ant ara j am 20.00 sam pai j am 05.00 pagi

( St bl. No. 647 t ahun 1925, pasal 4)

Selanj ut nya dalam ordonansi t ersebut dinyat akan bahw a anak

dibawah um ur t idak boleh m elakukan pekerj aan :

• Di pabrik yang m enggunakan alat bert enaga m esin

45

(41)

• Di t em pat kerj a yang biasanya dilakukan pekerj aan t angan oleh

sej um lah orang at au lebih secara bersam a- sam a

• Pada pem buat an, pem eliharaan, perbaikan dan pem bongkaran

dalam t anah, penggalian pasir dan bangunan

• Pada perusahaan keret a api dan t rem

• Pada pem uat an, pem bongkaran dan pem indahan barang

• Tidak boleh m em indahkan barang berat j ika pekerj aan t ersebut

nyat a- nyat a m em but uhkan t enaga yang t erlalu besar ( St bl. No.

647 t ahun 1925, pasal 2) .

( 2) . Ordonansi 27 Februari 1926 t ent ang t enaga kerj a anak dan orang

m uda di kapal ( St bl. No. 87 t ahun 1926)

( 3) . Perat uran t ent ang pengaw asan di t am bang ( St bl. No. 341 t ahun

1930) .

3) Perat uran Ment eri Tenaga Kerj a Nom or Per. 01 / MEN / 1987 t ent ang

Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerj a, disebut kan bahw a :

o Anak yang t erpaksa bekerj a adalah anak- anak yang berum ur di

bawah 14 t ahun karena alasan sosial ekonom i t erpaksa bekerj a unt uk

m enam bah penghasilan baik unt uk dirinya sendiri m aupun keluarga.

o Anak yang t erpaksa bekerj a harus m endapat ij in dari orang t ua /

wali.46

Bahwa t idak dapat dipungkiri, karena t unt ut an keadaan m aka anak akan

m elakukan pekerj aan, unt uk it u pengusaha harus m em berikan

perlindungan t erhadap anak yang t erpaksa bekerj a dengan j alan :

46

(42)

ƒ Tidak m em pekerj akan lebih dari 4 j am sehari

ƒ Tidak m em pekerj akan pada m alam hari

ƒ Mem berikan upah sesuai dengan perat uran yang berlaku

ƒ Mem elihara daft ar nam a, um ur dan t anggal lahir m ulai dari bekerj a

dan j enis pekerj aan yang dilakukan.47

4) Konvensi I LO Nom or 138 yang t elah dirat ifikasi dengan Undang- Undang

Nom or 30 Tahun 1990, disebut kan bahw a usia m inim um unt uk

diperbolehkan bekerj a adalah t idak kurang dari 15 t ahun, t et api unt uk

dapat bekerj a pada t em pat yang berbahaya m inim al berusia 18 t ahun.

5) Konvensi I LO Nom or 182 yang t elah dirat ifikasi dengan Undang- Undang

Nom or 1 Tahun 2000, t ent ang t indakan seger a unt uk m enghapus dan

m engurangi bent uk- bent uk pekerj aan t erburuk unt uk anak, m enet apkan

sebagai berikut :

Segala bent uk perbudakan at au prakt ek sej enis perbudakan sepert i

penj ualan dan perdagangan anak, kerj a ij on (debt bondage) dan

perham baan, sert a kerj a paksa at au w aj ib unt uk dilaksanakan dalam

konflik bersenj at a;

Pem anfaat an, penyediaan at au penaw aran anak unt uk pelacuran,

unt uk produksi pornografi at au pert unj ukan- pert unj ukan porno;

Pem anfaat an, penyediaan at au penaw aran anak unt uk kegiat an

t erlarang, khususnya unt uk produksi dan perdagangan obat - obat an

sebagaim ana diat ur dalam perj anj ian int ernasional yang relevan;

47

(43)

Pekerj aan yang sifat at au keadaan t em pat pekerj aan it u dilakukan

dapat m em bahayakan kesehat an, keselam at an at au m oral

anak-anak.

6) Undang- Undang Nom or 23 Tahun 2002 Tent ang Perlindungan Anak,

yang m engat ur ant ara lain : set iap anak berhak m em peroleh pelayanan

kesehat an dan j am inan sosial, set iap anak berhak m em peroleh

pendidikan dan pengaj aran, set iap anak berhak m enyat akan dan

didengar pendapat nya, set iap anak ber hak unt uk berist irahat dan

m em anfaat kan w akt u luang, bergaul dengan anak yang sebaya,

berkreasi dan berekreasi.

D . H a k - H a k An a k

Anak adalah bagian dari hak asasi m anusia yang w aj ib dij am in,

dilindungi dan dipenuhi oleh orang t ua, keluar ga m asyarakat , pem erint ah

dan Negara.48

Secara int ernasional sej ak t ahun 1989 m asyarakat dunia t elah

m em punyai inst rum ent hukum , yakni Konvensi Hak Anak ( KHA) , yang

m em punyai kekuat an m engikat Negar a pesert a dan penandat anganan KHA.

KHA m endiskripsikan hak- hak anak secara det ail, m enyelur uh dan m aj u.

KHA m em posisikan anak sebagai dirinya sendiri dan hak anak sebagai

segm en ( bagian) m anusia yang harus dibant u perj uangannya bersam

a-sam a orang dew asa. KHA yang m em iliki 54 pasal it u dapat dikat egorikan

dalam em pat hak, yakni : Hak unt uk m endapat kan perlindungan (prot ect ion

48

(44)

right s) , Hak m em pert ahankan eksist ensi kehidupan (survival right s) , Hak

unt uk berkem bang fisik, psikis dan biologis (developm ent right s) dan Hak

at as part isipasi (part icipat ion right s) .

Pem erint ah dan Negara I ndonesia sebagai Negara anggot a PBB dan

m asyarakat int ernasional, sej ak Agust us 1990 sudah m erat ifikasi KHA

m elalui Keppres No 36 Tahun 1990. perat ifikasian KHA m engakibat kan

I ndonesia t erikat secara hukum unt uk m engim plem ent asikan konvensi.

I ndonesia j uga berkew aj iban m engharm onisasikan sem ua perangkat

kebij akan KHA, m ensosialisasikannya sert a m elakukan pem ant auan.

I m plem ent asi t ersebut dapat t erwuj ud dalam pem bent ukan hukum

nasional, program aksi dan kew aj iban m enbuat laporan nasional m engenai

usaha- usaha dan perkem bangan penegakan KHA di I ndonesia. Ket erlibat an

I ndonesia dalam konst elasi global t ent ang anak dan t ersedianya berbagai

perangkat kebij akan, m er upakan aw al bagi t indakan- t indakan segera dan

berlanj ut dalam pem enuhan hak- hak anak.

Berkait an dengan pekerj a anak, t elah dit et apkan hak- hak pekerj a

anak sebagai berikut :

a) Mendapat kan upah yang sam a dengan m em per hat ikan prinsip upah

unt uk pekerj aan yang sam a nilainya;

b) Mem berikan pem bat asan w akt u yang ket at dalam m elaksanakan

pekerj aannya di t em pat kerj a unt uk paling lam a 4 j am kerj a sehari, dan

dilarang unt uk m elakukan ker j a lem bur ;

c) Kepesert aan dalam program j am inan sosial dan pr ogram pem eliharaan

(45)

d) Pem berlakuan st andard keselam at an dan kesehat an secara konsist en

dan w aj ar.49

Ke w a j iba n N e ga r a Te r ha da p Ana k

Secara lebih rinci t indakan- t indakan yang harus dilakukan Negara unt uk

m elindungi hak- hak anak dalam konvensi hak anak pokoknya sebagai

berikut :

a. Kew aj iban negara unt uk m enj am in anak m em peroleh perlindungan

t erhadap hak- hak asasi dan kebebasan anak;

b. Kew aj iban Negara unt uk m elindungi anak dalam proses peradilan;

c. Kew aj iban Negara unt uk m ewuj udkan perlindungan kesej aht eraan anak

( dalam lingkungan keluarga; pendidikan dan lingkungan sosial) ;

d. Kew aj iban Negara unt uk m engat ur dalam perlindungan anak dalam

m asalah penahanan dan peram pasan kem erdekaan;

e. Kew aj iban Negara unt uk m elindungi anak dari segala eksploit asi

( per budakan, perdagangan anak, pelacuran; pornografi, per dagangan /

penyalahgunaan obat - obat an, m em peralat anak m elakukan kej ahat an

dan sebagainya) ;

f. Kew aj iban Negara unt uk m elakukan perlindungan anak- anak j alanan;

g. Kew aj iban Negara unt uk m elakukan perlindungan anak dari akibat - akibat

peperangan / konflik bersenj at a;

h. Kew aj iban Negara unt uk m elindungi anak t erhadap t indakan kekerasan

49

(46)

Set iap anggot a PBB yang m erat ifikasi KHA waj ib m engam bil sem ua

t indakan yang perlu unt uk m em ast ikan agar ket ent uan- ket ent uan yang

m em berlakukan konvensi ini dapat dit erapkan dan dilaksanakan secara

efekt if t er m asuk ket ent uan dan pener apan sanksi pidana at au sanksi lain

sebagaim ana perlunya.50

E. Ke w e na nga n Pe n a nga n a n Pe k e r j a An a k

Wewenang at au kew enangan dalam hukum t at a Negara di

deskripsikan sebagai kekuasaan hukum (recht sm acht) , j adi dalam konsep

hukum public, w ew enang at au kewenangan berkait an dengan kekuasaan.

Sebagai suat u konsep hukum public, w ew enang t erdiri at as pengaruh, dasar

hukum dan konform it as hukum . Kom ponen pengaruh berm akna bahw a

pwnggunaan wew enang dim aksudkan unt uk m engendalikan perilaku subyek

hukum . Kom ponen dasar hukum , berm akna bahw a w ew enang it u harus

selalu dapat dit unj uk dasar hukum nya. Kom ponen konform it as hukum

m engandung m akna adanya st andar w ew enang dalam hal ini konsep

w ewenang dibat asi hanya pada wewenang Pem erint ahan. Ruang lingkup

w ewenang t idak hanya m eliput i w ewenang unt uk m em buat keput usan

pem erint ahan (besluit) t et api j uga sem ua wewenang dalam rangka

m elaksanakan t ugasnya.51

Pem bent ukan wewenang dan dist ribusi wew enang ut am anya

dit et apkan dalam Undang- Undang Dasar. Pem bent ukan wew enang

50

Konvensi ILO 182 Tahun 1999

51

(47)

Pem erint ahan didasarkan pada wewenang yang dit et apkan oleh perat uran

perundang- undangan. Penanganan m asalah pekerj a anak m asuk dalam

w ewenang ket enagakerj aan, pelaksanaannya di Tingkat Pusat dit angani

oleh Dinas Tenaga Kerj a dan Trasm igrasi sedang di Daerah oleh

Pem erint ahan Daerah dan secara t eknis diserahkan kepada Dinas yang

m enangani m asalah ket enagakerj aan, dalam hal ini adalah Dinas Tenaga

Kerj a.52

Jaringan Lem baga Non Pem erint ah unt uk program aksi

penaggulangan pekerj a anak di I ndonesia ( JARAK) dalam Lokakarya

Nasionalnya t ahun 2001 m enyat akan bahw a dalam rat ifikasi Konvensi I LO

No. 138 m elalui Undang - Undang Nom or 20 Tahun 1999 t ersurat suat u

konsider an yang nyat a m enunj ukkan ket idakseriusan Negara / Pem erint ah

dalam m elaksanakan upaya perlindungan pada pekerj a anak secara t ulus

berdasarkan am anat konst it usi. Konst it usi ini m enyat akan bahw a Undang -

Undang Nom or 20 Tahun 1999 ini dilat arbelakangi upaya unt uk m enaikkan

cit ra posit if I ndonesia di m at a m asyarakat int ernasional. I ni bisa dim engert i

bahw a r at ifikasi hanya alat unt uk m enaikkan gengsi pem erint ah dan

kom it m en sem ua pem erint ah dalam m asalah anak dan pekerj a anak. Maka

j ika ini t erus berlangsung, sit uasi t erburuk anak dan pekerj a anak bisa

dipast ikan t idak m endapat kan t em pat dalam kebij akan yang dilaksanakan

oleh pem erint ah.

I dent ifikasi perm asalahan pekerj a anak di sect or berbahaya t elah

m engident ifikasi beberapa persoalan t ent ang sit uasi pekerj a anak, analisis

52

(48)

sect or int ernal dan ekst ernal yang m em pengaruhi, fakt or pengham bat an

dan pendorong dan beberapa pihak yang t erlibat dalam isu pekerj a anak di

sect or berbahaya. Salah sat u pihak t erkait dalam m asalah ini adalah

pem erint ah, baik dari eksekut if, yudikat if m aupun legeslat if, baik di t ingkat

pusat m aupun daerah. Belum opt im alnya peran Negara dalam m asalah

penanganan pekerj a anak yakni belum dipaham inya perm asalahan dengan

baik dan benar oleh pem erint ah, dan belum j elasnya kom it m en baik di

t ingkat pusat m aupun daerah.53

Pe r a n Le m ba ga Pe m e r in t a h da la m Pe n a nga n a n Pe k e r j a An a k

Peran yang harus dim ainkan Negara dalam m asalah pekerj a anak adalah

m engakom odir kepent ingan t erbaik anak unt uk m enyelam at kan

kelangsungan hidup Bangsa dan Negara, m elalui j am inan perlindungan

hidup anak- anak I ndonesia, baik oleh lem baga legislat ive, eksekut if

m aupun yudikat if adalah :

a. Legeslat if Pusat :

- Per um usan Undang- Undang dan perat uran t ent ang perlindungan anak

yang kom prehensif;

- Pengalokasian anggaran unt uk kepent ingan t erbaik bagi anak

- Melakukan pengaw asan t erhadap kinerj a eksekut if dalam

im plem ent asi Undang- Undang dan Kebij akan t ent ang perlindungan

anak;

53

Referensi

Dokumen terkait

gunaan bahasa dalam Durga Umayi tidak bisa dikatakan se bagai sebuah konstruksi yang te lah tercerabut dari akar tradisi dengan tujuan-tujuan politis, se- ' bab penggunaan bahasa

Pada saat pengujian pengujian keseluruhan, sistem bekerja dengan baik, hal ini ditunjukan, data yang berisi kode unik yang terdapat dalam tag, dapat dibaca dan

Efektivitas Implementasi Kebijakan Sistem Manajemen Mutu pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Studi Kasus Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan

sangat penting untuk memperkuat positioning produk ramah lingkungan Pertamax ini. Kedua, hasil penelitian juga menemukan bahwa sikap memediasi pengetahuan lingkungan terhadap

Di dalam metode penelitian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil analisis data, kemudian keterbatasan penelitian serta saran untuk peneliti selanjutnya yang diharapkan

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik sebab orientasi pembelajaran hanya terkait dengan

Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk bisa menulis karya ilmiah,.. mahasiswa juga dituntut agar bisa mempresentasikan karya ilmiah

Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara subtipe imunohistokimia dengan usia pada pasien kanker payudara di RSUP Sanglah Kota Denpasar.. Kata kunci: